Jumat, 30 April 2021

Jangan Mau Dihentikan!

Filipi 1:6

Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 101; Lukas 13; Yosua 13-14

Anda masih ingat dengan ular tangga? Sebuah permainan yang bisa dimainkan beberapa orang. Tujuan dari permainan tersebut adalah untuk mencapai petak terakhir, tetapi perjalanan yang harus dilalui tidak selalu mulus, karena selain tangga, ada ular-ular yang menghalangi.

Ular tangga sendiri ditemukan tahun 1870 dengan nilai moral di dalamnya, yaitu apapun yang dihadapi, seseorang harus terus bermain jika ingin tiba di akhir. Ular dipakai sebagai simbol pengaruh jahat dari musuh, sedangkan tangga adalah simbol sesuatu yang baik, yang bisa membawa seseorang naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Begitu juga dalam hidup. Ketika kita memiliki visi atau tujuan, sangatlah penting untuk kita terus menyadari bahwa ada pihak-pihak yang akan selalu berusaha menggagalkan pencapaian visi tersebut. Kita dapat belajar dari Nehemia. Ia menerima visi untuk membangun kembali tembok Yerusalem, tetapi Sanbalat dan Tobia tidak menyukainya. Mereka berusaha menggagalkannya dengan mengolok-olok bangsa Yahudi untuk menjatuhkan mental dan semangat mereka. Tetapi apa respon Nehemia? Dia meminta tolong kepada Tuhan dan tidak berhenti membangun! Sementara mereka terus bekerja, pertolonganpun tiba. Akhirnya mereka berhasil menyelesaikan proyek itu.

Apakah Anda sedang berhadapan dengan ‘Sanbalat' dan ‘Tobia'? Jangan putus asa! Bulatkan tekad, tujukan hati Anda kepada Tuhan dan tujuan yang Ia ingin Anda raih. Teruslah berjuang, maju dan raih tujuan Anda bersama Tuhan.

Berjuanglah sampai akhir, jangan menyerah!

Gbu all...

Kamis, 29 April 2021

Perjamuan Kudus

I Korintus 11:27-28

Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 113; 1 Korintus 1; Hakim-Hakim 13-14

Matius pasal 26 menceritakan salah satu acara paling terkenal dalam sejarah manusia dan juga acara makan bersama paling terkenal, Perjamuan Terakhir.

Ketika semua murid sudah duduk bersama, Yesus berkata, “"Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (ayat 27-28).

Yesus, seperti yang sering Ia lakukan, berbicara secara simbolis. Mengatakan sesuatu secara langsung tidak sesuai dengan perumpamaan yang sering Ia gunakan. Setelah itu, Yesus berkata bahwa Dialah Roti Kehidupan. Dan tidakkah Ia pernah mengatakan bahwa Dialah pintu?

Jadi, apakah kita orang Kristen berkeras bahwa Yesus adalah benar-benar roti dan pintu? Tentu saja tidak. Kita tidak berkeras bahwa roti dan anggur itu benar-benar secara nyata adalah darah dan daging Yesus. Tidak ada bukti bahwa terjadi sesuatu yang supranatural terjadi proses perubahan atas isi cawan itu berubah menjadi darah-Nya dan roti menjadi daging-Nya.

Oleh karena itu, ketika kita mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, jangan dibingungkan dengan apa yang terwakili olehnya. Kita tidak perlu berpikir bahwa roti adalah daging dan anggur mengandung darah.

Namun di lain sisi, kita jangan merendahkan Perjamuan Kudus dengan meremehkannya. Jelas Alkitab memperingatkan kita untuk menyadari pentingnya Perjamuan Kudus (Lihat 1 Korintus11:23-30).

Roti dan anggur bukanlah suatu unsur suci, namun hal itu mewakili unsur suci. Jadi lakukanlah dengan penuh penghormatan dan resapilah ketika melakukan Perjamuan Kudus. Sadarilah bahwa apa yang Anda lakukan adalah sebuah pengingat akan apa yang Yesus lakukan bagi kita ketika Ia disalibkan. Dengan darah yang tercurah dan dagingnya yang tercabik-cabik itu, setiap dosa, sakit dan penderitaan kita telah ditanggungnya. Anggur dan roti itu adalah pengingat bahwa Tuhan begitu mengasihi kita sehingga dikaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya siapa yang percaya pada-Nya tidak binasa.

Roti dan anggur yang kita makan dan minum saat perjamuan kudus adalah pengingat bahwa seorang pribadi telah mati bagi kita.

Gbu all....

Rabu, 28 April 2021

Menciptakan Peluang

Kejadian 45:5

“Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku kesini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 120; 1 Korintus 9; 1 Samuel 5-7

Menurut Diana Kirschner, Ph.D., psikolog dan ahli komunikasi, rasa cemburu adalah suatu bentuk pemikiran negatif yang datang dari dalam sendiri. Melalui penelitian, terbukti bahwa rasa cemburu bisa menimbulkan ketegangan dan depresi. Sebagaimana diketahui, rasa cemburu bisa berujung pada sakit hati, curiga, ledakan amarah, bahkan kemunduran kualitas dalam berhubungan. Tapi, mungkinkah rasa cemburu diubah menjadi sesuatu yang positif? Inilah salah satu caranya.

Ketika rasa cemburu mulai merayapi pikiran, sadari bahwa hal itu merupakan tanda betapa Anda sangat menyayangi pasangan. Daripada melelahkan diri dengan pikiran-pikiran negatif, cobalah untuk mendekati pasangan Anda dan katakan betapa sayangnya Anda kepadanya.

Di kehidupan ini kadang kita tidak tidak bisa memilih. Suka atau tidak, kita harus belajar untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Kenyataan di depan kita adalah fakta tak terbantahkan dan kita tidak memiliki alternatif lain. Jika hal seperti ini terjadi, bagaimana tindakan selanjutnya? Apakah kita harus marah dengan situasi yang ada? Marilah kita belajar dari kehidupan tokoh Alkitab Perjanjian Lama bernama Yusuf.

Yusuf adalah pemuda yang harus kehilangan kemerdekaan dan harkat sebagai orang merdeka karena dijual para saudaranya yang iri kepadanya. Berbagai pengalaman berat setelah itu pun harus ia alami. Namun, Yusuf tidak sudi menyerah. Dengan pertolongan Allah, ia berhasil mengubah semua rintangan di jalan kehidupannya sebagai kesempatan. Dalam beberapa tahun, ia akhirnya diangkat oleh Firaun sebagai penguasa kedua di Mesir.

