Senin, 07 Maret 2011

KERANJANG ARANG

Seorang kakek hidup di perkebunan, pegunungan sebelah timur negara bagian Kentucky, Amerika dengan cucu lelakinya yang masih muda.  Setiap pagi kakek bangun lebih awal dan membaca Alkitab di meja makan dapur.  Cucu lelakinya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.
Suatu hari sang cucu bertanya, “Kek, aku mencoba membaca Alkitab seperti yang kakek lakukan, tetapi aku tidak dapat memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku.  Apa sih kebaikan dari membaca Alkitab?  Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melubangi keranjangnya ia menjawab, “Bawa keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air.”
Sang cucu pun melakukan persis seperti perintah kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumah.  Kakek tertawa dan berkata, “Lain kali kamu harus melakukannya lebih cepat lagi.”  Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tersebut untuk dicoba lagi.  Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap: lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah.  Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakeknya mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi.  Sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.  Kakeknya berkata, “Aku tidak mau ember itu, aku hanya mau keranjang arang itu.  Cucunya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakeknya.  Sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap habis sebelum ia tiba di rumah.  Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi sesampainya di depan kakek, keranjang sudah kosong lagi.
Sambil terengah-engah ia berkata, “Lihat kek, percuma!”  “Jadi kamu pikir percuma?”, jawab kakek.  “Lihat keranjangnya,” kata kakek.  Sang cucu melihat ke dalam keranjang dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda.  Keranjang itu TELAH BERUBAH dari keranjang arang tua dan kotor, menjadi BERSIH luar dan dalam.
“Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Alkitab.  Kamu mungkin tidak bisa memahami atau ingat semuanya, tetapi ketika kamu membacanya lagi, kamu akan berubah, luar dan dalam.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar