Selasa, 31 Desember 2019

Finally, Year End

Matius 19:17
Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."

Tahun 2011 hampir berakhir. Menjelang penghujung tahun ini, hal baik apa yang perlu kita lakukan agar 365 hari yang segera berlalu akan meninggalkan kesan penuh makna dan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menyongsong tahun depan?

Sekarang adalah waktunya untuk mulai mendokumentasikan apa saja yang menurut Anda perlu disimpan sebagai file "bersejarah" dan berharga bagi perjalanan hidup Anda selama tahun ini. Seperti rekaman momen berkesan berupa file foto atau film, piagam penghargaan, dokumen transaksi penting dan sebagainya.

Satu hal yang terdengar klise namun sangat penting bagi perjalanan hidup kita di dunia kerja, yaitu membuat resolusi. Susunlah goals yang hendak Anda raih di tahun depan. Buatlah daftar tentang hal-hal lama yang ingin Anda tinggalkan dan hal-hal baru yang ingin Anda lakukan. Jika Anda dapat menuliskannya dengan jelas, Anda akan memiliki panduan jelas untuk melakukannya.

Jika semuanya sudah selesai, kini waktunya untuk rileks sejenak. Apapun hasil yang kita raih di tahun ini, kita perlu istirahat untuk mempersiapkan diri agar menjadi lebih baik di tahun depan. Ambillah masa tenang untuk menjernihkan pikiran, siapkan diri menyambut peluang baru yang terbentang di tahun mendatang.

Lupakan kesalahan yang telah Anda buat, tapi jangan penah melupakan pelajaran berharga yang pernah Anda peroleh.
Gbu all...

Senin, 30 Desember 2019

Selaras Dengan Allah

Mazmur 32:7
"Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 1; Matius 1; Kejadian 1-2

Di suatu negara di Barat hiduplah seorang gembala yang memiliki sebuah biola. Karena ia bukanlah seorang pemusik maka setiap kali memainkannya, nada-nada itu terasa sumbang terdengar. Ia tidak tahu bagaimana cara menyelaraskan nadanya sampai pada akhirnya ia pun menuliskan sebuah surat ke salah satu stasiun radio. Di dalam isi suratnya, ia meminta orang radio untuk tersebut untuk memperdengarkan kunci nada "A" pada hari dan jam yang telah ditentukan.

Pengelola radio ini merasa begitu tersentuh dengan kata-kata yang ditulis oleh sang gembala dan memutuskan untuk mewujudkan harapan orang tersebut. Pada hari yang ditetapkan, diperdengarkanlah kunci nada dasar "A" lewat siaran radio. Dan benar setelah diputar, gembala itu bisa menyelaraskan dawai biolanya. Rumah yang ia diami bersama keluarga pun akhirnya dapat dipenuhi dengan musik yang riang gembira.

Ketika kita hidup terpisah dari Allah, kehidupan kita menjadi sumbang; tidak selaras dengan sesama dan juga Allah. Namun, jika kita hidup dengan-Nya maka kita pun akan mendapati diri kita dilingkupi oleh musik-Nya yang indah.

Di awal tahun yang baru ini, minta Allah menyelaraskan kehidupan Anda setiap hari dengan firman-Nya, sehingga Anda dapat membawa keharmonisan dan sukacita bagi mereka yang ada di sekitar Anda.

Ketika langkah kita sudah seirama dengan kehendak Allah maka lingkungan sekitar kita pun akan mengikuti irama tersebut. 


Gbu all...

Minggu, 29 Desember 2019

Resolusi Diri

Mazmur 90:12
"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 92; Mazmur 114

Memasuki tahun yang baru ini, ada satu pertanyaan yang hampir akan ditanyakan oleh orang-orang kepada kita, "resolusi apa yang sudah dibuat untuk dilakukan di tahun depan?" Bagi orang-orang yang memiliki prinsip hidup let it flow akan kesulitan menjawabnya karena mereka tidak merancangkan dengan detail apa yang akan mereka kerjakan bagi hidup mereka ke depannya. Namun, bagi yang terencana sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan itu karena mereka sudah mengetahui apa yang menjadi target yang harus diraih ke depannya.

Allah dalam Kemahakuasaan-Nya mengetahui setiap detail kehidupan kita karena Dia telah merancangkan hal itu sebelum manusia dijadikan. Dia sudah menggoreskan tinta perjalanan hidup kita dengan sungguh indah. Walaupun begitu, Allah tidak menginginkan kita hanya diam dan tidak berbuat apa-apa alias pasrah. Allah ingin Anda membuat perencanaan-perencanaan bagi hidup Anda.

Mungkin di tahun yang akan terlewati ini banyak target yang belum tercapai, namun janganlah menjadi putus asa dan ragu. Tetaplah melakukan resolusi. Mintalah bimbingan Allah untuk memberi pengertian akan hal-hal yang perlu Anda perbaiki ke depannya dan juga target-target kehidupan apa yang akan di raih dalam satu tahun mendatang. Percayalah, Dia tidak akan diam ketika Anda menanyakan hal itu. Dia justru akan memberitahukan jalan-jalanNya kepada Anda.

Mari gunakan kesempatan ini untuk mengetahui isi hati Allah bagi masing-masing kita di tahun mendatang. Biarlah doa Daud menjadi doa kita juga di hari ini, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Merenung sejenak akan apa yang telah kita lewati dan memikirkan hal apa yang akan dilakukan di tahun mendatang adalah langkah bijak membuka lembaran hidup yang baru. 


Gbu all...

Sabtu, 28 Desember 2019

Yesus Yang Terutama

Matius 6:33
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 91; Filipi 4; Mazmur 111, 113

Ini adalah sebuah kisah yang nyata dimana ada seorang seorang pria bernama Kurt Warner. Nama ini mungkin terasa asing bagi Anda, namun coba tanyakan kepada masyarakat Amerika Serikat. Tidak ada satu pun yang tidak mengetahui siapakah dirinya.

Kurt merupakan olahragawan AS. Ia adalah pemain Football yang aktif sampai saat ini. Berbagai penghargaan telah ia raih dari cabang olahraga favorit masyarakat negara berjulukan "Pam Sam" tersebut. Di tahun 2008 ketika ia membawa timnya, Arizona Cardinals sebagai juara liga Football AS (NFL), di tahun yang sama itu pula Kurt menerima penghargaan Walter Payton NFL Man of the Year Award.

Dalam sebuah wawancaranya dengan sebuah media Kristiani Amerika Serikat, pria berbadan tegap ini membuka rahasia mengenai kesuksesan yang ia raih. Ia katakan bahwa apa yang ia dapatkan selama ini adalah karena ia menempatkan Tuhan sebagai tempat paling pertama di dalam hidupnya. Setiap hari, ia bersama dengan istri dan anak-anaknya mengambil saat teduh dan mempraktikkan apa yang telah mereka baca pada hari itu. Hal itu terus dilakukan oleh Kurt dan keluarga sampai hari ini.

Kita pun bisa mengalami apa yang diterima Kurt dan keluarga. Namun, kuncinya adalah kita harus menjadikan Tuhan sebagai yang paling utama dalam kehidupan kita. Kesuksesan dan kebahagiaan adalah bonus ketika kita setia dan jujur membangun hubungan dengan-Nya.

Ketika Kristus ditempatkan ke posisi semestinya dalam hidup kita maka segala anugerah dan berkat yang Dia curahkan menjadi milik kita. 


Gbu all...

Jumat, 27 Desember 2019

Pengucapan Syukur Sejati

Mazmur 107:1
"Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!"

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 31; Filipi 3; Ayub 42

Dipisahkan dari teman-teman, dituduh semena-mena, diperlakukan kasar dan bila ada orang yang berhak mengeluh maka ia adalah orang ini, yang hampir terlupakan dalam penjara romawi yang kotor. Tetapi, ia tidak mengeluh, tetapi malah penuh dengan kata-kata pujian dan ucapan syukur!

Orang ini adalah rasul Paulus - pria yang telah belajar arti dari pengucapan syukur sejati, bahkan di tengah-tengah kesulitan yang besar. Mari kita melihat bersama apa yang ditulisnya dalam penjara: "Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita" (Efesus 5:19-20).

Paulus bukanlah orang yang begitu hebat sampai ia bisa menerima segala sesuatu yang tidak mengenakkan dengan hati yang rela. Bahkan di saat dirinya dalam penjara, para penjaga penjara dan teman-teman sepenjaranya berpikir pria ini telah gila. Yang ia lakukan hanyalah berterima kasih kepada Tuhan atas apa yang dialami baik suka maupun yang mendatangkan duka.

