Jumat, 31 Juli 2015

Anda lah Yang Menentukan

Kejadian 27:39-40 - Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: "Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas. Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu." Kejadian 29:20 - Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Yosua 14:13 - Lalu Yosua memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya. Yosua 15:14 - Dan Kaleb menghalau dari sana ketiga orang Enak, yakni Sesai, Ahiman dan Talmai, anak-anak Enak.

Dalam Ensiklopedi Umum dijelaskan bahwa fatalisme adalah sebuah ajaran atau sebuah paham yang percaya bahwa semua keadaan atau perbuatan seseorang sudah dipastikan lebih dahulu oleh nasib (fatum). Manusia tidak dapat atau tidak akan berhasil mengubah jalannya keadaan atau perbuatannya, walaupun ia atau orang lain berusaha kearah itu. Sisi positif dari paham ini adalah membuat orang tidak ngotot dan tidak serakah dalam memperjuangkan sesuatu dan menjadikannya ”nrimo” dengan apa yang diperolehnya. Tetapi, sisi negatifnya yang sangat fatal adalah tidak ada usaha untuk mengubah keadaan dirinya atau tidak ada usaha untuk lebih maju karena semua dipandang sudah ”ditentukan”.

Berbeda dengan para penganut fatalisme, Martha Tilaar, seorang pendiri sekaligus CEO Martha Tilaar Group berpendapat bahwa nasib atau perjalanan hidup seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri. Seandainya, Martha Tilaar menyerah pada nasib, maka ia akan tetap menjadi guru, walaupun guru juga profesi yang mulia. Tetapi Martha Tilaar ingin lebih dari itu. Sekarang, siapa yang tidak kenal Sariayu Martha Tilaar. Sejalan dengan Martha Tilaar, bertahun-tahun sebelumnya, Miguel de Unamuno, seorang penulis dari Spanyol yang hidup tahun 1864-1936, berkata, ”Roda kehidupan tidak mudah ditebak. Jika kita percaya padanya tanpa sedikit pun keraguan, sama saja dengan bunuh diri.” Tentu yang dimaksud oleh Miguel de Unamuno adalah supaya kita menjadi semakin siap dalam mengarungi kehidupan ini, tidak hanya menyerah pada ”perputaran roda” tersebut.

Pendapat Martha Tilaar dan Miguel de Unamuno sebenarnya sudah lebih dahulu dikatakan oleh seorang tokoh dalam Alkitab, yaitu Ishak. Dikatakan, Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu." (Kej. 27:40). Sejarah tokoh-tokoh dalam Alkitab yang lainpun dipenuhi dengan usaha keras, sebut saja Yakub, yang untuk mendapatkan Rahel ia harus bekerja keras selama 14 tahun kepada Laban. Lalu Kaleb, ”orang tua” yang tetap berjuang untuk mendapatkan tanah pusaka (Yos 14:13; 15:14). Dan akan sangat banyak jika disebutkan satu persatu dari mereka yang mau berusaha untuk mendapat yang terbaik dalam hidupnya dan tidak begitu saja menyerah pada nasib.

Mungkin saat ini Anda mengalami nasib yang kurang menguntungkan, Anda orang yang tidak berharta banyak, Anda tergolong pas-pasan dalam kepandaian atau termasuk ”rakyat jelata” yang tersingkirkan dalam persaingan kehidupan ini. Yakinilah, jika Anda berusaha sungguh-sungguh, maka Anda akan melemparkan kuk itu dari tengkuk Anda. Tetapi, jangan lupa bahwa Tuhanlah yang memberikan kekuatan bagi Anda untuk berusaha, oleh sebab itu tetaplah mengandalkan Tuhan dalam setiap usaha Anda.

DOA:
Bapa, mampukan aku untuk terus berusaha mengubah kehidupanku menjadi lebih baik lagi. Dalam nama Tuhan Yesus aku memohon. Amin.
 
Gbu all....

Kamis, 30 Juli 2015

MEMPERKATAKAN FIRMAN DENGAN IMAN

“Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.” Ulangan 30:14.

Kita mengungkapkan pikiran, perasaan dan gagasan melalui perkataan atau bahasa. Perkataan kita akan membentuk hidup kita, karena hal itu mempengaruhi jalan pikiran, pola hidup dan tindak-tanduk kita. Firman Tuhan merupakan dasar bahasa iman yang dapat membangun kehidupan rohani kita. Bila rohani kita kuat berakar dalam Kristus, kita dapat dengan yakin merasakan kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita; dan dimana kuasa Tuhan bekerja, di situ pasti ada berkat dan mujizat.

Alkitab menasihati, “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu,…” (Kolose 2:7). Dikatakan bahwa firman Tuhan tidak jauh dari jangkauan kita, melainkan sangat dekat yaitu di dalam mulut dan di dalam hati kita. Jadi kita harus menggunakan perkataan Tuhan atau memperkatakan firmanNya setiap kali sesuai dengan apa yang kita butuhkan agar berkat, kasih serta mujizatNya dilimpahkan atas kita. Dikatakan pula bahwa firman itu sangat dekat di dalam hati, artinya harus ada iman di dalam hati sewaktu kita memperkatakan firman itu.

Adalah sia-sia sekalipun kita memperkatakan firmanNya seribu kali sehari jika hati kita tidak yakin dan tidak ada iman; semuanya hanya merupakan rentetan kalimat yang kosong, tidak ada kuasa Tuhan bekerja. Firman Tuhan jangan hanya digunakan waktu kita dalam masalah saja, tetapi di segala keadaan. Adalah Daud, yang selalu menggunakan bahasa iman meski keadaan normal: “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1). Daud mengakui Tuhan adalah gembalanya yang sanggup mencukupkan segala yang ia perlukan. Daud bersyukur dan memuji Tuhan atas berkat-berkatNya yang melimpah. Daud memakai bahasa iman: mengijinkan kemuliaan dan berkat Tuhan mengalir terus dalam hidupnya. Perkataan firmanNya dengan iman setiap saat dan jangan beri kesempatan kuasa jahat membisikkan hal-hal negatif di telinga kita.

“Awasi mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku!” (Mazmur 141:3) supaya firmanMu saja yang kuucapkan!


Gbu all...

Rabu, 29 Juli 2015

ROH KUDUS SELALU MENGINGATKAN

“Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.” Mazmur 19:13

Adakalanya perjalanan hidup kita ini ibarat sebuah kendaraan. Beberapa waktu yang lalu tim Air Hidup melakukan pelayanan ke luar kota. Kendaraan kami berada tepat di belakang sebuah truk besar yang sarat muatan. Truk itu seolah-olah melaju tanpa ada gangguan sedikit pun. Kemudian perjalanan kami harus melewati jalan yang tidak rata, naik turun, berbatu-batu serta jalannya penuh dengan lubang-lubang yang besar. Kendaraan kami masih berada tepat di belakang truk besar itu. Tiba-tiba truk itu berhenti sambil mengeluarkan suatu bunyi yang sangat keras. Ada pun posisi truk dalam keadaan miring. Si pengemudi segera turun dan memeriksanya. Ternyata as truk itu patah. As yang telah retak sejak semula sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan dan truk tetap dapat berjalan melalui jalan yang mulus. Tetapi ketika harus melewati jalan yang kasar serta berbatu, as itu tidak tahan lagi dan akhirnya patah.

Tak ubahnya kehidupan kita. Beberapa dosa dan kelemahan mungkin secara rapi dapat kita sembunyikan dari sorotan mata orang lain. Selama tidak mengalami gelombang dan badai, selama tak ada beban dan masalah, kehidupan kita tampaknya begitu teguh dan tak terpatahkan. Tetapi secepat godaan itu datang dan kebiasaan untuk berbuat dosa belum kita bereskan, secepat itu pula kita akan jatuh. Batu-batu sandungan mungkin secara tiba-tiba menjerumuskan kita dalam waktu yang singkat sehubungan ketidaktaatan yang sering terjadi dalam diri kita. Apapun penyebabnya, ‘cacat’ yang kita sembunyikan pada saatnya akan tersingkap, cepat atau lambat. Hanya ada satu cara mencegahnya yaitu menyerahkan diri sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus.

Melalui pembacaan firman Tuhan setiap hari dan bersekutu denganNya Roh Kudus akan menegur kita akan segala sesuatu yang tidak beres. Kalau kita berani membuka hati tanpa segala selubung dan mengundang Roh Kudus menyelidiki hidup kita, Dia akan mengingatkan kita selalu.

Beranikah kita berdoa seperti Daud ini? “Selidiki aku, ya Allah, dan kenalilah hatiku, ujilah aku dan kenalilah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” Mazmur 139:23-24.
 
Gbu all....

Selasa, 28 Juli 2015

Mengapa Keluar Dari Masalah?

16:24. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid- Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Secara manusiawi setiap kita akan berusaha menghindarkan diri dari masalah, baik masalah ekonomi, sakit-penyakit, rumah tangga yang berantakan, dan sebagainya melalui usaha dan kerja keras yang bertanggung jawab. Namun apakah usaha itu ditujukan untuk menikmati damai kita sendiri dan bukannya untuk TUHAN? Banyak orang berkata, “Kami mau hidup damai-damai saja, pokoknya cari aman.” Pernyataan ini pasti berarti menginginkan suatu kehidupan yang tidak bermasalah. Segalanya berjalan lancar, sehingga kita bisa menikmati apa yang disangkakan sebagai kebahagiaan. Dalam hal ini, bahkan seseorang ber-TUHAN pun hanya dalam rangka menghindarkan diri dari masalah.

Kalau kita menghindarkan diri dari masalah hanya untuk menikmati kebahagiaan bagi kita sendiri atau hanya untuk keluarga, orang dekat dan bukannya untuk TUHAN, maka kita menjadi orang yang egois. Kita tidak dapat membagi diri kita dengan orang lain. Maka sebenarnya kita tidak melayani TUHAN, bahkan sebaliknya kita memanfaatkan TUHAN untuk kesenangan kita sendiri. Inilah yang TUHAN Yesus jelaskan sebagai orang yang “menyelamatkan nyawanya” (ay. 25). TUHAN Yesus tegas mengatakan bahwa orang seperti ini akan kehilangan nyawanya.

Orang yang mencari kebahagiaan bagi dirinya sendiri tidak mungkin mengabdi kepada TUHAN. Baginya, TUHAN pun diharapkan dapat mengabdi kepadanya. Kalaupun ia mengambil bagian dalam pelayanan sosial atau kegiatan gereja, sebetulnya itu bukan karena dorongan kasih kepada TUHAN, tetapi usaha “menyuap” TUHAN agar hidupnya diberkati atau setidaknya agar terhindar dari api neraka. Pelayanan seperti ini tidak akan berkualitas, sebab yang diserahkannya kepada TUHAN bukan segalanya, melainkan sekadar “remah-remah” dalam rangka investasi, agar TUHAN memberikan lebih banyak berkat jasmani kepadanya. Orang-orang seperti ini bergereja tetapi tidak ber-TUHAN, tampak ber-TUHAN padahal tidak rohani.

Kita harus selalu menguji, apakah kita berusaha untuk menghindar dari masalah semata, atau sudahkah kita menyadari bahwa bila ingin efektif bagi TUHAN, kita harus tidak bermasalah. Jika hidup kita tidak bermasalah, kita dapat melayani TUHAN tanpa gangguan. Ini semua adalah pelayanan bagi TUHAN secara tidak langsung. Seharusnya kita ber-TUHAN bukan dalam rangka menghindarkan diri dari masalah, tetapi karena TUHAN adalah satu-satunya ALLAH yang benar, yang dikenal dalam pribadi Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Kita menikmati damai sejahtera dari diri-NYA sendiri, dan bukan mencari berkat atau pertolongan- NYA semata.
 
Gbu all...

Senin, 27 Juli 2015

Menyerahkan Kendali

Mazmur 48:15
“Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 11; Matius 11; 2 Tawarikh 22

Diceritakan ada seorang gadis kecil yang ayahnya berprofesi sebagai seorang pilot pesawat. Ketika mereka melintasi lautan Atlantik tiba-tiba datanglah badai. Mengetahui cuaca sekitar begitu buruk, awak pesawat pun membangunkan gadis kecil itu dan menyuruhnya mengenakan sabuk pengaman. Gadis kecil tersebut akhirnya terbangun dan membuka matanya. Saat ia melihat kilatan petir di sekeliling pesawat, bertanyalah ia kepada awak kapal yang membangunkannya, “Apakah Ayah memegang kendali?’ Awak pesawat menjawab, “Ya, ayahmu ada di ruang kokpit.” Begitu mendengar jawaban tersebut, gadis kecil itu tersenyum, menutup matanya, dan kembali tidur.

Allah memegang kendali atas hidup kita, namun Dia memberi kita kebebasan untuk menjadi pilot atas diri kita sendiri seperti yang kita inginkan. Masalahnya sekarang adalah waktu kita memegang kendali atas diri kita sendiri, kita sering menabrak sesuatu, seperti halnya seorang pilot yang belum diajarkan cara menerbang, tetapi diberi tanggung jawab memegang kendali pesawat terbang.

Allah mengenal kita. Dia mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan kita, dan Dia tahu apa yang terbaik untuk kita. Jika kita bersedia menyerahkan kendali hidup kita kepada-Nya, Dia akan membawa kita ke tempat yang telah dijanjikan-Nya dengan keadaan selamat.

Anda akan merasakan ketenangan di dalam dunia ini bila Tuhan Yesus lah yang menjadi pengendali kehidupan Anda.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
 
Gbu all...

Minggu, 26 Juli 2015

Jangan pernah lupakan ini!

Ulangan 31:8
“”Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30; Kolose 3; 2 Tawarikh 16-17

Suatu kali, kira-kira beberapa tahun yang lalu, Billy Graham mengalami masa-masa yang gelap dalam hidupnya. Meskipun ia telah berdoa kepada Tuhan mengenai apa yang ia alami, namun ia merasa langit seperti menjadi tembaga baginya. Tuhan seolah-olah telah menghilang dari hidupnya dan ia sendirian bersama pencobaan dan bebannya.

Billy Graham akhirnya menulis surat pada ibunya mengenai pengalamannya itu. Beberapa hari kemudian, ia pun mendapat surat balasan dari ibunya yang isinya sebagai berikut: “Nak, ada saatnya ketika Allah menarik diri-Nya untuk menguji imanmu. Dia ingin kau mempercayai Dia dalam kegelapan. Sekarang, raihlah dengan iman melewati kabut dan kau akan menemukan bahwa tangan-Nya ada di sana.”

Selesai membaca surat dari ibunya tersebut, tiba-tiba air mata keluar dari mata Billy Graham. Sambil berlutut di sisi tempat tidur, ia pun mulai menangis dan hadirat Allah yang melimpah dengan sekejap ia rasakan. Hari itu sungguh menjadi hari yang tidak pernah ia lupakan hingga saat ini.

Entah kita merasakan atau tidak merasakan hadirat Allah di saat jalan kita gelap, namun tetap berimanlah bahwa Dia ada disana. Jangan ragukan firman-Nya yang berkata, “Aku tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” karena memang itulah kebenaran yang sesungguhnya.

Allah selalu ada bersama Anda dan dalam keadaan apapun Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda seorang diri.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
 
Gbu all...

Sabtu, 25 Juli 2015

KETIKA KEADAAN MENJADI BURUK

Karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil

(Kejadian 39:23)
Pernahkah Anda mengalami bahwa saat Anda melakukan sesuatu yang benar, keadaan justru menjadi buruk? Apakah itu menunjukkan bahwa Anda adalah orang jahat? Adakah itu berarti Allah menolak Anda?

Mungkin Yusuf juga memiliki pertanyaan serupa di sepanjang peristiwa yang tercatat dalam Kejadian 39. Masalahnya bermula tatkala ia dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya. Sejak itu, meski ia telah berlaku sangat baik, namun masalah terus menguntitnya. Sebagai contoh, walaupun Yusuf menjaga integritasnya, namun ia dituduh melakukan kejahatan serius terhadap istri Potifar, majikannya.

Potifar menanggapi hal itu dengan menjebloskan Yusuf ke dalam penjara. Yusuf, seorang yang baik, jujur, percaya pada Allah, merana dalam penjara Mesir. Mengapa Allah tidak melepaskannya? Mengapa kebenaran itu tidak terusut? Bukankah keadaan benar-benar tampak tidak adil?

Selama beberapa waktu tak terjadi sesuatu pun pada diri Yusuf. Namun, yang penting di sini adalah, "TUHAN menyertai Yusuf" (39:21). Allah sedang menjalankan rencana-Nya, dan untuk sementara waktu Yusuf harus tinggal di penjara orang Mesir. Apa yang tampaknya buruk, sesungguhnya baik, karena itu adalah bagian dari rencana Allah yang sempurna.

Adakah hal-hal yang Anda rasa tidak berjalan dengan semestinya? Pastikan bahwa Anda sedang melakukan apa yang benar. Taatilah Allah dan tetaplah berada di dekat-Nya. Kemudian, berdiam dirilah dan perhatikan bagaimana Dia mengerjakan rencana-Nya yang sempurna!

KESUKARAN SERINGKALI MERUPAKAN BERKAT YANG TERSELUBUNG.Kejadian 39:7-23.


Gbu all...

Jumat, 24 Juli 2015

Doa Itu Kebutuhan

Suatu waktu di gereja, seorang pendeta bertanya kepada satu keluarga, “Apakah kalian melakukan doa bersama?” “Maaf, Pak pendeta,” jawab kepala keluarga itu, “ kami tidak punya waktu untuk itu.” Pendeta itu berkata, ”Seandainya kamu tahu salah seorang anakmu akan sakit, apakah kalian tidak berdoa bersama memohon kesembuhannya?” “Oh, tentu kami akan berdoa,” jawab sang ayah. “Seandainya kamu tahu bahwa ketika kamu tidak berdoa bersama, salah satu anakmu akan terluka dalam kecelakaan, apakah kamu tidak akan berdoa bersama?” “Kami pasti akan melakukannya.” “ Seandainya untuk tiap hari kamu lupa berdoa, kamu akan dihukum lima ratus ribu, apakah kamu akan berdoa?” “Tentu Pak, kami akan berdoa bersama. Tapi maaf, apa maksud pertanyaan-pertanya an tadi?” “Begini pak, saya pikir masalah keluarga anda bukan soal waktu. Buktinya anda ternyata selalu punya waktu untuk berdoa. Masalahnya adalah, Anda tidak menganggap doa keluarga itu penting, sepenting membayar denda atau menjaga agar anak-anak tetap sehat.”

Doa seharunsya menjadi kunci pembuka di pagi hari dan gembok pelindung di malam hari. Doa memberi kekuatan kepada orang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya, dan memberi keberanian kepada orang yang takut. Jika kita berdoa saat kesulitan, doa itu akan meringankan kesulitan kita. Jika kita berdoa pada saat gembira, doa itu akan melipatgandakan kegembiraan kita.

Bila akhir-akhir ini kita tidak atau jarang berdoa, sekaranglah waktunya untuk memulai kembali. Komunikasi langsung dengan Tuhan melalui doa dapat menciptakan keajaiban bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain.

Satu hari yang dilipat dalam doa tidak akan mudah dikoyakkan.

Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam roh.( Efesus 6:18a )
Gbu all...

Kamis, 23 Juli 2015

Diberkati Untuk Memberkati

Ayat bacaan: Lukas 8:2-3

"dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka."

diberkati untuk memberkatiMemang ada banyak artis yang bagaikan kacang lupa kulit. Tenar sedikit saja, perilakunya berubah dan menjadi angkuh. Dalam dunia media yang saya jalani, saya mendapatkan banyak kisah dari para kuli tinta lainnya atau para promotor mengenai perilaku artis-artis yang bisa begitu menjengkelkan. Tapi tidak semua artis punya perilaku negatif. Di antara mereka yang tersesat akibat glamor dan popularitas yang mereka alami, masih banyak pula yang rindu untuk terus memberkati dan melayani. Ada yang aktif di berbagai bidang. Menyumbangkan uangnya untuk riset-riset medis, membuat berbagai foundation, aktif di bidang sosial atau kegiatan kemanusiaan, lingkungan hidup, atau tetap aktif dalam pelayanan. Dalam perjalanan saya menekuni salah satu karir di bidang media, puji Tuhan, saya masih mendapati banyak artis yang punya komitmen tinggi untuk memberkati sesamanya. Artinya mereka sadar betul bahwa berkat berlimpah yang mereka terima dari Tuhan bukanlah sesuatu yang bisa mereka simpan sendiri saja, melainkan harus dipakai untuk memberkati sesamanya pula. Menjadi saluran berkat. Tidak perlu takut untuk itu, karena Tuhan sanggup memberkati lebih lagi kepada orang-orang yang selalu memegang prinsip teguh dan memiliki kerinduan untuk memberkati orang lain. Saya sendiri juga mengalami itu semua. Kesimpulan saya adalah seperti ini: ketika kita memberi dengan niat tulus, dimana Tuhan dipermuliakan dan bukan dengan motivasi-motivasi yang salah, tidak ada yang berkurang ketika kita memberi berkat, malah yang ada kita akan ditambahkan lebih, lebih dan lebih lagi.

Hari ini mari kita lihat sepenggal kisah mengenai para wanita yang melayani Yesus. Dalam Lukas 8:1-3 kita bisa melihat bahwa dalam perjalanan Yesus dan kedua belas murid-muridNya berkeliling dari kota ke kota dan desa ke desa dalam pelayananNya, mereka juga disertai oleh beberapa orang wanita yang pernah mengalami mukjizat kesembuhan. Maria Magdalena yang pernah disembuhkan dari tujuh roh jahat/setan (ini ditegaskan lagi pada Markus 16:9), Yohana istri bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Di dalam Lukas 3, ditulis mengenai keterlibatan mereka disana, yaitu: "Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka." (Lukas 8:3). Para wanita ini adalah orang-orang yang telah diselamatkan, dan tampaknya mereka juga diberkati dengan kekayaan. Tapi lihatlah bahwa mereka tidak menjadi lupa diri, mereka bukan termasuk kategori kacang yang lupa kulit. Mereka melayani bersama-sama dengan Yesus, dan mempergunakan kekayaan mereka untuk melayani dan memberkati sesama. Saya yakin mereka sadar betul bahwa Tuhan sanggup memberkati secara berlimpah, dan mereka tidak akan kekurangan meskipun mereka mempergunakan harta kekayaan mereka untuk memberkati orang lain. Mereka sadar betul, Tuhan memberkati mereka agar dapat menjadi berkat bagi sesamanya.

Sudahkah kita memiliki kerinduan untuk memberkati orang lain lewat apa yang kita miliki? Harta, talenta, ilmu, apapun itu yang berasal dari Tuhan bisa kita pergunakan untuk memberkati orang lain. Tidak ada gunanya bersikap pelit. Dalam Lukas 6 kita membaca demikian: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Dalam Amsal kita baca demikian: "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:24-25). Dalam kesempatan lain, Yesus berkata: "Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." (Matius 10:42). Lihatlah bahwa Tuhan selalu menekankan pentingnya membagi berkat kepada orang lain. Apa yang Dia berikan kepada kita, bukanlah untuk kita simpan sendiri, namun haruslah dipakai untuk bisa memberkati sesama kita, siapapun mereka.

Saat ini, sejauh mana kita telah mempergunakan berkat yang telah kita terima dari Tuhan? Tidak akan ada pemberian yang kita lakukan dengan tulus didasari kerinduan dan cinta kita pada Tuhan akan berakhir sia-sia. Tidak peduli berapapun yang bisa anda berikan saat ini, sekalipun sangat kecil jumlahnya, namun semua itu sangatlah berharga di mata Tuhan. Tuhan selalu sanggup mencukupkan, bahkan memberkati berkelimpahan. Ketika kita memberi, kita akan diberi. Ketika kita memberi minum, kita akan diberi minum. Ketika kita banyak menabur berkat, kita akan menuai kelimpahan. Paulus mengingatkan hal ini juga. "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Jangan pernah merasa bosan untuk memberkati, karena Tuhan pun tidak pernah merasa bosan untuk memberkati anda.

Jangan jemu untuk menjadi berkat bagi sesama manusia







Gbu all...

Rabu, 22 Juli 2015

MUKJIZAT TERUS MUKJIZAT

"Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mukjizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya" (Kisah 4:16)

Para sahabat seiman, apa yang ada di benak Anda saat mendengar kata mukjizat? Seorang kawan yang suka berfilsafat mengatakan bahwa "Mukjizat adalah sesuatu yang terlalu besar untuk dipikirkan oleh nalar". "Bagiku, mukjizat adalah perkara yang hanya bisa dilakukan oleh Allah," ujar rekan lainnya. "Menurutku sih, mukjizat adalah kejadian nyata yang menurut Manusia mustahil, tetapi menurut Allah mudah," ujar seorang pakar antrobiologi.

Seorang kontraktor menceritakan bagaimana mukjizat terjadi di dalam hidupnya. Dia bergereja di sebuah jemaat yang sedang membangun gedung gereja. Dialah yang bertanggung jawab membangun gedung Gereja itu. Karena terletak di sebuah pusat keramaian, tentu saja harga tanahnya tinggi. Di samping itu, supaya bisa menampung jemaat dalam jumlah besar, maka bangunannya pun bertingkat dan luas. "Padahal, keuangan jemaat jauh dari kata "cukup", ujarnya. "Namun, mukjizat terjadi. Saat kami mulai membangun, uang Terus mengalir dan kami tidak pernah kekurangan dana. Saat harus membayar tagihan, dana selalu tersedia tepat waktu. Itulah mukjizat!".

Para sahabat seiman, perkara yang dialami sang kontraktor tampak akrab di telinga bukan? Apakah Anda pernah mengalami hal-hal yang sulit atau hampir mustahil Anda kerjakan, tetapi toh berhasil juga Anda lakukan? Pada saat seperti itu, apakah Anda merasa bahwa Anda memang orang Hebat atau Anda berhenti sejenak untuk mendongak dan mengucapkan syukur atas mukjizat-Nya? Alami satu per satu mukjizat, dan biarlah orang lain memuji Tuhan karena mukjizat itu.
 
Gbu all...

Selasa, 21 Juli 2015

MENGUNDURKAN DIRI

Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Yohanes 6:66

Untuk menjadi murid-murid Yesus tidak diperlukan orang yang cerdas, berpendidikan tinggi atau pun kaya, asal ia setia. Inilah sifat yang menjadi tanda pengenal bagi murid Yesus yaitu kesetiaan. Awalnya para murid hanya diminta mengikutiNya dan tampaknya hal itu sangat mudah. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata hidup sebagai murid Yesus itu bukan berarti hanya menerima janji Kristus, melainkan dituntut penyerahan diri secara total, tanpa syarat dan tanpa kompromi. Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. (Lukas 16:13).

Bila kita telah berkomitmen untuk menjadi murid Yesus, maka dosa harus ditinggalkan seluruhnya. Semua pemikiran dan kebiasaan hidup lama harus dibuang dan diselaraskan dengan kehendak Tuhan. Tidak seorang pun dapat begitu saja mengikut Yesus tanpa melepaskan ikatan duniawi. Tuntutan ini sungguh cukup berat, sehingga tidak banyak orang
yang mengikut Dia dapat melakukannya. Mereka mau mengikut Yesus dengan syarat: Dia memberi roti dan ikan, berkat dan kesembuhan. Ada juga yang mau mengikut Yesus seenaknya sendiri yaitu minta ijin menguburkan ayahnya dulu (baca Matius 8:21). Akan tetapi saat Yesus berbicara tentang penyangkalan diri dan memikul salib, banyak orang yang akhirnya mengundurkan diri, tidak mau lagi mengikut Yesus seperti yang dikatakan murid-muridNya, Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya? (ayat 60 dari Yohanes 6).

Oleh karena itu seorang calon murid Yesus harus membuat perhitungan masak-masak, karena ia akan dihadapkan pada banyak ujian, tantangan dan ada harga yang harus dibayar. Tidaklah mengherankan bila orang-orang yang mengikut Yesus semakin hari semakin berkurang, lalu Tuhan Yesus berpaling kepada keduabelas muridNya dan bertanya, Apakah kamu tidak mau pergi juga? (ayat 67 dari Yohanes 6).

Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu. Lukas 14:33
 
Gbu all...

Senin, 20 Juli 2015

Tuhan Membebaskan Anda

“ Walau seribu orang rebah disisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu “ ( Mazmur 91: 7, 10).

Berbicara secara wajar, inilah dunia mengerikan tempat kita tinggal kini. Sebuah dunia yang sempoyongan karena pengaruh dari satu bencana ke bencana lain. Hampir setiap hari kita mendengar tentang peperangan, bahaya senjata nuklir dan perang senjata kimia, tumpahan minyak, dan gempa serta banjir, penyakit yang mewabah dan kejahatan yang melanda kota-kota kita.

Tetapi ditengah itu semua, Tuhan sedang berjanji menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan kepada orang – orang yang mau percaya dan tinggal didalam DIA.

Anda mungkin berkata, “ DIA membuat janji ribuan tahun yang lalu ketika keadaannya tidak separah sekarang!”. Itu mungkin demikian, tetapi tahukan anda? Janji itu justru berlaku sekarang, itu dibuat untuk generasi kita. Renungkanlah, ketika Mazmur 91 ditulis, manusia belum menemukan senjata yang dapat membinasakan sepuluh ribu orang sekaligus. Kitalah generasi yang dapat melakukan hal itu. Jadi, bila Dia berkata “ Malapetaka tidak akan menimpamu,” Dia mencantumkan kita juga.

Malapetakan tidak akan menimpamu, Alangkah indahnya pernyataan itu!.Anda perlu memahaminya dan mempercayainya hari ini. Percayalah bahwa Tuhan mau menjadi Tuhan dalam hidup anda. Dia mau menjadi perlindungan anda, Dia mau menjadi keamanan anda. Dia mau menjadi Nama Pertama yang anda panggil bila kesukaran menimpa anda. Dia mau menjadi Pribadi yang anda percayai dan harapkan untuk mengamankan anda, Dia mau menjadi Andalan dalam setiap pergumulan hidup anda.
Dan jika anda melakukan hal itu, Dia tidak akan mengecewakan anda, Dia sanggup menangani semua bahaya yang mengelilingi anda. Betapa pun gawatnya bahaya itu, Dia dapat menanganinya! Dia telah membuktikan itu pada Sadrakh, Mesakh dan Abednego.Mereka diikat dan dilemparkan di tanur yang membara sedemikian panasnya sehingga orang – orang yang melemparkan ketiga pemuda itu ikut binasa oleh panasnya. Tetapi Tuhan menyelamatkan mereka dan ketika mereka keluar dari perapian itu, tiada bau sangit atau hangus tercium pada mereka.

Jadi betapapun dahsyatnya keadaan sekitar anda, Percayalah kepada TUHAN, Dia selalu setia. Dia takkan pernah melakukan hal lain ketika anda membutuhkan bantuan. Dia akan hadir tepat di tempat anda untuk membebaskan anda dari masalah, malapetaka, atau kehancuran apapun.

Izinkanlah Dia membuktikan dalam hidup anda, kebenaran yang telah dibuktikanNYA dalam hidup Sadrakh, Mesakh, dan Abednego : Tiada pribadi yang dapat membebaskan, melindungi, memberkati dan menyelamatkan anda seperti Dia ( TUHAN YESUS KRISTUS ), Amin.
 
Gbu all...

Minggu, 19 Juli 2015

Dosis kasih yang Sehat

“Kasih …tidak mudah tersinggung atau jengkel atau marah; tidak memperhitungkan kejahatan yang diterima – tidak menaruh perhatian atas kesalahan yang dideritanya“( 1 Korintus 13:5 terjemahan Amplifie Bible)

Berjalan dalam kasih itu baik untuk kesehatan Anda, tahukan Anda akan hal itu?.

 

Itu benar!,Ilmu kedokteran telah membuktikannya,parapeneliti telah menemukan bahwa permusuhan menghasilkan strees yang menghasilakan Tukak lambung, sakit kepala yang menegangkan dan sejumlah sakit lainnya. 
Bila anda berfikir tentang permusuhan, anda mungkin berfikir tentang jenis kemarahan yang anda rasakan tentang sesuatu yang serius terjadi. Tetapi menurut para pakar, jenis itu bukanlah penyebab masalah yang terburuk, Justru hal hal kecil : Bila Pembatu merusakkan busana anda ketika mencuci atau bila pramusaji mencampur sambal pada makanan anda padahal anda tidak suka pedas, hal itu lazim bukan..??

Pikirkanlah berapa banyak ketegangan yang dapat anda hindari dengan bersikap lekas memaafkan , dengan menghayati hidup anda menurut 1Korintus 13 dan tidak memperhitungkan kejahatan yang dilakukan terhadap anda. Bayangkan manfaaat fisik dan emosi dari kehidupan seperti itu!

Jika anda membiarkan diri terbiasa dibelenggu oleh permusuhan, itu mungkin terdengar seperti impian yang mustahil, tetapi sebenarnya tidak!, Karena sebagai orang yang percaya yang dilahirkan baru, anda memiliki kasih Tuhan dalam diri anda.

Jika anda pasrah pada kasih itu, maka itu akan memerdekakan anda, ingatlak ketika Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kuburnya?, Lazarus hidup tetapi masih terikat dengan kain kafan. Tuhan Yesus memerintahkan agar ikatannya dilepas sehingga dia dapat bebas berjalan.

Yesus menginginkan kebebasan yang sama bagi anda. Jadi, bersepakatlah dengan Dia. Katakanlah pada kebiasaan maut yang mengikat anda , “ Dalam nama Yesus lepaskan aku dan biarkan aku pergi! Aku menaruh sikap permusuhan, sikap tidak memaafkan dan keserakahan di belakangku. Aku akan menghayati Kehidupan Kasih!”.

Ingatlah :Tidak diperlukan suatu mujizat pengobatan untuk mengubah kehidupan anda. Yang diperlukan hanyalah sebuah keputusan untuk pasrah pada kekuatan Kasih. Lakukan hal itu hari ini ! Amin.
Gbu all...

Sabtu, 18 Juli 2015

Saat Memberi Saat Menerima

Saat engkau meneguhkan hati sahabatmu yang berada dalam ketakutan, sebenarnya engkau pun sedang menerima ketakutannya. Saat ketakutannya engkau terima, saat itulah juga, engkau mengganti ketakutannya dengan keberanianmu.

Saat isterimu mengandung anakmu, isterimu memberi makan janin itu lewat tali pusar dalam rahimnya; selama dalam kandungannya itulah, sebagai suami isteri, kalian sebenarnya menerima seorang manusia yang sudah pasrah total untuk diperlakukan apapun juga: mau serius dicintai, dirawat ataupun tidak! Itulah caranya seorang bayi dalam kandungan ibunya mencintai ibu dan ayahnya, bukan dengan memberi tapi menerima apapun perlakuan orang tuanya.

Saat engkau memberikan uang belanja kepada isterimu, saat itu jugalah engkau sebenarnya menerima kerendahan hati isterimu untuk diberi nafkah hidup.

Saat engkau merawat suami, isteri dan anak-anakmu yang sedang sakit, saat itulah juga engkau belajar menerima keterbatasan kesehatan mereka, sehingga engkaupun belajar kerepotan agar hidup tetap berlangsung.

Saat engkau marah kepada anak-anakmu, saat itu juga engkau menerima telinga anak-anakmu untuk mendengarkan kata-katamu dengan penuh kesabaran, walaupun menyakitkan sekalipun.

Saat engkau marah kepada pasangan hidupmu, dan karena itu dia diam, saat itu jugalah engkau menerima kesediaannya menerima kata-kata kasar, mungkin pedas, dan menyakitkan, sampai pasanganmu tidak sanggup untuk membalasnya.

Saat engkau dendam kepada orang serumah, sampai engkau tidak mau berbicara dengan mereka; saat-saat itulah engkau sebenarnya menerima kegelisahan mereka karena merasa tidak lagi dipercaya!

Saat engkau mengampuni pasangan hidupmu dan anak-anakmu setelah konflik akibat berbagai macam masalah, saat itu jugalah engkau menerima kegembiraan mereka karena masih dipercaya walaupun telah berbuat salah!

Saat engkau percaya pada saudaramu, bahkan menaruh harapan bahwa saudaramu dapat berkembang meski dia itu rapuh; saat itulah sebenarnya engkau menerima kerapuhannya menjadi milikmu, dan engkau memberikan harapanmu sehingga berkobar dalam hatinya!

Saat engkau memberi harapan kepada saudaramu, saat itu jugalah engkau melepaskan kacamata hitammu yang lama dan engkau mengganti dengan "kacamata baru" dari saudaramu. Saat itu jugalah engkau mengawali usaha untuk mengampuninya.

Saat Tuhan mengampunimu, saat itu jugalah engkau menerima kehendak bebas dari-Nya agar engkau merasa sungguh dipercaya untuk menentukan keputusanmu demi kepentingan- Nya, yakni kepentingan untuk mengasihi sesama seperti Ia mengasihi.

Saat engkau diampuni oleh Tuhan, saat itu pulalah dengan tulus, Tuhan menerima akibat dosa kita, agar hati kita ditukar dengan hati-Nya. Karena itu semoga hati kita tidak hanya menjadi seperti Hati Kristus yang mahakudus, melainkan akan "menjadi hati-Nya"!

Saat Kristus menjadi "jantung hati"-mu, saat itu jugalah Kristus menempatkan dirimu pada "Jantung Hati-Nya"
 
Gbu all...

Jumat, 17 Juli 2015

Keluarga Tangguh

Tidak ada keluarga yang kebal tehadap masalah. Bahkan keluarga terbaik pun. Namun tidak sedikit yang lelah menghadapi masalah dan memilih untuk menyerah dan memutuskan tali kekeluargaan, selingkuh dan cerai diantaranya. Mari kita belajar sebuah perspektif dari perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:11-24). Kalau kita perhatika ayat demi ayat, sebenarnya keluarga dari anak yang hilang ini penuh dengan berkat Allah.

Tidak kebal masalah
Pertama, keluarga ini diberkati secara jasmani, tidak kekurangan, dan hidup dalam kelimpahan. Banyak orang upahan yang dimiliki menunjukan bahwa perekonomian keluarga ini diatas rata-rata. Anak ini tumbuh dalam keluarga yang mapan, semuanya sudah tersedia dan berkelimpahan.

Kedua, keluarga ini penuh dengan kasih. Hal ini terlihat ketika ayahnya berlari menuju anak bungsunya yang kembali pulang. Ia merangkul dan memelukanya dengan hati terbuka. Padahal anaknya ini telah mendukakan hati ayahnya; meminta warisan sebelum waktunya, pergi foya-foya menghabiskan seluruh hartanya untuk kesia-siaan. Hal ini menunjukan bahwa sang ayah penuh dengan kasih dan pengampunan. Berarti anak ini juga tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih.

Ketiga, keluarga ini bukan keluarga pemurung. Ketika anak bungsu itu pulang, Ayahnya mengadakan pesta penyambutan. Seperti nya keluarga ini telah terbiasa untuk hidup dalam sukacita. Dan saya yakin anak ini dari waktu ke waktu menikmati sukacita dalam keluarganya. Lalu pertanyaannya, kalau keluarganya begitu baik, mengapa anak bungsu itu masih meninggalkan keluarganya?

Alasanya tidak akan kita bahas, karena semua jawaban terbuka. Tapi kita mau mengambil faktanya, bahwa anak ini mengambil keputusan untuk meninggalkan keluarganya. Ada kalanya keluarga sebaik apapun mengalami masalah. Tetapi meninggalkan keluarga atau memutus tali kekeluargaan bukanlaj jalan keluar menghadapi masalah. Hal itu justru akan menjerumuskan kita kedalam masalah yang lebih besar.

Pentingnya Keluarga
Pada mulanya Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dan memerintahkan mereka untuk beranak cucu. Dari sini kita tahu bahwa keluarga adalah inisiatif dan rencana Allah. Kalau tidak Allah mungkin meciptakan Adam dengan Adam, hawa dengan Hawa. Jika keluarga adalah inisiatif Allah, maka pasti ada berkat dan anugerah dari Allah. Keluarga adalah institusi luarbiasa yang Allah berikan bagi manusia.

Salah satu manfaat keluarga adalah tempat di mana kita di terima sebagaimana kita adanya. Jika diperusahaan umumnya. kita diterima atau tidak tergantung dari prestasi atau produktivitas. Jika produktif, perusahaan akan memelihara dengan memberikan bonus, insentif dan lain-lain. Tetapi jika kita melakuka kesalahan, atau kelemahan kita terungkap, maka kita dipecat.

Berbeda dengan keluarga. Saya pernah berjanji pada anak bungsu saya, jika ia berhasil meraih juara satu dikelas, saya akan membelikannya Nintendo Wii. Saya tahu dia anak yang sangat kompetitif. Benar saja, waktu kenaikan kelas, istri sanya mengatakan bahwa dia berhasil juara satu. Dia pun mendapat Nintendo Wii.

Namun, Pada tahun berikutnya, ia tidak juara satu lagi, bahkan di luar sepuluh besar. Pertanyaannya adalah, apakah saya sebagai ayah akan memecatnya sebagai anak? kebenarannya tetap sama, apakah ia juara satu atau juara sepuluh, ia tetap anak saya dan saya tidak dapat memecatnya.

Di dunia kita menerima banyak penolakan, di tempat kita bekerja, di komunitas, dan lain lain. Kita tidak bisa selalu mengalami penolakan karena akan menghancurkan jiwa kita. Namun ada satu tempat yang Tuhan sediakan dimana kita bisa terbuka dan tidak takut ditolak oleh orang disekitar kita, yaitu keluarga.

Kedua, keluarga adalah tempat bernaung ketika badai menerpa. Sebelum resesi, riset di singapura menunjukan bahwa keluarga merupakan prioritas kelima di bawah karier, rekreasi, dan lain-lain. Tetapi ketika diadakan riset kembali setelah resesi, hasilnya berubah, Keluarga menjadi prioritas utama.

Ketika badai datang, orang menyadari pentingnya keluarga. Ada tiga jenis manusia didunia ini: orang yang sudah, sedang dan yang akan mengalami badai kehidupan. Allah tahu ini, maka Dia menciptakan keluarga supaya kita bisa bernanung dan merasakan keamanan didalamnya.

Ketiga, Keluarga menentukan masa depan kita. Hidup saya sekarang ini, dan cara saya membuat keputusan, bergaul, dan berbisnis bukan mutlak pilihan saya sendiri, tetapi sebagian besar diturunkan oleh orang tua. Keluarga adalah institusi yang menentukan masa depan generasi berikutnya.

Ayah anak yang hilang itu begitu bersabar menanti anaknya kembali. Mungkin selama anaknya ada di negri orang, beliau tidak lupa untuk selalu mendoakan kesehatan dan kesejahteraannya. Ia tidak kecewa, apalagi kepahitan. Ia selalu membuka pintu rumahnya dan juga hatinya, jika suatu saat anaknya itu kembali.

Anaknya juga demikian. Ia menyadari kesalahnya, meminta ampun kepada Tuhan dan kembali kepada keluarganya. Akhirnya, Ayah dan anak yang hilang itu bertemu, dan hubungan mereka mengalami pemulihan. Kasih, penerimaan, pengampunan, dan pengakuan dosa selalu jalan terbaik menuju keluarga yang utuh, kuat, dan diberkati Tuhan.

Khotbah Pdt. Stephen Phang
Gbu all...

Kamis, 16 Juli 2015

Tekanan Menghasilkan Kebenaran

Merasa “tertekan” memang merupakan sebuah ujian bagi hubungan kita dengan Tuhan, apalagi jika kata-kata umpatan yang keluar dari mulut kita. Itu bisa terjadi jika Anda meninggalkan saat teduh setiap hari dan hidup di dalam kekuatiran.

Tuhan menjelaskan bahwa, seperti pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik dan pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik, demikian pula kata-kata dan tindakan-tindakan kita itu akan menunjukkan keadaan rohani kita. Karena kata-kata yang kita ucapkan “keluar” dari hati kita (Lukas 6:45)

Jadi bagaimana kita dapat menghasilkan tuaian dari buah yang baik? Yesus mengatakannya dengan jelas: Tinggallah di dalam Aku. Lakukanlah segala sesuatu dengan kekuatan-Ku, bukan dengan kekuatan mu. Dia berjanji bahwa jika kita tinggal di dalam Dia, maka Ia akan memenuhi kita dengan Roh Kudus-Nya, dan hidup kita akan berbuah banyak. Ia berkata, “sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:4-8).

Hal yang memalukan adalah ketika kita tertekan dan kemudian malah tenggelam di dalam kesedihan dan menangis mengasihani diri sendiri secara berlebihan. Anda mengeluarkan kata-kata yang kasar dari mulut Anda sehingga memutuskan hubungan Anda dengan orang lain karena menyebabkan ia sakit hati. Anda menjadi egois dan kasar. Itu adalah hal yang tidak baik. Hidup di dalam Tuhan artinya segala sesuatu termasuk kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, dapat digunakan-Nya untuk mendatangkan kebaikan.

Setiap kali kita tertekan, kita mempunyai kesempatan untuk bertumbuh. Namun, ketahuilah tekanan itu tidak akan pernah berhenti. Kehidupan akan selalu menghadirkan tekanan, stress, dan bencana. Tetapi ketika kita membiarkan kehidupan rohani kita dipelihara oleh Yesus, Pokok Anggur yang Benar, dan Bapa, Sang Pengusaha (Yohanes 15:1), maka tekanan itu akan mendatangkan hal-hal yang baru: kata-kata umpatan berubah menjadi kata-kata pujian; air mata kekuatiran berubah menjadi ketenangan dan pengharapan; sikap mau menang sendiri berubah menjadi sikap yang mau berkorban.

Dengan Roh Kudus yang senantiasa mengajar kita dan mendorong kita untuk lebih dekat kepada Tuhan, maka kita tidak hanya dapat belajar dari kesalahan saja, tetapi kita dapat mengalahkannya. Ketika kita tertekan, kita tidak lagi melukai orang lain atau mempermalukan diri kita sendiri.

Melainkan, hidup kita akan dipenuhi dengan keharuman dan kesegaran dari buah yang kita hasilkan. Kita akan menjadi saksi hidup bagi kuasa Tuhan yang ada di dalam hidup kita!

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” (Yakobus 1:2-4).
 
Gbu all...

Rabu, 15 Juli 2015

BUAH ROH: SUKACITA

“Dan kamu telah menjadi penurut kami (Paulus dan rekan-rekan) dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” 1 Tesalonika 1:6

Apakah Saudara bersukacita setiap hari? Atau malah sebaliknya, murung dan bersedih sepanjang hari karena beban yang begitu berat dan situasi-situasi sekitar yang mempengaruhi kondisi hati sehingga kita tidak bisa bersukacita? Sudah pernah disinggung melalui renungan ini bahwa sukacita seseorang itu pada umumnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya, pertama: situasi dan orang-orang yang ada di sekitar. Kita harus ingat bahwa tidak ada seorang pun yang berkuasa untuk mengendalikan keadaan yang ada di sekitarnya, tapi kita bisa mengendalikan suasana hati kita. Jangan sampai situasi mempengaruhi hati dan merampas sukacita kita. Kedua: harta kekayaan (uang). Seringkali sukacita seseorang bergantung pada banyak/sedikitnya uang atau harta yang dimiliki seperti tertulis: “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21).

Sukacita adalah bagian dari buah Roh. Tuhan ingin agar hidup kita penuh dengan sukacita. Seperti buah-buah Roh yang lain, sukacita ini bukan sesuatu yang dapat kita hasilkan sendiri, tapi datangnya dari Tuhan yang adalah sumber sukacita sejati. Sukacita ini datang dari Roh Kudus dan tidak tergantung pada keadaan; tetap bersukacita sekalipun berada dalam penderitaan, aniaya, sakit-penyakit, kecewa atau kesedihan yang luar biasa. Kata yang digunakan Paulus untuk sukacita adalah chara, yang artinya sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus atau sukacita karena Tuhan. Jemaat di Tesalonika tetap bersukacita meskipun mereka sedang dalam penindasan dan aniaya. Untuk bersukacita di tengah situasi seperti itu, secara manusia, sulit dilakukan!

Kunci untuk memiliki sukacita sejati adalah harus melekat kepada Tuhan. “Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” (Yohanes 15:10-11).

Sukacita dari Tuhan memampukan kita tetap bertahan melewati badai hidup! 


Gbu all...

Selasa, 14 Juli 2015

BUAH ROH: PENGUASAAN DIRI

“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal.” 1 Korintus 9:25

Apa yang dimaksud dengan penguasaan diri? Ada dua kata Yunani yang diterjemahkan sebagai penguasaan diri yaitu EN KRATOS. En berarti di dalam dan kratos berarti kekuatan atau kuasa. Seseorang yang memiliki penguasaan diri adalah orang yang memiliki kekuatan di dalam dirinya. Jadi, penguasaan diri adalah salah satu kemampuan terbesar yang dapat kita miliki. Kemampuan ini akan berkembang ketika kita senantiasa dekat dengan Tuhan Yesus.

Penguasaan diri bagi orang Kristen menunjukkan tingkat kedewasaan rohaninya, yang tidak hanya dalam satu aspek saja, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan; suatu karakteristik mampu menahan diri secara moral terhadap segala godaan dan segala kenikmatan dosa. Ada tertulis: “...hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.” ( Galatia 5:16). Selama kita hidup, keinginan daging adalah bagian dari kehidupan kita dan satu-satunya cara mengendalikannya adalah dengan hidup menurut Roh. Banyak orang sangat kecanduan terhadap seks, situs-situs porno, televisi, atau aktivitas-aktivitas lain yang menguasai dirinya begitu rupa. Penulis Amsal berkata, “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.” (Amsal 25:28). Menjadi orang yang bisa menguasai diri dalam segala hal adalah sebuah proses, tidak semudah membalik telapak tangan. Penguasaan diri dan disiplin diri adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan! Paulus menggambarkan hidup sebagai arena pertandingan, di mana kita harus berjuang dan bisa menguasai diri dalam segala hal agar dapat mencapai garis finis dan memperoleh hadiah yang disediakan. Disiplin diri adalah hal penting dalam pertandingan hidup ini. Jangan biarkan kesalahan masa lalu dan godaan-godaan lain menghalangi langkah kita mencapai kemenangan..

Mari, ijinkan Roh Kudus mengendalikan hidup kita. Bila kita hidup oleh Roh, kita akan menaati firmanNya dan menghindari situasi di mana kita lemah. Roh Kudus yang diam dalam diri kitalah yang akan menolong kita ketika kita bertempur melawan segala macam bentuk godaan dosa. Jadi bukan upaya kita sendiri!

“orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota .” Amsal 16:32b


Gbu all...

Senin, 13 Juli 2015

Hadapi dan Kalahkan Masalahmu

Masalah dapat tiba-tiba datang dalam kehidupan kita, tetapi sudah waktunya kita berdiri, menghadapi dan mengalahkannya. Kita dapat belajar dari Raja Yosafat yang ketika itu sedang mengatur bangsanya. Tiba-tiba dia mendengar 3 kekuatan bani Amon dan bani Moab dan sepasukan orang Meunim akan maju hendak menghancurkan Israel. Yosafat yang takut mendengar berita ini memutuskan untuk mencari Tuhan.

Bagaimana sikap kita pada waktu menghadapi masalah?

