Sabtu, 30 November 2019

Bukan Roti Biasa

Matius 26:26
Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “mbillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 135; Yohanes 12; Ratapan 1-2

Ada persamaan yang sangat jelas antara orang banyak yang mengikuti Yesus pada 2000 tahun lalu dan saat ini, mereka mengejar berkat jasmani! Hal ini dapat kita ketahui dengan jelas karena Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” (Yohanes 6:26).

Setelah kejadian Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki saja, belum termasuk anak-anak dan wanita dengan hanya lima roti dan dua ikan, maka makin bertambah banyak orang yang mengikut Yesus, namun dengan motivasi hanya untuk di kenyangkan secara jasmani. Bukankah kita menemukan hal yang sama di jaman sekarang?

Banyak orang ke gereja, berdoa bahkan berpuasa demi memuaskan keinginan dagingnya. Bukan berarti meminta kebutuhan jasmani itu salah, namun jika hal itu yang menjadi motivasi utama mencari Yesus itulah yang salah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata, “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yohanes 6:35).

Yesus adalah menu utama yang akan membawa kehidupan kita. Jangan Anda datang untuk mencari makanan ringannya, atau menu penutupnya. Jika Anda tidak makan “Roti Kehidupan” itu, sekalipun Anda mendapatkan kebutuhan jasmani, maka semua yang Anda dapatkan sia-sia. Mulai hari ini, pastikan bahwa menu utama yang dihidangkan bagi Anda selalu Anda santap, baru mintalah hidangan selanjutnya.

Yesus adalah roti hidup, itulah yang seharusnya menjadi santapan utama kita setiap hari. 


Gbu all...

Jumat, 29 November 2019

Jika Anda Percaya Pada Tuhan...

Mazmur 119:67-68

Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 134; Yohanes 11; Yeremia 43-44

Saat itu di tahun 1968 saya dalam perjalanan dengan pesawat terbang menuju New York – penerbangan rutin dan normal yang membosankan. Tetapi kali ini sepertinya tidak. Saat pesawat bersiap untuk mendarat, pilotnya menyadari bahwa roda tidak bisa diturunkan. Penumpang akhirnya diberitahu untuk menundukkan kepala dan menempatkannya di antara kedua kaki mereka sambil memegang pergelangan kaki untuk mengurangi dampak kecelakaan.

Kemudian, hanya beberapa menit sebelum mendarat, pilot membuat pengumuman melalui pengeras suara: “Kita akan mulai pendaratan. Pada saat ini, sesuai dengan peraturan penerbangan internasional di Jenewa, sudah menjadi tanggung jawab saya untuk memberitahu bagi Anda yang percaya kepada Tuhan untuk memanjatkan doa.”

Saya senang dapat memberitahu bahwa pendaratan dapat dilakukan dengan baik. Tidak ada yang terluka, selain kerusakan besar pada pesawat, dan maskapai penerbangan akan mengingat hal itu dalam waktu yang lama.

Luar biasa. Satu-satunya yang memunculkan aturan “rahasia” penerbangan tadi adlah krisis. Ketika menghadapi tepi jurang, menemui jalan buntu, menghadapi kawat berduri, tidak menemukan jalan keluar… maka saat itulah masyarakat kita membuat sebuah pengakuan untuk Tuhan – “Jika Anda percaya… maka Anda harus berdoa.”

Inilah yang terjadi dalam kehidupan, ketika kita menghadapi krisis baru kita ingat bahwa dengan iman percaya kepada Tuhan dan sebuah doa sederhana, pertolonganTuhan mungkin datang. Penderitaan mengingatkan kita pada Tuhan. Bahwa di atas kondisi kita yang paling buruk sekalipun, ada satu pribadi yang berdaulat yang dapat mengubah situasi dan kondisi tersebut dalam sekejab. Pribadi itu adalah Yesus Kristus. Dan bagi Anda yang percaya kepada-Nya… dalam kondisi apapun, tidak perlu menunggu krisis terjadi dalam hidup Anda, panjatkanlah doa kepada-Nya dengan disertai ucapan syukur. Percayalah bahwa Dia mendengarkan Anda, bahkan Dia bersama Anda. (Day by day; Charles Swindoll)

Ketika krisis datang, undanglah Tuhan dan Dia akan menolong dan mengajar Anda untuk melaluinya. 


Gbu all....

Kamis, 28 November 2019

Pencuri Keakraban

I Yohanes 1:8-9
Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 133; Yohanes 10; Yeremia 40-42

Seorang laki-laki tua bersahabat dengan seorang anak laki-laki remaja yang bekerja bersamanya di sebuah toko kerajinan kayu. Mereka sering bekerja bersama untuk memasang bagian-bagian rumit dari kerajinan kayu untuk di jual di toko-toko cinderamata lokal.

Suatu hari, anak laki-laki itu mencuri beberapa pahatan kayu di tempat itu. Laki-laki tua yang menyaksikan kejadian itu dari dapur tidak mengatakan apa-apa tentang kejadian itu. Namun beberapa hari kemudian anak itu tidak masuk kerja. Bahkan ketika mereka bertemu, anak itu mulai menjauh dan merasa malu. Persahabatan mereka yang dulunya begitu akrab, kini terputus. Keduanya seperti dua orang asing yang baru bertemu.

Hal yang sama terjadi ketika kita berbuat dosa. Akibat paling berbahaya bukanlah kerugian akibat tindakan kita yang salah, namun rusaknya hubungan kita dengan Allah. Hubungan kita yang akrab dengan Bapa sorgawi terputus, bukan karena Tuhan tidak ingin bersekutu dengan kita, namun karena kita yang bersembunyi dan menjauhkan diri dari-Nya. Namun karena kasihnya yang begitu besar, Yesus hadir dalam hidup kita untuk menghapus semua rasa malu, rasa tertuduh dan juga menanggung semua dosa kita. Hal ini Yesus lakukan, agar hubungan kita dengan Allah Bapa dipulihkan kembali.

Jika hari ini Anda merasa ada yang menjadi penghalang hubungan Anda dengan Bapa, apakah itu rasa bersalah, kemarahan, kebencian atau dosa lainnya, datanglah kepada Yesus. Akuilah dengan kerendahan hati semua yang telah Anda lakukan dan alami. Mintalah Yesus untuk memulihkan Anda, dan mencairkan kebekuan yang ada dalam hubungan Anda dengan Bapa.

Allah sedang menantikan Anda, Dia ingin berbincang akrab dengan Anda kembali. Jangan biarkan dosa mencuri keakraban Anda dengan Bapa Sorgawi.


Gbu all....

Rabu, 27 November 2019

Apakah Anda Punya Waktu Sebentar?

Yesaya 40:31
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 132; Yohanes 9; Yeremia 39, 52

Penantian kita akan Tuhan tergantung dari iman kita tentang siapa Dia. Kita tahu melalui firman Tuhan bahwa Dia adalah Tuhan yang kekal dan berkuasa. Jika pewahyuan ini masuk dalam jiwa kita, maka penantian kita tidak akan membosankan karena kita akan menantikan kehadirannya dengan penuh semangat.

Dengarlah apa kata-Nya:

Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.” ~ Yesaya 40:27-28. Kemudian dia melanjutkan, “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,” (ayat 29-30).

Apa yang manusia anggap kuat, tidak ada apa-apanya dihadapan TUhan, tetapi mereka yang menanti-nantikan Tuhan, tidak akan merasa letih dan lesu namun akan diperbaharui kekuatannya. Dengarkanlah, bahwa mereka yang menantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan dari-Nya. Mereka akan berjalan tidak menjadi lelah bahkan tidak akan dibiarkan terjatuh.

Mereka yang menanti-nantikan Tuhan, kekuatannya akan diperbaharui seperti pada burung rajawali. Anda akan naik terbang mengatasi badai kehidupan. Didalam hadirat Tuhan, Anda akan mengalami kasih dan sukacita yang tidak akan pernah ada akhirnya.

Hari ini, sadarilah bahwa Anda yang telah di lahirkan kembali, Anda memiliki DNA-nya Allah. Anda tidak bisa lagi hidup dengan cara dunia ini. Anda perlu menantikan Tuhan, meminta petunjuk-Nya dan berjalan dalam ketaatan untuk menggenapi kehendak Tuhan.

Jika Anda hari ini merasa lelah dan tak berdaya, ambillah waktu untuk berdoa dan nantikanlah Tuhan. Angkatlah wajah Anda dan pandanglah Yesus. Dia ingin berbincang dengan Anda. Dia menanti-nantikan waktunya untuk melimpahkan kekuatan kepada Anda. Apakah Anda punya waktu untuk Tuhan?

Apakah Anda punya waktu sebentar? Tuhan pencipta dunia ini ingin bertemu Anda. 


Gbu all....

Selasa, 26 November 2019

Tidak Menyerah Hadapi Tragedi

Ibrani 10:36
Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 131; Yohanes 8; Yeremia 37-38

Pada tanggal 2 bulan Juli, 1932, di Atlantic City, seorang bayi laki-laki lahir. Enam minggu kemudian, sepasang suami istri mengadopsinya, tetapi pada saat usianya 5 tahun, ibu angkatnya meninggal dunia. Ayahnya membawanya dari satu kota ke kota lain untuk mencari pekerjaan, hingga saat usianya 12 tahun, anak laki-laki itu mendapatkan pekerjaan pertamanya di sebuah restoran – dan dia menyukainya. Ketika dia berumur 15 tahun, ayahnya ingin pindah lagi, tetapi anak muda ini menyukai pekerjaannya di Hobby House restoran. Akhirnya dia membuat keputusan, dia berhenti sekolah dan pindah ke YMCA dan bekerja sepenuh waktu di restoran itu.

Beberapa tahun kemudian, bos dari Hobby House menawarkan anak muda itu kesempatan. Bosnya memiliki empat restoran KFC yang merugi, dan memintanya untuk membuat restoran itu berhasil. Dengan kerja keras dan tujuan yang kuat, selama empat tahun usaha itu sukses. Akhirnya restoran itu di jual kembali ke KFC, dan dia menjadi jutawan dalam usia 35 tahun. Siapa anak muda ini? Namanya Dave Thomas, pendiri Wendy’s. 45 tahun setelah ia drop out dari sekolah-nya, Dave akhirnya berhasil mendapatkan ijasahnya.

Dunia penuh dengan orang seperti Dave, mereka menghadapi tragedy, penyakit, terluka, kemiskinan dan kesulitan di berbagai area, dan mereka tidak menyerah dengan keadaan serta menjadi orang yang dikagumi oleh banyak orang.

Orang-orang tersebut adalah orang yang mau berjuang dan bekerja keras. Tuhan ingin kita menjadi orang jenis ini. Pribadi yang tidak takut atau dilemahkan oleh kesulitan. Rasul paulus menulis kepada Timotius bahwa Tuhan tidak memberi kita roh ketakutan tapi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban (II Timotius 1:7). Ketakutan hanya akan membuat Anda kehabisan tenaga dan mematahkan semangat Anda. Namun bersama dengan Kristus, Anda akan mendapatkan kekuatan untuk menanggung segala perkara. Jangat takut saat kesulitan datang, tetapi lihatlah kedepan dan jalani dengan penuh antusias, semangat dan kasih.

Orang yang sukses dan gagal sama-sama berjuang, namun yang membedakan mereka adalah seorang sukses tidak menyerah dengan kegagalan. 


Gbu all....

Senin, 25 November 2019

Apapun Jawaban-Nya, Percayalah!

I Yohanes 5:14
Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 129; Yohanes 6; Yeremia 32-33

Seringkali kita berdoa dan mengharapkan jawaban doa yang cepat. Kenyataannya - Tuhan selalu menjawab doa! Ya, selalu. Dan inilah sesuatu yang Anda tidak ingin dengar – jawaban-Nya tidak selalu "Ya". Kadang - sebenarnya sering kali – Tuhan menjawab “tidak.”
Mengapa? Tuhan ingin kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, bukan hanya upaya saat putus asa, datang kepada Tuhan hanya saat Anda membutuhkan-Nya. Dia ingin sebuah "hubungan" dengan kita.

Tuhan tahu Dia bisa memperbaiki keadaan dalam sekejab. Namun kita cenderung melihat apa yang terjadi dengan cara pandang kita yang terbatas. Ketika seseorang yang kita kasihi sakit - apa yang bisa kita lakukan? Kita tidak bisa membayar tagihan kita dan mereka memutus aliran listrik - apa yang akan kita lakukan? Tuhan tahu. Anak-anak bertindak diluar batas - Tuhan tahu. Pekerjaan tak tertahankan - Tuhan tahu. Pasangan Anda terjebak dalam dosa - Tuhan tahu. Anda berada di batas akhir kekuatan Anda - Tuhan sangat tahu!

Lalu mengapa Tuhan mengijinkan semua itu terjadi dalam kehidupan kita? Agar kita terus berharap kepada-Nya. Sebagai manusia, kecenderungan alami kita adalah bersikap sombong dan merasa bisa menjalani kehidupan ini tanpa bantuan siapapun, termasuk Allah. Jika kesulitan menghampiri kita, Allah hanya ingin mengingatkan kita bahwa kita tidak bisa hidup tanpa Dia.

Dalam kondisi tak berdaya itu, kita sering bertanya, “bagaimana caranya mengubah situasi ini?” Jawabannya sangat mudah, “doa berkuasa mengubah banyak hal,” dan itu adalah sebuah kebenaran. Doa membuat kita mendekat pada Allah, dimana kita bisa meminta bantuan-Nya atas hal apapun. Ketika Anda mendekat kepada Allah, dan melihat situasi yang ada dengan cara pandang-Nya, maka Anda akan melihat bahwa yang sebelumnya adalah sebuah jalan buntu, ternyata dibaliknya ada sebuah jalan yang telah Allah siapkan.

Ketika Anda berdoa, siapkan diri Anda untuk segala kemungkinan jawaban yang akan Allah berikan. Jangan membatasi diri Anda dengan sebuah skenario. Allah selalu menjawab setiap doa kita dengan cara-Nya yang unik, tapi percayalah bahwa apapun jawaban yang Dia berikan, itu yang terbaik bagi Anda.

Jika jawaban doa yang Allah berikan sepertinya tidak sesuai dengan keinginan Anda, jangan kecewa. Dia tahu yang terbaik bagi Anda.


Gbu all....

Minggu, 24 November 2019

Glowing In The Dark

Efesus 5:8
Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 128; Yohanes 5; Yeremia 30-31

Sepulang dari sebuah perjalan ke luar negeri, seorang pria membelikan oleh-oleh bagi istrinya berupa sebuah kotak korek api yang bercahaya dalam gelap. Saat ia memberikan kepada istrinya, ia ingin memperlihatkan pada istrinya bahwa kotak itu bisa bercahaya, namun sewaktu lampu di nyalakan kotak itu tidak mengeluarkan Cahaya.

“Dagelan yang tidak lucu,” demikian seru istrinya.

Dengan kecewa pria itu berkata, “Aku telah tertipu.”

Tapi saat istrinya membolak balik kotak korek api itu, dia melihat sederet kalimat dalam bahasa Perancis. Setelah bertanya pada seorang teman, ternyata kalimat itu berbunyi, “Jika Anda ingin saya bersinar pada malam hari, jemurlah saya di bawah terik matahari.” Karena itu si istri menempatkan kotak itu di jendela. Sorenya saat sang suami pulang, ia memadamkan lampu dan memperlihatkan pada suaminya bagaimana kotak itu sekarang bisa bercahaya.

Suaminya heran dan bertanya, “Apa yang kau lakukan?”

Istrinya menjawab, “Aku sudah tahu rahasianya. Kotak itu harus di jemur di bawah terang supaya dapat bercahaya.”

Sama halnya dengan orang percaya, jika kita ingin bersaksi di tengah gelapan dunia ini, kita harus berada di dalam terang Tuhan dulu. Berjemurlah dalam terang firman Tuhan, penuhilah hidup Anda dengan hadirat Tuhan, dan ijinkan Roh Kudus memakai hidup Anda untuk bercahaya dalam kegelapan.

Rasul Paulus menuliskan kepada orang percaya di Filipi seperti ini, “Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.” Filipi 2:15-16.

Anda tidak bisa bersinar dengan kekuatan Anda sendiri. Anda hanya bisa bersinar jika Anda berada dibawah terang Kristus Yesus.


Gbu all....

Sabtu, 23 November 2019

Memberi Dengan Sukacita

2 Korintus 9:7
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 112; 1 Petrus 4; Yehezkiel 26-27
Mengapa Allah ingin kita memberi dengan sukacita dan tanpa paksaan bukannya sebuah kewajiban? Jawabannya sangat sederhana, karena Allah tidak butuh pemberian Anda. Allah adalah pemilik seluruh alam semesta ini, Dia tidak membutuhkan derma dari kita. Lagi pula, memberi kepada Tuhan bukan sebuah syarat agar kita dapat menerima sesuatu dari-Nya. Kita memberi karena kita telah menerima berkat dari Tuhan.
Ketika kita memberikan sebagian kecil dari harta yang kita telah terima, itu adalah bentuk ungkapan syukur. Seperti seorang anak kecil yang menerima hadiah dari orangtuanya, dia pasti akan mengungkapkan rasa terima kasihnya.
Memberi mengajarkan kita untuk bermurah hati dan tidak tamak yang merupakan karakter Ilahi. Tuhan ingin anak-anak-Nya bertumbuh menjadi serupa dengan-Nya. Memiliki karakter-karakter-Nya. Sama seperti Tuhan bersukacita saat Ia memberkati kita, demikian juga seharusnya kita ketika memberkati sesama kita.
Mari bersukacita bukan karena berkat yang akan Anda terima ketika memberi, namun bersukacitalah karena bisa menjadi berkat dengan memberi apa yang telah Anda terima.


Gbu all...

Jumat, 22 November 2019

Mempertontonkan Iman

Matius 5:16
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 110; 1 Petrus 2; Yehezkiel 23-24

Bukan sikap kita di hari Minggu pagi yang menggambarkan dalamnya iman kita kepada Kristus, tetapi sikap kita dalam keseharian kita di dalam pekerjaan dan di rumah. Bagaimana Anda bekerjsama dengan rekan kerja Anda, bagaimana Anda bersikap kepada pemimpin Anda, bagaimana Anda melayani klien, semua hal itulah yang akan memperlihatkan iman Anda yang sesungguhnya.

Kehidupan adalah arena dimana Anda mempertontonkan iman dan karakter Anda yang sesungguhnya. Sebagian besar waktu Anda di habiskan dimana? Pekerjaan? Disanalah Anda akan menemukan orang-orang yang mengenal pribadi Anda yang sesungguhnya. Pekerjaan dan hubungan dengan sesama memberikan tekanan dan gesekan setiap harinya, saat itulah Anda memperlihatkan karakter Anda yang sesungguhnya, dan iman Anda ditunjukkan secara terbuka kepada orang di sekeliling Anda.

Yusuf adalah sebuah teladan bagaimana ia dapat mempertontonkan iman dan karakter Ilahi dalam kehidupan kesehariannya. Di rumah Potifar, di dalam penjara ataupun di bangku perdana menteri Mesir, Yusuf tetap menunjukkan integritas dan iman yang benar kepada Allah.

Bahkan ketika Yusuf menghadapi saudara-saudaranya yang telah menjualnya sebagai budak, Yusuf bukannya membalas dendam atas apa yang telah mereka lakukan, namun dengan besar hati ia mengampuni mereka bahkan memelihara kehidupan mereka. Yusuf mempertontonkan karakter yang mulia yang terbentuk dari hubungan yang intim dengan Allah.

Iman kepada Allah bukan sekedar penampilan sesaat di hari Minggu. Iman kita yang sesungguhnya dipertontonkan dalam keseharian. 
 
Gbu all...

Kamis, 21 November 2019

Kristen Make-Up

Amsal 31:30
“Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 122; 3 Yohanes 1; Yehezkiel 42, 25

Seorang wanita agar terlihat cantik di depan orang banyak maka ia akan berdandan. Ia akan me-make-up wajahnya dengan alat-alat kecantikan yang ia telah beli dari toko kecantikan tertentu. Pada satu sisi tujuan dari wanita merias wajah adalah baik, tetapi di satu sisi yang lain ada hal kurang baiknya.

Bagi yang terbiasa berdandan, ia tidak akan percaya diri dengan wajahnya yang tanpa make-up sehingga begitu keluar dari rumah maka wajahnya akan penuh dengan warna. Tidak jarang, untuk menipu wajah mereka yang sedang ditumbuhi jerawat maka mereka akan menebalkan riasan wajah agar tidak terlalu kentara dilihat orang.

Orang-orang Kristen sekarang ini cukup banyak yang berlaku layaknya seperti wanita yang me-make-up wajahnya. Agar terlihat orang lain sebagai pengikut Kristus yang taat dan baik, ia memoles habis-habisan sisi penampilan luarnya. Berpakaian rapi dan sopan, wangi, selalu melemparkan senyum kepada orang lain, dan hal-hal baik lainnya.

Jika boleh jujur, Allah tidak terlalu mementingkan semua itu. Dari Alkitab perjanjian lama sampai perjanjian baru diketahui bahwa Allah hanya concern dengan apa yang ada di dalam diri manusia. Bahkan saat Tuhan Yesus datang ke dunia dan melihat hidup ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang sepertinya saleh ketika itu, Dia justru memberikan kecaman kepada mereka.

Berpenampilan menarik dan simpatik di depan orang yang kita temui sebenarnya tidak salah, tetapi alangkah lebih baik jika kita lebih memfokuskan diri kepada apa yang dalam diri kita. Implikasinya, ketika kita melakukan apapun di depan orang lain maka apa yang kita lakukan itu benar-benar jujur, apa adanya.

Saat kita tersenyum kepada orang lain maka senyum yang kita lemparkan kepada orang lain itu adalah senyum yang berasal dari dalam hati kita. Saat kita memberikan semangat kepada orang yang sedang dalam putus asa, kata-kata yang kita keluarkan adalah kata-kata yang benar tulus dari dalam diri kita.

Jika ada diantara Anda saat ini yang masih menjadi Kristen make-up, berhentilah sekarang juga! Jadilah pribadi yang jujur kepada Allah dan sesama manusia karena sesungguhnya inilah kerinduan hati-Nya kepada setiap kita, anak-anak yang dikasihi-Nya.

Dari segala yang Allah lihat pada manusia, Dia lebih tertarik dengan hatinya, bukan yang lain.


Gbu all...

Rabu, 20 November 2019

I Need Jesus

Yohanes 15:5b
“sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 121; 2 Yohanes 1; Yehezkiel 29:17 - 30:19

Delapan tahun yang lalu, saya melakukan sebuah kesalahan yang cukup fatal yakni saya sombong ke Tuhan. Saat itu saya bilang dalam hati saya bahwa saya bisa melakukan apa pun seorang diri, tanpa bantuan-Nya sekalipun. Dalam argumen saya, saya berkata bahwa saya memiliki otak yang cukup cerdas sehingga saya tidak terlalu membutuhkan pertolongan dari-Nya atau dari siapapun.

Keangkuhan saya runtuh seketika ketika saya melihat apa yang saya lakukan tidak ada yang benar. Mata pelajaran-mata pelajaran yang sewaktu SMP dulu saya kuasai, di SMA justru saya mendapatkan nilai yang jelek. Saya frustasi dengan keadaan itu sampai satu titik akhirnya saya menyerah juga kepada Tuhan. Saya berdoa kepada-Nya, memohon agar Dia kembali menuntun kehidupan saya. Ketika saya melakukan ini ternyata membuahkan hasil.

Nilai-nilai rapor caturwulan I saya di sekolah yang dulunya anjlok justru kembali naik. Tingkat kerohanian saya yang sempat down karena berbulan-bulan tidak melayani dan membangun hubungan dengan-Nya secara pribadi akhirnya kembali menyala-nyala.

Di luar Tuhan, Anda tidak dapat akan berbuat apa-apa. Anda akan menjadi orang-orang yang kerap menemui kegagalan demi kegagalan dalam kehidupan Anda. Oleh karenanya, jangan sekali-kali mencoba untuk menjauh dari-Nya. Bangun terus hubungan pribadi yang intim dengan-Nya setiap hari karena itu akan membuat Anda semakin mengenal-Nya dan mengetahui siapakah Anda di hadapanNya.

Orang-orang yang tidak membutuhkan Yesus pada dasarnya adalah orang-orang yang tidak sadar bahwa dirinya lemah.


Gbu all...

Selasa, 19 November 2019

Waspadai Isi Dompet Anda

Lukas 12:15

Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 119:89-150; 1 Yohanes 4; Yehezkiel 44-45

Cinta akan uang seringkali menguasi hati manusia sehingga mengorbankan hati nuraninya dan mengabaikan nilai-nilai kebenaran. Allah memberi peringatan keras tentang hal ini, karena mamon atau harta seringkali menggeser posisi Allah dalam kehidupan kita, padahal semua itu sifatnya sementara.

Dalam sebuah renungan harian, saya membaca sebuah kisah yang sangat mengesankan. Suatu saat dua orang pemain bola professional terjebak oleh badai salju di Rocky Mountain. Mereka terpaksa meninggalkan kendaraan yang mereka pakai untuk mencari tempat perlindungan. Setelah bersusah payah, mereka menemukan sebuah tempat dan untungnya disana ada beberapa potong kayu dimana bisa menghangatkan tubuh mereka. Namun sayangnya mereka tidak memiliki apapun untuk menyalakan api. Mereka hampir saja putus asa, untung salah satu dari mereka menemukan sebuah ide, mereka masih memiliki uang kertas di dompet mereka.

Segera saja lembaran-lembaran uang kertas itu dibakar diantara potongan-potongan kayu itu. Akhirnya api bisa menyala dan mereka bisa menghangatkan tubuh, hal ini menolong mereka bertahan melawan suhu yang membeku hingga pertolongan datang.

Terkadang Tuhan mengijinkan keadaan yang membuat kita bisa menempatkan harta kita sebagaimana seharusnya, sama seperti dua orang pemain sepak bola itu. Mereka sadar bahwa uang ribuan dolar yang ada dikantong mereka tidak sepadan dengan kehilangan nyawa. Demikian juga seharusnya kita sebagai orang percaya, harta dan uang yang kita bisa miliki di dunia ini, sebanyak apapun tidak sebanding dengan kehidupan kekal di dalam Yesus Kristus. Jadi jangan Anda tukarkan harta yang kekal itu dengan sesuatu yang fana. Tentukan prioritas Anda.

Uang adalah fasilitas yang Tuhan beri agar Anda bisa efektif melayani Dia. Jangan sampai Anda menjadikan uang Tuhan atas hidup Anda. 


Gbu all...

Senin, 18 November 2019

Pe De Aja Lagi

Yosua 1:7
“Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 120; Yehezkiel 48; Yehezkiel 46-47

Beberapa tahun yang lalu, seorang alumni dari kampus dimana saya berada pernah berkata kepada saya, “Jika kamu sudah memasuki dunia kerja maka kamu tidak akan bisa seperti sekarang. Kamu tidak akan bisa menjadi orang yang 100% Kristen”. Mendengar hal itu, saya pun bertanya, “Kok bisa?” Kakak Alumni saya pun memberikan jawabannya, “Karena sekali kamu menunjukkan kekristenan kamu, maka perusahaan-perusahaan akan memusuhi kamu”.

Sejujurnya, saya tidak pernah mempercayai ucapan senior saya tersebut. Hal ini bukanlah karena saya merasa bahwa tingkat rohani saya sudah tinggi atau sangatlah baik, tetapi karena saya beriman bahwa Allah ada bersama dengan hidup saya sehingga saya tidak perlu takut untuk menujukkan siapakah diri saya sebenarnya. Terbukti, ketika saya sudah lulus dari bangku kuliah dan tetap memegang apa yang saya imani, saya tetap bisa bekerja dan bahkan mendapatkan penghasilan yang bagus.

Menjadi pengikut Kristus di tengah-tengah dunia memang bukan perkara yang mudah, tetapi jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk mengambil sikap “abu-abu”. Jadilah orang Kristen yang sejati ! Hiduplah seperti yang dikatakan Allah kepada Anda. Janganlah takut dengan omongan miring orang lain terhadap Anda, percaya dirilah dengan nilai-nilai kebenaran yang Anda pegang karena sesungguhnya ketika Anda melakukan ini Bapa di Surga sedang tersenyum kepada Anda.

Pengikut Kristus sejati tidak perlu malu untuk menunjukkan iman-Nya kepada dunia. 


Gbu all...

Minggu, 17 November 2019

Menikmati Proses

Yakobus 1:2-3

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 119:1-88; 1 Yohanes 3; Yehezkiel 42-43

Kita saat ini hidup dalam sebuah budaya instant. Mulai dari makanan hingga keberhasilan atau kesuksesan, kita inginkan yang instant, itu sebabnya tayangan-tayangan pencarian bakat banyak diminati.

Namun Allah tidak bekerja dengan cara instant ini. Dia membuat kita mencapai keberhasilan dengan menjalani proses. Tuhan ingin kita memiliki kesabaran dan stabilitas dalam diri kita sehingga kita “menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.” (Yakobus 1:4).