Bagi seorang Paulus, pengucapan syukur bukanlah perayaan sekali dalam setahun, melainkan kenyataan sehari-hari sehingga menjadikannya orang yang penuh sukacita dalam setiap keadaan. Biarlah hal ini juga yang terjadi dalam setiap kita.

Ucapkanlah syukur kepada Tuhan senantiasa dan alami kekuatan dan sukacita ketika Anda melakukannya. 


Gbu all...

Kamis, 26 Desember 2019

Kehidupan yang Tentram

Matius 25:23
"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 30; Filipi 2; Ayub 40-41

Siapa di dunia ini yang tidak menginginkan kehidupan yang aman dan tentram? Bila itu ditanyakan kepada masing-masing pribadi, setiap orang berkata pasti menginginkan keadaan itu. Namun, apakah hal tersebut dapat ditemukan di dalam dunia yang sudah semakin jahat? Jawabannya tentu bisa, tetapi bila Anda tinggal di dalam Allah.

Dia memberikan ketenangan bagi Anda melalui setiap perkataan-perkataan yang disampaikan-Nya bagi Anda. Suara-Nya yang lembut namun memiliki kuasa memberikan rasa tentram di kala kita sedang dalam kesusahan, frustasi, dan kebimbangan. Bahkan dalam keadaan yang "biasa-biasa" saja dalam ukuran kita, penyertaan-Nya tetaplah nyata dan sempurna.

Bersama dengan Allah, tidak perlu ada lagi kekuatiran-kekuatiran. Kasih dan sukacita yang dicurahkan kepada setiap kita membuat hidup yang kita jalani pun terasa ringan. Ketentraman bukanlah menjadi sebuah angan-angan ketika Yesus tinggal di dalam hati kita. Apakah Anda hari-hari ini sudah melekat dengan-Nya?

Jika Anda hidup dalam penyertaan Allah maka ketentraman akan Anda nikmati hari demi hari.


Gbu all...

Rabu, 25 Desember 2019

Jangan Termenung

Efesus 5:17
"Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 29; Filipi 1; Ayub 38-39

Sebagai orang-orang yang percaya, kita tahu bahwa doa adalah saluran komunikasi manusia dengan Allah. Namun, tidak semua orang yang berdoa meyakini apa yang mereka panjatkan. Mereka terlalu banyak membingungkan apakah doa saya sudah sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak. Mereka berkata, "Wah, aku pasti tidak dapat berharap Tuhan akan berbuat sesuatu untukku jika itu diluar kehendak-Nya." Dan mereka benar sendiri.

Seharusnya kita tidak usah membuang waktu berdiri dalam kebingungan. Allah telah memberikan firman-Nya kepada manusia dan kita semua bisa membacanya setiap hari bila kita mau melakukannya. Dari sinilah kita dapat menemukan apa kehendak Tuhan bagi kita.

Tuhan telah membuat beberapa perjanjian khusus dalam firman-Nya dan Dia berkehendak untuk memenuhi setiap janji itu dalam hidup Anda. Malah sebenarnya, janji-janji itu dijamin oleh suatu kontrak yang telah ditandatangi dalam darah Yesus.

Alkitab adalah warisan terakhir dari Yesus Kristus. Itu adalah catatan dari apa yang Anda dapatkan di bumi ini dan di kehidupan mendatang dan tindakan paling cerdas yang dapat Anda lakukan ialah memahami isinya. Jangan biarkan Alkitab tergeletak di meja Anda lalu menangis di lantai sambil berseru, "Tuhan, Tuhan, aku sedang mencari kebenaran."

Ambillah Alkitab dari meja itu lalu selidikilah hal-hal yang menjadi milik Anda! Berubahlah jika memang firman-Nya berkata seperti itu. Dengan melakukannya, Anda sedang menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan.

Dia tidak pernah berubah. Alkitab menyatakan Allah tetap sama kemarin, hari ini dan sampai selama-lamanya. Kehendak-Nya juga demikian. Jadi, janganlah membuang waktu Anda untuk termenung memikirkan apakah doa-doa Anda sesuai dengan kehendak-Nya. Bacalah firman Tuhan dan jadikan itu sebagai landasan doa karena dengan begitu, Anda dapat memastikan jawaban doa-doa yang dipanjatkan yang akan datang.

Orang yang tinggal dalam Firman Tuhan selalu hidup dalam kepastian. 


SELAMAT NATAL...

Gbu all...

Selasa, 24 Desember 2019

Menunggu Dengan Antusias

Yakobus 5:7-8

Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 8; Wahyu 14; Nehemia 6-7

“Selamat datang..” penyambutan seperti ini tentu dinantikan oleh setiap orang ketika sampai di suatu tempat. Setiap orang ingin disambut dengan baik, apa lagi ketika pulang ke rumahnya. Tentu tidak menyenangkan jika Anda pulang kerumah disambut oleh keluarga dengan muka yang masam, pasti Anda ingin disambut dengan senyuman atau pelukan yang menandakan mereka menantikan Anda dan bersukacita dengan kedatangan Anda.

Tuhan menginginkan sikap yang sama dari umat-Nya. Ia ingin umat Tuhan atau gereja-Nya sebagai mempelai Kristus menantikan kedatangan-Nya. Ia ingin disambut dengan sukacita. Ia ingin kita sebagai mempelai-Nya menantikan kedatangan-Nya yang kedua kalinya.

Pasti Yesus sedih jika kita sebagai gereja-Nya tidak mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya kembali. Kita seharusnya antusias menantikan Dia, seperti seseorang yang menantikan kekasihnya.

Bulan Desember dimana umat Kristiani merayakan Natal bukan hanya mengingatkan kita bahwa Yesus telah lahir, tapi juga bahwa Yesus akan datang kembali untuk menjemput mempelai-Nya, yaitu kita, gereja-Nya. Untuk itu, mari pada hari ini kita mengingatkan diri sendiri bahwa kita harus mempersiapkan diri dan terus menanti-nantikan Dia. Jangan sampai kita lupa mengisi buli-buli kita dengan minyak, namun hendaknya buli-buli kita terisi penuh sehingga kita tidak menjadi seperti gadis-gadis yang bodoh yang sibuk mencari minyak dan melewatkan kedatangan Sang Mempelai Pria dan ditolak. Namun mari kita meneladani apa yang dilakukan lima gadis bijaksana yang mempersiapkan dengan baik untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua kalinya (Matius 25:1-13).

Ketekunan Anda menantikan Yesus tidak akan sia-sia, Dia pasti datang kembali untuk Anda, itu janji-Nya!


Gbu all...

Senin, 23 Desember 2019

Natal, Waktunya Mengalami Kesembuhan

Markus 2:17
Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 27; Lukas 3; Ayub 32-33

Jika dokter Anda menghubungi Anda dan dengan serius berkata, “Tolong datang secepatnya, ada sesuatu yang perlu saya bicarakan dengan Anda,” maka Anda akan menebak bahwa ada berita buruk untuk Anda! Respon pertama Anda mungkin, “Tidak, saya tidak mau mendengarnya.” Tetapi Anda datang juga karena Anda tahu bahwa hanya dengan mengetahui apa penyakitnya maka Anda bisa mempelajari bagaimana menyembuhkannya.

Tuhan adalah tabib ajaib kita, Ia juga memiliki beberapa berita buruk – tentang kondisi spiritual manusia. Ketika Ia memberi peringatan terhadap Adam dan Hawa karena telah memakan buah terlarang, Tuhan berkata bahwa semua manusia akan mati secara rohani dan juga fisik. Ini adalah berita buruk.

Tetapi Tuhan juga memberikan solusi. Dia menjanjikan seorang Juruselamat akan datang (Kejadian 3:15). Rasul Yohanes menuliskan, “kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” (Yohanes 1:17b). Tetapi bagaimana semua itu bisa kita alami? Yesus datang untuk membawa kasih karunia Tuhan, sesuatu yang kita tidak layak untuk terima karena sama seperti Adam, kita semua telah berdosa. Yesus datang untuk menebus seluruh dosa manusia itu. Dia datang sebagai kebenaran yang akan membawa kita kembali kepada Tuhan. Dia datang untuk “menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21).

Hari ini, dengarkan apa yang dikatakan Sang Tabib Ajaib tentang kehidupan rohani maupun fisik Anda melalui Alkitab. Kemudian terimalah kesembuhan yang telah Ia sediakan – hadiah keselamatan melalui Yesus Kristus. Ini adalah hadiah Natal bagi setiap orang yang mau menerima-Nya.(ODB)

Kehidupan itu tidak menentu, tapi upah dosa sudah pasti maut. Satu-satunya jalan keluar untuk mengalami keselamatan kekal hanyalah Yesus.


Gbu all...

Minggu, 22 Desember 2019

Tuhan Itu Begitu Dekat Dengan Anda

Lukas 2:11
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 26; Lukas 2; Ayub 29-31

Jika Anda pikir bahwa Tuhan tidak pernah bisa mengerti keadaan Anda, maka Anda salah besar. Tuhan sangat mengerti kehidupan Anda. Bagaimana saya bisa katakan dengan yakin tentang hal ini? Tuhan kita bukanlah Tuhan yang hanya duduk-duduk di sorga dan memperhatikan kehidupan umat-Nya. Pada dua ribu tahun lalu, Allah Sang Pencipta Alam Semesta itu menjelma menjadi seorang bayi, berada di rahim seorang wanita dan lahir sebagaimana seorang bayi lahir dari rahim ibunya.

Tidak berhenti disana, Yesus bertumbuh dari seorang bayi, anak-anak, remaja dan menjadi pemuda dewasa dalam asuhan keluarganya. Ia sangat mengerti permasalahan kehidupan ini, karena Ia pernah mengalaminya. Dia bukan Tuhan yang jauh dan tidak tersentuh. Dia adalah Tuhan yang sangat dekat dan mengerti permasalahan kehidupan ini. Bahkan hingga saat ini, Yesus yang telah naik ke sorga dapat kita temui kapan saja.

Jika Anda hari ini berpikir bahwa Natal adalah sebuah perayaan kelahiran-Nya saja, maka saat ini ada sebuah berita gembira untuk Anda. Natal adalah tentang sebuah berita bahwa Tuhan yang telah menjadi manusia itu datang untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, Ia tidak jauh, bahkan sangat dekat dengan kita. Yesus Sang Mesias itu ada di tengah-tengah kita. Ia hidup di dalam Anda dan saya. Bagikan pesan Natal ini kepada setiap orang yang Anda temui, karena pesan ini sangat penting.

Tuhan kita bukanlah Tuhan yang jauh dan tak tersentuh, Ia ada ditengah-tengah kita.


Gbu all...

Sabtu, 21 Desember 2019

Palungan Yang Hilang

Yesaya 1:13 - Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
Amos 5:21 - "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.

Seorang anak muda pernah menulis sebuah naskah drama Natal berjudul "Palungan Yang Hilang". Drama itu menceritakan tentang persiapan perayaan Natal yang sangat meriah. Pernak-pernik Natal terlihat menghiasi kota, pita serta lampu warna-warni semakin menyemarakkan perayaan Natal yang akan dilangsungkan. Semua orang bersukacita, tetapi tiba-tiba keceriaan mereka berubah menjadi kepanikan. Apa gerangan yang terjadi? Ternyata palungan yang bagi mereka dianggap sebagai simbol utama kehadiran Yesus raib dari tempatnya. Panitia kalang kabut, bagaimana mungkin merayakan Natal tanpa palungan? Mulailan mereka mencari-cari palungan itu, siapa gerangan yang telah lancang mengambilnya. Semua warga pun ikut larut dalam kepanikan dan akhirnya mereka pun turun tangan membantu menemukan palungan yang hilang tersebut. Tak lama mencari, mereka menemukan palungan itu. Kali ini mereka terkejut untuk kedua kalinya. Ternyata palungan itu ditemukan dirumah seorang janda miskin, ia tidak dapat membeli peti mati untuk anaknya, sehingga ia meletakkan mayat anaknya dalam palungan.

Kejadian yang ada didepan mata mereka merombak secara total konsep mereka tentang Natal. Kekesalan karena seseorang telah mengambil palungan itu serta merta sirna dari hati mereka. Semua panitia Natal memutuskan untuk merayakan Natal dirumah sang janda, bukan dalam kemewahan dan gemerlapnya lampu-lampu serta pernak-pernik Natal, tetapi dalam ketiadaan. Mereka akhirnya mengerti bahwa Natal sesungguhnya adalah bagaimana kita memaknai kelahiran Juruselamat dengan sebuah pengorbanan.

Dewasa ini, tidak sedikit gereja yang telah kehilangan "palungan" setiap kali merayakan Natal. Palungan disini berbicara tentang kehadiran Yesus yang dampaknya dapat dirasakan oleh orang-orang disekitar kita. Palungan yang hilang itu telah digantikan oleh rangkaian upacara agamawi yang membuat puluhan, ratusan atau bahkan ribuan mata terkagum-kagum. Rangkaian acara yang hanya memamerkan kebesaran organisasi, kehebatan pribadi dan daya tarik materi yang hanya mengundang pengagungan diri dan organisasi ini telah menyingkirkan palungan itu jauh-jauh dari perayaan Natal kita. Natal yang sakral telah menjadi sumber hiburan yang mendatangkan sukacita sesaat. Perselisihan, kebencian dan permusuhan muncul hanya karena mempersoalkan susunan acara dan warna serta model seragam panitia yang akan dikenakan. Sungguh-sungguh menyedihkan.

Kali ini jangan biarkan perayaan Natal kita kehilangan makna, melainkan temukanlah kembali palungan yang hilang selama ini. Lakukan pembaruan yang akan membuat semua orang benar-benar merasakan kehadiran Yesus didalam Natal kita. Natal bukan soal kemeriahan, makanan, kemewahan dan decak kagum orang, melainkan bagaimana kehadiran Yesus mengerjakan sebuah perubahan penting didalam hati setiap orang.


Natal yang sesungguhnya menorehkan kesan yang mengubahkan hati dan bukan kesenangan sesaat.

DOA:
Ampuni kami ya Tuhan Yesus yang seringkali kehilangan makna sesungguhnya tentang Natal yang kami rayakan. Baharuilah hati dan pikiran kami. Dalam Nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.


Gbu all...

Jumat, 20 Desember 2019

Untuk Itulah Aku Lahir

Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 6; Wahyu 12; Nehemia 1-3

Menjelang kematiannya Yesus membuat sebuah pernyataan penting tentang kelahirannya. Selama menjalani pengadilan, Yesus ditanya oleh Pilatus tentang identitasnya. Inilah jawaban Yesus, “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yohanes 18:37b).

Yesus tidak mengatakan bahwa Ia lahir untuk berkotbah atau menyembuhkan, tetapi tujuannya yang utama adalah untuk menjadi saksi bagi kebenaran.

Pilatus kemudian bertanya, “Apakah kebenaran itu?” Sayangnya, Pilatus terlalu terburu-buru dan tidak mau menunggu Yesus menjawabnya. Berapa banyak dari kita yang seperti Pilatus hari ini? Alasan Yesus lahir adalah agar kita mengenal Allah! Itulah alasan bagi kita untuk merayakan Natal dengan sukacita yang besar, tahun demi tahun. Melalui Yesus – yang dipanggil “Imanuel” yang artinya Tuhan bersama kita – Tuhan bersama dengan kita, baik waktu susah maupun senang.

Namun selangkah lebih dalam dari pesan Yesus ini, kita juga diminta untuk menjadi saksi bagi apa yang telah Ia lakukan. Mari dalam bulan dimana kita merayakan hari kelahiran Yesus Sang Juru Selamat ini kita menyaksikan kepada sebanyak mungkin orang bahwa ada kabar baik untuk mereka. Yesus telah lahir, mati dan bangkit untuk menyelamatkan semua manusia yang berdosa.

Jangan sampai kita salah memaknai natal, karena Yesus telah dengan jelas mengatakan tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini. 


Gbu all...

Kamis, 19 Desember 2019

Ganjaran Kerendahan Hati

Amsal 22:4
Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 5; Wahyu 11; Ezra 9-10

Saya adalah orang yang menyukai dunia sepakbola. Selain dapat melihat keterampilan pemain-pemain mengolah bola di lapangan hijau, dari situ saya dapat belajar banyak hal. Terkait dengan renungan yang saya tulis hari ini, saya belajar mengenai apa itu ‘ganjaran’ dari bidang olahraga terpopuler di Indonesia ini.

Di dunia sepakbola, setiap pemain tidak jarang melakukan pelanggaran-pelanggaran saat berada di lapangan hijau. Atas tindakannya tersebut, pasti mereka akan mendapatkan yang namanya ganjaran dari wasit baik itu kartu kuning ataupun kartu merah. Jika pelanggaran yang dilakukan pemain sangatlah berat, maka organisasi sepakbola dimana ia berada biasanya yang akan memberikan ganjaran.

Kata ‘ganjaran’ tidak harus selalu dikaitkan dengan hal-hal yang negatif, hal yang positif pun dapat memakai kata ini. Amsal 22:4 menggunakan kata ini untuk menyatakan upah di dunia bagi seseorang apabila berlaku rendah hati. Berdasarkan ayat firman Tuhan tersebut, ada 3 ganjaran jika manusia rendah hati: 1) ia memperoleh kekayaan; 2) ia memperoleh kehormatan; 3) ia memperoleh kehidupan.

Berlaku rendah hati bukanlah perkara yang mudah bagi manusia dan sikap pamrih-dari manusia-lah alasannya. Kita pasti sering mendengar orang-orang yang menurut kita hebat berkata, “Karena saya perusahaan ini menjadi besar seperti sekarang” atau “Karena saya pelayanan ini berkembang pesat”. Disukai atau tidak, inilah yang sering kali menjerat orang-orang besar dunia maupun hamba-hamba Tuhan luar biasa akhirnya hancur.

Hanya di dalam Allah lah kita dapat menjadi orang-orang yang rendah hati. Dengan terus membangun hubungan tiap-tiap hari dengan-Nya, ‘keakuan’ diri kita akan terkikis habis. Saat kita telah menjadi orang-orang yang rendah hati seperti yang diinginkan-Nya maka tak perlu tunggu lama Dia akan mengganjar hidup kita dengan berkat-berkat seperti yang telah ditulis oleh penulis kitab Amsal di Amsal 22:4.

Ada berkat-berkat besar yang disediakan Allah bagi orang-orang percaya yang rendah hati.


Gbu all...

Rabu, 18 Desember 2019

TUJUAN TUHAN MEMBERKATI KITA

“ Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,” Mazmur 67:2

Perihal berkat selalu menjadi menu perbincangan yang menarik di antara anak-anak Tuhan. Siapa yang tidak mau berkat ? Mungkin ada yang berkata, “ Sudah lama aku mengikut Tuhan, kok hidupku belum juga diberkati ?” Nah, apakah kita sudah menyadari sepenuhnya untuk apakah Tuhan melimpahkan berkat-berkatNya kepada umatNya ? Tuhan memberikan berkat kepada kita dengan suatu maksud atau tujuan yang mulia.

1. Supaya kita memiliki rasa takut akan Tuhan. Di dalam 'takut akan Tuhan' tercakup rasa hormat kepadaNya. Juga dengan berkat yang kita terima kita dapat memuliakan nama Tuhan, menaikkan pujian syukur, serta mengasihi Dia lebih lagi. Bukankah hanya karena anugerah dan rahmatNya berkat turun atas kita ?

2. Supaya kita menjadi berkat bagi orang lain sebagaimana Tuhan memberkati Abraham. “ Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” ( Kejadian 12:2 ). Melalui penebusan Kristus di atas kayu salib setiap orang percaya “...adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” ( Galatia 3:29 ). Berkat yang kita terima bukan seharusnya 'dikonsumsi' diri sendiri, melainkan harus dibagikan kepada saudara-saudara kita yang sangat membutuhkan uluran tangan kita; untuk itu hati kita perlu dijamah Roh Kudus supaya dari dalamnya memancar kasih Kristus. Tapi di sisi lain, janganlah ada orang yang menggantungkan harapannya kepada manusia, tetapi tetap bersandar dan berharap hanya kepada Tuhan.

3. Supaya Kerajaan Allah diperluas di muka bumi. Pemberitaan Injil ke seluruh dunia sangat membutuhkan banyak dana/biaya. Bahkan di zaman para rasul dulu jemaat Tuhan sudah ikut terlibat dalam pembiayaan perjalanan para hamba Tuhan dalam memberitakan Injil. Contohnya jemaat di Makedonia. Walaupun keadaannya pas-pasan, mereka kaya dalam kemurahan dan turut mengambil bagian dalam pelayanan orang-orang kudus.. Paulus berkata, “ Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan.” ( 2 Korintus 8:5a ).

Berkat dari Tuhan adalah untuk kebesaran dan kemuliaan namaNya saja !


Gbu all...

Selasa, 17 Desember 2019

DALAM SEGALA PERKARA TUHAN BEKERJA

Mazmur 34:16-23
“Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakan.” Mazmur 34:18

Selama kita masih berada di dunia ini kehidupan kita tak luput dari masalah. Kita tak pernah luput dari masalah atau penderitaan.

Mengapa dunia dipenuhi masalah? Masalah dan penderitaan timbul karena dunia sudah jatuh dalam dosa. Dalam 1 Yohanes 5: 19 dikatakan bahwa “…seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” Namun sebagai orang percaya kita tidak usah akut dan cemas karena Tuhan bisa memakai semua masalah atau penderitaan yang terjadi untuk menarik kita untuk lebih dekat kepada Dia. Seringkali situasi sulit atau masa-masa gelap di dalam kehidupan kita memaksa kita untuk datang kepada Tuhan dengan kesungguhan hati. Kala kita terkulai tidak berdaya karena sakit, tidak punya uang untuk bayar kos atau kontrakan, anak sakit, gagal dalam rumah tangga atau studi, usaha bangkrut, ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi dan sebagainya, kita menangis dan berteriak kepada Tuhan. Pujian dan penyembahan kita naikkan kepada Tuhan dengan hati hancur dan mendalam. Seperti Hana. Dalam pergumulan berat, “…dengan hati pedih ia berdoa kepada Tuhan sambil menangis tersedu-sedu.” (1 Samuel 1;10). Daud berkata, “Tuhan itu dekat dengan orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Mazmur 34:19).

Belajarlah untuk bersabar dan tetap menaruh iman pengharapan kepada Tuhan sebab “…Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28). Tuhan adalah pemegang kendali seluruh kehidupan yang ada di muka bumi ini, termasuk masalah-masalah yang terjadi dan kita alami. Oleh karenanya serahkanlah beban itu kepada Tuhan, maka Dia akan turut bekerja. Allah turut bekerja yaitu ‘mengolah’ masalah tersebut sehingga mendatangkan kebaikan bagi kita. Tuhan sanggup mengubah yang buruk menjadi baik karena ada pengorbanan yang sempurna yang sudah Tuhan Yesus kerjakan di atas kayu salib. Kita harus ingat bahwa kita memiliki Tuhan yang jauh lebih besar dari masalah apa pun yang ada di dunia ini. Allah mengatakan: “…semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” (1 Yohanes 5:4)

Asal kita percaya penuh kepada Tuhan, setiap masalah selalu ada jalan keluarnya karena Dia turut bekerja!


Gbu all....

Senin, 16 Desember 2019

Semua Karena Tuhan

Mazmur 94:17-18
Jika bukan TUHAN yang menolong aku, nyaris aku diam di tempat sunyi. Ketika aku berpikir: "Kakiku goyang," maka kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 4; Wahyu 10; Ezra 7-8

Terry M. Crist menuliskan seperti ini dalam bukunya “Dibangunkan Terhadap Takdir” : Jauh sebelum internet menjadi trend di akhir abad ke dua puluh, dan jauh sebelum satelit menjadi tehnologi yang menghubungkan seluruh dunia melalui sebuah tehnologi, telephone menjadi standar komunikasi, lokal, nasional dan global. Ketika Samuel Morris menemukan telephone, ia mengakui bahwa ia hanyalah alat Allah. Perkataan pertama yang muncul saat penemuan itu terjadi adalah, “Lihat apa yang telah Allah lakukan.”

Menyadari bahwa diri kita hanyalah alat Tuhan adalah sebuah pengakuan pada kedaulatan Tuhan dalam hidup kita. Ketika kita melupakan hal ini, maka kemanusiaan kita yang mengambil alih kehidupan. Pada saat itulah manusia merasa terpojok dan ditinggalkan oleh Tuhan, pada hal kita yang mengambil alih kendali Tuhan dalam hidup kita.

Kita adalah rekan sekerja Allah, namun tanpa kerendahan hati untuk mengakui bahwa Dialah yang berdaulat atas hidup kita, maka kita tidak bisa bekerja sama dengan-Nya. Kita mengabaikan Dia dengan kesombongan kita.

Hari ini, mari kita merendahkan hati di hadapan Tuhan dengan mengakui bahwa Dia yang berdaulat atas hidup kita. Bahkan Tuhan berdaulat atas hidup kita bukan hanya di hari ini, namun juga atas masa depan kita. Percayalah bahwa dengan mempercayakan hidup kita kepada-Nya, maka kita akan melakukan perkara-perkara besar bersama-Nya.

Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku ~ Tuhan Semesta Alam


Gbu all...

Minggu, 15 Desember 2019

Bertumbuh Menjadi Serupa Dengan Kristus

2 Korintus 4:17
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 3; Wahyu 89; Ester 9-10

Lukas menuliskan bahwa, “…Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Lukas 2:52). Pengetahuan kita tentang kehidupan Yesus sebagai manusia sangat sedikit sekali, namun kita bisa simpulkan dari pernyataan Lukas bahwa Yesus bertumbuh secara emosional, mental dan fisik dengan dengan sangat baik.

Sama seperti kita, Yesus harus bertumbuh sebagai manusia. Dia yang tanpa dosa itu belajar berjalan seperti bayi-bayi lainnya, di didik oleh orangtuanya dan juga menjalani pekerjaan yang dilakukan Yusuf ayah-Nya sebagai tukang kayu.

Banyak orang yang saat ini menderita – bukan karena mereka berdosa atau menolak Allah – tetapi karena Allah sedang memproses hidup mereka. Dalam 2 Korintus pasal 1, Paulus tidak memoles bagaimana dirinya mengalami penderitaan. Bahkan di satu titik, ia mungkin saja mengalami kematian. Namun Tuhan tetap menjaganya, dan Paulus menuliskan masa-masa sulit yang ia lalui dengan menaruh harapan kepada Yesus Kristus.

Tuhan tidak dapat membentuk hidup kita jika diri kita tidak mau berserah dan menjadi transparan di hadapan-Nya. Kita mungkin tidak bisa membayangkan Yesus mengalami kesulitan ketika ia menjalani masa anak-anak, masa remaja atau saat ia bertumbuh menjadi pria dewasa, namun percayalah jika Dia tidak belajar untuk berserah sejak Ia muda, maka Yesus pasti mengalami kesulitan ketika harus menghadapi penderitaan menuju kayu salib.

Hari ini, mari berhenti melihat pada masalah dan penderitaan kita. Mari kita arahkan pandangan kita pada Yesus yang telah menanggung semua penderitaan kita. Ijinkan Dia menjamah hidup Anda, dan memberikan kekuatan pada Anda melalui masa-masa sulit Anda. Percayalah bahwa semua yang Allah ijinkan terjadi dalam hidup Anda, tujuannya untuk membawa Anda menjadi pribadi yang lebih baik. Semua itu tidak hanya membuat Anda menjadi semakin serupa dengan Kristus namun juga memuliakan nama Yesus Kristus dan menjadi kesaksian bagi dunia ini.

Penderitaan bukanlah sebuah hukuman, terkadang itu adalah anugrah yang tersembunyi yang membawa Anda pada mukjizat Allah.


Gbu all...

Sabtu, 14 Desember 2019

Koleksi Yang Bernilai Kekal

Matius 6:19-20
Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 2; Wahyu 8; Ester 7-8

Banyak orang suka mengkoleksi sesuatu – mulai dari koleksi perangko, uang bahkan hingga barang antik. Sementara mereka mengkoleksi sebagai sebuah hobi yang menyenangkan, sangat menyedihkan jika mengingat ketika kita meninggalkan bumi ini, koleksi tersebut akan menjadi koleksi orang lain. Apa yang kita koleksi dan berharga di dunia ini, tidak ada artinya dalam kekekalan.

Yesus berkata seperti ini, “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” (Matius 6:20).

Harta sorgawi tidak akan termakan ngengat dan karat, dan tidak akan turun nilainya. Harta itu juga tidak mungkin hilang ataupun dicuri. Namun bagaimana cara mengumpulkannya? Caranya yaitu dengan menaruh belas kasihan kepada mereka yang membutuhkan. Dengan hidup sebagaimana Yesus hidup, demikianlah kita mengumpulkan harta di sorga.

Dalam Injil Markus, kita membaca kisah bagaimana seorang anak muda yang kaya diminta untuk menjual semua hartanya dan membagikannya kepada orang miskin lalu mengikut Yesus. Namun anak muda yang kaya itu malah pergi dengan sedih hati dan meninggalkan Yesus (Markus 10:21-22). Manusia yang hidup di dunia ini seringkali silau dengan tawaran kekayaan dunia ini, tetapi jika dia sudah memutuskan untuk mengikut Yesus, maka Tuhan akan menunjukkan cara-Nya untuk mengumpulkan harta di sorga, bukannya di dunia ini. Harta yang Anda kumpulkan di sorga tidak bisa dibandingkan dengan harta apapun di dunia ini.

Hari ini, mari kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita seperti anak muda yang kaya yang masih ingin mempertahankan hartanya di dunia ini atau menjadi seorang yang taat kepada Yesus dan mengumpulkan harta di sorga? Pilihan itu ada di tangan Anda.

Harta yang Anda investasikan di sorga, nilainya tidak dapat dibandingkan dengan harta yang bisa Anda kumpulkan di dunia ini.


Gbu all...

Jumat, 13 Desember 2019

Takabur

Mazmur 138:6
TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 1; Wahyu 7; Ester 5-6

Aktor Christopher Reeve mengalami kelumpuhan karena mengalami kelumpuhan saat mengendarai kuda di tahun 1995. Sebelum tragedi ini terjadi, dia pernah memainkan peran sebagai seorang yang lumpuh di sebuah film. Dalam persiapannya, Reeve mengunjungi sebuah fasilitas rehabilitasi bagi mereka yang mengalami kelumpuhan. Dia mengingat pernah berkata: “Setiap kali saya meninggalkan pusat rehabilitasi itu, saya berkata, 'Terima kasih Tuhan, itu bukan saya.'” Setelah kecelakaan di tahun 1995 itu, Reeve menyesali perkataannya: “Saya sangat menjaga jarak dari orang-orang yang menderita kelumpuhan itu tanpa pernah menyadari bahwa dalam satu detik bisa saja saya mengalaminya.” Dan sayangnya, hal itu benar-benar ia alami.

Tanpa kita sadari, mungkin kita sering bersikap seperti Reeve ketika melihat penderitaan yang dialami oleh orang lain. Tidak pernah terpikir bahwa diri kita bisa saja mengalami hal yang sama. Apa lagi jika hidup kita sedang berada dalam puncak sukses, mengalami keuangan yang mapan dan keluarga yang harmonis.

Hal ini pernah dialami Raja Daud ketika ia mengalami masa jayanya dan berkata: “Dalam kesenanganku aku berkata: “Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!” (Mazmur 30:7). Namun keadaan itu berubah dalam sekejab saat Tuhan memalingkan wajah-Nya dari Daud, “ketika Engkau menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut.” (Ayat 8b). Saat itulah dirinya menyadari bahwa tanpa Tuhan, dia bukanlah apa-apa. Semua yang dinikmatinya, semua itu karena Tuhan. Dengan kerendahan hati Daud kembali mengarahkan wajahnya kepada Tuhan dan berkata, “Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku!” (Ayat 11).

Hari ini, mari kita memiliki hati Yesus ketika melihat sesama kita. Hati Yesus selalu berbelas kasihan ketika melihat orang yang menderita. Bahkan Yesus tidak berhenti pada rasa belas kasihan saja, Dia mengulurkan tangan untuk menolong mereka. Jika Anda melakukan apa yang Yesus lakukan ini, maka jika Anda mengalami kesulitan, tangan Tuhan akan bergerak cepat untuk menolong Anda.

Jangan ijinkan penyakit kesombongan menjangkiti Anda, imunisasi diri Anda dengan kasih Tuhan sehingga Anda peka akan terhadap penderitaan orang lain. 


Gbu all...

Kamis, 12 Desember 2019

Menghasilkan Kualitas Kehidupan

Kolose 1:23
Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 150; Wahyu 6; Ester 3-4

Seorang pemain biola yang diakui oleh dunia internasional, percaya bahwa fokus dan latihan dengan disiplin adalah kunci kualitas penampilannya. Sekalipun dalam padatnya jadwal bermain untuk 90 konser per tahun, dirinya masih sempat latihan rata-rata 5 sampai 6 jam perharinya. Jane Ammeson, dalam majalah NWA WorldTraveler menuliskan pernyataan Midori sebagai berikut: “Saya latihan untuk pekerjaan saya dan saya latihan setiap hari...”