1. Jangan takut dan terkejut (2 Tawarikh 20:15)
Artinya: Hadapi saja masalah itu karena Tuhan menyertai kita. Tuhan akan memberikan kemenangan, terobosan, mujizat, membuka jalan bagi kita. Ia akan memulihkan kita, hanya apabila kita mau menghadapi masalah kita. Tuhan begitu yakin dan percaya bahwa kita akan menang karena Tuhan TELAH melakukan bagian-Nya untuk membuat kita menang, dengan mati di kayu Salib! Yesus mengatakan ”SUDAH SELESAI”. Kalimat ini tertulis dalam Yohanes 19:30, dikonfirmasi lagi di kitab Wahyu 16:17.

Masalah memang harus kita hadapi. Ini bagian yang harus kita lakukan. Masalahnya adalah “Apakah engkau percaya?” (Markus 9:14-24). Karena bagi orang yang percaya, segala sesuatu adalah mungkin! Kita harus percaya bahwa kita bisa keluar dari masalah itu dan keadaan bisa berubah.. Ada mujizat yang bisa terjadi dalam hidup kita. Satu hal yang harus kita sadari adalah bahwa masalah tidak sama dengan Tuhan! Artinya Tuhan lebih besar dari masalah kita!

2. Ada kuasa dalam kesepakatan (Matius 18:19)
Kita harus sepakat dan berada di pihak Tuhan. Kita harus sepakat dengan Tuhan dalam pikiran, perkataan dan tindakan kita. Apapun keadaan yang sedang kita hadapi, ingat dan sepakat dengan janji firman Tuhan. kita harus hidup dengan kesadaran bahwa kita adalah PEMENANG yang penuh dengan berkat dan kemurahan Tuhan! Jangan pikirkan masalahnya tetapi fokus kepada apa yang Tuhan akan lakukan bagi kita (Ibrani 12:2). Percaya bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Tuhan. Apabila kita tunduk kepada Tuhan, maka masalah tidak ada pilihan lain selain pergi dari hidup kita (Yakobus 4:7). Tuhan tidak pernah merancang kita untuk lari dari masalah kita. Tuhan telah memberikan senjata peperangan dimana semua itu untuk melindungi tubuh bagian depan kita! Jadi apabila kita melarikan diri, tidak ada senjata Tuhan yang akan melindungi tubuh bagian belakang kita (Efesus 6:14-17).

Ibrani 10:38-39
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.


Gbu all...

Minggu, 12 Juli 2015

Jatuh itu Anugerah

Ulangan 32:11-12
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 83; Roma 11; Ulangan 13-14

Rajawali adalah burung yang terkenal dengan ketangguhannya menghadapi badai, kekuatan sayapnya yang mampu terbang tinggi, dan ketajaman inderanya saat mengejar mangsanya. Semua kekuatan yang didambakan burung mana pun sepertinya dimiliki oleh burung rajawali. Namun kekuatan terbang burung rajawali tidak datang dengan sendirinya.

Rajawali selalu membangun sarang di pohon yang tinggi di puncak bukit yang tinggi dan terjal. Ketika anak-anak rajawali lahir, induk rajawali menjaganya dengan segenap hidup mereka. Semua kebutuhan anak-anak bayi rajawali dipenuhi oleh induknya. Dengan kata lain, bayi rajawali kecil tahu beres akan hidupnya dan tidakdikuatirkan oleh apa pun juga.

Tapi ketika tiba saatnya bagi anak rajawali untuk belajar terbang, ‘tanpa perasaan' induknya akan menjungkirbalikkan sarang yang selama ini menjadi tempat berlindung yang nyaman baginya. Tidak tanggung-tanggung, rajawali kecil itu akan terjun bebas beribu-ribu meter menuju batu-batu tajam yang ada di bawahnya. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha mengepak-kepakkan sayapnya. Dan di detik terakhir sebelum ia menghujam batu-batu tajam itu, induk rajawali dengan sigap menyambar anaknya, membawanya terbang tinggi ke angkasa, dan menjatuhkan anaknya kembali. Hal ini dilakukannya berulang-ulang sampai sayap anaknya menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri.

Pada awalnya mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari ‘kekejaman' induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses belajarnya sampai akhirnya ia bertumbuh menjadi rajawali yang perkasa, sama seperti induknya.
Demikian juga dengan hidup kita. Saat kita masih menjadi bayi-bayi rohani, seringkali kita mendapati segala kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi dengan instan. Tapi ada saatnya ketika kegoncangan itu datang dan kita terjun bebas, sadarilah bahwa saat itu Allah sedang melatih Anda untuk terbang. Karena kerinduan Tuhan yang terbesar adalah melihat Anda menjadi kuat dan bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam akan Dia. Tidakkah Anda sadari justru di saat kesesakanlah kita mengalami keperkasaan Allah kita secara nyata?

Jatuh itu anugerah.
Nikmati dengan penuh ucapan syukur dan jadilah kuat.
Gbu all....

Sabtu, 11 Juli 2015

PANDANGLAH KEPADA YESUS

Ibrani 12:2, "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah."

Apakah maksudnya memandang kepada Yesus? Cobalah kita berpikirkan hal-hal demikian: jika Anda sedang tenggelam dan seseorang lewat begitu saja, janganlah pandang dia. Lihatlah kepada Yesus. Ketika Anda memandang orang itu, Anda akan mengharapkan dia untuk menyelamatkan Anda.

Dalam hal yang sama, jika Anda memandang kepada Yesus mengharapkan Dia menyelamatkan, menyembuhkan dan melindungi Anda karena Anda mengetahui kuasa dan pengorbanan kasih-Nya bagi Anda. Firman Tuhan berkata "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, " Inilah hidup yang dikehendaki Tuhan.

Apabila Anda mengalami migrain, pandanglah kepada Yesus. Lihatlah Dia sedang mengambil migrain Anda dan menanggungnya di atas tubuh-Nya di kayu salib dan berkata, "Tuhan, Bersyukur oleh bilur-bilur- Mu aku sudah disembuhkan. " (Yesaya 53:5), jika Anda terus memandang Yesus, Sang Penyembuh Anda, dengan cara demikian maka migrain itu akan bertekuk lutut kepada karya-Nya yang telah selesai di kayu salib!

Jika Anda mengalami masalah dalam keuangan dalam hidup Anda, cukup pandanglah Yesus dengan penuh keyakinan, berharaplah agar Dia memenuhi kebutuhan Anda menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dan akan membebaskan Anda dari masalah keuangan.

"Tetapi Pak Pendeta, Apakah sesederhana itu? Saya cukup memandang kepada Yesus dan Dia akan memberkati keuangan saya?

Ya memang sangat sederhana. Masalahnya dengan kita adalah bahwa kita cenderung melihat kepada diri kita sendiri. Tetapi kenyataannya kita tidak dapat menyelamatkan dan membebaskan diri kita sendiri. Bahkan Rasul Paulus pun bergumul ketika ia bergantung dengan kekuatan usahanya sendiri. Itulah sebabnya ia berkata,"Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat." (Roma 7:19) namun ketika Rasul Paulus mengabaikan dirinya sendiri dan memandang kepada Yesus Dia menerima kelepasan. Rasul Paulus berkata: "AkU, manusia celaka! Siapakah yanga akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita" (Roma 7:24-25)

Inilah waktunya untuk mengarahkan fokus perhatian kita kepada Yesus Kristus, Dialah yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. Inilah waktunya untuk mengalihkan fokus perhatian dari diri kita sendiri kepada Yesus. Jika menaruh perhatian kepada apa yang telah dilakukan Yesus di kayu salib maka kita akan melihat dan mengalami kesembuhan dan kelimpahan dalam kasih dan anugerah-Nya. 


Gbu all....

Jumat, 10 Juli 2015

Mau Diproses

Besi hanya dapat menjadi pisau setelah ia mau ditempa palu besar berulang-ulang, dan dibakar dalam api panas ratusan derajat celcius. Pohon beringin besar yang berumur ratusan tahun, berhasil melewati ribuan angin rebut, jutaan hujan, dan berbagai godaan yang meruntuhkan, hingga ia menjadi pemandangan yang indah dan dapat menjadi tempat perteduhan bagi makhluk hidup yang lain. Sebatang rotan dapat menjadi kursi atau perabot yang indah hanya karena ia mau ditebang, di bersihkan, dijemur dibawah sinar matahari, digoreng dalam penggorengan yang sangat panas, dipotong-potong kecil, difinishing hingga ia menjadi berguna dan diletakkan di ruangan tamu. Jika tidak bayangkan rotan hanya akan hidup dalam hitungan waktu dan kembali menjadi tanah tanpa memiliki nilai yang berarti.

Manusia akan menjadi berarti hanya ketika ia mau dibentuk dan diproses oleh tangan Sang Mahakarya. Sebab sejak awal, semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan sekalipun sebagai ciptaan yang termulia. Dosa telah membuat gambar diri manusia menjadi rusak, karena itulah jika manusia tidak dibentuk oleh Tuhan maka hidupnya akan menjadi sia-sia dan tak berarti. Saat sedang dibentuk rasanya sakit dan tidak enak, saat Tuhan mengijinkan karakter kita dihancurkan, kesombongan kita ditekan, bahkan saat harga diri yang kita anggap mulai diinjak-injak. Ketika kita sadar dan mau mebuka hati untuk pembentukan itu, maka kita akan menjadi manusia yang berkenan dan layak id hadapan Allah, karena Yesus telah mengembalikan kemuliaan itu bagi kita.

Maukah kita menjalani proses demi proses dalam hidup ini dengan tetap berpegang pada firman dan kebenaranNya?

Untuk menjadi berarti, kita harus mau melewati proses, tidak ada yang terjadi dengan sendirinya.

“Siapakah kamu, hai manusia maka kamu berbantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya : “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?”
( Roma 9:20 )
 
Gbu all..

Kamis, 09 Juli 2015

KADANGKALA HIDUPMU MENANGIS

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab. Kamu merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu. Kamu mengira keputusan yang kamu ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru.

Jangan putus asa !! Bangkitlah !!

Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. demikian juga dirimu. kau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

AKU sering melihat melihatmu marah ketika kamu melihat orang lain berhasil.
Untuk apa kamu menginginkan keberhasilan orang lain?

Bukankah AKU udah menyediakan suksesmu sendiri?
Kamu tidak pernah mengejarnya, jadi kamu tidak pernah bisa memilikinya.

Matamu tidak terfokus kepada rancangan-Ku yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karya-Ku yang luar biasa atas hidup orang lain.

Jadilah seperti air..Selalu mengalir...melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas.

Anak-Ku,,,jangan mau dikalahkan oleh keadaan,,tetapi kalahkan keadaaan !!

Anak-Ku yang terkasih,,,jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik.

Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman.

Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu !

Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu.

Bukankah untuk itu kau hidup? untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU?

Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU.
Anak-Ku, ingatlah hal ini baik-baik. Aku selalu mebuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya.
AKU senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis.
AKU melakukannya karena AKU sungguh-sungguh peduli padamu !!

Ayah yang selalu mengasihimu, ,

YESUS

Source: Elia Stories 


Gbu all...

Rabu, 08 Juli 2015

Pergumulan Melawan Daging

Galatia 5:16-25

Istilah "daging" yang ada di dalam Perjanjian Baru biasanya tidak berbicara tentang tubuh fisik manusia, melainkan tentang sisi kemanusiaan di dalam diri kita yang ingin memuaskan keinginan pribadi. Kedagingan adalah pola pemikiran dan tingkah laku yang menentang ketaatan kepada Allah.

Mungkin Anda pernah berkata, "Ia hanya melakukan sesuatu yang wajar baginya." Sesungguhnya Anda sedang menggambarkan seseorang yang hidup dalam daging. Sifat alami kita cenderung untuk memuaskan kesenangan pribadi, dan bukan memuaskan hati Allah. Jadi setiap orang cenderung untuk memuaskan tubuh dan jiwanya. Mereka bahkan rela bepergian ke tempat-tempat yang jauh untuk mengisi kekosongan batin mereka. Mereka menyerahkan tubuh mereka kepada perilaku seksual menyimpang, pertikaian, penyembahan berhala dan kemabukan serta pesta pora sebagaimana digambarkan di dalam bacaan hari ini. Namun semua itu tidak akan pernah memberikan kepuasan kepada daging, sebab daging akan selalu menginginkan lebih.

Bila seorang yang tidak percaya berbuat sesuatu berdasarkan keinginannya sendiri, kita sebagai orang percaya tidak dapat berkata bahwa ia tidak boleh berbuat seperti itu. Mengapa? Sebab tidak ada Penolong dalam dirinya yang dapat memberikan peringatan ketika ia hendak melakukan sesuatu yang salah atau yang dapat memampukannya melakukan hal yang lebih baik. Tetapi kita orang Kristen tidak memiliki dalih seperti itu, karena Roh Allah berdiam di dalam diri kita, mendorong kita untuk menunjukkan pemikiran dan perilaku yang layak. Meski demikian, dorongan kedagingan masih akan kita alami, selama kita belum meninggalkan tubuh ini dan mencapai surga. Jadi, kita masih memiliki kapasitas untuk menyerah kepada kecenderungan yang berdosa dan menabur kerusakan dalam tubuh kita.

Guna melindungi diri kita dari keinginan daging, kita harus menaruh keyakinan yang penuh kepada Roh Kudus. Hanya Dia yang dapat menunjukkan pemikiran, sikap dan perilaku kita yang salah. Lebih lagi, Dia dapat mengisi hati kita dengan keinginan untuk taat, dan memampukan kita untuk membuat pilihan-pilihan yang benar.

TUHAN YESUS memberkati.

Selasa, 07 Juli 2015

Danau Galilea dan Laut Mati

Apakah persamaan dan perbedaaan antara Danau Galilea dan Laut Mati?
Ok, perbedaan yang paling utama adalah Danau Galilea adalah sebuah danau, sedang Laut Mati adalah sebuah laut. Tapi ada perbedaan penting yang dapat menjadi pelajaran bagi kita para manusia.

Mungkin Anda perlu mengetahui persamaannya terlebih dahulu. Persamaannya adalah Danau Galilea dan Laut Mati mendapat air dari sumber yang sama yaitu sungai Yordan.

Perbedaannya?
Danau Galilea sangat indah yang sekelilingnya ditumbuhi berbagai jenis tanaman dan banyak orang yang bermukim disekitarnya. Dan didalam danau nya banyak jenis ikan hewan air yang hidup dan berkembang. Sebaliknya, Laut Mati adalah tempat yang tidak bisa ditinggali. Tak ada tumbuhan atau spesies yang dapat hidup didalam maupun disekeliling laut mati karena kadar garamnya yang begitu tinggi. Bukan itu saja bau pada daerah laut mati ini juga sangat tidak sedap.

Mengapa keduanya bisa sangat berbeda? Padahal sumber airnya sama. Hal ini dikarenakan danau galilea “menerima dan memberi”. Danau Galilea meneruskan airnya ke danau lain yang juga memanfaatkannya. Sedangkan Laut Mati? Laut mati “menerima dan menyimpan” untuk dirinya sendiri, air yang masuk ke Laut mati tidak pernah keluar lagi.

Kita sebagai orang kristen jangan hanya bisa menerima saja, tapi kita juga harus bisa memberi bagi orang lain. Tuhan Yesus mengajar kita untuk memberi, memberi semua yang kita punya kepada Bapa di sorga. Apa saja yang telah kita terima baik berkat, talenta, kekayaan, kepintaran, jangan hanya dinikmati sendiri, tapi bagilah agar dapat menjadi berkat bagi orang-orang lain dan kemuliaan nama Tuhan.


Gbu all...

Senin, 06 Juli 2015

Kau Tak Akan Tahu!

Alkisah di suatu negeri burung, tinggallah bermacam-macam keluarga burung. Mulai dari yang kecil hingga yang besar. Mulai dari yang bersuara lembut hingga yang bersuara menggelegar. Mereka tinggal di suatu pulau nun jauh di balik bukit pegunungan.

Sebenarnya selain jenis burung masih ada hewan lain yang hidup di sana. Namun sesuai namanya negeri burung, yang berkuasa dari kelompok burung. Semua jenis burung ganas, seperti, burung pemakan bangkai, burung Kondor, burung elang dan rajawali adalah para penjaga yang bertugas melindungi dan menjaga keselamatan penghung negeri burung.

Burung-burung kecil bersuara merdu, bertugas sebagai penghibur. Kicau mereka selalu terdengar sepanjang hari, selaras dengan desau angin dan gesekan daun. Burung-burung berbulu warna warni, pemberi keindahan.

Mereka bertugas bekeliling negri melebarkan sayapnya, agar warna-warni bulunya terlihat semua penghuni. Keindahan warnanya menimbulkan kegembiraan. Dan rasa gembira bisa menular bagai virus, sehingga semua penghuni merasa senang.

Pada suatu ketika, seekor induk elang tengah mengerami telur-telurnya. Setiap pagi elang jantan datang membawa makanan untuk induk elang. Akhirnya, di satu pagi musim dingin telur-telur mulai menetas. Ada 3 anak elang yang nampak kuat berdiri. Dua anak elang hanya mampu mengeluarkan kepalanya dari cangkang telur harus berakhir dalam paruh sang ayah.

Dengan tangkas, elang jantan mengoyak cangkang telur lalu mematuk-matuk calon anak yang tak jadi. Perlahan-lahan sang induk memberikan potongan-potongan tubuh anaknya ke dalam paruh mungil anak-anak elang. Kejam...? Ini hanya masalah kepraktisan. Untuk apa terbang dan mencari makan jauh-jauh jika ada daging bangkai di dalam sarang. Sebagai hewan, elang hanya mempunyai naluri dan akal tanpa nurani. Inilah yang membedakan manusia dan hewan.

Waktu berjalan terus, hari berganti hari. Anak-anak elang yang berbentuk jelek karena tak berbulu, kini mulai menampakkan keasliannya. Bulu-bulu halus mulai menutupi daging di tubuh masing-masing. Kaki kecil anak-anak elang sudah mampu berdiri tegak. Walau kedua sayapnya belum tumbuh sempurna.

Induk elang dan elang jantan, bergantian menjaga sarang. Memastikan tak ada ular yang mengincar anak-anak elang dan memastikan anak-anak elang tak jatuh dari sarang yang berada di ketinggian pohon.

Suatu pagi, saat induk elang akan mencari makan dan bergantian dengan elang jantan menjaga sarang. Salah seekor anak elang bertanya:
”Kapankah aku bisa terbang seperti ayah dan ibu?”

Induk elang dan elang jantan tersenyum, bertukar pandang lalu elang jantan berkata: ”Waktunya akan tiba, anakku. Jadi sebelum waktu itu tiba, makanlah yang banyak dan pastikan tubuhmu sehat serta kuat”. Usai sang elang jantan berkata, induk elang merentangkan sayapnya lalu mengepakkan kuat-kuat.

Hanya dalam hitungan yang cepat, induk elang tampak menjauhi sarang. Terlihat bagai sebilah papan berawarna coklat melayang di awan. Anak-anak elang, masuk di bawah sayap elang jantan. Mencari kehangatan kasih sang jantan.

Waktu berjalan terus, musim telah berganti dari musim dingin ke musim semi. Seluruh permukaan pulau mulai menampakan warna-warni dedaunan. Bahkan sinar mentari memberi sentuhan warna yang indah.

Anak-anak elang pun sudah semakin besar dan sayapnya mulai ditumbuhi bulu-bulu kasar. Suatu ketika seeor anak elang berdiri di tepi sarang, ketika ada angin kencang, kakinya tak kuat mencengkram tepi sarang sehingga ia meluncur ke bawah. Induk elang langsung merentangkan sayang dan mendekati sang anak seraya berkata: ”Rentangkan dan kepakan sayapmu kuat-kuat!”

Tapi rasa takut dan panik menguasai si anak elang karenanya ia tak mendengar apa yang dikatakan ibunya. Elang jantan menukik cepat dari jauh dan membiarkan sayapnya terentang tepat sebelum si anak mendarat di tanah. Sayap elang jantan menjadi alas pendaratan darurat si anak elang.

Si anak elang yang masih diliputi rasa panik dan takut tak mampu bergerak. Tubuhnya bergetar hebat. Induk elang, dengan kasih memeluk sang anak. Menyelipkan di bawah sayapnya dan memberikan kehangatan. Sesudah si anak tenang dan tak gemetar, induk elang dan elang jantan membawa si anak kembali ke sarang.

Peristiwa itu menimbulkan rasa trauma pada si anak elang. Jangankan berlatih terbang dengan merentangkan dan mengepakkan sayap. Berdiri di tepi sarang saja ia sangat takut. Kedua saudaranya sudah mulai terbang dalam jarak pendek. Hal pertama yang diajarkan induk dan elang dan elang jantan adalah berusaha agar tidak mendarat keras di dataran.

