Rabu, 30 September 2015

TENTANG HAMBA TUHAN

“Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.” 1 Korintus 4:1.

Istilah hamba Tuhan kian marak dalarn pelayanan kekristenan masa kini di mana banyak orang bangga bila gelar hamba Tuhan tersebut melekat kepadanya, tanpa memahami makna sesungguhnya kata hamba tersebut.
Seiring berjalannya waktu, pengertian kata hamba Tuhan secara perlahan mengalami pergeseran. Sering ada anggapan bahwa menjadi hamba Tuhan berarti harus mendapatkan perlakuan khusus atau service plus, beroleh pengormatan di mana pun melayani dengan segala fasilitas yang memadai. Hal ini tidak seratus persen keliru! Itu adalah bonus atau berkat yang mengikuti pelayanan hamba Tuhan. Namun jangan sampai hal ini mengalihkan motivasi kita sehingga tidak murni lagi untuk mencerminkan jiwa pengabdian, melainkan hanya tuntutan profesi yang menyebabkan kita ke luar dari jalur Tuhan.

Di awal suratnya yang ia tulis kepada jemaat di Roma rasul Paulus menyebut dirinya hamba Yesus Kristus: “Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.” (Roma 1:1), begitu juga di hadapan jemaat Korintus. Paulus menyadari benar makna kata hamba yang melekat pada dirinya, yaitu tidak lebih dari seorang budak. Sebagai budak ia harus mengabdikan diri dengan segenap jiwa dan raga untuk Tuannya. Jadi hamba Tuhan juga bisa diartikan orang-orang yang membaktikan setiap nafas hidupnya untuk Tuhan, melepaskan segala kenyamanan duniawi, tunduk kepada pemerintahan sorgawi dan tidak punya hak untuk menuntut, serta bukan seorang bos. Paulus mengakui dirinya adalah hamba Yesus Kristus. Ada pun jabatan sebagai rasul diberikan oleh Kristus kepadanya, bukan ia sendiri yang mengangkat dirinya sebagai rasul. Tetapi Paulus tetap mengedepankan status dirinya yang tidak lebih dari seorang hamba. Dalam perjalanannya sebagai seorang hamba Tuhan Paulus melayani dengan tulus, tidak bersikap menuntut, tidak mencari keuntungan diri sendiri di balik pelayanan, melainkan mengabdi dengan sungguh-sungguh demi kemajuan Injil di muka bumi ini.

Mari kita melayani Tuhan dengan penuh pengabdian, “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,..” (Matius 20:28). 


Gbu all...

Selasa, 29 September 2015

Lakukan Lebih Banyak

“Jika anda hanya punya satu anak panah untuk dilempar ke sebuah dartboard, berapa kesempatan anda untuk mencapai sasaran utama? Sangat kecil, bukan? Jika anda mendapatkan 100 anak panah untuk dilemparkan ke dartboard tersebut, meski anda seorang yang bodoh sekalipun, maka dapat dipastikan paling tidak, lebih dari satu anak panah yang mengenai sasaran tersebut.

Sukses memang sesederhana itu. Lakukan lebih banyak maka anda akan sukses! Itu sebabnya ciri-ciri orang sukses adalah mengalami kegagalan lebih banyak dibandingkan dengan orang biasa. Masuk akal, karena orang sukses juga mencoba dan melakukan jauh lebih banyak dari orang biasa. Jika anda melakukan semakin banyak, maka semakin besar juga peluang anda untuk meraih kesuksesan.

Sebagai contoh, orang asuransi sangat akrab dengan istilah 10:3:1 yang artinya jika agen asuransi tersebut bertemu dengan 10 orang, maka 3 orang akan tertarik mendengar presentasinya dan 1 orang bakal beli asuransi. Apa yang harus dilakukan supaya bisa mendapatkan 5 nasbah? Tawarkan saja kepada 50 orang, maka menurut hokum rata-rata kita pasti mendapat 5 nasabah.

Masalahnya, banyak orang tidak mau melakukan lebih banyak. Tidak mau mencoba lebih sering. Atau, jika anda seorang sales, tidak mau menawarkan ke lebih banyak orang. Semakin sedikit tindakan yang dilakukan, tentu semakin kecil juga kemungkinan untuk berhasil. Inilah yang membedakan orang biasa dan orang sukses. Amatilah bagaimana orang-orang sukses bekerja, anda akan tahu bahwa mereka selalu lebih rajin dari orang biasa. Mereka tidak bermalas-malasan , tapi do it, do it, and do it again.

Lemparkan anak panah lebih banyak maka semakin besar juga peluang anda mengenai sasaran.

Semakin sering anda mencoba, maka semakin besar juga kemungkinan anda untuk berhasil.

Tuhan Yesus Memberkati..

" Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah " ( Galatia 6 : 9 )


Gbu all...

Senin, 28 September 2015

Tetap Hormati Orang Tua

(Ulangan 5:16) Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
(Matius 15:4) Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.
Ada seorang bapak tua kaya raya yang sudah lama ditinggal mati istrinya. Bapak tua itu mempunyai seorang putra yang telah menikah. Setelah mendapat izin darinya, putra dan menantunya tinggal bersama dengan dia di apartementnya yang mewah. Cinta yang besar membuat bapak tua tsb segera menghibahkan seluruh harta kekayaannya, termasuk apartement yang ditinggalnya kepada anak tunggalnya.
Suatu hari terjadi pertengkaran yang cukup hebat antara bapak tua itu dan putranya, sehingga diusir dari apartementnya sendiri. Pengusiran itu membuat sibapak tua terlunta lunta dan menjadi pengemis di Orchad Road , Singapure. Suatu hari seorang teman lama mengenalinya saat memberikan sedekah. Saat ditanya apakah dia teman yang sudah lama tidak ada kabar beritanya, bapak tua itu menyangkalinya. Tanpa sepengetahuan si bapak tua, temannya tersebut memberitahukan kecurigaannya kepada teman teman yang lain. Saat sahabat karib bapak tua itu datang dan mendesaknya untuk mengakui bahwa dia adalah teman lama yang mereka cari cari, bapak tua itupun tak kuasa lagi untuk menyangkal. Dengan derai airmata ia menceritakan peristiwa getir yang menerpa hidupnya. Mendengar itu teman-temanya panas hati. Singkat kata kejadian ini sampai kepada Perdana Menteri Singapure. PM Lee segera memanggil dan bertindak tegas terhadap anak dan menantunya bapak tua tersebut. PM Lee memanggil notaris dan membatalkan penghibaan harta warisan terhadap anak dan menantu yang telah tega mengusir orang tuanya ke jalanan. Sejak saat itu anak dan menantu yang tak tahu diri tersebut dilarang masuk ke apartemen si bapak tua.
Peristiwa ini membuat PM Lee mengambil keputusan bijaksana, yang melarang semua orangtua untuk menghibahkan seluruh harta bendanya kepada siapa pun sebelum mereka meninggal. Kemudian supaya para lansia tetap dihargai hingga akhir hayatnya, beliau membuat dekrit yang berisikan pemberian pekerjaan kepada para lansia agar mereka tidak lagi tergantung pada anak atau menantu. Para lansia itu juga bisa bangga karena masih bisa mampu memberi sesuatu dari hasil keringat mereka kepada cucu-cucu mereka. Di Singapure cleaning service toilet di bandara, mal, restoran adalah para lansia.
Anak yang bijak akan terus memelihara rasa hormat dan saying kepada orang tuanya, apapun kondisi orang tuanya. Meskipun orang tua kita sudah tidak sanggup duduk atau berdiri, atau mungkin sudah selamanya terbaring diatas tempat tidur, kita harus tetap menghormatinta dengan cara merawatnya. Ingatlah bahwa waktu kita masih balita, mereka dengan sukacita membersihkan tubuh kita dari semua bentuk kotoran, memberi kita makan dengantangan mereka sendiri, dan menggendong kita sampai dini hari pada waktu kita sedang sakit. Dapatkah kita membalas semua kebajikan itu? Hormatilah orang tua atau mertua kita. Tuhan akan memberkati kita dengan umur panjang jika kita menghormati mereka.
DOA: Tuhan, berkatilah bapak dan ibuku dengan kekuatan dan kesehatan. Mampukan aku berbakti kepada mereka sampai akhir hayat mereka. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Kata-kata bijak: Kesejatian seorang anak nyata tatkala ia tetap mengasihi orang tuanya yang terbaring tak berdaya.

Gbu all....

Minggu, 27 September 2015

Keselarasan Antara Kata-kata dengan Perbuatan

Segala sesuatu yang selaras akan selalu kelihatan lebih baik. Apapun bentuk keselarasan itu. Misalnya saja seorang wanita yang memakai gaun berwarna putih akan nampak serasi dengan sepatu dan hiasan kepala dengan warna putih juga. Dan pasti akan terlihat janggal kalau gaunnya berwarna putih sedangkan sepatunya warna kuning dan hiasan kepalanya berwarna merah.

Keselarasan yang seperti itu pula berlaku dalam relasi antara kata-kata dan perbuatan. Apa yang diucapkan harus dilakukan. Kata-kata yang keluar dari mulut harus sesuai dengan tindakan. Apabila kita berkata “mengasihi” maka yang harus kita lakukan adalah mengasihi. Apabila kita berkata “tolonglah sesamamu yang sedang kesusahan” maka yang harus kita perbuat adalah menolong saudara kita yang sedang kesusahan. Bukan melakukan sebaliknya.

Dalam hidup kekristenan sehari-hari kita sering menjumpai ketidakselarasan antara kata-kata dengan perbuatan. Tidak usah jauh-jauh melihat kesalahan orang lain. Mari kita lihat kedalam diri sendiri. Apakah kata-kata yang kita ucapkan sudah kita lakukan? Jangan hanya bisanya berkata-kata rohani namun perbuatannya selalu menyinggung perasaan orang lain. Jauh kata-kata dari perbuatan.

Ketidakselarasan antara kata-kata dengan perbuatan ini menjadi salah satu masalah yang cukup jamak terjadi di lingkungan gereja—gereja disini bukan bicara mengenai organisasi saja, tapi juga tubuh Kristus yakni,setiap umat Kristen. Sangat sering kita jumpai orang-orang yang berkelakukan berbeda dengan kata-katanya, tidak terkecuali dengan kita sendiri. Padahal ketidakselarasan ini merupakan batu sandungan yang cukup besar dalam perjalanan rohani kekristenan. Ketidakselarasan antara kata-kata dengan perbuatan adalah arti lain dari kata munafik. Dan Allah benci dengan kemunafikan. Dengan munafik, berarti kita juga menciptakan plafon untuk doa-doa dan pujian kita sendiri.

Memang tidak mudah untuk melakukan apa yang kita katakan. Tapi biar sesulit apapun kita harus melakukannya. Kalau merasa berat untuk melakukan apa yang sudah kita katakan, adalah lebih baik untuk berdiam diri, tidak berkata-kata. Atau dengan kata lain jangan omong besar.

Alkitab sendiri berkata, bahwa “yang membuat najis adalah apa yang keluar dari mulut manusia bukan apa yang masuk kedalamnya”. Dan kata-kata yang tidak selaras dengan perbuatan merupakan sesuatu yang menajiskan. Maka dari itu mulai sekarang jangan lagi kita sembarangan berkata-kata. Kalau tidak bisa melakukan apa yang kita katakan, lebih baik berdiam diri. Tapi alangkah baiknya kalau kita bisa melakukannya juga.

Ada beberapa tips yang dapat membantu kita untuk mengurangi ketidakselarasan antara kata-kata dengan perbuatan. Yakni:

1. Sedikit bicara banyak baca Firman
2. Sedikit bicara banyak berdoa
3. Sedikit bicara perbanyak pujian
4. Sedikit bicara banyak menolong orang
 
Gbu all...

Sabtu, 26 September 2015

CARA MENGATASI KRITIK?

Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak (Amsal 15:5)

Robert A. Cook, mantan rektor King's College di New York menceritakan pengalamannya pada tahun-tahun awal pelayanannya. Ia menerima banyak kritik, dan karenanya ia meminta nasihat dari seorang temannya, pendeta Harry A. Ironside.

Dr. Cook menumpahkan seluruh isi hatinya dan bertanya apa yang harus ia perbuat menghadapi berbagai kritik tajam yang menyerang dirinya. Ironside memberi tanggapan demikian, "Bob, kalau kritik terhadap dirimu itu benar, terimalah dengan lapang dada! Tetapi kalau tidak benar, lupakanlah!"

Kita mungkin tidak dapat menghindar dari ejekan-ejekan menyakitkan yang meluncur dengan cepat dari orang-orang yang tak senang pada kita. Namu, ketika serangan melalui kata-kata itu dilontarkan kepada kita, adalah baik untuk menganalisanya. Jika tidak benar, biarkan saja. Seperti lingkaran air di belakang bebek yang sedang berenang, lambat laun akan hilang. Jika benar, ambillah langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki situasi. Saya suka ucapan Petrus, "Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau" (1 Petrus 4:14-15).

Apakah Anda sedang menghadapi kritik? Atau tuduhan? Jika semua itu benar, perbaikilah diri Anda! Tetapi jika semua itu tidak benar, lupakanlah. Itulah cara mengatasi kritik.
Some will hate you, some will love you;
Some will flatter, some will slight;
Cease from man and look above you,
Trust in God and do the right. --Marcleod

JANGAN TAKUT PADA KRITIK JIKA ANDA BENAR, JANGAN SEPELEKAN KRITIK JIKA ANDA SALAH
 
Gbu all...

Jumat, 25 September 2015

TUHAN MENOLONG KAMU, KARENA DIA MENCINTAI KAMU

1 YOHANES 4:19
Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Pernahkah kamu menemukan dirimu menerima sesuatu kemurahan hati yang melebihi apa yang kamu bayangkan. Mengapa? Sahabatku, itu karena TUHAN sedang menghamburkan kemurahan hatiNYA ( GRACE = suatu kemurahan yang semestinya kita tidak layak menerimanya) padamu. Dan DIA melakukan itu karena DIA mencintai kamu.

Saya suka membaca kitab ruth dari perjanjian lama, seorang janda dari moab, karena itu berbicara tentang kasih kemurahan TUHAN yang begitu luar biasa. Saat dimana ruth menggantungkan dirinya pada kasih kemurahan TUHAN, dia mendapatkan akses penuh kepada berkat TUHAN. Dari pada begitu banyaknya lading yang ada di Bethlehem, Kemurahan TUHAN memimpin die ke sebuah lading yang dimiliki oleh Boaz, seorang yang tidak hanya sangat kaya tetapi juga merupakan saudara dari ayah mertuanya. (Ruth 2:3) Boaz oleh karena itu merupakan seorang penebus yang berasal dari sanak saudaranya – seseorang yang mampu menebus dia dari keadaannya yang sangat buruk yaitu miskin dan janda tanpa anak.

Boaz bermurah hati kepada Ruth saat sejak pertama kali melihatnya. Ruth bahkan bukan seorang yahudi, tetapi dia memperhatikan keselamatannya dengan berkata kepada ruth untuk tidak gleaning (gleaning adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang sangat miskin dimana TUHAN memberikan ketetapan pada jaman itu bahwa para penuai hanya boleh sekali menuai dan meninggalkan sisa yang terjatuh atau tertinggal kepada orang orang miskin yaitu para gleaner) di ladang yang lain dan tetap berada dekat dengan para pekerja wanitanya. Boaz bahkan memerintahkan para anak buahnya untuk tidak menyentuh wanita ini dan memperbolehkan dia untuk meminum air yang mereka kumpulkan.

Saat makan, Ruth duduk bersama para penuai walaupun dia hanya seorang pemungut (gleaner) rendahan yang mengambil apa yang para penuai jatuhkan atau terlewat saat menuai. Diatas dari itu semua, dia memberikan kepada wanita ini bijian padi yang telah dipanggang, memastikan bahwa wanita ini makan dan puas, dan dia diperbolehkan untuk membawa pulang apa yang tersisa kepada ibu mertuanya. (Ruth 2:1-18)

Ruth hanya percaya bahwa dia akan menemukan kemurahan di lading dan TUHAN menempatkan dia pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat, jadi DIA dapat membukakan pintu berkat yang besar kepadanya.
Apakah kamu tau bahwa Boaz adalah gambaran indah tentang TUHAN kita YESUS? Alkitab berkata bahwa “DIA lebih dahulu mengasihi kita”. YESUS melihat kamu dan mencintai kamu lebih dahulu, jauh sebelum kamu mengenal atau mencintai DIA. Dan DIA menolong/bermurah hati kepada siapapun yang DIA cintai.

Saudara terkasih, kita tidak perlu untuk berjuang atau berusaha keras untuk menjadi layak untuk menerima kemurahan/pertolongan atau berkat TUHAN. KemurahanNYA diberikan kepadamu DIA mencintai kamu terlebih dahulu. Percaya pada cintaNYA kepadamu dan kamu akan melihat kemurahan,kebaikan dan pertolongan TUHAN membawa berkat yang melimpah di kehidupanmu!!
 
Gbu all...

Kamis, 24 September 2015

Jadilah isteri atau suami, sahabat, kekasih dan belahan jiwa

Anda bukan hanya ditakdirkan menjadi suami atau isteri tetapi lebih dari itu, anda juga harus menjadi sahabat, kekasih dan belahan jiwa jadi dengan bukan hanya sebagai isteri tapi juga sebagai sahabat, kekasih dan belahan jiwa maka kebersamaan akan terasa indah, baik sesudah dan seperti sebelum menikah.

Mengapa tidak hanya menjadi suami atau isteri tetapi harus menjadi sahabat, kekasih dan belahan jiwa????

Hal ini karena dalam pernikahan akan banyak sekali masalah yang timbul karena kebersamaan ini.

Dengan menjadi SAHABAT, dalam kebersamaan diharapkan orang bisa saling terbuka membicarakan masalah yang dialami secara "blak-blakan" tanpa rasa jangun, prasangka dan saling mempercayai.

Lihatlah kehidupan dalam persahabatan, mereka hidup berjauhan tetapi bisa saling bertemu untuk meneguhkan dalam pembicaran, sharing dan bahkan adu pendapat tetapi tetap saling membangun karena ada kepercayaan bahwa apa yang "perdebatkan" demi kebaikan dan hasil dari "perdebatan" tidak mempengaruhi persahabatan.

Sahabat adalah relasi yang saling membangun, meneguhkan dan bankan menegur agar kebaikan dicapai.

Jika suami isteri bisa hidup sebagai SAHABAT maka pertengkaran pasti akan bsia diselesaikan dengan baik karena dalam persahabatan tidak mencari keuntungan sendiri.

Disamping sebagai sahabat dalam hubungan suami isteri juga harus sebagai KEKASIH.

Kekasih adalah masa sebelum ada ikatan dalam perkawinan atau masa pacaran.

Jika suami isteri hidup sebagai kekasih, maka keinduan selalu ada dan keinginan untuk bertemu selalu "menghantui" bahkan akan teras sepi jika tidak ada relasi diantara berdua.
Kekasih selalu akan nampak baik dan indah karena disana selalu dipenuhi oleh cinta yang membara.

Jika dalam perkawianan "sifat" pacaran sebagai kekasih ada maka kebaikan pasti selalu ada karena setiap dari mereka tetap menjaga untuk selalu rukun dan saling belajar untuk melengkapi satu dengan yang lainya bahkan dalam banyak masalah selalu dibicarakan dalam suasan yang mesra karena takut saling menyakiti.

Maka selalulah memandang isteri atau suami adalah sebagai kekasih hati dan selalu menjadikan mereka sebagai yang paling berharga.

Setelah sebagai sahabat dan kekasih, jadikan suami atau isteri anda sebagai BELAHAN JIWA.

Jika orang memperlakukan isterinya sebagai belahan jiwa maka "ketergantungan" akan selalu ada dalam diri mereka bahwa tanpa suami atau isteri maka akan ada hal yang kurang bahkan hidup menjadi tidak sempurna.

Jadi tanpa keberadaan isteri atau suami hidup seperti burung yang kehilangan sayap hingga tidak bisa bergerak dengan bebas bahkan lama-kelamaan mati.

Belahan jiwa adalah inti peran paling sentral dalam setiap perkawainaan.

Dengan berani menjadikan isteri atau suami sebagai belahan jiwa maka dapat dipastikan kehidupan bersama akan menajadi lebih baik karena mereka tidak akan saling menyakiti tetapi saling menjaga dan menyempurnakan.

Maka selalulah memandang isteri atau suami sebagai belahan jiwa atau dalam bahasa jawa adalah "garwo" atau "sigaraning nyowo".
Suami atau isteri adalah separo dari nyawa/kehidupan mareka yang telah menikah.

Maka jika ada masalah dalam keluarga, ingatlan sakramen pernikahan Anda dimana hati Anda telah dibelah dan separo dari hati Anda dikorbankan kepada Allah dan diganti dengan separo hati pasangan Anda.

Jika peran suami atau siteri telah dilengkapi dengan peran sebagai SAHABAT, KEKASIH dan BELAHAN JIWA, maka perkawianan akan terasa indah dan menyenangkan karena diantara satu pribadi dengan pribadi lainya yang telah disatukan dalam sakramen akan selalu bisa menjadi tumpuan dalam kehidupan mereka.

Selamat membangun keluarga berdasarkan peran sebagai suami atau isteri, sahabat, kekasih dan belahan jiwa.

Saya berdoa untk kebaikan keluarga Anda,

Jika ada masalah selalulah ingat kalau Anda sedang bersama dengan sahabat Anda, kekasih Anda dan bahkan Jiwa Anda sendiri.
Tanpa isteri atau suami hidup akan menjadi sangat berbeda bahkan menjadi sangat menderita.

Salam dalam cinta membangun keluarga sebagai ISTERI atau SUAMI, SAHABAT, KEKASIH dan BELAHAN JIWA.


Gbu all...

Rabu, 23 September 2015

Tertawa

Tertawa ternyata memberi manfaat pada terapi penyembuhan. Manfaat dari tertawa tersebut telah dikukuhkan dalam pengobatan modern sebagai seni terapi mengurangi stress. Kita belum sepenuhnya memahami mengapa tertawa bisa mendatangkan kesembuhan, namun, kita memang tahu bahawa orang yang tertawa akan lebih cepat sembuh.

Kalau digambarkan dengan kurva simetri, maka usia puncak dari ‘kurva tertawa' ini terletak pada usia empat tahun. Saya tidak tahu apakah Allah berada di belakang kurva simetri ini, namun anak berusia empat tahun tertawa setiap empat menit, atau empat ratus kali sehari. Sebaliknya, orang dewasa hanya tertawa lima belas kali sehari. Kalau kita mengikuti anak berusia empat tahun kemanapun ia pergi dan ikut tertawa setiap kali mereka tertawa, hal-hal positif akan terjadi pada tubuh maupun spirit kita. Tertawa bisa menurunkan denyut nadi serta tekanan darah, dan nampaknya bisa meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Seorang psikiatris merekomendasikan tiga puluh menit terapi tertawa setiap hari. Sebagian menyebutnya "jogging batin". Seorang ahli peneliti tertawa lainnya menyebutkannya sebagai suntikan otak.

Kemampuan untuk bisa menertawakan diri sendiri mungkin merupakan hal yang paling bernilai. "Berbahagialah mereka yang bisa menertawakan diri mereka sendiri, karena rasa geli yang menimbulkan rasa geli tak akan pernah berhenti dari hati mereka."

Sebagai tambahan, menertawakan masalah-masalah kita sendiri bisa merupakan cara untuk meletakkan masalah itu pada perspektif yang tepat. Seseorang, setelah terjadi angina topan di Florida bagian selatan yang menghancurkan rumahnya, menaruh tanda di depan halaman rumahnya "Open House" (biasanya tulisan seperti itu menunjukkan bahwa rumah yang bersangkutan akan dijual, dan calon pembeli boleh melihat-lihat ke dalam rumah itu). Tindakan itu tidak menolongnya membangun rumah kembali, namun, itu pasti menolongnya mengatasi badai kehidupannya.

Dalam Mazmur 2: 4 dituliskan "Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa." Jika Tuhan yang menciptakan langit dan bumi saja tertawa, lalu kenapa kita harus sok jaim (jaga image- red). 
 
Gbu all...

Selasa, 22 September 2015

PERUBAHAN "KIMIAWI"

Tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka (Ibrani 4:2)

Alkitab secara jelas mengajarkan bahwa hidup kita tidak akan berbuah bila kita tidak mempraktekkan apa yang kita percayai. Mungkin kita sudah banyak membaca Alkitab, berdoa dan pergi ke gereja, namun bila kita kekurangan unsur dasarnya, yakni iman, kita tidak akan merasakan pertumbuhan rohani yang berarti.

Saya menyadari kebenaran ini saat berbincang dengan seorang ahli kimia. Ia berkata, jika Anda mencampur hidrogen dan oksigen yang keduanya merupakan komponen air, tak akan ada reaksi apa-apa -- dan tidak pula didapati air. Namun bila Anda menambahkan sedikit platina ke dalamnya, campuran itu akan berubah sangat cepat. Perubahan kimiawi terjadi. Atom hidrogen dan oksigen itu menyatu dan membentuk sebuah molekul baru yang disebut H2O.

Ada persamaan yang jelas dengan kehidupan rohani kita. Sama dengan sebuah katalisator seperti platina yang dibutuhkan untuk menghasilkan air, demikian juga iman harus selalu ada di hati kita jika kita ingin mengalami kemajuan dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita harus bergantung sepenuhnya pada hikmat dan integritas dari Firman Allah yang tertulis dan yakin bahwa Dia dapat dan akan memenuhi janji-Nya.

Saat kita mempraktekkan kepercayaan kita di dalam Tuhan, kita akan melihat perbedaan yang Dia perbuat dalam hidup kita. Dan kita akan mengalami perubahan "kimiawi" rohani [MRD II]

Faith is needed every day --
Faith to toil and faith to pray,
Faith to smile though sad within,
Faith to conquer every sin. --Anon.

IMAN KEPADA ALLAH ADALAH UNSUR DASAR
BAGI PERUBAHAN ROHANI
 
Gbu all...

Senin, 21 September 2015

Istirahat Emosi

Tanyakanlah kepada para dokter tentang tingkat frekuensi kegelisahan atau depresi yang mereka dapati pada pasien-pasien mereka. Anda akan tercengang ketika tahu betapa sangat sedikitnya orang di tengah-tengah kita yang sehat serta cukup mendapat istirahat secara emosi. Walau ada semua keuntungan modernitas, kita terus-menerus khawatir akan pekerjaan-pekerjaan kita, pernikahan kita, anak-anak kita, penampilan kita, usia kita, kesehatan kita, dan hari depan kita. Penggunaan obat penenang pada tingkat yang tinggi merupakan suatu indicator yang menunjukkan kurangnya emosi kita beristirahat.

Istirahat fisik dan istirahat emosi kerap kali berjalan berdampingan. Namun, kita tidak memiliki jaminan bahwa berisitirahatnya tubuh kita akan menghasilkan jiwa-jiwa yang merasa tenang. Berhentinya aktifitas fisik untuk sementara waktu tidak selalu menjamin ketenangan aktifitas batin yang sebanding. Meski demikian, bila kita ingin mengistirahatkan emosi-emosi kita, langkah pertama yang bijaksana adalah mencari ketenangan. Malangnya, tempat istirahat jarang bisa ditemukan; lampu-lampu dan suara bising ada di sebelah kanan kita, sedangkan orang-orang serta aktifitas-aktifitas ada di sebelah kiri kita.

Ada banyak alasan mengapa tidak ada istirahat emosi di tengah-tengah kita - begitu banyak alasan, sehingga kita malah terkejut saat menemukan bahwa istirahat emosi yang sejati sesungguhnya ada juga di antara kita. Kelebihan beban aktifitas merampas kita dari istirahat, sementara budaya kita mengiklankan: "Anda layak mendapatkan yang terbaik." Keangkuhan merampas kita dari istirahat, saat kita mencemaskan setiap kerut yang kita miliki dan setiap helai pakaian kita yang sudah tua. Ketidakpuasan merampas kita dari istirahat, sementara iklan-iklan yang terus bermunculan dengan sengaja merangsang ketidakpuasan.

Terlalu terpikat dengan kesuksesan bisa merampas kita dari istirahat - selalu mendaki sedikit lebih tinggi dan mendapat sedikit lebih banyak. Demikian pula halnya dengan keterpikatan terhadap kekuasaan. Walau demikian, kesuksesan dan kekuasaan itu merupakan dua daya penggerak dari "apa yang diimpikan orang." Hutang merampas kita dari istirahat, sementara hutang kita berada pada tingkat yang belum pernah ada sebelumnya. Kita mengkhawatirkan kesan yang menggambarkan kita dan reputasi kita, sampai kita tidak bisa beristirahat.

Istirahat EmosiMungkin akar penyebab terbesar bagi ketiadaan istirahat emosi pada masyarakat adalah hubungan-hubungan yang retak. Ketika ada perseteruan di tempat kerja, pertikaian di dalam masyarakat, kepahitan di gereja, dan peperangan di dalam rumah, kita tidak akan mendapatkan istirahat. Hal yang paling menyedihkan dari ini semua, tentu saja, jika hal itu terjadi di rumah kita. Rumah diciptakan Allah dengan maksud sebagai tempat berteduh yang tenang dan aman. Namun, ketika percekcokan masuk ke dalamnya, maka ketenangan pun akan lari.

Banyak orang yang terlalu ambisius menganggap jenis istirahat ini sebagai suatu kemewahan, atau mungkin bahkan sebagai musuh. Lama kelamaan, dalam budaya kita, kesuksesan merupakan hal yang paling penting, sedangkan kesejahteraan emosi adalah hal yang tidak terlalu penting, sedangkan kesejahteraan emosi adalah hal yang tidak terlalu penting. Meski demikian, sebagai dokter, saya harus memberitahu Anda bahwa istirahat emosi itu merupakan mitra serta pendukung, dan dalam jangka panjang, ia merupakan sesuatu yang dibutuhkan. Tidaklah salah untuk mencari ketenangan jiwa...

Renungan: Disiplinkanlah ekspetasi-ekspetasi, redamlah rasa ketidakpuasan, dan perbaikilah hubungan-hubungan. Konfigurasikan kembali mekanisme adrenalin Anda supaya bisa mengakomodasi istirahat. Belajarlah menundukkan kekayaan kepada kesehatan. Carilah hal-hal yang mendatangkan kedamaian, ketenangan pikiran dan kepuasan jiwa.
 
Gbu all...

Minggu, 20 September 2015

SASARAN PERCAYA KITA

Sebab di dalam Dia...pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Efesus 1:7)

Seorang wanita mengaku kepada saya bahwa ia sudah berbohong tentang saya. Kemudian ia minta agar saya memaafkannya. Saya berkata kepadanya bahwa saya memaafkannya. Ia memegang kata-kata saya dan sejak itu hubungan kami kembali baik.

Tetapi apa yang mungkin terjadi seandainya ia mendesak saya dengan pertanyaan seperti, "Apakah saya menunjukkan cukup penyesalan atas apa yang sudah saya perbuat?" dan "Dapatkah saya membelikan Anda sesuatu untuk menunjukkan bahwa saya sungguh-sungguh? " Saya akan sangat tersinggung. Seandainya demikian, berarti ia lebih menghargai nilai penyesalannya daripada integritas diri saya.

Saya percaya bahwa Allah sangat berduka bila kita yang percaya kepada-Nya terus-menerus dibebani oleh perasaan sesal yang mendalam dan merasa bersalah. Firman Allah mengatakan bahwa kita ditebus dan diampuni "menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Efesus 1:7). Satu-satunya persyaratan untuk pengampunan dan penyucian tiap-tiap hari adalah pengakuan (1Yohanes 1:9).

Jika demikian, mengapa kita terus-menerus berduka atas dosa-dosa kita, mengakui dosa yang sama berulang-ulang? Marilah kita memusatkan diri kepada-Nya dan bukan kepada diri kita sendiri. Yakini integritas-Nya dengan berpegang pada kata-kata-Nya.

Ingatlah, pengampunan kita bergantung pada karakter-Nya sebagai Pengampun yang tak terbatas, bukan pada usaha kita untuk memperolehnya. Yang penting adalah sasaran percaya kita.

Could my tears forever flow,
Could my zeal no respite know,
These for sin could not atone --
Thou must save, and Thou alone. --Toplady

IMAN KITA DI DALAM ALLAH MUNGKIN TIDAK BESAR
TETAPI KITA BERIMAN KEPADA ALLAH YANG BESAR


Gbu all...

Sabtu, 19 September 2015

Ketakutan bukanlah sebuah pilihan

Damai sejahtera berbicara mengenai Tuhan tinggal dan berbicara dalam hidup kita.

Kolose 3:15
"Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. "

Dalam kehidupan kita di dunia ini pasti pernah merasakan yang namanya ketakutan. Ketakutan tidak mempunyai pasangan hidup, ketakutan dalam hal keuangan, ketakutan akan kegelapan, ketakutan tidak bisa menjadi orang tua yang baik, dan ketakutan-ketakutan hidup lainnya. Pernahkah kita secara sungguh-sungguh mencari jawaban, ‘mengapa saya menjadi takut?'

Paulus adalah salah seorang rasul yang dikenang sampai sekarang ini sebagai rasul yang menulis banyak kitab di dalam perjanjian baru. Dalam satu tulisannya kepada jemaat Kolose, ia mengingatkan jemaat di kota tersebut untuk memelihara damai sejahtera Kristus yang tinggal di dalam hidup mereka.

Paulus sadar bahwa bila damai sejahtera itu hilang maka iman jemaat Kolose akan gampang digoyahkan oleh Iblis. Mereka akan mudah menjadi takut. Begitupun sebenarnya dengan hidup orang-orang Kristen saat ini.

Orang-orang Kristen yang hidup di bumi ini sebenarnya tidak perlu takut akan hal apapun apabila damai sejahtera itu tinggal dalam hidup mereka. Damai sejahtera berbicara mengenai Tuhan tinggal dan berbicara dalam hidup kita. Namun, mengapa kita masih takut? Jawabannya adalah karena kita membiarkan Iblis berbicara dalam hidup kita.

Iblis itu licik dan tahu kelemahan manusia. Ia menggunakan hal-hal nyata untuk menakut-nakuti manusia hingga kehilangan damai sejahtera. Ketika kehilangan damai sejahtera, ketakutan itulah yang tinggal dan menyelimuti hidup manusia.

Oleh karena itu, mulailah Anda menutup telinga atas bisikan-bisikan si jahat dan mulai mendengar suara Tuhan yang memberi kekuatan untuk menjalani hari-hari ke depan di bumi ini.

Ketakutan adalah ciri orang yang menomorduakan suara Tuhan, dan lebih mendengarkan suara si jahat

"Apapun juga yang kamu lakukan, perbuatlah semuanya itu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." 


Gbu all...

Jumat, 18 September 2015

Jangan Menendang Kucing Jika Digigit Anjing

Satu kali, saat berjalan pulang dari gereja, seorang pendeta bertemu seorang bapak yang ia tahu tadi tidak datang ke kebaktian. “Halo, Pak.Mengapa tadi tidak datang ke kebaktian ?” Tanya pendeta itu. Bapak itu lalu menceritakan sikap seorang majelis yang minggu lalu sungguh menjengkelkannya. “Oh, begitu. Lalu mengapa Anda tidak pulang dan melampiaskannya dengan memukul istri anda saja?” sahut sang pendeta. “Lho? Pak pendeta ini bagaimana? Istri saya kan tidak salah apa-apa.” Jawab si bapak dengan keheranan. “Nah, Tuhan pun tidak punya salah apa-apa dengan anda bukan?”

