Jumat, 31 Januari 2014

Pengucapan Syukur Sejati

“Xin Nian Kuai Le, Shen Ti Jian Kang, Da Ji Da Li, Sheng Yi Xing Rong, Wan Shi Ru Yi.”
Mazmur 107:1
"Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!"

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 31; Filipi 3; Ayub 42

Dipisahkan dari teman-teman, dituduh semena-mena, diperlakukan kasar dan bila ada orang yang berhak mengeluh maka ia adalah orang ini, yang hampir terlupakan dalam penjara romawi yang kotor. Tetapi, ia tidak mengeluh, tetapi malah penuh dengan kata-kata pujian dan ucapan syukur!

Orang ini adalah rasul Paulus - pria yang telah belajar arti dari pengucapan syukur sejati, bahkan di tengah-tengah kesulitan yang besar. Mari kita melihat bersama apa yang ditulisnya dalam penjara: "Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita" (Efesus 5:19-20).

Paulus bukanlah orang yang begitu hebat sampai ia bisa menerima segala sesuatu yang tidak mengenakkan dengan hati yang rela. Bahkan di saat dirinya dalam penjara, para penjaga penjara dan teman-teman sepenjaranya berpikir pria ini telah gila. Yang ia lakukan hanyalah berterima kasih kepada Tuhan atas apa yang dialami baik suka maupun yang mendatangkan duka.

Bagi seorang Paulus, pengucapan syukur bukanlah perayaan sekali dalam setahun, melainkan kenyataan sehari-hari sehingga menjadikannya orang yang penuh sukacita dalam setiap keadaan. Biarlah hal ini juga yang terjadi dalam setiap kita.

Ucapkanlah syukur kepada Tuhan senantiasa dan alami kekuatan dan sukacita ketika Anda melakukannya. 


GBU ALL...

Kamis, 30 Januari 2014

Yesus Yang Terutama

Matius 6:33
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 91; Filipi 4; Mazmur 111, 113

Ini adalah sebuah kisah yang nyata dimana ada seorang seorang pria bernama Kurt Warner. Nama ini mungkin terasa asing bagi Anda, namun coba tanyakan kepada masyarakat Amerika Serikat. Tidak ada satu pun yang tidak mengetahui siapakah dirinya.

Kurt merupakan olahragawan AS. Ia adalah pemain Football yang aktif sampai saat ini. Berbagai penghargaan telah ia raih dari cabang olahraga favorit masyarakat negara berjulukan "Pam Sam" tersebut. Di tahun 2008 ketika ia membawa timnya, Arizona Cardinals sebagai juara liga Football AS (NFL), di tahun yang sama itu pula Kurt menerima penghargaan Walter Payton NFL Man of the Year Award.

Dalam sebuah wawancaranya dengan sebuah media Kristiani Amerika Serikat, pria berbadan tegap ini membuka rahasia mengenai kesuksesan yang ia raih. Ia katakan bahwa apa yang ia dapatkan selama ini adalah karena ia menempatkan Tuhan sebagai tempat paling pertama di dalam hidupnya. Setiap hari, ia bersama dengan istri dan anak-anaknya mengambil saat teduh dan mempraktikkan apa yang telah mereka baca pada hari itu. Hal itu terus dilakukan oleh Kurt dan keluarga sampai hari ini.

Kita pun bisa mengalami apa yang diterima Kurt dan keluarga. Namun, kuncinya adalah kita harus menjadikan Tuhan sebagai yang paling utama dalam kehidupan kita. Kesuksesan dan kebahagiaan adalah bonus ketika kita setia dan jujur membangun hubungan dengan-Nya.

Ketika Kristus ditempatkan ke posisi semestinya dalam hidup kita maka segala anugerah dan berkat yang Dia curahkan menjadi milik kita. 


GBU ALL...

Rabu, 29 Januari 2014

SELARAS DENGAN ALLAH

Mazmur 32:7
"Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 1; Matius 1; Kejadian 1-2

Di suatu negara di Barat hiduplah seorang gembala yang memiliki sebuah biola. Karena ia bukanlah seorang pemusik maka setiap kali memainkannya, nada-nada itu terasa sumbang terdengar. Ia tidak tahu bagaimana cara menyelaraskan nadanya sampai pada akhirnya ia pun menuliskan sebuah surat ke salah satu stasiun radio. Di dalam isi suratnya, ia meminta orang radio untuk tersebut untuk memperdengarkan kunci nada "A" pada hari dan jam yang telah ditentukan.

Pengelola radio ini merasa begitu tersentuh dengan kata-kata yang ditulis oleh sang gembala dan memutuskan untuk mewujudkan harapan orang tersebut. Pada hari yang ditetapkan, diperdengarkanlah kunci nada dasar "A" lewat siaran radio. Dan benar setelah diputar, gembala itu bisa menyelaraskan dawai biolanya. Rumah yang ia diami bersama keluarga pun akhirnya dapat dipenuhi dengan musik yang riang gembira.

Ketika kita hidup terpisah dari Allah, kehidupan kita menjadi sumbang; tidak selaras dengan sesama dan juga Allah. Namun, jika kita hidup dengan-Nya maka kita pun akan mendapati diri kita dilingkupi oleh musik-Nya yang indah.

Di awal tahun yang baru ini, minta Allah menyelaraskan kehidupan Anda setiap hari dengan firman-Nya, sehingga Anda dapat membawa keharmonisan dan sukacita bagi mereka yang ada di sekitar Anda.

Ketika langkah kita sudah seirama dengan kehendak Allah maka lingkungan sekitar kita pun akan mengikuti irama tersebut. 


GBU ALL...

Selasa, 28 Januari 2014

KERENDAHAN HATI

Tuhan sangat menyukai orang yang sungguh rendah hati. Booker T. Washington, seorang pendidik berkulit hitam yang terkenal, adalah salah satu contohnya. Tatkala ia menjadi pimpinan pada Institut Tuskegee di Alabama, ia senang berjalan-jalan di pinggir kota. Suatu hari ia dihentikan oleh seorang wanita kaya kulit putih. Karena tak mengenal Washington, maka ia menawarkan apakah laki-laki kulit hitam itu mau ia beri upah dengan memotongkan kayu untuknya.

Setelah mengingat bahwa tak ada urusan mendesak pada saat itu,maka Profesor Washington menyatakan kesediaannya. Ia tersenyum, menggulung lengan baju, dan mulai mengerjakan pekerjaan kasar yang diminta wanita tadi. Kemudian ia membawa kayu-kayu itu ke dalam rumah dan meletakkannya di dekat perapian.

Tuskegee Univ.Seorang gadis kecil yang mengenalnya, kemudian mengatakan kepada wanita itu siapa Pak Washington sebenarnya. Keesokkan harinya wanita tadi dengan perasaan malu datang ke kantor Washington untuk meminta maaf : "Tak apa-apa, Nyonya, saya sangat senang dapat menolong anda". Wanita tadi dengan hangat menjabat tangan Pak Washington dan mengatakan bahwa perilaku Washington yang sangat terpuji itu tertanam dalam hatinya. Tak lama kemudian wanita tadi menyatakan penghormatannya dengan menyumbang beribu-ribu dolar untuk Institut Tuskegee.

Ingatlah bahwa mengerjakan sesuatu tanpa pamrih akan membuat anda dihormati manusia dan disayangi Allah. Ini merupakan hadiah sejati atas kerendahan hati. Tak ada pakaian yang lebih pantas bagi kita selain jubah kerendahan hati.

"Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."(Matius 23:12)
 
GBU ALL...

Senin, 27 Januari 2014

ADA DI TANGAN TUHAN

Roma 12:19
"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 9; Matius 9; Kejadian 17-18

Di akhir abad ke-19, seluruh dunia dilingkupi rasa takut yang begitu besar ketika terjadi pemberontakan di Rusia dimana pada saat itu para pemberontak Chechen membunuh ratusan orang yang terkurung di sebuah sekolah di Beslan, Rusia. Kebanyakan para korban yang mati adalah mereka yang masih berusia masih sangat kecil. Enam anak yang turut terbunuh pada peristiwa itu adalah anak dari Totiev bersaudara, yang aktif dalam pelayanan Kristiani.


Salah seorang dari Totiev bersaudara itu memberikan reaksi yang bagi kebanyakan kita merupakan pilihan yang sulit. Ia berkata, "Ya, kami mengalami kehilangan yang tidak dapat digantikan oleh apa pun, tetapi kami tidak melakukan balas dendam." Ia mempercayai apa yang dikatakan Tuhan, yang tercatat dalam Roma 12:19, "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang menuntut pembalasan."

Beberapa atau mungkin banyak dari kita yang sangat sulit menghilangkan kepahitan atas ketidakadilan yang sebenarnya tidak sebesar apa yang dialami oleh keluarga Totiev diatas. Mereka mengambil sebuah sikap untuk mengikhlaskan anak-anak mereka dan tidak membalas dendam. Hal itu tidak akan mungkin dapat dilakukan apabila Roh Kudus diam di dalam hati mereka.

Roh Kudus memampukan seseorang untuk memiliki sikap seperti Kristus sehingga ketika ketidakadilan itu menimpa hidupnya, itu tidak membuat dirinya menjadi gelisah. Justru ia akan meletakkan semua ketidakadilan yang menimpanya ke dalam tangan Allah

Apakah Anda hari-hari ini merasa diperlakukan tidak adil oleh sekeliling Anda? Janganlah marah atau kecewa terhadap Tuhan. Berdoalah kepada-Nya dan mintalah Roh Kudus membantu Anda mencabut segala kepahitan yang ada dalam hati Anda. Saat melakukan hal itu, Anda sebenarnya telah mengalahkan kejahatan dengan kebaikan seperti yang tertulis dalam Roma 12:21, "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!."

Keadilan Allah suatu saat pasti datang bila Anda mau menunggunya dengan sabar.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham


GBU ALL...

Minggu, 26 Januari 2014

Keterbatasan Kita

Suzanne Bloch, seorang imigran dari Jerman, sering bermain musik bersama Albert Einstein dan para ilmuwan terkemuka lain. Ia berkata bahwa Einstein adalah pemain biola yang hebat,tetapi ia sering membuat jengkel para pemusik lainnya karena tak bisa mengikuti ketukan irama. "Einstein tak bisa menghitung ketukan," kata Bloch menjelaskan. Ya! Einstein bisa merancang teori-teori revolusioner tentang alam semesta, tetapi ia bermasalah dalam menghitung irama. Namun, meski memiliki keterbatasan, Einstein tetap seorang pemusik yang antusias.

Apakah kadang-kadang kita meratapi berbagai keterbatasan kita? Kita semua mempunyai kemampuan, tetapi kita kadang juga terhambat oleh ketidakmampuan.

Dari situ, kita bisa saja tergoda untuk menggunakan keterbatasan kita sebagai alasan untuk tidak melakukan beberapa hal, yang sebenarnya bisa kita lakukan jika Allah telah memampukan kita. Jika kita tidak berbakat untuk berbicara di depan umum atau menyanyi di paduan suara, bukan berarti kita boleh berdiam diri saja dan tidak melakukan apa-apa untuk pelayanan.

Saat kita menyadari bahwa kita semua mempunyai keterbatasan, marilah kita berusaha mencari pimpinan Allah untuk dapat menggunakan talenta kita. Kita pasti dapat berdoa. Kita pasti dapat menunjukkan kebaikan kepada orang lain. Kita dapat mengunjungi orang-orang yang kesepian, sakit, dan berusia lanjut. Kita dapat dengan sederhana dan mengena menceritakan betapa berartinya Yesus bagi hidup kita. Paulus berkata, "Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut anugerah yang diberikan kepada kita" (Roma 12:6)
 
Gbu all...

Sabtu, 25 Januari 2014

Lima Menit Saja

Seorang ibu duduk di samping seorang pria di bangku dekat Taman-Main di West Coast Park pada suatu minggu pagi yang indah cerah.

"Tuh.., itu putraku yang di situ," katanya, sambil menunjuk ke arah seorang anak kecil dalam T-shirt merah yang sedang meluncur turun dipelorotan. Mata ibu itu berbinar, bangga.

"Wah, bagus sekali bocah itu," kata bapak di sebelahnya.

"Lihat anak yangsedang main ayunan di bandulan pakai T-shirt biru itu? Dia anakku," sambungnya, memperkenalkan.

Lalu, sambil melihat arloji, ia memanggil putranya. "Ayo Jack, gimana kalau kita sekarang pulang?"

Jack, bocah kecil itu, setengah memelas, berkata, "Kalau lima menit lagi,boleh ya, Yahhh? Sebentar lagi Ayah, boleh kan? Cuma tambah lima menit kok,yaaa...?"

Pria itu mengangguk dan Jack meneruskan main ayunan untuk memuaskan hatinya. Menit menit berlalu, sang ayah berdiri, memanggil anaknya lagi. "Ayo, ayo, sudah waktunya berangkat?"

Lagi-lagi Jack memohon, "Ayah, lima menit lagilah. Cuma lima menit tok, ya? Boleh ya, Yah?" pintanya sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Pria itu bersenyum dan berkata, "OK-lah, iyalah..."

"Wah, bapak pasti seorang ayah yang sabar," ibu yang di sampingnya, dan melihat adegan itu, tersenyum senang dengan sikap lelaki itu.

Pria itu membalas senyum, lalu berkata, "Putraku yang lebih tua, John, tahun lalu terbunuh selagi bersepeda di dekat sini, oleh sopir yang mabuk. Tahu tidak, aku tak pernah memberikan cukup waktu untuk bersama John. Sekarang apa pun ingin kuberikan demi Jack, asal saja saya bisa bersamanya biar pun hanya untuk lima menit lagi. Saya bernazar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi terhadap Jack. Ia pikir, ia dapat lima menit ekstra tambahan untuk berayun, untuk terus bermain. Padahal, sebenarnya, sayalah yang memperoleh tambahan lima menit memandangi dia bermain, menikmati kebersamaan bersama dia, menikmati tawa renyah-bahagianya...."

Hidup ini bukanlah suatu lomba. Hidup ialah masalah membuat prioritas.Prioritas apa yang Anda miliki saat ini? Berikanlah pada seseorang yang kaukasihi, lima menit saja dari waktumu, dan engkau pastilah tidak akan menyesal selamanya.
 
Gbu all...

Jumat, 24 Januari 2014

Digendong oleh Sahabat

Amsal 17:17
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 37; Kisah Para Rasul 9; Keluaran 23-24

Puncak Mordor sudah di depan mata. Namun, beban moril yang harus ditanggungnya selama ini sebagai si Pembawa Cincin, mengakibatkan semangatnya ambruk dan jiwanya letih. Frodo nyaris tak berdaya untuk meneruskan perjalanannya.

Untunglah ia selalu didampingi pelayan dan sahabat setia, Sam. Melihat kondisi tuannya, Sam segera menyingsingkan lengan baju. "Aku tak bisa membawakannya untukmu, namun aku bisa membawamu," cetusnya. Ia pun menggendong Frodo ke puncak Mordor, agar Frodo dapat menunaikan misinya, melemparkan cincin ke kawah gunung maut itu.

Frodo dan Sam dari The Lord of The Rings adalah salah satu potret persahabatan terindah yang diangkat ke dalam film. Sam yang penuh pengorbanan, khususnya, mengingatkan berbagai hal yang baik tentang persahabatan. Seorang bijak berkata, "Memiliki sahabat baik adalah salah satu sukacita terbesar dalam hidup ini. Namun, menjadi sahabat yang baik adalah salah satu tugas yang paling mulia dan paling sulit."

Untuk menjadi sahabat, kita harus bersikap tidak egois. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk memiliki sikap seperti Yesus, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Dengan demikian, kita tidak berpikir tentang apa yang dapat kita peroleh, melainkan bagaimana kita dapat melayani sahabat kita melalui hubungan tersebut. Sudahkan Anda menjadi sahabat terbaik bagi orang-orang yang Anda kasihi?

Persahabatan terdiri dari telinga yang mau mendengar, hati yang mau memahami, dan tangan yang siap menolong.


Gbu all...

Kamis, 23 Januari 2014

PENCURI IMPIAN

Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari sangat menonjol dibanding dengan rekan-2nya, sehingga dia seringkali menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir, dengan apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti dia ingin menja di penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia, Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepukan kepadanya.
Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat,dan dari tangan dinginnya telah banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah pagelaran tari.

Si gadis muda bertanya "Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah anda punya waktu sejenak, untuk menilai saya menari ? Saya ingin tahu pendapat anda tentang tarian saya".


"Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit",jawab sang pakar.


Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar.Si gadis langsung berlari keluar. Pulang kerumah, dia langsung menangis tersedu-sedu. Dia menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian dia ambil sepatu tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat itu, dia bersumpah tidak pernah akan menari lagi.


Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan tiga orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi keluarganya, dia bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan. Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu. Nampak sang pakar berada di antara para menari muda di belakang panggung. Sang pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu muda dengan tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara, ibu ini membawa ketiga anaknya ke belakang panggung, mencari sang pakar, dan memperkenalkan ketiga anaknya kepada sang pakar. Sang pakar masih mengenali ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab.


Si ibu bertanya, "Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun yang silam. Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung pergi meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?"


"Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu akan menjadi penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-2 berhenti dari dunia tari", jawab sang pakar.


Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar. "Ini tidak adil", seru si ibu muda. "Sikap anda telah mencuri semua
impian saya. Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit. Anda seharusnya memuji saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja. Mestinya saya bisa menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko!"

Si pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak .... Tidak, saya rasa saya telah berbuat dengan benar. Anda tidak harus minum anggur satu barel untuk membuktikan anggur itu enak. Demikian juga saya. Saya tidak harus menonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda bagus. Malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka sejenak saya tinggalkan anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap anda mau menghubungi saya lagi keesokan hari. Tapi anda sudah pergi ketika saya keluar. Dan satu hal yang perlu anda camkan, bahwa anda mestinya fokus pada impian anda, bukan pada ucapan atau tindakan saya. Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang bertumbuh. Pujian itu seperti pedang bermata dua. ada kalanya memotivasimu, bisa pula melemahkanmu. Dan faktanya saya melihat bahwa sebagian besar pujian yang diberikan pada saat seseorang sedang bertumbuh, hanya akan membuat dirinya puas dan pertumbuhannya berhenti. saya justru lebih suka mengacuhkanmu, agar hal itu bisa melecutmu bertumbuh lebih cepat lagi. Lagipula, pujian itu sepantasnya datang dari keinginan saya sendiri. Tidak pantas anda meminta pujian dari orang lain".


"Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya anda pada waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari, mungkin hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia.


MUNGKIN ANDA SAKIT HATI PADA WAKTU ITU, TAPI SAKIT HATI ANDA AKAN CEPAT HILANG BEGITU ANDA BERLATIH KEMBALI. TAPI SAKIT HATI KARENA PENYESALAN ANDA HARI INI TIDAK AKAN PERNAH BISA HILANG SELAMA- LAMANYA ...".
 
Gbu all..

Rabu, 22 Januari 2014

Buku Harian Ayah

Ayah dan ibu telah menikah lebih dari 30 tahun, saya sama sekali tidak pernah melihat mereka bertengkar.

Di dalam hati saya, perkawinan ayah dan ibu ini selalu menjadi teladan bagi saya, juga selalu berusaha keras agar diri saya bisa menjadi seorang pria yang baik, seorang suami yang baik seperti ayah saya. Namun harapan tinggallah harapan, sementara penerapannya sangatlah sulit.

Tak lama setelah menikah, saya dan istri mulai sering bertengkar hanya akibat hal - hal kecil dalam rumah tangga.
Malam minggu pulang ke kampung halaman, saya tidak kuasa menahan diri hingga menuturkan segala keluhan tersebut pada ayah.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun ayah mendengarkan segala keluhan saya, dan setelah beliau berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, ayah mengusung keluar belasan buku catatan dan ditumpuknya begitu saja di hadapan saya. Sebagian besar buku tersebut halamannya telah menguning, kelihatannya buku? buku tersebut telah disimpan selama puluhantahun.

Ayah saya tidak banyak mengenyam pendidikan, apa bisa beliau menulis buku harian? Dengan penuh rasa ingin tahu saya mengambil salah satu dari buku-buku itu. Tulisannya memang adalah tulisan tangan ayah, agak miring dan sangat aneh sekali, ada yang sangat jelas, ada juga yang semrawut, bahkan ada yang tulisannya sampai menembus beberapa halaman kertas. Saya segera tertarik dengan hal tersebut, mulailah saya baca Dengan seksama
halaman demi halaman isi buku itu.

Semuanya merupaka catatan hal ? hal sepele, "Suhu udara mulai berubah menjadi dingin, ia sudah mulai merajut baju wol untuk saya."


"Anak - anak terlalu berisik, untung ada dia."


Sedikit demi sedikit tercatat, semua itu adalah catatan mengenai berbagai macam kebaikan dan cinta ibu kepada ayah, mengenai cinta ibu terhadap anak? anak dan terhadap keluarga ini. Dalam sekejap saya sudah membaca habis beberapa buku, arus hangat mengalir di dalam hati saya, mata saya berlinang air mata. Saya mengangkat kepala, dengan penuh rasa haru saya berkata pada ayah "Ayah, saya sangat mengagumi ayah dan ibu."


Ayah menggelengkan kepalanyadan berkata, "Tidak perlu kagum, kamu juga bisa."


Ayah berkata lagi, "Menjadi suami istri selama puluhan tahun lamanya, tidakmungkin sama sekali tidak terjadi pertengkaran dan benturan?


Intinya adalah harus bisa belajar untuk saling pengertian dan toleran. Setiap orang memiliki masa emosional, ibumu terkadang kalau sedang kesal,
juga suka mencari gara - gara, melampiaskan kemarahannya pada ayah, mengomel. Waktu itu saya bersembunyi di depan rumah, di dalam buku catatan saya tuliskan segala hal yang telah ibumu lakukan demi rumah tangga ini. Sering kali dalam hati saya penuh dengan amarah waktu menulis kertasnya sobek akibat tembus oleh pena. Tapi saya masih saja terus menulis satu demi satu kebaikannya, saya renungkan bolak balik dan akhirnya emosinya juga tidak ada lagi, yang tinggal semuanya adalah kebaikan dari ibumu."
Dengan terpesona saya mendengarkannya. Lalu saya bertanya pada ayah, "Ayah, apakah ibuku pernah melihat catatan-catatan ini?"

Ayah hanya tertawa dan berkata, "Ibumu juga memiliki buku catatan. Dalam buku catatannya itu semua isinya adalah tentang kebaikan diriku. Kadang kala dimalam hari,menjelang tidur, kami saling bertukar buku catatan, dan saling menertawakan pihak lain. ha. ha. ha."


Memandang wajah ayah yang dipenuhi senyuman dan setumpuk buku catatan yang berada di atas meja, tiba - tiba saya sadar akan rahasia dari suatu pernikahan :


"Cinta itu sebenarnya sangat sederhana, ingat dan catat kebaikan dari orang lain. Lupakan segala kesalahan dari pihak lain."
 
Gbu all...

Selasa, 21 Januari 2014

Bersyukur dan berbahagia

Selalu bersyukur akan membuat kita bahagia. Beberapa cerita berikut ini menggambarkannya...

Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopir
pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si sopir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai." Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa
begitu yakin?"

Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak
selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan".

Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang
dan tak bahagia.
Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.
Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki kita tak pernah menjadi "kaya" dalam arti yang sesungguhnya.
Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya". Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.

Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.

Seorang pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi." Ini perwujudan
rasa syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan
membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu." Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu." Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu, Lulu". "Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?" tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu."

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.
Cerita terakhir adalah mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, "Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga."

Gbu all...

Senin, 20 Januari 2014

keledai

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam semetara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya);jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga-2 si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengunca! ngkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur' (kesedihan, masalah,dsb) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur' dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang,jangan pernah menyerah !

Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan :
1. Bebaskan dirimu dari kebencian
2. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
3. Hiduplah sederhana
4. Berilah lebih banyak
5. Tersenyumlah
6. Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum


Gbu all...

Minggu, 19 Januari 2014

Hidup yang berkenan di hadapan Tuhan

Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan. Amsal 6:23

Suatu hari seorang anak kecil datang kepada ayahnya dan bertanya, "Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita?!" Ayahnya memandang kepada anak kecil itu dan berkata, "Tidak nak..." Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya dan bertanya lagi, "Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun?!" Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya, "Oh ayah.. Bagaimana kalo 1 bulan, apakah kita bisa hidup tanpa melakukan kesalahan?" Ayahnya tertawa, "Mungkin tak bisa juga nak..." "OK ayah, ini pertanyaan terakhir, apakah kita bisa hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja?" Akhirnya ayahnya mengangguk, "Kemungkinan besar, bisa nak.. Karena kasih TUHAN dan kemauan kitalah yang akan memampukan kita untuk hidup benar!!" Anak ini tersenyum lega." Jika demikian, aku akan menjaga perasaanku dan hidup benar dari jam ke jam ayah. Lebih Mudah MenJalaninya." sahut anak dengan gembira.
Sahabat... Marilah kita hidup dari waktu ke waktu dengan memperhatikan cara kita menjalani hidup ini. Dari latihan yang paling kecil dan sederhana sekalipun, akan menjadikan kita terbiasa, Apa yang sudah biasa kita lakukan akan menjadi sifat. Sifat akan berubah jadi karakter. Maka hiduplah 1 jam: tanpa Kemarahan, tanpa hati yang dengki, tanpa pikiran negatif, tanpa menjelekkan orang, tanpa keserakahan, tanpa pemborosan, tanpa kesombongan, tanpa kebohongan, tanpa kepalsuan. Tapi Hiduplah 1 jam itu diisi: dengan kasih, dengan sukacita, dengan damai sejahtera, dengan kesabaran, dengan kelemahlembutan, dengan kemurahan hati, dengan kerendahan hati, dengan penguasaan diri.
Jalanilah kehidupan yang berkenan kepada TUHAN, dengan menjalaninya dari waktu ke waktu, dari 1 jam ke jam berikutnya.(do)

Doa: Tuhan Yesus, aku mau hidup berkenan kepada-Mu. Tuntunlah aku. Amin.

GBU ALL..

Sabtu, 18 Januari 2014

Lakukanlah Pekerjaan Pemberita Injil

Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (2 Timotius 4:5)
Dari mata pelajaran Homiletika (ilmu berkhotbah), 2 hal penting yang harus selalu dicamkan: 1. Pribadi yang berkhotbah, 2. Isi khotbah.  Struktur ini jangan dibolak-balik! Perilaku dan tutur kata oknum yang berkhotbah menjadi sebuah kesaksian yang kuat, lebih dari isi khotbahnya. Khotbahnya akan berpengaruh karena diperteguh oleh kelakuannya. Bohong besar, khotbah yang tidak diperkuat oleh perilaku si penyaksi. Paulus berpesan dengan sungguh-sungguh kepada Timotius untuk memberitakan firman, dst. (2 Tim.4:1-4).

Kalimat “aku berpesan dengan sungguh-sungguh” terlalu ringan salinannya dalam TB. NKJV: I charge you therefore before God … (charge = tuntutan, instruksi, tanggungjawab. Yun.: diamarturomai = bersaksi/mengemban kesaksian, ditugaskan untuk bersaksi, memberikan kesaksian dengan sungguh-sungguh serta berulang-ulang). Tuntutan untuk bersaksi tentang Allah dan Kristus Yesus, dan membuktikan/menegaskan kebenaran-kebenaran hal penebusan adalah tanggungjawab kita bersama sebagai Gereja Tuhan.
Tetapi sebelum kita benar-benar siap sedia untuk memberitakan Injil, Paulus mengingatkan untuk kita lebih memperhatikan keadaan diri kita masing-masing. Lihat ayat pokok di atas (2 Tim.4:5a). “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, …” BIS: engkau harus menguasai dirimu dalam keadaan bagaimanapun juga. Penguasaan diri (self-control), salah satu aspek dari (9) buah Roh yang Satu itu! (Galatia 5:22,23). Filipi 2:5, “Hendaklah kamu …, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” “pikiran dan perasaan” (Yun.: phroneite = bersikaplah). BIS: “Hendaklah kamu berjiwa seperti Yesus Kristus.” Kenapa ‘jiwa’? Karena jiwa melibatkan emosi, perasaan, dan kehendak yang ber-etika tinggi dan ber-moral baik, serta ber-sikap  seperti YESUS.
Lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu, meskipun demikian, engkau harus menguasai dirimu dalam keadaan bagaimanapun juga.(nvdk)

Doa: Tuhan Yesus, pakailah aku menjadi alat di tangan-Mu. Amin.

GBU ALL...

Jumat, 17 Januari 2014

Aku Selamat

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Kisah 4:12

“Mata MRM tampak sembap. Dia terus-menerus menangis sembari mendengar tuntutan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum terhadap dirinya dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Jaksa meminta Majelis Hakim menjatuhkan pidana penjara 4 tahun dan denda 200 juta subsider 6 bulan,” tulis Okezone pada Kamis, 8 September 2011. Kita semua tentu saja tidak suka dihukum apalagi bila harus menderita di dalam penjara.
Kita ingin hidup bebas dan menikmati kebahagiaan. Itu sebabnya baik pula kita menyimak sebaris pujian lama yang berkata: pikir dahulu pendapatan sesal kemudian tak ada gunanya. Selalu ada konsekuensi dari sebuah perbuatan. Dan konsekuensi tak dapat ditolak selain diterima.
Hari ini, ketika membaca Kisah 4:12 yang memberitahukan kita bahwa hanya di dalam Tuhan Yesus ada keselamatan. Cobalah bertanya ke dalam hati, “Sudahkah kita selamat?” Kita memang pergi ke gereja pada hari Natal, kita menyimak khotbah Pendeta, kita bahkan suka memberi untuk pekerjaan Tuhan. Tetapi apakah kita pernah berjumpa dengan Yesus? Apakah kita pernah mengundang-Nya masuk ke dalam hati kita? Meminta-Nya menjadi Tuhan dan juruselamat kita serta berjanji setia melakukan kehendak-Nya? Bila belum, dan apalagi ternyata di luar gereja kita masih sering melakukan perbuatan yang tidak berkenan kepada Tuhan. Maka bersiaplah untuk kelak terima konsekuensi hukuman kekal, menderita untuk selamanya.
Kalau kita tidak ingin terhukum, baiklah dengan penuh kesadaran datang kepada Tuhan dalam doa. Katakan: “Tuhan Yesus, aku seorang yang berdosa. Ampunilah semua dosaku dan jadilah Tuhan serta juruselamatku mulai saat ini. Aku mau mengikut Engkau dan melakukan kehendak-Mu senantiasa. Amin.” Saya percaya damai sejahtera Allah akan segera turun melingkupi hati kita. Dan mulai saat ini kita warga kerajaan surga. Allah menjamin masa depan kita dalam dunia ini dan kelak ketika roh kita berpisah dengan tubuh. Sebab kita telah selamat.(TW)

Doa: Tuhan Yesus, sungguh Engkau saja dan tidak ada lain yang dapat menyelamatkan saya dari hukuman dosa. Amin.

GBU ALL...

Kamis, 16 Januari 2014

Memilih Apa Yang Baik

Dan inilah doaku, semoga  kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. (Filipi 1:9-10)

Doa Paulus di atas merupakan sebuah doa syafaat yang dipanjatkan agar terjadi dalam jemaat di kota Filipi. Kita juga memiliki kerinduan yang sama untuk dapat memilih apa yang baik dalam menjalani hidup kekristenan kita selama berada dalam dunia ini.
Kasih yang tidak didasarkan pada pengetahuan dan pengertian yang benar akan membuat kasih itu menjadi ngawur dan tidak terarah kepada sasaran yang tepat. Coba bayangkan kalau kita mencintai seseorang yang tidak kita kenal latar belakangnya dan yang kita tidak ketahui siapa sebenarnya orang itu. Peribahasa mengatakan bagaikan kita membeli kucing dalam karung, karena ternyata kucing itu menjadi buas dan menggigit kita, bukan?
Banyak orang Kristen yang tidak mengenal Tuhan dengan benar sehingga imannya tidak bertumbuh dan kasih Tuhan tidak berkembang dalam dirinya. Akibatnya, ia hanya mengasihi orang yang mengasihi dia dan berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadanya. Yesus berkata apakah jasa kita kalau berbuat seperti itu, karena orang berdosa juga melakukan hal yang sama. (Luk 6: 32-33)
Pengetahuan dan pengenalan akan Allah diperoleh dengan membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari, karena disanalah Allah menyatakan diriNya dan menjadi pribadi manusia yang kita kenal di dalam diri Yesus Kristus. Apa yang dikerjakan dan diajarkan Yesus membuat kita semakin mengenal Allah.
Dengan demikian akan membuat kita dapat memilih apa yang baik di hadapan Tuhan, karena kita hidup dalam kekudusan dan tidak bercacat menjelang hari Kristus. Jangan menjadi orang Kristen yang hidupnya sembrono, yang mengabaikan kasih karunia Allah dan berkubang dalam lumpur dosa lagi, disebabkan karena kita tidak memiliki pengetahuan dan pengertian yang benar tentang Allah.
Kiranya doa dari Rasul Paulus menjadi kenyataan dalam hidup kita, karena kita mau memilih apa yang baik, yang benar, yang kudus dan yang berkenan kepada Tuhan. (PHM)

Doa: Terima kasih Tuhan buat setiap doa syafaat agar aku dapat memilih apa yang baik dan benar di hadapanMu. Berkatilah mereka semua. Amin.

GBU ALL...

Rabu, 15 Januari 2014

Kemuliaan Yesus

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh.1:14)

Bila kita berbicara tentang kemuliaan, maka dalam benak kita, muncul kesan sesuatu yang bercahaya menyilaukan. Dalam beberapa pengkalimatan Alkitab, kata itu dapat diartikan secara literal. Namun apa yang disaksikan oleh Rasul Yohanes merupakan bentuk lain.

