Minggu, 13 Maret 2011

Damai Sejahtera seperti Sebuah Sungai

Setiap kali mendengar kisahnya hati saya meluap dalam puji-pujian kepada Allah atas kesetiaan-Nya.
Horatio Gates Spafford adalah sahabat pribadi dari Penginjil besar Dwight L. Moody. Suatu waktu Spafford dan keluarganya memutuskan untuk pergi berlibur. Rencana mereka adalah pergi ke Inggris pada bulan November 1873 untuk bergabung dengan Moody dan Ira Sankey dalam sebuah kebangunan rohani dan kemudian bepergian keliling Eropa. Karena Spafford harus menghadiri suatu urusan bisnis pada saat-saat terakhir sebelum ia pergi berlibur, ia memutuskan untuk keluarganya pergi terlebih dahulu dengan sebuah kapal besar.  Kapal uap Perancis Ville de Havre.
Tragisnya, kapal itu tidak pernah mencapai tujuan. Kapal tersebut bertabrakan dengan kapal lain di lepas pantai Newfoundland dan tenggelam. Hanya 47 dari 226 penumpang yang selamat. Salah satunya adalah istri Spafford, Anna. Keempat putri mereka: Maggie, Tanetta, Annie dan Bessie tenggelam dan meninggal dalam perairan yang deras dan dingin. Saya dapat membayangkan bagaimana perasaan Spafford saat ia menerima telegram dari istrinya yang berduka, berbunyi,"Selamat sendirian."
Spafford segera meninggalkan segala urusan bisnisnya dan berlayar ke Eropa untuk berkumpul dengan istrinya. Ketika keduanya bersama-sama, mereka bertemu Moody. Spafford berkata kepada Moody,"Semuanya baik-baik saja. Kehendak Allah sajalah yang terjadi."
Beberapa waktu setelah tragedi yang sangat besar ini, Spafford menulis kata-kata dalam sebuah lagu rohani yang paling disukai dalam sejarah Kekristenan,"It Is Well with My Soul (Jiwaku Baik-baik Saja)." Syairnya menggugah jiwa:
Saat kedamaian seperti sebuah sungai yang mendatangi jalanku;
Saat kesedihan seperti laut berombak besar bergulung;
Apa pun bagianku, Engkau telah mengajarku berkata,
Baik-baik saja, jiwaku baik-baik saja.
(Refrein)
Jiwaku baik-baik saja,
Baik-baik saja, jiwaku baik-baik saja.

Walaupun setan memukul, walaupun cobaan datang,
Biarlah keyakinan anugerah ini menguasai,
Bahwa Kristus telah melihat keadaanku yang putus asa,
Dan telah mencurahkan darah-Nya untuk jiwaku.

(refrein)
Dosaku-oh, kebahagiaan pikiran mulia ini-
  Dosaku, bukan sebagian, tetapi seluruhnya,
Dipaku ke Salib, dan aku tak menanggungnya lagi.
  Puji Tuhan, Puji Tuhan, o jiwaku.

(refrein)
Dan, Tuhan, segera munculkanlah siang supaya iman kami tampak,
   Awan-awan bergulung seperti kertas,
Terompet akan berbunyi, dan Tuhan akan turun;
   Walau pun begitu, jiwaku baik-baik saja.

(refrein)

Tentunya kata-kata Spaford yang dalam itu diilhami oleh janji-janji Allah yang luarbiasa. Walaupun kesedihannya sangat hebat, janji-janji itu telah menyanggupkan dia untuk merasakan kedamaian dan penghiburan yang hanya dapat diberikan oleh Allah. Allah setia !
Anda mungkin sedang menghadapi gelombang besar dan pencobaan-pencobaan yang sangat sukar dalam kehidupan Anda. Sahabatku, berpalinglah kepada Allah dan percayalah pada janji-janji-Nya. Serahkanlah diri Anda kepada Allah dan janji-janji-Nya. Ketenangan dan kedamaian adikodrati tersedia bagi Anda dalam setiap keadaan.
Semua itu adalah milik Anda. Serahkanlah diri Anda kepada Allah dan janji-janji-Nya-dan percayalah dengan sungguh-sungguh kepada-Nya-dan kedamaian ini akan menjadi milik Anda. Ia akan menopang Anda. Allah setia.
Jangan pernah melupakan bahwa Allah kita adalah pemegang janji. Bilangan 23:19 menegaskan,"Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta. Bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?"
Sebelum kematiannya Yosua yang sudah tua menyatakan,"Maka sekarang sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi." (Yosua 23:14; lihat juga Yosua 21:45) Salomo kemudian menyatakan,"Terpujilah TUHAN yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi (1 Raja-raja 8:56). Allah benar-benar setia !
(Ron Rhodes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar