Selasa, 30 September 2014

Orang Asing

Ayat bacaan: Keluaran 23:9
====================
"Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir."

menindas orang asingSalah satu pekerjaan saya adalah mengajar di sebuah kursus desain. Ada yang jangka waktu belajarnya 6 bulan, ada yang hanya sebulan, dan ada pula yang intensif dalam seminggu. Dalam waktu sesingkat itu, saya pun harus membuat siswa siswi dapat beradaptasi dengan cepat. Kenapa demikian? Karena saya akan lebih mudah mentransfer ilmu jika mereka sudah benar-benar "in" dan merasa nyaman. Umumnya kursus, tingkatan usia pun beragam, mulai dari remaja sampai orang yang sudah tua. Latar belakang pendidikan mereka juga beragam, ada yang dari SMU, ada yang sedang atau baru lulus kuliah, ada yang sudah bekerja dengan berbagai profesi. Sebut saja dokter, pegawai kantoran sampai penyanyi dangdut. Latar belakang yang berbeda-beda ini tentunya memerlukan pendekatan yang berbeda pula. Semua itu harus cepat saya lakukan, karena masa belajar mereka sangat singkat. Selama beberapa tahun berada dalam kondisi seperti itu, saya terbiasa untuk melakukan proses adaptasi dalam waktu sangat singkat. Karenanya untuk masa matrikulasi atau penyesuaian dasar untuk mengikuti pendidikan pun seringkali ditugaskan pada saya, meskipun pada kelas yang bukan bidang saya. Intinya, bagaimana saya bisa membuat mereka tidak lagi merasa asing dengan lingkungan pendidikan mereka yang baru, dan bagaimana memotivasi mereka agar mereka dapat mengikuti pelajaran dengan lebih bersemangat. Ada yang mudah karena orangnya nyantai atau humoris, ada pula yang susah karena orangnya tertutup, merasa rendah diri, segan dan lain-lain. Salah satu metode awal yang saya lakukan adalah menghafal nama mereka satu persatu, dan umumnya mereka akan lebih cepat akrab dan merasa nyaman jika mereka mengetahui bahwa pengajar mereka mengenal nama mereka. Pola pendekatan lain tergantung apa yang saya baca dari pribadi masing-masing, dan semuanya harus cepat saya lakukan agar tidak ada waktu terbuang.

Dalam dunia pekerjaan, pendidikan dan lingkungan tempat tinggal kita akan selalu berhadapan dengan pendatang baru. Banyak di antara pendatang baru mendapatkan bentuk diskriminasi sampai intimidasi. Salah seorang teman saya pernah hanya bertahan seminggu di sebuah perusahaan karena menurutnya dia tidak dipedulikan teman-teman sekerjanya. Tidak pernah membalas sapa, membuang muka, dan memprotes apapun yang ia kerjakan. Bentuk-bentuk perlakuan seperti ini akan terus terjadi di berbagai tempat pada pendatang baru. Kita sebagai anak-anak Tuhan jangan sampai ikut-ikutan seperti itu. Ketika orang masih merasa asing pada sebuah lingkungan, kita seharusnya mengulurkan tangan menyambut dan membuat mereka merasa nyaman. Musa dalam beberapa kesempatan mengingatkan kita akan hal tersebut, seperti yang bisa kita baca dalam Keluaran 23:9 mengenai peraturan hak manusia, dalam Keluaran 22:21 mengenai peraturan menghadapi orang yang tidak mampu, juga dalam Imamat 19:33-34. Musa mengingatkan umat Israel pada waktu itu untuk tidak menindas, justru harus mengasihi orang asing karena mereka pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi orang asing di Mesir. Dalam Imamat 19:33-34 tertulis "Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia.Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu." Ini sebuah peraturan yang mengharuskan kita untuk mengasihi dan memperlakukan orang asing sama seperti yang kita buat terhadap diri sendiri.

Sebagaimana dua hukum terutama yang diajarkan Yesus, kita harus mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri kita sendiri, termasuk pada orang asing. Hindari pemikiran kaum mayoritas vs kaum minoritas, hindari bentuk-bentuk diskriminasi, hindari pemikiran bahwa kita berkuasa lebih atas mereka hanya karena mereka masih asing dalam lingkungan kita. Sebagaimana Yesus mengasihi kita, seperti itu pula kita harus mengasihi orang lain. "Dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah." (Efesus 5:2). Tuhan ingin anak-anakNya tampil beda,tidak serupa dengan dunia ini, dan hidup dengan kemampuan mengetahui apa yang baik dan berkenan di hadapan Allah. (Roma 12:2). Ketika ada orang asing atau pendatang baru yang masuk ke dalam kehidupan kita, sapalah mereka, ucapkan selamat datang dan bantu mereka untuk bisa merasa nyaman.


Hindari bentuk penindasan dan bagikan kasih kepada orang lain, seperti kita dipenuhi kasih Kristus


GBU ALL...

Senin, 29 September 2014

BANGKIT DARI KEGAGALAN

Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
Amsal 24:16

Setiap kita pasti pernah mengalami kegagalan, tentunya setiap kita tidak menyukai dengan kegagalan Sehingga banyak orang yang tidak bisa menerima kenyataan kalau ia harus mengalami kegagalan. Banyak reaksi yang ditunjukkan ketika seseorang sedang dalam kegagalan mungkin ia mulai merasa pesimis serta putus asa .Padahal kita harus selalu ingat bahwa ketika kita mengalami kegagalan itu bukanlah akhir segalanya. Kalau kita menanggapi kegagalan ini dengan pikiran positif maka kegagalan merupakan langkah awal kita untuk belajar melangkah dalam mencapai kesuksesan.

Dalam hidup ini saat kita tidak pernah gagal maka kita tidak akan pernah untuk belajar lebih lagi. Sebab itu milikilah selalu semangat untuk terus bangkit karena di dalam Tuhan masih ada harapan bagi kita. Di dalam Tuhan tidak selamanya kita mengalami hal yang buruk.

Tuhan kita selalu turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).

Jadi sebenarnya Allah tidak pernah merencanakan kegagalan bagi setiap kita dan untuk itu jangan pernah berpikir bahwa kegagalan itu datangnya dari Allah. Karena rancangan Allah adalah rancangan yang penuh dengan damai sejahtera. Dia adalah Allah yang tidak pernah gagal. Sebagai umat Allah sekalipu kita pernah mengalami kegagalan jangan pernah kita terlalu terpuruk dalam kegagalan itu, jangan pernah kita terus menyesali kegagalan kita tetapi mari kita bangkit dari yang kita alami, Hal yang seharusnya kita lakukan adalah mari kita mencari wajah Tuhan karena pada saat kita bertemu dengan Tuhan maka Tuhan akan mengubah kegagalan kita menjadi kemenangan.

Tuhan tidak pernah memandang seberapa besar kegagalan diri kita karena Ia adalah Allah yang baik dan Ia mau memulihkan keadaan kita. Jadikanlah kegagalan itu sebagai pelajaran yang berharga dan jadikanlah sebagai batu loncatan kita untuk kita menuju keberhasilan. Amin. 


GBU ALL...

Minggu, 28 September 2014

Jangan Menghakimi

Ayat bacaan: Roma 14:4
==================
"Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri."

GMB,BamsBagi penggemar band kristen tentu sudah tidak asing lagi dengan band GMB (Giving My Best). Mereka sudah memberkati begitu banyak orang dalam perjalanan mereka. Beberapa bulan yang lalu penggemar mereka dikejutkan dengan mundurnya Sidney Mohede sang vokalis. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata posisinya digantikan Bams, vokalis band Samsons. Munculnya suara pro dan kontra tidak terelakkan. Sebagian orang menganggap reputasi Bams selama ini tidaklah cukup untuk menduduki posisi dalam sebuah band sekelas GMB. Mereka melihat Bams sebagai sosok selebritis yang kehidupannya tidak mencerminkan seorang anak Tuhan yang baik. Sulit dibantah memang, karena saya pernah beberapa kali melihat gaya hidup dan wawancara Bams di infotainment yang membuat saya pun sempat ragu.

Tapi Tuhan mengingatkan saya akan hal ini. Ayat bacaan berbicara pada kita semua bahwa kita tidak dalam kapasitas untuk menghakimi siapapun. Siapakah kita ini yang merasa diri kita berhak menilai negatif orang lain? Urusan penghakiman adalah hak Tuhan, bukan kita.(Roma 12:19). Dalam Matius 7:1-3 kita diingatkan agar kita tidak menghakimi supaya kita tidak dihakimi. Apa yang kita pakai untuk mengukur orang lain akan dipakai pula kepada diri kita sendiri. Dalam kisah perempuan yang berzinah, Yesus berkata: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yoh 8:7) Ini sebuah peringatan bahwa kita semua juga masih banyak berbuat dosa, dan karenanya kita tidak bisa menghakimi orang lain seolah-olah kita lah yang paling bersih.

Saya rasa tidak ada orang yang tidak pernah terjerumus dalam dosa. Banyak diantara kita, termasuk saya sendiri yang masa lalunya juga penuh dengan kekelaman. Betapa luar biasanya Tuhan yang memberi pengampunan ketika kita bertobat. Bayangkan dalam posisi manusia yang pantas dihukum semua dosa-dosanya, Tuhan malah mengirim Yesus Kristus ke dunia untuk membayar lunas semua dosa kita. Dia mati di atas kayu salib untuk kita semua, menggantikan tempat yang seharusnya kita tanggung. Kemudian Tuhan memberikan kita berkat melimpah, diantaranya kehidupan kekal, pengampunan, sukacita, damai sejahtera dan pengharapan - yang semuanya diberikan lewat Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Jika kita benar-benar menyadari hal ini, kita pun akan semakin mengurangi kecenderungan untuk menilai dan menghakimi orang lain. Jika kita bersyukur atas segala pengampunan dan kesempatan yang diberikan Tuhan pada kita, sudah selayaknya kita pun memberikan kesempatan bagi siapapun untuk berbalik dari kejahatan dan dosa. Mungkin panggilan buat Bams adalah awal yang baik untuk memulai kehidupannya yang baru. Dia mendengar panggilan Tuhan dan memilih untuk melakukannya. Ini adalah sesuatu yang seharusnya kita dukung, bukan sebaliknya dicurigai dan dihakimi. Melayani dalam sebuah band rohani kristen bukanlah tempat untuk ajang popularitas, menumpuk harta atau menjual suara, bukan juga sebuah entertainment semata, tapi menawarkan sebuah pelayanan lewat pujian dan penyembahan, yang bisa menawarkan kehidupan buat generasi kita. Dan semua itu adalah demi kemuliaan Tuhan. Seperti yang tertulis pada Filipi 4:8, marilah kita mendasarkan pikiran kita kepada hal-hal yang positif dan menjauhkan bentuk-bentuk penghakiman dan penilaian negatif terhadap orang lain.

Ketika saudara kita sadar dan bertobat, berilah mereka kesempatan, karena Tuhan pun selalu memberi kesempatan dan pengampunan buat kita semua


GBU ALL...

Sabtu, 27 September 2014

Mengasihi Musuh

Ayat bacaan: Amsal 24:17
=========================
"Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok"

mengasihi dan berdoa bagi musuhBagaimana defenisi musuh bagi anda? Bagi sebagian besar orang, musuh berarti seseorang yang dibenci, mungkin karena menyebabkan kerugian, sakit hati, kekecewaan dan lain-lain. dan karenanya mereka ini tidak pada tempatnya diampuni, apalagi dikasihi. Dalam sebuah acara siraman rohani saudara kita yang berlainan keyakinan di radio, seorang guru agama menjelaskan perbedaan antara lawan dan musuh. Lawan adalah kompetitor yang dibutuhkan, seseorang yang berbeda pendapat dengan anda dan sebagainya. Sedang musuh adalah seseorang yang harus diperangi, dihancurkan, dimusnahkan. Mungkin pola pikir duniawi pun demikian, karena seorang musuh telah menyebabkan kerugian atau kekecewaan yang tidak sedikit. Mengasihi orang yang memang kita kasihi, membalas kebaikan dengan kebaikan tidaklah sulit. Tapi ajakan mengasihi musuh, ini sebuah ajakan yang bisa kita anggap aneh dan umumnya sangat sulit untuk dilakukan.

Coba bayangkan jika musuh yang anda benci mengalami masalah, malapetaka atau setidaknya problema, tidakkah hal itu bisa memuaskan hati kita? Banyak orang yang akan sangat menikmati hal tersebut, malah ironisnya banyak yang memanjatkan syukur pada Tuhan ketika si musuh sedang menderita. Ayat bacaan hari ini menegaskan janganlah kita bersukacita dan bergembira ria ketika musuh kita jatuh. Dalam kesempatan lain Yesus pun dengan tegas mengajarkan: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Mat 5:44). Mengapa harus demikian? ayat selanjutnya menjelaskan alasannya. "Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar."(Mat 5:45) Alasannya adalah, karena dengan mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menyakiti kita-lah kita menjadi anak-anak Bapa. Ini sebuah ajaran luar biasa yang membedakan kita yang percaya pada Yesus dengan orang-orang duniawi. Meskipun demikian, ajaran ini tidaklah mudah untuk dilakukan, dan bisa jadi makan waktu yang tidak singkat untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.

Seorang penulis Kristen bernama Alfred Plummer (1841–1926) pernah menulis: “To return evil for good is devilish; to return good for good is human; to return good for evil is divine. To love as God loves is moral perfection." Plummer benar, membalas kebaikan dengan kejahatan berarti membiarkan iblis mempengaruhi kita dengan kebencian,iri dan dengki. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah sesuatu yang manusiawi, sedang membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat Ilahi. Untuk kehidupan kita pun, sebuah rasa sakit hati dan kebencian akan musuh tidaklah sehat. Kita tidak akan pernah bisa hidup bahagia dalam damai dan sukacita jika kita masih menyimpan dendam dan kebencian. Lihatlah bagaimana tindakan Yesus di atas kayu salib. Dalam Lukas 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Bukankah luar biasa, ketika Yesus tengah mengalami penderitaan di luar batas kemanusiaan, Dia masih bisa berdoa bagi mereka yang menyalibkan dan menyiksa-Nya. Jika mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka masih terasa sulit bagi anda, biarkanlah diri anda dituntun oleh Roh Kudus untuk hal itu. Jangan keraskan hati, berdoalah dan minta agar Roh Kudus menerangi diri anda. Terang cahaya dari Roh Kudus akan mampu menembus kegelapan yang paling dalam sekalipun di hati kita, dan itu akan membuat kita sanggup untuk memaafkan musuh kita. Sulit memang, tapi kita harus sanggup mencapai tingkat tersebut. "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48)


Roh Kudus mampu memberikan kelegaan sehingga kita sanggup memberikan pengampunan dan mendoakan musuh kita


GBU ALL...

Jumat, 26 September 2014

Gembalakanlah Domba Ku

Ayat bacaan: Yohanes 21:17
=========================
"Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."


gembalakan domba Kristus, feed my sheepJika anda ditanyakan sebuah pertanyaan yang sama sebanyak tiga kali berturut-turut apa yang anda rasakan? Ada yang mungkin kesal, ada yang sedih karena merasa apa yang ia jawab tidak cukup meyakinkan untuk dapat dipercaya dan sebagainya. Umumnya sebuah pertanyaan yang diulang-ulang bermaksud untuk meyakinkan si penanya terhadap jawaban yang ia terima. Saya membayangkan seandainya saya ditanya oleh istri saya tiga kali berturut-turut, saya mungkin menduga bahwa ada yang ia curigai dari saya. Sebuah kejadian yang mirip terjadi beberapa saat sebelum Yesus naik ke surga. Yesus menanyakan apakah Petrus mengasihiNya sebanyak tiga kali, dan tiga kali pula Petrus menjawab, Engkau tahu, aku mengasihi Engkau. Respon Yesus selanjutnya pada semua jawaban Petrus adalah, "gembalakanlah domba-dombaKu". Apakah Yesus meragukan Petrus mengasihi diriNya? tidak. Pertanyaan yang diulang-ulang itu bukanlah untuk diriNya, melainkan untuk Petrus. Yesus tidak menanyakan apakah Petrus mengasihi domba-dombaNya, tapi apakah Petrus mengasihi Yesus. Dia melakukannya untuk menggarisbawahi bahwa kasih kepada Kristus yang sungguh-sungguh lah yang memampukan Petrus untuk terus melayani dan menyelamatkan banyak jiwa, yang sesungguhnya bukan pekerjaan yang mudah.

Kristus adalah gembala yang baik, yang memberikan nyawa bagi domba-dombaNya (Yohanes 10:11). Domba-domba Yesus berbicara bukan hanya kita yang sudah percaya, tapi juga domba-domba yang tersesat yang butuh diselamatkan. "Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala."(Yohanes 10:16). Semua ini sama pentingnya, dan Yesus memberikan nyawaNya termasuk juga untuk menyelamatkan mereka.(Yohanes 10:17).

Sebelum Yesus naik ke surga, Dia berpesan pada Petrus untuk peduli pada domba-dombaNya yang Dia kasihi dengan sepenuh hati. Bagaimana kita bisa mengasihi domba-domba seperti halnya Kristus mengasihi mereka? Tidak ada cara lain selain dengan cara mengasihi Kristus dengan sungguh-sungguh. Menggembalakan domba bukanlah pekerjaan gampang. Terkadang domba-domba yang kita layani bisa bersikap tidak menyenangkan, kita terkadang merasa bahwa apa yang kita buat bagi mereka seolah-olah tidak dihargai, bisa jadi bukannya terimakasih yang kita dapat tapi malah komplain dan kritikan, dan itu semua bisa membuat kita kehilangan motivasi dan semangat. Tapi kasih kita kepada Kristus bisa menjadi dasar motivasi yang cukup untuk memampukan kita untuk terus berada pada jalur yang sama, terus setia untuk melayani, terus menggembalakan domba-domba Kristus. Petrus kemudian kembali mengingatkan kita tentang hal ini dalam pelayanannya. "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri." (1 Petrus 5:2). Apakah anda mengasihi Kristus lebih dari apapun? Jika ya, gembalakanlah dombaNya.


Hanya dengan mengasihi Kristus kita mampu melayani dan mengasihi domba-dombaNya


GBU ALL...

Kamis, 25 September 2014

BERSUKACITA DI TENGAH PENDERITAAN

Ada seorang ibu yang sangat takut akan Tuhan. Ibu ini sangat mengasihi Tuhan. Ibu ini mengalami banyak ujian dari Tuhan. Baru satu tahun, ibu ini ditinggal pergi oleh suami tercinta karena kanker paru. Setelah itu, anak kedua dari ibu ini divonis dokter menderita kanker darah dan membutuhkan pencangkokan sumsum tulang belakang. Masalah anaknya belum selesai datang pula masalah baru dimana sang ibu menderita kanker usus. Singkatnya, banyak masalah yang dihadapi oleh ibu ini.

Di tengah banyak permasalahan yang dihadapi sang ibu, ada satu hal yang patut dicontoh dari sang ibu ini. Ibu ini tidak pernah terlihat sedih atau menderita dan bahkan tidak pernah sekalipun menyalahkan Tuhan.


Suatu pagi, ketika sang ibu sedang berbelanja ke pasar, ada satu ibu-ibu yang heran dan memberanikan diri untuk bertanya apakah rahasianya yang membuat sang ibu tersenyum dan tidak pernah mengeluh dan selalu bersukacita.


Sang ibu menjawab katanya " Memang masalah yang saya hadapi sangat berat akan tetapi itu tidak bisa membuat saya putus asa apalagi bersedih dan menyesali permasalahan itu. Salah satu hal yang membuat saya tidak bisa bersedih pada masalah yang menimpa saya adalah saya melihat rencana Tuhan yang indah di balik permasalahan itu, saya TIDAK melihat masalah itu tapi saya melihat tangan TUHAN yang menopang saya ketika masalah itu datang sehingga saya kuat dan dapat bersukacita di tengah penderitaan.


Dalam kehidupan ini, setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak ada satu orangpun yang tidak akan tidak menghadapi masalah, kecuali orang yang sudah meninggal. Namun, saat ini bagaimana kita dapat bersukacita di tengah penderitaan seperti dihimbau dalam surat Paulus dalam Filipi 4:4 dan I Tesalonika 5: 17?


Sebelum menjawab hal ini, saya mau memaparkan bahwa tidak mudah untuk bersukacita di tengah penderitaan. Bersukacita disini bukan berarti tertawa terbahak-bahak, tidak menangis pada waktu masalah datang. Bersukacita disini dilihat dari kata bahasa Inggrisnya adalah JOY bukan Happy. Ada perbedaan antara JOY dan Happy. JOY adalah satu keadaan dimana seseorang masih bisa berbahagia dan bersukacita dalam menghadapi masalah bukan bersukacita pada saat tidak ada masalah/ saat mendapatkan hadiah atau keberhasilan. Dalam segala keadaan sakit atau sehat, gembira atau sedih, sukses atau gagal, bisa bersukacita dalam Tuhan. Sedangkan Happy adalah satu keadaan dimana seseorang merasa bahagia dalam saat-saat bahagia tertentu misalnya saat ultah mendapat hadiah, saat berhasil, atau naik pangkat dan lainnya.


Pada waktu itu yang mendasari kondisi jemaat Filipi adalah Jemaat Filipi memiliki banyak masalah dan mengalami penganiayaan namun Paulus menghimbau supaya jemaat di Filipi bisa bangkit dari kesedihan bukan terus menerus hidup dalam kesedihan atau berlarut-larut dalam duka. Saat ini, apakah permasalahan kita? Mungkin dari antara kita ada yang mengalami masalah ekonomi, penyakit, pekerjaan, dll akan tetapi janganlah terus bersedih. Bangkitlah dan belajarlah untuk berani maju, belajarlah seperti jemaat Filipi yang bisa bersukacita senantiasa dalam Tuhan. Kita akan dapat bersukacita dalam Tuhan apabila kita memandang pada Tuhan dan menyerahkan pergumulan kita di hadapan Tuhan. Karena itu, saya dan kita semua belajarlah untuk bersukacita di tengah penderitaan. Pandang Tuhan dan bukan pandang masalah.


Biarlah artikel ini menjadi berkat bagi semua orang khususnya bagi orang yang sedang mengalami penderitaan atau kesedihan yang sangat dalam. Pandanglah Tuhan maka kita akan dapat bersukacita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.


GBU ALL...