Yesus dengan ”Kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa” mempunyai implikasi: Pertama: Inkarnasi Kristus menjawab kebutuhan mutlak manusia akan keselamatan. Justru kedatangan Yesus membuktikan bahwa manusia tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri.
Kedua: Yesus Kristus layak untuk bertindak bagi dan atas nama kita, sebagai Pengantara atau Penebus, dengan tidak menghindari kandungan seorang dara, karena hal itu justru menunjukkan bahwa Ia berjasad manusia sejati yang menjadi piranti kehidupan Allah; supaya di dalam daging kita memuat Firman itu, maka kemanusiaan kita menjadi tempat tinggal Dia yang kekal.
Dan Ketiga: Firman kekal menjadi daging, menyatakan identifikasi Allah dengan kita dalam kehidupan sebagai manusia, khususnya dalam hal kelemahan dan penderitaan kita, ”Supaya dalam kelemahan(ku)lah Kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor.12:9).
Pemberian label tersebut bukanlah tanpa alasan, sebab apa yang dilakukan Allah di dalam Yesus Kristus ini, berasaskan ”kasih karunia dan kebenaran”. Kasih Karunia karena sebenarnya manusia tidak pantas menerima penghargaan ini, namun Allah memberikannya dengan cuma-cuma, tanpa harus didahului oleh usaha manusia. Supaya semakin jelas bahwa tanpa Tuhan manusia tidak akan mencapai keagungan dalam hidupnya. Dan Kebenaran, itulah yang memerdekakan kita (Rom.8:32).
Kebenaran yang dibawa Yesus membebaskan kita dari ketakutan, perasaan bersalah dan rasa tidak pantas untuk berhubungan dengan Allah. Sebaliknya sebagaimana yang diucapkan penulis kitab Ibrani ”sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan kita pada waktunya” (Ibr.4:16). Eben-Haezer.(HJ)

Doa: Tuhan Yesus, sungguh Engkau Allah yang tidak jauh tetapi dekat di hidupku. Amin.

GBU ALL...

Selasa, 14 Januari 2014

Berguna Bagi Sesama

Lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa. (Yohanes 11:50)

Saya pernah membaca suatu artikel yang mengisahkan tentang seorang petani buncis yang disengat oleh lebah. Pada saat musim panen tiba, sang petani ini ingin memetik buncis dan tetapi ternyata disana ada sarang lebah. Ketika lebah-lebah melihat si petani mendekat, mereka menganggap bahwa si petani adalah musuh, sehingga mereka mulai menyerang petani itu. Dalam penyerangan mereka, dua lebah yang menyengat si petani mati karena mempertahankan sarangnya. Satu tujuan mereka, yakni menyelamatkan lebah yang lain di sarang itu. Jadi, mereka mengorbankan hidup demi kebaikan orang lain.
Dalam Injil Yohanes pasal 11, Imam Besar Kayafas tanpa sadar telah bernubuat tentang Yesus, dengan mengatakan ”Lebih baik satu orang mati daripada seluruh bangsa binasa”. Hal ini mengingatkan saya akan suatu kebenaran yang sering terlupakan: Yesus mengambil alih hukuman yang seharusnya untuk kita. Dia mementingkan keselamatan orang lain daripada diri-Nya sendiri.

Alangkah indahnya jika kita mau mengikuti teladan-Nya dalam gereja kita, dengan menyadari bahwa gereja (dengan seluruh jemaat di dalamnya) lebih penting daripada kepentingan kita sendiri dan pelayanan di gereja jauh lebih penting daripada hak dan keinginan kita pribadi.
Seperti kisah petani dan lebah di atas tadi, kiranya kita pun dapat seperti mereka, tidak mencari ketentraman dan keselamatan diri sendiri, melainkan hidup demi orang lain, demi sesama, demi tubuh Kristus.

Doa: Tuhan jauhkanlah dari hatiku sikap yang selalu ingin mementingkan diri sendiri. Karuniakanlah aku hati yang dapat melihat bahwa kepentingan orang lain yaitu gereja-Mu jauh lebih penting dibandingkan kepentingan pribadi. Sehingga aku menjadi orang yang berguna bagi sesama. Amin.

GBU ALL...

Senin, 13 Januari 2014

Kasih Tidak Cemburu

Kasih itu sabar,; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. (1 Kor. 13:4)

Cemburu adalah sifat manusiawi kita. Cemburu yang sehat dan kudus memang baik, tetapi cemburu yang tidak sehat dan tidak kudus menimbulkan konflik dan perpisahan. Misalnya antara suami dan istri sering kali terjadi konflik karena salah satu pihak terbakar oleh api cemburu buta yang tidak benar.
Perasaan cemburu dapat menghinggapi setiap orang, baik wanita maupun pria, yang tua maupun muda, orang awam maupun tokoh agama (Kis. 5:17; 13:45). Bahkan di kalangan pendeta zaman sekarang juga banyak yang saling cemburu atau iri hati satu dengan lainnya. Ada yang cemburu karena berkat Tuhan, ada yang cemburu karena jabatan pelayanan, yang lainnya cemburu karena tempat pelayanan dan banyak alasan lainnya.
Rasa cemburu dan iri hati dapat merasuki semua manusia dan jika tidak berhasil diatasi akan mengakibatkan timbulnya kebencian maupun kedengkian, yang oleh Alkitab dikatakan sebagai dosa dan mereka yang memilikinya tidak akan dapat mendapat bagian dalam kerajaan Sorga (Gal. 5:21).
Rasul Yakobus mengatakan bahwa dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di sana ada kekacauan dan segala macam perbuatan yang jahat. (Yak. 3:16). Jadi, bagaimanakah cara mengatasi sifat manusia duniawi kita ini?
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan yaitu: Pertama, membuang jauh-jauh perasaan cemburu, iri hati dan dengki ini dari kehidupan kita (1 Ptr. 2:1). Kalau rasa cemburu itu timbul dalam hati kita, biarlah kita tolak dalam nama Yesus dan dengan pertolongan Roh Kudus agar menjauhi pikiran dan emosi kita.
Kedua, biarlah kita hidup dalam sopan atau sadar sepenuhnya bahwa kita tidak mau dikuasai olehnya (Rm. 13:13). Ketiga, hendaknya kita rendah hati yaitu yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari dirinya sendiri. (Flp. 2:3). Sikap demikian adalah sikap saling menghormati dan mengasihi satu dengan yang lainnya karena kita tidak mau egois dan mementingkan diri kita sendiri.
Kembalikan sifat cemburu itu kepada Tuhan, karena hanya Tuhan yang boleh cemburu kepada umat yang telah dipilih dan ditebus dengan darahNya jika mereka menyimpang dan berpaling dari pada-Nya (Kel. 34:14; Ul. 32:21; Yeh.16: 38, 42). Itu adalah kecemburuan Allah yang suci. Tetapi bagi kita, wujud nyatakan kasih dengan tidak cemburu satu kepada yang lainnya. (PHM)

Doa: Terima kasih buat kasihMu. Ajarku mengasihi sesama dengan tidak cemburu. Amin.

GBU ALL...

Minggu, 12 Januari 2014

Laba-laba & Ulat Sutra

Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat. Amsal 10:17

Seekor laba-laba menyombongkan diri karena tenunan sarangnya yang banyak, ia menghina ulat sutra dengan membandingkan hasil tenunannya. "hai, ulat sutra, lambat sekali kau bekerja!! Pantas saja sarang yang kau buat tidak jadi-jadi, sedangkan aku dalam waktu singkat saja dapat menenun tenunan yang hampir tak terhitung banyaknya !!"
Dengan tenang ulat sutra menjawab, "memang benar, aku bekerja dengan lambat tapi lihatlah hasil akhirnya. Tenunanku sangat berkualitas, bahkan manusia menjualnya dengan harga yang tinggi, sedang kau hanya menenun sesuatu yang tidak berarti apa-apa, bagus atau tidaknya sesuatu tidak dilihat dari jangka waktunya, tapi dari mutunya."
Abraham Lincoln pernah mengatakan, "Karangan yang bernilai, bukan terletak pada berapa panjang atau pendeknya, melainkan pada isinya." Demikian juga nilai hidup manusia, bukan terletak pada berapa panjang atau pendek umurnya, melainkan bagaimana ia mengisi kehidupannya di dunia ini. Mungkin sebagian orang berpikir bahwa hidup ini hanya perlu dijalani saja.
Hidup ini akan menjadi lebih hidup jika mengisinya dengan hal-hal yang "Memberi Buah" berarti bagi orang lain, peduli dengan orang-orang sekeliling kita dimanapun kita berada. "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.”(Lukas 6:43)

Doa: Tuhan,ajarlah kami untuk memiliki hati dan sikap yang baik. Jauhkanlah dari kami kesombongan dan keangkuhan yang akhirnya menjatuhkan kami. Amin.