Prinsip yang sama juga seharusnya kita terapkan pada iman kita. Paulus menulis kepada Timotius, “Usahakanlah supaya dirimu layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” (2 Timotius 2:15). Kata “usahakanlah” menyiratkan sebuah upaya yang konstan dan disiplin. Hal ini menuntut Anda untuk membangun disiplin dalam semua bidang kehidupan Anda dalam membangun hubungan dengan Tuhan.

Sama seperti seorang musisi yang mengejar kesempurnaan dalam permainan musik mereka, kita seharusnya melakukan hal yang sama dalam melayani Tuhan, mengusahakan agar diri kita layak di hadapan Tuhan, dan memperlengkapi diri dengan mengasah kemampuan yang kita miliki. Hal ini menuntuk waktu dan juga kerja keras, contohnya jika musisi berlatih dengan alat musiknya selama berjam-jam, maka seharusnya kita juga memiliki waktu untuk bersama Tuhan, merenungkan firman-Nya dan menyembah Dia. Seberapa disiplinkah kita dalam mempelajari firman Tuhan, berdoa dan mendengar suara Tuhan?

Kualitas selalu berhubungan dengan ketekunan dan disiplin. Tidak ada sesuatu yang berkualitas di hasilkan dengan cara instant.


Gbu all...

Rabu, 11 Desember 2019

Nilai Sebuah Pengorbanan

Filipi 2:30
Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan ia mempertaruhkan jiwanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu kepadaku.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 149; Wahyu 5; Ester 1-2

Pada tanggal 4 Desember 2006, seorang prajurit berumur 16 tahun melihat sebuah granat dilemparkan ke atas dan jatuh ke dalam mobil perang yang diawakinya bersama 4 orang temannya. Dia berada di atas kendaraan memegang senapan mesin dan masih memiliki waktu untuk melompat keluar untuk menyelamatkan diri. Namun sebaliknya, ia melompat ke dalam tepat di atas granat. Sebuah tindakan pengorbanan demi menyelamatkan empat rekan prajurit lainnya.

Tindakan pengorbanan yang tidak terjelaskan ini membuat kita mengerti mengapa Alkitab bahwa kasih jenis ini lebih berharga daripada kepandaian atau iman (1 Korintus 13:1-3).

Kasih seperti ini sulit ditemukan – membuat Rasul Paulus mengeluh bahwa lebih banyak orang peduli pada dirinya sendiri dari pada kepada Kristus (Filipi 2: 21). Itu sebabnya Paulus juga sangat bersyukur atas keberadaan Epafroditus, seorang rekan sekerja dalam ladang Allah yang rela berkorban bahkan tidak memperdulikan hidupnya untuk melayani orang lain (ayat 30).

Jika kita tidak pernah menempatkan diri kita dalam posisi orang lain, mari kita teladani Epafroditus. Dia telah menunjukkan langkah pertama dengan teladan hidupnya. Kasih yang rela berkorban seperti ini bukanlah sesuatu yang normal atau alami, dan tidak juga berasal dari diri kita sendiri. Hal ini lahir dari Roh Kudus, yang memberikan kita keinginan dna kemampuan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan, sebuah belas kasihan dari Tuhan.

Pengorbanan adalah sinonim dari kata kasih, jika Anda berkata mengasihi tanpa pernah berkorban bagi orang tersebut, maka Anda sedang membual.


Gbu all...

Selasa, 10 Desember 2019

Dampak Ucapan Syukur

Mazmur 86:12-13
Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya;sebab kasih setia-Mu besar atas aku, dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari dunia orang mati yang paling bawah.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 148; Wahyu 4; Ezra 5-6

Penelitian menunjukkan bahwa bersyukur dapat meningkatkan kesehatan fisik dan emosional. Memiliki gaya hidup penuh rasa syukur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan suplai darah ke hati kita. Jika kita melakukan dengan rutin hal ini, maka dapat meningkatkan kewaspadaan kita, antusiasme, energi dan juga meningkatkan kualitas tidur kita. Mereka yang menggambarkan dirinya sebagai orang yang penuh rasa syukur cenderung jarang stres dan depresi.

Untuk mendapatkan semua manfaat diatas, tidak terjadi dengan tiba-tiba. Contohnya waktu Tuhan Yesus menyembuhkan sepuluh orang yang sakit kusta. Saat itu Yesus sedang lewas, dan mereka berteriak, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Namun Yesus tidak langsung menyembuhkan mereka, tetapi memberi mereka perintah untuk menghadap imam-imam. Ketika sepuluh orang yang berpenyakit kusta ini taat, mereka sembuh. Tetapi dari kesepuluh orang kusta yang mengalami kesembuhan itu, hanya satu yang kembali dan menyatakan terima kasihnya kepada Yesus. Hal ini membuat Yesus tertegun, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?”

Bagi kita, sebagai pengikut Yesus, mengucap syukur bukanlah sebuah saran, tetapi perintah. Anda akan menemukan banyak ayat di Alkitab yang memerintahkan umat Tuhan untuk bersyukur. Daud adalah salah satu contoh pribadi yang penuh syukur. Dia bahkan menyatakan syukurnya saat menghadapi masa-masa paling kelam dalam hidupnya.

Pagi ini, mari tanyakan pada diri sendiri seberapa sering kita menunjukkan rasa syukur kita kepada Tuhan dan sesama.

Ucapan syukur bukan hanya sebuah ungkapan terima kasih, tapi hal itu adalah sebuah penyembahan yang akan membawa mukjizat dalam hidup Anda.


Gbu all...

Senin, 09 Desember 2019

Pertahankan Medali Anda

1 Timotius 6:10
Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 147; Wahyu 3; Zakharia 13-14

Tahun lalu, pemenang medali emas lari 1500 meter di Olimpiade dari Bahrain, Rashid Ramsi dicopot medalinya karena melakukan doping. Ramzi belajar dengan cara keras bahwa dia tidak bisa melakukan kecurangan dan tetap menang.

Saya pikir, konsep inilah yang Paulus tulis kepada jemaat di Korintus. Ketakutan terbesar Paulus adalah Tuhan akan mengeluarkan dia dari pertandingan sorgawi yang telah Tuhan tetapkan baginya ketika ia berkata seperti ini, “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:10). Dan tahukah Anda, apa yang bisa membuat kita di diskualifikasi dari pertandingan tersebut? Dosa.

Dosa membuat kita tidak dapat efektif dalam pertandingan iman kita. Dosa adalah seperti beban berat yang membuat Anda sulit untuk berlari meraih janji-janji Allah. Untuk itu kita harus melakukan pertobatan yang terus menerus setiap harinya, seperti membuang sampah dalam kehidupan ini. Jangan biarkan dosa mengotori kehidupan Anda dan membuat Anda gagal dalam meraih janji Tuhan.

Pertandingan iman Anda masih panjang, jangan biarkan dosa membuat Anda tersandung dan kehilangan janji-janji Allah.


Gbu all...

Minggu, 08 Desember 2019

Berkat Sebuah Ucapan Syukur

Kolose 2:7
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 146; Wahyu 2; Zakharia 11-12

Sebelum tidur, saat kami mengantarkan anak kami yang paling kecil ke tempat tidur, dia memanjatkan sebuah doa yang sangat indah, padahal biasanya dia paling sulit untuk di suruh berdoa.

“Terima kasih Yesus,” dia memulai. “Untuk kakak saya, ibu saya, ayah saya, rumah saya, teman-teman saya… dan terutama untuk tempat tidur ku.”

Dia menyampaiak doa syukurnya atas banyak hal yang ia miliki malam itu selama 10 menit. Setelah ia selesai berdoa, kami menciumnya dan juga kakak laki-lakinya, lalu mengucapkan selamat malam kepada mereka.

Sekitar tiga menit kemudia, kami seperti mendengar mereka memanggil, jadi suami saya melongok ke kamar anak-anak. Namun semuanya baik-baik saja, bahkan yang mengejutkan anak laki-laki saya yang paling kecil telah tertidur dengan lelapnya.

Ketika saya merenungkan peristiwa itu, saya diingatkan pada Mazmur 55:22, “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau!” Anak saya memiliki iman yang begitu polos dan mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan dengan ucapan syukurnya, bahkan untuk hal-hal kecil, dan kini ia bisa tertidur dengan pulas dalam lingkupan kasih Bapa Sorgawi. Saya mengingat bahwa seringkali kita sebagai orang dewasa gagal untuk melakukan hal ini.