Belajar dari kehidupan Yusuf diatas, marilah kita menjawab tantangan sepanjang hari ini. Ubahlah paradigma tentang ketakutan terhadap tantangan menjadi kesempatan untuk meraih keberhasilan. Allah yang ada di dalam diri kita sanggup melakukan segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.

Pengenalan diri yang diselaraskan dengan Firman Tuhan akan membuahkan keberhasilan sejati.

Gbu all.....

Selasa, 27 April 2021

Membubung dalam Kemenangan

Yohanes 3:3

“Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 119:89-176; 1 Korintus 8; 1 Samuel 3-4

Dalam Yohanes pasal tiga, Yesus mengajarkan bahwa kelahiran baru adalah sesuatu yang Allah kerjakan bagi kita, saat kita menyerahkan hidup kita kepada-Nya dan meletakkan iman serta percaya kita di dalam Kristus. Diri kita tidak memiliki benih kehidupan baru; ini harus datang dari Allah.

Suatu hari seekor ulat bulu yang buruk memanjat sebuah pohon dan merajut sarang sutra untuk dirinya. Kemudian ia tidur, dan dalam beberapa minggu keluarlah seekor kupu-kupu yang indah.

Ketika merasa kecewa, tidak bahagia, bersalah, bingung, depresi, kita dapat datang dengan iman kepada Kristus dan muncul sebagai pribadi yang baru. Kita dapat dilahirkan kembali! Kedengarannya luar biasa, bahkan mustahil – namun itulah yang sesungguhnya terjadi! Kita menjadi anggota keluarga Allah, menanti-nantikan rumah abadi kita di Surga.

Apakah Anda merasa seperti di dalam sebuah kepompong? Datanglah kepada Kristus dan mintalah Dia untuk memberikan sayap Anda yang indah supaya Anda dapat membubung tinggi mengatasi masalah dan menang atasnya.

Kristus bri kemenangan yang pasti kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all...

Senin, 26 April 2021

Kata Tepat Dalam Waktu Yang Tepat

Yeremia 1:9

“Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 119:1-88; 1 Korintus 7; 1 Samuel 1-2

Pada tahun 1975 seorang petani Indiana, Amerika Serikat (AS) bernama Frosty Hofmann didiagnosis dokter mengalami sakit ginjal yang parah. Usinya ketika itu baru 35 tahun, tetapi karena penyakitnya begitu parah ia pun harus merelakan diri menjalani perawatan dialysis. Dengan dibantu istrinya, Jane, ia melakukan perawatan dialysis di rumah mereka selama 2 ½ tahun.

Pada tahun 1978, saudara laki-laki dari Frosty memberinya karunia hidup, yakni sumbangan sebuah ginjal. Ia pun akhirnya bisa tinggal di dunia ini selama kurang lebih 25 tahun dan menjadi pasien transplantasi ginjal yang hidup terpanjang di AS. Ia wafat pada tahun 2002.

Selama 15 tahun terakhir, Frosty menjalani profesi baru yakni sebagai artis panggung. Bersama sang istri, mereka berdua berkeliling negeri menghibur lebih dari 1400 penonton. Dan dalam cerita yang mereka mainkan selalu berisi pesan-pesan mengenai patriotisme.

Jane dan Frosty memiliki aturan tidak tertulis selama di panggung, yakni mereka tidak boleh mengatakan masalah kesehatan yang mereka alami kepada para penonton. "Kami tidak ingin memanfaatkan atau membuat orang merasa kasihan pada kami," kata Jane. "Tapi hanya satu kali saya melanggar aturan, yakni saat membuat komentar tentang transplantasi ginjal yang dilakukan Frosty. Itu benar-benar bukan sesuatu yang saya rencanakan sebelumnya."

Pada akhir aksi panggung mereka, seorang wanita tua berjalan ke bagian depan panggung. Ia berkata, "cucu saya mengalami masalah ginjal dan mungkin harus memiliki transplantasi ginjal. Saya harus tahu semua detail tentang pengalaman Anda."

Jane mengungkapkan bahwa wanita tua tersebut terlihat sangat ingin mendengar apa yang suaminya Frosty alami. Tanpa berpikir dua kali, ia pun menceritakannya.

"Ini sangat jelas," tambahnya, "bahwa Tuhan membimbing saya untuk mengucapkan kata-kata tepat kepada wanita tua itu sehingga kami bisa menjadi sumber informasi, kenyamanan, dan semangat kepadanya."

Bukankah menakjubkan bagaimana Tuhan menggunakan seseorang berbicara persis seperti yang Dia ingin katakan kepada orang lain dalam waktu yang tepat juga? Alkitab mengkonfirmasi hal ini lewat perkataan Allah kepada Nabi Yeremia: “Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu” (29:7).

Ketika Anda hendak menjalani hari ini, berdoalah sebelumnya kepada Allah. Mintalah kepada-Nya untuk meletakkan kata-kataNya ke dalam mulut Anda. Anda mungkin tidak akan pernah tahu kapan Dia akan memakai kata-kataNya tersebut, tetapi yakinlah Dia memiliki waktu yang tepat untuk menggunakannya dalam kehidupan Anda.

Kata-kata membangun bisa berubah menjadi negatif di telinga seseorang bila Anda mengucapkannya pada waktu yang tidak pas.

Sumber: Artikel Devotional cbn.com ‘God Can Give You the Right Words’ oleh Diane Persons

Gbu all....

Minggu, 25 April 2021

Didapati Setia

Keluaran 3:1

“Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 118; 1 Korintus 6; Rut 3-4

Setiap kali Allah melakukan pekerjaan dalam sebuah generasi, Dia membangkitkan seseorang yang kepadanya diberikan hikmat, iman, dan Roh Kudus. Kitab Keluaran mencatat salah seorang nabi sekaligus pemimpin terbesar sepanjang sejarah, yakni Musa. Ia memimpin generasinya keluar dari ikatan Mesir menuju warisan mereka, Kanaan – tanah yang telah Allah janjikan untuk Abraham dan keturunannya.