F.B Mayer seorang pendeta Babtis asal Inggris pernah memberikan sebuah ilustrasi tentang proses yang menghasilkan kualitas ini seperti berikut: Sepotong besi seharga $2.50, kalau di tempa menjadi tapal kuda akan menjadi seharga $5. Jika ditempa menjadi jarum, harganya naik menjadi $175. Kalau ditempa dan dibentuk menjadi pisau silat harganya akan berlipatganda menjadi $1.625. Kalau dibentuk menjadi jarum penunjuk arloji, harganya melonjak lagi menjadi $125.000.

Setiap tempan dan pembentukan terhadap besi tersebut akan meningkatkan nilai jualnya. Lebih banyak di tempa, dipukul, dibakar, maka nilainya semakin tinggi. Demikian juga dengan manusia. Jika Anda mengalami banyak pembentukan, tempan, dan ujian, maka karakter mulia yang ada di dalam diri Anda semakin terbentuk.

Ingatlah bahwa Anda tidak perlu menjalani kehidupan ini dengan tergesa-gesa, nikmatilah prosesnya dan “Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang,”


Gbu all...

Sabtu, 16 November 2019

Istana Pasir

Matius 7:24
Setiap orang yag mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orangnyang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 117; 1 Yohanes 1; Yehezkiel 38-39

Dalam sebuah kamp pemuda, mereka membuat permainan membangun istana pasir di pantai. Beberapa kelompok di buat dan mereka ditantang untuk membuat istana pasir setinggi mungkin. Ketika mereka sedang membangun istana-istana pasir itu, deburan ombak yang menyapu pantai terus saja menggempur bangunan yang mereka buat. Dengan menggunakan apapun yang mereka temukan, anak-anak muda itu berusaha membangun istana pasir mereka setinggi dan sekuat mungkin sehingga dapat bertahan dari gempuran air laut. Setelah istana itu terbangun mereka menaruh sebuah bendera kecil diatasnya. Air pasang naik, dan anak-anak muda itu kembali ke villa mereka.

Ketika air pasang itu telah surut, beberapa anak muda itu kembali ke pantai dan mendapati beberapa istana pasir mereka telah hilang, dan yang masih bertahan pun bentuknya sudah tidak karuan. Hasil kerja keras yang mereka banggakan kini sudah lenyap.

Kehidupan ini layaknya istana pasir tadi, Yesus berkata, jika kita membangun kehidupan kita di atas pasir, unsur-unsur dunia akan dengan mudah menghancurkan bangunan kehidupan kita. Namun jika kita membangun kehidupan kita di atas dasar yang kuat dan baik, yaitu batu karang yang teguh, maka bangunan kehidupan kita tahan terhadap segala yang melanda kehidupan kita.

Yesus meminta kita agar membangun kehidupan kita di atas firman-Nya dan menjadi pelaku-pelaku atas apa yang Ia telah ajarkan. Dasar kehidupan yang dibangun diatas kebenaran firman Tuhan inilah yang akan membuat bangunan kehidupan kita menjadi kuat, sehingga kita dapat tetap teguh berdiri ketika badai melanda.

Krisis hanyalah sebuah ujian atas bangunan kehidupan yang telah Anda bangun. Jika Anda membangun dasarnya dengan benar, maka Anda tidak perlu kuatir ketika badai melanda. 


Gbu all...

Jumat, 15 November 2019

Hati-Hati Bahaya Mengancam Anda

Yesaya 40:11
Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 118; 1 Yohanes 2; Yehezkiel 40-41

Jika Anda tinggal di daerah pedesaan, mungkin Anda pernah mendengar tentang hewan ternak yang diganggu oleh hewan liar. Musang adalah salah satu contoh predator yang sering kali membunuh hewan ternak para petani. Musang dikenal licik dan buas, bahkan kandang yang telah dibuat para petani pun seringkali tidak dapat menghalangi mereka.

Dalam kehidupan ini, tanpa sadar kehidupan kita juga terancam oleh pemangsa yang siap mencuri, merampok dan membunuh kehidupan spiritual kita. Yohanes 10:10a berkata, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;.” Pencuri itu adalah iblis yang berkeliling mencari kesempatan di mana kita lengah dan siap diterkamnya. Dia dapat menyelinap kapan saja saat kewaspadaan kita turun dan siap membinasakan kehidupan kita. Ancaman ini serius, namun sedikit dari kita yang menyadarinya.

Jalan keluarnya untuk masalah ini sangat mudah, datanglah pada Yesus, Gembala Agung kita yang siap untuk membela dan melindungi kita dari bahaya. Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” (Yohanes 10:11). Pastikan Anda terhubung terus dengan Yesus. Jadilah seperti seekor domba yang mengenal suara gembalanya. Karena selama Anda berada di dekat dengan gembala itu, maka bahaya seperti apapun yang mengancam Anda dipastikan aman karena gada-Nya dan tongkat-Nya itu akan melindungi Anda.

Tanpa Yesus, hidup Anda dalam bahaya. Namun di dalam Yesus, Anda dijamin aman hingga ke kekalan.


Gbu all...

Kamis, 14 November 2019

Doa Yang Ampuh

Matius 6:9-10
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 116; 2 Petrus 3; Yehezkiel 36-37

Saat itu aku pulang dari wawancara kerja, jaraknya beberapa ratus kilometer dari rumahku. Lewat tengah malam, mobil tua yang kukemudikan mogok. Aku baru sampai di sebuah kota kecil. Sendirian, mencium uap oli panas yang keluar dari kap mobil, aku bingung harus berbuat apa. Tindakan pertamaku adalah berdoa, “Bapa Kami.” Kata-kata dalam doa yang diajarkan waktu aku kecil itu, masih ku ingat dengan baik. Aku pun tahu bahwa aku ada ditangan Allah.

Saat menunggu dalam gelap di tepi jalan, datang polisi yang menolongku. Kami dapat menstater mobilku dan ia mengantarku ke motel sehingga aku dapat bermalam. Keesokannya, pemilik motel menunjukkan arah apotek tempat saudara perempuanku dapat mengirim uang. Aku berjalan kaki lebih dari satu kilometer. Saat uangnya tiba, pemilik apotek menutup apoterknya dan mengantarkanku kembali ke bengkel.

Ketika kita berjuang untuk menemukan kalimat yang tepat dalam doa, kita dapat menggunakan kalimat Yesus dalam Doa Bapa Kami, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” (Matius 6:11). Dengan doa ini, Roh Kudus bekerja dalam setiap orang yang ku temui untuk menyediakan segala keperluanku.

Tuhan mengetahui dengan jelas kebutuhan Anda, bahkan ketika Anda tak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata yang tepat. 


Gbu all....

Rabu, 13 November 2019

Mengakui Kesalahan

Amsal 28:13
Dia yang menyembunyikan pelanggarannya tidak akan makmur, namun mereka yang mengakui dan meninggalkannya mendapatkan belas kasihan.

Saya yakin bahwa tidak ada seorangpun yang luput dari kesalahan. Entah itu disengaja atau tidak, bukan merupakan keinginan atau kelalaian kita. Bahkan dalam level pemimpin sekalipun kita masih rentan terhadap kesalahan.

Biasanya reaksi pertama yang ingin kita lakukan adalah sedapat mungkin menutupinya. Bahkan tidak sedikit godaan untuk memanipulasinya sehingga kita benar-benar dapat terluput dari aib.

Firman renungan hari ini menyatakan, adalah berhikmat jika kita tidak menyembunyikan pelanggaran, tapi kita perlu mengakui dan meninggalkannya. Seringkali kegagalan untuk mengakuinya adalah karena kita telah dilumpuhkan oleh rasa takut terhadap pendapat orang lain. Mungkin kita juga khawatir atau takut akan kemarahan atasan atau konsekuensi dari kesalahan tersebut.

Tetapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang tersembunyi. Dengan belajar untuk mengakui kesalahan, maka sesungguhnya kita berjiwa besar. Pemimpin yang besar adalah mereka yang berani mengakui kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut.

Sekalipun kita merasa malu, mendapat makian, menanggung konsekuensi yang cukup berat, percayalah di balik semuanya itu, Allah sendiri yang akan menghormati iman dan ketaatan kita pada firman-Nya. Dan Ia tidak akan membiarkan hambanya dipermalukan. Orang yang rendah hati bahkan akan ditinggikan-Nya.

Mereka yang berjiwa besar mau mengakui kesalahannya, apakah itu Anda?

Gbu all...

Selasa, 12 November 2019

Kebenaran Tentang Ujian

Roma 5:4
Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Meski kadang terasa tidak mengenakkan, kita semua pasti mengalami ujian di setiap taraf pertumbuhan di sepanjang kehidupan. Misalnya, untuk bisa naik kelas dan lulus sekolah dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi, harus ada ujian yang dihadapi. Untuk masuk sebuah perusahaan yang diidamkan, Anda harus melewati ujian psikotes, wawancara, tes kesehatan, dan lain-lain. Demikian juga dalam kehidupan. Ada berbagai macam tes yang harus dihadapi dan diselesaikan agar level kedewasaan rohani kita naik. Pendeknya, ujian biasanya mendahului peningkatan jenjang.

Sasaran kita adalah harus lulus dalam setiap ujian itu. Dalam Roma 5:4 dikatakan saat kita bertahan melewati semua ujian yang diwajibkan bagi kita, pada akhirnya kita akan mendapatkan pengharapan yang tidak akan pernah mengecewakan. Mengapa? Karena pengharapan itu ada di dalam Kristus.

Karena sebagaimana sebuah produk tidak akan pernah dipakai sebelum diuji coba, demikianlah juga dengan kita. Jadi, mari kita hadapi ujian apapun yang Tuhan ijinkan terjadi pada kita saat ini. Ingatlah, bahwa hal tersebut dibutuhkan agar kita siap dipakainya pada saat yang tepat. Setelah kita tahan uji, kita akan memperoleh kemenangan yang pasti dan pengharapan dalam Kristus yang tidak akan pernah mengecewakan.

Ujian akan membawa Anda kepada kaki-Nya. Tetaplah di sana, maka pengharapan itu sungguh ada.
 
Gbu all...

Senin, 11 November 2019

Temukan Potensi Anda

Yohanes 14:12
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;

Apa yang terlintas di dalam pikiran Anda apabila Anda melihat seseorang yang memiliki handphone Nokia E90 Communicator hanya memakai handphone itu untuk menelepon dan mengirim SMS karena ia tidak pernah tahu bahwa handphone itu juga memiliki feature MP3 player, games, video, internet, foto dan lain-lain? Bagaimana seandainya ia nanti mati tanpa pernah tahu kelebihan-kelebihan dari handphone tersebut?

Terkadang banyak di antara kita yang hidupnya sama seperti si pemilik handphone tadi. Kita menjalani rutinitas hidup sehari-hari tanpa pernah menyadari bahwa ada potensi besar yang terpendam di dalam diri kita masing-masing. Bahkan sampai saat ini. Kita berpikir segala sesuatunya sudah berjalan dengan baik, padahal ada sesuatu yang jauh lebih baik yang seharusnya bisa kita dapati dan jalani.

Potensi sama seperti sebuah benih. Sebelum benih itu menjadi sebuah pohon berbuah lebat, membuahkan sebuah prestasi besar, langkah pertama yang harus ditempuh adalah menemukan benihnya terlebih dahulu. Mengenali potensi yang kita miliki bertujuan agar kita tidak salah bertindak. Bergaullah dengan orang-orang yang bisa membantu mengasah potensi Anda menjadi semakin tajam dan bawa diri kita hanya ke tempat-tempat yang positif dan membangun. Saat kita berhasil menjalani proses itu sampai kita berprestasi, kehidupan kita pasti akan jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Setiap orang pasti memiliki potensi yang luar biasa. Cobalah temukan di dalam diri Anda.
 
Gbu all...

Minggu, 10 November 2019

Menghormati Pemimpin

1 Tesalonika 5:12
Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu.

Hampir semua orang senantiasa ingin menjadi pemimpin. Kita diajari banyak hal, melalui banyak buku dan seminar dan wacana untuk menjadi pemimpin yang baik. Tetapi, perhatikanlah hal ini baik-baik: kepemimpinan yang paling baik berasal dari anugerah TUHAN, yang menjadikan diri seorang pemimpin dalam orang yang dipilih-Nya.

Tentu saja, kita dapat belajar jadi pemimpin, berharap menjadi pemimpin, tapi tidak bisa memaksa Tuhan untuk meletakkan kepemimpinan di atas pundak kita. Sebaliknya, semua orang diminta untuk menjadi pengikut, di mana semua orang ada dalam posisinya masing-masing. Sebelum seseorang dapat berpikir menjadi pemimpin yang baik, ia harus mengerti tentang menjadi pengikut yang baik.

Tuhan menetapkan semua pemimpin harus bekerja keras. Yang dituntut dari kita adalah menghormatinya. Renungkanlah: seberapa jauh kita menghargai orang yang memimpin kita dalam Tuhan? Apakah kita masih menghormati dalam segala keadaan dan perilaku mereka? Apakah kita masih menghormati mereka, ketika suatu hari pemimpin datang dan menegur kita? Dia mungkin merupakan figur di gereja. Tapi mungkin dia adalah figur di kantor, yang menjadi atasan kita. Jika kita menghormati pemimpin, itu bukanlah pilihan ataupun permintaan melainkan sebuah tuntutan. Sebagai anak-anak Allah, kita harus memenuhi tuntutan itu.

Sebelum berpikir menjadi pemimpin yang baik, pikirkan terlebih dulu bagaimana menjadi pengikut yang baik.
 
Gbu all...

Sabtu, 09 November 2019

Kunci Pemulihan Rohani

2 Korintus 7:1
Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

Ibarat sebuah perjalanan, kehidupan rohani kita kadang-kadang mengalami ‘kelelahan' juga. Pada saat-saat seperti itu, tidak jarang kita mengalami stagnasi, atau bahkan kemunduran rohani. Kita merasa seolah-olah Tuhan jauh dan tidak menolong. Pekerjaan yang kita lakukan mendadak tak terkendali. Doa-doa kita seperti menghantam tembok. Tiba-tiba saja saudara-saudara seiman juga bersembunyi entah di mana. Lalu kita jatuh ke dalam dosa dan kerohanian kita dicemari dosa itu.

Dalam Perjanjian Lama orang mentahirkan diri dengan perbuatan-perbuatan lahiriah. Misalnya menghindari bersentuhan dengan orang lain, melaksanakan pantangan untuk tidak makan makanan tertentu, dan berbagai kegiatan ritual lainnya.

Menurut nats yang kita baca di atas, keterlibatan kita dalam mengambil keputusan sangat berperan dalam pemulihan rohani kita. Selama ini kita sering menyalahkan orang lain, bahkan Tuhan, jika kita berada di dalam keterpurukan rohani. Rekan-rekan kerja kita sering menjadi tumpuan kekesalan ketika kekeringan rohani itu datang.

Seorang hamba Tuhan berkata bahwa kunci pemulihan dan kebangunan rohani adalah ketika kita masuk kamar, mengunci pintu dan mulai berdoa secara pribadi. Tanpa bermaksud mengabaikan peran orang lain, selama ini kita mungkin selalu bergantung pada orang lain agar ‘mengeluarkan' kita dari krisis rohani. Tetapi tanpa didasari oleh komitmen dan keputusan pribadi, rasanya mustahil jika pemulihan rohani akan terjadi.

Tanpa komitmen dan keputusan pribadi, maka mustahil pemulihan rohani akan terjadi.


Gbu all...

Jumat, 08 November 2019

Creating Patience

Amsal 16:32
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.

Kualitas kesabaran kita diuji sepanjang waktu. Tanpa kesabaran atau dengan kesabaran yang terbatas, kita mudah frustasi. Mengapa? Banyak hal tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Dengan semakin bersabar, kita bisa menerima apa adanya hal-hal yang tidak bisa diubahkan. Seorang penulis pernah membagikan pengalamannya. Ia terbiasa dengan ketenangan saat harus menulis. Tapi suatu kali saat berusaha berkonsentrasi, ia malah mendapatkan orang-orang yang mengganggunya dengan pertanyaan ini dan itu, yang dengan cepat membuyarkan pikirannya pada pokok yang akan ditulisnya.

Seorang penulis yag lain pernah diuji kesabarannya saat mendapati bengkel tempat ia memperbaiki mobilnya tidak dapat menyelesaikan perbaikannya dengan on time. Daripada marah dan mengomel, ia meresponinya dengan sabar. Ia duduk-duduk dan mulai beristirahat santai - sesuatu yang jarang dapat dilakukannya - sambil menunggu mobilnya selesai.

Hidup menyediakan banyak kesempatan praktik kesabaran tanpa perlu disengaja dibuat. Tapi seseorang pernah menawarkan cara memperbesar kesabaran dengan sengaja, dengan menjadwalkan waktu-waktu khusus ‘latihan kesabaran', dengan tujuan akhir menjadi sabar di kebanyakan waktu. Misalnya, "Hari ini saya tidak akan membiarkan diri terganggu dengan apapun. Saya akan sabar." Menyadari bahwa kesabaran adalah sifat istimewa bagi Tuhan akan menolong kita untuk membulatkan tekad melatihnya. Selain itu kesabaran terbukti sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan atau malah salah satu bentuk kesuksesan itu sendiri.

Cara memperbesar kesabaran Anda adalah dengan melatih diri Anda hari demi hari.
 
Gbu all...

Kamis, 07 November 2019

Bumper Tambahan

1 Korintus 2:5
Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Seringkali saya menjumpai mobil angkutan kota yang dipasangi bumper tambahan, berupa batangan besi untuk menghindari kerusakan pada saat terjadi benturan. Batang besi tersebut dipasang pada mobil yang notabene telah ada bempernya. Apa yang menjadi perhatian saya adalah dengan menambah pelindung yang lebih murah dan lebih kuat pada mobilnya, saya yakin jika terjadi benturan dengan mobil lain, mobil mereka akan mengalami kerusakan yang lebih sedikit. Tapi kecerdikan ini akan mengakibatkan orang lain menderita kerusakan yang lebih parah. Pelindung tambahan ini seringkali membuat supir ini tetap memiliki perilaku berkendaraan yang tidak disiplin. Mereka tidak menghadapi resiko yang akan membuat jera perilaku berkendaraan ugal-ugalan.

Demikian juga di tempat kerja kita. Seringkali kita memasang berbagai pelindung tambahan yang sebenarnya membuat kita tidak maksimal dalam mengembangkan potensi. Mungkin karena kita dekat dengan pimpinan, merupakan relasi dari owner, mengetahui rahasia perusahaan yang kita gunakan untuk menjaga posisi. Seperti sopir tadi bukannya memperbaiki cara menyetir, tapi menggunakan besi sebagai pelindung. Bukannya mengembangkan talenta dan bekerja lebih giat, tapi menggunakan hal-hal lain untuk menunjang karir kita. Siapa tahu orang lain telah dirugikan oleh pelindung yang Anda pasang.

Seringkali zona nyaman Anda tidak dapat memperbesar kapasitas Anda, beranjaklah dari sana.
 
Gbu all...

Rabu, 06 November 2019

The Greatest Come Back

Yohanes 21:15
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaku."

Kisah Petrus menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok adalah salah satu kisah paling popular di Alkitab. Petrus, dengan gagah berani dan penuh semangat dan emosi yang meluap-luap mengumumkan janji dan tekadnya. Petrus bahkan dengan tegas menyahuti Yesus ketika diingatkan bahwa dia akan menyangkal Yesus, "Aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" Namun sejarah mencatat bahwa Petrus kemudian menyangkal Yesus, sampai tiga kali.

Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menguatkan dan menghibur Petrus. Apakah Dia mencerca Petrus akan kegagalannya? Akan janji-janjinya? Apakah Dia menuntut akan hasil dan pencapaian Petrus?

Tidak! Karena yang Dia rindukan adalah hatinya. Yang Dia tanyakan sederhana, "Simon, apakah engaku mengasihi Aku?" Dua kali Dia bertanya menggunakan kata ‘Agape' untuk ‘mengasihi' dan Petrus kini menjawab dengan ‘Phileo', saat ia menjawab, "...aku mengasihi Engkau..."

Berapa kali kita tidak setia pada Tuhan? berapa kali kita lupa dan lalai pada janji-janji kita pada-Nya? Kita bisa tenggelam dalam kegagalan atau dapat berpaling pada kasih karunia Allah yang meneguhkan kita. Kita dapat percaya dalam segala kelemahan, ketekunan Allahlah yang menjaga kita, yang terus-menerus mencari, sampai kita semua yang gagal berhasil membuat ‘the greatest come back'. Ingatlah, kasih karunia-Nya menanti kita.

Jangan biarkan Ia menunggu Ada, sebaliknya berlarilah kembali kepada-Nya.

Gbu all...

Selasa, 05 November 2019

Kepastian

Yeremia 17:5
Beginilah firman Tuhan: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"

Sejak dulu sampai sekarang salah satu misteri bagi manusia adalah ketidakpastian akan masa depan. Dalam kegelisahannya manusia berusaha mereka-reka kalau-kalau nasib masa depan mereka bisa ditentukan oleh bintang-bintang di langit, atau hari, bulan, dan tahun saat mereka lahir. Atau lewat bola kristal. Singkatnya manusia cenderung mengandalkan dirinya sendiri.

Kepastian apa bagi Musa selama 40 tahun di padang pasir? Setiap hari hanya memandang hamparan pasir hampa, tanpa tahu kapan ini akan berakhir. Kepastian apa bagi Daud ketika hidup sebagai seorang pelarian, yang hidup sehari-hari pun tanpa jaminan, sampai-sampai harus minta roti ke Bait Allah? Kepastian apa bagi Yusuf di penjara bawah tanah di bawah segel Firaun, penguasa negara adikuasa? Secara logika mustahil baginya untuk dapat melihat alam bebas lagi.

Para pahlawan iman di atas telah membuktikan bahwa Tuhan sepenuhnya, di atas segala kekuatan dan kelemahan kita, di atas segala mudah dan sukarnya keadaan. Kepastian pada akhirnya ada dalam genggaman tangan Tuhan, dan jalan ke sana adalah mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Jalan ke sana adalah sepotong iman percaya, bahwa tangan kita sungguh tidak sanggup menggenggam masa depan, hanya tangan-Nya yang sanggup.