Jangan ijinkan ketakutan, kekuatiran dan juga keegoisan mencuri berkat Tuhan. Curahkanlah isi hati Anda kepada Tuhan dengan ucapan syukur, dan nikmatilah istirahat dalam pengayoman Bapa Sorgawi. Percayalah bahwa Tuhan tahu yang Anda butuhkan dan Dia pasti memelihara kehidupan Anda.(Mariel Davenport)

Jangan ijinkan kekuatiran mencuri berkat Allah, sebaliknya sampaikan segala keinginan Anda dalam doa dengan ucapan syukur. 


Gbu all...

Sabtu, 07 Desember 2019

Bukan Hanya Jago Teori

I Yohanes 3:18
“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 141; Yohanes 18; Hagai 1-2

Menjadi seorang lulusan sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia adalah sebuah kebanggaan tersendiri, tetapi di satu sisi hal ini juga memberikan beban yang besar bagi saya. Sindiran yang sering dialamatkan kepada sarjana-sarjana di Indonesia sebagai orang yang tahu teori saja jujur sempat membuat kepercayaan diri saya jatuh ketika berada di tengah-tengah masyarakat. Namun Puji Tuhan, oleh karena anugerah-Nya hal itu tidak berlangsung lama.

Lewat proses doa dan terus memperkatakan kata-kata berkat kepada diri saya sendiri, rasa minder saya mulai berangsur-angsur hilang. Saya yang tadinya takut untuk menggunakan keilmuan yang saya dapatkan bertahun-tahun di Universitas akhirnya saya gunakan untuk membantu lingkungan sekitar saya. Sungguh ajaib karya Tuhan, cap “hanya jago teori” dari lingkungan sekitar yang semestinya akan diberikan kepada saya tidak jadi dilakukan karena saya dapat membawa perubahan untuk lingkungan dimana saya berada saat ini.

Allah rindu setiap anak-anak-Nya di muka bumi ini menjadi anak-anak-Nya yang tidak hanya pandai dalam menghafal atau mengucapkan firman-Nya, tetapi juga tahu bagaimana mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dia tahu bahwa orang-orang dunia tidak akan bisa datang kepada-Nya jika umat-Nya yang ada di bumi tidak menjadi kesaksian hidup yang benar kepada mereka.

Bagaimana penilaian orang-orang sekitar tentang Anda selama ini? Apakah mereka melihat Kristus di dalam hidup Anda? Melakukan firman Tuhan bukanlah sebuah paksaan, tetapi jika Anda mengaku sebagai anak-anak-Nya maka Anda pasti melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.

Orang yang benar-benar mengasihi Tuhan selalu dapat dilihat dari perkataan dan perbuatannya.


Gbu all...

Jumat, 06 Desember 2019

Berlaku Ramah

Kisah Para Rasul 28:7
“Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 140; Yohanes 17; Ezra 3-4

Pekan lalu, Indonesia kedatangan seorang tamu istimewa dari Amerika Serikat. Presiden ke-44 negara adidaya tersebut, Barack Obama yang sebelumnya telah dua kali meng-cancel kedatangannya sebanyak dua kali akhirnya menapakkan kakinya juga ke Republik ini. Meski hanya berada di Indonesia kurang dari 24 jam, tetapi banyak masyarakat yang memuji pria berkarisma ini.

Salah satu yang membuat rakyat di negeri ini terkesima dengan Obama adalah keramahannya seperti ditunjukkannya saat seusai memberikan kuliah umum di depan civitas akademika Universitas Indonesia. Ketika suami dari Michelle Obama turun dari podium, ia tidak berjalan lalu saja ke tempat duduk yang disediakan panitia, tetapi dengan sambil tersenyum ia menyalami orang-orang yang dilewatinya satu per satu.

Keramahan adalah hal yang penting di dunia ini. Dengan berlaku ramah, orang lain akan senang dekat Anda. Bukan itu saja, lewat keramahan yang Anda tunjukkan, mereka akan memperlakukan Anda secara baik layaknya sahabat atau saudara mereka.

Begitu banyak hal positif yang didapat karena Anda memperlihatkan sikap ini. Bahkan perlu Anda ketahui bahwa saat Anda ramah kepada orang lain, Allah Bapa di Surga tersenyum bahagia melihat perbuatan Anda tersebut. Maukah Anda membuat-Nya tersenyum setiap hari? Jadilah orang yang ramah !

Berlaku ramah kepada orang lain adalah ciri-ciri nyata pengikut Kristus sejati. 


Gbu all....

Kamis, 05 Desember 2019

Pengorbanan

Efesus 5:1-2“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 139; Yohanes 16; Ezra 1-2
Menjadi seorang ayah yang baik bagi anak-anaknya bukanlah perkara yang mudah, setidaknya itulah yang saya lihat dari Bapak saya. Selain harus mencari nafkah bagi keluarga, beliau juga harus merelakan tubuhnya kecapaian ketika saya dan saudara-saudara saya mengalami sakit.
Saya ingat sekali dengan peristiwa 12 tahun yang lalu dimana saya waktu itu menderita gejala demam berdarah. Dengan kondisi daerah Jakarta yang masih rawan ketika itu karena baru saja terjadi kerusuhan, Bapak saya membawa saya ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta menggunakan motor Vespa milik beliau. Bukan hanya sampai situ juga, beliau adalah orang yang menjagai saya selama satu minggu ketika saya terbaring di rumah sakit.
Saya tahu bahwa Bapak saya lelah mengurusi saya ketika itu, tetapi beliau tidak pernah menunjukkannya kepada saya. Beliau tetap merawat saya dengan baik. Perbuatan yang bapak saya perlihatkan kepada saya saat itu akan terus teringat dalam benak saya karena lewat peristiwa itulah saya memahami apa artinya berkorban.
Beribu-ribu tahun yang lalu sebenarnya sudah ada seorang Pribadi yang telah menunjukkan hal ini kepada manusia. Dia yang tidak pernah mengenal dosa, namun karena untuk menyelamatkan hidup kita, Dia merelakan diri-Nya menjadi korban tebusan. Dia Suci dan Agung, bahkan Dia adalah Anak yang sangat dikasihi oleh Bapa. Tentu Anda sudah mengenal-Nya karena nama-Nya begitu terkenal di seantero jagat raya. Ya benar, Dia adalah Yesus.
Oleh karena kasih-Nya kepada manusia, Dia mau merendahkan diri-Nya menjadi sama seperti Anda dan saya. Ini adalah pengorbanan terbesar yang pernah terjadi di dunia ini dan tidak ada satu pun yang akan dapat menyamainya.
Sebagai pengikut Yesus, kita patut meneladani sikap Yesus yang satu ini. Berkorban bukan berarti harus mati bagi orang lain saja, tetapi juga bisa lewat membantu kehidupan orang lain yang membutuhkan secara suka rela. Sudahkah Anda memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan harta kekayaan Anda untuk menolong kehidupan orang di sekitar Anda saat ini? Jika belum, lakukanlah sekarang karena ini adalah bukti Anda mengasihi Tuhan Yesus.
Satu-satunya motif berkorban yang benar adalah kasih. Di luar ini, salah ! 


Gbu all....

Rabu, 04 Desember 2019

Mengikut Yesus Dari Kejauhan

Lukas 23:49
Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 138; Yohanes 15; 2 Tawarikh 36:22-23

Ada orang banyak yang mengikuti Yesus kemanapun Ia pergi – ke kota-kota, desa-desa, perbukitan, danau bahkan sinagoga. Mungkin mereka mengikuti-Nya karena mukjizat yang telah dibuat-Nya, atau tertarik dengan ajaran-Nya, namun satu hal, hanya beberapa gelintir orang yang berkomitmen terhadap-Nya. Mereka adalah ke dua belas murid-Nya.

Namun bagaimana ketika Yesus menghadapi jalan salib itu. Para murid tercerai berai. Satu orang mengkhianati-Nya, satu lagi menyangkal-Nya dan yang lainnya hanya melihat Yesus dari kejauhan. Namun sekalipun demikian, Yesus tetap mengasihi mereka. Dia datang menguatkan mereka kembali setelah kebangkitan-Nya. Mereka bisa di yakinkan dengan kehadiran Yesus. Mereka tahu bahwa Tuhan yang mereka ikuti cukup dekat dengan mereka untuk mereka sentuh, dan percayai. Mereka kembali menaruh kepercayaan dan pengharapan mereka pada Yesus, bahkan lebih dari komitmen, mereka rela memberikan nyawa mereka untuk memberitakan nama Yesus itu. Mereka yakin apapun keadaan mereka, ada pengharapan dan hidup kekal di dalam Yesus.

Anda dan saya memiliki pilihan yang sama hari ini. Apakah kita akan mengikuti Yesus seperti orang banyak itu, melihat Yesus dari kejauhan, atau mengikuti jejak Yesus dan berada bersama-Nya bahkan ketika harus berhadapan dengan maut?

Hari ini marilah kita jangan jadi pengikut yang pasif, yang hanya mengenal Yesus dari jauh. Namun mari kita mengikuti Yesus dengan komitmen. Pada dasarnya, mengikuti Yesus memiliki berbagai kelebihan: Pertama, kita mendapatkan hidup kekal; Kedua kita mengalami rahmat dan pengampunan dari-Nya setiap hari; Ketiga, Allah merancangkan kehidupan yang penuh harapan, dan Dia selalu bersama kita; Kelima, tidak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa ijin-Nya; Ke enam, Dia memberi kita kekuatan-Nya, otoritas dan kuasa-Nya; Ketujuh, Ia memberikan perlindungan sempurna atas hidup kita.

Apa lagi yang Anda butuhkan dalam hidup ini? Bukankah mengikut Yesus itu adalah sebuah keuntungan?

Ingatlah bahwa Anda tidak akan pernah kehilangan upah ketika mengiring Yesus. 


Gbu all...

Selasa, 03 Desember 2019

Di Mana Perabot Anda?

1 Petrus 2:11
Saudara-saudaraku yang terkasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

Bacaan Alkitab Setahun:Mazmur 137; Yohanes 14; Ratapan 4-5

Ada seorang pengembara tiba di sebuah negeri di Timur Tengah. Orang ini mendengar ada seorang bijaksana di negeri itu, dan ingin menemuinya. Pria bijaksana itu di kenal saleh, dan baik hati sehingga sangat dikasihi banyak orang. Untuk itu tidak sulit menemukan pria bijaksana itu. Ketika pengembara itu bertanya dimana rumahnya, setiap orang yang di temuinya langsung menunjuk ke arah ujung perkampungan dimana berdiri sebuah gubuk reyot.

Ketika ia mengetuk pintu gubuk itu, muncul seorang pria tua yang mempersilahkan ia masuk. Pengembara itu sangat terkejut mendapati bahwa pria bijaksana itu tinggal di gubuk reyot yang isi rumahnya hanya sebuah meja, sebuah kursi, satu kompor dan alat memasak saja.

Karena merasa tidak nyaman, pengembara itu bertanya, “Dimana perabot rumah Anda?”

Orangtua tadi balik bertanya dengan lembut, “Mana milik Anda?”
“Tentu saja di rumah saya. Kan saya sedang merantau, tidak mungkin saya membawa perabotan saya,” jawab pengembara itu.

“Saya juga,” jawab orangtua yang bijak itu. “Saya kan sedang merantau di dunia ini.”

Apakah Anda sadar bahwa kita sebenarnya perantau di dunia ini? Rumah kita adalah di sorga, dimana Yesus sedang menyiapkannya bagi kita. Namun banyak orang saat ini melupakan bahwa diri mereka adalah perantau sehingga yang mereka sibukkan adalah mengumpulkan harta di dunia ini. Pada hal pada akhirnya semua harta dunia itu tidak dapat mereka bawa ketika tiba saat untuk pulang ke rumah Bapa di Sorga.

Jangan lupakan bahwa Anda adalah perantau di dunia, gunakanlah harta duniawi ini untuk menghasilkan kekayaan sorgawi. 


Gbu all...

Senin, 02 Desember 2019

Belum Seberapa

Mazmur 126:1-6 - Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Kalau sekarang banyak orang Afrika menjadi Kristen, banyak KKR digelar, gereja-gereja bertumbuh, dan kota-kota mengalami transformasi, hal itu bisa terjadi karena dulu ada seorang penabur benih Injil yang melayani dengan mencucurkan air mata. Setelah 16 tahun melayani di Afrika, berjalan 11 ribu mil untuk menjangkau jiwa, David Livingstone kembali ke Inggris dengan banyak derita. Lengan kirinya tergantung lemah disisi tubuhnya, terkoyak oleh serangan singa besar. Kulit wajahnya coklat karena terik matahari. Telinganya tuli akibat demam dan matanya setengah buta akibat cabang pohon yang menampar matanya dihutan. Demi tersebarnya berita Injil, secara fisik hidupnya telah hancur!

Tiada kemuliaan tanpa penderitaan, tiada pelangi tanpa salib yang mendahuluinya. Habis gelap barulah terbit terang. Itu merupakan rumusan rohani yang berlaku bagi anak-anak Tuhan yang mau hidup menurut cara Tuhan. Sampai saat inipun, rumusan ini tetap berlaku. Untuk sebuah hasil maksimal, termasuk dalam hal-hal rohani, diperlukan kerja keras dan bayar harga yang tidak murah serta tidak mudah. Banyak orang menganggap kasih karunia Allah berarti hilangnya kewajiban untuk berusaha dan membayar harga untuk sebuah keberhasilan. Banyak orang ingin sesuatu yang cepat, instant dan mudah, tanpa mau menderita atau bekerja keras, maunya langsung menikmati. Didalam pekerjaan atau pelayanan, dukacita mendahului sukacita. Seperti seorang ibu yang melahirkan, pertama-tama melewati penderitaan dan kemudian sukacita tak terperi sesudah bayinya lahir. Prinsip ini membuat kita tidak putus asa mana kala hari ini kita melewati masa-masa sulit. Semua ratapan, tangisan, dan derita hari ini adalah jalan pembuka bagi masa-masa sukses dan keemasan dihari esok.

Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang (menikmati hasilnya) kemudian. Bagaimana dengan kita, apakah prinsip ini tetap kita pegang teguh dalam kehidupan sehari-hari? Ingatlah bahwa Allah tidak pernah meniadakan prinsip tabur-tuai. Jadi kalau kita ingin menikmati sesuatu yang baik, mari menaburlah.

Orang yang ingin menuai tanpa mau menabur sama dengan mengharapkan kesia-sia an


Gbu all....

Minggu, 01 Desember 2019

Tragedi Bukanlah Sebuah Hukuman

2 Korintus 1:6
Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 136; Yohanes 13; Ratapan 3

Mudah untuk bersukacita saat keadaan baik-baik saja, tetapi bagaimana jika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan keinginan Anda? Dibutuhkan iman yang besar untuk dapat tetap bersukacita dalam segala keadaan, bahkan yang terburuk sekalipun. Anda dapat tetap bersukacita dalam segala keadaan, jika Anda dapat melihat bahwa Allah tengah bekerja dalam segala keadaan untuk mendatangkan kebaikan. Orang-orang ini akan bersabar menghadapi badai, dan menantikan pelangi Tuhan setelah angin ribut berlalu.

Hal inilah yang dialami olah William Moon, seorang pria cemerlang dari Inggris yang sedang menikmati masa jayanya. Baginya terbentang masa depan yang cerah, hingga sebuah kecelakaan ia alami. William kehilangan penglihatannya secara total, dia tidak bisa lagi melihat masa depannya. Ia sempat merasa putus asa, “Apa gunanya segala kemampuanku saat ini setelah aku tersekap dalam kamarku dan seluruh dunia seakan-akan tertutup bagiku?”

Namun saat ia terkurung di dalam kamarnya itu, ia mulai sadar bahwa Allah pasti memulai maksud atas apa yang ia alami. Karena ia telah menjadi buta, William mulai mengembangkan sistem unik untuk mengenali abjad untuk menolong orang lain yang mengalami keadaan yang sama dengan dirinya. Sistem ini dengan segera di terima di beberapa negara dalam berbagai bahasa. Bahkan lebih dari empat juta orang buta dapat membaca Alkitab karenanya. Tanpa di sadari William Moon sudah menjadi “penginjil” dengan penemuannya itu. Karyanya telah membawa banyak orang buta menemukan Yesus dalam hidup mereka. Apa yang terlihat sebagai bencana, jika Anda mengijinkan Allah bekerja dalam hidup Anda maka hal itu dapat menjadi berkat bagi banyak orang.

Bagaimana respon Anda terhadap pencobaan yang Anda alami? Apakah Anda tenggelam dalam kekecewaan dan mengasihani diri atau memilih bangkit dan mengijinkan Tuhan mengubah tragedi yang Anda alami menjadi berkat? Semua pilihan itu ada di tangan itu.

Tidak ada hal buruk dalam hidup ini jika Anda mengijinkan Tuhan berkarya dalam hidup Anda. 


Gbu all...