Senin, 30 April 2012

Tuhan Ingin Memberikan Anda Hidup yang Berkelimpahan

Yohanes 10:10 "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."

Beberapa orang takut menyembah Tuhan karena mereka memiliki pikiran yang salah bahwa menyembah Tuhan berarti mereka harus menjadi orang yang selalu menghakimi dan kaku.
Ini adalah sesuatu yang jauh dari kebenaran.
Yesus datang untuk memberi kita hidup yang berlimpah dan memuaskan. (Yohanes 10:10)

Adalah Setan yang ingin "mencuri, membunuh dan membinasakan" kebebasan dan sukacita yang seharusnya menjadi milik Anda.

Seringkali beberapa orang yang menyesatkan dapat menyebabkan kita untuk menghindari Tuhan karena sikap-sikap fanatisme mereka.

Berikut adalah jenis fanatisme agamawi yang saya amati selama bertahun-tahun:

Tipe Farisi :
Dia kaku dan berpikiran sempit, dia memiliki aturan untuk semuanya.
Kata favoritnya adalah "Jangan!"
Beberapa orang takut mereka bisa menjadi seperti itu jika mereka menjadi seorang Kristen.
Tetapi Yesus menyebut orang-orang tipe Farisi sebagai "pemimpin buta".
Kata-Nya, "Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan!" (Matius 23:24)

Tipe yang merasa paling benar :
Dia merasa diri paling suci dan menghakimi orang lain, kalimat favoritnya adalah "Terima kasih Tuhan, aku tidak seperti dia!"
Namun, Yesus menceritakan kisah dua orang yang berdoa, yang satu merasa dirinya benar dan yang satu merendahkan diri karena kegagalannya: "Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:14)

Tipe ekstrem :
Dia seorang yang terlalu ekstrem dan membuat jengkel orang lain.
Kalimat favoritnya adalah, "Kamu harus bertobat atau masuk neraka! Bertobat atau terbakar!"
Namun, rencana Allah untuk membawa kita kembali kepada-Nya adalah dengan cinta, anugerah, dan pengorbanan: "Karena Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, bahwa setiap orang yang percaya pada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah tidak mengutus Anak-Nya ke dalam dunia untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia melalui Dia." (Yohanes 3:16-17 NIV)

Tipe sok rohani :
Dia tidak bisa berbicara tanpa hal-hal yang bersifat klise keagamaan.
Semuanya yang terjadi adalah keajaiban atau Iblis yang melakukannya.
Dia tidak pernah menggunakan otaknya untuk berpikir.
Tapi Tuhan tidak ingin Anda berhenti berpikir ketika Anda menjadi seorang Kristen.
Bahkan Dia ingin memberikan kita pikiran Kristus. (1 Korintus 2:16)

Ini adalah tipe-tipe stereotip yang kadang membangun opini mengenai Kekristenan, tapi sikap-sikap ini bukanlah intisari dari Kekristenan yang sebenarnya.
Sikap-sikap ini mewakili orang-orang yang telah meninggalkan hubungan mereka dengan Tuhan untuk hal-hal yang bersifat agamawi.
Yesus berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10)

Tuhan tidak ingin kita menjadi orang-orang yang agamawi, Dia ingin kita untuk memiliki hubungan yang intim dengan Dia dan memiliki hidup yang berkelimpahan.

GBU ALL..

Minggu, 29 April 2012

Tawanan.

Tawanan.

2 Timotius 2:25-26 "dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya."

Terkadang orang Kristen melihat orang non-Kristen sebagai musuh.
Tapi mereka bukanlah musuh - mereka terjebak oleh musuh yang sebenarnya yaitu setan.
Mereka seperti Anda dan saya dulu sebagai tawanan dosa.

Kita diberitahu dalam 2 Timotius 2:24-26, seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus berbuat baik kepada semua orang, bisa mengajar, dan sabar dengan orang yang sulit.
Dengan lembut menjelaskan kepada mereka yang menentang kebenaran.
Mungkin Tuhan akan mengubah hati mereka sehingga akhirnya mereka akan mengikuti hati nurani mereka untuk belajar tentang kebenaran yang sesungguhnya.

Mereka yang telah terperangkap oleh setan akan melakukan apa yang setan inginkan untuk mereka lakukan.

Mereka berada dalam perbudakan, dan mereka tidak tahu mengapa atau bagaimana.
Tapi Anda tahu.
Mereka berada di bawah kekuasaan musuh.
Jadi berdoalah agar Allah membuka mata mereka.
Berdoalah agar mereka melihat bahwa mereka membutuhkan Yesus.
Berdoalah agar mereka menanggapi pesan Injil.

Pertanyaannya adalah, apakah kita percaya dengan apa yang Alkitab katakan?
Jika Anda percaya, maka Anda pasti meyakini juga bahwa pada akhirnya hidup yang tidak mengenal Kristus, akan dibinasakan di neraka.
Jika kita percaya, maka bagaimana bisa begitu tidak peduli tentang misi penginjilan?

Jika kita adalah murid-murid Yesus, maka kita harus pergi dan mengabarkan Injil kepada orang lain.
Dan jika kita tidak mau bersaksi dan melayani orang lain, kemudian muncul pertanyaan, apakah kita benar-benar bertindak sebagai murid yang Tuhan inginkan.
Cara untuk mengatasi kekeringan rohani adalah dengan pergi keluar dan mencoba untuk memenangkan jiwa bagi Kristus dan membantu mereka tumbuh secara spiritual - pelayanan ini memenuhi Amanat Agung yang Yesus katakan.
Gbu all...

Sabtu, 28 April 2012

Tuhan Ingin Anda untuk Menikmati Hidup.

Tuhan Ingin Anda untuk Menikmati Hidup.

1 Timotius 6: 17 "Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati."

Bagian dari menyembah Tuhan adalah membiarkan Dia mengasihi Anda.
Ada banyak orang yang tidak ingin membiarkan Tuhan masuk ke dalam kehidupan mereka karena mereka takut Tuhan akan membuat mereka membuang apa pun yang menyenangkan.

Dengan kata lain, mereka berpikir bahwa untuk menjadi seorang Kristen adalah sama dengan mengatakan bahwa pesta sudah berakhir, bahwa untuk menjadi orang yang rohani adalah sama dengan menjadi sengsara.
Orang-orang panik mencari apapun yang menyenangkan.
Mereka menghabiskan lebih banyak waktu, lebih banyak uang, dan lebih banyak energi untuk mendapatkan kesenangan, tapi mereka mendapati gairah mereka semakin berkurang dan mereka tidak pernah merasa puas.
Mereka bertanya-tanya, "Apakah kita sudah bersenang-senang?"

Cara Anda melawan rasa takut adalah dengan kebenaran, dan kebenaran Allah mengatakan "Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1 Timotius 6:17b)

Tuhan ingin Anda menikmati hidup!

Tuhan tidak ingin Anda hidup tanpa kesenangan.
Yesus lebih banyak berbicara tentang menjadi bahagia daripada berbicara tentang surga.
Rasul Matius menghabiskan waktu tiga tahun dengan Yesus dan dia menulis bahwa Yesus menikmati kehidupan. (Matius 11:19 versi PH)

Sebagai seorang Kristen, Anda dapat menikmati hidup karena Anda memiliki hati nurani yang benar.
Anda dapat menikmati hidup, aman dalam sebuah keluarga yang rohani dan bersatu.
Anda bisa bersenang-senang dan tertawa di gereja.
Anda dapat menikmati persahabatan dengan teman-teman yang tidak memanipulasi Anda karena mereka sedang belajar menjadi seperti Yesus dan belajar untuk peduli terhadap kepentingan orang lain.

Kita bisa menemukan kebahagiaan dan kesenangan di dunia yang diciptakan oleh Allah untuk kita nikmati.

Tuhan mengasihi kita, Dia menginginkan kita untuk memiliki kesenangan dan menikmati hidup yang Dia berikan.