Jangan menendang kucing jika anda digigit anjing. Tentu saja, ilustrasi diatas bukannya ingin mengatakan bahwa beribadah di gereja adalah hal yang terpisah, bahwa hal itu dapat dilakukan tanpa perlu menjalin hubungan yang baik dengan para jemaat dan para hamba Tuhan di gereja. Justru, kita harus ingat, bahwa saat kita melakukan sesuatu kepada sesama kita berarti kita juga melakukan sesuatu kepada Tuhan. Jika Tuhan adalah Kepala Gereja, bagaimana mungkin kita mencintai kepala tapi membenci tubuh-Nya? Dan jika suatu saat kita mungkin kesal dengan beberapa oknum di gereja, apakah kekesalan itu layak untuk ditukar dengan hubungan kita dengan Tuhan.

Mulailah belajar melihat sesama dan persekutuan dengan saudara seiman kita dalam kerangka ini. Mengasihi Tuhan berarti juga mengasihi sesama. Bahkan Alkitab menyatakan, jangan kita melayani dan memberi persembahan pada Tuhan jika hati kita masih ada permasalahan dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, jangan sampai pelayanan dan persekutuan kita yang seharusnya untuk memuliakan Tuhan, justru dilakukan hanya demi menyenangkan manusia saja. Singkatnya, ibadah, pelayanan, dan persekutuan kita merupakan suatu kesatuan, yang semua didasari oleh kasih pada Tuhan dan sesama. Sudahkah kita melakukannya?


Gbu all...

Kamis, 17 September 2015

Menari ditengah hujan

“PenyertaanMu sempurna, rancanganMu penuh damai, aman dan sejahtera walau ditengah badai…”

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.

Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, aku putuskan untuk melakukannya sendiri..

Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untu makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.

Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Aku sangat terkejut dan berkata, ?Dan Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?? Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tanganku sambil berkata, ?Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia, kan?

Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tanganku masih tetap merinding. Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku?

Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.

Bagiku pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting: Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.
 
Hidup bukanlah perjuangan menghadapi badai, tapi bagaimana tetap menari di tengah hujan.?
 
Gbu all...

Rabu, 16 September 2015

PERANAN ROH KUDUS DALAM DOA KITA

Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Roma 8:26

Nama Roh Kudus berarti Pembela atau Penolong. Dia menolong kita saat berada dalam kesukaran dan pencobaan. Roh Kudus juga bekerja untuk membukakan pintu gerbang permintaan doa. Dia mengajar dan memberitahukan kita tentang rahasia permintaan doa, lalu menaikkan semua permohonan kita kepada Bapa, sebab ...kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; (ayat 26). Seringkali kita tidak tahu hal-hal yang seharusnya kita doakan, termasuk segala keperluan kita sekali pun. Kita tidak tahu bagaimana memohonkannya kepada Tuhan dengan benar.

Roh Kudus menyatakan pada kita tentang keperluan-keperluan kita sehingga kita diajar untuk memiliki penyerahan diri dan kerendahan hati. Roh Kudus juga meletakkan suatu beban permintaan doa kepada setiap hati yang didiamiNya. Terkadang beban yang kita alami begitu berat sampai tak terucapkan, sehingga yang dapat kita lakukan hanyalah mengerang dan meratap kepada Allah. Saat itulah Roh Kudus membantu kita, ...Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (ayat 26). Barangkali kita tidak pernah mengerti sepenuhnya makna semua doa yang kita ucapkan, namun jawaban Tuhan selalu lebih besar dari permintaan kita. Doa yang kita panjatkan itu ditafsirkan dan disempurnakan oleh Roh Kudus, kemudian Allah menanggapinya menurut hikmat dan kasihNya yang tidak terbatas. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. (Roma 8:27).

Allah selalu menyelidiki hati serta mendengarkan doa kita, tetapi bukan seruan-seruan kita yang keras yang didengarkanNya, melainkan pikiran Roh Kudus yang ada di dalam kita karena Dialah yang diakui Bapa selaku pemimpin dan penolong sejati kita, bukan ucapan-ucapan kita. Jika kita hidup dipimpin Roh Kudus dan terlatih mengenal bisikanNya, kita tidak akan menyerukan doa sia-sia yang berasal dari dorongan hati yang salah, melainkan berdoa menurut pimpinanNya sehingga sesuai kehendak Allah.

Roh Kudus menyempurnakan doa kita.


Gbu all...

Selasa, 15 September 2015

Keajaiban Matematika Terbesar di Dunia

Karier berasal dari kata bahasa Inggris, "career", yang berasal dari bahasa Perancis, "carriere", yang berarti suatu jalan atau suatu "highway". Maka dari itu, dalam karier ada peta, ada rencana, ada tujuan yang jelas, kapan kita akan berhenti makan, dan kapan kita akan berhenti untuk mengisi bensin. Organ tubuh yang dipakai dalam berkarier adalah mata.s

Sedangkan, dalam suatu panggilan, organ tubuh yang dipakai adalah telinga. Fokusnya adalah suara. Panggilan esensinya adalah hubungan antara Yang memanggil dan yang dipanggil. Tidak ada tujuan yang dapat dilihat. Mungkin dapat diartikan dengan berserah pada Yang memanggil dalam melakukan segala sesuatu. Tuhan yang merencanakan, bukan kita.

Dalam berkarier, kita butuh persyaratan tertentu. Jika kita dipilih menjadi pemimpin misalnya, kita sebaiknya memiliki setidaknya beberapa persyaratan untuk dapat menjadi seorang pemimpin -- pengalaman memimpin, jiwa pemimpin, dsb.. Lain halnya dengan panggilan, panggilan tidak membutuhkan persyaratan tertentu untuk melakukan sesuatu hal.

Musa mengalami kerancuan saat ia dipanggil untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Ia awalnya mengganggap panggilan itu sebagai karier. Ia ragu apa ia memenuhi syarat menjadi pemimpin. Namun bersyukur, ia akhirnya percaya pada Allah dan menjalani panggilannya itu bukan sebagai karier, namun benar-benar sebagai panggilan -- berserah penuh kepada Allah.

Dan luar biasa apa yang terjadi saat kita berserah penuh pada Allah. Itulah yang dialami Musa -- hal yang luar bisa dan nampaknya mustahil, yang tergambar dari tulisan singakat di bawah ini.

***

Musa dan bangsa Israel berada di tengah gurun, namun apa yang ia harus perbuat untuk mereka? Mereka harus diberi makan, dan memberi makan 2 atau 3 juta orang itu membutuhkan banyak sekali makanan.

Menurut seorang jendral militer, dikatakan bahwa Musa harus memiliki 1.500 ton makanan setiap harinya untuk memberi makan bangsa Israel.

Apakah Anda tahu bahwa untuk membawa makanan sebanyak itu setiap hari, dibutuhkan dua kereta barang, yang masing-masing panjangnya 1 mil! Selain itu, Anda juga harus ingat, mereka ada di tengah gurun, jadi mereka perlu kayu bakar untuk memasak. Untuk itu, dibutuhkan 4.000 ton kayu bakar dan beberapa kereta barang lagi, yang masing-masing panjangnya 1 mil, hanya untuk sehari. Dan coba pikirkan, mereka ada di gurun selama 40 tahun!

Mereka juga perlu air. Jika mereka hanya butuh air untuk minum dan kebutuhan cuci-mencuci, maka air yang dibutuhkan adalah 11 juta galon per hari. Dan kereta barang dengan tanki-tanki air yang panjangnya 1.800 mil dibutuhkan juga hanya untuk mengangkut air!

Selain itu, mereka juga harus menyeberangi Laut Merah yang luas. Jika mereka melalui jalur yang sempit, dalam dua baris, panjang setiap baris adalah 800 mil dan akan butuh waktu 35 hari siang dan malam untuk menyeberanginya. Jadi, harus ada ruang di Laut Merah yang lebarnya 3 mil sehingga mereka bisa berjalan dalam 5.000 barisan/berjajar 5.000 orang untuk menyeberanginya dalam 1 malam.

Setiap mereka berkemah untuk tidur, tanah seluas dua per tiga negara bagian Rhode Island akan diperlukan, atau sekitar 750 mil persegi ... bayangkan! Apakah Anda pikir Musa memikirkan hal itu saat ia meninggalkan Mesir? Saya rasa tidak! Musa percaya pada Tuhan. Tuhan yang menyediakan semuanya itu untuknya.

Kini apakah Anda masih berpikir Allah kesulitan memenuhi segala kebutuhan Anda?

Sumber : Jawaban.com


Gbu all...

Senin, 14 September 2015

MASA DALAM KEHIDUPAN

Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.... Janganlah membuang aku pada masa tuaku (Mazmur 71:6,9)

Ketika masih muda, kita tak sabar menunggu masa dewasa. Ketika sudah tua, kita merindukan kembali masa muda yang sudah berlalu. Sungguh ironis!

Allah ingin kita menerima setiap masa dalam hidup dengan sukacita. Berapa pun usia kita, Dia meminta kita berjalan menuju kehendak-Nya, dan menerima setiap pergumulan yang Dia izinkan terjadi seiring dengan kekuatan yang Dia sediakan.

Seorang wanita yang menghadapi cobaan karena bertambahnya usia bertanya kepada J. Robertson McQuilkin, seorang utusan Injil, "Mengapa Allah membiarkan kita menjadi tua dan lemah?" McQuilkin berpikir sejenak dan menjawab, "Saya pikir, Allah telah merancang bahwa kekuatan dan kecantikan orang muda bersifat jasmani. Namun, kekuatan dan kecantikan usia tua bersifat rohani. Lambat laun kita kehilangan kekuatan dan kecantikan yang sementara itu, sehingga dapat memusatkan perhatian pada kekuatan dan kecantikan yang kekal. Dengan demikian kita berhasrat meninggalkan bagian dari diri kita yang sementara dan memburuk, dan sungguh-sungguh merindukan rumah abadi kita. Jika kita tetap muda, kuat dan cantik, kita tidak akan pernah mau meninggalkannya."

Apakah Anda berada di musim semi kehidupan? Percayalah pada waktu Allah dalam mewujudkan impian Anda. Apakah Anda berada di musim panas atau musim gugur? Hadapilah tantangan yang Anda jumpai setiap hari. Dan bila Anda merasakan dinginnya musim dingin, berusahalah mengenal Allah dengan lebih baik. Kehadiran-Nya dapat menjadikan setiap masa dalam hidup Anda penuh dengan kekuatan dan kecantikan.

Only this hour is mine, Lord --
May it be used for Thee;
May every passing moment
Count for eternity. --Christiansen

PENYERAHAN DIRI KEPADA KRISTUS BUKANLAH PILIHAN SATU KALI MELAINKAN TANTANGAN SETIAP HARI
 
Gbu all...

Minggu, 13 September 2015

Allah Itu Baik

Berbagai masalah kita hadapi setiap hari, bukan? Kadang-kadang kita gembira, kadang-kadang kita cemas. Kegagalan sering membawa suasana suram, kecewa, yang tidak jarang disertai dengan air mata. Namun, sering pula kita alami bahwa kepahitan dapat menjadi dorongan untuk mencapai sukses. Dari kegagalan, orang belajar menimba hal-hal yang baik. Dan orang ini tidak canggung apabila kesulitan-kesulitan itu menerpa hidupnya.

George Frederick Handel mengalami ketika pada suatu saat kesehatan dan keuangannya berada pada titik rendah, ia bangkit dan melejit mencapai klimaks dari pengalaman kreatifnya. Ketika para pemberi pinjaman mengancam akan memenjarakannya, dan ia saat itu menderita lumpuh sebagian, ia lalu pergi mengasingkan diri dengan Allah dan ia bergumul dalam doa seperti belum pernah dialaminya sebelumnya.

Pada saat itu Tuhan menjawab kemelut hidupnya dan Tuhan memampukan dia untuk menulis oratorium terbesar yang berjudul Mesias. Gubahan itu keluar, mengalir dari penanya dan menjadi karya yang dikagumi sepanjang abad.

Menjadi orang Kristen tidak berarti bahwa kita akan dibawa melalui kehidupan yang penuh kemudahan. Hidup itu penuh dengan perjuangan. Berbagai rintangan dan kesulitan akan kita hadapi tatkala kita mengikut Kristus. Jika dasar iman kita lemah, maka kita akan mudah terombang-ambing. Kemampuan kita terbatas bukan? Tanpa pertolongan Tuhan, kita tidak akan mampu menghadapinya. Tuhan sering juga memakai kesulitan-kesulitan dalam hidup untuk meningkatkan iman kita. Melalui campur tangan Allah, kehilangan-kehilangan diubah-Nya menjadi berkat baik untuk kita, demikian juga bagi orang lain.

Betapa terhibur dan menguatkan ketika kita mengetahui bahwa dalam segala hal, bahkan dalam kesulitan kita, Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia (Roma 8:28). 


Gbu all...

Sabtu, 12 September 2015

Sang Gadis Penyendiri

Telanjang kaki dan kotor, si gadis hanya duduk dan mengamati orang-orang lewat. Ia tak pernah mencoba untuk berbicara, ia tak pernah mengatakan sepatah kata pun. Banyak orang berlalu, tetapi tak seorang pun berhenti. Begitulah terjadi, hari selanjutnya saya memutuskan untuk pergi kembali ke taman, di hari selanjutnya saya memutuskan untuk kembali ke taman, penasaran jika sang gadis kecil masih berada di situ. Tepat di tempat yang sama ketika ia berada di hari kemarin, ia duduk di tempat yang agak tinggi, dengan wajah termurung di matanya.

Hari ini saya melakukan gerakan pertama saya dan berjalan menghampiri si gadis kecil. Seperti yang kita semua tahu, sebuah taman penuh dengan orang asing yang adalah bukan tempat yang baik untuk anak kecil bermain sendiri. Sebagaimana saya mulai berjalan menghampiri dirinya, saya bisa melihat di balik pakaian si gadis kecil punggungnya memiliki kelainan. Saya merasa itulah alasan orang-orang hanya melewatinya saja dan tidak melakukan apapun untuk menolong. Sebagaimana saya mendekat, si gadis kecil memalingkan matanya untuk menghindari pandangan saya yang intens. Saya bisa melihat bentuk punggungnya lebih jelas. Bentuknya sangatlah bungkuk.

Saya tersenyum kepadanya agar ia tahu bahwa itu baik-baik saja, saya berada disitu untuk menolong, untuk berbicara dengannya. Saya duduk di sampingnya dan membuka percakapan dengan Hello yang sederhana. Si gadis kecil terlihat terkejut dan dengan gagap sebuah "hai" setelah menatap lama kedua mata saya. Saya tersenyum dan ia dengan malu-malu tersenyum kembali. Kami berbicara hingga hari menjadi gelap dan taman pun menjadi kosong melompong. Semua orang telah pergi dan kami pun akhirnya tinggal berdua saja.

Saya bertanya kepada si gadis kecil mengapa ia sangat begitu sedih. Si gadis kecil melihat kepada saya dan dengan wajah sedih berkata, "Karena saya berbeda."

Saya dengan cepat berkata, "Anda memanglah begitu!" dan tersenyum.

Si gadis kecil terlihat lebih kecil, ia berkata, "Ya, Anda pun tahu."

"Gadis kecil," ujar saya, "Anda mengingatkanku kepada seorang malaikat, manis dan lugu."

Ia menatap saya dan tersenyum, dengan pelan ia berdiri, dan berkata, "Benarkah?"

"Ya sayang, kamu seperti malaikat penjaga kecil yang dikirimkan untuk mengamat setiap orang yang berjalan berlalu."

Little AngelIa menganggukkan kepalanya "ya" dan tersenyum, dan dengan itu ia melebarkan kedua sayapnya dan berkata, "Memang. Sayalah malaikat penjaga Anda," dengan sebuah kerlipan dimatanya.

Saya tak bisa berkata apa-apa. Sudah pasti saya baru saja melihat hal yang ajaib. Katanya, "Anda telah berpikir bagi orang lain daripada diri Anda sendiri, tugas saya disini telah selesai."

Lalu saya pun langsung berdiri dan bertanya, "Tunggu, lalu mengapa tak seorang pun berhenti untuk menolong seorang malaikat?"

Ia menatap saya dan tersenyum, "Andalah satu-satunya yang dapat melihat saya, dan Anda mempercayai itu dalam hati Anda." Dan ia pun pergi.

Dan dengan itu hidup saya pun berubah dramatis. Maka, ketika Anda berpikir bahwa Anda hanya memiliki diri Anda sendiri, ingatlah, ada penghuni Surgawi yang selalu mengamati Anda. Anda tak sendiri. Ada hal besar yang tak terlihat, dan itu adalah hati setiap orang.
 
Gbu all...

Jumat, 11 September 2015

DIMANA DAMAI SEJAHTERA ITU?

“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah- Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pemah berhenti,” Yesaya 48:18.

Banyak orang berpikir damai sejahtera dapat diperoleh ketika ia memiliki harta melimpah, jabatan/kedudukan yang tinggi atau meraih kesuksesan tertentu dalam hidup ini, sehingga mereka berusaha sedemikian rupa agar harapan untuk merasakan damai sejahtera itu benar-benar terwujud. Mereka berpikir asal punya uang yang cukup, apa saja yang diinginkan pasti akan terlaksana, lalu mereka pergi menghibur diri ke tempat-tempat hiburan malam, hang out sampai pagi. Keinginannya hanya satu yaitu supaya hati terhibur dan stres hilang. Mungkin saja di tempat itu mereka bisa tertawa lepas sepanjang malam, tapi bukan berarti mendapatkan damai sejahtera sejati. Itulah damai sejahtera sesaat yang ditawarkan dunia, di mana banyak orang Kristen terjerat di dalamnya.

Di manakah kita bisa menemukan damai sejahtera sejati itu? Tidak ada yang lain, selain hanya dalam cinta kasih Kristus. Dunia boleh menjanjikan apa pun, tapi semuanya itu hanya sesaat dan berujung kepada kebinasaan kekal. Bila saat ini kita sudah mulai kehilangan damai sejahtera dan merasakan kehampaan hidup, itu tandanya kita sedang jauh dari Sang Sumber damai itu. Kunci utama agar kita menikmati damai sejahtera adalah selalu tinggal dalam hadirat Tuhan dan hidup dalam ketaatan. Ketika kita membangun keintiman dengan Tuhan serta menyediakan waktu untuk merenungkan firman-Nya siang dan malam, maka kasih-Nya akan selalu mengalir memenuhi hati kita. Firman Tuhan sarat dengan perintah, namun juga janji, dan janji Tuhan itu: “Ya dan Amin!” Setiap perintah dari Tuhan bukanlah suatu beban yang mengekang hidup kita.

Pilihan tetap ada pada kita. Dia memberikan kehendak bebas (free will) kepada kita untuk memilih. Memang bukanlah pekerjaan yang mudah untuk menjadi seorang yang taat, karena daging kita akan terasa sakit. “...roh memang penurut, tetapi daging Iemah.” (Matius 26:41). Namun damai sejahtera-Nya tersedia bagi orang-orang yang setia dan taat kepada-Nya.

Firman-Nya dengan tegas menyatakan bahwa “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” Yesaya 48:22 


Gbu all...

Kamis, 10 September 2015

KENDALI TERHADAP TV

Efesus 4:17-5:7

Pernahkah Anda merasa bahwa masyarakat sedang mengalami kebingungan yang tak terkendali? Kadang-kadang saya merasa demikian saat membaca tentang apa saja yang disajikan lewat televisi. Saya katakan "membaca" karena saya tidak mau menonton semua acara yang diputar di televisi.

Sebagai contoh, acara wawancara ringan (talk show) di televisi telah merosot begitu dalam sehingga pemandu acaranya menggiring anak-anak remaja tanpa malu-malu berbicara tentang perilaku seksual mereka yang berani. Dan program-program komedi unggulan yang pada masa lampau tidak mempertontonkan sedikit pun hal-hal yang tak senonoh, kini penuh dengan sindiran tentang seks dan perbuatan-perbuatan amoral."

Sebuah kelompok yang dikenal dengan nama Media Research Center (Pusat Penelitian Media) memantau apa yang disebut "jam keluarga" dan menyimpulkan: "Berkurangnya penghormatan terhadap otoritas orangtua dan nilai-nilai tradisional pada jam keluarga memang meresahkan, tetapi kemerosotan standar paling jelas terlihat pada dua hal: bahasa dan muatan tentang seks."

Kita mungkin tidak dapat berbuat banyak terhadap program-program di televisi dan menghilangkannya, tetapi kita dapat melakukan sesuatu terhadap diri kita sendiri. Kita dapat melihat kembali kebiasaan menonton kita. Kita dapat mengevaluasi apakah kita sudah tidak peka lagi atas apa yang kita lihat dan dengar. Kita dapat mengizinkan Firman Allah, bukan dunia, yang mengendalikan apa yang kita lihat (Efesus 4:17). Itulah cara terbaik untuk memperoleh kendali terhadap televisi [JDB]

As the flickering light shines its message each day,
Does it brighten your path or lead you astray?
Have you left any time for the Light of your soul?
Or has your TV taken too much control? --JDB

ALKITAB ADALAH PANDUAN TELEVISI YANG TERBAIK
 
Gbu all..

Rabu, 09 September 2015

Kearifan Emas

Seorang pemuda mendatangi Zun-Nun dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat diperlukan, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain?"

Sang guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya lalu berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi terlebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu. "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."

"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zun-Nun sambil tetap tersenyum arif berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu bergegas pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya ‘para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar' yang menilai demikian. Namun tidak bagi ‘pedagang emas'."

"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses, wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas."
 
Gbu all....

Selasa, 08 September 2015

Mencintaimu Segenap Jiwa dan Ragaku

Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun yang bernama Luke. Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke bukanlah seorang pemain yang hebat. Pada setiap pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir di setiap pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat memukul bola maupun tidak.

Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya saat masih kuliah. Kehidupan mereka berdua setelah pernikahan berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun. Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu yang biasa dilakukannya pada malam hari.

"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti dia". "Kau tidak perlu meyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari penggantinya."

Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian. Ibunya pindah untuk tinggal bersamanya. Bersama-sama, mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah yang dihadapi anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan selalu bersikap optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga selalu berusaha menjadi seorang ayah bagi Luke.

Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu, Sherri selalu datang dan bersorak-sorai untuk memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang diri. "Pelatih", panggilnya. "Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang? Ini sangat penting bagiku. Aku mohon?"

Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke. Luke masih kurang dapat bekerja sama antar pemain. Namun dalam pertandingan sebelumnya, Luke berhasil memukul bola dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah datangnya bola. Pelatih kagum tentang kesabaran dan sportivitas Luke, dan Luke tampak berlatih ekstra keras dalam beberapa hari ini.

"Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian ditariknya topi merah Luke. "Kamu dapat bermain hari ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu." Hati Luke bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain. Sore itu, ia bermain dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil melakukan home run dan mencetak dua single. Ia pun berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga membuat timnya berhasil memenangkan pertandingan.

Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum pernah melihat Luke bermain sebaik itu. Setelah pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir lapangan. "Pertandingan yang sangat mengagumkan," katanya kepada Luke. "Aku tidak pernah melihatmu bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang membuatmu jadi begini?"

Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air mata kebahagiaan. Luke menangis tersedu-sedu. Sambil sesenggukan ia berkata, "Pelatih, ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Ibuku sangat sedih. Ia buta dan tidak dapat berjalan dengan baik akibat kecelakaan itu. Minggu lalu... Ibuku meninggal." Luke kembali menangis.

Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan terbata-bata, "Hari ini... hari ini adalah pertama kalinya kedua orangtuaku dari surga datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan mereka...". Luke kembali menangis terisak-isak.

Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat dengan mengizinkan Luke bermain sebagai pemain utama hari ini. Sang pelatih yang berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menenangkan Luke yang masih menangis. Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan perasaannya sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang pelatih, tetapi sebagai seorang anak.

Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke. Ia sadar bahwa dalam hal ini, ia belajar banyak dari Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orangtuanya, walaupun ayah dan ibunya sudah pergi selamanya. Luke baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu mencintainya.

Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, membahagiakan mereka, membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka. Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal seumur hidupnya.

Hikmah yang dapat kita renungkan dari kisah Luke yang HANYA berusia 7 TAHUN :

Mulai detik ini, lakukanlah yang terbaik untuk membahagiakan ayah dan ibu kita. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk ayah dan ibu, dengan mengisi hari-hari mereka dengan kebahagiaan. Sisihkan lebih banyak waktu untuk mereka. Raihlah prestasi dan hadapi tantangan seberat apapun, melalui cara-cara yang jujur untuk membuat mereka bangga dengan kita. Bukannya melakukan perbuatan-perbuatan tak terpuji yang membuat mereka malu.

Kepedulian kita pada mereka adalah salah satu kebahagiaan mereka yang terbesar. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk membahagiakan ayah dan ibunya. Bagaimana dengan Anda?

Sumber: Gifts From The Heart for Women - Karen Kingsbury 


Gbu all...

Senin, 07 September 2015

HANYA TUHAN SUMBER KEBAHAGIAAN

“Orang itu sendiri (yang takut akan Tuhan) akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.” Mazmur 25:13

Tidak ada kebahagiaan sejati di dunia ini. Kebahagiaan yang ditawarkan dunia adalab semu. Orang dunia seringkali mengukur kebahagiaan dan banyak sedikitnya uang yang dimiliki atau harta yang melirnpah, jabatan/kedudukan dan juga popularitas. Kenyataannya, semua itu tidak menjamin seseorang memperoleh kebahagiaan. Bukankah sering kita baca di koran banyak public figure (artis, pejabat) yang kedapatan frustrasi, mencoba bunuh diri, Iari kepada narkoba atau pergaulan bebas karena merasakan kehampaan dalam hidupnya? Padahal, materi dan popularitas sudah mereka dapatkan. Ingatlah bahwa sumber kebahagiaan itu adalah Tuhan! Dan dosalah yang menjadi penyebab utama manusia kehilangan kebahagiaan. Oleb karena dosa/pelanggaran, manusia pertama diusir dari taman Eden sehingga manusia kehilangan kebahagiaan. Akibatnya, berbagai upaya dilakukan manusia agar mendapatkan kebahagiaan itu kembali, meskipun cara yang ditempuhnya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Semakin manusia berusaha dengan kekuatannya sendiri, semakin mereka terjebak dalam tipu muslihat Iblis yang acapkali menawarkan kebahagiaan semu. Dunia dengan segala gemerlapnya menjadi umpan empuk bagi orang-orang yang haus akan kebahagiaan. Banyak orang terlena dan malah semakin jauh dari Sumber Kebahagiaan yang sesungguhnya. Pemazmur berkata, “Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi!” (ayat 12-13).

Jadi, siapa pun yang ingin berbahagia dalam hidupnya harus memiliki hati yang takut akan Tuhan dengan melakukan firman-Nya, sebab firman-Nya adalah kebenaran yang akan menuntun dan membawa kita mendapatkan kebahagiaan. Dan apabila kita mengutamakan Tuhan, mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambah-tambahkan dalam hidup kita (baca Matius 6:33).

Kebahagiaan hanyalah milik orang-orang yang takut akan Tuhan, “....yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam “ (Baca Mazmur 1:2).