Hidup Musa bisa dibagi menjadi tiga bagian: (1) 40 tahun pertama di Mesir, ketika ia berpikir bahwa dia adalah seseorang; (2) 40 tahun berikutnya di padang gurun, ketika ia menyadari bahwa ia bukanlah siapa-siapa, dan (3) 40 tahun terakhir sebagai seorang pembebas, ketika ia belajar bahwa Allah dapat mengubah seorang yang bukan siapa-siapa menjadi seseorang.

Untuk menjadi seorang yang dipakai Allah, Anda harus rela melewati proses-Nya. Ketika Anda belajar untuk merendahkan diri, izinkan kesombongan Anda dihancurkan oleh Allah dan biarkan Dia membentuk Anda menjadi “Musa” bagi generasi Anda.

“Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih” (Matius 22:14). Merupakan suatu hal untuk dipanggil oleh Allah, tetapi beda halnya dengan dipilih oleh Allah. Seperti Wahyu 17:14 berkata, “Mereka yang bersama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.” Musa tidak hanya dipanggil dan dipilih oleh Allah, tetapi ia didapati setia dalam setiap hal yang ia lakukan untuk Tuhan dalam rumah-Nya (Ibrani 3:2).

Sama halnya dengan Anda, akan ada tiga pembagian dalam hidup Anda sebagai orang-orang percaya. Pertama, akan mempunyai masa dimana Anda dipanggil oleh Allah. Kemudian akan ada masa persiapan. Jika Anda melewati masa persiapan ini maka yang terakhir, akan ada waktu ketika Dia memilih dan menempatkan Anda di sebuah pelayanan. Supaya pelayanan tersebut dapat berkembang dan berbuah lebat, Anda harus didapati setia dalam melayani-Nya.

Pelayanan Anda akan sangat luar biasa bila Anda senantiasa setia melayani Allah.

Gbu all....

Sabtu, 24 April 2021

Roh Menghakimi

Matius 7:1

“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 117; 1 Korintus 5; Rut 1-2

Seorang pria muda yang sudah menikah mulai kembali kepada kebiasaan lamanya yaitu suka dengan hal-hal yang berbau pornografi, ia pun pergi ke sebuah tempat dimana hal-hal seperti itu dapat ia temukan. Ketika orangtuanya mengetahui hal ini, mereka menegurnya dengan lembut dan bijak.

Mendapat nasihat dari ayah dan ibunya, sang anak bukannya menerima tetapi malah marah-marah kepada mereka. Ia menilai orangtuanya suka menghakimi. Dengan hati yang remuk mereka hanya bisa diam. Mereka menangis karena buah hati mereka tidak mendengarkan apa yang mereka katakan. Dan benar, tidak dalam hitungan satu tahun, hidup putranya akhirnya hancur – ia dan sang istri bercerai, lalu dirinya terkena PHK, usaha yang dibangun selama ini pun harus gulung tikar karena selalu mengalami kerugian.

Banyak orang pada masa sekarang akan mengatakan bahwa orangtua, kakak, pembimbing rohani, bahkan gembala sidang tidak berhak untuk menegur bahwa mereka salah. Mereka bahkan dengan berani mengutip kata-kata Yesus, “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi” (Matius 7:1).

Namun, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa setiap kita bertanggung jawab dengan rendah hati menegur sesama orang percaya ketika kita melihatnya berbuat dosa (Galatia 6:1,2). Jadi, Orangtua, kakak, pembimbing rohani, gembala sidang sebenarnya sedang melakukan tanggung jawabnya ketika menasihati kita.

Tuhan Yesus tidak mengatakan kita tidak boleh menentang dosa. Dia mengatakan kita harus hati-hati dalam menghakimi. Paulus menulis bahwa kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain (I Korintus 13:5). Kita harus menerapkan prinsip praduga tak bersalah dan mengenali keterbatasan diri kita sendiri. Dan kita harus menolak perasaan superioritas rohani apapun. Kalau tidak, kita juga akan jatuh ke dalam dosa.

Menegur orang lain merupakan tanggung jawab yang serius. Oleh karenanya,lakukan dengan hati-hati dan waspadalah selalu agar jangan apa yang Anda lakukan berubah menjadi penghakiman.

Menyadari bahwa kita memiliki banyak kelemahan dapat mengerem perkataan-perkataan kita ke orang lain yang sifatnya menghakimi.

Gbu all...

Jumat, 23 April 2021

Kehendak Diri yang Keras

Kisah Para Rasul 3:19

"Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 85; Roma 13; Ulangan 17-18

Menjadi orang Kristen adalah peristiwa sekali untuk selamanya; kita bertobat dari dosa-dosa dan menyertakan hidup hanya kepada Kristus saja untuk keselamatan kita. Ketika kita bertobat, Allah membawa kita "keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib" (I Petrus 2:9).

Menjadi orang Kristen juga adalah pengalaman setiap setiap hari yang berlangsung terus menerus, proses seumur hidup dalam pertobatan dan iman setiap hari. Dari sanalah kehendak-kehendak kita masuk. Walaupun kita sudah bertobat dan Allah telah datang untuk hidup di dalam kita, sifat lama kita masih "hidup dan bergolak". Kehendak-kehendak kita yang keras masih menuntut untuk menempatkan diri terlebih dahulu melebihi Kristus.

Tidaklah mudah membawa kehendak-kehendak kita yang keras dalam penundukkan kepada Kristus. Namun bila kita melakukannya, maka kita akan seperti siput yang dikembalikan ke dalam cangkangnya. Kita akan mengalami stres dan ketegangan hidup akibat tidak berdamai dengan Allah, sebaliknya kita akan menemukan ketentraman di dalam hadirat-Nya.

Siapakah yang mengendalikan kehendak Anda hari ini? Anda ataukah Kristus?

Serahkan kehendak pribadi Anda di bawa kaki Yesus maka Dia akan memimpin jalan hidup Anda senantiasa.

Gbu all...

Kamis, 22 April 2021

Tuhan Selalu Punya Cara

Mazmur 105:40-41

“Mereka meminta, maka didatangkan-Nya burung puyuh, dan dengan roti dari langit dikenyangkan-Nya mereka. Dibuka-Nya gunung batu, maka terpancarlah air, lalu mengalir di padang-padang kering seperti sungai;”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 114; 1 Korintus 2; Hakim-Hakim 15-17

Saya sampai sekarang masih terkagum-kagum dengan peristiwa dimana Tuhan memelihara bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun. Menurut saya, sehebat atau secerdas apapun orang di dunia saat itu sepertinya tidak akan bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Tuhan.

Alkitab mencatat bahwa selama masa berputar-putar, orang Israel tidak pernah kekurangan makan atau kehausan. Kebutuhan hidup mereka selalu terpenuhi. Bahkan tiang awan dan tiang api disediakan-Nya agar mereka tidak kepanasan ketika tengah hari atau kedinginan di malam hari. Dan menariknya, kisah dimana bagaiman Tuhan memelihara umat-Nya terus berlanjut di pasal-pasal selanjutnya bahkan hingga sekarang ini.

Tuhan tidak pernah kehabisan metode untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Dia bisa menggunakan sebuah peristiwa, sekitar kita, atau manusia sendiri untuk menjaga kita di bumi ini. Tetap terpelihara adalah janji-Nya bagi Anda dan saya dan Dia takkan membiarkan apapun atau siapapun menghalangi hal tersebut.

Jadi, bila saat ada diantara Anda yang merasa seorang diri atau sedang dalam permasalahan yang berat, mari berdoalah kepada Tuhan. Mintalah pertolongan-Nya dan jalan keluar kepada-Nya. Percayalah, Dia selalu punya cara untuk membuat Anda bersukacita dan terjaga di bumi ini.

Tuhan punya ribuan cara agar umat-Nya tetap terpelihara di bumi.

Gbu all...

Rabu, 21 April 2021

MENJAGA LIDAH

Seorang guru tengah menjelaskan kepada para muridnya tentang kekuatan kata-kata terhadap reaksi seseorang. Seorang muridnya berdiri dan memprotes, “Saya tidak setuju, Guru. Mana mungkin kata-kata punya efek besar terhadap diri kita!” Sang Guru membentak, “Duduk! Dasar anak bodoh!” Muka murid itu merah padam, malu bercampur marah, “Saya tidak menyangka Guru bisa berkata sekasar itu.” Sang guru berkata dengan suara lembut, “Maafkan saya yang terbawa perasaan. Saya benar-benar menyesal.” Murid itu pun menjadi tenang. Kemudian sang guru berkata lagi, “Lihat, hanya diperlukan beberapa kata untuk membangkitkan amarahmu dan dibutuhkan beberapa kata juga untuk menenangkan dirimu. Itulah kekuatan kata-kata!”


Tidak sedikit masalah yang terjadi dalam hidup kita bersumber dari ketidakmampuan kita memilih kata-kata yang keluar dari mulut. Firman Tuhan hari ini mengingatkan, betapa berbahayanya jika kita tidak mampu menguasai lidah kita; tidak bijak memilih dan memilah perkataan yang terucap. Yakobus membandingkan lidah dengan api, yang walaupun kecil, dapat membakar hutan yang besar (ayat 5). Api bisa bermanfaat, tetapi juga bisa menghanguskan. Seperti itulah lidah.


Maka, betapa pentingnya kita mengendalikan lidah. Berkata-kata hanya kalau itu bermanfaat, membawa berkat—meneduhkan, menghibur, menguatkan, memotivasi. Sebaliknya, kalau kita tahu itu tidak ada faedahnya apa-apa, tidak jelas kebenarannya, bahkan mungkin menyakiti orang lain, mendemotivasi, membuat perpecahan dan memanaskan suasana, lebih baik kita tidak usah berbicara. Dalam situasi demikian, diam berarti emas.


MENGGAPAI KETENANGAN DAN KEMATANGAN HIDUP BISA DIMULAI DENGAN MENGENDALIKAN LIDAH


Gbu all...

Selasa, 20 April 2021

Ketika Allah Diam

Yesaya 26:4

“Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 111; Lukas 23; Hakim-Hakim 9-10

Apa respon Anda ketika seseorang yang Anda mintakan tolong tidak melakukan apa-apa alias diam? Jengkel, marah, dendam, atau malah bersedih? Dan bagaimana bila yang menunjukkan sikap diam tersebut adalah Allah sendiri? Apakah Anda masih akan mempercayai-Nya atau malah mengambil keputusan untuk berpaling dari-Nya dan memilih kepercayaan lain?

Seorang bernama Kirk terkenal di kotanya sebagai pemuda yang taat beribadah dan tidak pernah melakukan berbagai kejahatan. Dibanding dengan teman-temannya yang lain, tingkat rohaninya bisa dikatakan lebih bagus. Namun, sebuah peristiwa kematian orang yang dicintainya mengubahnya menjadi pengikut aliran sesat.

Tentang hal ini, Kirk mempunyai alasan, “Jika Allah itu memang ada, tidak akan ada orang-orang di dunia ini yang merasakan penderitaan kelaparan; Jika Dia memang ada maka perang antarnegara pasti bisa dihentikan; Dan jika Dia memang benar-benar nyata maka ketika saya berdoa meminta kesembuhan untuk kekasih saya, ia pasti menyembuhkannya.”

Mungkin saat ini banyak dari Anda yang berpikir seperti Kirk yang memandang Allah sebagai penjawab doa umat-Nya - Tuhan yang menggenapi setiap kemauan anak-anakNya. Namun, sayangnya Dia tidak seperti itu. Ada kala memang Dia menjawab apa yang didoakan manusia, tetapi ada waktu dimana Dia berdiam diri.

Allah diam bukanlah untuk membuat kita tersiksa atau sekedar mencobai, tetapi murni untuk mengajar dan membuat hidup kita agar lebih dipenuhi kasih karunia. Dia tidak berbuat apa-apa bukan berarti Dia membiarkan kita untuk selamanya. Dia diam hanyalah untuk sementara. Jadi, yakinlah dan tetaplah memiliki telinga yang peka kepada Allah karena bila waktunya tiba, Dia akan menjawab setiap doa Anda.

Saat Anda berdoa dan Allah sepertinya diam, percayalah Dia mendengarkan. Allah sedang menunggu saat yang tepat untuk menjawab doa-doa Anda.

Sumber: Saduran artikel devotional cbn.com ‘When All We Hear from God is Silence’ oleh Diane Markins

Gbu all....

Senin, 19 April 2021

Ketika Api Padam

Amsal 26:20

“Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 110; Lukas 22; Hakim-Hakim 7-8

Jika api telah habis membakar sesuatu, maka ia akan padam. Demikian juga apabila gosip sampai ke telinga seseorang yang tidak akan meneruskannya, maka berakhirlah gosip itu.

Gosip, seperti halnya dosa-dosa yang lain, bagaikan “sedap-sedapan perkataan” (Amsal 26:22). Kita senang mendengar dan menceritakannya kepada orang lain karena “rasanya” mengasyikkan. Gosip berakar pada keinginan kita untuk menyenangkan diri sendiri. Saat kita menjelek-jelekkan orang lain, kita menganggap seolah-olah diri kita lebih baik.

Karena itulah, penyebaran gosip sangatlah sulit dihentikan. Diperlukan doa dan anugerah Allah agar kita dapat menolak menceritakan atau bahkan mendengarkan gosip, bahkan terhadap sesuatu gosip tersamar dalam keprihatinan pribadi atau permintaan untuk mendoakan teman yang berbuat dosa dan bermasalah.

Kita perlu memohon hikmat dari Allah agar kita dapat mengetahui kapan harus berbicara, apa yang dibicarakan, dan kapan kita perlu menutup mulut. Karena “di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi” (Amsal 10:19).

Kerap kali, lebih bijaksana apabila kita tetap diam atau tidak banyak mengucapkan kata-kata. Namun, apabila kita harus berbicara, marilah kita membicarakan hal-hal yang membangkitkan semangat dan mendorong orang lain untuk lebih dekat dengan Allah, dan bukan hal-hal yang akan melemahkan dan melukai mereka. “Lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan” (Amsal 12:18).

Hancurkanlah gosip dengan mengabaikannya.

Gbu all....

Minggu, 18 April 2021

Inilah Waktu Penggenapan Janji-Nya

Pengkhotbah 3:1

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 109; Lukas 21; Hakim-Hakim 5-6

Sewaktu kecil, saya suka sekali menantikan hari pembagian raport di sekolah. Bukan apa-apa, di saat itulah saya dapat meminta sesuatu barang yang ayah janjikan kepada saya apabila raport saya bagus. Walaupun ayah saya sering tidak memenuhi, tetapi setidaknya dua kali ia menepati janjinya dan saya sangat bahagia ketika ia melakukan hal tersebut.

Allah Bapa di Surga adalah Tuhan yang suka berjanji. Berbeda dengan manusia, setiap apa yang Dia ucapkan pasti digenapi. Lihatlah apa yang dilakukan-Nya kepada Abraham. Dia berjanji bahwa Abraham akan memiliki banyak keturunan bagaikan bintang di langit dan pasir di laut. Walaupun Abraham dan Sara harus menunggu puluhan tahun, tetapi apa yang dijanjikan Allah benar-benar terjadi dalam kehidupan mereka - Ishak lahir ke dunia.

Apa yang saat ini Allah janjikan ke dalam hidup Anda? Kesehatan dan kekayaan yang melimpah? Kehidupan keluarga yang harmonis dan menjadi berkat? Memiliki pengaruh yang besar di masyarat? Apapun itu, percayalah Dia pasti menggenapinya. Bahkan, inilah waktunya yakni dimana Allah menggenapi janji-Nya.

Segala ketekunan dan kesabaran yang Anda perlihatkan dalam menanti-nantikan janji-Nya tidaklah sia-sia karena sekaranglah waktunya Anda menikmati semuanya itu. Bersoraklah dan tinggikan nama-Nya karena pekerjaan-Nya yang dahsyat di tengah-tengah orang-orang percaya.

Allah tidak hanya pandai berjanji kepada manusia, tetapi Dia juga sangat cerdas untuk menepati semua apa yang dijanjikan-Nya.

Sumber: Saduran Artikel cbn.com ‘The Fullness of Time’ oleh Scott Presson

Gbu all...

Sabtu, 17 April 2021

Masuklah ke Kanaan Anda Sekarang !

Galatia 3:29

“Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 107; Lukas 19; Hakim-Hakim 1-2

Perjalanan bangsa Israel kuno keluar dari Mesir menuju ke tanah kanaan adalah salah satu peristiwa sejarah yang tidak dapat dilepas dari dunia kekristenan. Disinilah, untuk pertama kali Allah melakukan karya pembebasan kepada umat-Nya. Namun, bukan hal tersebut yang akan kita renungkan bersama hari ini, akan tetapi 40 tahun perjalanan umat pilihan Allah sebelum masuk ke tanah perjanjian .

Pernahkan Anda benar-benar berpikir mengapa bangsa Israel harus berkeliling di padang gurun sebelum masuk ke tanah Kanaan? Apakah karena Allah hanya ingin mengerjai umat-Nya? Atau memang sebenarnya kasih-Nya tidaklah pernah tulus kepada manusia? Bila Anda memilih kedua pilihan tersebut maka Anda belum mengenal siapakah Allah yang Anda saat ini sembah.

Tidak pernah dalam pikiran Allah untuk mencobai manusia atau sekedar menjerumuskan kita. Kasih-Nya murni kepada kita. Jadi kalau begitu, salah dimanakah hingga bangsa Israel sampai begitu lama masuk ke dalam tanah perjanjian? Jawabannya adalah di dalam pola pikir mereka.

Disadari atau tidak, bangsa Israel lah yang menginginkan tinggal berlama-lama di padang gurun. Pikiran mereka tidak benar-benar fokus kepada janji-janji Allah sehingga ketika melihat sedikit masalah saja, mulut mereka sudah bersungut-sungut dan hati mereka sudah berpaling dari Allah. Mereka tidak pernah benar-benar yakin akan masuk ke dalam tanah perjanjian.

Sebagian dari kita yang hidup dan diberi anugerah menjadi umat Allah saat ini pun memiliki pola pikir yang sama dengan bangsa Israel kuno. Kita masih men-set pikiran kita bahwa kita adalah orang-orang yang penuh dosa yang nantinya akan berakhir di neraka. Kita tidak pernah percaya benar-benar bahwa kita telah ditebus dan dapat menikmati semua janji-janji berkat-Nya bukan hanya di kerajaan 1000 tahun kelak, tetapi sekarang – saat kita masih hidup di bumi.

Amsal menulis, “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia” (23:17). Jadi, bila Anda berpikir dapat merasakan hidup penuh berkat dan luar biasa, maka terjadilah seperti yang Anda pikirkan. Jika Anda berpikir bahwa Anda dan keluarga Anda akan menikmati mukjizat demi mukjizat pada tahun ini dan juga di masa-masa mendatang, maka terjadilah seperti yang Anda pikirkan.

Apa yang telah Allah janjikan ke dalam hidup Anda hari ini? Peganglah itu sungguh-sungguh karena itulah kanaan Anda. Berpikirlah seperti yang Dia rindukan karena dengan begitu Anda dapat melangkah masuk ke tanah perjanjian – tanah yang sudah dipersiapkan Allah untuk Anda dan orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Setiap orang yang menerima Tuhan Yesus sbagai Juruselamat berhak menikmati berkat-berkatNya karena itu adalah janji-Nya.

Sumber: Saduran Artikel ‘Step into Your Promised Land Today!’ oleh Brooke Keith

Gbu all...

Jumat, 16 April 2021

Berpikir Sambil Berdoa

Mazmur 8:5

“Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 106; Lukas 18; Yosua 23-24

Agustinus merupakan salah seorang pemikir kristiani yang paling hebat sepanjang masa. Yang menarik, ia berdoa dengan khusuk dan efektif ketika sedang serius memikirkan sesuatu. Ia mungkin dijuluki “pemikir yang berdoa”. Kerap kali Agustinus mulai menyusun sebuah dalil dan mengakhirinya dengan doa. Kutipan berikut ini adalah salah satu contoh yang diambil dari Confessions, salah satu karya teologinya:

“Betapa terlambat kudatang untuk mengasihi Engkau, Yang Terindah dari dulu dan sekarang; terlambat kudatang untuk mengasihi-MU...Engkau telah memanggilku; ya, Engkau bahkan telah membuka telingaku. Cahaya-Mu menyinari aku dan mencelikkan mataku.”

Ini bukanlah suatu renungan yang hampa dari seorang teolog gadungan atau filsuf yang hanya mampu memaparkan teori. Akan tetapi, ini adalah pemikiran dari seseorang yang memiliki kehidupan doa yang tulus.

Berpikir sambil berdoa bukanlah suatu hal yang aneh bagi Agustinus. Daud pernah merenungkan keindahan ciptaan sehingga ia menjadi terdorong untuk menyembah Sang Pencipta: ”Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?” (Mazmur 8:4-5).

Pada saat kita menjalani kehidupan, pemikiran terdalam, perasaan, dan doa kita dapat saling bertautan. Ketika kita sedang melihat keindahan alam atau bahkan sedang menyelesaikan sebuah masalah, maka saat seperti itu dapat menjadi kesempatan untuk berpikir sambil berdoa.

Berpikir sambil berdoa menuntun kita untuk bersyukur dengan penuh arti.

Gbu all....

Kamis, 15 April 2021

Mempraktikkan Penundukkan Diri

Lukas 2:51

“Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.”

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 105; Lukas 17; Yosua 21-22

Sebelum kita dapat memegang otoritas, pertama kita harus mempraktikkan penundukkan diri. Allah menginginkan kita untuk semakin naik dan berhasil, tapi tidak secara otomatis. Setiap orang harus melalui perjalanan suatu periode sebelum dipromosikan menjadi pemegang otoritas.

Tuhan Yesus adalah teladan yang sangat tepat dalam hal penundukkan diri. Ketika Dia masih sangat muda, Dia dan orang tua pergi ke Yerusalem untuk perayaan Paskah. Pada saat perjalanan pulang, Yusuf dan Maria sadar bahwa Yesus tidak ada bersama dengan mereka. Tiga hari kemudian, mereka menemukan anaknya sedang berada di Bait Allah, duduk di antara para guru. Disana, Dia tidak hanya menerima apa yang diajarkan orang-orang yang dianggap memiliki hikmat dan kebijaksanaan tersebut, tetapi juga bertanya jawab dengan mereka.

Diliputi perasaan lega dan sedikit frustasi, Yusuf dan Maria pun memarahi Yesus. Mereka menyuruh-Nya untuk pulang bersama dengan mereka. Walaupun dicatat di dalam Alkitab bahwa Yesus mengatakan bahwa disanalah Dia seharusnya berada, tetapi di ayat selanjutnya ditulis bahwa Dia mengikuti permintaan orangtuanya. Tuhan Yesus tahu dan mengerti benar bahwa penundukkan diri adalah hal pertama sebelum memiliki otoritas.

Hidup di bawah otoritas orang lain adalah hal tersusah dilakukan manusia. Keegoisan dan mengganggap diri lebih hebat dari orang lain adalah dua faktor mengapa kita begitu sulit mempraktikkan penundukkan diri dalam kehidupan sehari-hari.

Alkitab begitu jelas mencatat mengenai akibat ketidaktaatan dan pemberontakan terhadap otoritas. Melalui perantaraan Rasul Paulus, Allah mengatakan bahwa orang yang tidak menghormati pemimpin mereka tidak akan mendapatkan keuntungan di dalam hidupnya.

Apakah hari-hari ini Anda sedang mengalami masalah dengan penundukkan diri baik dengan orang-orang yang ada di rumah, kantor, ataupun gereja Anda? Berdoalah kepada Allah agar Anda diberikan kerendahhatian dan mau dibentuk. Percayalah, dengan kasih karunia-Nya, Anda pasti dapat mempraktikkan hal ini dalam kehidupan sehari-hari Anda.

Allah menghargai orang-orang yang memberikan diri tunduk di bawah otoritas.

Sumber: Saduran Artikel Devotional cbn.com ‘Practicing Submission' oleh Daphne Delay

Gbu all...

Rabu, 14 April 2021

Zona Asing

Yesaya 42:16

“Aku mau memimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang dan tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang rata. Itulah hal-hal yang hendak Kulakukan kepada mereka, yang pasti akan Kulaksanakan.”

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 104; Lukas 16; Yosua 19-20

Ketidakpastian adalah suatu kondisi yang tidak mengenakkan bagi seseorang karena ia tidak bisa menduga apa yang akan ia alami. Bisa saja di hari itu, ia ternyata mendapatkan seribu peristiwa yang menyedihkan hatinya, tetapi di keesokkan harinya, ia malah menerima seribu peristiwa kegembiraan. Dan inilah dunia dimana Anda dan saya hidup saat ini.

Salah seorang penulis Kristiani asal Amerika Serikat Byron Bohnert pernah menulis sebuah kalimat yang indah mengenai ketidakpastian. Kira-kira bila diterjemahkan berbunyi seperti ini “Seringkali mengikuti Allah bukan berarti membuat hidup Anda enak karena segala sesuatunya menjadi serba pasti. Justru sebaliknya, ketidakpastian akan kerap Anda temui. Namun, jika Anda tetap mengikuti-Nya maka perjalanan Anda akan menjadi sangat bernilai."

Ketidakpastian inilah yang saya sebut zona asing. Suatu hari ketika duduk di depan komputer, saya berbicara kepada Tuhan dalam hati, "Tuhan, sekarang saya seperti berlayar di perairan yang begitu luas. Saya tidak tahu harus mengarahkan hidup ini ke mana. Beritahukan apa yang harus saya lakukan." Tiba-tiba, Dia berkata kepada saya, “Ikutlah tuntunan-KU”.

Walaupun kita adalah orang-orang beriman, Tuhan Yesus tetap akan membiarkan kita berada dalam zona asing. Ini bukanlah karena Dia tidak mengasihi kita, tetapi karena kasih-Nya yang begitu besar kepada kita maka Dia mengizinkan kita mengalami ketidakpastian. Dia tahu ketika kita berada dalam zona yang aman maka kita akan melepaskan-Nya. Kita tidak lagi bergantung kepada-Nya, tetapi menggunakan kekuatan diri sendiri.

Bila hari-hari ini Anda merasa seperti berada dalam zona asing dan karenanya Anda takut menjalani hidup, ingatlah perkataan Allah melalui perantaraan Nabi Yesaya kepada bangsa Israel, “Aku mau memimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang dan tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang rata. Itulah hal-hal yang hendak Kulakukan kepada mereka, yang pasti akan Kulaksanakan.”

Orang yang bergantung kepada Allah tidak akan pernah dikecewakan-Nya.

Gbu all...

Selasa, 13 April 2021

Pemikiran Yang Saleh

Roma 12:2

“Berubahlah oleh pembaharuan budimu”

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 103; Lukas 15; Yosua 17-18

Alkitab mengajarkan supaya pikiran kita ditundukkan kepada kendali Kristus. Alasannya? Karena tindakan kita ditentukan oleh pikiran kita. Jika Allah ingin mengubah hidup kita, maka Dia harus terlebih dahulu mengubah pikiran kita.

Pemikiran manusia tidak dapat ditinggal kosong. Ia dapat dipenuhi oleh yang baik maupun yang jahat. Ia dapat dipenuhi oleh Kristus ataupun kedagingan. Apa yang membedakannya? Itu tergantung pada kita, dan pada apa yang kita izinkan masuk ke dalamnya.

Sebenarnya, pikiran kita harus dialihkan dari yang jahat. Kita harus berhati-hati dengan jenis program televisi yang kita lihat, jenis buku yang kita baca, hal-hal yang mendiami pikiran kita. Namun, tidaklah cukup hanya menyingkirkan pikiran buruk dari pikiran kita. Lebih lagi, ia harus diisi dengan pikiran-pikiran yang baik – pikiran-pikiran yang dibentuk oleh Allah dan firman-Nya, oleh doa dan penyembahan, oleh persekutuan dengan orang Kristiani lainnya.

Segeralah beralih dari pikiran yang jahat hari ini dan minta Allah untuk memenuhi pikiran Anda dengan diri-Nya sendiri.

Pikiran yang diterangi oleh Firman Allah membawa Anda ke dalam kehidupan, tetapi pikiran yang berasal dari dunia membawa kepada kebinasaan.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all...

Senin, 12 April 2021

Kebiasaan Lama Yang Melekat

Galatia 5:16

“Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 102; Lukas 14; Yosua 15-16

Di Amerika Serikat pada musim dingin beberapa pohon ek tetap mempertahankan daunnya yang kering dan gemerisik, lama setelah pohon maple, pohon elm, dan pohon walnut menjadi kerangka tanpa daun. Bahkan angin musim dingin yang berhembus kuat dan hujan awal musim semi tidak dapat benar-benar-benar menelanjangi cabang-cabang pohon ek dari daun-daunnya yang sudah tua.

amun seiring dengan berjalannya musim semi, angin hangat berhembus dan hal ajaib mulai terjadi. Tunas-tunas kecil mulai muncul pada ujung ranting dan sisa-sisa daun kering dari musim sebelumnya gugur. Kehidupan baru menggantikan kehidupan lama.

Kadang-kadang kebiasaan-kebiasaan lama melekat begitu kuat dalam hidup kita, selekat daun-daun pohon ek itu. Bahkan “angin” kemalangan tidak dapat menghilangkan semua sisa kematian dari sifat manusiawi kita yang telah jatuh ke dalam dosa. Akan tetapi, Kristus yang tinggal di dalam hati kita sedang bekerja. Kehidupan-Nya di dalam diri kita terus menerus berusaha membuang kebiasaan-kebiasaan lama, memperbarui kita apabila kita mengaku dosa, menegakkan kita apabila terhuyung-huyung, dan menguatkan kita untuk melakukan kehendak-Nya.

Apabila setiap usaha untuk membuang kebiasaan lama yang berdosa mengalami kegagalan, ingatlah pohon ek yang gagah perkasa. Bersyukurlah kepada Allah untuk Roh-Nya yang tinggal di dalam diri Anda. Tetap katakan “ya” pada dorongan-Nya yang lemah lembut untuk menjadi baik hati, penuh kasih, berbelas kasihan, jujur, dan setia. Pada akhirnya “daun-daun tua yang mati” itu akan gugur.

Untuk menghentikan kebiasaan buruk mulailah kebiasaan baik, yaitu memercayai Allah.

Gbu all...

Minggu, 11 April 2021

Cermin Manusia

Amsal 27:19

“Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 101; Lukas 13; Yosua 13-14

Dahulu di sebuah desa kecil jauh, ada tempat yang dikenal sebagai rumah 1000 kaca. Anjing kecil yang bahagia mengetahui tempat ini dan memutuskan untuk mengunjungi. Ketika ia tiba, ia melompat gembira menaiki tangga ke pintu rumah. Ia melihat melalui pintu sambil telinganya mengangkat tinggi dan ekornya bergoyang-goyang.