Rabu, 24 September 2014

Koruptor

Ayat bacaan: 1 Timotius 6:10
============================
"Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."

koruptor, akar kejahatan adalah cinta uangSeorang jaksa yang terlibat kasus korupsi baru-baru ini menangis di persidangan ketika tengah membacakan pledoi di hadapan majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dia dituntut hukuman 15 tahun, tuntutan yang membuatnya syok hingga tidak bisa makan dan tidur. Dia pun menangis membayangkan bagaimana nasib istri dan anak-anaknya jika ia harus dipenjara selama 15 tahun. Baginya hukuman 15 tahun itu sama saja dengan hukuman mati bagi anak-anak, istri, orang tua dan mertuanya. "Bagaimana nasib kedua anak saya yang masih balita, dan yang akan lahir.." katanya. Istri sang jaksa memang tengah hamil tua. Anehnya, walaupun jelas-jelas terbukti korupsi, ia masih menganggap hukumannya tidak adil. Lho, apakah ketika melakukan korupsi dia tidak memikirkan bahwa hal tersebut tidaklah adil bagi masyarakat umum? Mendapatkan uang dengan cara kotor kini membawa konsekuensi serius tidak saja bagi dirinya sendiri, tapi bagi keluarganya. Vonis sudah dijatuhkan bagi dirinya, yang ternyata lebih berat dari tuntutan diatas. Dia akhirnya mendapat vonis 20 tahun penjara. Saya membayangkan keluarganya akan sulit hidup normal sebagai keluarga koruptor. Bentuk hukuman dari penilaian masyarakat dalam gerak gerik mereka sehari-hari akan sangat menyakitkan. Ketika mungkin tadinya ia membayangkan bahwa uang yang ia peroleh dapat membuat dia tertawa terbahak-bahak kini berubah menjadi syok, ratapan kesedihan yang tak kunjung usai.

Harta kekayaan tentu menjadi keinginan hampir semua orang. Saya rasa tidak akan ada yang mau hidup miskin dan kekurangan. Orang bekerja keras agar mampu membiayai hidupnya beserta keluarga dan meningkatkan taraf hidup mereka. Tapi rasa cinta berlebihan terhadap uang akan membuat orang tergoda untuk mengambil jalan pintas yang salah, lewat cara-cara jahat, penipuan, penggelapan, suap dan sebagainya. Dan lihatlah akibatnya.

Berusaha untuk mendapatkan penghasilan tidaklah salah jika dilakukan lewat cara-cara benar atas hasil jerih payah kita. Banyak orang yang salah mengartikan ayat bacaan hari ini sebagai larangan untuk mengumpulkan uang. Yang menjadi akar kejahatan bukanlah "uang", tapi "cinta uang", menjadikan uang sebagai yang paling utama di dalam hidup. Hal ini sama artinya dengan menomor duakan Tuhan. Yesus mengatakan, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (dewa uang)." (Matius 6:24). Selanjutnya kita lihat firman Tuhan mengenai orang yang memperkaya dirinya dengan apa yang bukan menjadi haknya. "Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya..."(Habakuk 2:6). Kejahatan cinta uang, mencari keuntungan lewat jalan pintas dan menguasai apa yang bukan menjadi hak adalah sebuah kejahatan serius di mata Tuhan. Daud pun mengingatkan bahwa "lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik, sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan, tetapi TUHAN menopang orang-orang benar." (Mazmur 37:16-17).

Tuhan adalah Allah yang peduli pada kita, yang tidak akan membiarkan siapapun yang terus dekat padaNya menderita sendirian. Tuhan Yesus pun menjabarkan dengan jelas dalam Matius 6:25-34 bahwa kita tidak perlu khawatir akan kesusahan hidup, karena Allah mengetahui segalanya yang kita butuhkan. Menggaruk uang lewat jalan salah memang sepintas terlihat nikmat, korupsi memang bisa mendatangkan kekayaan dengan instan, tapi semua itu adalah kejahatan di mata Allah. Dengan alasan apapun, kita tidak dibenarkan untuk mengambil jalan pintas demi mengumpulkan harta. Doakan setiap pekerjaan anda agar diberkati Tuhan. Biarkan Tuhan bertahta di atas segala usaha anda, tetaplah mengucap syukur dan jangan lupa kewajiban untuk membayar apa yang menjadi hak Tuhan lewat persembahan persepuluhan, maka lihatlah Tuhan mencukupkan segala sesuatu dalam hidup anda.


Bukan tawa bahagia, tapi ratapan tak kunjung akhir-lah yang dituai orang yang mengeruk keuntungan dengan cara kotor


GBU ALL...