Lama berselang setelah melihat e dua saudaranya berlatih, si elang yang pernah jatuh bertanya pada ibunya:
”Adakah jaminan aku tidak akan jatuh lagi?”
”Selama aku dan ayahmu ada, kamilah jaminanmu!” jawab si induk elang dengan penuh kasih.
”Tapi aku takut!’ ujar si anak
”Kami tahu, karenanya kami ta memaksa.” Jawab si induk elang lagi.
”Lalu apa yang harus kulakukan agar aku beraai?” tanya si anak
”Untuk berani, kamu harus menghilangkan rasa takut!”
”Bagaimana caranya?”
”Percayalah pada kami!” Ujar elang jantan yang tiba-tiba sudah berada di tepi sarang.

Si anak diam dan hanya memandang jauh ke tengah lautan. Tiba-tiba si anak elang bertanya lagi.
”Menurut ibu dan ayah, apakah aku mampu terbang keseberang lautan?”
Dengan tenang si elang jantan berkata: ”Anakku kalau kau tak pernah merentangkan dan mengepakkan sayapmu, kami tidak pernah tahu, apakah kamu mampu atau tidak. Karena yang tahu hanya dirimu sendiri!”

Lalu si induk elang menambahkan: ”Mulailah dari sekarang, karena langkah kecilmu akan menjadi awal perubahan hidupmu. Semua perubahan di mulai dari langkah awal, anakku!”

Si anak elang diam tertegun, memandang takjub pada induk elang dan elang jantan. Kini ia sadar, tak ada yang tahu kemampuan dirinya selain dirinya sendiri. Kedua orang tuanya hanya memberikan jaminan mereka ada dan selalu ada, jika si anak memerlukan.

Didorong rasa bahagia akan cinta kasih orang tuanya, si elang kecil berjanji akan berlatih dan mencoba. Ketika akhirnya ia menggantikan elang jantan menjadi pemimpin keselamatan para penghuni negeri burung, maka tahulah ia, bahwa kesuksesan yang diraihnya adalah di mulai saat tekad terbangun untuk melangkah. Sukses itu tak pernah ada kalau hanya sebatas tekad. Tapi tekad itu harus diwujudan dengan tindakan nyata walau di mulai dari langkah yang kecil.

Mulailah rentangkan dan kepakkan sayap kemampuanmu, maka dunia ada digenggamanmu!
 
Gbu all...

Minggu, 05 Juli 2015

Bangkit, lanjutkan hidup Anda

Pernah Anda merasa Tuhan tidak menjawab doa Anda?

Anda telah berdoa sungguh-sungguh, bepuasa, dan menjaga hati agar Tuhan menyelesaikan masalah Anda, tapi apa yang Anda harapkan tidak terjadi, bahkan sebaliknya yang tidak diharapkan yang terjadi dalam kehidupan Anda.

Ada seseorang yang berdoa agar pernikahannya dipulihkan, dia berdoa sungguh-sungguh, tapi yang terjadi kehidupan pernikahannya bertambah buruk bahkan berakhir perceraiaan.

Atau Anda sedang mengalami masa kritis berpacaran, dan berdoa berharap hubungan Anda dan kekasih dipulihkan. Tapi yang terjadi Anda malah ditinggalkan.

Anda memohon agar perusahaan Anda diberkati, tapi justru Anda bangkrut dan perusahaan Anda ditutup.

Anda seolah berkata “Kenapa kau lakukan hal ini dalam hidupku Tuhan? Bukankah aku telah berdoa, memohon dan meminta kepada-Mu? Mengapa justru hal buruk yang terjadi dalam hidupku?”

Satu hal, pada saat Anda mengalami masa-masa sulit, Anda akan menjadi orang yang lebih bijak dalam menyikapi masalah. Yang paling penting adalah Anda harus melanjutkan hidup Anda, dan melepaskan rasa sakit dimasa lalu. Jangan terlalu meratapi masa lalu Anda, sehingga Anda tidak melihat terdapat kesempatan-kesempatan emas lainnya yang menghampiri Anda. Jika sebuah pintu tertutup dan Anda terus-menerus melihat pintu tersebut, maka Anda tidak akan menyadari ada pintu-pintu lain yang sedang dibukakan bagi Anda.

Dan pada saat Anda menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, hal-hal baik lainnya akan Tuhan datangkan tepat pada waktunya.

Anda dapat membaca kisah Raja Daud di Alkitab, ketika bayi Daud sakit dan hampr mati, Daud berdoa siang dan malam, tidak mau makan dan minum, tidak mandi dan bercukur, tidak menghadiri pertemuan apapun. Daud tidak melakukan apa-apa selain berdoa memohon kepada Tuhan agar anaknya disembuhkan. Tapi apa yang terjadi? Anaknya tetap mati.

Anda mungkin berpikir setelah mengetahui anaknya mati, Daud akan kecewa dan pahit hati kepada Tuhan. Tapi yang dilakukan Daud ketika mengetahui anaknya mati, dia justru langsung mencuci wajahnya dan mengenakan pakaian baru dan melanjutkan kehidupannya.

Jadi ketika hal-hal terjadi diluar keinginan Anda, jangan menjadi pahit hati, jangan mempertanyakan Tuhan. Belajarlah seperti yang dilakukan Daud, cuci wajah Anda dan lanjutkan kehidupan Anda. Bersiaplah untuk hal-hal baru yang telah Tuhan siapkan untuk Anda.
 
Gbu all...

Sabtu, 04 Juli 2015

Seberapa Lama Akar Itu Tertanam?

Pada suatu hari seorang tua yang bijaksana berjalan melalui hutan bersama seorang muda yang terkenal tidak bertanggung jawab dan kepala batu. Orang tua itu menghentikan langkahnya, lalu menunjuk sebuah pohon yang masih kecil. "Cabutlah pohon itu," katanya. Segara pemuda itu membungkuk, dan hanya dengan dua jari saja ia dengan mudah dapat mencabut pohon itu.

Setelah berjalan lebih jauh lagi, orang tua itu berhenti di depan sebuah pohon yang agak besar. "Coba cabut pohon ini," katanya. Sekali lagi pemuda itu menuruti perimtahnya, namun kali ini dia menggunakan kedua tangannya dan dengan sekuat tenaga mencabut akar pohon itu.

Akhirnya, mereka berhenti lagi di depan sebuah pohon yang sangat besar. "Sekarang, cabutlah pohon ini!" perintahnya lagi.

"Wah, itu tidak mungkin!" protes pemuda itu.

"Aku tidak dapat mencabut pohon sebesar ini. Untuk memindahkannya diperlukan sebuah buldoser."

"Engkau benar sekali," Jawab orang tua itu.

"Kebiasaan, entah baik ataupun buruk, sama seperti pohon-pohon itu. Kebiasaan yang belum berakar dalam seperti pohon yang masih sangat kecil, dapat dicabut dengan sangat mudah. Kebiasaan yang akarnya mulai mendalam seperti pohon yang sudah agak besar; untuk mencabutnya diperlukan usaha dan tenaga yang kuat. Kebiasaan yang sudah sangat lama telah berakar sangat dalam, sehingga orang itu sendiri tidak bisa lagi mencabutnya. Jagalah dirimu agar kebiasaan yang sedang engkau tanamkan adalah kebiasaan-kebiasaan baik."

Coba ambil waktu dan selidiki hati Anda. Adakah kebiasaan buruk Anda yang masih sangat kecil tertanam di hati Anda? Adakah ‘pohon’ buruk yang sudah agak besar? Yang lebih penting, adakah ‘pohon’ besar yang sudah tertanam begitu lama? Jika ada, carilah penyelesaian masalah atas kebiasaan buruk Anda. Tanya orang lain yang menurut Anda bisa dipercaya dan mampu menyelesaikan masalah. Tidak hanya itu, berdoa kepada Tuhan merupakan obat bagi penyelesaian masalah Anda. Ubah sedikit demi sedikit perilaku yang buruk menjadi baik. Walau sesekali Anda gagal, terus ulangi. Dengan sikap ingin berubah yang total, Anda bisa membuang ‘akar’ jelek tersebut.


Gbu all...

Jumat, 03 Juli 2015

Mengubah Arah Hidup

Kolose 1:13
“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 13; Galatia 2; 1 Raja-Raja 5-6

Ketika seorang redaktur surat kabar mendengar bahwa seseorang bernama Alfred Nobel meninggal dunia, ia menyangka almarhum adalah Nobel si penemu dinamit. Karena itu, sang redaktur menerbitkan obituari berjudul “Nobel si pedagang kematian”.

Ketika Nobel, si penemu dinamit yang sesungguhnya, membaca berita tentang “kematiannya sendiri”, ia bereaksi seperti seorang buta yang tiba-tiba dapat melihat kembali. Sejak hari itu, Nobel mencurahkan dirinya untuk perkara-perkara kemanusiaan, terutama perdamaian.

Saulus dari Tarsus mengalami perubahan yang jauh lebih drastis daripada Nobel. Dalam perjalanannya ke Damsyik untuk menangkap para pengikut Yesus, Saulus bertemu dengan Tuhan sendiri. Setelah buta selama beberapa waktu karena pertemuan itu, Saulus menyerahkan sisa hidupnya untuk melayani Dia yang dulu dikejar-kejarnya. Musuh Yesus itu akhirnya menjadi rasul yang berbakti kepada-Nya (Kisah Para Rasul 9:15-16).

Pengalaman kita sendiri mungkin tidak begitu menggemparkan. Namun, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita sudah bertemu dengan Sang Juru Selamat, yaitu Dia yang telah mengubah arah hidup kita.

Jika diantara Anda ada belum pernah mengalami kelahiran kembali, bukalah firman Tuhan di Yohanes 3 dan bacalah perkataan Yesus mengenai hal ini. Lalu, berdoalah dengan kata-kata yang jujur dan sederhana kepada-Nya. Akui segala dosa-dosa Anda di hadapan-Nya dan bukalah hati Anda agar Dia masuk ke dalamnya. Komitmen yang jujur kepada Tuhan akan membawa Anda masuk ke dalam hubungan baru dengan Dia, hubungan yang tidak berlangsung hanya bertahun-tahun, tetapi hubungan yang abadi.

Keselamatan tak sekedar memutus kebiasaan buruk tetapi juga membentuk karakter yang baik.


Gbu all....