Sabtu, 26 Maret 2011

Kebiasaan Bersyukur

Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. (Ibrani 13:15)

Seorang Jenderal Angkatan Darat memiliki kekayaan yang banyak tetapi tidak memiliki anak. Ia berinisiatif untuk memberikan beasiswa sebanyak mungkin kepada orang-orang berbakat yang tidak memiliki biaya. Setelah jumlah mahasiswa yang mendapat beasiswa berjumlah di atas seribu orang ia kedatangan seorang waratawan yang mengetahui aksi sosialnya ini. “Pak Jenderal, apa kesan Anda yang paling mendalam dalam pembiayaan mahasiswa ini?” Dengan nada lirih tetapi jelas dan berat berwibawa sang Jenderal menjawab: “Dari 1009 orang yang telah lulus ternyata yang datang berterima kasih sebanyak sembilan orang.” Sang wartawan mengejar dengan pertanyaan: “Apa penyebabnya Jenderal?” Ia menjawab: “Kebiasaan.” Berterima kasih adalah ungkapan atau cetusan kesadaran yang datang dari kebiasaan hidup. Bila seseorang membiasakan diri berterima kasih maka dengan mudah dan sadar akan menjadi pola hidup sehari-hari.
Daud karena mendapatkan keadilan dari Allah akibat ia hidup mengikuti firman Allah, ia membangun kesadaran berterima kasih dalam bentuk memuji Allah. “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil” (Mazmur 119:164).
Ucapan syukur, memiliki nilai “persembahan” bagi Allah. “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya” (Ibrani 13:15). Penilaian korban persembahan yang berkenan kepada Allah adalah yang menyenangkan Allah. Kualitas ucapan syukur yang kita lakukan kiranya ditingkatkan hingga menyenangkan Allah. (BYT)

Doa: Tuhan mulai hari ini, saya akan belajar menjadikan bersyukur kebiasaan hidup sehari-hari. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar