Senin, 07 Maret 2011

REALITAS IMAN & PEKERJAAN

Banyak kalangan menyatakan bahwa bekerja adalah aktivitas terpenting dalam hidup manusia yang memungkinkan adanya pemenuhan kebutuhan dan pencapaian kualitas hidup yang memuaskan. Standar ekonomi yang tinggi, kesejahteraan, kenyamanan, fasilitas fisik yang memadai, adalah beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai tujuan mengapa seseorang harus bekerja. Namun jika kita tinjau lebih jauh dan secara spesifik kita hubungkan dengan iman Kristen yang kita yakini, ada sesuatu yang sangat mendasar dalam hal bekerja yang tidak semata-mata berorientasi pada kebutuhan hidup namun jauh lebih penting yakni, bagaimana Tuhan terlibat di dalam setiap aspek pekerjaan kita. Artinya bekerja menjadi tanggung jawab kita untuk menunjukkan kasih dan kebesaran Tuhan dalam segala hal yang kita kerjakan termasuk dalam hal-hal kecil dan nampaknya sederhana.
Sikap kita terhadap pekerjaan dapat menunjukkan bagaimana kita belajar memaknai keimanan kita di dalam Tuhan Yesus Kristus. Hal ini yang membedakan cara pandang kebanyakan orang terhadap pekerjaan, dengan cara pandang kita yang mendasarkan segala aktivitas pekerjaan pada nilai-nilai keimanan Kristen yang sangat agung.

Ada banyak teladan yang telah Yesus tinggalkan selama masa kerjaNya di dunia ini.

KetaatanNya kepada Bapa menggambarkan kepada kita bagaimana layaknya menghargai otoritas kepemimpinan yang lebih tinggi. Tidak ada satupun perintah Bapa yang Dia abaikan, bahkan hingga kematianNya di atas kayu salib menunjukkan sikap penundukan diri yang tanpa syarat dan penuh kerelaan terhadap segala hal yang harus ditanggungNya.   
OrientasiNya terhadap kepentingan orang banyak oleh dorongan hati yang penuh belas kasihan dan kemurahan. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri serta hidup dalam kebersamaan. Banyak orang tidak berhasil dalam pekerjaanNya karena sikap mementingkan diri sendiri dan tidak mau menyelaraskan dirinya dengan kebutuhan orang lain. Perbedaan itu selalu ada dan bisa saja sewaktu-waktu memunculkan konflik dalam pekerjaan. Namun sebagai anak-anak Tuhan, kita belajar dari kebenaran Firman Tuhan untuk hidup dalam kerendahan hati dan penuh kedamaian dengan orang lain.
Pemahaman Yesus terhadap visi dan misi yang diembanNya telah menginspirasi banyak orang terutama para pengikutNya untuk berbuat jauh lebih baik dari sebelumnya. Kekurangan dan kelemahan masing-masing orang pasti ada, dan itu sangat manusiawi. Namun Yesus mampu memberdayakan seseorang, dari yang tidak berarti apa-apa, menjadi seseorang yang tercatat di sepanjang sejarah keimanan Kristen.
Kita bisa lihat kehidupan Petrus yang pernah terjatuh dalam kesalahan karena menyangkal Yesus sebanyak 3 kali menjelang penyalibanNya. Namun di tengah kegagalan Petrus, Yesus mampu memulihkan dia dari keterpurukan karena perasaan bersalah, bahkan Petrus dipakai Tuhan untuk membawa pertobatan bagi 3000 orang di sejarah gereja mula-mula.
Hal ini sangat menguatkan kita. Ada banyak hal yang bisa membuat kita gagal, dan mungkin tidak seorangpun memahami perasaan kita. Namun selama kita masih bergantung kepada Tuhan dan tidak meninggalkan Dia, maka Tuhan dapat mengangkat kita dari kegagalan dan membuat kita berhasil lebih dari apa yang mampu kita pikirkan.

Di tengah kepenatanNya karena volume pekerjaan yang sangat tinggi, Yesus masih tetap menyediakan waktu “menyendiri” dengan BapaNya. Ini memberikan tuntunan bagi jiwa kita bahwa bagaimanapun tingkat kesibukan yang kita alami dalam pekerjaan, seyogyanya kita masih memiliki waktu untuk tinggal di dalam hadirat Tuhan melalui doa pribadi kita dan memohon kekuatan dari Bapa untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab kita dengan sebaik-baiknya.     


Pekerjaan apapun yang kita lakukan, di dalamnya terkandung rencana Tuhan, baik dalam diri pribadi kita maupun dalam kelompok organisasi yang lebih besar. Banyak hal yang bisa kita syukuri dalam pekerjaan kita, yang tidak hanya berfokus kepada nilai-nilai finansial yang kita terima atau status sosial di tengah masyarakat yang mungkin bagi banyak orang menjadi prioritas utama dalam pengejaran mereka sampai menguras banyak waktu dan tenaga untuk mencapainya. Namun bagi kita pekerjaan adalah sesuatu yang sangat berharga karena Tuhan terlibat di dalamnya. Pada akhirnya hanya Tuhan yang harus dimuliakan melalui pekerjaan kita.(Setyoningsih-Pelayan Multimedia GPdI “Anugerah” Bekasi)         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar