Kamis, 31 Juli 2014

Menyerahkan Kendali

Mazmur 48:15
“Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita”

Diceritakan ada seorang gadis kecil yang ayahnya berprofesi sebagai seorang pilot pesawat. Ketika mereka melintasi lautan Atlantik tiba-tiba datanglah badai. Mengetahui cuaca sekitar begitu buruk, awak pesawat pun membangunkan gadis kecil itu dan menyuruhnya mengenakan sabuk pengaman. Gadis kecil tersebut akhirnya terbangun dan membuka matanya. Saat ia melihat kilatan petir di sekeliling pesawat, bertanyalah ia kepada awak kapal yang membangunkannya, “Apakah Ayah memegang kendali?’ Awak pesawat menjawab, “Ya, ayahmu ada di ruang kokpit.” Begitu mendengar jawaban tersebut, gadis kecil itu tersenyum, menutup matanya, dan kembali tidur.

Allah memegang kendali atas hidup kita, namun Dia memberi kita kebebasan untuk menjadi pilot atas diri kita sendiri seperti yang kita inginkan. Masalahnya sekarang adalah waktu kita memegang kendali atas diri kita sendiri, kita sering menabrak sesuatu, seperti halnya seorang pilot yang belum diajarkan cara menerbang, tetapi diberi tanggung jawab memegang kendali pesawat terbang.

Allah mengenal kita. Dia mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan kita, dan Dia tahu apa yang terbaik untuk kita. Jika kita bersedia menyerahkan kendali hidup kita kepada-Nya, Dia akan membawa kita ke tempat yang telah dijanjikan-Nya dengan keadaan selamat.

Anda akan merasakan ketenangan di dalam dunia ini bila Tuhan Yesus lah yang menjadi pengendali kehidupan Anda.


Gbu all...

Rabu, 30 Juli 2014

Pernikahan Bukan Peternakan

"TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Beberapa minggu yang lalu ada salah seorang siswa yang sudah berkeluarga berbincang-bincang dengan saya selepas kuliah. Obrolan akhirnya sampai kepada keluarga, dan dia bercerita bahwa ia menceraikan istrinya dan kemudian menikah lagi. Alasannya apa? "karena tidak bisa punya anak.." katanya ringan sambil tertawa kecil. Saya merasa kaget, tapi sebenarnya itu adalah sebuah potret kehidupan. Begitu banyak orang yang akhirnya mengalami kegagalan rumah tangga karena kekecewaan akan pasangannya yang belum juga mampu menghadirkan keturunan. Ketika usia terus bertambah, namun tidak juga mendapat keturunan, apalagi setiap hari ditanyai "kapan punya anak" dari keluarga atau teman-teman, mereka pun mulai berpikir bahwa pernikahan mereka telah gagal. Sebagian lagi akan memakai hal ini sebagai alasan untuk menikah lagi untuk kedua kalinya. Apakah saya merasa tidak butuh keturunan? Sama sekali tidak. Saya masih terus berdoa agar Tuhan berkenan memberkati kami dengan keturunan. Saya, sama seperti pasangan lainnya, tentu mengharapkan keluarganya dilengkapi dengan anak-anak. Wajar jika kita berharap akan lahirnya anak-anak dari pernikahan kita. Namun yang ingin saya sampaikan adalah, tujuan utama sebuah pernikahan bukanlah untuk mempunyai anak. Pernikahan bukanlah peternakan.


Dari contoh siswa saya di atas tadi, dan banyak kasus lain mengenai kegagalan rumah tangga akibat tidak mendapat keturunan, saya melihat adanya salah kaprah mengenai tujuan utama mendirikan lembaga pernikahan. Mereka memandang pernikahan layaknya sebuah peternakan, dimana kita bisa mengembangbiakkan keturunan kita. Sekali lagi, pernikahan bukanlah peternakan. Sebuah pernikahan, dimana Tuhan sendiri yang memateraikan pembentukannya, punya tujuan yang jauh lebih penting daripada sekedar memiliki keturunan. Apalagi jika dasarnya hanyalah "kejar tayang" atau takut disebut "bujang lapuk/perawan tua", akibat nafsu, gengsi, desakan orang tua dan lain-lain. Itu semua bukanlah tujuan utama sebuah pernikahan menurut firman Tuhan. Ayat bacaan hari ini menyatakan dengan jelas tujuan Allah menciptakan pasangan buat manusia, yaitu sebagai penolong. Tuhan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam (ay 21), yang menunjukkan sebuah hubungan erat, bahwa istri adalah bagian hidup suami, bukan sekedar alat pemuas nafsu dan "pabrik" pembuat anak.Tapi Tuhan melengkapi kita dengan seorang pasangan agar kita bisa saling melengkapi, saling menyempurnakan dan saling menolong. Dalam sebuah pernikahan yang diberkati Tuhan, kita bisa mengalami, menikmati dan saling berbagi sukacita dan cintakasih. Kita bisa saling support ketika salah satu tengah mengalami kesulitan. Kita bisa menghidupkan sebuah persekutuan dengan memuliakan Allah diatas segalanya. Janji pernikahan yang kita ucapkan pun menyatakan hal itu, bukan menyatakan bahwa kita menikah untuk membuat anak. Memiliki penerus garis keturunan adalah penting dan merupakan dambaan hampir setiap orang, namun itu bukanlah yang terutama.

"Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN.." (Mazmur 127:3). Anak adalah pemberian dan anugerah dari Tuhan. Jangan tawar hati jika hingga saat ini anda masih seperti saya yang belum saatnya dikaruniai anak. Biarlah itu terjadi sesuai kehendak Tuhan, Sang Pencipta. Yang penting adalah kita menyadari hakekat dari sebuah pernikahan sesuai apa yang difirmankan Tuhan. Jangan merasa bahwa tanpa anak, lembaga pernikahan yang anda bangun sebagai sebuah kegagalan. Karena ada Allah yang bertahta di atasnya, yang telah memberkati dan mengikat penyatuan hubungan antara suami dan istri. Jadikan pernikahan sebagai tempat dimana anda bisa bersinergi dengan pasangan untuk memuliakan Tuhan, dan bersama-sama seiring sejalan melakukan kehendak Allah atas kehidupan kita. Pernikahan yang gagal bukanlah pernikahan yang tidak melahirkan anak, melainkan pernikahan yang tidak berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ada anak atau tidak, tetaplah miliki pernikahan yang sukses penuh dengan kebahagiaan


Gbu all...

Selasa, 29 Juli 2014

Jangan pernah lupakan ini!

Ulangan 31:8
“”Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30; Kolose 3; 2 Tawarikh 16-17

Suatu kali, kira-kira beberapa tahun yang lalu, Billy Graham mengalami masa-masa yang gelap dalam hidupnya. Meskipun ia telah berdoa kepada Tuhan mengenai apa yang ia alami, namun ia merasa langit seperti menjadi tembaga baginya. Tuhan seolah-olah telah menghilang dari hidupnya dan ia sendirian bersama pencobaan dan bebannya.

Billy Graham akhirnya menulis surat pada ibunya mengenai pengalamannya itu. Beberapa hari kemudian, ia pun mendapat surat balasan dari ibunya yang isinya sebagai berikut: “Nak, ada saatnya ketika Allah menarik diri-Nya untuk menguji imanmu. Dia ingin kau mempercayai Dia dalam kegelapan. Sekarang, raihlah dengan iman melewati kabut dan kau akan menemukan bahwa tangan-Nya ada di sana.”

Selesai membaca surat dari ibunya tersebut, tiba-tiba air mata keluar dari mata Billy Graham. Sambil berlutut di sisi tempat tidur, ia pun mulai menangis dan hadirat Allah yang melimpah dengan sekejap ia rasakan. Hari itu sungguh menjadi hari yang tidak pernah ia lupakan hingga saat ini.

Entah kita merasakan atau tidak merasakan hadirat Allah di saat jalan kita gelap, namun tetap berimanlah bahwa Dia ada disana. Jangan ragukan firman-Nya yang berkata, “Aku tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” karena memang itulah kebenaran yang sesungguhnya.

Allah selalu ada bersama Anda dan dalam keadaan apapun Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda seorang diri.


Gbu all...

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham

Senin, 28 Juli 2014

Kisah Penatah batu

Pada suatu ketika hiduplah seorang penatah batu. Setiap hari ia pergi ke gunung untuk menatah batu. Selagi bekerja, ia bersenandung. Meskipun ia adalah orang miskin, ia tidak menginginkan lebih dari pada yang ia miliki, sehingga ia tidak merisaukan dunia.

Suatu hari ia dipanggil untuk bekerja di rumah seorang bangsawan. Ketika melihat keindahan rumah sang bangsawan, untuk pertama kali dalam hidupnya ia mengalami rasa sakit yang timbul dari suatu keinginan. Ia berkata sambil menghela nafas panjang, "seandainya saja saya kaya, tidak harus bekerja mencari nafkah dengan bercucuran keringat seperti sekarang ini."

Bayangkan, betapa ia keheranan ketika mendengar suara, "Keinginanmu dikabulkan. Mulai sekarang keinginan apapun yang kaupunyai akan dikabulkan." Ia tidak tahu arti kata-kata itu sampai ia pulang ke pondoknya pada sore hari, ia mendapati rumah besar yang indah seperti yang diidamkannya. Ia berhenti dari pekerjaannya sebagai tukang batu dan menikmati hidup sebagai orang kaya.

Suatu hari, ia melihat Raja lewat, diiringi pengawal dan budak-budak serta dayang-dayang. Ia berpikir, "Saya ingin menjadi Raja, duduk dalam kereta kerajaan yang megah." Keinginannya segera terkabul, ia dengan segera duduk dalam kereta kerajaan yang megah, dengan pengawal-pengawal dan dayang-dayang, tetapi cuaca hari itu sangat panas. Ia melihat keluar dan kagum akan kekuatan matahari yang memancarkan panasnya ke bumi. "Saya ingin menjadi matahari," katanya. Sekali lagi keinginannya dikabulkan. Ia menjadi matahari yang memancarkan panas ke jagat raya.

Pada musim hujan, sang matahari berusaha untuk menerobos segumpal awan tapi tidak berhasil. Maka ia mengubah diri menjadi awan dan berjaya dalam kekuatannya mampu menahan panas matahari, sampai ia menjadi hujan dan berjumpa dengan karang yang tegar.

"Apa ini? Karang lebih kuat dari saya? Kalau begitu saya ingin menjadi karang."

Demikianlah terjadi, ia berdiri tegak menjulang di lereng gunung, tetapi kemudian ia mendengar suara memecah yang aneh di bawahnya. Ia melihat dengan kecewa karena ia melihat manusia bekerja menatah bongkahan batu darinya.

Akhirnya ia kembali menjadi seorang manusia, penatah batu kembali, dengan hati penuh senandung karena ia merasa bahagia dengan apa ia miliki.


Gbu all...

Minggu, 27 Juli 2014

Danau Galilea dan Laut Mati

Apakah persamaan dan perbedaaan antara Danau Galilea dan Laut Mati?
Ok, perbedaan yang paling utama adalah Danau Galilea adalah sebuah danau, sedang Laut Mati adalah sebuah laut. Tapi ada perbedaan penting yang dapat menjadi pelajaran bagi kita para manusia.

Mungkin Anda perlu mengetahui persamaannya terlebih dahulu. Persamaannya adalah Danau Galilea dan Laut Mati mendapat air dari sumber yang sama yaitu sungai Yordan.

Perbedaannya?
Danau Galilea sangat indah yang sekelilingnya ditumbuhi berbagai jenis tanaman dan banyak orang yang bermukim disekitarnya. Dan didalam danau nya banyak jenis ikan hewan air yang hidup dan berkembang. Sebaliknya, Laut Mati adalah tempat yang tidak bisa ditinggali. Tak ada tumbuhan atau spesies yang dapat hidup didalam maupun disekeliling laut mati karena kadar garamnya yang begitu tinggi. Bukan itu saja bau pada daerah laut mati ini juga sangat tidak sedap.

Mengapa keduanya bisa sangat berbeda? Padahal sumber airnya sama. Hal ini dikarenakan danau galilea “menerima dan memberi”. Danau Galilea meneruskan airnya ke danau lain yang juga memanfaatkannya. Sedangkan Laut Mati? Laut mati “menerima dan menyimpan” untuk dirinya sendiri, air yang masuk ke Laut mati tidak pernah keluar lagi.

Kita sebagai orang kristen jangan hanya bisa menerima saja, tapi kita juga harus bisa memberi bagi orang lain. Tuhan Yesus mengajar kita untuk memberi, memberi semua yang kita punya kepada Bapa di sorga. Apa saja yang telah kita terima baik berkat, talenta, kekayaan, kepintaran, jangan hanya dinikmati sendiri, tapi bagilah agar dapat menjadi berkat bagi orang-orang lain dan kemuliaan nama Tuhan.


Gbu all..

Sabtu, 26 Juli 2014

Raja segala raja

Seorang pegolf terkenal diundang raja Saudi Arabia untuk bermain dalam sebuah turnamen golf. Pegolf tersebut menerima undangan itu, dan sang raja menerbangkan pesawat jet pribadinya ke Amerika serikat untuk menjemput pegolf profosional tersebut. Mereka bermain golf selama beberapa hari, dan menikmati saat menyenangkan. Sementara pegolf itu naik keatas pesawat untuk kembali ke Amerika Serikat, sang raja menghentikannya dan berkata, “ Saya ingin memberikan kepada Anda sebuah hadiah karena Anda sudah mau datang sejauh ini dan membuat waktu ini begitu istimewa. Apapun yang Anda inginkan, apakah yang dapat saya berikan kepada Anda?”

Karena selalu bersikap sopan, pegolf itu menjawab, “oh, mohon jangan berikan saya apapun. Anda telah begitu ramah kepada saya. Saya telah mengalami waktu yang menyenangkan. Saya tidak dapat meminta apapun lagi.

Sang raja bersikeras. Ia berkata, “Tidak, saya bersikeras memberikan kepada Anda sesuatu supaya Anda selalu mengingat perjalanan Anda ke negeri kami.”

Saat pegolf itu menyadari bahwa raja itu memang bersikeras, ia berkata, “Baiklah, baik. Saya mengoleksi tongkat golf. Mengapa Anda tidak memberikan saja saya sebatang tongkat golf?”

Ia naik pesawat, dan pada perjalanan pulang, ia tidak bisa tidak bertanya-tanya tongkat golf seperti apa yang akan diberikan raja itu kepadanya. Ia membayangkan bahwa itu adalah sebatang tongkat golf yang terbuat dari emas murni dengan ukiran namanya. Atau mungkin tongkat yang bertatahkan berlian dan permata. Lagipula, ini akan merupakan sebuah hadiah dari raja Saudi Arabia yang kaya minyak.

Saat pegolf itu tiba dirumah, ia memperhatikan kotak pos dan layanan paket setiap hari, untuk melihat jika tongkat golfnya sudah datang. Akhirnya, beberapa minggu kemudian, ia menerima sepucuk surat dari raja Saudi Arabia itu. Pegolf profesional Amerika tersebut mengira bahwa hal itu aneh.

“Dimana tongkat golf ku?” ia bertanya-tanya.

Ia membuka sampulnya dan dengan terkejut, ia menemukan di dalamnya selembar akte tanah lapangan golf seluas 232 hektar di Amerika.

Kadang-kadang Raja berpikir lain dari Anda dan saya. Dan teman-teman, kita melayani Raja segala raja. Kita melayani Tuhan yang Mahatinggi, dan impian-Nya bagi kehidupan Anda jauh lebih besar dan baik dibanding yang bahkan dapat Anda bayangkan.


Gbu all...

Jumat, 25 Juli 2014

Bangkit, lanjutkan hidup Anda

Pernah Anda merasa Tuhan tidak menjawab doa Anda?

Anda telah berdoa sungguh-sungguh, bepuasa, dan menjaga hati agar Tuhan menyelesaikan masalah Anda, tapi apa yang Anda harapkan tidak terjadi, bahkan sebaliknya yang tidak diharapkan yang terjadi dalam kehidupan Anda.

Ada seseorang yang berdoa agar pernikahannya dipulihkan, dia berdoa sungguh-sungguh, tapi yang terjadi kehidupan pernikahannya bertambah buruk bahkan berakhir perceraiaan.

Atau Anda sedang mengalami masa kritis berpacaran, dan berdoa berharap hubungan Anda dan kekasih dipulihkan. Tapi yang terjadi Anda malah ditinggalkan.

Anda memohon agar perusahaan Anda diberkati, tapi justru Anda bangkrut dan perusahaan Anda ditutup.

Anda seolah berkata “Kenapa kau lakukan hal ini dalam hidupku Tuhan? Bukankah aku telah berdoa, memohon dan meminta kepada-Mu? Mengapa justru hal buruk yang terjadi dalam hidupku?”

Satu hal, pada saat Anda mengalami masa-masa sulit, Anda akan menjadi orang yang lebih bijak dalam menyikapi masalah. Yang paling penting adalah Anda harus melanjutkan hidup Anda, dan melepaskan rasa sakit dimasa lalu. Jangan terlalu meratapi masa lalu Anda, sehingga Anda tidak melihat terdapat kesempatan-kesempatan emas lainnya yang menghampiri Anda. Jika sebuah pintu tertutup dan Anda terus-menerus melihat pintu tersebut, maka Anda tidak akan menyadari ada pintu-pintu lain yang sedang dibukakan bagi Anda.

Dan pada saat Anda menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, hal-hal baik lainnya akan Tuhan datangkan tepat pada waktunya.

Anda dapat membaca kisah Raja Daud di Alkitab, ketika bayi Daud sakit dan hampr mati, Daud berdoa siang dan malam, tidak mau makan dan minum, tidak mandi dan bercukur, tidak menghadiri pertemuan apapun. Daud tidak melakukan apa-apa selain berdoa memohon kepada Tuhan agar anaknya disembuhkan. Tapi apa yang terjadi? Anaknya tetap mati.

Anda mungkin berpikir setelah mengetahui anaknya mati, Daud akan kecewa dan pahit hati kepada Tuhan. Tapi yang dilakukan Daud ketika mengetahui anaknya mati, dia justru langsung mencuci wajahnya dan mengenakan pakaian baru dan melanjutkan kehidupannya.

Jadi ketika hal-hal terjadi diluar keinginan Anda, jangan menjadi pahit hati, jangan mempertanyakan Tuhan. Belajarlah seperti yang dilakukan Daud, cuci wajah Anda dan lanjutkan kehidupan Anda. Bersiaplah untuk hal-hal baru yang telah Tuhan siapkan untuk Anda.
 
Gbu all...

Kamis, 24 Juli 2014

Keberhasialan sejati

Bacaan Mazmur pasal 1

Buku karya Stephen R. Covey hanya dalam beberapa minggu bisa laku 15 juta eksemplar. Mengapa? Karena buku itu menawarkan langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan. Di jaman yang susah ini, tidak hanya obat sakit kepala yang laris, tapi juga buku-buku yang menulis tentang kunci keberhasilan.

Keberhasilan sejati
Namun, pengertian yang lebih lengkap tentang keberhasilan ada dalam kitab mazmur pasal pertama. Pemazmur juga menulis bahwa keberhasilan ditentukan oleh keberutungan atau nasib tetapi karena kebiasaan-kebiasaan yang harus dikembangkan dalam hidup. Selain itu, pemazmur juga juga menulis bahwa tidak semua kberhasilan adalah keberhasilan sejati.

Keberhasilan yang sejati, yaitu keberhasilan yang membawa kepada kebahagiaan (ayat 3). Sebaliknya, keberhasilan yang semu dan tidak sejati, adalah keberhasilan yang tidak membawa kebahagiaan (ayat 4).

Orang yang mengalami keberhasilan sejati digambarkan hidupnya seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, menghasilkan buahnya pada musimnya, tidak layu daunnya, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil. Apapun kondisi jaman, dia tetap tegar karena berada di tepi aliran air.

Sedangkan orang yang mengalami keberhasilan semu dan tidak sejati di gambarkan hidupnnya seperti sekam yang ditiup oleh angin. Sesaat sekam itu ada, tetapi ketika ditiup angin, sekam itu lenyap, hilang tak berbekas. Keberhasilan semu bersifat sementara.

Jelas, kita tidak ingin hidup seperti sekam yang mudah hilang ditiup angin. Semua pasti ingin hidup seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Oleh karena itu ada kebiasaan-kebiasaan yang harus dikembangkan supaya memiliki hidup seperti pohon di tepi aliran air (Mazmur 1:1,2, dan 6).

Kebiasaan
Pertama, orang yang memiliki hidup seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air adalah orang yang memiliki kebiasaan pergaulan yang benar (ayat 1).

Pergaulan memiliki pengaruh besar dalam menentukan hidup kita. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dengan siapa kita bergaul. Bukan maksud saya supaya kita menjadi eksklusif. Kita tetap harus bergaul dan mengenal semua orang supaya bisa menjadi saluran berkat Tuhan bagi banyak orang. Tetapi kita harus berhati-hati memilih teman akrab kita. Rasul Paulus dalam suratnya di Korintus menulis "Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik".

Kebiasaan kedua yang harus dikembangkan adalah memiliki pemikiran yang benar (ayat 2). Mutu hidup kita tergantung dari apa yang kita pikirkan. Kalau yang kita pikirkan adalah ha-hal yang kotor, maka hidup kita akan kotor. Tetapi, jika kita selalu memikirkan kebenaran, maka hidup kita akan selalu segar. Amsal 23:7 menulis, "For as he thinketh in his heart, so is he." Artinya sebagaimana orang berpikir dalam hatinya, demikianlah ia.

Jagalah telinga dan mata Anda. Jangan melihat atau membaca yang tidak seharusnya. Jangan mendengar apa yang tidak sepantasnya. Karena apa yang kita lihat dan dengar dapat mempengaruhi pikiran kita. Sebaliknya, baca dan lihatlah apa yang baik, seharusnya dan sepantasnya.

Kebiasaan ketiga adalah perilaku yang benar. Bukan hanya memiliki pergaulan dan pikiran yang benar tetapi perilakunya juga harus benar. Jika kita perilaku memuliakan nama Tuhan, hati Tuhan akan disenangkan , dan memuncak pada satu kesimpulan, "apa saja yang diperbuatnya berhasil". Bukan karena kekuatan manusia, tetapi karena Tuhan berkenan kepadanya.

Bergaul dengan Tuhan
Ketiga kebiasaan itu saling berkaitan, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pergaulan menjadi sangat penting karena mempengaruhi pikiran kita dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku kita. Dan dari semua pergaulan tidak ada pergaulan yang lebih penting daripada bergaul dengan Tuhan.

Seorang pelukis berusaha melukiskan kata "damai". Pertama, ia melukis sebuah danau yang tenang, airnya tidak bergelombang, diatasnya awan berarak tipis. Lukisan yang elok, tetapi ia tidak cukup puas karena belum cukup bisa menggambarkan kata damai.

Lalu ia melukis sawah yang sedang menguning, siap dipanen dengan latar belakang gunung menghijau dan langit berwarna keemasan. Lukisan itu juga indah tapi tidak cukup menggambarkan kata "damai".

Terakhir ia melukis laut yang sedang bergelora ditiup badai, gelombang mengamuk, badai menerjang. Di sebelah kanan berdiri sebuah batu karang. Kemudian pada batu karang itu dilukiskan sebuah celah yang berwarna terang dengan seekor burung kecil yang sedang bernyanyi di dalamnya. Pelukis itu baru puas. Burung itu bernyanyi karena tahu ia berada di tempat yang aman, di dalam batu karang yang teguh dan tidak akan bergoncang, bagaimana pun badai menerjang. Seperti itulah hidup didalam pergaulan dengan Tuhan. Di tengah dunia yang semakin sulit ini, kita harus bergaul akrab dengan Tuhan. Itulah kunci keberhasilan yang sejati.


Gbu all...

Rabu, 23 Juli 2014

Tidak Ada Penonton

Tidak ada penonton didalam gereja Tuhan. Semua adalah pemain. Setiap Minggu kita duduk dibangku gereja, kita menyanyikan lagu pujian, kita mendengarkan kotbah yang diberitakan, dan kita pulang, demikian kita ulangi lagi minggu depan. Seakan kita adalah penonton, dan mereka menyebut kita jemaat biasa, mereka memanggil kita anggota gereja. Kita hanya datang dan mendengarkan, lalu pulang. Memang tidak salah dengan sebutan jemaat atau anggota, tetapi kita harus menyadari bahwa kita bukan penonton di gedung gereja seperti sedang menonton konser. Kita semua, seperti yang dikatakan Firman Tuhan, mempuyai bagian peran masing-masing.

"Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih". (Efesus 4:16)

Setiap bagian dari tubuh Kristus, yaitu jemaat Allah, mempunyai tugasnya masing-masing. Tubuh Kristus terbentuk oleh pelayanan semua bagian dari tubuh tersebut, bukan hanya pelayanan dari pedeta, deaken atau penatua, tetapi semua orang yang menyebut dirinya jemaat Allah, adalah bagian dari tubuh Kristus yang mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Mereka adalah pelayan-pelayan Tuhan, mereka adalah pemain didalam gereja Tuhan, bukan penonton.

Banyak orang Kristen tidak menyadari hal ini, karena itu pertumbuhan gereja Tuhan menjadi lambat, sebab setiap bagian dari tubuh tidak berfungsi, dan kita menyebut diri kita hanya jemaat bisa atau hanya anggota gereja, bukan pelayan Tuhan.

"Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi." (1 Korintus 12:27-31)

Didalam tubuh Kristus, setiap orang mempunyai bagiannya masing-masing, tidak semua menjadi rasul, tidak semua menjadi nabi, menjadi pengajar, tetapi setiap orang diperlengkapi oleh Allah pekerjaan baik yang harus mereka lakukan sebagai bagian dari anggota tubuh yang berfungsi (Efesus 2:10). Jika kita membayangkan melayani itu hanya menjadi rasul, nabi, guru, gembala dan penginjil, maka kita tidak akan pernah sampai kepada kepenuhan tubuh Kristus. Kita seharusnya melayani dengan karunia-karunia yang telah diberikan Roh kepada kita secara khusus.

Karena itu, nasihat Firman Tuhan, "berusahalah untuk mengetahui karunia apa yang diberikan kepada kita", berusahalah untuk tetap tinggal didalamnya, maka Allah akan menyempurnakan pelayanan dari setiap bagian tubuh Kristus. Jangan membayangkan untuk menjadi nabi, guru, rasul, pengijil atau gembala, tetapi mari kita melihat apa karunia kita (Roma 12:3-4).

"Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. . . ." (Roma 12:4-8). Bacalah seluruh pasal 12.

Tiap orang dilengkapi Tuhan dengan karunia yang berlainan, karena itu carilah tahu apa karunia utama anda, dan layani masing-masing anggota tubuh Kristus dengan karunia tersebut, baik menasihati, melayani, memperhatikan, membimbing, mengajar, memberi dan lain-lain. Setiap jemaat mengambil peran masing-masing didalam tubuh, mereka semua adalah pemain, bukan penonton didalam gereja. Pantaskah kita berdiam diri, menjadi penonton didalam gereja? Hanya merasa cukup datang dan mendengar setiap minggunya. Kita tentu tidak pantas disebut anggota tubuh Kristus, sebab kita adalah bagian tubuh yang mati dan tidak berfungsi.

Mulai hari ini, mari kita terlibat didalam pelayanan dengan bersungguh-sungguh, bukan untuk menjadi pekerja gereja, bukan untuk menjadi pendeta, penatua atau deaken, atau jabatan-jabatan lainnya dalam organisasi gerja, tetapi melalui karunia yang kita terima, masing-masing kita melayani sesama anggota tubuh Kristus. Bukankah Galatia 6:2 berkata, "Bertolong-tolongan lah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Kita melayani Allah, adalah melayani manusia, melayani mereka orang-orang beriman, saudara-saudara kita didalam Kristus. Bukan hanya menjadi song leader, menjadi singer, pemain musik, petugas usher atau pengkotbah yang melayani di gereja, tetapi setiap hari tugas anggota tubuh Kristus adalah melayani satu sama lain, didalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya pada saat jam kebaktian.

Ingatlah kata Tuhan Yesus dalam Matius 25:31-46, bukankah saat itu mereka berkata, "Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:37-40).

Melayani Allah adalah melayani saudara seiman, mereka yang disebut sebagai saudara-Ku oleh Tuhan Yesus Kristus. Berikan mereka minum, maka upahmu tidak akan hilang di Kerajaan Surga (Markus 9:41).

Mari kita sebagai bagian dari tubuh Kristus, mengambil peran kita masing-masing dan berfungsi selayaknya anggota tubuh yang hidup. Layanilah saudara seiman dengan karunia yang telah diberikan Roh kepada kita, dan mari kita saling mengasihi dan tolong menolong.


Gbu all...

Selasa, 22 Juli 2014

Layang-layang

Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa layang-layang bisa terbang?

Karena ada angin dan ia berani melawan angin itu! Ya, angin membawa layang-layang naik hingga tinggi ke awan. Dan hanya dengan berani melawan angin, maka layang-layang itu bisa terus terbang dengan terarah. Layang-layang yang mengikuti arah angin adalah layang-layang
yang putus, dan akan jatuh.

Kadang kita begitu takut saat angin pencobaan datang menerpa. Kalau boleh meminta, kita tidak berharap mengalami masalah, kesulitan, dan tekanan hidup. Sebaliknya, kita ingin jalan kita lurus dan mulus seperti jalan tol. Namun, bukankah kekristenan seperti itu hanya akan membuat kita tidak dewasa dalam Tuhan?

Bila hidup dihadapkan pada situasi atau keadaan yang sangat menakutkan, tak ada jalan lain kecuali harus memilih. Apakah kita akan seperti layang-layang yang berani melawan angin, atau mengikuti arus angin saja? Memang yang kedua lebih mudah. Ya, lebih mudah bagi kita untuk menyerah dalam situasi sulit. Namun, hari ini Tuhan ingin kita bertindak seperti pahlawan yang tak kenal menyerah saat dihadapkan pada pencobaan.

Janganlah takut jika hari ini angin yang sepoi-sepoi tiba-tiba menjadi badai. Tetaplah kuat di dalam Tuhan dan yakinlah bahwa bersama Tuhan kita akan cakap menanggung segala perkara. Bahkan kita akan mengalami perkara-perkara yang luar biasa bersama Tuhan. Jangan buru-buru menyalahkan angin besar yang menerpa layang-layang kita, sebab kita justru akan segera melihat awan, langit indah, dan pemandangan menakjubkan.

ANGIN TIDAK PERNAH MENJADI MUSUH LAYANG-LAYANG ANGIN SELALU MENJADI SAHABAT TERBAIK LAYANG-LAYANG
 
Gbu all...

Senin, 21 Juli 2014

KADANGKALA HIDUPMU MENANGIS

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab. Kamu merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu. Kamu mengira keputusan yang kamu ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru.

Jangan putus asa !! Bangkitlah !!

Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. demikian juga dirimu. kau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

AKU sering melihat melihatmu marah ketika kamu melihat orang lain berhasil.
Untuk apa kamu menginginkan keberhasilan orang lain?

Bukankah AKU udah menyediakan suksesmu sendiri?
Kamu tidak pernah mengejarnya, jadi kamu tidak pernah bisa memilikinya.

Matamu tidak terfokus kepada rancangan-Ku yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karya-Ku yang luar biasa atas hidup orang lain.

Jadilah seperti air..Selalu mengalir...melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas.

Anak-Ku,,,jangan mau dikalahkan oleh keadaan,,tetapi kalahkan keadaaan !!

Anak-Ku yang terkasih,,,jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik.

Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman.

Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu !

Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu.

Bukankah untuk itu kau hidup? untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU?

Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU.
Anak-Ku, ingatlah hal ini baik-baik. Aku selalu mebuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya.
AKU senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis.
AKU melakukannya karena AKU sungguh-sungguh peduli padamu !!

Ayah yang selalu mengasihimu, ,

YESUS


Gbu all..

Minggu, 20 Juli 2014

Wanita Ciptaan Tuhan

Ketika Aku menciptakan langit dan bumi. Aku berfirman dan jadilah.

Ketika Aku menciptakan pria, Aku membentuknya dan meniupkan nafas kehidupan ke lubang hidungnya.

Tetapi engkau, wanita, Aku menghiasmu setelah aku meniupkan nafas kehidupan ke pria karena lubang hidungmu terlalu lembut.

Aku membiarkan pria tertidur dengan nyenyak sehingga Aku dapat dengan sabar dan sempurna membentuk engkau. Aku membuat pria tertidur supaya dia tidak dapat mencampuri.

Dari satu tulang, Aku menghiasmu. Aku memilih tulang yang melindungi kehidupan pria. Aku memilih tulang rusuk, yang melindungi jantung dan paru-paru dan mendukungnya, sebagaimana begitui juga harus kamu lakukan. Dari satu tulang ini, Aku membentukmu dengan sempurna dan cantik.

Sifatmu adalah seperti tulang rusuk, kuat tetapi lembut dan mudah patah. Engkau menyediakan perlindungan untuk organ paling lembut dari pria, hati dan jantungnya. Jantungnya adalah pusat dari kehidupannya, paru-parunya menggenggam nafas kehidupan.

Tulang rusuk akan membiarkan dirinya patah sebelum ia mengijinkan kerusakan terjadi pada jantung. Dukunglah pria sebagaimana tulang rusuk melindungi tubuhnya.

Engkau tidak diambil dari kakinya untuk menjadi alasnya, tidak juga diambil dari kepalanya untuk menjadi atasannya.

Engkau diambil dari sisinya, untuk berdiri di sebelahnya dan dipeluk dengan erat. Engkau adalah malaikat-Ku yang sempurna.

Engkau adalah gadis kecilku yang cantik. Engkau telah tumbuh menjadi wanita yang sempurna, dan mata-Ku terpuaskan ketika aku melihat hatimu.

Matamu -- jangan mengubahnya. Bibirmu sangat cantik ketika mengucapkan doa. Hidungmu sangat sempurna dalam bentuk. Tanganmu sangat lembut untuk disentuh. Aku telah memberi perhatian pada wajahmu saat engkau tertidur. Aku menggenggam hatimu dekat dengan-Ku. Dari semua yang hidup dan bernafas, engkau adalah yang
paling mirip dengan Aku.

Pria berjalan bersamaku di hari yang dingin dan dia kesepian. Dia tidak dapat melihat ataupun menyentuh-Ku. Dia hanya dapat merasakan-Ku. Jadi semua yang Aku ingin Pria berbagi denganku, aku membentuknya di dalam kamu.

Kekuatan-Ku, kemurnian-Ku, cinta-Ku, perlindungan-Ku dan dukungan-Ku. Engkau adalah istimewa karena engkau adalah perpanjangan tangan-Ku.

Jadi

Pria - perlakukan wanita dengan baik. Cintailah dia, hormatilah dia, karena ia lembut. Menyakitinya, berarti engkau menyakiti-Ku. Apa yang engkau lakukan kepadanya, engkau melakukan-nya kepada-Ku. Jika engkau menghancurkannya, engkau hanya menghancurkan hatimu sendiri, hati Bapa-mu....yang juga hati Bapa-nya.

Wanita, dukunglah pria. Dalam kesederhanaan, tunjukkan kepadanya kekuatan perasaan yang telah Kuberikan kepadamu. Dalam kesunyian, tunjukkan kekuatanmu. Dalam cinta, tunjukkan kepadanya bahwa engkau adalah tulang rusuknya yang melindungi tubuhnya. 
 
Gbu all..

Sabtu, 19 Juli 2014

Pergumulan Melawan Daging

Galatia 5:16-25

Istilah "daging" yang ada di dalam Perjanjian Baru biasanya tidak berbicara tentang tubuh fisik manusia, melainkan tentang sisi kemanusiaan di dalam diri kita yang ingin memuaskan keinginan pribadi. Kedagingan adalah pola pemikiran dan tingkah laku yang menentang ketaatan kepada Allah.

Mungkin Anda pernah berkata, "Ia hanya melakukan sesuatu yang wajar baginya." Sesungguhnya Anda sedang menggambarkan seseorang yang hidup dalam daging. Sifat alami kita cenderung untuk memuaskan kesenangan pribadi, dan bukan memuaskan hati Allah. Jadi setiap orang cenderung untuk memuaskan tubuh dan jiwanya. Mereka bahkan rela bepergian ke tempat-tempat yang jauh untuk mengisi kekosongan batin mereka. Mereka menyerahkan tubuh mereka kepada perilaku seksual menyimpang, pertikaian, penyembahan berhala dan kemabukan serta pesta pora sebagaimana digambarkan di dalam bacaan hari ini. Namun semua itu tidak akan pernah memberikan kepuasan kepada daging, sebab daging akan selalu menginginkan lebih.

Bila seorang yang tidak percaya berbuat sesuatu berdasarkan keinginannya sendiri, kita sebagai orang percaya tidak dapat berkata bahwa ia tidak boleh berbuat seperti itu. Mengapa? Sebab tidak ada Penolong dalam dirinya yang dapat memberikan peringatan ketika ia hendak melakukan sesuatu yang salah atau yang dapat memampukannya melakukan hal yang lebih baik. Tetapi kita orang Kristen tidak memiliki dalih seperti itu, karena Roh Allah berdiam di dalam diri kita, mendorong kita untuk menunjukkan pemikiran dan perilaku yang layak. Meski demikian, dorongan kedagingan masih akan kita alami, selama kita belum meninggalkan tubuh ini dan mencapai surga. Jadi, kita masih memiliki kapasitas untuk menyerah kepada kecenderungan yang berdosa dan menabur kerusakan dalam tubuh kita.

Guna melindungi diri kita dari keinginan daging, kita harus menaruh keyakinan yang penuh kepada Roh Kudus. Hanya Dia yang dapat menunjukkan pemikiran, sikap dan perilaku kita yang salah. Lebih lagi, Dia dapat mengisi hati kita dengan keinginan untuk taat, dan memampukan kita untuk membuat pilihan-pilihan yang benar.

TUHAN YESUS memberkati

Jumat, 18 Juli 2014

MENGUNDURKAN DIRI

Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Yohanes 6:66

Untuk menjadi murid-murid Yesus tidak diperlukan orang yang cerdas, berpendidikan tinggi atau pun kaya, asal ia setia. Inilah sifat yang menjadi tanda pengenal bagi murid Yesus yaitu kesetiaan. Awalnya para murid hanya diminta mengikutiNya dan tampaknya hal itu sangat mudah. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata hidup sebagai murid Yesus itu bukan berarti hanya menerima janji Kristus, melainkan dituntut penyerahan diri secara total, tanpa syarat dan tanpa kompromi. Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. (Lukas 16:13).

Bila kita telah berkomitmen untuk menjadi murid Yesus, maka dosa harus ditinggalkan seluruhnya. Semua pemikiran dan kebiasaan hidup lama harus dibuang dan diselaraskan dengan kehendak Tuhan. Tidak seorang pun dapat begitu saja mengikut Yesus tanpa melepaskan ikatan duniawi. Tuntutan ini sungguh cukup berat, sehingga tidak banyak orangRata Penuh
yang mengikut Dia dapat melakukannya. Mereka mau mengikut Yesus dengan syarat: Dia memberi roti dan ikan, berkat dan kesembuhan. Ada juga yang mau mengikut Yesus seenaknya sendiri yaitu minta ijin menguburkan ayahnya dulu (baca Matius 8:21). Akan tetapi saat Yesus berbicara tentang penyangkalan diri dan memikul salib, banyak orang yang akhirnya mengundurkan diri, tidak mau lagi mengikut Yesus seperti yang dikatakan murid-muridNya, Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya? (ayat 60 dari Yohanes 6).

Oleh karena itu seorang calon murid Yesus harus membuat perhitungan masak-masak, karena ia akan dihadapkan pada banyak ujian, tantangan dan ada harga yang harus dibayar. Tidaklah mengherankan bila orang-orang yang mengikut Yesus semakin hari semakin berkurang, lalu Tuhan Yesus berpaling kepada keduabelas muridNya dan bertanya, Apakah kamu tidak mau pergi juga? (ayat 67 dari Yohanes 6).

Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu. Lukas 14:33
 
Gbu all...

Kamis, 17 Juli 2014

THE STORY ABOUT 3 OF TREES

"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri" (Ams. 3:5) "

Kisah 3 pohon
Memang benar kita semua punya mimpi-mimpi yang hancur dan Allah tetapberdiri di atas mimpi-mimpi kita yang hancur karena Dia memiliki mimpiyang lebih baik, lebih tinggi, lebih agung bagi kita...
Alkisah, ada tiga pohon di dalam hutan. Suatu hari, ketiganya salingmenceritakan mengenai harapan dan impian mereka..
Pohon pertama berkata: "Kelak aku ingin menjadi peti harta karun. Akuakan diisi emas, perak dan berbagai batu permata dan semua orang akanmengagumi keindahannya" .
Kemudian pohon kedua berkata: "Suatu hari kelak aku akan menjadi sebuahkapal yang besar. Aku akan mengangkut raja-raja dan berlayar ke ujungdunia. Aku akan menjadi kapal yang kuat dan setiap orang merasa amanberada dekat denganku".
Lalu giliran pohon ketiga yang menyampaikan impiannya: "Aku ingin tumbuhmenjadi pohon yang tertinggi di hutan di puncak bukit. Orang-orang akanmemandangku dan berpikir betapa aku begitu dekat untuk menggapai surgadan TUHAN. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa danorang-orang akan mengingatku" .

Setelah beberapa tahun berdoa agar impian terkabul, sekelompok penebangpohon datang dan menebang ketiga pohon itu...
Pohon pertama dibawa ke tukang kayu. Ia sangat senang sebab ia tahubahwa ia akan dibuat menjadi peti harta karun.Tetapi...doanya tidak menjadi kenyataan karena tukang kayu membuatnyamenjadi kotak tempat menaruh makanan ternak. Ia hanya diletakkan dikandang dan setiap hari diisi dengan jerami.
Pohon kedua dibawa ke galangan kapal. Ia berpikir bahwa doanya menjadikenyataan. Tetapi... ia dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahunelayan yang sangat kecil. Impiannya menjadi kapal besar untukmengangkut raja-raja telah berakhir.
Pohon ketiga dipotong menjadi potongan-potongan kayu besar dan dibiarkanteronggok dalam gelap. 