Sangat mengejutkan, ia melihat ada 1000 anjing kecil lain sedang mengibaskan ekor sepertinya. Ia pun tersenyum dengan hebat, dan ajaibnya yang dilihatnya justru ada 1000 anjing yang tersenyum hangat dan ramah seperti dirinya. Saat ia meninggalkan gedung itu, ia berpikir, "Ini adalah tempat yang indah, aku akan kembali dan sering mengunjunginya."

Di desa yang sama, ada anjing kecil lain yang tidak begitu sesenang dengan yang pertama, namun memutuskan untuk mengunjungi rumah 1000 kaca. Dengan perlahan-lahan, anjing yang kedua ini pun menaiki tangga dan menunduk rendah sambil menatap pintu. Ketika ia melihat ke dalam ternyata ada 1000 anjing yang tampak tidak ramah menatap ke arahnya, ia menggeram pada mereka dan merasa ngeri melihat 1000 anjing kecil menggeram ke arahnya. Saat dia pergi meninggalkan gedung, ia berpikir, "Ini adalah tempat yang mengerikan, dan aku tidak akan pernah kembali ke sana lagi."

Seluruh manusia di dunia ini adalah cermin bagi diri Anda. Refleksi apa yang ingin Anda lihat dari orang-orang yang Anda temui? Orang-orang tersenyum kepada Anda atau justru Anda melihat wajah-wajah yang memperlihatkan bahwa mereka sedang mengalami banyak masalah dan beban?

Untuk memiliki wajah yang selalu memancarkan sukacita, Anda harus memiliki hati yang selalu bersukacita. Hati adalah sumber dari mimik wajah yang akan Anda perlihatkan kepada orang lain. Ketika Kristus tinggal di dalam hati Anda maka Anda akan dapat selalu bersukacita dalam segala situasi dan kondisi.

Orang yang di dalam hatinya ada Tuhan Yesus, wajahnya selalu berseri-seri.

Gbu all...

Sabtu, 10 April 2021

Dilayani oleh Allah

Markus 10:45

“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 99; Lukas 11; Yosua 9-10

Yesus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Seperti ayah menunggu anak yang hilang untuk datang ke rumah, Bapa menunggu kita untuk pulang, kembali ke dalam pelukan-Nya. Setelah menunggu dan menunggu, Tuhan sudah tidak bisa menunggu lagi. Kasih menggerakkan-Nya untuk mencari anak yang dicintai-Nya. Sebelum kita bisa kembali ke rumah, Dia datang kepada kita melalui AnakNya, Yesus. Dia memberikan segala sesuatu yang kita minta. Sebelum kita meminta sesuatu, Dia telah mati untuk kita, menawarkan kita hadiah - kehidupan yang abadi. Dia ingin kita hidup selamanya sehingga Dia bisa mengasihi kita selamanya !

Seperti anak yang hilang, kita berlari kepada Bapa, jatuh di bawah kaki-Nya, dan memohon untuk melayani-Nya. Namun, Dia selalu menolak. Dia mengangkat kita, menggenangi kita dengan air mata-Nya, memberikan kita pakaian dengan jubah putih kebenaran yang telah dicuci darah Yesus, menempatkan cincin kekuasaan dan otoritas di jari kita, dan mengantar kita ke pesta Raja.

Jangan berharap untuk duduk di bawah meja dan mengambil setiap remah yang mungkin jatuh. Tidak, dalam Kristus Anda duduk di sebelah kanan Bapa - kursi kehormatan. Dan untuk mengejutkan Anda, ketika Anda hendak mengisi cangkir-Nya dan melayani-Nya, tangan-Nya akan menghentikan Anda. Janganlah keheranan, tetapi lihatlah ke dalam mata-Nya karena Anda akan mengetahui kebenarannya. Dia mendudukan Anda di meja Raja untuk satu tujuan yakni untuk melayani Anda.

Anda sangatlah spesial bagi Allah dan karena itu Dia tak ingin kehilangan Anda.

Gbu All...

Jumat, 09 April 2021

Human Error

Mazmur 139:13

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 98; Lukas 10; Yosua 7-8

Seorang pria yang dikenal jenius dan teliti mendapat sebuah proyek jutaan dollar Amerika Serikat dari pemerintah. Dengan uang sebanyak itu, ia diminta untuk membuat robot yang bisa melakukan apa yang dilakukan manusia. Dibantu oleh lima orang asisten, ia pun memulai pekerjaannya.

Sehari berlalu, sebulan berlalu, setahun berlalu hingga tidak terasa hari dimana ia harus menunjukkan hasil pekerjaannya di depan para pejabat pun tiba. Dengan sangat percaya diri, ia memerkan hasil karya yang ia anggap sebagai master piece kepada para undangan yang datang saat itu. Ruangan tiba-tiba menjadi semarak ketika robot bernilai jutaan dollar tersebut tampil dan menyapa semua yang hadir disana.

Setelah selesai menyapa orang-orang yang hadir di ruangan, robot itu pun mulai beraksi. Dipandu instruksi dari penciptanya, benda terbuat dari besi itu pun melakukan berbagai atraksi seperti layaknya seorang manusia. Semua yang diinstruksikan, ia jalani begitu sempurna, tidak ada cacat sama sekali. Namun, saat hendak melakukan atraksi terakhir, robot ini diam kaku. Pria itu begitu kaget. Perintah telah diucapkannya berkali-kali, namun hasilnya tetaplah sama.

Suasana ruangan menjadi gaduh. Semua yang hadir disana disana bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Ketika pria itu mendekati sang robot dan memeriksanya, ia begitu terkejut karena ternyata ia melupakan satu bagian terkecil dari robot yang apabila itu tidak dipasang akan membawa dampak buruk bagi ciptaannya tersebut. Sadar akan kekeliruan yang dibuat, pria itu meminta maaf kepada para undangan yang hadir dan mengatakan bahwa itu semua terjadi akibat kesalahannya yang tidak memeriksa kembali sang robot sebelum dipertunjukkan.

Bersyukurlah kepada Allah karena Dia tidak sedikit pun melakukan kesalahan ketika menciptakan Anda. Setiap detail tubuh Anda dikerjakan oleh tangan-Nya dengan sungguh sangat sempurna. Tidak ada kesalahan di dalamnya. Manusia bisa melakukan error ketika membuat sesuatu, tetapi Dia tidak dan tak akan pernah melakukannya.

Tingkat kekeliruan Allah saat merancang kita adalah nol persen.

Gbu all...