Gbu all...

Minggu, 06 September 2015

Kupu Kupu

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul dari kepompong. Orang itu duduk dan mengamati selama beberapa jam bagaimana si kupu-kupu berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Ternyata, Kupu-kupu itu mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, dan sayapnya mengkerut.

Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yg mungkin akan berkembang dalam waktu. Ternyata Semuanya tak pernah terjadi. kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Kebaikan dan ketergesaan orang tersebut merupakan akibat dari ketidak mengertiannya bahwa kepompong yg menghambat, dan perjuangan yg dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu berpindah ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga sayapnya menjadi kuat, dan siap terbang begitu memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang pejuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.

Saya memohon Kekuatan ..... Dan Tuhan memberi saya Kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat
Saya memohon Kebijakan ... Dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon Kemakmuran .... Dan Tuhan memberi saya Otak dan Tenaga untuk bekerja.
Saya memohon Keteguhan hati ... Dan Tuhan memberi saya Bahaya untuk diatasi.
Saya memohon Cinta dan Kasih sayang.... Dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon Kemurahan/kebaikan hati.... Dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan dan tantangan untuk diatasi.
Saya tidak memperoleh yg saya inginkan....... Tetapi ... Saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.
 
Gbu all...

Sabtu, 05 September 2015

Lari! Jangan Diam

Bacaan hari ini: Kejadian 39:1-12
Ayat mas hari ini: Kejadian 39:12
Bacaan Alkitab Setahun: 1Tawarikh 17-19

Suatu kali ada seorang pemuda yang bertanya demikian, “Apa yang harus saya lakukan jika suatu hari saya jalan-jalan di pantai lalu melihat seorang wanita dengan pakaian ala kadarnya? Kan pada saat itu saya tidak
sengaja melihatnya.” Jawabannya bukan pura-pura tidak melihat, menutup mata, atau mengalihkan pandangan ke arah yang lain, tetapi “LARILAH”. Pergilah dari tempat itu jangan berdiam diri. Mengapa? Karena kita harus menyadari kelemahan kita untuk jatuh dalam dosa.

Apa yang dilakukan oleh Yusuf sangatlah tepat. Ketika godaan datang, ia tidak cuma “pura-pura tidak melihat”, tetapi benar-benar lari ke luar. Padahal saat itu sangatlah mudah bagi Yusuf untuk berbuat dosa sekaligus menutupinya. Pertama, dalam rumah Potifar pada saat itu sepi, tidak ada siapa-siapa. Kedua, Yusuf memiliki kuasa yang sangat besar untuk menutup mulut semua pegawainya agar tak memberitahukan perselingkuhannya kepada Potifar. Yusuf adalah seorang kepala rumah tangga yang mana semua pegawai di rumah itu harus tunduk kepada perintahnya, terlebih jikalau istri potifar terlibat disana. Jadi, secara posisi Yusuf berada di posisi yang aman untuk berbuat dosa. Akan tetapi, Yusuf tak melakukannya, dan ia tidak diam di tempat, tetapi ia lari meninggalkan godaan tersebut.

Dalam hidup ini, jangalah sekali-kali merasa kuat terhadap godaan. Seperti Tuhan Yesus juga pernah mengingatkan, “roh memang penurut tetapi daging lemah” (Matius 26:41). Intinya jangan “bermain-main” dengan godaan, sebab akan ada satu titik di mana kita malah akan terseret. Jangan! Larilah menjauh.
JIKALAU ADA SINGA DI DEPAN JALAN, KENAPA TIDAK MENCARI JALAN LAIN UNTUK MENGHINDARINYA


Gbu all...

Jumat, 04 September 2015

Hidup adalah Perjuangan

Oleh: Ev. Manati I Zega

Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. (Yohanes 5:4).

Salah satu tema yang tidak pernah berhenti dibicarakan semasa manusia hidup adalah tentang hidup itu sendiri. Karena itu, setiap orang harus mengerti makna dari kehidupan tersebut agar pemahamannya tentang hidup tidaklah terlalu sekuler. Sebab, dalam dunia ini terlalu banyak filosfi hidup yang dibangun tidak berdasarkan firman Tuhan. Sebut saja, filosofi yang mengatakan masa kecil ditimang-timang, masa muda foya-foya, masa tua kaya raya dan mati masuk surga.

Dalam bacaan firman Tuhan ini, Alkitab memberi perspektif yang berbeda tentang makna dari sebuah kehidupan. Di Yerusalem, dekat pintu gerbang domba ada sebuah kolam yang namanya Betesda. Dan, Betesda itu memiliki lima serambi. Di serambi-serambi itu, berbaring sejumlah besar orang sakit, orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh. Di sana mereka menantikan goncangan air kolam tersebut. Alkitab berkata, Allah membuat aturan main yang luar biasa dan akal manusia yang terbatas sulit memahaminya. Aturan itu adalah barang siapa terdahulu masuk di dalamnya, itulah yang mendapatkan kesembuhan. Aturan ini membuat kita bertanya, kalau hal itu diberlakukan bagi orang sehat tidak masalah. Tapi, hal ini diberlakukan bagi orang-orang sakit suatu hal yang sukar dipahami. Namun itulah aturan mainnya.

Satu prinsip yang sangat menonjol kita lihat di sini bahwa hidup itu sebuah perjuangan. Manusia harus berjuang sedemikian rupa agar memperoleh berkat yang sudah disediakan-Nya, yakni kesembuhan. Jika hanya berdiam diri dan tidak pernah mencoba bertarung, maka seumur hidup tidak pernah menyaksikan dan mengalami pertolongan Tuhan. Sakit, bukanlah alasan untuk berdiam diri. Keterbatasan bukan pula alasan untuk berkata inilah nasib saya. Tuhan mau, kita berjuang dari keterbatasan yang ada, agar kuasa-Nya makin nyata bagi kita. Inilah prinsip firman Tuhan.

“Walau terbatas, tetaplah berjuang agar kuasa-Nya menjadi nyata”. 


Gbu all...

Kamis, 03 September 2015

Saat Bertemu

Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, aruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, Ingat untuk bersyukur padanya. Karena ialah yang mengubah hidupmu.

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih. Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau benci, Sapalah dengan tersenyum. Karena ia membuatmu semakin teguh/kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, Baik-baiklah berbincanglah dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, Berkatilah dia. Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu.

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup, Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu. Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati
 
Gbu all..

Rabu, 02 September 2015

15 Pertanyaan Yang Tidak Akan Ditanyakan Tuhan

1. Allah tidak akan bertanya jenis mobil apa yang kendarai Anda, tapi akan bertanya berapa banyak orang yang tidak memiliki kendaraan yang Anda bawa dengan kendaraan Anda.

2. Allah tidak akan bertanya seberapa lebar rumah Anda, tapi akan bertanya berapa banyak orang Anda sambut dirumah Anda.

3. Allah tidak akan bertanya tentang baju bagus di lemari Anda, tapi akan bertanya berapa banyak pakaian yang Anda bagi untuk membantu mereka yang memerlukan pakaian.

4. Allah tidak akan bertanya tentang status sosial, tapi akan menanyakan apakah kehidupan Anda menceritakan siapa Tuhan Anda.

5. Allah tidak akan bertanya berapa banyak harta yang Anda miliki, akan tetapi Tuhan bertanya apakah harta itu mengedalikan hidup Anda.

6. Allah tidak akan menanyakan apakah gaji Anda tinggi, tapi akan bertanya apakah anda kompromikan karakter Anda untuk mendapatkan gaji tinggi.

7. Allah tidak akan menanyakan berapa banyak Anda bekerja lembur, tapi Dia akan bertanya apakah Anda bekerja lembur untuk keluarga dan orang-orang terkasih atau karena workoholik.

8. Allah tidak akan menanyakan berapa banyak promosi yang Anda diterima, tapi akan bertanya apakah cara Anda mendapat promosi menjadi kesaksian bagi orang lain.

9. Allah tidak akan bertanya apa apa jabatan Anda dalam pekerjaan, tapi akan bertanya apakah anda mengerjakan pekerjaan Anda dengan kemampuan terbaik Anda.

10. Allah tidak akan menanyakan apa yang anda lakukan untuk membantu diri sendiri, tapi akan menanyakan apa yang anda lakukan untuk membantu orang lain.

11. Allah tidak akan menanyakan berapa banyak teman yang Anda miliki, tapi Dia akan bertanya Anda menjadi teman sejati bagi berapa banyak orang.

12. Allah tidak akan menanyakan apa yang anda lakukan untuk melindungi hak Anda, tapi akan menanyakan apa yang anda lakukan untuk melindungi hak-hak orang lain.

13. Allah tidak akan menanyakan dilingkungan seperti apa Anda tinggal, tapi Dia akan bertanya bagaimana Anda memperlakukan tetangga di lingkungan Anda tinggal.

14. Allah tidak akan menanyakan warna kulit Anda, tapi akan bertanya tentang karakter Anda.

15. Allah tidak akan bertanya berapa kali apa yang Anda kerjakan sesuai dengan apa yang Anda katakan, tapi akan bertanya berapa kali perbuatan Anda yang tidak sesuai dengan perkataan Anda.
Gbu all...