Rabu, 31 Mei 2017

Goal Keeper

Wahyu 12:9
Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 124; 1 Korintus 13; 1 Samuel 14-15

Pertandingan sepakbola, apalagi Piala Dunia, selalu mendapatkan sambutan yang meriah dari para penggemarnya. Di dalam permainan sepakbola bukan hanya ada pemain penyerang, melainkan ada juga penjaga gawang yang disebut ‘keeper'. Tugas seorang ‘keeper' sangatlah penting, yaitu mencegah pemain lawan untuk mencetak goal dengan segala daya dan upaya untuk menghalangi bola masuk ke dalam gawang.

Anak-anak Allah memiliki ‘goal' di dalam hidupnya. Jelas-jelas iblis sangat tidak suka kalau anak-anak Allah berhasil mencetak goal dan merayakan kemenangannya. Sebagai ‘goal keeper' iblis berusaha keras untuk menghalangi anak-anak Allah mencetak goal dengan cara-cara yang ‘menyesatkan'. Kata ‘menyesatkan' berasal dari kata Yunani ‘planao' yang berarti keluar dari jalur. Inilah salah satu cara iblis dari dulu sampai sekarang.

Ingat tidak bagaimana seorang keeper berhasil menangkis tendangan lawan dengan cara membuang bola menjauhi gawang. Itulah si iblis, yang selalu berdiri di depan gawang dan berusaha sekuat tenaga supaya anak-anak Tuhan tidak satu kali pun mencetak gol dan merayakan kemenangan. Jadi misi utama si iblis ialah: membuat semua manusia yang hidup di bumi keluar dari jalan atau track-nya Tuhan.

1 Petrus 1:18 mengatakan bahwa kita telah ditebus dari ‘cara hidup yang sia-sia'. Salah satu bentuk dari ‘cara hidup yang sia-sia' ialah ‘hidup tanpa tujuan'. Orang yang hidup tanpa tujuan sama seperti pemain bola yang merebut, membawa dan menendang bola, tapi tidak berniat untuk mencetak gol di gawang lawan. Ia hanya kecapean tanpa menghasilkan sesuatu.

Tanpa tujuan, hidup hanyalah sebuah eksperimen. Tuhan ciptakan kita bukan untuk hidup coba-coba. Kita bukan ‘produk gagal'-nya Tuhan (barang reject), tetapi kita di desain untuk mencetak gol di gawang lawan.

Apapun akan iblis lakukan untuk menghalangi Anda mencapai tujuan Ilahi. Tapi bersama Tuhan, tak ada satu kuasa pun yang sanggup menghalangi Anda meraihnya.

Sumber : Ps. Ferry Felani, S.Th. Pastor of City Gate Apostolic Community

Gbu all...

Selasa, 30 Mei 2017

Tanggungjawab Murid Kristus

Matius 28:17-20
Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 122; 1 Korintus 11; 1 Samuel 10-11

Penyembahan mendatangkan suatu tanggungjawab (Worship brings responsibility). Melalui penyembahan, kita mengakui kuasa yang dimiliki Yesus Kristus, lalu bertindak berdasarkan kuasa yang Ia berikan kepada kita. Pada prinsipnya, penyembahan tidak relevan bagi orang yang malas dan hanya memikirkan diri sendiri; karena penyembahan lebih dari sekedar menyanyikan lagu-lagu rohani, memainlan alat musik, menutup mata dan mengangkat tangan.

Ketaatan (obedience) merupakan prinsip dasar dari penyembahan. Waktu kita tidak bersedia untuk taat, pada saat itu juga sebenarnya kita menolak untuk menyembah Tuhan. Menaikkan pujian dan penyembahan tanpa kesediaan untuk taat dan memikul salib, sama saja "ngegombalin Tuhan" (just lip service).

Perjalanan kita dengan Allah dimulai dengan kata "ikutlah" (follow me) dan berakhir dengan kata "pergilah" (go). Hidup Kristen kita harus dimulai melalui hubungan dengan Allah dan dilanjutkan dengan mengasihi jiwa-jiwa. Seorang murid yang baik bukan hanya datang untuk belajar, tetapi juga pergi untuk menerapkan apa yang telah diajarkan dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain.

Memuridkan orang lain merupakan tanggungjawab kita kepada Tuhan atas apa yang telah Ia ajarkan kepada kita (secara langsung maupun melalui orang lain). Fokus pemuridan terletak pada "ajarlah mereka melakukan". Tidak ada cara yang lebih ampuh dalam belajar kebenaran selain menerapkannya setiap hari.

Seorang bernama Donald Barnhouse pernah berkata: "Cinta yang dipanjatkan ke atas adalah penyembahan. Cinta yang diturunkan ke bawah adalah kasih karunia." Pemuridan merupakan bentuk nyata dari kasih karunia yang diturunkan ke bawah, yang pada akhirnya melihat banyak kehidupan diubahkan oleh prinsip-prinsip kebenaran Kerajaan Allah yang diterapkan secara konsisten.

Tuhan mempercayakan bumi ini untuk dimenangkan melalui kita. Konsistensi kita melakukan kebenaran akan membawa dampak bagi hidup orang lain.

Sumber : Ps. Ferry Felani, S.Th. Pastor of City Gate Apostolic Community


Gbu all...

Senin, 29 Mei 2017

Dari Kamar Praktek

Hagai 2:5
Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 121; 1 Korintus 10; 1 Samuel 8-9

Apakah kanker merupakan terminal akhir menuju kematian? Pertanyaan tersebut muncul setiap kali kita mendengar seseorang, keluarga atau kerabat, dinyatakan terserang kanker. Untuk mengatasi serangan kanker tersebut biasanya dilakukan klimoterapi, radioterapi, imunoterapi, kemudian paling akhir pembedahan.

Persoalan utama justru terpulang kepada bagaimana seorang dokter memilih obat berikut system pengobatannya. Agar daya tumpasnya jitu, tidak menghamburkan dana, membuang waktu serta membahayakan penderita. Ang Peng Tiam, peneliti penyakit kanker dari Rumah Sakit Mt. Elizabeth, Singapura, berkata, "Di kamar praktek saya terdapat kertas kecil, judulnya Doctor Prayer. Setiap hari, meski sudah sangat hafal, syair tersebut akan selalu saya baca ulang. Sebab saya merasa talenta, sikap profesional berikut apa yang telah dan akan saya lakukan, semuanya berhasil berkat campur tangan Tuhan". Pengalaman dari kamar praktek tersebut menegaskan tentang masih tetap terbukanya kesempatan untuk sembuh bagi para penderita kanker. Masih ada harapan.

Pekerjaan kita bukan hanya menghasilkan uang yang setiap bulan kita terima. Kiranya pekerjaan kita menerbitkan pengharapan bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain!

Pekerjaan dengan melibatkan Tuhan di dalamnya mampu menyelesaikan banyak hal yang tak mampu diselesaikan secara manusia.


Gbu all...

Minggu, 28 Mei 2017

PEKA TERHADAP ORANG LAIN

"Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama," (Kisah 2:44)

Cara hidup jemaat mula-mula begitu luar biasa: mereka mempraktekkan kasih, senantiasa sehati sepikir dan sangat peka terhadap kebutuhan orang lain sehingga mereka berprinsip bahwa; "...segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing." (Kisah 2:44-45). Ini sangat kontradiktif bila dibandingkan dengan keadaan manusia sekarang, di mana banyak orang cenderung egois dan kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Pola hidup jemaat mula-mula ini menjadi seperti sebuah 'tamparan keras' bagi jemaat Tuhan saat ini. Kita tanpa sadar terkontaminasi gaya hidup orang dunia, tidak peduli dengan saudara seiman, mulai membangun kubu-kubu dan sengaja menutup mata terhadap mereka yang membutuhkan.

Menyedihkan sekali jika kita orang Kristen tapi tidak punya kasih dalam wujud nyata. Memiliki kasih adalah mutlak bagi kita karena Tuhan menempatkan kita di dunia ini untuk menjadi saksiNya, sebab orang lain menilai kita bukan dan apa yang kita ucapkan saja, tapi dari apa yang telah kita perbuat bagi mereka. Seringkali kita mendengar pernyataan demikian, "jangankan memikirkan kebutuhan orang lain, untuk diri sendiri saja tidak cukup" Perhatikan firman Tuhan, "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu." (Amsal 19:17). Jadi saat kita menabur kebaikan terhadap orang lain sama artinya kita sedang memiutangi Tuhan dan Dia akan membalasnya berlipat kali ganda.

Jika saat ini kita diingatkan Tuhan untuk menabur kasih bagi sesama, jangan tunda-tunda lagi. Belajarlah memberi dengan iman, jangan dengan akal pikiran yang membuat kita melakukan hitung-hitungan dengan Tuhan. Janda Sarfat memberi makan nabi Ella meskipun ia hanya punya segenggam tepung dan sedikit minyak dalam buli-buli; dia taat melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan dan akhirnya mujizat terjadi (baca 1 Raja-raja 17:16).

Bila kita mau taat melakukan perintah Tuhan, maka Dia akan menjamin hidup kita dan Dia pula yang menyediakan benih itu untuk kita tabur.


Gbu all...

Sabtu, 27 Mei 2017

Ketaatan Total

II Raja-raja 10:28-29
"Demikianlah Yehu memunahkan Baal dari Israel. Hanya, Yehu tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula, yakni dosa penyembahan anak-anak lembu emas yang di Betel dan yang di Dan."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 92; Lukas 4; Ulangan 29-30

Yehu adalah raja Israel yang dipersiapkan Allah dengan sebuah misi penting, yakni menghancurkan keluarga Ahab dan penyembahan berhala. Allah memberitahukannya untuk tidak membiarkan siapa pun dari keluarga Ahab lolos dan memusnahkan semua tanda penyembahan Baal di Israel. Yehu memimpin dengan cemerlang dalam menggenapi perintah-perintah Allah, dan Allah memuji Yehu atas pelaksanaan misinya, bahkan menjanjikan kepadanya berkat atas kepatuhannya.

Tetapi sebuah masalah akhirnya muncul. Walaupun Yehu mematuhi Allah sampai rincian terakhir tentang penghancuran Ahab dan penyembahan Baal, ia mengkompromikan kesetiannya kepada Allah dengan meninggalkan beberapa berhala utuh dari masa lampau Israel. Bahkan setelah keberhasilan sebesar itu, "Yehu tidak tetap hidup menurut hukum TUHAN, Allah Israel, dengan segenap hatinya".

Yehu mendapatkan keberhasilan besar bagi Tuhan dan kerajaan Israel, tetapi komprominya menuntun pada bentuk kejahatan lain dari penyembahan berhala. Pada akhirnya, ketidakpatuhannya membayangi keberhasilannya sebagai seorang pemimpin.

Allah tidak menginginkan adanya pelanggaran yang Anda lakukan. Ketika Dia memerintahkan A maka Anda harus mengerjakan A, tidak kurang dan tidak lebih. Ini bukanlah sebuah tekanan, tetapi ketaatan total.

Bagi Allah, kompromi terhadap satu perintah-Nya saja sama dengan tidak taat.

Gbu all...

Jumat, 26 Mei 2017

Telur dan Balon

I Samuel 16:7
“Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:”Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”"

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 146; Yohanes 6; 2 Samuel 19-20

Telur dan balon adalah dua hal yang tidak asing dalam kehidupan manusia. Dari muda sampai tua, pria atau pun wanita pasti mengenal keduanya. Namun, siapa yang mengetahui bahwa telor dan balon bisa digunakan sebagai bahan refleksi kehidupan kita sehari-hari?

Tahukah Anda bahwa telur dan balon walaupun memiliki bentuk yang sama, tetapi ada perbedaan tajam antara keduanya? Balon kelihatannya indah dan menarik, coraknya meriah dan berwarna-warni,lincah dan riang bergerak kesana-kemari. Namun, itu hanya penampilan dari luar saja, sedangkan di dalamnya kosong. Hanya angin. Berbeda dengan telur, dari luar memang tidak semenarik dan secantik balon, tetapi di dalamnya terkandung potensi kehidupan.

Perbandingan diatas mengingatkan kita bahwa ternyata penampilan yang di dalam lebih penting daripada yang diluar. Dan kebenarannya, Tuhan memang lebih tertarik pada kualitas hati dan karakter kita, daripada memperhatikan bagi luar kita. Namun, ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu berpenampilan menarik atau asal-asalan. Apalagi bila pekerjaan kita berhubungan dengan orang banyak. Ada banyak mata yang melihat kita. Bila kita seorang sales lalu mengenakan pakaian yang tidak disetrika, tidak harum, bisa Anda bayangkan bagaimana respon pembeli? Apakah konsumen akan respek dan tertarik untuk membeli produk atau jasa Anda? Saya rasa tidak.

Oleh karena itu, hendaklah penampilan di dalam hati kita berpadanan dengan yang di luar. Bila karakter dan sikap kita baik, bukankah akan lebih baik lagi dan sempurna, jika kita juga memiliki penampilan luar yang baik? Saya percaya apabila yang luar dan dalam sudah excellent, kita akan disukai tidak hanya oleh Allah tetapi juga manusia.

Kecantikan hati yang didukung dengan penampilan fisik yang menarik merupakan perpaduan yang sempurna dalam kehidupan Anda.


Gbu all...

Kamis, 25 Mei 2017

TAK PERLU PERUBAHAN

Segala tulisan ... diilhamkan Allah
(2Timotius 3:16)

Di setiap era selalu ada semangat zaman yang menantang penerimaan kita terhadap Kitab Suci. Godaannya adalah untuk menghilangkan atau mengubah beberapa bagian Alkitab yang tampak kuno.

Banyak orang merasa terpaksa untuk menolak beberapa bagian Alkitab, baik doktrin mengenai neraka atau pandangan Allah terhadap perilaku seksual. Mau tak mau, beberapa kebenaran akan menyerang setiap zaman.

Berabad-abad yang lalu, seorang raja Yahudi diberi sebuah gulungan yang berisi pesan dari Allah. Ketika dokumen itu dibacakan keras-keras, sang raja melakukan perlawanan. Dengan sebuah pisau kecil ia memotong bagian gulungan itu dan mencampakkannya ke dalam api. Pada akhirnya seluruh naskah itu dicampakkan ke dalam api. Sang raja dan para pegawainya yang telah mendengar firman Tuhan itu "tidak terkejut dan tidak mengoyakkan pakaiannya" (Yeremia 36:24). Akhirnya, raja itu kehilangan kerajaan oleh karena ketidaktaatannya.

Apabila kita secara selektif menyunting Alkitab agar sesuai dengan keinginan kita, atau mengabaikan pengajarannya, hal itu menunjukkan bahwa kita tidak takut akan Allah. Bukannya tunduk pada apa yang difirmankan-Nya, kita menempatkan akal kita yang terbatas dan hati nurani kita yang bisa salah di atas tulisan yang diilhamkan Allah.

Ketika Anda tergoda untuk tidak memerhatikan atau mengabaikan bagian dari firman Allah, ingatlah: "Segala tulisan ... diilhamkan Allah" (2 Timotius 3:16). Alkitab memberitahukan segala yang perlu kita ketahui untuk menjalani hidup yang berkenan bagi-Nya -HF

DI DUNIA YANG SENANTIASA BERUBAH
ANDA DAPAT MEMERCAYAI FIRMAN ALLAH YANG TAK BERUBAH


Gbu all...

Rabu, 24 Mei 2017

Aku Tidak Mengerti?

Pada suatu malam yang dingin dan bersalju di kota Chicago, seorang anak kecil sedang berusaha menjual koran di sebuah sudut jalan, di situ banyak orang-orang yang berlalu-lalang. Tetapi karena dia begitu kedinginan, dia tidak lagi berusaha menjual korannya.

Dia kemudian berjalan ke arah seorang polisi dan berkata, "Pak Polisi, Apakah Anda tahu tempat di mana anak laki-laki miskin dapat menemukan tempat yang hangat untuk tidur malam ini? Saya tidur di dalam kotak di sebuah lorong di sudut jalan ini dan di sana sangat dingin sekali malam ini. Pasti sangat menyenangkan bisa memiliki tempat yang hangat untuk tinggal."

Sejenak polisi itu menatap anak kecil itu dan berkata, "Pergilah ke rumah besar yang berwarna putih itu dan ketuklah pintunya. Ketika pemilik rumah keluar dari pintu, kamu hanya perlu mengucapkan Yohanes 3:16 dan dia pasti akan mengijinkanmu masuk ke dalam rumahnya."

Segera anak kecil itu pergi ke rumah yang dimaksud oleh pak polisi dan mengetuk pintu rumah itu. Ketika dia melihat seorang wanita membuka pintu, dia segera berkata, "Yohanes 3:16."

Dan wanita itu berkata, "Ayo, masuklah anak kecil."

Wanita itu membawanya dan mendudukkannya di sebuah kursi goyang di depan perapian tua yang besar pula kemudian wanita itu pergi.

Anak kecil itu duduk di sana sendirian untuk sementara waktu, dalam hatinya dia berpikir, "Yohanes 3:16, aku tidak mengerti, tetapi aku yakin itu yang membuat seorang anak kecil yang kedinginan menjadi hangat."

Sesaat kemudian wanita itu kembali dan bertanya kepadanya, "Apakah kamu lapar?"

Anak kecil itu menjawab, "Yah, aku sangat lapar. Aku belum makan beberapa hari dan aku kira aku dapat makan sedikit makanan."

Lalu wanita itu membawanya ke dapur dan mendudukannya di sebuah meja besar yang penuh dengan makanan lezat. Anak kecil itu segera makan dan makan sampai dia tidak bisa makan lagi.

Sejenak terlintas lagi dalam pikirannya, "Yohanes 3:16, aku semakin tidak mengerti, tapi jelas itu sudah membuat anak yang lapar menjadi kenyang."

Wanita itu lalu membawanya ke lantai atas ke sebuah kamar mandi. Anak kecil itu kemudian berendam dan mandi di dalam bathtub besar yang berisi air hangat.

Sementara dia berendam di dalam bathtub itu, dia berpikir, "Yohanes 3:16, aku semakin tidak mengerti, tapi jelas itu sudah membuat anak kecil yang kotor menjadi bersih. Aku tidak pernah memiliki kamar mandi seumur hidupku. Kamar mandi satu-satunya yang pernah aku miliki adalah sebuah hidran tua yang bocor."

Sesaat kemudian, wanita itu masuk dan memberinya baju kemudian membawanya ke sebuah kamar yang besar. Anak kecil itu dibaringkan di tempat tidur besar dan menaruh selimut di sekitar badan dan lehernya sebelum kemudian memberikan ciuman selamat malam dan mematikan lampu.

Ketika anak kecil itu berbaring di dalam kegelapan dan melihat keluar jendela, di luar salju turun dan dingin, dia berpikir dalam hatinya, "Yohanes 3:16, aku tidak mengerti, tapi jelas itu telah membuat anak kecil yang kelelahan dapat beristirahat."

Keesokan harinya wanita itu kembali membawanya ke meja besar yang sama dan penuh dengan makanan. Setelah dia selesai makan, wanita itu mengajaknya duduk di kursi goyang di depan perapian.

Wanita itu mengambil sebuah Alkitab tua yang besar sambil memandang ke arah anak kecil itu, dia bertanya, "Apakah kamu mengerti Yohanes 3:16?"

Anak kecil itu menjawab, "Tidak, Bu, saya tidak mengerti. Saat pertama kali saya mendengarnya adalah ketika seorang polisi memberitahu saya untuk mempergunakannya."

Kemudian wanita itu membuka Alkitab di Yohanes 3:16, dan ia mulai menjelaskan kepadanya tentang Yesus. Tepat di depan perapian tua yang besar, anak kecil itu memberikan hati dan hidupnya kepada Yesus. Anak kecil itu tetap duduk di situ dan berpikir, "Yohanes 3:16. Aku masih tidak mengerti, tapi yang jelas itu sudah membuat seorang anak yang hilang diselamatkan."

Anda mungkin juga tidak tahu, tidak mengerti dengan baik, bagaimana Allah telah bersedia memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk mati bagi Anda, dan bagaimana Yesus sudah mati di kayu salib untuk Anda. Anda mungkin tidak mengerti tetapi yang jelas itu telah membuat hidup Anda menjadi lebih berarti!


Gbu all..

Selasa, 23 Mei 2017

Pohon Yang Tumbang Oleh Makian

Di kepulauan Salomon yang berada di daerah Pasifik, ada cara unik yang dilakukan oleh penduduk setempat jika tidak bisa memotong sebuah pohon dengan kapak. Jika pohon terlalu besar untuk dipotong dengan kapak, para penduduk setempat akan memaki-maki pohon tersebut.

Seseorang yang memiliki kekuatan khusus akan memaki pohon itu dari pagi hingga senja, selama tiga puluh hari. Maka akhirnya pohon itu akan mati dan roboh dengan sendirinya. Menurut para penduduk, hal ini selalu berhasil. Secara teori mereka membunuh roh pohon tersebut.

Dari cerita di atas kita melihat bagaimana efek perkataan pada sebuah pohon? Jika pohon saja bisa mati karena dikutuki, demikian juga manusia. Banyak orang berteriak dan memaki pasangan hidupnya atau anaknya. Tidak sedikit orang yang kehilangan kesabaran ketika dijalan dan memaki pengendara lain.

Tapi semua itu adalah pilihan, seperti firman Tuhan katakan bahwa dari mulut kita bisa keluar berkat dan kutuk. Untuk itu pilihlah mengatakan berkat, karena perkataan Anda berkuasa. Jangan sampai kita membunuh roh orang-orang yang kita kasihi, atau malah orang yang tidak kita kenal dengan perkataan-perkataan yang buruk.

Mari kita ucapkan kata-kata yang membangun, yang menghidupkan dan memberkati orang lain, karena ketika kita menabur berkat, kitapun akan menuai berkat.

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

Efesus 4:29


Gbu all...

Senin, 22 Mei 2017

Waktu Digendong Ayahku

Jhon Moorhouse, seorang pewarta Kabar Baik berkebangsaan Inggris pada abad ke 19, merasakan beban yang sangat berat dalam pelayanannya. Kemudian Tuhan mengingatkan Jhon akan perhatian-Nya.