Jumat, 27 April 2012

AKIBAT BERBOHONG, DUAJIWA MELAYANG

AKIBAT BERBOHONG, DUAJIWA MELAYANG PDF Print E-mail
ananias&safira.jpgSebuah peristwa yang mengejutkan terjadi kemarin sore di Bait Allah yang terdapat di kota Yerusalem. Akibat berbuat bohong, dua jiwa melayang dalam selisih waktu yang tidak terlalu lama, yaitu diperkirakan hanya berbeda tiga jam saja. Peristiwa tersebut telah menggemparkan seluruh kota Yerusalem dan menjadi bahan pembicaraan hangat, bukan saja di antara mereka yang datang untuk beribadat di dalam Bait Allah itu, tetapi berita tersebut telah menyebar sampai ke seluruh pinggiran kota Yerusalem.
Peristiwa semacam itu baru dan belum pernah terjadi di kota Yerusalem sehingga menimbulkan ketakutan yang sangat mencekam di antara umat yang sedang beribadat, terutama di kalangan mereka yang sering kali melakukan kesalahan yang sama, yaitu berbohong dan tidak menyampaikan kebenaran dengan sesungguhnya.
Dalam peristiwa tersebut, seorang yang bernama Ananias memberitahukan bahwa ia telah menjual sebuah lading miliknya. Sebelumnya, ia telah berjanji kepada Tuhan bahwa ia akan mempersembahkan semua uang hasil penjualan ladang tersebut untuk mendukung pekerjaanTuhan yang sedang berkembang dengan pesat di daerah Yudea. Pada waktu itu, pemberitaan Injil Kerajaan Sorga sedang gencar dilakukan oleh para rasul yang dipimpin oleh seorang rasul bernama Petrus.
Ananias bersama istrinya yang bernama Safira merupakan anggota jemaat Bait Allah di kota Yerusalem dan mereka sangat mendukung pelayanan Rasul Petrus bersama teman-temannya yang memberitakan Injil Kristus dengan penuh keberanian dan dengan urapan Roh Kudus. Oleh karena itu, timbul kerinduan dalam hati Ananias dan Safira untuk mendukung pekerjaan Tuhan lewat persembahan yang akan dipersembahkannya kepada Tuhan.
Namun, pasangan suami istri tersebut rupanya berubah pikiran dan telah bersepakat untuk tidak menyerahkan seluruh hasil penjualan ladang tersebut untuk dipersembahkan kepada Tuhan, melainkan menyisihkan sebagian dari uang tersebut untuk kepentingan dirinya dan keluarganya. Rupanya mereka telah memiliki rencana untuk memakai sebagian uang yang disisihkan tersebut untuk membeli beberapa ekor kambing domba dan memperluas tempat tinggal mereka yang dirasakan semakin sempit akibat bertambahnya perabot rumah yang telah mereka miliki sebelumnya.
Ananias kemudian pergi ke Bait Allah dengan membawa sebagian uang hasil penjualan ladang tersebut dan bermaksud untuk menyerahkannya kepada Rasul Petrus. Ketika ia menyampaikan maksudnya tersebut, bertanyalah Rasul Petrus kepadanya apakah benar bahwa uang yang ia bawa adalah seluruh hasil dari penjualan ladang tersebut? Ananias pun menjawab bahwa benar itu adalah seluruh hasil penjualan ladang tersebut. Ia pikir bahwa Rasul Petrus pasti tidak tahu berapa hasil penjualan ladang itu yang sesungguhnya dan dengan gembira akan menerima persembahan yang diberikannya tersebut.
Namun ia tidak mengetahui bahwa Roh Kudus yang ada di dalam diri Rasul Petrus telah memberitahukan kepadanya bahwa Ananias telah berbohong. Ia tidak menyerahkan persembahan tersebut dengan sepenuh hatinya, bahkan ia telah menyisihkan sebagian hasil penjualan ladang tersebut untuk kepentingan dirinya dan keluarganya.
Pada saat itu juga Allah menjatuhkan hukuman kepada Ananias dan putuslah nyawanya setelah ia membuat pengakuan yang berisi kebohongan dan tidak mengatakan hal yang sebenarnya tentang persembahan yang diberikannya tersebut. Kemudian Rasul Petrus menyuruh orang untuk mengambil mayatnya dan menguburkan Ananias segera sebelum sore hari tiba. Nampak beberapa orang jemaat lainnya dengan cepat-cepat mengusung jenazah Ananias keluar dari Bait Allah dan memakamkannya di pekuburan yang terletak tidak jauh dari Bait Allah itu.
Istrinya yang bernama Safira tidak mengetahui peristiwa yang terjadi terhadap diri suaminya. Ia menantikan kepulangan Ananias ke rumahnya, namun setelah beberapa waktu lamanya menunggu, Ananias tidak kunjung pulang juga. Ia kemudian dengan tergesa-gesa pergi ke Bait Allah untuk menjemput suaminya pulang. Tidak lama kemudian Safira segera tiba di Bait Allah dan segera menghampiri Rasul Petrus untuk bertanya perihal suaminya yang bernama Ananias.
Ketika Rasul Petrus berjumpa dengan Safira, ia juga menanyakan hal yang sama seperti yang telah disampaikan kepada Ananias suaminya, yaitu apakah benar bahwa uang yang mereka persembahkan itu adalah seluruh hasil penjualan ladang yang akan mereka persembahkan untuk Tuhan? Safira pun menjawab bahwa benar itu adalah semua uang hasil penjualan ladang tersebut dan mereka ingin mempersembahkan itu untuk pekerjaan Tuhan.
Rasul Petrus segera mengatakan bahwa Safira telah berbohong kepada Tuhan dan tidak menyerahkan seluruh hasil penjualan ladang tersebut. Ia mengatakan bahwa bukankah semua uang itu adalah miliknya dan ia boleh menggunakan sesuai dengan keinginan hatinya. Tetapi masalahnya adalah ia telah berbohong dan tidak menyampaikan kebenaran dengan sesungguhnya. Mereka telah berdusta kepada Tuhan dan karena itu Safira juga harus menanggung akibatnya yaitu hukuman Tuhan bagi dirinya.
Rasul Petrus kemudian menjelaskan bahwa beberapa anggota jemaat di Bait Allah itu baru saja kembali dari memakamkan suaminya, Ananias dan mereka akan segera memakamkan Safira juga.  Pada saat itu juga Safira menghembuskan nafasnya di hadapan Rasul Petrus, disaksikan oleh beberapa orang temannya dan beberapa anggota jemaat Bait Allah yang ada di sana.
Dengan segera mereka mengangkat jenazah Safira. Mereka memakamkan dia berdampingan dengan suaminya Ananias di pekuburan yang sama. Hari semakin sore dan matahari semakin terbenam di ufuk barat kota Yerusalem. Banyak anggota jemaat yang menyaksikan peristiwa tersebut diselimuti dengan dukacita yang mendalam dan menyesali peristiwa yang telah terjadi tersebut. Mereka pulang ke rumah mereka masing-masing dengan diliputi rasa takut untuk berbohong kepada Tuhan dan hidup tidak sesuai dengan hati nurani mereka. Hal itu telah membuat pelayanan pekerjaan Tuhan di kota Yerusalem semakin berkembang dengan semakin banyaknya orang-orang yang bertobat dan menerima pemberitaan Injil Kristus.
Marilah kita menjaga hati kita agar selalu benar di hadapan Tuhan dan jangan pernah mencoba-coba untuk membohongi Tuhan. Ia menyelidiki sampai ke dasar hati kita dan mengetahui apa yang kita perbuat. Apakah kita mengiring Dia dengan sungguh-sungguh atau tidak. Kiranya Roh Kudus menerangi hati kita semua. Amin.(phm/EMC)

Kamis, 26 April 2012

TUHAN MEMBERI KITA TANTANGAN

TUHAN MEMBERI KITA TANTANGAN
Ayat Pokok: Yesaya 49:6
Oleh: Ps. Shigeki Sato, Tokyo, Jepang


ps shigeki sato.jpgPuji Tuhan!  Allah sungguh sangat baik.  Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk berbicara di hadapan saudara.  Inilah kali pertama saya harus berkhotbah dalam bahasa Inggris tanpa catatan.  Inilah tantangan terbesar saya saat ini.  Tapi saya percaya, jemaat yang saya layani di Tokyo, tengah berdoa bagi saya.  Haleluya!
Satu kehormatan besar bisa berbakti bersama saudara dan berbagi Firman Tuhan di tempat ini.  Pertama kali saya mengenal dan bertemu dengan bapak pendeta A.H. Mandey dua tahun lalu, saat beliau berkunjung untuk meresmikan gereja GPdI pertama di Jepang.  Ketika itu, saya terkejut menemukan bahwa ternyata cukup banyak orang Indonesia di kota kecil Oarai yang berpenduduk sekitar 20 ribu jiwa.  
Dan sejak gereja diresmikan, setiap bulan saya berkunjung ke sana untuk berkhotbah – bukan dalam bahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia – tapi dalam bahasa Jepang yang kemudian diterjemahkan.  Puji Tuhan!

Tuhan memberi Tantangan

Mari perhatikan firman Tuhan kepada Yesaya, seorang nabi besar yang sejak dalam kandungan, telah ditetapkan untuk menjadi hambaNya.  Yesaya 49:6 – “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara.  Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”  
Haleluya!  Itulah tantangan dan tujuan hidup saudara dan saya: menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan Tuhan sampai ke ujung bumi!
Di bawah naungan Japan Foursquare Gospel Church, gereja yang saya layani di Tokyo mengambil nama Hope Chapel, dengan tujuan memberi pengharapan kepada rakyat negeri kami.  Meski jumlah orang Kristen di Jepang kurang dari 1%, kami ingin merangkul sebanyak mungkin rakyat negeri kami untuk datang kepada Yesus.  
Seperti saudara ketahui, Jepang merupakan salah satu negara dengan angka bunuh diri tertinggi di dunia.  Angka ini meningkat tajam, paska bencana gempa bumi dan tsunami Maret tahun lalu, yang menewaskan lebih dari 19 ribu jiwa.  Banyak orang menjadi putus asa dan kehilangan pengharapan.
Tantangan berat untuk menangkan orang Jepang bagi Kristus, oleh sebab tradisi dan adat istiadat yang begitu kuat.  Tetapi saya percaya, Allah yang kita sembah adalah Allah Mahakuasa yang sanggup mengubah apa yang mustahil.  Amin!

Kuasa Allah tidak berubah: dulu, sekarang, dan selamanya. 
Kuasa Allah tidak berubah: dulu, sekarang, dan selamanya.  Sebagaimana, dengan kuasaNya Ia telah bekerja dengan luar biasa di Indonesia, kami percaya, Dia pun sanggup memulihkan dan mengisi kekosongan dalam hati dan jiwa 99% bangsa kami yang hidup terikat dalam penjara rohani. 
PENGHARAPAN hanya ada di dalam Yesus!  Haleluya!  Mari siapkan diri untuk mengalami pemulihan dan kegenapan dari apa yang saudara harapkan.  Puji Tuhan!  Doakan bangsa kami, dan jadilah terang bagi orang-orang di sekitar saudara, bahkan bagi dunia. 
Tuhan Yesus memberkati saudara.

Rabu, 25 April 2012

Tambahkan kapasitasmu!

Tambahkan kapasitasmu! PDF Print E-mail
Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi. (Yesaya 54:2-3)

bertambah.jpgKetika saya menjadi seorang pemimpin pemuda di gereja kecil kami di Medan, sempat saya sedikit berbeda pendapat dengan Gembala soal bangku. Kebaktian pemuda maksimal dihadiri oleh 15 orang, sehingga hanya butuh 4 bangku panjang yang muat 5 -6 orang saja yang disiapkan. Itu menurut Gembala saya. Tetapi semangat muda saya waktu itu melihat kenapa tidak semua bangku saja disiapkan. Bila semua bangku disiapkan bisa menampung hingga 120 orang beribadah. Waktu itu saya menolak fakta bahwa bangku-bangku tersebut tidak mungkin terisi.
Iman sederhana saya waktu itu berkata: “Bila setiap kebaktian pemuda kami tumpangkan tangan kepada bangku-bangku kosong tersebut, Tuhan dapat kirimkan jiwa-jiwa.” Ketika saya berangkat ke sekolah Alkitab memenuhi panggilan Tuhan memang belum semua bangku terisi tetapi dari 15 orang yang biasa menghadiri kebaktian pemuda bertambah menjadi sekitar 30 orang. Di sekolah Alkitab dari seorang teman saya mendapat kabar bahkan pemuda kemudian telah menjadi penggerak dibukanya 2 tempat pelayanan baru. Sikap-sikap pesimistis dari beberapa orang kemudian juga berubah optimis.

Saya tidak tahu ada ayat Firman Tuhan seperti di atas. Mungkin pernah membacanya tetapi terlewatkan tanpa tahu maksudnya waktu itu. Tetapi sekarang mata saya terbuka. Saya yakin Tuhan menghendaki begitulah seharusnya kita melihat pelayanan. Jangan pernah puas dengan apa yang sekarang ada. Jangan puas hanya ada 200 jiwa di gereja kita bila ternyata masih banyak jiwa di luar sana yang belum mengenal Tuhan. Jangkau mereka, rampas mereka dari api. Mungkin Saudara bertanya bagaimana caranya ?

Jawabnya: TAMBAHKAN KAPASITASMU.  Jangan puas dengan kemampuanmu yang sekarang. Bila Tuhan memberimu kesempatan dan kesanggupan baik secara intelektual dan financial maupun rohani bertambahlah dalam pengetahuan, talenta, urapan bahkan karunia-karunia rohani. Tuhan itu pemurah… bila anda maksudkan untuk dipakai dalam pelayanan kepada Tuhan, Dia pasti memberikannya. Gunakan semua itu untuk meluaskan Kerajaan Allah di muka bumi ini, apa pun posisi Anda dalam pelayanan di Gereja Anda.(TW)

Doa:  Apa yang kuperlukan dalam pelayanan Engkau tahu. Aku tidak akan pernah merasa puas sampai aku mencapai maksimal kemampuan yang Engkau izinkan ada padaku untuk melayaniMu. Amin.

Selasa, 24 April 2012

ORA ET LABORA

ORA ET LABORA PDF Print E-mail
“Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Filipi 1: 22

ora_et_labora.jpgSebuah tulisan yang ditempelkan sebagai stiker pada sebuah mobil yang melintas di depan saya, berbunyi sama dengan judul renungan hari ini. Tulisan tersebut telah memberi inspirasi dan semangat yang baru kepada saya, bahwa dalam menghadapi setiap tugas pekerjaan dan pelayanan kita harus selalu “berdoa dan bekerja.”
Sahabat Suluh Iman, bukankah seringkali kita merasa puas dan bangga dengan prestasi keberhasilan yang telah kita capai di tahun lalu. Sebaliknya, kita mungkin merasa gagal dan kecewa karena tidak mencapai prestasi yang kita inginkan. Keberhasilan itu seharusnya menyadarkan kita, bahwa tanpa pertolongan dan campur tangan Tuhan maka segala kerja dan usaha kita akan sia-sia. Sebaliknya, walaupun kita rajin berdoa tetapi kalau tidak mau berusaha dan bekerja, maka hasilnya juga adalah nol besar.
Tuhan Yesus telah mengajarkan bahwa kita harus bekerja selagi hari siang, karena malam akan datang dimana tidak ada seorangpun dapat bekerja. (Yoh 9: 4) Rasul Paulus juga memberi contoh tentang pengalaman dirinya sendiri sebagaimana kita baca dalam ayat di atas.
Baik Tuhan Yesus maupun Rasul Paulus, keduanya adalah orang-orang yang mengerti arti dan pentingnya untuk berdoa, karena itu doa adalah hal utama yang dilakukan setiap saat dalam hidup mereka. Tetapi, banyak orang Kristen yang salah mengerti dengan prinsip ini. Mereka pikir dengan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan dalam doa itu sudah cukup. Mereka beranggapan bahwa Tuhan pasti mengabulkan permohonan doa dari anak-anakNya? Titik.
Tetapi tidak cukup dengan hanya berdoa saja. Kita perlu selalu berdoa kepada Tuhan, tetapi kita juga wajib untuk bekerja. Jangan jadikan Tuhan sebagai pelayan atau pembantumu, tetapi jadikanlah Tuhan sebagai mitra atau partnermu. Izinkan Tuhan mengerjakan apa yang tidak bisa kita kerjakan, tetapi kerjakanlah dengan segenap hati apa yang harus kita kerjakan. Kiranya Tuhan Yesus menyertai dan memberikan keberhasilan karena saudara senantiasa berdoa dan bekerja. (PHM)

Doa :  Ya Tuhan, tolongku semakin menyadari, bahwa berdoa dan bekerja adalah kehendakMu supaya aku mencapai keberhasilan di tahun yang baru ini. Amin.

Senin, 23 April 2012

Bersyafaat Bagi Orang Lain

Bersyafaat Bagi Orang Lain PDF Print E-mail
Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? - Kejadian 18:23-24

doa.jpgLot pernah ‘mengkhianati’ Abraham. Dan sekarang ia menerima akibatnya. Lembah Yordan yang dari jauh terlihat begitu subur ternyata menyimpan kegelapan; Sodom dan Gomora yang penuh kejahatan dan penyimpangan! Dan Lot akan termasuk sebagai orang yang akan mengalami penghukuman Tuhan. Abraham sebenarnya punya alasan yang cukup untuk membiarkan Lot menanggung semua akibat perbuatannya. Tetapi kasih dan kesetiaan Abraham membuatnya harus berlutut untuk berdoa bagi Lot.
Doa Abraham membuktikan dua hal yang penting. Pertama, kita dapat merasakan kebebasan yang sepenuhnya dalam hadirat Allah. Doa adalah tempat di mana kita bisa tinggal untuk waktu selama kita suka tanpa diganggu oleh kesusahan. Itulah tempat di mana Tuhan ingin kita berada. Kedua, kita bisa mengharapkan jawaban dari Tuhan. Bahkan ketika doa kita sepertinya membentur langit yang seperti besi kemudian kembali lagi kepada kita, kita bisa yakin bahwa kita tidak akan ditolak Tuhan. Pergerakan Allah adalah sesuatu yang tidak dapat kita perkirakan atau duga, tetapi itu pasti selalu tepat pada waktunya.
Rahasia dari sebuah kemuliaan adalah di dalam doa! Di satu sisi kita melihat Tuhan menunggu kita dalam kekudusan, cinta dan kekuatanNya untuk memberkati kita, dan di sisi lain kita melihat bagaimana Allah dengan cintaNya yang luar biasa itu turun dan tinggal dalam hati orang berdosa yang berdoa. Tetapi betapa lebih dahsyat apa yang dihasilkan oleh doa syafaat yang dinaikkan kepada Tuhan, meminta supaya Tuhan bekerja dan menjamah hati dari satu, sepuluh, seratus bahkan ribuan orang dan menganugerahkan kepada mereka hidup yang kekal beserta semua berkat-berkat di dalamnya!
Mungkin orang-orang tersebut adalah orang-orang yang pernah melakukan tindakan yang tidak menyenangkan terhadap kita. Mungkin apa yang mereka alami sekarang adalah sesuatu yang pantas sebagai akibat perbuatan jahat mereka. Belajarlah dari Abraham. Kita harus mendoakan mereka supaya mereka pun dapat menerima anugerah yang luar biasa itu, yaitu keselamatan!
Doa: Ajarlah aku Tuhan, agar bisa bersyafaat bagi orang lain, sekalipun mereka telah melukaiku. Amin.

Minggu, 22 April 2012

Penjara Membawa Nikmat

Penjara Membawa Nikmat PDF Print E-mail
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan Mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu Mereka semua (Kisah 16:25-26)
paulusnsilas.jpgJika kita bicara tentang visi, maka itu bukan hanya  sebatas impian atau cita-cita yang diupayakan implementasinya secara metodologis dan sistematis. Jauh lebih luas dari itu, Visi adalah konsep imajinasi dan imajinasi yang disebut disini melibatkan kemampuan, kreatifitas dan resourcefulness: keberanian (men-design) experimen dalam memecahkan persoalan untuk memperoleh jalan keluar.
Dalam konteks tersebut, Paulus dan Silas dapat disebut sebagai visioner, karena selalu berusaha mencari jalan keluar dalam permasalahan yang dihadapinya. Keadaan terbelenggu tidak membatasi kebebasan mereka untuk memuji Tuhan. Selama jiwa tidak terbelenggu maka seseorang dapat melakukan apa saja dalam keadaan yang tidak mendukung dan tidak memungkinkan sekalipun. Karena kekuatan manusia sebenarnya bukan terletak pada apa yang bisa mereka lakukan, melainkan pada apa yang mereka mau lakukan. Paulus menyadari bahwa keadaan terbelenggu hanya membatasi anggota tubuh tetapi tidak membatasi keinginan. Inilah point kebebasan bagi Paulus, dari keinginannya ia bisa melakukan apa yang ia mau.
Dari harta terpendam inilah (yaitu keinginan yang tidak terbelenggu), muncul kreatifitas dan kemampuan resourcefulness. Alkitab mencatat bahwa pujian Paulus dan Silas menghasilkan reaksi narapidana lain untuk mendengarkan mereka. Kata yang dipakai Alkitab dalam bahasa Yunani untuk “mendengarkan” ini berarti: mendengar dengan mengambil perhatian/ menyimak. Situasi ini sungguh mengherankan karena mereka tidak memperlihatkan reaksi yang normal (seperti bosan atau kesal, karena kegaduhan).
Pujian Paulus dan Silas telah merebut perhatian mereka, sehingga mereka tidak lagi merasa terbelenggu, sebaliknya merasakan kebebasan dalam jiwa mereka. Sehingga ketika kuasa Allah membuka semua pintu penjara, mereka tidak lari; suasana tidak chaos/ kacau. Sebaliknya situasi terkendali sebagaimana tergambar dari perkataan Paulus “…kami semuanya masih ada disini” (ay.28)
Pengalaman Paulus dalam penjara ini, memberi motivasi kuat bagi kita bahwa semua orang punya kemampuan untuk menyelesaikan masalah hidupnya, jika mempunyai visi yang jelas tentang apa yang ia ingin lakukan. Visi bukan hanya obyek pengamatan atau penglihatan supranatural saja, namun juga kemampuan untuk melihat peluang dalam semua kesempatan. Seperti Paulus yang selalu melihat peluang untuk memenangkan banyak orang kepada Tuhan, sekalipun menjalani berbagai pembatasan-pembatasan.
Mungkin kita bukan Paulus, atau pribadi yang tidak lebih hebat darinya dalam hal karunia Roh dan pelayanan, tetapi bukan berarti kita harus menjadi lebih kerdil darinya. Hanya karena takut melihat peluang hidup dalam berbagai kesempatan yang kita miliki, kita kehilangan pengalaman berharga bersama dengan Tuhan. Hanya satu hal yang masih bisa dilakukan manusia dalam keadaan tidak dapat berbuat apa-apa: menyanyi dan berharap. Kiranya Tuhan menolong kita semua.
Doa: Dalam kesulitanku aku tahu Tuhan, Engkau pasti menyediakan jalan keluar bagiku. Amin.

Sabtu, 21 April 2012

Pemimpin Yang Melayani

Pemimpin Yang Melayani PDF Print E-mail
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Markus 10:45)

pemimpin_melayani.gifAdalah jamak seorang pemimpin itu dilayani oleh bawahan. Tetapi pernahkah terpikirkan, seorang pemimpin melayani anak buahnya. Saya kenal beberapa pemimpin yg demikian. Mereka siap membukakan pintu siapapun tamu mereka. Menghidangkan makanan dan menemani makan stafnya. Mereka ramah dan ringan tangan menolong orang. Bila saya sebutkan nama mereka tentu sebagian Anda kenal. Sayangnya mereka bukanlah orang yang senang dengan publikasi.
Tuhan Yesus adalah teladan seorang pemimpin yang melayani. Ia melayani manusia berdosa agar mereka bertobat kembali kepada Allah. Ia menegur, menuntun, mengoreksi, menasehati, mengajar dan memberi teladan hidup yang benar. Bahkan Ia rela mati ganti manusia yang berdosa. Ia melakukan banyak hal dan apa saja agar manusia selamat semata-mata karena kasihNya.
Kita berdosa karena pilihan kita. Kita terhukum karena pelanggaran kita. Kita hina karena dosa kita. Tuhan bisa saja memilih tetap tinggal di surga dan bersikap tak acuh kepada kita. Sesungguhnya tidak ada alasan lain Tuhan mau melayani kita selain karena kasihNya kepada manusia.
Kasih memampukan seorang pemimpin melayani dengan benar. Tanpa kasih perbuatan melayani seorang pemimpin itu semu. Berbeda antara yang tampak dan yang di hati. Tanpa kasih perbuatan melayani seorang pemimpin itu pasti berakhir cepat. Berganti dengan arogansi seorang yang punya kuasa. Dari tadinya melayani sekarang ganti minta dilayani bagai seorang raja kecil.
Itulah sebabnya bila kita seorang pemimpin - entah itu di perusahaan atau pada komunitas tertentu - dan kita ingin melayani, milikilah kasih Allah. Bila kita mengasihi Allah, maka kasih Allah akan limpah mengalir dalam hidup kita. Pada gilirannya kasih Allah itu akan meluap keluar kepada orang lain. Kita tidak lagi melihat orang lain rendah dan harus melayani kita, tetapi menganggap mereka sebagai sasaran dari kasih Allah sehingga mereka layak untuk dilayani. Dan bila kita seorang pemimpin yang melayani, maka Allah pun akan lebih lagi melayani kita.(TW)
Doa: Tuhan Yesus, aku berterimakasih atas kesempatan yang Engkau berikan  untuk melayani orang lain. Aku mau melayani dengan kasih-Mu.  Amin.

Jumat, 20 April 2012

Dialah Pokok Pujianmu

Dialah Pokok Pujianmu PDF Print E-mail
Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri. Ulangan 10:21

worship.jpgKetika Tuhan menyentuh kita dengan hadirat-Nya, yang terasa kemudian betapa kecilnya kita ini. Kehebatan, kekuatan, kejayaan, semua yang telah kita capai dan kita banggakan terasa tidak ada artinya. Kita menjadi sadar semua yang kita miliki adalah karena Tuhan. Tanpa Tuhan tidak ada kemenangan dan kejayaan. Air mata yang keluar ketika kita ada dalam hadirat Tuhan seolah membasuh pikiran kita kembali jernih dan benar. Kita dibaharui dan dijadikan layak di hadapan Tuhan.

Tidak terlalu mengherankan saya bila menjumpai mereka yang senang ada dalam hadirat Tuhan adalah juga orang yang rendah hati. Anda mungkin protes dan berkata: “Ah…tidak semua. Buktinya si A yang sering ikut kebaktian doa tetap saja suka meninggikan diri!” Kepada Anda yang protes saya ingin katakan: “Anda juga benar!” Saya tidak sedang bicara soal banyaknya atau lamanya seseorang ada dalam doa penyembahan. Saya sedang bicara soal hadirat Tuhan.

Kita bisa saja punya waktu doa dan penyembahan 8 jam sehari, tetapi bila Tuhan tidak berkenan bersekutu dengan kita dan hadirat-Nya terasa jauh apa gunanya. Kita hanya membuang waktu kita sia-sia. Salah satu syarat penting agar hadirat Allah hadir ketika kita berdoa menyembah-Nya adalah jadikan Allah Pokok Pujian kita. Bukan karena kita punya kebutuhan, kita menyembah Tuhan. Bukan karena pergumulan kita berat kita datang menyembah Tuhan.

Bila kita punya kebutuhan dan pergumulan berat… berdoalah! Tetapi bila kita ingin bertemu dan merasakan hadirat Allah jadikan Allah pokok pujian dan sembah kita!  Pujilah Allah atas kemurahan-Nya, pujilah Allah atas mujizat-Nya, pujilah Allah atas KASIHNYA. Kemudian nikmatilah …hadirat-Nya! Dan ketahuilah ketika Allah hadir, Allah tahu kita punya kebutuhan. Allah pasti menjawab kebutuhan kita TANPA kita minta. Sebuah pujian katakan: JESUS YOUR PRESENCE MAKE ME WHOLE!(TW)

Doa: Engkau sungguh indah tak terlukiskan, sungguh mengagumkan, sungguh ajaib untuk dimengerti. Lebih dari yang kami pernah dengar dan lihat.  Amin.

Kamis, 19 April 2012

TETAPLAH SETIA

Sangat mudah bagi kita untuk menjadi cemas ketika tampaknya Tuhan seperti bergerak lebih lambat dari yang kita inginkan.
Tapi Alkitab menyatakan dengan jelas, tujuan Tuhan memiliki waktu-waktu tertentu sendiri.
Janji dan tujuan Tuhan terpenuhi pada musim mereka.
Pengkhotbah 3:1 mengatakan, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun bawah langit ada waktunya."

Dan hal ini diperjelas dalam 1 Petrus 5:6-7 yang mengatakan "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."

Kerendahan hati dan Tuhan meninggikan Anda adalah dua hal yang diikat bersama-sama.
Mungkin Anda merasa sangat lelah bertanya-tanya, "Tuhan, kapan hal itu akan terjadi?"
Tetap serahkan segala kekhawatiran Anda pada-Nya.
Dia akan mempromosikan Anda pada waktunya.
Jangan cemas akan hal itu.

Bahkan, kalimat yang mengatakan, bahwa "kamu ditinggikan-Nya pada waktunya" secara harfiah berarti "pada waktu yang ditetapkan" atau "pada waktu yang sudah diatur sebelumnya oleh Allah".

Ketika karakter Anda telah dibentuk dan cukup diproses, serta ketika peristiwa-peristiwa lainnya siap dan semua sudah berada di tempat yang tepat, maka Tuhan akan mempromosikan dan meninggikan Anda.

Pikirkan tentang Musa yang menaruh dalam hatinya tujuan untuk menjadi seorang pembebas dan hakim, tetapi ketika dia pertama kali menunaikan tugasnya, dia sepertinya gagal total.
Bangsa Israel belum siap untuk dibebaskan dari Mesir.
Allah harus bekerja dengan berbagai macam cara agar umat pilihan-Nya akhirnya dapat masuk ke tanah perjanjian.

Ingat, Tuhan mungkin sudah menaruh beberapa hal di dalam hati Anda, tapi waktunya mungkin belum tepat.
Mungkin ada beberapa pekerjaan yang perlu Dia lakukan dalam hidup Anda, atau mungkin ada beberapa faktor lain yang sedang Allah kerjakan.
Sampai semuanya siap, Allah tidak akan mendorong Anda ke dalam posisi itu.

Jadi, fokuslah untuk menjadi setia dan biarkan Tuhan bekerja pada waktu yang tepat.

Kasihilah Pasanganmu

Kasihilah Pasanganmu PDF Print E-mail
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Efesus  5:25

love2.jpgAndi pulang ke rumah dengan wajah kusut. Negosiasi kontrak yang menghadapi jalan buntu membuatnya stress. Tiba di rumah, sambutan istrinya yang tanpa ekspresi membuatnya emosi. Andi marah dan kecewa, harapannya akan ada sambutan manis untuk meredakan stressnya tak ditemui. Jadilah malam itu diisi dengan pertengkaran. Andi tidak menyadari, sepanjang hari istrinya lelah bekerja mengurus rumah dan sekolah anak-anak mereka.
Kita terbiasa mengharapkan perbuatan manis dari orang yang kita kasihi. Kita kecewa bila yang kita harapkan tidak terjadi. Pada sisi lain pasangan kita pun mengharapkan yang sama. Kelelahan mengurusi rumah dan anak-anak membuatnya berharap bila kita tiba di rumah, kita bisa membantu dan berempati terhadap kerja kerasnya sepanjang hari. Kita dan kekasih hati kita saling berharap untuk masing-masing terlebih dahulu menunjukan pengertian. Dan bila itu tidak didapat, pertengkaranlah yang bangkit.
Kasih itu berkorban. Berkorban terhadap pasangan dapat pula berarti mendahulukan kebutuhan istri daripada kebutuhan sendiri. Bila kita dapat menyimpan harapan kita dan bertindak untuk lebih dahulu memperhatikan pasangan kita, tentu kita akan mendapat cinta sebagai balasannya. Cinta dari pasangan kita akan mampu membuat kita sanggup bekerja dan menghadapi kesulitan dengan tenang dan percaya diri. Sebaliknya bila rumah tangga berantakan pasti berpengaruh terhadap pencapaian kehidupan kita.
Pertanyaan sederhana yang mesti kita lontarkan ke diri sendiri adalah: “Apakah selama ini kita sudah mengasihi pasangan kita?” Mungkin kita akan menemukan fakta terlalu banyak cinta yang diberikan istri kita melalui kasih sayangnya, kerja kerasnya dalam mengurus rumah dan anak-anak bahkan menopang kita dalam berkarir. Saatnyalah sekarang bagi kita untuk menunjukan cinta kita dengan mengambil bagian dalam apa yang dikerjakannya setiap hari. Upaya kita membantu kekasih hati kita mengurus anak atau mengerjakan pekerjaan rumah akan sangat dihargainya. Percayalah istri kita tidak akan mengharapkan kita ada di rumah terus dan menggantikan tugas-tugasnya. Ia hanya membutuhkan bantuan kecil yang menunjukan kita peduli dan sayang kepadanya.  (TW)

Doa: Hari ini Tuhan, aku mau lebih menunjukan kasih sayangku kepada kekasih hatiku dengan berbuat sesuatu di kesehariannya. Amin.

Rabu, 18 April 2012

"Tuhan, mengapa aku masih ada masalah."

Ketika penundaan terjadi dalam hidup kita, kita mulai bersikap seakan-akan Tuhan tidak pernah melakukan apapun buat kita…

Tuhan pastinya pernah menolong engkau di masa lalu bukan? Engkau bisa mengandalkan-Nya untuk melakukan hal yang sama hari ini, besok, dan hari-hari sesudahnya… Ketika engkau mulai berkata “Tuhan tidak akan menolong dalam masalahku kali ini!” Engkau mulai melupakan waktu-waktu lainnya ketika Dia menolongmu. Beberapa diantaranya engkau sendiri bahkan tidak mengetahui, tapi Dia melakukannya…

Ketika Tuhan ingin membawamu ke suatu tempat, biasanya Dia membawamu melalui jalan yang panjang, bukannya jalan pintas…

Beberapa mungkin bertanya, mengapa Tuhan membawa orang Israel melalui jalan yang panjang, yang menyebabkan penundaan terjadi untuk mereka mencapai tanah yang dijanjikan?

Penundaan dirancang oleh Tuhan dengan alasan. Tuhan menggunakan penundaan untuk mempersiapkan kita. Bangsa Israel adalah budak di mesir, mereka bukan prajurit dan mereka tidak siap untuk berperang. Tuhan tahu kalau mereka langsung maju dalam peperangan, mereka tidak akan bisa menghadapinya.

Semua impian memiliki kesulitanya masing-masing. Tuhan menggunakan penundaan untuk mempersiapkan kita menghadapi waktu-waktu sulit yang akan kita hadapi selama perjalanan. Penundaan-penundaan ini dirancang untuk menguatkan kita dan membuat kita tangguh.

Tuhan menggunakan penundaan untuk menguji kita (Ulangan 8:2). Tuhan menggunakan penundaan untuk menguji bagaimana kita akan bereaksi di bawah tekanan, kesetiaan dan kepatuhan kita kepada-Nya. Tuhan menggunakan penundaan untuk melatih kita, karena kadang lebih lama mengeluarkan Mesir dari kita daripada mengeluarkan kita dari Mesir. Ketika saudara dan saya diselamatkan, kita masih mempunyai kebiasaan dan pola pikir yang dari dunia ini. Tuhan menggunakan penundaan untuk menghancurkan kebiasaan dan pola pikir itu, dan melatihmu dengan cara Tuhan sendiri berpikir dan bertindak.

“Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.” (Yakobus 1:3,4)

Ketika engkau merasa sendirian di padang belantara: you are not !!!

Tuhan tetap menjaga terang-Nya bersinar atasmu. Pergumulan kita memiliki tujuannya, mempunyai nilai kehidupan. Rasa sakit bisa memunculkan yang terbaik dari seseorang. Tekanan bisa menghasilkan sesuatu yang indah. Penderitaan bisa mencapai sesuatu yang besar…

Engkau tidak sedang menghadapi masalahmu dengan tidak ada alasannya. Dalam masalah itu Tuhan sedang bekerja melakukan sesuatu dalam hidupmu – besamamu dan untukmu. Tuhan akan membuat jalan dimana kelihatannya tidak ada jalan lagi, kita hanya perlu menunggu.

“Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.” (Habakuk 2:3)

Hal-hal yang sedang engkau nantikan dari Tuhan… jangan takut friends, satu hal yang Tuhan tidak bisa lakukan terhadap Janji-Nya adalah mengingkari…

Selasa, 17 April 2012

"Mencintai Orang yang Spesial."

Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi lebih indah adalah menyayanginya tanpa mengharapkan sesuatu perasaan apapun darinya. Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang, Satu jam untuk menyukai seseorang, Satu hari untuk mencintai seseorang, Tetapi membutuhkan seumur hidup untuk melupakan seseorang... Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan orang yang tidak tepat. Jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan orang yang tepat kita akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut. Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan, kesabaran dan romantis dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa kamu peduli dengan dia........

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi. Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka... Tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama pada pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka bagi kita.

Teman yang terbaik adalah teman dimana kamu dapat duduk bersamanya dan merasa terbuai dan tidak pernah mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama. Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang pernah kamu rasakan. Benarkah bahwa kita tidak tahu apa yang kita dapatkan sampai kita kehilangan itu ?? Tetapi benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang hilang sampai itu ada . Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga!!! Jangan

mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai itu tumbuh di dalam hati mereka, tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh di dalam hatimu ...

Ada hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang dari mereka kamu ingin dengar. Tetapi jangan sampai kamu menjadi tuli walaupun kamu tidak mendengar dari seseorang yang mengatakan itu dari hatinya . Jangan pernah berkata selamat tinggal jika kamu masih ingin mencoba. Jangan menyerah selama kamu merasa masih dapat maju. Jangan pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu lagi bila kamu tidak bisa membiarkannya pergi...

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan... Kepada mereka yang masih percaya walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang masih mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu.

Jangan melihat kekayaan, itu bisa menghilang. Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum karena Sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat membuatmu tersenyum.

Ada saat di dalam kehidupanmu dimana kamu dapat merindukan seseorang, kamu ingin mengambil mereka dari mimpimu dan benar benar-memeluk dia. Mendekap dirinya dalam tiap tidur indahmu... Berharaplah bahwa kamu dapat bermimpi tentang dia, yang berarti mimpilah apa yang ingin kamu impikan. Pergilah kemana kamu ingin pergi. Jadilah sesuai dengan keinginan kamu, Karena kamu hanya hidup sekali dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kamu inginkan Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia...

Cukup cobaan untuk membuat kamu kuat Cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, Dan cukup harapan untuk membuat kamu bahagia. Selalu letakkan dirimu pada posisi orang lain. Jika kamu merasa bahwa itu menyakitkan kamu. Mungkin itu menyakitkan orang itu juga.

Kata-kata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan, Kata-kata yang kasar bisa membuat celaka. Kata-kata yang tepat waktu dapat mengurangi ketegangan. Kata-kata cinta dapat menyembuhkan dan menyenangkan Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri. Dan tidak membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita. Dengan kata lain kita mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka.

Orang yang bahagia tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal. Mereka hanya menghargai segala hal yang datang dalam hidup mereka. Kebahagiaan adalah bohong bagi mereka yang menangis, mereka yg terluka, mereka yang mencari, mereka yang mencoba... Mereka hanya bisa menghargai orang-orang yang penting yang telah menyentuh hidup mereka.

Cinta mulai dengan senyuman,dan berakhir dengan air mata...mungkin seperti itu... Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati. Ketika kamu lahir, kamu menangis dan semua orang disekeliling kamu tersenyum. Hiduplah dengan hidupmu, jadi ketika kamu meninggal, kamu satu satunya yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kamu menangis...

Senin, 16 April 2012

"Batu dan Mutiara."

Pada suatu ketika, hiduplah seorang pedagang batu-batuan. Setiap hari dia berjalan dari kota ke kota untuk memperdagangkan barang-barangnya itu. Ketika dia sedang berjalan menuju ke suatu kota, ada suatu batu kecil di pinggir jalan yang menarik hatinya. Batu itu tidak bagus, kasar, dan tidak mungkin untuk dijual. Namun pedagang itu memungutnya dan menyimpannya dalam sebuah kantong, dan kemudian pedagang itu meneruskan perjalanannya. Setelah lama berjalan, lelahlah pedagang itu, kemudian dia beristirahat sejenak. Selama dia beristirahat, dia membuka kembali bungkusan yang berisi batu itu. Diperhatikannya batu itu dengan seksama, kemudian batu itu digosoknya dengan hati-hati batu itu. Karena kesabaran pedagang itu, batu yang semula buruk itu, sekarang terlihat indah dan mengkilap. Puaslah hati pedagang itu, kemudian dia meneruskan perjalanannya.

Selama dia berjalan lagi, tiba-tiba dia melihat ada yang berkilau-kilauan di pinggir jalan. Setelah diperhatikan, ternyata itu adalah sebuah mutiara yang indah. Alangkah senangnya hati pedagang tersebut, mutiara itu diambil dan disimpannya tetapi dalam kantong yang berbeda dengan kantong tempat batu tadi. Kemudian dia meneruskan perjalanannya kembali.


Adapun si batu kecil itu merasa bahwa pedagang itu begitu memperhatikan dirinya, dan dia merasa begitu bahagia. Namun pada suatu saat mengeluhlah batu kecil itu kepada dirinya sendiri. "Tuan begitu baik padaku, setiap hari aku digosoknya walaupun aku ini hanya sebuah batu yang jelek, namun aku merasa kesepian. Aku tidak mempunyai teman seorangpun, seandainya saja Tuan memberikan kepadaku seorang teman".


Rupanya keluhan batu kecil yang malang ini didengar oleh pedagang itu. Dia merasa kasihan dan kemudian dia berkata kepada batu kecil itu "Wahai batu kecil, aku mendengar keluh kesahmu, baiklah aku akan memberikan kepadamu sesuai dengan yang engkau minta". Setelah itu kemudian pedagang tersebut memindahkan mutiara indah yang ditemukannya di pinggir jalan itu ke dalam kantong tempat batu kecil itu berada.


Dapat dibayangkan betapa senangnya hati batu kecil itu mendapat teman mutiara yang indah itu. Sungguh betapa tidak disangkanya, bahwa pedagang itu akan memberikan miliknya yang terbaik kepadanya. Waktu terus berjalan dan si batu dan mutiara pun berteman dengan akrab. Setiap kali pedagang itu beristirahat, dia selalu menggosok kembali batu dan mutiara itu.


Namun pada suatu ketika, setelah selesai menggosok keduanya, tiba-tiba saja pedagang itu memisahkan batu kecil dan mutiara itu. Mutiara itu ditempatkannya kembali di dalam kantongnya semula, dan batu kecil itu tetap di dalam kantongnya sendiri. Maka sedihlah hati batu kecil itu. Tiap-tiap hari dia menangis, dan memohon kepada pedagang itu agar mengembalikan mutiara itu bersama dengan dia. Namun seolah-olah pedagang itu tidak mendengarkan dia.


Maka putus asalah batu kecil itu, dan di tengah-tengah keputusasaannya itu, berteriaklah dia kepada pedagang itu "Oh tuanku, mengapa engkau berbuat demikian ? Mengapa engkau mengecewakan aku ?"


Rupanya keluh kesah ini didengar oleh pedagang batu tersebut. Kemudian dia berkata kepada batu kecil itu "Wahai batu kecil, kamu telah kupungut dari pinggir jalan. Engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Mengapa engkau mengeluh? Mengapa engkau berkeluh kesah? Mengapa hatimu berduka saat aku mengambil mutiara itu daripadamu? Bukankah mutiara itu miliku, dan aku bebas mengambilnya setiap saat menurut kehendakku? Engkau telah kupungut dari jalan, engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Ketahuilah bahwa bagiku, engkau sama berharganya seperti mutiara itu, engkau telah kupungut dan engkau kini telah menjadi milikku juga. Biarlah aku bebas menggunakanmu sekehendak hatiku. Aku tidak akan pernah membuangmu kembali".


Yang dimaksud dengan batu kecil itu adalah kita-kita semua, sedangkan pedagang itu adalah Tuhan sendiri. Kita semua ini buruk dan hina di hadapanNya, namun karena kasihnya itu Dia memoles kita, sehingga kita dijadikannya indah di hadapanNya. Sedangkan yang dimaksud dengan mutiara itu adalah berkat Tuhan bagi kita semua. Siapa yang tidak senang menerima berkat? Berkat itu dapat berupa apa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin berupa kegembiraan, kesehatan, orangtua, saudara dan sahabat, dan banyak lagi. Apakah kita pernah bersyukur, setiap kali kita mendapat berkat itu? Dan apakah kita tetap bersyukur, jika seandainya Tuhan mengambil semuanya itu dari kita? Bukankah semua itu milikNya dan Ia bebas mengambilnya kembali kapanpun Ia mau? Bersyukurlah selalu kepadaNya, karena Dia tidak akan pernah mengecewakan kita semua.

Minggu, 15 April 2012

"Lakukanlah Semuanya untuk Kemuliaan Allah."

Tiga orang kuli bangunan tampak sedang sibuk bekerja di bawah panas terik matahari. Terlihat jelas ketiganya sedang mandi keringat setelah bekerja dari pagi tadi. Namun ada sesuatu yang berbeda dari mereka bertiga. Ketiganya menunjukkan ekspresi wajah yang tidak sama. Penuh rasa penasaran, seorang pemuda menghampiri ketiga kuli bangunan tersebut.

“Pak, apa yang sedang bapak kerjakan?”, tanya si pemuda. Kuli bangunan pertama ini menjawab dengan nada yang kurang bersahabat : “Pak, apa bapak tidak bisa lihat kalau saya sedang bekerja? Kalau bapak mau bantu, bantulah. Ngga usah pakai acara tanya-tanya segala. Macam wartawan saja!”. Si pemuda ini kemudian minta maaf dan pindah ke kuli bangunan yang kedua. “Pak, maaf, apa yang sedang bapak kerjakan?”, tanya si pemuda kepada kuli bangunan yang kedua. Kali ini, jawaban yang diterimanya agak berbeda. “Saya sedang nyari duit, Mas. Sekarang sulit cari kerja, jadi saya terpaksa melakukan pekerjaan apa pun. Yang penting halal”, katanya sambil menghapus keringat di keningnya. Si pemuda ini pun mengangguk.

Si pemuda kemudian melangkahkan kakinya menuju kuli bangunan ketiga. Sambil tersenyum, si pemuda ini kembali bertanya : “Maaf pak, apa yang sedang bapak kerjakan?” Berbeda dengan kedua temannya, kuli bangunan yang ketiga ini memberikan sebuah senyuman sembari menjawab pertanyaan tadi. “Sudah lama saya bercita-cita agar bisa melakukan sesuatu yang usianya melebihi usia hidup saya di dunia ini namun rupanya Tuhan baru memberikan kesempatan itu sekarang”, katanya.

Penuh rasa penasaran, si pemuda kembali bertanya : “Maksud bapak apa?”. Kuli bangunan ketiga kembali tersenyum dan balik bertanya : “Anak muda, tahukah engkau apa yang sedang kami kerjakan saat ini?” Si pemuda hanya bisa geleng-geleng kepala. “Kami sedang membangun sebuah gereja. Saya secara pribadi sangat senang diperkenankan ambil bagian dalam pembangunan ini. Semoga dalam beberapa bulan ke depan, gereja ini bisa berdiri dan menjadi berkat bagi saya serta semua orang yang beribadah di sini,” jelasnya.

Cerita sederhana di atas seakan hendak mengingatkan kita bahwa pekerjaan yang sedang kita lakukan barangkali memiliki nilai yang mulia alias tidak sekedar bekerja. Sering kita temui orang yang bekerja hanya untuk mendapatkan uang. Betapa menyedihkan! Saya masih ingat pengalaman beberapa tahun silam ketika saya masih berkarya sebagai jurnalis. Saat itu seorang teman mengingatkan saya agar jangan terlalu “ngotot” dalam bekerja. Rupanya ia memakai prinsip KSO alias kerja sesuai ongkos.

Sebaliknya, ada seorang teman yang memberikan prinsip yang berlawanan. “Kerjakan apa yang bisa kamu kerjakan dengan sebaik-baiknya dan imbalannya akan mengikutimu,” begitu nasihatnya. Saya rasa nasihat ini benar. Jika kita senantiasa melakukan hal yang terbaik, prestasi dan reputasi akan menghampiri diri kita.

Dr. Jimmy B. Oentoro dalam bukunya The 7-40 Journey mengatakan orang yang bekerja sekedar untuk mendapatkan upah lebih mirip perbudakan daripada kebebasan. Ada juga orang yang bekerja demi menyediakan kebutuhan orang lain, seperti istri dan anak-anak. Ini adalah alasan yang mulia. Namun di sisi lain pekerjaan dapat menjadi sarana bagi seseorang untuk mengekspresikan talenta yang dimilikinya, misalnya seorang penulis atau pelukis. Pekerjaan juga dapat dipandang sebagai sarana untuk memberikan kontribusi positif kepada kehidupan orang lain. Misalnya, seorang salesman yang baik akan berusaha untuk membantu memecahkan masalah konsumennya.

Pekerjaan juga dapat menjadi sebuah doa, bahkan ibadah kepada Tuhan. Pekerjaan yang dilakukan dengan sebaik-baiknya dan dengan sepenuh hati dapat menjadi sebuah doa dan ucapan syukur kepada Sang Pemberi Kehidupan. Inilah yang membuat hidup seseorang bernilai. Bukankah Tuhan ingin agar setiap manusia mengembangkan potensi yang telah diberikan-Nya? Pengembangan potensi diri secara maksimal jelas merupakan bentuk ucapan terima kasih kepada Tuhan. Bukan hanya itu, potensi diri yang dikembangkan dan kemudian digunakan demi menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi sesama tentu akan memuliakan nama Tuhan di muka bumi ini.

Ijinkanlah saya menutup jumpa kita kali ini dengan sebuah nasihat bijak dari Martin Luther King, Jr. : “Kalau seorang terpanggil menjadi tukang sapu jalanan, hendaknya ia menyapu jalanan seperti Michelangelo melukis, atau Beethoven menggubah musik, atau Shakespeare menulis puisi. Hendaknya ia menyapu jalanan sedemikian baiknya sehingga semua penghuni surga dan bumi akan tertegun dan berkata, di sini pernah hidup seorang penyapu jalanan yang hebat, yang melaksanakan tugasnya dengan baik,” katanya. Bagaimana Anda memandang pekerjaan Anda saat ini?

GBU ALL...

Sabtu, 14 April 2012

"Berapa Besar Bobot Sebuah Doa."

Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja.

Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan. John Longhouse, si pemilik supermarket, mengusir dia keluar. Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya.

"Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang."

John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. "Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi," alasannya.

Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata, "Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini."

Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, "Tidak perlu, Pak. Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis. Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja?"

"Ya, Pak. Ini," katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal."

Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat timbangan tersebut."

Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan. Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah.

Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil, "Aku tidak percaya pada yang aku lihat." Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum. Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi.

Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa. Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si ibu kumal tadi. Dan ia-pun terbelalak. Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek, "Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu."

Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu, Louise, berterimakasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya. Si Pemilik Toko kemudian mencek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak. Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah doa.

Jumat, 13 April 2012

"Di balik Belokan Hidup Kita, ada Pengalaman Indah yang Terjadi."

Hal-hal yang tidak terduga ternyata lebih mengasyikan dibanding beberapa hal yang telah direncanakan. Siang kemarin ketika saya merasa lapar dan dirumah tidak ada makanan sedikitpun, saya menelepon salah satu teman yang “off” jatah libur. Saya mengajak teman itu makan dan ia mengiyakannya dan jadilah saya menjemputnya.

Ternyata teman itu di kos bersama dua teman lain yang kebetulah dapat jatah masuk kerja sore hari dan salah satu teman itu sedang pergi beli sayur dan lauk. Tak beberapa lama teman yang beli sayur datang dan saya malah ditawari makan bersama dengan mereka. Sungguh hal yang membuat saya bahagia, dimana memang saya sangat lapar karena semalam dan pagi perut belum bersentuhan dengan makanan.

Sewaktu kami makan bersama saya tanyakan pada mereka,” berapa tadi beli sayur dan lauk??”. Teman menjawab,” sudahlah makan saja gak usah mikir berapa harganya, malu diketahui mas petrus”. Saya tanya lagi, ”bukan begitu? saya ingin tahu karena besok saya mau masak sendiri dan beli sayur dan lauk ini juga”. Teman yang beli makanan menjawab,” Rp.9.000,00”. Tanya saya,” tadi pakai uang siapa?’. Jawab salah satu teman,” patungan masing-masing Rp. 3.000,00, beli sayurnya Rp. 3.000,00 dan lauknya Rp. 6.000,00”. Memang lauk yang dibeli tahu dan tempe goreng dan dengan Rp. 6.000,00 sudah mendapat 12 potong sedang, cukup untuk lauk kami berempat. Pengalaman hari yang membahagiakan, makan bersama dalam kebersamaan.

Setelah makan salah satu teman bilang,” inilah kegembiraan itu, boleh bersuka cita bersama dalam kebersamaan dan berbagi bersama dalam suka dan duka”. Saya menjawab,” inilah hidup yang lebih bermakna, dalam kemiskinan kita belajar menjadi kuat, dalam penderitaan kita belajar menjadi setia serta dalam kemiskinan dan penderitaan kita belajar untuk saling meneguhkan”. Teman itu menjawab,” kami bukan orang miskin dan kami bukan orang menderita karena kemiskinaan dan menderita hanya pada rasa dan kami tidak merasakanya”. Jawab saya,” Yupp, sipp. Kita orang-orang yang tidak memiliki apa-apa tetapi juga memiliki segalanya karena kita tidak pernah berkekurangan dalam segalanya”. “Yang membedakan kita dengan orang lain hanyalah gengsinya saja”, jawab teman itu. Sambung saya,” gengsilah yang membedakan kita dengan banyak orang, mereka makan ditempat yang mewah dan mahal harganya tapi rasanya sama dengan yang kita makan yaitu enak dan bergizi dan jika sudah enak dan bergizi maka cukuplah bagi diri kita”. Setelah selesai makan, kedua teman melakukan persiapan masuk kerja dan saya pulang ke rumah. Jadilah siang ini saya makan dengan rekan-rekan dalam kesederhanaan dan kegembiraan karena ada kebersamaan dan peneguhan yang dilakukan.

Peristiwa makan menjadi peristiwa yang istimewa karena di sana ada syukur dari apa yang telah diperoleh walaupun “hanya” sayur sederhana dengan tahu dan tempe namun bukan makanannya itu yang istimewa tapi kebersamaan dan cinta yang diperoleh dari peristiwa makan ini. Sungguh membahagiakan dapat merasakan kebersamaan dalam sukacita yang berlimpah itu. Inilah peristiwa Allah ada dalam kebersamaan makan. Syukur kepada Allah yang adalah baik telah memberikan rejeki yang boleh dinikmati dan dari rejeki ini orang menemukan kegembiraan dan penyertaannya. Bukan hal yang mewah dengan harga mahal tetapi hal sederhana dengan harga yang terjangkau. Maka, kegembiraan itu sebenarnya tidak harus dibayar dengan harga mahal tetapi dari hati yang selalu mau terbuka pada penyelenggaraanNya.

“Belokan jalan” yang boleh terjadi siang kemarin menghantar saya pada “pertemuan’ dengan pengalaman indah yang tidak akan terlupakan begitu saya. Kalau saya tidak menelepon teman untuk makan siang dan saya tidak mau makan bersama mereka karena “merasa” tidak enak atau tidak cocok dengan makananya maka pengalaman “Religius” akan cinta dan kebersamaan itu pasti tidak akan terjadi dan hidup terlewatkan tanpa kesan. Maka, setiap belokan dalam hidup sebenarnya adalah indah dan menyenangkan kalau orang bersedia menikmati dan menjalaninya. Alangkah indah dan romantisnya kalau kita boleh bertemu, bersama dan melakukan hal istimewa dalam hidup walaupun hal istimewa itu sangat sederhana. Yang menjadikan sesuatu istimewa bukan besar dan hebatnya perbuatan tetapi cinta dan syukur yang boleh diucapkan dari kejadian itu.

Semoga hidup Anda juga selalu dipenuhi dengan cinta dan syukur dari setiap belokan yang terjadi dan Anda menemukan Tuhan dari setiap belokan. Sungguh Tuhan ada dimana-mana dan dalam segalanya. Jadi, dimanapun hidup kita kegembiraan akan dapat kita temuakan disana. Kita tidak harus membatasi diri dengan pandangan orang akan apa yang “terjadi” dalam diri kita karena kegembiraan dan syukur itu ada dalam rasa yang boleh kita alami. “kami bukan orang miskin dan orang menderita karena kami tiadak merasakanya”. Inilah kalimat sederhana yang membekas di hati saya dari apa yang dikatakan oleh teman saya itu. “Saya tidak merasakan sebagai orang miskin dan menderita karena kami boleh bersyukur dari apa yang terjadi dan bolah dialami dalam berkatNya” Rasa inilah yang membedakan banyak orang. Orang merasa menderita karena hidup dalam kekurangan dan “makan” seadanya. Tap,i bagi mereka yang telah menemukan arti kegembiraan semua yang terjadi adalah indah dan pantas disyukuri.

Hari ini saya belajar sebagai orang kaya dalam keadaan yang sangat sederhana karena makan Rp. 9.000,00 untuk empat orang. Ternyata diri tetap hidup dan masih boleh ada walaupun makan demikian dan ini nyata dalam diri rekan-rekan sini. Maka syukur kepada Allah yang telah boleh menemukan saya dengan pribadi-pribadi sederhana namun hidup dalam iman yang besar akan Allah. Semoga kita boleh belajar dari kesederhaan ini dan boleh mensyukuri apa yang terjadi dalam diri kita.

Salam dalam cinta untuk membangun dunia dengan syukur akan kebaikan dan penyertaan Allah.

GBU ALL...

Kamis, 12 April 2012

"Hidup untuk Memberi."

Di suatu sore hari pada saat aku pulang kantor dengan mengendarai sepeda motor, aku disuguhkan suatu drama kecil yang sangat menarik, seorang anak kecil berumur lebih kurang sepuluh tahun dengan sangat sigapnya menyalip di sela-sela kepadatan kendaraan di sebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta. Dengan membawa bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda, sambil membagikan bungkusan tersebut, ia menyapa akrab setiap orang, dari Tukang Koran, Penyapu jalan, Tuna Wisma, sampai Pak Polisi.

Pemandangan itu membuatku tertarik, pikiranku langsung melayang membayangkan apa yang diberikan si anak kecil tersebut dengan bungkusannya, apakah dia berjualan? Kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya atau…??

Untuk membunuh rasa penasaranku, aku pun membuntuti si anak kecil tersebut sampai di seberang jalan, setelah itu aku langsung menyapa anak tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang.

“De, boleh kakak bertanya?”

“Silakan Kak.”

“Kalau boleh tahu yang barusan adik bagikan ke tukang Koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan Pak Polisi, itu apa?”

“Oh… itu bungkusan nasi dan sedikit lauk Kak, memang kenapa Kak?”

Dengan sedikit heran, sambil ia balik bertanya, “Oh…tidak.”

“Kakak cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sudah lama kenal dengan mereka?”

Lalu, adik kecil itu mulai bercerita, “Dulu, aku dan ibuku sama seperti mereka hanya seorang tuna wisma, setiap hari bekerja hanya mengharapkan belaskasihan banyak orang, dan seperti Kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai kami sering tidak makan, waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering kehujanan, apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat-sangat sedih, namun setelah ibuku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik. Maka dari itu, Ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu, jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup, kenapa kita tidak dapat berbagi kepada mereka?”

Yang ibuku slalu katakan, “Hidup harus berarti buat banyak orang”, karena pada saat kita kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa, hanya satu yang kita bawa yaitu kasih kepada sesama serta amal dan perbu atan baik kita, kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang, kenapa kita harus tunda.

Karena menurut ibuku umur manusia terlalu singkat, hari ini kita memiliki segalanya, namun satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta, “Apa yang kita bawa?”

Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hati, saat itu juga aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu dan sangat malu. “Ya Tuhan, Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepadaMu. Hanya kasih yang sempurna serta iman dan pengaharapan kepada-Mulah yang dapat mengiringku masuk ke surga. Terimah kasih adik kecil, kamu adalah malaikatku yang menyadarkan aku dari tidur nyenyakku…”

Gbu all...

Rabu, 11 April 2012

"Anugerah."

Pada suatu hari aku bangun pagi-pagi untuk melihat matahari terbit. Ah, begitu indahnya ciptaan Tuhan sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sambil melihat semua itu, aku memuji Tuhan atas karya-Nya yang indah. Ketika aku sedang berada di situ, tiba-tiba Tuhan menampakkan hadirat-Nya padaku.

Ia bertanya, “Apakah kau mengasihi-Ku?”

Aku menjawab, “Tentu saja Tuhan! Engkau adalah Tuhanku dan Juruselamatku!”

Lalu Ia bertanya, “Seandainya kau menjadi cacat, masihkah kau mengasihiKu ?”

Aku terhenyak. Aku melihat ke bawah, ke arah tangan, kaki dan seluruh anggota tubuhku dan membayangkan betapa banyaknya hal yang tidak dapat kulakukan seandainya itu terjadi. Aku pun menjawab, “Ini akan sulit, Tuhan, tapi aku akan tetap mengasihiMu.”

Lalu Tuhan berkata, “Jika kau menjadi buta, masihkah kau mengagumi ciptaanKu?”

Bagaimana aku bisa mengagumi sesuatu tanpa bisa melihatnya? Lalu aku pun berpikir mengenai orang-orang buta di dunia ini dan banyak di antara mereka yang masih mengasihi Tuhan dan ciptaanNya. Jadi aku pun menjawab, “Sulit membayangkannya, tapi aku tetap akan mengasihiMu.”

Lalu Tuhan bertanya lagi, “Jika kau menjadi tuli, masihkah kau akan mendengarkan perkataanKu?”

Bagaimana aku bisa mendengarkan segalanya jika aku menjadi tuli? Oh, aku mengerti. Mendengarkan suara Tuhan tidak selalu harus menggunakan telinga kita, tapi juga hati kita. Aku pun menjawab, “Ini berat, tapi aku akan tetap mendengarkan perkataanMu Tuhan.”

Tuhan lalu bertanya, “Jika kau menjadi bisu, masihkah kau akan memuji NamaKu?” Bagaimana aku bisa memuji tanpa bisa bersuara? Ah, sekali lagi aku mengerti. Tuhan menginginkan kita untuk memuji dari dasar hati kita. Tak menjadi soal seperti apa suara kita. Lagipula memuji Tuhan tidak selalu dengan lagu. Kita memuji Tuhan dengan rasa syukur dan terima kasih kita.

Jadi aku pun menjawab, “Walaupun secara fisik aku tak dapat menyanyi, aku akan tetap memuji NamaMu Tuhan.”

Lalu Tuhan bertanya, “Apa kau betul-betul mengasihiKu?”

Dengan semangat dan keyakinan yang kuat, aku menjawab dengan mantap, “Ya Tuhan! Aku mengasihiMu karena Kau adalah satu-satunya Allah yang benar!”

Aku pikir aku telah menjawab dengan baik, tapi Tuhan bertanya, “Lalu mengapa kau berdosa?”

Aku menjawab, “Karena aku hanya manusia, aku tak sempurna.”

“Lalu mengapa pada waktu tak ada masalah kau menghindar dan menjauh? Mengapa hanya pada saat ada masalah kau berdoa?”

Tak ada jawaban. Air mata mulai mengalir.

Tuhan melanjutkan, “Mengapa menyanyi hanya pada waktu persekutuan dan retreat? Mengapa mencari Aku hanya pada saat kebaktian? Mengapa meminta sesuatu dengan mementingkan diri sendiri saja? Air mata terus menetes dari pelupuk mataku.

“Mengapa kau menjadi malu karena Aku? Mengapa kau tidak memberitakan kabar baik?”

Mengapa kau mengandalkan manusia dan bukannya Aku? Mengapa menghindar pada waktu ada kesempatan untuk melayani? Aku mencoba untuk menjawab, tetapi tak ada jawaban yang bisa kuberikan.

“Kau diberkati dengan kehidupan. Aku menciptakanmu tidak untuk menyia-nyiakan anugerah ini. Aku memberkatimu dengan talenta untuk melayaniKu, tapi kau tetap berpaling. Aku telah meneruskan firmanKu padamu, tapi kau tidak memiliki hikmat. Aku telah berbicara padamu, tapi telingamu tertutup. Aku telah menunjukkan berkatKu padamu, tapi matamu berpaling. Aku telah mengirimkanmu pelayan, tapi kau duduk diam seolah mereka tidak ada. Aku telah mendengar doa-doamu, dan telah menjawabnya.”

“Apakah kau benar mengasihiKu?”

Aku tak dapat menjawab. Bagaimana bisa? Aku merasa malu sekali. Tak ada pembelaan. Apa yang bisa kukatakan? Pada saat itu, hatiku menangis, dan air mata mengalir, aku berkata, “Ampuni aku Tuhan. Aku tak berharga menjadi anakMu.”

Tuhan berkata, “Itu anugerah, anakKu.”

Aku bertanya, “Lalu mengapa Kau mengampuniku? Mengapa Kau begitu mengasihiku?” Tuhan menjawab, “Karena kau adalah ciptaanKu. Kau adalah anakKu. Aku tidak akan meninggalkanmu. Ketika kau menangis, Aku ikut menangis bersamamu. Ketika kau bersukacita, Aku ikut tertawa. Ketika kau sedang susah, Aku akan memberimu semangat. Ketika kau jatuh, Aku akan membangunkanmu kembali. Ketika kau letih, Aku akan menggendongmu. Aku besertamu sampai kepada kesudahan zaman, dan mengasihimu selamanya.”

Tak pernah aku menangis seperti ini sebelumnya. Mengapa aku bisa begitu dingin? Mengapa aku bisa melukai hati Tuhan seperti yang telah kulakukan?

Aku bertanya lagi, “Berapa besar kasihMU padaku, Tuhan?”

Dan Tuhan pun merentangkan kedua tanganNya, tangan yang telah dipakukan di atas kayu salib. Aku tersungkur di kaki Kristus, Juruselamatku. Dan untuk pertama kalinya ..aku betul-betul berdoa.

Selasa, 10 April 2012

"Bejana Pilihan."

Seorang Tuan sedang mencari sebuah bejana. Ada beberapa bejana tersedia, manakah yang akan terpilih?

"Pilihlah aku," teriak bejana emas,"Aku mengkilap dan bercahaya. Aku sangat berharga dan aku melakukan segala sesuatu dengan benar. Keindahanku akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang seperti Tuanku, emas adalah yang terbaik!"

Tuan itu hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Kemudian ia melihat suatu bejana perak, ramping dan tinggi.

"Aku akan melayani engkau Tuanku, aku akan menuangkan anggurmu dan aku akan berada di mejamu di setiap acara jamuan makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata. Dan perakku akan selalu memujimu."

Tuan itu hanya lewat saja dan menemukan sebuah bejana tembaga.

Bejana ini lebar mulutnya dan dipoles seperti kaca.

"Sini! Sini!" teriak bejana itu, "aku tahu aku akan terpilih. Taruhlah aku dimejamu, maka semua orang akan memandangku."

"Lihatlah aku!", panggil bejana kristal yang sangat jernih. Aku sangat transparan, menunjukkan betapa baiknya aku. Meskipun aku mudah pecah, aku akan melayani engkau dengan kebanggaanku. Dan aku yakin, aku akan bahagia dan senang tinggal dalam rumahmu."

Tuan itu kemudian menemukan bejana kayu. Dipoles dan terukir indah, berdiri dengan teguh.

"Engkau dapat memakai aku, tuanku, kata bejana kayu. Tapi aku lebih senang bila engkau memakaiku untuk buah-buahan, bukan untuk roti."

Kemudian tuan itu melihat ke bawah dan melihat bejana tanah liat. Kosong dan hancur, terbaring begitu saja. Tidak ada harapan untuk terpilih sebagai bejana tuan itu.

Ah! Inilah bejana yang aku cari-cari. Aku akan perbaiki dan kupakai, dan akan aku buat sebagai milikku seutuhnya. Aku tidak membutuhkan bejana yang mempunyai kebanggaan. Tidak juga bejana yang terlalu tinggi untuk ditaruh di rak. Tidak juga yang mempunyai mulut lebar dan dalam. Tidak juga yang memamerkan isinya dengan sombong.Tidak juga yang merasa dirinya selalu benar.Tetapi yang kucari adalah bejana yang sederhana yang akan kupenuhi dengan kuasa dan kehendakku.

Kemudian ia mengangkat bejana tanah liat itu. Ia memperbaiki dan membersihkannya dan memenuhinya, ia berbicara dengan lembut kepadanya, "Ada tugas yang perlu engkau kerjakan, jadilah berkat buat orang lain, seperti apa yang telah kuperbuat bagimu."

Demikianlah halnya dengan Tuhan. Ia mencari orang-orang yang rendah hati dan mau berjalan menurut kehendak dan kemauan Tuhan.

Dan tentunya orang yang mau dibentuk, sekalipun harus melalui hal-hal menyakitkan.

GBU ALL...

Senin, 09 April 2012

"Tiap Hari Adalah Istimewa."

Kakak iparku membuka laci lemari pakaian kakakku yang paling bawah, lalu mengambil sesuatu terbungkus tissue putih dan mengulurkannya kepadaku sambil berkata: "Ini pakaian dalam yang sangat spesial."

Kubuka bungkusan itu, dan kutemukan sebuah pakaian dalam yang sangat menawan, lembut, terbuat dari sutera, disulam tangan, dengan tali sangat lembut. Tag harga masih tertempel, dengan kode-kode penjualannya yang rumit.

"Jane membelinya 8 atau 9 tahun yang lalu, dan belum pernah memakainya. Katanya ia ingin memakainya untuk suatu kesempatan yang sangat istimewa.Yah, rasanya inilah hari yang istimewa itu," kata kakak iparku lemah.

Ia mengambil pakaian dalam itu dari tanganku, dan meletakkannya di tas tempat tidur, bersama dengan pakaian lainnya yang kami persiapkan untuk dibawa ke rumah duka. Ia memegang pakaian dalam itu sejenak, dan dengan tiba-tiba ia menutup laci tersebut keras-keras sambil berkata keras padaku: "Jangan pernah menyimpan sesuatu yang istimewa untuk kesempatan istimewa. Hidupmu tiap hari adalah istimewa."

Aku terus ingat kata-kata tersebut sepanjang upacara pemakaman dan hari-hari sesudahnya. Saya membantu dia dan keponakan-keponakan saya untuk melewati hari-hari berkabung setelah kematian kakakku yang mendadak. Aku juga terus memikirkan mereka sepanjang penerbanganku kembali ke California dari kota Midwestern di mana kakakku tinggal. Aku juga memikirkan hal-hal yang belum sempat didengar, dilihat atau dikerjakan oleh almarhum kakakku.

Aku juga memikirkan hal-hal yang sudah ia kerjakan tanpa menyadari Bahwa hal-hal tersebut sungguh sangat spesial. Aku terus memikirkan kata-kata kakak iparku, dan sepertinya kata-kata yang ia ucapkan saat hatinya penuh duka tersebut telah mengubah hidupku. Mendadak sepertinya aku telah membaca sedemikian banyak buku tetang kehidupan. Aku lalu memandang ke luar jendela dan menikmati pemandangan udara yang indah, tanpa pusing lagi memikirkan bagaimana kebun kesayanganku yang telah kutinggal pergi beberapa hari.

Sesampai di rumahku sendiri,aku lalu menyempatkan diri untuk lebih Banyak berkumpul dengan keluargaku dan teman-temanku, dan langsung mengurangi kegiatan rapat-rapatku. Apabila diperlukan, hidup ini semestinya dipenuhi pola-pola untuk pengalaman tentang kenikmatan, dan bukan pertahanan serta beban. Sekarang saya mencoba untuk memperhitungkan waktu dengan lebih teliti dan mensyukurinya.

Aku tidak "menyimpan" sesuatu. Kami bahkan menggunakan chinawares (piring-piring buatan cina) dan koleksi kristal kami setiap hari, tanpa menunggu ada pesta, ada tamu atau lainnya.
Ketika kami kehilangan uang, ketika kran air bocor, ketika bunga camelia kami mekar, adalah saat-saat yang kami istimewakan.

Saya pergi ke pasar memakai pakaian yang indah, jika memang sedang ingin. Semua kami lakukan tanpa rasa sayang yang berlebihan terhadap barang-barang tersebut. Teorinya, kalau saya kelihatan lebih berada daripada orang-orang di sekitarku, saya juga akan menjadi tidak pelit terhadap diriku sendiri.

Saya tidak hanya memakai parfum kalau pergi ke pesta.

Pelayan di toko bangunan, tukang sayur di pasar, teller di bank, dan teman-temanku di pesta, memiliki hidung yang berfungsi sama. Kata-kata "suatu hari kelak" ataupun "hari-hari ini", mempunyai makna yang sama bagi saya. Jika ada hal-hal yang layak didengar, ditonton, dibaca atau dikerjakan, saya akan berusaha mendengar, menonton, membaca atau mengerjakannya sekarang juga.

Saya tidak tahu apa kira-kira yang akan almarhum kakakku apabila ia tahu bahwa keesokan harinya ("besok" adalah kata-kata yang tidak pernah kita bayangkan akan tidak terjadi) ia sudah tidak akan ada lagi di dunia ini. Mungkin ia akan menelpon seluruh keluarganya dan beberapa teman dekatnya, mungkin ia akan menelpon teman-teman lamanya dan meminta maaf akan kesalahan-kesalahan yang ia lakukan di masa lalu. Saya bahkan juga membayangkan bahwa ia justru akan pergi ke sebuah restoran cina yang sangat ia sukai.

Tapi semua itu hanya perkiraanku saja. Kita tidak pernah tahu.

Hal-hal tersebut pasti akan membuat aku marah bila belum dapat saya lakukan padahal saya tidak memiliki waktu lagi. Marah karena selama ini saya selalu menunda pertemuan-pertemuan dengan teman-teman baik saya, meskipun Saya sangat ingin berjumpa dengan mereka.

Marah, karena selama ini saya jarang membalas surat-surat yang saya terima. Marah dan menyesal karena selama ini saya jarang sekali mengatakan pada isteri dan anak-anakku, betapa Saya menyayangi mereka. Kini saya selalu mengusahakan untuk tidak menunda atau menahan hal-hal yang sekiranya akan menambah keceriaan, kesulitan atau kesedihan dalam hidup ini. membuat saya tertawa.

Dan setiap pagi, begitu saya membuka mata, saya katakan pada diri saya sendiri, bahwa hari itu adalah hari yang spesial. Setiap hari, setiap menit, setiap nafas, adalah benar-benar anugerah yang indah dari Tuhan.

Jika anda menerima mail ini, pasti karena ada orang yang peduli dan Sayang kepada anda. Jika anda selama ini terlalu sibuk, cobalah berhenti sejenak.

Sempatkan beberapa menit saja memikirkan orang-orang yang dekat di hati anda, teman-teman yang telah memberikan warna pada hidup anda, guru, pembimbing, siapapun. Kalau perlu, forward email ini kepada mereka, just to show that you care.

"Good friends must always hold hands, but true friends do not need to hold hands because they know the other hand will always be there."

GBU all...

Minggu, 08 April 2012

"Tanpa Judul."

Setelah menyanyi beberapa puji-pujian, gembala sidang berdiri dan berjalan ke mimbar. Sebelum ia mulai dengan khotbahnya, dengan singkat ia memperkenalkan seorang tamu pembicara yang hadir dalam ibadah malam itu. Dalam perkenalannya, pendeta bercerita kepada jemaatnya bahwa tamu itu merupakan salah seorang teman akrabnya sejak ia masih kanak-kanak. Ia memohon agar temannya memberi sedikit sambutan serta berbagi rasa akan pengalamannya yang ia rasakan bisa menjadi berkat untuk jemaatnya.


Kemudian, seorang yang sudah tua maju ke mimbar dan mulai berbicara. “Seorang ayah dan puteranya serta seorang teman dari anaknya sedang berlayar di samudra Pasifik, ketika mereka diterpa oleh sebuah badai besar sehingga mereka tidak dapat kembali ke arah pantai. Ombak yang ditimbulkan badai itu menjadi begitu tinggi, sehingga ayahnya, yang adalah seorang pelaut yang berpengalaman, tidak dapat menguasai kapalnya sehingga akhirnya kapalnya terbalik dan ketiga orang itu terlempar ke dalam samudra.”


Orang tua itu sejenak ragu-ragu seraya perhatiannya tertuju kepada dua orang pemuda yang sejak semula kelihatannya tertarik terhadap jalannya cerita itu. Kemudian orang tua itu melanjutkan ceritanya.


“Dengan meraih sebuah tambang penyelamat jiwa, ayah itu harus mengambil suatu keputusan yang amat dahsyat yang ia pernah alami selama hidupnya: kepada anak yang mana ia akan melemparkan ujung tambang penyelamat itu. Ia hanya punya beberapa detik waktu untuk mengambil keputusannya. Ia tahu bahwa puteranya adalah orang yang sudah percaya dan ia pun tahu bahwa teman anaknya masih belum percaya. Penderitaan batin yang amat mendalam akan keputusannya itu tidak dapat dibandingkan dengan keganasan dari ombak badai itu. Seraya ia menjerit, “Aku mengasihimu anakku”, ia melemparkan tambang penyelamat itu ke arah teman anaknya. Ketika ia menarik tambang kembali dari teman anaknya ke kapalnya yang sedang karam itu, anaknya sendiri sementara sudah hilang ditelan oleh gelombang-gelombang yang sedang mengamuk dalam kegelapan malam hari. Tubuhnya tidak pernah ditemukan lagi.”


Pada saat itu, kedua pemuda yang duduk dengan tegak di bangku itu sangat ingin mengetahui kelanjutan dari cerita itu. “Ayahnya,” orang tua itu meneruskan, “tahu bahwa anaknya masuk ke dalam keabadian dengan Yesus dan ia tidak dapat menanggung beban untuk membayangkan teman anaknya bila seandainya ia harus memasuki keabadian tanpa Yesus. Karena itulah ia rela mengorbankan anaknya sendiri untuk dapat menyelamatkan teman anaknya. Betapa besar kasih Tuhan bahwa Ia dapat melakukan yang sama untuk kita. Bapa kita sorgawi telah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal agar kita dapat diselamatkan. Maka aku sangat menghimbau, kiranya Anda pun menerima kesediaan-Nya yang menyelamatkan Anda dengan memegang erat-erat Tambang Penyelamat”


Sesudah mengatakan kalimat terakhir itu, orang tua itu kembali duduk sementara terdapat keheningan di antara jemaat. Gembala sidang kemudian menaiki mimbar dan menyampaikan khotbah singkatnya seraya mengundang jemaat untuk menerima tawaran keselamatan. Namun, tidak seorangpun memberikan responnya.


Beberapa menit setelah usai kebaktian, kedua pemuda itu berada di sisi orang tua tersebut. “Kisahnya bagus sekali, pak”, kata salah seorang pemuda itu, “namun aku khawatir bahwa sungguh tidak realistis bagi ayah itu untuk mengorbankan anaknya dengan pengharapan bahwa temannya akan menjadi seorang percaya.”


“Ah, pemikiran Anda memang masuk akal”, jawab orang tua itu, sambil matanya ditujukan kepada Alkitabnya yang sudah tua itu. Kepedihan mulai mengambil alih senyum wajahnya ketika ia memandang kedua pemuda itu seraya berkata, “Memang benar, hal itu tidak terlalu realistis, bukan? Namun aku pada hari ini berada di sini untuk mengatakan kepadamu, aku bisa lebih mengerti daripada kebanyakan orang lain, betapa dahsyat kepedihan Bapa sorgawi yang dialami dan dirasakan ketika Ia mengorbankan AnakNya yang tunggal. Sebab, akulah orang yang kehilangan anakku di tengah samudera pada hari kejadian itu dan teman anakku yang kuselamatkan adalah pendetamu sekarang ini.”

HAPPY EASTER
 SELAMAT PASKAH...GBU ALL..

Sabtu, 07 April 2012

"Aku Berharga di Mata-Nya."

Pada suatu hari, ada seorang anak SD yang sedang duduk melamun seorang diri. Anak SD ini seperti biasanya setelah jam istirahat tiba atau jam pulang tiba, dia langsung duduk membaca buku dan duduk jauh dari teman-temannya. Anak ini adalah anak dari keluarga Kristen. Dari semenjak kecil, anak ini sering sakit dan bahkan pernah demam tinggi yang menyebabkan kelumpuhan pada kakinya sehingga dia harus memakai kursi roda ke sekolahnya.Kemudian sang guru memperhatikannya, dan mulai menyapa anak itu, sementara anak-anak yang lain sudah pulang dan sekolah mulai sepi.


Guru itu bertanya kepada anak itu " Nak, tidakkah kamu mau memiliki banyak teman yang bisa mengerti dan memahami dirimu? " .


Lalu sang anak ini terdiam cukup lama. Kemudian anak itu mengatakan " Bu, siapa yang tidak mau mempunyai teman? Saya mau mempunyai teman tapi siapa yang mau berteman dengan saya sementara saya cacat, tanganpun cacat, saya malu bu. Dari semenjak saya lahir, tangan saya cacat, kemudian saat saya kecil, demam pada tubuh saya tinggi dan akibatnya saya cacat dan harus selamanya duduk di kursi roda ini. Tidak ada orang yang memperdulikan saya bu, tidak ada satupun bahkan mama sayapun membenci saya apalagi papa saya selalu memarahi saya setiap hari. Saya merasa diri saya tidak berguna bu, saya tidak berarti.”


Sang guru terdiam dan terharu melihat keadaan anak itu akan tetapi kemudian sang guru mulai berkata "Nak, walaupun kamu seperti itu, cacat, biarpun teman-teman tidak mengasihimu dan bahkan papa dan mama membencimu tapi ingatlah Tuhan tidak pernah membencimu. Tuhan menyayangimu sebagaimana adanya . Engkau sangat berharga di mataNya dan Engkau dijadikanNya sebagai biji mataNya ( Yesaya 43:4; Ulangan 32:10).


Jadi mulai saat ini cobalah untuk maju dan cobalah mendekati teman-temanmu, pasti engkau akan mendapat banyak teman nantinya. Akhirnya anak itu bertumbuh besar dan memiliki banyak teman.


Dalam kehidupan ini, setiap orang diciptakan Tuhan berbeda satu dengan yang lainnya ada yang hitam, putih, rambut keriting, lurus, pintar, bodoh, kaya maupun miskin, cantik maupun kurang cantik namun semua manusia kepunyaanNya adalah manusia yang mulia dan berharga di mataNya. Saat ini ketika kita merasa sepertinya kurang dalam hal ini dan itu, janganlah sedih sebab Engkau sangat berharga di mataNya dan Engkau adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Amin. Tuhan Yesus memberkati....