Tahun demi tahun berganti..., dan ketiga pohon itu telah melupakanimpiannya masing-masing.
Kemudian suatu hari...Sepasang suami istri tiba di kandang.Sang istri melahirkan dan meletakkan bayinya di kotak tempat makananternak yang dibuat dari pohon pertama.Orang-orang datang dan menyembah bayi itu.Akhirnya pohon pertama sadar bahwa di dalamnya telah diletakkan hartaterbesar sepanjang masa.
Bertahun-tahun kemudian...Sekelompok laki-laki naik ke atas perahu nelayan yang dibuat dari pohonkedua. Di tengah danau, badai besar datang dan pohon kedua berfikirbahwa ia tidak cukup kuat untuk melindungi orang-orang di dalamnya.Tetapi salah seorang laki-laki itu berdiri dan berkata kepada badai:"Diam!!!" Tenanglah". Dan badai itupun berhenti.Ketika itu tahulah bahwa ia telah mengangkut Raja di atas segala raja.
Akhirnya...Seseorang datang dan mengambil pohon ketiga..Ia dipikul sepanjang jalan sementara orang-orang mengejek lelaki yangmemikulnya.. Laki-laki itu kemudian dipakukan di kayu ini dan mati dipuncak bukit. Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia demikian dekat denganTUHAN, karena YESUSlah yang disalibkan padanya...

KETIKA KEADAAN TIDAK SEPERTI YANG ENGKAU INGINKAN, KETAHUILAH BAHWA TUHAN MEMILIKI RENCANA UNTUKMU.JIKA ENGKAU PERCAYA PADA-NYA, IA AKAN MEMBERIMU BERKAT-BERKAT BESAR.KETIGA POHON MENDAPATKAN APA YANG MEREKA INGINKAN, TETAPI TIDAK DENGAN CARA YANG SEPERTI MEREKA BAYANGKAN.BEGITU JUGA DENGAN KITA, KITA TIDAK SELALU TAHU APA RENCANA TUHAN BAGI KITA.KITA HANYA TAHU BAHWA JALAN-NYA BUKANLAH JALAN KITA, TETAPI JALAN-NYA ADALAH YANG TERBAIK BAGI KITA, SELAMANYA.

Gbu all...

Rabu, 16 Juli 2014

Tuhan Membebaskan Anda

“ Walau seribu orang rebah disisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu “ ( Mazmur 91: 7, 10).

Berbicara secara wajar, inilah dunia mengerikan tempat kita tinggal kini. Sebuah dunia yang sempoyongan karena pengaruh dari satu bencana ke bencana lain. Hampir setiap hari kita mendengar tentang peperangan, bahaya senjata nuklir dan perang senjata kimia, tumpahan minyak, dan gempa serta banjir, penyakit yang mewabah dan kejahatan yang melanda kota-kota kita.

Tetapi ditengah itu semua, Tuhan sedang berjanji menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan kepada orang – orang yang mau percaya dan tinggal didalam DIA.

Anda mungkin berkata, “ DIA membuat janji ribuan tahun yang lalu ketika keadaannya tidak separah sekarang!”. Itu mungkin demikian, tetapi tahukan anda? Janji itu justru berlaku sekarang, itu dibuat untuk generasi kita. Renungkanlah, ketika Mazmur 91 ditulis, manusia belum menemukan senjata yang dapat membinasakan sepuluh ribu orang sekaligus. Kitalah generasi yang dapat melakukan hal itu. Jadi, bila Dia berkata “ Malapetaka tidak akan menimpamu,” Dia mencantumkan kita juga.

Malapetakan tidak akan menimpamu, Alangkah indahnya pernyataan itu!.Anda perlu memahaminya dan mempercayainya hari ini. Percayalah bahwa Tuhan mau menjadi Tuhan dalam hidup anda. Dia mau menjadi perlindungan anda, Dia mau menjadi keamanan anda. Dia mau menjadi Nama Pertama yang anda panggil bila kesukaran menimpa anda. Dia mau menjadi Pribadi yang anda percayai dan harapkan untuk mengamankan anda, Dia mau menjadi Andalan dalam setiap pergumulan hidup anda.
Dan jika anda melakukan hal itu, Dia tidak akan mengecewakan anda, Dia sanggup menangani semua bahaya yang mengelilingi anda. Betapa pun gawatnya bahaya itu, Dia dapat menanganinya! Dia telah membuktikan itu pada Sadrakh, Mesakh dan Abednego.Mereka diikat dan dilemparkan di tanur yang membara sedemikian panasnya sehingga orang – orang yang melemparkan ketiga pemuda itu ikut binasa oleh panasnya. Tetapi Tuhan menyelamatkan mereka dan ketika mereka keluar dari perapian itu, tiada bau sangit atau hangus tercium pada mereka.

Jadi betapapun dahsyatnya keadaan sekitar anda, Percayalah kepada TUHAN, Dia selalu setia. Dia takkan pernah melakukan hal lain ketika anda membutuhkan bantuan. Dia akan hadir tepat di tempat anda untuk membebaskan anda dari masalah, malapetaka, atau kehancuran apapun.

Izinkanlah Dia membuktikan dalam hidup anda, kebenaran yang telah dibuktikanNYA dalam hidup Sadrakh, Mesakh, dan Abednego : Tiada pribadi yang dapat membebaskan, melindungi, memberkati dan menyelamatkan anda seperti Dia ( TUHAN YESUS KRISTUS ), Amin.
 
Gbu all...

Selasa, 15 Juli 2014

Dosis kasih yang Sehat

“ Kasih …tidak mudah tersinggung atau jengkel atau marah; tidak memperhitungkan kejahatan yang diterima – tidak menaruh perhatian atas kesalahan yang dideritanya “ ( 1 Korintus 13:5 terjemahan Amplifie Bible)

Berjalan dalam kasih itu baik untuk kesehatan Anda, tahukan Anda akan hal itu?.

Itu benar!, Ilmu kedokteran telah membuktikannya, para peneliti telah menemukan bahwa permusuhan menghasilkan strees yang menghasilakan Tukak lambung, sakit kepala yang menegangkan dan sejumlah sakit lainnya.

Bila anda berfikir tentang permusuhan, anda mungkin berfikir tentang jenis kemarahan yang anda rasakan tentang sesuatu yang serius terjadi. Tetapi menurut para pakar, jenis itu bukanlah penyebab masalah yang terburuk, Justru hal hal kecil : Bila Pembatu merusakkan busana anda ketika mencuci atau bila pramusaji mencampur sambal pada makanan anda padahal anda tidak suka pedas, hal itu lazim bukan..??

Pikirkanlah berapa banyak ketegangan yang dapat anda hindari dengan bersikap lekas memaafkan , dengan menghayati hidup anda menurut 1Korintus 13 dan tidak memperhitungkan kejahatan yang dilakukan terhadap anda. Bayangkan manfaaat fisik dan emosi dari kehidupan seperti itu!

Jika anda membiarkan diri terbiasa dibelenggu oleh permusuhan, itu mungkin terdengar seperti impian yang mustahil, tetapi sebenarnya tidak!, Karena sebagai orang yang percaya yang dilahirkan baru, anda memiliki kasih Tuhan dalam diri anda.

Jika anda pasrah pada kasih itu, maka itu akan memerdekakan anda, ingatlak ketika Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kuburnya?, Lazarus hidup tetapi masih terikat dengan kain kafan. Tuhan Yesus memerintahkan agar ikatannya dilepas sehingga dia dapat bebas berjalan.

Yesus menginginkan kebebasan yang sama bagi anda. Jadi, bersepakatlah dengan Dia. Katakanlah pada kebiasaan maut yang mengikat anda , “ Dalam nama Yesus lepaskan aku dan biarkan aku pergi! Aku menaruh sikap permusuhan, sikap tidak memaafkan dan keserakahan di belakangku. Aku akan menghayati Kehidupan Kasih!”.

Ingatlah : Tidak diperlukan suatu mujizat pengobatan untuk mengubah kehidupan anda. Yang diperlukan hanyalah sebuah keputusan untuk pasrah pada kekuatan Kasih. Lakukan hal itu hari ini !, Amin
 
Gbu all...

Senin, 14 Juli 2014

Saat Memberi Saat Menerima

Saat engkau meneguhkan hati sahabatmu yang berada dalam ketakutan, sebenarnya engkau pun sedang menerima ketakutannya. Saat ketakutannya engkau terima, saat itulah juga, engkau mengganti ketakutannya dengan keberanianmu.

Saat isterimu mengandung anakmu, isterimu memberi makan janin itu lewat tali pusar dalam rahimnya; selama dalam kandungannya itulah, sebagai suami isteri, kalian sebenarnya menerima seorang manusia yang sudah pasrah total untuk diperlakukan apapun juga: mau serius dicintai, dirawat ataupun tidak! Itulah caranya seorang bayi dalam kandungan ibunya mencintai ibu dan ayahnya, bukan dengan memberi tapi menerima apapun perlakuan orang tuanya.

Saat engkau memberikan uang belanja kepada isterimu, saat itu jugalah engkau sebenarnya menerima kerendahan hati isterimu untuk diberi nafkah hidup.

Saat engkau merawat suami, isteri dan anak-anakmu yang sedang sakit, saat itulah juga engkau belajar menerima keterbatasan kesehatan mereka, sehingga engkaupun belajar kerepotan agar hidup tetap berlangsung.

Saat engkau marah kepada anak-anakmu, saat itu juga engkau menerima telinga anak-anakmu untuk mendengarkan kata-katamu dengan penuh kesabaran, walaupun menyakitkan sekalipun.

Saat engkau marah kepada pasangan hidupmu, dan karena itu dia diam, saat itu jugalah engkau menerima kesediaannya menerima kata-kata kasar, mungkin pedas, dan menyakitkan, sampai pasanganmu tidak sanggup untuk membalasnya.

Saat engkau dendam kepada orang serumah, sampai engkau tidak mau berbicara dengan mereka; saat-saat itulah engkau sebenarnya menerima kegelisahan mereka karena merasa tidak lagi dipercaya!

Saat engkau mengampuni pasangan hidupmu dan anak-anakmu setelah konflik akibat berbagai macam masalah, saat itu jugalah engkau menerima kegembiraan mereka karena masih dipercaya walaupun telah berbuat salah!

Saat engkau percaya pada saudaramu, bahkan menaruh harapan bahwa saudaramu dapat berkembang meski dia itu rapuh; saat itulah sebenarnya engkau menerima kerapuhannya menjadi milikmu, dan engkau memberikan harapanmu sehingga berkobar dalam hatinya!

Saat engkau memberi harapan kepada saudaramu, saat itu jugalah engkau melepaskan kacamata hitammu yang lama dan engkau mengganti dengan "kacamata baru" dari saudaramu. Saat itu jugalah engkau mengawali usaha untuk mengampuninya.

Saat Tuhan mengampunimu, saat itu jugalah engkau menerima kehendak bebas dari-Nya agar engkau merasa sungguh dipercaya untuk menentukan keputusanmu demi kepentingan- Nya, yakni kepentingan untuk mengasihi sesama seperti Ia mengasihi.

Saat engkau diampuni oleh Tuhan, saat itu pulalah dengan tulus, Tuhan menerima akibat dosa kita, agar hati kita ditukar dengan hati-Nya. Karena itu semoga hati kita tidak hanya menjadi seperti Hati Kristus yang mahakudus, melainkan akan "menjadi hati-Nya"!

Saat Kristus menjadi "jantung hati"-mu, saat itu jugalah Kristus menempatkan dirimu pada "Jantung Hati-Nya"
 
Gbu all...

Minggu, 13 Juli 2014

Keluarga Tangguh

Tidak ada keluarga yang kebal tehadap masalah. Bahkan keluarga terbaik pun. Namun tidak sedikit yang lelah menghadapi masalah dan memilih untuk menyerah dan memutuskan tali kekeluargaan, selingkuh dan cerai diantaranya. Mari kita belajar sebuah perspektif dari perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:11-24). Kalau kita perhatika ayat demi ayat, sebenarnya keluarga dari anak yang hilang ini penuh dengan berkat Allah.

Tidak kebal masalah
Pertama, keluarga ini diberkati secara jasmani, tidak kekurangan, dan hidup dalam kelimpahan. Banyak orang upahan yang dimiliki menunjukan bahwa perekonomian keluarga ini diatas rata-rata. Anak ini tumbuh dalam keluarga yang mapan, semuanya sudah tersedia dan berkelimpahan.

Kedua, keluarga ini penuh dengan kasih. Hal ini terlihat ketika ayahnya berlari menuju anak bungsunya yang kembali pulang. Ia merangkul dan memelukanya dengan hati terbuka. Padahal anaknya ini telah mendukakan hati ayahnya; meminta warisan sebelum waktunya, pergi foya-foya menghabiskan seluruh hartanya untuk kesia-siaan. Hal ini menunjukan bahwa sang ayah penuh dengan kasih dan pengampunan. Berarti anak ini juga tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih.

Ketiga, keluarga ini bukan keluarga pemurung. Ketika anak bungsu itu pulang, Ayahnya mengadakan pesta penyambutan. Seperti nya keluarga ini telah terbiasa untuk hidup dalam sukacita. Dan saya yakin anak ini dari waktu ke waktu menikmati sukacita dalam keluarganya. Lalu pertanyaannya, kalau keluarganya begitu baik, mengapa anak bungsu itu masih meninggalkan keluarganya?

Alasanya tidak akan kita bahas, karena semua jawaban terbuka. Tapi kita mau mengambil faktanya, bahwa anak ini mengambil keputusan untuk meninggalkan keluarganya. Ada kalanya keluarga sebaik apapun mengalami masalah. Tetapi meninggalkan keluarga atau memutus tali kekeluargaan bukanlaj jalan keluar menghadapi masalah. Hal itu justru akan menjerumuskan kita kedalam masalah yang lebih besar.

Pentingnya Keluarga
Pada mulanya Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dan memerintahkan mereka untuk beranak cucu. Dari sini kita tahu bahwa keluarga adalah inisiatif dan rencana Allah. Kalau tidak Allah mungkin meciptakan Adam dengan Adam, hawa dengan Hawa. Jika keluarga adalah inisiatif Allah, maka pasti ada berkat dan anugerah dari Allah. Keluarga adalah institusi luarbiasa yang Allah berikan bagi manusia.

Salah satu manfaat keluarga adalah tempat di mana kita di terima sebagaimana kita adanya. Jika diperusahaan umumnya. kita diterima atau tidak tergantung dari prestasi atau produktivitas. Jika produktif, perusahaan akan memelihara dengan memberikan bonus, insentif dan lain-lain. Tetapi jika kita melakuka kesalahan, atau kelemahan kita terungkap, maka kita dipecat.

Berbeda dengan keluarga. Saya pernah berjanji pada anak bungsu saya, jika ia berhasil meraih juara satu dikelas, saya akan membelikannya Nintendo Wii. Saya tahu dia anak yang sangat kompetitif. Benar saja, waktu kenaikan kelas, istri sanya mengatakan bahwa dia berhasil juara satu. Dia pun mendapat Nintendo Wii.

Namun, Pada tahun berikutnya, ia tidak juara satu lagi, bahkan di luar sepuluh besar. Pertanyaannya adalah, apakah saya sebagai ayah akan memecatnya sebagai anak? kebenarannya tetap sama, apakah ia juara satu atau juara sepuluh, ia tetap anak saya dan saya tidak dapat memecatnya.

Di dunia kita menerima banyak penolakan, di tempat kita bekerja, di komunitas, dan lain lain. Kita tidak bisa selalu mengalami penolakan karena akan menghancurkan jiwa kita. Namun ada satu tempat yang Tuhan sediakan dimana kita bisa terbuka dan tidak takut ditolak oleh orang disekitar kita, yaitu keluarga.

Kedua, keluarga adalah tempat bernaung ketika badai menerpa. Sebelum resesi, riset di singapura menunjukan bahwa keluarga merupakan prioritas kelima di bawah karier, rekreasi, dan lain-lain. Tetapi ketika diadakan riset kembali setelah resesi, hasilnya berubah, Keluarga menjadi prioritas utama.

Ketika badai datang, orang menyadari pentingnya keluarga. Ada tiga jenis manusia didunia ini: orang yang sudah, sedang dan yang akan mengalami badai kehidupan. Allah tahu ini, maka Dia menciptakan keluarga supaya kita bisa bernanung dan merasakan keamanan didalamnya.

Ketiga, Keluarga menentukan masa depan kita. Hidup saya sekarang ini, dan cara saya membuat keputusan, bergaul, dan berbisnis bukan mutlak pilihan saya sendiri, tetapi sebagian besar diturunkan oleh orang tua. Keluarga adalah institusi yang menentukan masa depan generasi berikutnya.

Ayah anak yang hilang itu begitu bersabar menanti anaknya kembali. Mungkin selama anaknya ada di negri orang, beliau tidak lupa untuk selalu mendoakan kesehatan dan kesejahteraannya. Ia tidak kecewa, apalagi kepahitan. Ia selalu membuka pintu rumahnya dan juga hatinya, jika suatu saat anaknya itu kembali.

Anaknya juga demikian. Ia menyadari kesalahnya, meminta ampun kepada Tuhan dan kembali kepada keluarganya. Akhirnya, Ayah dan anak yang hilang itu bertemu, dan hubungan mereka mengalami pemulihan. Kasih, penerimaan, pengampunan, dan pengakuan dosa selalu jalan terbaik menuju keluarga yang utuh, kuat, dan diberkati Tuhan. 


Gbu all...

Sabtu, 12 Juli 2014

Tekanan Menghasilkan Kebenaran

Merasa “tertekan” memang merupakan sebuah ujian bagi hubungan kita dengan Tuhan, apalagi jika kata-kata umpatan yang keluar dari mulut kita. Itu bisa terjadi jika Anda meninggalkan saat teduh setiap hari dan hidup di dalam kekuatiran.

Tuhan menjelaskan bahwa, seperti pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik dan pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik, demikian pula kata-kata dan tindakan-tindakan kita itu akan menunjukkan keadaan rohani kita. Karena kata-kata yang kita ucapkan “keluar” dari hati kita (Lukas 6:45)

Jadi bagaimana kita dapat menghasilkan tuaian dari buah yang baik? Yesus mengatakannya dengan jelas: Tinggallah di dalam Aku. Lakukanlah segala sesuatu dengan kekuatan-Ku, bukan dengan kekuatan mu. Dia berjanji bahwa jika kita tinggal di dalam Dia, maka Ia akan memenuhi kita dengan Roh Kudus-Nya, dan hidup kita akan berbuah banyak. Ia berkata, “sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:4-8).

Hal yang memalukan adalah ketika kita tertekan dan kemudian malah tenggelam di dalam kesedihan dan menangis mengasihani diri sendiri secara berlebihan. Anda mengeluarkan kata-kata yang kasar dari mulut Anda sehingga memutuskan hubungan Anda dengan orang lain karena menyebabkan ia sakit hati. Anda menjadi egois dan kasar. Itu adalah hal yang tidak baik. Hidup di dalam Tuhan artinya segala sesuatu termasuk kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, dapat digunakan-Nya untuk mendatangkan kebaikan.

Setiap kali kita tertekan, kita mempunyai kesempatan untuk bertumbuh. Namun, ketahuilah tekanan itu tidak akan pernah berhenti. Kehidupan akan selalu menghadirkan tekanan, stress, dan bencana. Tetapi ketika kita membiarkan kehidupan rohani kita dipelihara oleh Yesus, Pokok Anggur yang Benar, dan Bapa, Sang Pengusaha (Yohanes 15:1), maka tekanan itu akan mendatangkan hal-hal yang baru: kata-kata umpatan berubah menjadi kata-kata pujian; air mata kekuatiran berubah menjadi ketenangan dan pengharapan; sikap mau menang sendiri berubah menjadi sikap yang mau berkorban.

Dengan Roh Kudus yang senantiasa mengajar kita dan mendorong kita untuk lebih dekat kepada Tuhan, maka kita tidak hanya dapat belajar dari kesalahan saja, tetapi kita dapat mengalahkannya. Ketika kita tertekan, kita tidak lagi melukai orang lain atau mempermalukan diri kita sendiri.

Melainkan, hidup kita akan dipenuhi dengan keharuman dan kesegaran dari buah yang kita hasilkan. Kita akan menjadi saksi hidup bagi kuasa Tuhan yang ada di dalam hidup kita!

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” (Yakobus 1:2-4).
Gbu all...

Jumat, 11 Juli 2014

BUAH ROH: SUKACITA

“Dan kamu telah menjadi penurut kami (Paulus dan rekan-rekan) dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” 1 Tesalonika 1:6

Apakah Saudara bersukacita setiap hari? Atau malah sebaliknya, murung dan bersedih sepanjang hari karena beban yang begitu berat dan situasi-situasi sekitar yang mempengaruhi kondisi hati sehingga kita tidak bisa bersukacita? Sudah pernah disinggung melalui renungan ini bahwa sukacita seseorang itu pada umumnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya, pertama: situasi dan orang-orang yang ada di sekitar. Kita harus ingat bahwa tidak ada seorang pun yang berkuasa untuk mengendalikan keadaan yang ada di sekitarnya, tapi kita bisa mengendalikan suasana hati kita. Jangan sampai situasi mempengaruhi hati dan merampas sukacita kita. Kedua: harta kekayaan (uang). Seringkali sukacita seseorang bergantung pada banyak/sedikitnya uang atau harta yang dimiliki seperti tertulis: “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21).

Sukacita adalah bagian dari buah Roh. Tuhan ingin agar hidup kita penuh dengan sukacita. Seperti buah-buah Roh yang lain, sukacita ini bukan sesuatu yang dapat kita hasilkan sendiri, tapi datangnya dari Tuhan yang adalah sumber sukacita sejati. Sukacita ini datang dari Roh Kudus dan tidak tergantung pada keadaan; tetap bersukacita sekalipun berada dalam penderitaan, aniaya, sakit-penyakit, kecewa atau kesedihan yang luar biasa. Kata yang digunakan Paulus untuk sukacita adalah chara, yang artinya sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus atau sukacita karena Tuhan. Jemaat di Tesalonika tetap bersukacita meskipun mereka sedang dalam penindasan dan aniaya. Untuk bersukacita di tengah situasi seperti itu, secara manusia, sulit dilakukan!

Kunci untuk memiliki sukacita sejati adalah harus melekat kepada Tuhan. “Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” (Yohanes 15:10-11).

Sukacita dari Tuhan memampukan kita tetap bertahan melewati badai hidup!

Gbu all...

Kamis, 10 Juli 2014

BUAH ROH: PENGUASAAN DIRI

“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal.” 1 Korintus 9:25

Apa yang dimaksud dengan penguasaan diri? Ada dua kata Yunani yang diterjemahkan sebagai penguasaan diri yaitu EN KRATOS. En berarti di dalam dan kratos berarti kekuatan atau kuasa. Seseorang yang memiliki penguasaan diri adalah orang yang memiliki kekuatan di dalam dirinya. Jadi, penguasaan diri adalah salah satu kemampuan terbesar yang dapat kita miliki. Kemampuan ini akan berkembang ketika kita senantiasa dekat dengan Tuhan Yesus.

Penguasaan diri bagi orang Kristen menunjukkan tingkat kedewasaan rohaninya, yang tidak hanya dalam satu aspek saja, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan; suatu karakteristik mampu menahan diri secara moral terhadap segala godaan dan segala kenikmatan dosa. Ada tertulis: “...hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.” ( Galatia 5:16). Selama kita hidup, keinginan daging adalah bagian dari kehidupan kita dan satu-satunya cara mengendalikannya adalah dengan hidup menurut Roh. Banyak orang sangat kecanduan terhadap seks, situs-situs porno, televisi, atau aktivitas-aktivitas lain yang menguasai dirinya begitu rupa. Penulis Amsal berkata, “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.” (Amsal 25:28). Menjadi orang yang bisa menguasai diri dalam segala hal adalah sebuah proses, tidak semudah membalik telapak tangan. Penguasaan diri dan disiplin diri adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan! Paulus menggambarkan hidup sebagai arena pertandingan, di mana kita harus berjuang dan bisa menguasai diri dalam segala hal agar dapat mencapai garis finis dan memperoleh hadiah yang disediakan. Disiplin diri adalah hal penting dalam pertandingan hidup ini. Jangan biarkan kesalahan masa lalu dan godaan-godaan lain menghalangi langkah kita mencapai kemenangan..

Mari, ijinkan Roh Kudus mengendalikan hidup kita. Bila kita hidup oleh Roh, kita akan menaati firmanNya dan menghindari situasi di mana kita lemah. Roh Kudus yang diam dalam diri kitalah yang akan menolong kita ketika kita bertempur melawan segala macam bentuk godaan dosa. Jadi bukan upaya kita sendiri!

“orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota .” Amsal 16:32b
 
Gbu all...

Rabu, 09 Juli 2014

Hadapi dan Kalahkan Masalahmu

Masalah dapat tiba-tiba datang dalam kehidupan kita, tetapi sudah waktunya kita berdiri, menghadapi dan mengalahkannya. Kita dapat belajar dari Raja Yosafat yang ketika itu sedang mengatur bangsanya. Tiba-tiba dia mendengar 3 kekuatan bani Amon dan bani Moab dan sepasukan orang Meunim akan maju hendak menghancurkan Israel. Yosafat yang takut mendengar berita ini memutuskan untuk mencari Tuhan.

Bagaimana sikap kita pada waktu menghadapi masalah?

1. Jangan takut dan terkejut (2 Tawarikh 20:15)
Artinya: Hadapi saja masalah itu karena Tuhan menyertai kita. Tuhan akan memberikan kemenangan, terobosan, mujizat, membuka jalan bagi kita. Ia akan memulihkan kita, hanya apabila kita mau menghadapi masalah kita. Tuhan begitu yakin dan percaya bahwa kita akan menang karena Tuhan TELAH melakukan bagian-Nya untuk membuat kita menang, dengan mati di kayu Salib! Yesus mengatakan ”SUDAH SELESAI”. Kalimat ini tertulis dalam Yohanes 19:30, dikonfirmasi lagi di kitab Wahyu 16:17.

Masalah memang harus kita hadapi. Ini bagian yang harus kita lakukan. Masalahnya adalah “Apakah engkau percaya?” (Markus 9:14-24). Karena bagi orang yang percaya, segala sesuatu adalah mungkin! Kita harus percaya bahwa kita bisa keluar dari masalah itu dan keadaan bisa berubah.. Ada mujizat yang bisa terjadi dalam hidup kita. Satu hal yang harus kita sadari adalah bahwa masalah tidak sama dengan Tuhan! Artinya Tuhan lebih besar dari masalah kita!

2. Ada kuasa dalam kesepakatan (Matius 18:19)
Kita harus sepakat dan berada di pihak Tuhan. Kita harus sepakat dengan Tuhan dalam pikiran, perkataan dan tindakan kita. Apapun keadaan yang sedang kita hadapi, ingat dan sepakat dengan janji firman Tuhan. kita harus hidup dengan kesadaran bahwa kita adalah PEMENANG yang penuh dengan berkat dan kemurahan Tuhan! Jangan pikirkan masalahnya tetapi fokus kepada apa yang Tuhan akan lakukan bagi kita (Ibrani 12:2). Percaya bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Tuhan. Apabila kita tunduk kepada Tuhan, maka masalah tidak ada pilihan lain selain pergi dari hidup kita (Yakobus 4:7). Tuhan tidak pernah merancang kita untuk lari dari masalah kita. Tuhan telah memberikan senjata peperangan dimana semua itu untuk melindungi tubuh bagian depan kita! Jadi apabila kita melarikan diri, tidak ada senjata Tuhan yang akan melindungi tubuh bagian belakang kita (Efesus 6:14-17).

Ibrani 10:38-39
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.


Gbu all..

Selasa, 08 Juli 2014

Jatuh itu Anugerah

Ulangan 32:11-12
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 83; Roma 11; Ulangan 13-14

Rajawali adalah burung yang terkenal dengan ketangguhannya menghadapi badai, kekuatan sayapnya yang mampu terbang tinggi, dan ketajaman inderanya saat mengejar mangsanya. Semua kekuatan yang didambakan burung mana pun sepertinya dimiliki oleh burung rajawali. Namun kekuatan terbang burung rajawali tidak datang dengan sendirinya.

Rajawali selalu membangun sarang di pohon yang tinggi di puncak bukit yang tinggi dan terjal. Ketika anak-anak rajawali lahir, induk rajawali menjaganya dengan segenap hidup mereka. Semua kebutuhan anak-anak bayi rajawali dipenuhi oleh induknya. Dengan kata lain, bayi rajawali kecil tahu beres akan hidupnya dan tidakdikuatirkan oleh apa pun juga.

Tapi ketika tiba saatnya bagi anak rajawali untuk belajar terbang, ‘tanpa perasaan' induknya akan menjungkirbalikkan sarang yang selama ini menjadi tempat berlindung yang nyaman baginya. Tidak tanggung-tanggung, rajawali kecil itu akan terjun bebas beribu-ribu meter menuju batu-batu tajam yang ada di bawahnya. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha mengepak-kepakkan sayapnya. Dan di detik terakhir sebelum ia menghujam batu-batu tajam itu, induk rajawali dengan sigap menyambar anaknya, membawanya terbang tinggi ke angkasa, dan menjatuhkan anaknya kembali. Hal ini dilakukannya berulang-ulang sampai sayap anaknya menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri.

Pada awalnya mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari ‘kekejaman' induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses belajarnya sampai akhirnya ia bertumbuh menjadi rajawali yang perkasa, sama seperti induknya.
Demikian juga dengan hidup kita. Saat kita masih menjadi bayi-bayi rohani, seringkali kita mendapati segala kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi dengan instan. Tapi ada saatnya ketika kegoncangan itu datang dan kita terjun bebas, sadarilah bahwa saat itu Allah sedang melatih Anda untuk terbang. Karena kerinduan Tuhan yang terbesar adalah melihat Anda menjadi kuat dan bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam akan Dia. Tidakkah Anda sadari justru di saat kesesakanlah kita mengalami keperkasaan Allah kita secara nyata?

Jatuh itu anugerah.
Nikmati dengan penuh ucapan syukur dan jadilah kuat.
 
Gbu all...

Senin, 07 Juli 2014

PANDANGLAH KEPADA YESUS

Ibrani 12:2, "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah."

Apakah maksudnya memandang kepada Yesus? Cobalah kita berpikirkan hal-hal demikian: jika Anda sedang tenggelam dan seseorang lewat begitu saja, janganlah pandang dia. Lihatlah kepada Yesus. Ketika Anda memandang orang itu, Anda akan mengharapkan dia untuk menyelamatkan Anda.

Dalam hal yang sama, jika Anda memandang kepada Yesus mengharapkan Dia menyelamatkan, menyembuhkan dan melindungi Anda karena Anda mengetahui kuasa dan pengorbanan kasih-Nya bagi Anda. Firman Tuhan berkata "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, " Inilah hidup yang dikehendaki Tuhan.

Apabila Anda mengalami migrain, pandanglah kepada Yesus. Lihatlah Dia sedang mengambil migrain Anda dan menanggungnya di atas tubuh-Nya di kayu salib dan berkata, "Tuhan, Bersyukur oleh bilur-bilur- Mu aku sudah disembuhkan. " (Yesaya 53:5), jika Anda terus memandang Yesus, Sang Penyembuh Anda, dengan cara demikian maka migrain itu akan bertekuk lutut kepada karya-Nya yang telah selesai di kayu salib!

Jika Anda mengalami masalah dalam keuangan dalam hidup Anda, cukup pandanglah Yesus dengan penuh keyakinan, berharaplah agar Dia memenuhi kebutuhan Anda menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dan akan membebaskan Anda dari masalah keuangan.

"Tetapi Pak Pendeta, Apakah sesederhana itu? Saya cukup memandang kepada Yesus dan Dia akan memberkati keuangan saya?

Ya memang sangat sederhana. Masalahnya dengan kita adalah bahwa kita cenderung melihat kepada diri kita sendiri. Tetapi kenyataannya kita tidak dapat menyelamatkan dan membebaskan diri kita sendiri. Bahkan Rasul Paulus pun bergumul ketika ia bergantung dengan kekuatan usahanya sendiri. Itulah sebabnya ia berkata,"Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat." (Roma 7:19) namun ketika Rasul Paulus mengabaikan dirinya sendiri dan memandang kepada Yesus Dia menerima kelepasan. Rasul Paulus berkata: "AkU, manusia celaka! Siapakah yanga akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita" (Roma 7:24-25)

Inilah waktunya untuk mengarahkan fokus perhatian kita kepada Yesus Kristus, Dialah yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. Inilah waktunya untuk mengalihkan fokus perhatian dari diri kita sendiri kepada Yesus. Jika menaruh perhatian kepada apa yang telah dilakukan Yesus di kayu salib maka kita akan melihat dan mengalami kesembuhan dan kelimpahan dalam kasih dan anugerah-Nya. 


Gbu all...

Minggu, 06 Juli 2014

Mau Diproses

Besi hanya dapat menjadi pisau setelah ia mau ditempa palu besar berulang-ulang, dan dibakar dalam api panas ratusan derajat celcius. Pohon beringin besar yang berumur ratusan tahun, berhasil melewati ribuan angin rebut, jutaan hujan, dan berbagai godaan yang meruntuhkan, hingga ia menjadi pemandangan yang indah dan dapat menjadi tempat perteduhan bagi makhluk hidup yang lain. Sebatang rotan dapat menjadi kursi atau perabot yang indah hanya karena ia mau ditebang, di bersihkan, dijemur dibawah sinar matahari, digoreng dalam penggorengan yang sangat panas, dipotong-potong kecil, difinishing hingga ia menjadi berguna dan diletakkan di ruangan tamu. Jika tidak bayangkan rotan hanya akan hidup dalam hitungan waktu dan kembali menjadi tanah tanpa memiliki nilai yang berarti.

Manusia akan menjadi berarti hanya ketika ia mau dibentuk dan diproses oleh tangan Sang Mahakarya. Sebab sejak awal, semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan sekalipun sebagai ciptaan yang termulia. Dosa telah membuat gambar diri manusia menjadi rusak, karena itulah jika manusia tidak dibentuk oleh Tuhan maka hidupnya akan menjadi sia-sia dan tak berarti. Saat sedang dibentuk rasanya sakit dan tidak enak, saat Tuhan mengijinkan karakter kita dihancurkan, kesombongan kita ditekan, bahkan saat harga diri yang kita anggap mulai diinjak-injak. Ketika kita sadar dan mau mebuka hati untuk pembentukan itu, maka kita akan menjadi manusia yang berkenan dan layak id hadapan Allah, karena Yesus telah mengembalikan kemuliaan itu bagi kita.

Maukah kita menjalani proses demi proses dalam hidup ini dengan tetap berpegang pada firman dan kebenaranNya?

Untuk menjadi berarti, kita harus mau melewati proses, tidak ada yang terjadi dengan sendirinya.

“Siapakah kamu, hai manusia maka kamu berbantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya : “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?”
( Roma 9:20 )
 
Gbu all...

Sabtu, 05 Juli 2014

Apa yang dibutuhkan pasangan Anda?

Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil, saya melihatnya dengan begitu gigih menjaga keutuhan keluarga. Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur yang panas untuk ayah, karena lambung ayah tidak baik, pagi hari hanya bisa makan bubur.

Setelah itu, masih harus memasak sepanci nasi untuk anak-anak, karena anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, perlu makan nasi, dengan begitu baru tidak akan lapar seharian di sekolah.

Setiap sore, ibu selalu membungkukkan badan menyikat panci, setiap panci di rumah kami bisa dijadikan cermin, tidak ada noda sedikit pun.

Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai, mengepel seinci demi seinci, lantai di rumah tampak lebih bersih dibanding sisi tempat tidur orang lain, tiada debu sedikit pun meski berjalan dengan kaki telanjang.

Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin. Namun, di mata ayahku, ia (ibu) bukan pasangan yang baik. Dalam proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja ayah selalu menyatakan kesepiannya dalam perkawinan, tidak memahaminya.

Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu, bahkan saat libur juga masih mengatur jadwal sekolah anak-anak, mengatur waktu istrirahat anak-anak, ia adalah seorang
ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak untuk berprestasi dalam pelajaran. Ia suka main catur, suka larut dalam dunia buku-buku kuno.

Ayah saya adalah seoang laki-laki yang baik, di mata anak-anak, ia maha besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami. Hanya saja, di mata ibuku, ia juga bukan seorang pasangan yang baik, dalam proses pertumbuhan saya, kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam-diam di sudut halaman.

Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedang ibu dengan aksi, menyatakan kepedihan yang dijalani dalam perkawinan.

Dalam proses pertumbuhan, aku melihat juga mendengar ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka, dan mereka layak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik. Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan ayah di dunia, kehidupan perkawinan mereka lalui dalam kegagalan, sedangkan aku, juga tumbuh dalam kebingungan, dan aku bertanya pada diriku sendiri : Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?

Pengorbanan yang dianggap benar.

Setelah dewasa, saya akhirnya memasuki usia perkawinan, dan secara perlahan -lahan saya pun mengetahui akan jawaban ini.

Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, menyikat panci dan membersihkan lantai, dengan sungguh-sungguh berusaha memelihara perkawinan sendiri. Anehnya, saya tidak merasa bahagia ; dan suamiku sendiri, sepertinya juga tidak bahagia. Saya
merenung, mungkin lantai kurang bersih, masakan tidak enak, lalu, dengan giat saya membersihkan lantai lagi, dan memasak dengan sepenuh hati. Namun, rasanya, kami berdua tetap saja tidak bahagia.

Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan lantai, suami saya berkata : "Istriku, temani aku sejenak mendengar alunan musik!"

Dengan mimik tidak senang saya berkata : "Apa tidak melihat masih ada separoh lantai lagi yang belum dipel?"

Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung, kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan ibu saya, ibu juga kerap berkata begitu sama ayah. Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidakbahagiaan dalam perkwinan
mereka. Ada beberapa kesadaran muncul dalam hati saya.

Yang kamu inginkan?

Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah saya... Ia selalu tidak mendapatkan pasangan yang dia inginkan dalam perkawinannya, Waktu ibu menyikat panci lebih lama daripada menemaninya. Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga, adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan, ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih, namun, jarang menemaninya, sibuk mengurus rumah, ia berusaha mencintai ayah dengan caranya, dan cara ini adalah mengerjakan urusan rumah tangga.

Dan aku, aku juga menggunakan caraku berusaha mencintai suamiku. Cara saya juga sama seperti ibu, perkawinan saya sepertinya tengah melangkah ke dalam sebuah cerita, dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia. Kesadaran saya membuat saya membuat keputusan (pilihan) yang sama. Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengar musik, dan dari kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu.

Saya bertanya pada suamiku : "Apa yang kau butuhkan?"

"Aku membutuhkanmu untuk menemaniku mendengar musik, rumah kotor sedikit tidak apa-apalah, nanti saya carikan pembantu untukmu, dengan begitu kau bisa menemaniku," ujar suamiku.

"Saya kira kamu perlu rumah yang bersih, ada yang memasak untukmu, ada yang mencuci pakianmu.... ," dan saya mengatakan sekaligus serentetan hal-hal yang dibutuhkannya.

"Semua itu tidak pentinglah," ujar suamiku. "Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku."

Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Kami meneruskan menikamti kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara masing-masing bagaimana mencintai, namun,
bukannya cara pihak kedua.

Jalan kebahagiaan

Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja buku, Begitu juga dengan suamiku, dia juga menderetkan sebuah daftar kebutuhanku. Puluhan kebutuhan yang panjang lebar dan jelas, seperti misalnya, waktu senggang menemani pihak kedua mendengar musik, saling memeluk kalau sempat, setiap pagi memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat.

Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yang cukup sulit, misalnya, "Dengarkan aku, jangan memberi komentar." Ini adalah kebutuhan suami. Kalau saya memberinya usul, dia bilang akan merasa dirinya akan tampak seperti orang bodoh. Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki.

Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya pada saya, kalau tidak saya hanya boleh mendengar dengan serius, menurut sampai tuntas, demikian juga ketika salah jalan. Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun, jauh lebih santai daripada mengepel, dan dalam kepuasan kebutuhan kami ini, perkawinan yang kami jalani juga kian hari semakin penuh daya hidup.

Saat saya lelah, saya memilih beberapa hal yang gampang dikerjakan, misalnya menyetel musik ringan, dan kalau lagi segar bugar merancang perjalanan keluar kota. Menariknya, pergi ke taman flora adalah hal bersama dan kebutuhan kami, setiap ada pertikaian, selalu pergi ke taman flora, dan selalu bisa menghibur gejolak hati masing-masing. Sebenarnya, kami saling mengenal dan mencintai juga dikarenakan kesukaan kami pada taman flora, lalu bersama kita menapak ke tirai merah perkawinan, kembali ke taman bisa kembali ke dalam suasana hati yang saling mencintai bertahun-tahun silam.

Bertanya pada pihak kedua : "Apa yang kau inginkan?" Kata-kata ini telah menghidupkan sebuah jalan kebahagiaan lain dalam perkawinan. Keduanya akhirnya melangkah ke jalan bahagia.

Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah ibu tidak bisa bahagia, mereka terlalu bersikeras menggunakan cara sendiri dalam mencintai pihak kedua, bukan mencintai pasangannya dengan cara pihak kedua. Diri sendiri lelahnya setengah mati, namun, pihak kedua tidak dapat merasakannya, akhirnya ketika menghadapi penantian perkawinan, hati ini juga sudah kecewa dan hancur.

Karena Tuhan telah menciptakan perkawinan, maka menurut saya, setiap orang pantas dan layak memiliki sebuah perkawinan yang bahagia, asalkan cara yang kita pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan pihak kedua! Bukannya memberi atas keinginan kita sendiri, perkawinan yang baik, pasti dapat diharapkan.


Ditulis oleh Isak Rickyanto

 Gbu all...