Ketika suatu hari ia tiba di rumah, anak perempuannya, Minnie, yang kedua kakinya lumpuh, sedang duduk di kursi roda. Jhon akan membawakan sebuah bungkusan ke lantai atas untuk istrinya ketika anak itu menawarkan diri ikut membawakan. Kata Moorhouse, "Minnie sayang, bagaimana kamu bisa membawakan bungkusan ini? berjalan saja, kamu tidak bisa."

Dengan senyum mengembang di wajahnya, Minnie berkata, "Saya tahu, Ayah. Tetapi jika Ayah memberi saya bungkusan itu, saya akan memegangnya sementara Ayah menggendong saya."

Moorhouse melihat hal itu sebagai gambaran tentang hubungannya dengan Allah dan beban dalam pelayanannya yang sedang ia emban. Namun terpujilah Allah, ia dimampukan untuk terus maju dengan keyakinan karena mengetahui bahwa Tuhan sedang menggendongnya.

Allah yang maha kuasa yang menggendong bangsa Israel adalah Allah yang juga dapat menggendong kita. Sekalipun harus menyelesaikan tanggung jawab kita, kita mempunyai jaminan akan bantuan-Nya yang tidak akan pernah gagal. Kita tidak perlu tenggelam dalam beban yang berat.

Mintalah kepada sang Juruselamat untuk menggendong Anda. Dia akan membawakan beban Anda dan menggendong Anda..

Firman Tuhan berkata dalam Yesaya 46:4 berkata, “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai putih rambutmu. Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu
terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.”


Gbu all..

Minggu, 21 Mei 2017

Kesetiaan Membawa Anda Pada Promosinya Tuhan

Sebelum Joel Osteen menjadi gembala di Lakewood Church, dia bekerja kepada ayahnya selama 17 tahun dan bertanggung jawab pada bagian pelayanan televisi. Dan inilah ceritanya tentang apa artinya kesetiaan.

Dulu kami membuat acara khusus televisi yang besar, konser, dan semua hal menyenangkan lainnya. Tetapi menjelang akhir hidup ayah saya, dia tidak ingin melakukannya lagi. Suatu hari, saya mendapatkan jam tayang di banyak stasiun radio untuk memancarkan acara ayah saya. Saya telah begitu bekerja keras, dan merupakan suatu kesepakatan yang besar. Saya meminta ayah saya untuk turun ke studio hanya selama satu jam saja setiap minggunya, tetapi katanya, “Joel, saya tidak ingin melakukan itu. Saya telah berumur 75 tahun. Saya hanya ingin rileks dan menggembalakan gereja.”

Saya merasa sangat kecewa. Saya pikir, “Tuhan, saya masih muda. Saya tidak ingin melakukan hal kecil. Saya memiliki mimpi yang besar. Saya ingin melakukan lebih lagi.”

“Mungkin ini saatnya untuk saya pergi. Mungkin ini saatnya bagi saya untuk mencari beberapa peluang lainnya,” demikian pikir saya.

Namun ketika saya bertanya pada hati kecil saya, saya tahu harus berada bersama ayah saya. Saya tidak tahu pasti kapan keputusan itu saya buat, tapi selanjutnya saya hanya melakukan yang terbaik hari demi hari.

Dua tahun kemudian, Ayah saya kembali kerumah Bapa. Saya menyadari sekarang mengapa Tuhan menaruh dalam hati saya sebuah mimpi yang besar, yaitu untuk membangun pelayanan saya sendiri. Tapi saya harus menunggu waktu yang tepat dari Tuhan. Jika saja saya tidak setia dimana saya ditempatkan, dan saya tidak menghormati dan tunduk pada otoritas saya dan memilih yang benar saya percaya, saya tidak akan berdiri dimana saya sekarang berada.

Teman, mungkin Anda melihat sepertinya pintu tertutup bagi mimpi Anda. Mungkin otoritas Anda memiliki pemikiran yang berbeda dari Anda. Tetapi begitu Anda memutuskan untuk berbunga, ditempat Anda ditanam, dan menjaga sikap Anda; Ketika Anda memutuskan untuk tidak kecewa ketika otoritas diatas Anda tidak setuju dengan Anda, maka Anda akan menuai benih yang Anda tabur, dan Tuhan akan membawa Anda ketempat dimana Dia mau Anda berada. Jadi tetaplah berdiri, tetaplah percaya, dan tetap lakukan yang terbaik karena Tuhan akan membawa Anda ke tempat dimana Anda belum pernah memimpikannya.

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Matius 25:23


Gbu all...

Sabtu, 20 Mei 2017

Mengalahkan Kekuatiran Dengan Iman

Kuatir adalah dosa! Ini adalah sebuah kebenaran yang nyata, oleh sebab itu Alkitab berkali-kali memerintahkan, "Jangan kuatir!" Kekuatiran tidak mengerjakan kebaikan sedikitpun, namun telah terbukti bahwa hal tersebut sangat merugikan.

Pada suatu saat Yesus menegur para pengikut-Nya dengan keras: "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? hai orang yang kurang percaya?" (Matius 6:25, 27, 30).

Untuk menggambarkan hal tersebut, Yesus berkata, "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga." (Matius 6:26).

Apakah Anda pernah melihat burung mengalami nervous breakdown atau kekuatiran? Tentu saja tidak, burung-burung tidak pernah merasa kuatir karena mereka tahu bahwa Allah akan memberi mereka makanan bagi mereka. Yang perlu Anda ingat, "Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?" (Matius 6:26). Benar, Anda jauh lebih berharga dari banyak burung.

Kekuatiran seringkali berasal dari keinginan duniawi kita. Iklan televisi telah menciptakan keinginan yang tidak terpuaskan kepada hal-hal yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Nafsu adalah menginginkan sesuatu sekarang, sedangkan Iman adalah bergantung pada penyediaan Tuhan.