GBU ALL...

Sabtu, 11 Januari 2014

Meninggalkan Begitu Saja

Keluaran 33:14
"Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.""

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 27; Matius 27; Keluaran 3-4

Setelah memenangkan medali perunggu pada Olimpiade 2004 di Athena, pegulat Rulon Gardner melepaskan kedua sepatunya, meletakkan di tengah matras, dan meninggalkannya sambil menangis. Air mata yang keluar oleh Gardner bukanlah karena dia kalah dari lawannya, tetapi karena dia harus mundur dari olahraga yang telah ditekuninya selama ini.

Akan ada waktunya kita semua meninggalkan sesuatu di dalam hidup ini, dan saat itu mungkin menyakitkan secara emosional. Seseorang yang kita kasihi meninggalkan kita lewat kematian atau anak kita yang masih kecil ketika besar akan meninggalkan rumah karena ingin membangun bahtera rumah tangganya sendiri bersama dengan orang yang dicintainya. Pekerjaan yang kita banggakan juga suatu saat harus ditinggalkan dan kita merasa seakan-akan telah meninggalkannya semua di belakang kita. Namun, jika kita mengenal Tuhan, kita hal itu tidak akan membuat kita takut untuk menapaki masa depan yang tak pasti.

Orang-orang Israel meninggalkan sesuatu yang sangat besar ketika Musa memimpin mereka keluar dari Mesir. Mereka meninggalkan beban berat perbudakkan, namun mereka juga meninggalkan segala hal yang stabil dan dapat diduga yang telah mereka kenali. Di kemudian hari, saat Tuhan berkata kepada Musa, Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketentraman kepadamu (Keluaran 33:14). Musa menjawab, jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini (ayat 15).

Pada saat menghadapi saat-saat yang paling sulit, kehadiran dan kedamaian Allah memberi kita kestabilan. Karena Dia menyertai kita, maka kita dapat berjalan menapaki masa depan dengan penuh keyakinan.

Setiap kehilangan yang meninggalkan kekosongan hanya dapat diisi oleh kehadiran Allah.

Gbu all....

Jumat, 10 Januari 2014

Obat Gerutu

I Korintus 13:4
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 31; Kisah Para Rasul 3; Keluaran 11-12

Mungkin Anda pernah dengar pernyataan pendeta seperti ini ketika membicarakan bangsa Israel yang berkeliling selama 40 tahun di padang gurun, "Yang membuat mereka (bangsa Israel) berada di padang gurun selama puluhan tahun bukanlah karena rencana Allah, tetapi karena mereka sering menggerutu," Bila kita membaca Alkitab secara seksama, memang hal inilah yang membuat bangsa pilihan Allah tersebut begitu lama sampai ke tanah perjanjian.

Menggerutu adalah dosa terlalu umum di antara orang-orang Kristiani dan diakui atau tidak, sebagian dari mereka merupakan penggerutu kronis. Mereka terampil dalam menemukan kesalahan seseorang yang secara aktif berusaha untuk melayani Tuhan. Kita pun pernah melakukannya.

Obat terbaik untuk kebiasaan dosa ini adalah kasih yang berasal dari Allah. Itu mudah diciptakan, namun sulit untuk dilakukan. Pertama, kita harus sadar menginginkan apa yang terbaik dari Allah bagi setiap orang. Kasih itu sabar,..murah hati; ia tidak cemburu .... ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (I Korintus 13: 4-5). Lalu, setelah kita menyadari hal ini maka kita harus tahu menerapkannya dalam perbuatan.

Marilah kita masing-masing refleksi diri pagi hari ini, apakah kita selama ini adalah orang yang menggerutu atau tidak? Jika memang iya, bertobatlah. Jika di kemudian hari Anda sepertinya ingin mencari-cari kesalahan seseorang, lawanlah dorongan itu dan berusahalah melakukan kebaikan bagi orang tersebut (Galatia 6:10). Lakukanlah hal ini dengan setia, dan pada saatnya nanti Anda akan sembuh dari sikap menggerutu.

Menggerutu tidak akan membuat Anda terlepas dari masalah, tapi dengan mengucap syukur Anda kuat menghadapi masalah.

Gbu all...

Kamis, 09 Januari 2014

MENGAPA ADA PENDERITAAN ?

“Murid-muridNya bertanya kepadaNya: ‘Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?’ ” Yohanes 9:2
Puji syukur kepada Tuhan, kita beroleh kekuatan menjalani hari demi hari sepanjang bulan November ini. Sungguh kita akui tanpa Tuhan kita tidak akan mampu menjalaninya. Namun seringkali timbul pertanyaan dalam benak kita: “Mengapa Tuhan mengijinkan persoalan terjadi dalam hidup kita? Mengapa Tuhan sepertinya membiarkan anak-anakNya mengalami penderitaan, padahal kita sedang berusaha menjalani hidup sesuai kehendakNya?”

Ayub mengalami hal serupa, dia bertanya kepada Tuhan setelah penderitaan yang begitu hebat mendera: anak-anak dan para pelayannya mati, ternak-ternaknya habis, kemudian isteri dan teman-temannya pun meninggalkan dia justru saat ia sangat membutuhkan mereka. Keluh Ayub, “Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?” (Ayub 3:11), padahal Ayub adalah seorang yang “...saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:1).

Persoalan dan penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang tidak dapat dielakkan, “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.” (Roma 8:22). Tetapi bukan tanpa tujuan jika Tuhan mengijinkan itu terjadi. Tuhan tidak bertujuan membuat kita semakin terpuruk, putus asa atau untuk menghukum kita; Dia memiliki tujuan yang jauh lebih tinggi dari pada itu, seperti dikatakan Yesus, “ ...karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan.. .” (Yohanes 9:3) di dalam kehidupan kita. Jadi selalu ada rencanaNya yang indah di balik penderitaan yang kita alami! Bila perjalanan hidup kita mulus tanpa ada 'kerikil-kerikil tajam', kita akan memilih hidup tidak bergantung kepada Tuhan. Kita akan merasa mampu dengan kepintaran dan kekuatan sendiri. Itulah sebabnya Tuhan terlebih dahulu membawa bangsa Israel melewati ' padang gurun' sebelum mereka mencapai Tanah Perjanjian. Tuhan ingin menjadi 'oasis' bagi mereka saat berada di padang gurun. Jadi jangan mengeluh dan menyalahkan Tuhan saat berada dalam masalah.

Inilah kesempatan bagi kita melihat perbuatan-perbuatan ajaibNya dinyatakan atas kita
Gbu all...

Rabu, 08 Januari 2014

Kerendahan hati

Tuhan sangat menyukai orang yang sungguh rendah hati. Booker T. Washington, seorang pendidik berkulit hitam yang terkenal, adalah salah satu contohnya. Tatkala ia menjadi pimpinan pada Institut Tuskegee di Alabama, ia senang berjalan-jalan di pinggir kota. Suatu hari ia dihentikan oleh seorang wanita kaya kulit putih. Karena tak mengenal Washington, maka ia menawarkan apakah laki-laki kulit hitam itu mau ia beri upah dengan memotongkan kayu untuknya.

Setelah mengingat bahwa tak ada urusan mendesak pada saat itu,maka Profesor Washington menyatakan kesediaannya. Ia tersenyum, menggulung lengan baju, dan mulai mengerjakan pekerjaan kasar yang diminta wanita tadi. Kemudian ia membawa kayu-kayu itu ke dalam rumah dan meletakkannya di dekat perapian.

Tuskegee Univ.Seorang gadis kecil yang mengenalnya, kemudian mengatakan kepada wanita itu siapa Pak Washington sebenarnya. Keesokkan harinya wanita tadi dengan perasaan malu datang ke kantor Washington untuk meminta maaf : "Tak apa-apa, Nyonya, saya sangat senang dapat menolong anda". Wanita tadi dengan hangat menjabat tangan Pak Washington dan mengatakan bahwa perilaku Washington yang sangat terpuji itu tertanam dalam hatinya. Tak lama kemudian wanita tadi menyatakan penghormatannya dengan menyumbang beribu-ribu dolar untuk Institut Tuskegee.

Ingatlah bahwa mengerjakan sesuatu tanpa pamrih akan membuat anda dihormati manusia dan disayangi Allah. Ini merupakan hadiah sejati atas kerendahan hati. Tak ada pakaian yang lebih pantas bagi kita selain jubah kerendahan hati.

"Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."(Matius 23:12)
 
Gbu all..

Selasa, 07 Januari 2014

ADA DI TANGAN TUHAN

Roma 12:19
"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 9; Matius 9; Kejadian 17-18

Di akhir abad ke-19, seluruh dunia dilingkupi rasa takut yang begitu besar ketika terjadi pemberontakan di Rusia dimana pada saat itu para pemberontak Chechen membunuh ratusan orang yang terkurung di sebuah sekolah di Beslan, Rusia. Kebanyakan para korban yang mati adalah mereka yang masih berusia masih sangat kecil. Enam anak yang turut terbunuh pada peristiwa itu adalah anak dari Totiev bersaudara, yang aktif dalam pelayanan Kristiani.

Salah seorang dari Totiev bersaudara itu memberikan reaksi yang bagi kebanyakan kita merupakan pilihan yang sulit. Ia berkata, "Ya, kami mengalami kehilangan yang tidak dapat digantikan oleh apa pun, tetapi kami tidak melakukan balas dendam." Ia mempercayai apa yang dikatakan Tuhan, yang tercatat dalam Roma 12:19, "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang menuntut pembalasan."

Beberapa atau mungkin banyak dari kita yang sangat sulit menghilangkan kepahitan atas ketidakadilan yang sebenarnya tidak sebesar apa yang dialami oleh keluarga Totiev diatas. Mereka mengambil sebuah sikap untuk mengikhlaskan anak-anak mereka dan tidak membalas dendam. Hal itu tidak akan mungkin dapat dilakukan apabila Roh Kudus diam di dalam hati mereka.

Roh Kudus memampukan seseorang untuk memiliki sikap seperti Kristus sehingga ketika ketidakadilan itu menimpa hidupnya, itu tidak membuat dirinya menjadi gelisah. Justru ia akan meletakkan semua ketidakadilan yang menimpanya ke dalam tangan Allah

Apakah Anda hari-hari ini merasa diperlakukan tidak adil oleh sekeliling Anda? Janganlah marah atau kecewa terhadap Tuhan. Berdoalah kepada-Nya dan mintalah Roh Kudus membantu Anda mencabut segala kepahitan yang ada dalam hati Anda. Saat melakukan hal itu, Anda sebenarnya telah mengalahkan kejahatan dengan kebaikan seperti yang tertulis dalam Roma 12:21, "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!."

Keadilan Allah suatu saat pasti datang bila Anda mau menunggunya dengan sabar.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
 
Gbu all...

Senin, 06 Januari 2014

KETEKUNAN YANG MENGAGUMKAN

Baca: Matius 15:21-28
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki”. —Matius 15:28

Pada tahun 1953, sebuah perusahaan yang belum berpengalaman, Rocket Chemical Company, dengan tiga pekerjanya mulai membuat bahan pelarut dan minyak pelumas pencegah karat yang bisa digunakan dalam industri pesawat luar angkasa. Dibutuhkan 40 kali percobaan untuk menyempurnakan ramuannya. Ramuan rahasia yang asli untuk WD-40—singkatan dari Water Displacement, 40th attempt—masih digunakan sampai sekarang. Sungguh suatu ketekunan yang mengagumkan!

Injil Matius mencatat cerita lain tentang ketekunan yang mengagumkan. Seorang perempuan Kanaan mempunyai seorang anak perempuan yang dirasuk setan. Ia tidak mempunyai harapan untuk anak perempuannya itu—sampai ia mendengar bahwa Yesus berada di daerahnya. Perempuan yang putus asa ini datang kepada Yesus dengan permasalahannya karena ia percaya bahwa Yesus dapat membantunya. Ia memohon kepada Yesus walaupun banyak hal dan orang tampaknya tidak memihak kepadanya—ras, latar belakang agama, jenis kelamin, para murid, Setan, dan bahkan Yesus tampaknya tidak memerhatikannya (Mat. 15:22 27). Walaupun ada banyak hambatan, perempuan itu tidak menyerah. Dengan ketekunan yang mengagumkan, ia memaksakan dirinya melalui lorong-lorong gelap dari kesulitan, keputusasaan, dan penolakan. Hasilnya? Yesus memuji imannya dan menyembuhkan anak perempuannya (ay.28).

Kita juga diajak untuk datang kepada Yesus dengan tekun. Ketika kita terus bertanya, mencari, dan mengetuk, kita akan menemukan anugerah dan belas kasih pada saat yang dibutuhkan.

Sesuatu terjadi ketika kita berdoa,
Sediakan tempat dan berdiamlah,
Bergumullah hingga fajar menjelang;
Marilah kita tekun berdoa.

Ketekunan dalam doa adalah hal yang menyenangkan Allah. 

Gbu all...

Minggu, 05 Januari 2014

Lambat Untuk Marah

"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah" Yakobus 1:19

Pernah nonton film "Anger Management" ? Film komedi yang dibintangi Jack Nicholson dan Adam Sandler menceritakan tentang seorang pemuda yang belum pernah kehilangan kontrol emosi, hingga ia bertemu dengan seorang doktor/terapis anger management yang sangat aneh. Kita bisa melihat bagaimana tekanan demi tekanan akhirnya bisa meledakkan seseorang yang sangat sabar. Disana juga kita bisa melihat adanya kelompok-kelompok orang yang menjalani terapi kontrol kemarahan di Amerika. Semakin lama dunia memang semakin menjadi tempat yang sulit untuk didiami, begitu banyak hal yang bisa mendatangkan emosi kita hadapi setiap hari. Jalan macet, cuaca yang tidak karuan, tetangga yang sulit, teman sekerja, bos, dosen, guru, dan lain-lain. Hidup yang kita jalani tidak akan pernah selalu mulus, dan setiap saat kita bisa berhadapan dengan situasi, kondisi atau orang-orang yang bisa mendatangkan emosi.

Seorang ahli psikologi bernama Charles Spielberger, PhD menerangkan apa yang dimaksud dengan "kemarahan" atau anger. Kemarahan menurut Charles adalah sebagai berikut: "Anger is an emotional state that varies in intensity from mild irritation to intense fury and rage" Kemarahan adalah sebuah tingkat emosional dengan intensitas tertentu antara hanya merasa terganggu hingga tingkat mengamuk. Seperti jenis perasaan lainnya, kemarahan juga akan diikuti oleh perubahan psikologis dan biologis. Detak jantung menjadi cepat, tekanan darah meninggi, beberapa hormon pun mengalami peningkatan level. Tidak heran faktor kemarahan yang tidak terkendali bisa merugikan orang lain, menimbulkan kekerasan yang tidak hanya merugikan orang lain tapi juga diri sendiri. Selain itu kemarahan tak terkontrol juga bisa menimbulkan berbagai penyakit pada kita sendiri.

Bolehkah kita marah? Marah sebenarnya adalah bagian jiwa manusia, sehingga rasanya tidak akan ada orang yang sama sekali tidak pernah marah. Wajar, jika pada kondisi tertentu orang bisa marah. Dan terkadang dalam situasi tertentu, kita memang perlu marah. Alkitab juga tidak melarang untuk marah. Yang tidak boleh adalah marah secara berlebihan, berkepanjangan dan tidak terkendali, atau menjadikan amarah sebagai sebuah kebiasaan yang akan segera muncul begitu kita berada pada kondisi tidak nyaman/tidak sesuai dengan keinginan kita.Hati-hati ketika marah, karena pada saat itu dosa sedang mengintip peluang untuk masuk.

Daud mengajarkan bagaimana kita sebaiknya bersikap ketika sedang marah. "Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam." (Mazmur 4:5). Marah boleh-boleh saja, tapi ingatlah bahwa dalam amarah kita jangan sampai berbuat dosa. Kemarahan bisa menjadi sebuah sarana iblis untuk menghancurkan kita. Maka berhati-hatilah ketika kita sedang marah. Lalu Paulus mengajarkan hal yang sama. "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:26-27). Jangan sampai marah kita berlarut-larut terlalu lama, karena itu bisa dimanfaatkan iblis. Yakobus mengingatkan agar kita "lambat untuk marah." (Yakobus 1:19). Untuk hal ini, Yakobus punya alasan yang menarik. Perhatikan ayat berikutnya: "sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (ay 20). Orang yang sedang dilanda kemarahan meluap-luap tidak akan dapat melakukan hal yang baik, yang berkenan di hadapan Allah.

Janganlah terburu-buru untuk marah, karena kemarahan yang terlalu sering dan tidak terkendali akan merusak hidup kita, menghancurkan masa depan kita bahkan orang lain, dan merugikan banyak orang, termasuk diri kita sendiri. Jangan terburu nafsu untuk marah ketika anda tidak sependapat dengan orang lain atau ketika apa yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan anda. Yakobus 1:19 memberikan sebuah tips yang sangat luar biasa untuk mencegah kita dari melakukan kebodohan yang merugikan, merusak atau menghancurkan diri kita sendiri dan orang lain. Disamping itu juga merupakan tips penting agar kita tidak mempermalukan diri sendiri. Adalah sangat sulit sebenarnya untuk marah tanpa berbuat dosa, maka adalah sangat baik jika kita lambat untuk marah dan sedapat mungkin menenangkan diri kita secepatnya sebelum emosi kita meluap naik. Ketika menghadapi suatu kondisi yang tidak sesuai dengan pendapat atau pikiran anda, biasakan diri anda untuk mendengar sesuatu secara lengkap terlebih dahulu (cepat mendengar), jangan terlalu cepat menghakimi, menuduh dan menyimpulkan sesuatu (lambat berkata-kata) dan jangan terburu nafsu untuk meluapkan kemarahan. (lambat untuk marah). Berselisih itu wajar, bertengkar itu biasa, tapi pakailah tips ini agar akibatnya jangan sampai menimbulkan dosa dan membuka pintu masuk bagi iblis untuk menghancurkan kita.

Control your anger before your anger controls you
 
Gbu all...

Sabtu, 04 Januari 2014

PENJAGAMU TIDAK PERNAH TERLELAP

"Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. IA takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap" (Mazmur 121: 2-3)

Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka. Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk di dewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup.

Anak laki-laki tersebut dibawa jauh menuju hutan yang paling dalam. Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut akan dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu.

Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut.

Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya.

Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh dibelakang dirinya, dengan posisi siap menembakan anak panah, dengan golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam, jikalau ada ular atau binatang buas lainnya, maka ia dengan segera akan melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati anaknya. sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini, sepertinya Tuhan "begitu kejam" melepaskan anak-anakNya kedalam dunia yang jahat ini. Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaanNya, namun satu hal yang pasti Ia setia, Ia mengasihi kita, dan Ia selalu ada bagi kita..
 
Gbu all...

Jumat, 03 Januari 2014

KETIKA TUHAN TURUT BEKERJA

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (Amsal 3:5-6)

Seorang pemburu atheis satu ketika tersesat di tengah hutan. Ia kemudian bertemu dengan sekelompok macan. Tiba-tiba saja ia menjadi gugup. Spontan ia mengeluarkan senapan dan mulai menembakkannya ke arah macan tersebut. Sayang, tembakan-tembakan tersebut meleset dan ia-pun kehabisan peluru. Macan-macan ganas ini kemudian bergerak mendekati sang pemburu. Tanpa menunggu waktu lama, segera sang pemburu ini mengambil langkah seribu. Ia berlari sekencang mungkin.

Beberapa ratus meter kemudian, ia terpeleset dan masuk jurang. Beruntung ia sempat meraih dahan sebuah pohon di tepi jurang tersebut. "Tolong... tolong!!!" teriaknya. Berkali-kali ia berteriak namun tak juga ada yang menjawab.

Hampir putus asa ia kembali berteriak : "Tuhan... Tuhan... apakah engkau sungguh ada?" Sejenak keadaan menjadi sangat sunyi lalu terdengar suara : "Ya, Aku ada". Pemburu ini melanjutkan : "Tuhan,
Engkau tentu tahu kalau selama hidupku, aku meragukan keberadaan-Mu namun sekarang aku percaya bahwa Engkau sungguh ada. Maukah Engkau menolongku, Tuhan? Aku berjanji Tuhan jika engkau menolongku maka aku akan membaktikan sisa hidupku untuk melayani-Mu dan memberitakan kebaikan-Mu kepada setiap orang yang aku temui mulai dari hari ini hingga akhir hayatku"

"Baiklah, Aku akan menolongmu," kata Tuhan. "Cepat Tuhan... tolonglah aku," ujar si pemburu memohon. "Tetapi Aku ingin mengetahui satu hal darimu," kata Tuhan. "Apakah itu?" tanya si pemburu. "Maukah engkau mempercayaiKu dengan segenap hati dan akal budimu?" tanya Tuhan.

"Tentu saja aku mau Tuhan. Aku percaya padamu seribu persen! Cepat
tolong aku, Tuhan," jawab si pemburu yang penuh keringat dingin itu.

"Baiklah kalau engkau memang percaya. Sekarang, lepaskan tanganmu dari dahan pohon itu dan Aku akan menolongmu," kata Tuhan. Spontan si pemburu berujar, "Tuhan, apakah Engkau sudah gila?" Kemudian si pemburu kembali berteriak, "Halo... adakah orang di sana yang bisa mendengar suara saya? Tolong... tolong...!"

Apa hikmah yang bisa Anda petik dari cerita di atas? Bisa jadi Anda dan saya hanya akan tersenyum atau tertawa setelah membaca cerita tersebut. Namun jika kita sungguh peka, seringkali dalam hidup ini kita berperilaku seperti si pemburu tadi. Kita masih setengah hati dalam mengakui kekuasaan-Nya, terutama jika hal tersebut di luar logika manusia. Kita lebih mengandalkan kekuatan manusia daripada
bersandar pada-Nya.

Seringkali kita harus melihat dengan mata kepala sendiri baru bisa percaya. Jika hal tersebut tidak sesuai dengan akal sehat, kita lantas menolaknya. Santo Agustinus pernah mengatakan, "Iman artinya
menyakini apa yang tidak kita lihat dan upah dari iman adalah melihat apa yang kita yakini."

Meski kitab suci dengan sangat jelas mengatakan, "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (1 Korintus 2:9)." Terkadang tetap saja sulit bagi kita untuk menerimanya.

Ibu Teresa suatu ketika pernah berujar : "Iman memelihara orang yang memelihara iman." Tentu Ibu Teresa tidak sedang main-main ketika mengucapkannya. Ia memiliki begitu banyak pengalaman hidup yang menceritakan kesaksian imannya. Salah satu hal yang sangat ajaib dan sangat menarik adalah ketika kita melihat Ibu Teresa yang puluhan tahun berkarya di tengah-tengah orang yang berpenyakit menular namun hingga akhir hayatnya ia sama sekali tidak tertular penyakit tersebut. Luar biasa karya Tuhan dalam hidup Ibu Teresa! Dari sini saya juga belajar bahwa kasih bukanlah sekedar sebuah perasaan (seperti ketika orang berpacaran atau merindukan pasangannya) namun kasih juga dapat menjadi sebuah kekuatan. Orang sering menyebutnya sebagai the power of love.

Ada juga kisah lain tentang bagaimana Ibu Teresa begitu mengimani bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28). Dalam bukunya yang berjudul In the Heart of the World, Ibu Teresa menulis:

Di Calcutta, kami memasak untuk sembilan ribu orang setiap hari. Suatu hari, seorang suster datang dan berkata : "Ibu, tidak ada sesuatu pun untuk dimakan. Tidak ada sesuatu pun untuk diberikan kepada orang-orang itu." Saya tidak mempunyai jawaban. Dan kemudian pada jam sembilan pagi itu, sebuah truk penuh dengan roti datang ke rumah kami. Setiap hari pemerintah memberikan sepotong roti dan susu kepada anak-anak miskin di sekolah. Tetapi hari itu tidak seorang pun tahu kenapa semua sekolah tiba-tiba diliburkan. Dan semua roti diantar ke rumah Ibu Teresa.

Lihat, Allah meliburkan sekolah. Dia tidak membiarkan orang-orang kita pergi tanpa makanan. Dan inilah pertama kalinya dalam hidup mereka saya kira, bahwa mereka mendapatkan roti yang baik seperti itu dan dalam jumlah yang amat banyak. Dengan cara ini Anda bisa melihat kelembutan hati Allah.

Bisa jadi pengalaman seperti itu juga pernah terjadi dalam hidup Anda. Saya sendiri pernah mengalami beberapa kejadian luar biasa yang hingga hari ini amat sulit saya jelaskan dengan logika. Dari perjalanan itu saya mengimani bahwa dalam hidup ini tidak ada yang namanya kebetulan jika kita senantiasa mau melihatnya dengan mata iman. Pengalaman hidup tersebut juga membuat saya semakin memahami tentang penyelenggaran Ilahi dalam kehidupan orang yang percaya dan berserah kepada-Nya.

"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan- Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia (2 Tawarikh 16:9)." Tuhan menyertai Anda selalu!
 
Gbu all...