Kepastian masa depan Anda sungguh ada, ketika Anda mengandalkan Tuhan sepenuhnya.


Gbu all...

Senin, 04 November 2019

The Purpose Driven Career Life

Mazmur 139:16
Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.

Satu kali dalam kelas sekolah Minggu, sang guru menyuruh anak-anak untuk membuat bentuk apa saja sekehendak mereka dengan bahan yang diberikan. Setelah selesai, sang guru berusaha menebak bentuk apa yang mereka buat.
"Joel, bikin tongkat ya?" tebak sang guru.
"Lho bukan, ini kan pedang!" protes sang anak.

Inilah masalahnya, hanya yang membuat tahu apa tujuan dari buatannya. Dan seperti halnya tiap-tiap bahan jadi bentuk yang berbeda-beda di tangan anak-anak, Allah telah menciptakan kita masing-masing dengan tujuan spesial dan unik. "Masing-masing kita ini ‘costum made'," kata Rick Warren.

Alkitab menuliskan dengan indah, "Engkau melihat aku sebelum aku dilahirkan dan telah menjadwalkan hari-hari hidupku sebelum aku mulai bernafas. Setiap hari-hariku sudah tercatat dalam bukuMu!" (terj. Bebas Mzm 138:16). Dia telah menetapkan sebuah destiny untuk masing-masing kita, dan tujuan hidup kita adalah untuk memenuhi destiny tersebut. Bagaimana kita tahu destiny apa yang harus kita penuhi? Allah akan menuntun kita! Mungkin tidak selalu dalam bentuk ramalan masa depan seperti "Tahun depan kamu akan jadi manajer", atau "Kamu akan jadi insinyur". Tapi, asal kita sungguh-sungguh menyerahkan hidup kita bagi tujuan-Nya, adakan mimpi-Nya, Allah akan menuntun kita untuk memenuhi destiny-Nya.

Tuhan menenun Anda dengan satu tujuan, menjadi pribadi yang berharga, unik, dan spesial.
 
Gbu all...

Minggu, 03 November 2019

Berhenti Sejenak

Kejadian 2:2 (NIV)
Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaannya; dan pada hari ketujuh Ia berhenti dari segala pekerjaan-Nya.

Dalam renungan hari ini, Allah memberikan teladan bahwa Ia menjadikan hari ketujuh hari di mana Ia berhenti dari segala pekerjaannya. Dan Ia juga mengingatkan kita untuk tidak melalaikan hari sabat untuk kita dapat beristirahat.

Bagi kaum profesi, seringkali pekerjaan kita menuntut kita untuk dapat terus beraktivitas dalam jam kerja yang sangat padat dan panjang. Namun jika kita tidak berhati-hati, kita dapat terjerumus dalam pola hidup yang merusak. Tuhan mendesain kita untuk bertumbuh dan berkembang. Namun Ia juga telah menetapkan bahwa kita memerlukan pemulihan dan masa untuk beristirahat.

Ambillah contoh praktis, mata. Jika kita bekerja di depan komputer dengan jangka waktu lama dan berkonsentrasi penuh pada apa yang sedang kita kerjakan, maka lambat laun otot-otot mata kita akan makin lemah dan dalam jangka panjang akan menimbulkan gangguan mata permanent yang sulit dipulihkan. Apa yang seringkali kita lupakan adalah mata perlu untuk berkedip secara berkala. Demikian juga roh dan jiwa kita.

Ambillah waktu jeda di sela-sela kesibukan kita untuk menaikkan doa atau pujian singkat ke hadapan Allah. Ambillah waktu untuk menyapa atau bergurau dengan rekan kerja kita. Ambillah waktu untuk menggeliat dan menguap. Ambil waktu untuk mengalihkan mata dari komputer. Dengan demikian kita telah memelihara kesehatan dan kekuatan hidup kita baik jasmani dan rohani.

Di sela-sela kesibukan Anda, cobalah mengijinkan diri Anda untuk beristirahat sejenak.
 
Gbu all...

Sabtu, 02 November 2019

Menjaga Hati

Amsal 4:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancarlah kehidupan.

Perjalanan hidup kita dipenuhi dengan pergumulan hati. Dari hati kita itulah keputusan-keputusan diambil. Sesungguhnya mengikuti Tuhan tidak berhenti pada momen pertama di mana kita mengambil keputusan untuk menyerahkan hidup kita pada-Nya. Entah dulu keputusan itu diambil dengan linangan air mata, dengan emosi bergolak, atau dengan kepala dingin dan tenang - sama saja - semua harus menghadapi kenyataan. Bahwa perjalanan kita semua kemudian akan dipenuhi dengan tantangan sepanjang jalan untuk menjaga hati.

Salah seorang nabi yang penuh dengan pergumulan hati adalah Yeremia. Isi bukunya benar-benar ‘melelahkan'. Lelah Yeremia, menelan segala amarah Tuhan untuk disampaikan kepada bangsa Israel yang telah meninggalkan-Nya. Sampai-sampai Yeremia menulis, "Betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu..." untuk menggambarkan kekejian hati manusia yang melawan Allah dengan sengaja.

Menjaga hati, itulah tantangan kita senantiasa, sepanjang jalan dalam segala keadaan. Entah kita merasa sudah dewasa, merasa sedang kuat atau apapun. Apakah hati kita dapat merasakan pergumulan hati Allah seperti Yeremia merasakan hati-Nya? Atau sudah mengeras seperti bangsa Israel yang tanpa malu berzinah rohani dengan tidak memperdulikan sakit hati Allah? Biarlah hati kita senantiasa melekat pada hati Allah, mendengar dan merasakan apa yang Ia gumulkan.

Menjaga hati merupakan tantangan Anda setiap waktu. Berjaga jagalah senantiasa!
 
Gbu all...

Jumat, 01 November 2019

No Compromise

Galatia 5:13
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

Bulan Juni lalu, di keluarga besar saya sedang heboh-hebohnya pemeriksaan kesehatan. Awalnya karena salah satu anggota keluarga ternyata divonis hampir terkena jantung koroner sehingga seluruh keluarga dimaklumkan untuk periksa darah. Dan hasilnya sungguh mengagumkan, hampir semua orang memiliki penyakit sama yaitu kolesterol tinggi dan asam urat.

Sejak hari itu, dimulailah hari-hari diet. Banyak sekali makanan yang diharamkan di rumah, dibuat jadwal berolahraga dengan bantuan treadmill dan terapi air putih. Masalahnya saya dan suami sering sekali melanggar diet itu karena kami lebih sering makan di luar ketimbang di rumah karena harus pergi ke kantor, sehingga diet kamipun berantakan. Jika kami memakan makanan haram, sering sekali kami berkata ‘sekali-kali tidak apa-apalah'. Dan ketika merenung justru lebih sering kami makan makanan haram ketimbang makanan sehat.

Menjalani kehidupan sehat dan berdiet boleh saja berantakan. Tapi, tidak boleh demikian dengan kehidupan rohani. Tidak boleh ada kompromi dalam kehidupan rohani kita karena Tuhan sama sekali tidak menyukai dosa. Kita semua tahu bahwa tidak mudah menjaga roh kita supaya tetap menyala-nyala. Tapi kita harus berjuang dengan keras menjaga hidup tetap kudus dan tidak bercacat cela di hadapan-Nya. Syukurlah kita punya Roh Kudus yang akan selalu mendampingi dan menolong kita.

Manakah yang lebih sering Anda lakukan, setia kepada-Nya atau berkompromi dengan dosa?
 
Gbu all...