Yesus berkata: “Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."(Matius 6:32-33).

Ketika kita berjalan dekat dengan Yesus hari demi hari, kita menemukan istirahat dan ketenangan. Tapi ketenangan batin tidak Anda dapatkan ketika Anda berjalan ke sana-kemari, menghabiskan waktu untuk mengejar hal-hal duniawi. Sebaliknya, dunia justru dapat menghancurkan Anda dengan banyak masalah dan membuat Anda takut. Surat-surat kabar tidak memberi Anda kabar baik! Iblis ingin Anda tetap berjalan dalam kekuatiran, Anda mulai mencemaskan semua hal. Tapi Tuhan berkata, "Jangan takut!"

Ketika Anda menghadapi hari Anda, jangan pernah melewatkan sumber berkat Anda yaitu Tuhan. Tuhan sangat mengasihi Anda dan tahu kebutuhan Anda yang sebenarnya, apakah itu kebutuhan fisik, sosial atau keuangan. Jadi datang kepada Tuhan dalam iman, berikanlah beban Anda kepada-Nya, mencari wajah-Nya, pujilah nama-Nya dan Dia akan menyediakan segala sesuatu yang Anda butuhkan!


Gbu all...

Jumat, 19 Mei 2017

Awan-awan Kehidupan

Keluaran 13:21
“Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 121; 1 Korintus 10; 1 Samuel 8-9

Awan-awan akan datang. Mereka adalah bagian dari kehidupan. Sama seperti awan dapat melindungi kita dari sinar matahari yang menyilaukan, awan-awan kehidupan dapat menyatakan kemuliaan Allah, dan melalui ketinggiannya Allah berbicara pada kita.

Seperti bangsa Israel, kita adalah musafir yang berjalan menuju Tanah Perjanjian. Ketika mereka berjalan melewati padang gurun, Alkitab berkata, “Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan.”

Mungkin Anda sedang melewati padang gurun saat ini. Mungkin itu adalah padang gurun pernikahan yang hancur, atau kemunduran finansial, atau sebuah kekecewaan yang besar, atau penyakit yang mengancam. Bahkan, itu mungkin adalah padang gurun keraguan atau dosa.

Namun, Allah berjalan di depan Anda untuk memberikan semangat dan menuntun Anda. Dia membawa bangsa Israel melewati padang gurun – dan Dia pun akan memimpin Anda keluar dari sana, bila Anda memandang dengan iman kepada-Nya. Jangan pernah lupa: “Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya” (Daniel 6:27).

Allah selalu selangkah lebih maju dari Anda agar Dia dapat memberi tahu jalan keluar ketika Anda menghadapi pergumulan dan permasalahan hidup.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia


Gbu all...

Kamis, 18 Mei 2017

Filosofi Dasar Dalam hidup

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga ?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."
Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup - jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.
Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik.

Ini semua dapat diartikan :
supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik.
Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.

Berkeras hati & berusaha mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal, suatu keadaan atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain.
Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya. Karena tiada badai yang tak berlalu. Tiada Pesta yang tak pernah Usai. Semua yang ada didunia ini tiada yang abadi.


Gbu all...

Rabu, 17 Mei 2017

PASTI BERES

“Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf,...” Kejadian 39:6

Sejak Potifar ‘kepala pengawal raja Firaun’ menyerahkan segala miliknya pada kekuasaan Yusuf, maka berkat Tuhan ada atas segala miliknya, baik yang ada di rumah, pekerjaannya, maupun ladangnya.

Orang Kristen hari ini juga dapat menemukan berkat rohani, bila saja ia mau menyerahkan semua miliknya dalam tangan ' Yusuf yang lebih besar ', Tuhan Yesus Kristus ! Perhatikan Kejadian 39:4 ini: segala milik Potifar diserahkan pada kekuasaan Yusuf. Yusuf layak mendapat kepercayaan Potifar; diserahkannya segala miliknya, keuntungannya dan segala persoalannya kepada Yusuf.

Apakah kau secara pasti sudah menyerahkan rumah tanggamu, bisnismu dan segala milikmu pada Kristus ?

Setelah Potifar menyerahkan segalanya dalam kekuasaan Yusuf, Potifar tidak lagi ikut mengurusinya. Kadang-kadang dalam prakteknya hal ini merupakan sesuatu yang paling sulit untuk dikerjakan.

Mungkin juga engkau telah menyerahkan pada Tuhan segala problem dan rencana yang membebanimu; tapi ketika perasaan kuatir meneror dirimu, kau segera mengambil kembali beban itu dan menariknya dari tangan Tuhan; maka persoalanmu makin menjadi berat dan kecemasanmu menjadi-jadi.

Saat ini Juruselamat itu berkata lagi, “ Serahkan persoalan itu ke dalam tanganKu !” Yesus cukup untuk segala keadaan dan problema; Dia sanggup menyelesaikan. Dia ingin kita menyerahkan segala yang kita miliki, kesusahan atau kesenangan ke dalam penguasaanNya. Dia akan mengampuni semua dosa, menyucikan hidup kita dan melenyapkan segala ketakutan. Dia menunjukkan jalan dan memberi jaminan sepenuhnya. Dia akan mengubahkan segala perkara, tak ada yang mustahil bagiNya. Keadaan yang jelek jadi baik, semua pasti beres di tanganNya !
Mereka yang percaya Allah, dapat menyerahkan segalanya dalam tanganNya !

Gbu all....

Selasa, 16 Mei 2017

TUHAN SELALU MEMBERI PETUNJUK

“Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.” Yesaya 48:17

Dalam menjalani hidup ini kita sangat membutuhkan tuntunan dan petunjuk dari Tuhan. Pemazmur berkata, “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:1-2). Alkitab berisi tuntunan dan petunjuk dari Tuhan. Semakin kita mempelajari firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam semakin kita mengerti apa kehendak Tuhan, dan apa langkah-langkah yang harus kita tempuh sehingga penjalanan hidup kita selalu beruntung dan akan memberi faedah.

Tuhan memberikan contoh kehidupan empat binatang kecil, “Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan: semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu, belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur, cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.” (Amsal 30:24-28). Semut, meskipun tergolong binatang terkecil dan lemah, ia rajin, ulet dan cekatan. Selain itu semut memiliki rasa empati yang tinggi terhadap sesamanya, mereka menopang satu sama lain dan bergotong-royong. Tuhan menghendaki hal yang demikian, “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Galatia 6:2). Belalang, dalam waktu singkat sanggup menghabiskan hasil ladang berkat kerjasama dan ketekunannya.

Masih ada saja orang Kristen yang bukannya saling menopang dan bengotong-royong satu sama lain, malah saling sikut, hantam dan saling mendiskreditkan. Pelanduk, binatang lemah tapi mampu membuat rumahnya di atas bukit batu sehingga ia selamat dan aman apabila badai menyerang. Yesus adalah Batu Karang keselamatan kita. Sudah seharusnya kita mempercayakan hidup ini sepenuhnya kepada Dia.

“Setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Matius 7:24 


Gbu all...

Senin, 15 Mei 2017

WONG DOKTOR KOK NUKANG

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kol. 3:23)

Sebuah Perumahan di Jokja sedang bangun gardu ronda. Yang menarik, para “buru bangunan” itu rata-rata bergelar S-1 dan bahkan “tukang batunya” bergelar S-3 lulusan Jepang. “wong doktor kok nukang (bergelar doktor kok jadi tukang batu),” komentar seorang warga sambil tersenyum. Gurauan itu dijawab pula oleh dosen itu dengan guyon pula, “Asal bayarnya besar nggak apa-apa”.

Pembaca terkasih, kita seringkali memisah-misahkan pekerjaan berdasarkan latar belakang seseorang. Kalau ada seorang dokter mejadi tukang cat, orang akan ribut. Kalau ada wanita jadi supir taxi, banyak orang membicarakannya. Padahal, di mata Tuhan, semua pekerjaan itu mulia, asal dilakukan dengan sungguh-sungguh tidak hanya untuk manusia saja, tetapi terlebih untuk Tuhan.

Teladan yang mulia juga diberikan oleh Tuhan Yesus, si anak tukang kayu. Meski tidak secara eksplisit disebut dalam Alkitab, tetapi sebutan anak tukang kayu menjelaskan kepada kita bahwa Ia pun pribadi yang tidak asing dengan pekerjaan yang kasar. Dia adalah Tuhan, namun juga tukang kayu!

Bagaimana dengan Anda, apakah Anda merasakan Anda salah memilih pekerjaan karena tidak cocok dengan status Anda? Jika ya, berdoalah kepada Tuhan. Mintalah petunjuk kepada-Nya apakah Anda memang ”the right man in the right place”? Jika yah, teruslah bekerja. Tuhan pasti memberkati Anda. (Xqp)

DOA: Tuhan terima kasih kalau saat ini Engkau masih berikan pekerjaan bagiku. Berikan kepadaku kekuatan untuk menjalankannya dengan sukacita.


Gbu all..

Minggu, 14 Mei 2017

Hidup Melekat Kepada Kristus

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Yohanes 15.4-5

Sebuah pohon yang bertumbuh besar akan mempunyai banyak cabang serta ranting. Pohon itu akan terus bertumbuh hingga menghasilkan buah pada waktunya. Dan buahnya akan dinikmati banyak orang.

Tetapi jika ada cabang atau ranting yang rusak atau patah maka cabang/ranting tersebut akan menjadi kering, karena sari makanan tidak akan bisa mengalir ke cabang/ranting tersebut. Dan tentunya tidak akan ada buah yang dapat dihasilkan dari cabang/ranting tersebut. Sang pemilik pohonpun juga akan membersihkan pohon tersebut dan memotong cabang/ranting yang dianggap tidak diperlukan. Cabang/ranting yang rusak dianggap tidak akan menghasilkan buah dan merusak keindahan pohon.

Dalam kitab Yohanes, kehidupan rohani umat Kristiani digambarkan seperti cabang/ranting pohon. Sedangkan batang utamanya adalah Kristus. Ketika hidup kita melekat dengan baik kepada Kristus, maka aliran kehidupan, sukacita, damai sejahtera, kekuatan, penghiburan, hikmat dan lainnya akan mengalir bagaikan sari makanan yang mengalir pada ranting pohon yang baik.

Kasih Kristus akan senantiasa mengalir dalam hidup kita dan terang Kristus dari hidup kita. Hidup kita akan menghasilkan buah yang baik yang dapat dinikmati oleh orang banyak. Kebaikan hati kita akan diketahui oleh orang banyak.

Tanpa Kristus hidup kita akan menjadi hampa. Segala yang kita miliki tidak akan berarti tanpa Kasih Kristus yang mengalir dalam hidup kita.

Biarlah hari-hari yang ada kita lalui dengan kehidupan yang intim dengan Kristus. Jangan biarkan berkat terlepas dari kehidupan kita karena kita lupa untuk bersekutu denganNya. Raih kehidupan yang penuh dengan berkat berkelimpahan di dalam Kristus Yesus.

Gbu all...

Sabtu, 13 Mei 2017

MENCARI TUHAN SETIAP WAKTU

“Carilah Tuhan dan kekuatanNya, carilah wajahNya selalu!” 1 Tawarikh 16:11

Raja Daud menyadari benar betapa pentingnya memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan. Daud menyadari di sepanjang hidupnya dia mengalami teramat banyak pertolongan dan kasih Tuhan, sehingga hatinya senantiasa dipenuhi ucapan syukur dan kerinduan untuk menceritakan perbuatan Tuhan kepada orang lain. Serunya, “Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah namaNya, perkenalkanlah perbuatanNya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagiNya, bermazmurlah bagiNya, percakapkanlah segala perbuatanNya yang ajaib!” (ayat 8-9). Tak lupa Daud juga membimbing anaknya (Salomo) untuk lebih mengenal Tuhan dan beribadah kepadaNya dengan tulus, dan agar Salomo terus mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh seperti Daud sendiri, pesannya, “...anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.” (1 Tawarikh 28:9).

Apa yang disampaikan Daud kepada Salomo itu juga bagi segenap umat Tuhan di dunia ini. Selagi Tuhan berkenan ditemui, biarlah kita mencari Dia setiap waktu, karena apabila kita meninggalkan Tuhan, Dia akan membuang kita untuk selama-lamanya. Sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana keadaan kita bila Tuhan sampai membuang kita. Kita tidak dapat hidup tanpa Tuhan; setiap saat sepanjang hidup kita memerlukanNya, bukan saja ketika susah, tetapi juga saat semuanya berjalan baik, kita harus mencari dan tetap memerlukan Dia. 

Inilah nafas hidup orang percaya yaitu tidak dapat terpisah dari Tuhan. Tuhan harus menjadi kebutuhan hidup kita yang utama; bukan harta, kekayaan, pangkat, atau ketenaran sandaran hidup kita. Maka kita membutuhkan persekutuan denganNya setiap waktu, jangan menjadi 'penodong' belaka yang meminta paksa kepada Tuhan ketika kita butuh pertolongan, padahal Ia bersedia ditemui setiap saat, dalam keadaan apa pun.

Tangan Tuhan melindungi orang yang mencari Dia, tapi murkanya menimpa orang yang meninggalkanNya (baca Ezra 8:22b). 


Gbu all...

Jumat, 12 Mei 2017

Untung Tuhan Tidak Pernah Menyerah

Pada tanggal 7 Desember 1998 di bagian utara Armenia, suatu gempa dengan kekuatan 6,9 skala richter menghancurkan sebuah gedung sekolah diantara bangunan-bangunan lainnya. Di tengah keramaian dan suasana panik, seorang bapak berlari menuju ke sekolah tersebut, dimana anaknya menuntut ilmu setiap harinya. Sambil berlari, ia terus teringat pada kata-kata yang sering ia ucapkan kepada anaknya itu, "Hai anakku, apapun yang terjadi, papa akan selalu bersamamu!"

Sesampainya di tempat di mana sekolah itu dulunya berdiri, yang ia dapati hanyalah sebuah bukit tumpukan batu, kayu dan semen sisa dari gedung yang hancur total! Pertama-tama ia hanya berdiri saja di sana sambil menahan tangis. Namun kemudian...tiba- tiba ia pergi ke bagian sekolah yang ia yakini adalah tempat ruang kelas anaknya. Dengan hanya menggunakan tangannya sendiri ia mulai menggali dan mengangkat batu-batu yang bertumpuk di sana. Ada seseorang yang
sempat menegurnya, "Pak, itu tak ada gunanya lagi. Mereka semua pasti sudah mati."

Bapak itu menjawab, "Kamu bisa berdiri saja di sana, atau kamu bisa membantu mengangkat batu-batu ini!" Maka orang itu dan beberapa orang lain ikut menolong, namun setelah beberapa jam mereka capek dan menyerah. Sebaliknya, si bapak tidak bisa berhenti memikirkan anaknya, maka ia menggali terus.

Dua jam telah berlalu, lalu lima jam, sepuluh jam, tigabelas jam, delapan belas jam. Lalu tiba-tiba ia mendengar suatu suara dari bawah papan yang rubuh. Dia mengangkat sebagian dari papan itu, dan berteriak, "Armando!", dan dari kegelapan di bawah itu terdengarlah suara kecil, "Papa!". Kemudian terdengarlah suara-suara yang lain sementara anak-anak yang selamat itu ikut berteriak!

Semua orang yang ada di sekitar reruntuhan itu, kebanyakan para orang tua dari murid-murid itu, kaget dan bersyukur saat menyaksikan dan mendengar teriakan mereka. Mereka menemukan 14 anak yang masih hidup itu! Pada saat Armando sudah selamat, dia membantu untuk menggali dan mengangkat batu-batu sampai teman-temannya sudah diselamatkan semua. Semua orang mendengarnya ketika ia berkata kepada teman-temannya itu, "Lihat, aku sudah bilang kan, bahwa papaku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita!"

Mari kita renungkan bagaimana kita menjalani hidup kita. Di saat kita dalam kegelapan, tertimpa oleh macam-macam beban masalah, jatuh dalam kelemahan dan dosa. Apakah kita lantas berkeluh kesah, putus harapan, dan lantas mengibarkan bendera putih pada dunia tanda menyerah? Ataukah kita akan bersikap seperti Armando, yang terus menggenggam HARAPAN? bahwa Seseorang sedang mencari kita dan siap menyelamatkan kita? Seseorang yang tak akan pernah menyerah sampai kita sudah di dalam pelukan-Nya?

Yesus sedang mencari kita dan siap menyelamatkan kita dan tidak akan pernah menyerah sampai kita sudah dalam pelukannya.

".....;seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai Engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."

( Yosua 1:5b )


Gbu all...