Selasa, 23 September 2014

DIA mati untukmu

Setelah sebuah pujian dinaikkan seperti biasanya pada kebaktian minggu sore, gembala gereja itu berdiri dan berjalan ke mimbar. Ia memperkenalkan seseorang yang akan bercerita kepada jemaat tentang masa kecilnya. Lalu seseorang yang agak tua berdiri dan berjalan ke mimbar. Ia memulai dengan berkata,"Seorang ayah, anaknya dan teman anak itu berlayar di lautan pasifik,"lanjutnya,"saat badai yang besar menghantam dan ombak begitu tinggi, sang ayah tidak dapat menahan kapalnya dari badai besar itu, walaupun ia adalah seorang pelaut yang handal. Ketiganya terhempas ke lautan bebas."

Orang tua itu terdiam sejenak, sambil membuat kontak mata dengan dua orang pemuda yang sejak awal tampak tertarik dengan ceritanya. Dia pun melanjutkan,"sang ayah berusaha menggapai pelampung, namun ia harus membuat keputusan yang tersulit dalam hidupnya. Kepada siapa ia harus melemparkan satu-satunya pelampung itu. Anaknya atau teman anaknya. Dia hanya punya beberapa detik saja untuk memutuskan."

"ayah itu tahu kalau anaknya adalah seorang percaya, namun teman anaknya bukanlah seorang Kristen. Kegalauan gejolak hatinya untuk mengambil keputusan tidak sebanding dengan gejolak ombak yang begitu besarnya saat itu. Dan ketika sang ayah berteriak,"Aku mengasihimu, anakku!" dia pun melemparkan pelampung itu ke arah teman anaknya. Pada saat itu dia menarik pelampung dan teman anaknya ke atas perahu, anaknya telah hilang dan lenyap ditelan ombak dalam gelapnya malam. Dan tubuh anaknya tidak pernah ditemukan."


"si ayah mengetahui kalau anaknya akan masuk ke dalam kekekalan bersama Yesus dan ia tidak dapat membayangkan teman anaknya itu masuk ke dalam kekekalan tanpa Yesus. Karena itu, dia mengorbankan anaknya. Oh, betapa luar biasanya kasih Tuhan karena Ia juga melakukan hal yang sama untuk kita!"


Beberapa menit setelah kebaktian usai, dua anak muda itu menghampiri orang tua itu. "itu merupakan cerita yang sungguh luar biasa,"kata salah satu anak itu,"tetapi kupikir, sangat tidak masuk akal bagi seorang ayah untuk menyerahkan hidup anaknya dengan harapan bahwa anak yang satunya akan menjadi seorang kristen. "orang tua itu menatap alkitabnya, lalu menjawab dengan senyuman di wajahnya,"hal itu memang sungguh tidak masuk akal bukan? Tapi saya ada disini hari ini untuk memberitahukan bahwa kenyataannya cerita itu memberi saya sebuah gambaran mengenai Tuhan yang telah memberikan anakNya untukku.

Kalian tahu, anak-anak---aku adalah teman dari anaknya."camkan hal ini, kamu bisa hidup, karena ada seseorang yang sudah mati buatmu 2000 tahun yang lalu. Kebebasanmu itu berharga mahal.
 
GBU ALL...

Senin, 22 September 2014

Kasih Sejati

Ayat bacaan:1 Kor 13:5
===================
Ia (Kasih) tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

kasih sejatiA baru saja naik jabatan. Dia pun mendapatkan banyak hadiah. B, teman A, juga memberi hadiah. Karena kesibukannya,A lupa mengirimkan kartu ucapan terima kasih kepada B, atau sekedar telepon. B terus menunggu tanggapan dari A, tapi tanggapan itu tidak pernah datang, meskipun mereka berulang kali bertemu setelahnya. Seiring waktu berjalan, ternyata B merasa tersinggung karena pemberiannya seolah-olah tidak mendapat tanggapan dan merasa tidak dihargai. B merasa disisihkan, karena hadiah pemberiannya tidak mendapat balasan sesuai yang ia harapkan.

Dalam banyak bentuk lain hal seperti ini sering terjadi. Banyak orang yang memberi mengharapkan ucapan terima kasih, atau mengharapkan imbalan, atau mengharapkan hadiah kembali sebagai bentuk balasan. Bahkan banyak Pemberian kerap kali bukanlah sebagai ungkapan kasih, melainkan mengharapkan bentuk-bentuk keuntungan seperti mendapat promosi kenaikan jabatan, lulus ujian dan lain-lain. Ini sesungguhnya tidak sejalan dengan gambaran kasih menurut alkitab. Di dalam ayat bacaan hari ini kita melihat bahwa kasih sejati adalah kasih yang tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih sejati tidak mengharapkan balasan, tidak pamrih, dan keluar dari hati sebagai ungkapan kasih kita terhadap orang lain. Ketika kita memberi sesuatu dengan motif lain dan bukan berdasarkan kasih, hal-hal seperti di atas pun mungkin terjadi. Itu karena kita berharap orang yang kita beri seharusnya mengembalikan lagi dalam bentuk lain sesuai keinginan kita. Kasih sejati akan membuat kita memberi dengan sukacita, tanpa menyimpan apapun dibalik pemberian, dan tidak mengharapkan apapun, bahkan ucapan terima kasih sekalipun. Seperti Tuhan mengasihi kita tanpa henti, ketika Tuhan selalu mengampuni kita setiap kali kita, ketika kita sadar bahwa Yesus rela mengorbankan diriNya demi menebus kita, kita merasakan kasih tak terbatas Tuhan atas diri kita. Sebagai anak-anak Tuhan, kita pun seharusnya bisa merefleksikan kasih tak terbatas Tuhan kepada orang lain.


Kasih sejati tidak menuntut imbalan


GBU ALL...

Minggu, 21 September 2014

Diam Di Kaki Tuhan

Ayat bacaan: Lukas 10:39
========================
"Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya"

diam di kaki TuhanDalam salah satu episode Kick Andy! yang saya tonton, Nugie mendapat kejutan dengan hadirnya sang ibu tanpa ia ketahui. Dia bergegas menyongsong sang ibu yang kelihatan agak sulit berjalan, tangannya lalu menopang dan membimbing ibunya ke bawah. Kemudian terdengar suara Nugie yang bertanya, "tadi kan kita teleponan, kok nggak cerita sih mau kesini..?" sambil diselingi tawa gembira. Kemudian si ibu diwawancarai singkat, apakah ia bangga punya anak seperti Nugie, dan si ibu menjawab, "sangat bangga..". Nugie kemudian memeluk dan mencium ibunya. Ibu Nugie layak bangga, sangat layak. Di saat begitu banyak selebritis yang terjatuh akibat obat-obatan dan dosa lain, anaknya tidak ikut terjebak dan malah tampil sebagai sosok pecinta lingkungan hidup. Di saat banyak selebritis yang terlalu sibuk bekerja hingga melupakan orang tuanya, anaknya tetap dekat padanya. Saya berpikir, ada berapa banyak orang tua saat ini yang merasa kesepian karena anak-anak mereka semua terlalu sibuk bekerja dan tidak punya waktu mengunjungi mereka, meluangkan waktu untuk bersama-sama dengan mereka. Orang tua membesarkan anak-anak mereka, dan berjuang habis-habisan agar anak mereka bisa berhasil membangun karir, tapi kemudian karena karir pula mereka tidak lagi punya waktu luang. Coba tanyakan kepada para orang tua yang kesepian, apakah yang mereka butuh, kemewahan harta benda dari sang anak, atau waktu-waktu indah bersama anak-anaknya. Mungkin, dan saya yakin, orang tua akan sangat rindu memeluk anaknya seperti dulu ketika mereka kecil.

Tuhan pun demikian. Kita begitu sibuk bekerja, berjuang hidup, sehingga kita sering melewatkan waktu-waktu kita untuk mendatangi dan berdiam di hadiratNya. Ada yang bahkan sering terlalu sibuk melayani, tetapi melupakan saat dimana kita duduk berdiam di kakiNya dan merasakan betapa Tuhan begitu dekat dan begitu mengasihi kita. Ayat bacaan hari ini mengambil kisah ketika Yesus berkunjung ke rumah Marta dan Maria. Mendapat kunjungan dari Kristus, Marta pun sibuk melayani. Tapi Maria memilih untuk terus duduk diam di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya. Marta kemudian mengeluh karena ia melayani sendirian dan meminta Yesus mengingatkan Maria untuk membantunya. Tapi Yesus menjawab: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10:41-42).

Ada kalanya kita harus menarik rem dari kesibukan kita, baik pekerjaan ataupun pelayanan. Ada saatnya kita harus berhenti berkeluh kesah dan meminta tolong atas segala permasalahan kita. Dan pergunakanlah waktu tersebut untuk duduk diam di kaki Tuhan, merasakan kasihNya yang begitu damai, mendengar suaraNya menyampaikan hal-hal yang ingin Dia katakan pada kita, menikmati persekutuan pribadi yang indah dengan Bapa. Inilah bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari kita. Tuhan rindu menikmati saat-saat teduh bersama anak-anakNya, Tuhan rindu memeluk anak-anakNya, dan itu tidak akan terjadi jika kita tidak tahu kapan saatnya menghentikan ritme kesibukan kita sehari-hari. Kita memang tidak dilarang untuk memohon bantuan dari Tuhan lewat doa-doa kita, tapi ada waktu dimana kita diminta untuk diam dan mengetahui bahwa Allah berkuasa di atas segalanya. "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" (Mazmur 46:11). Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah terlelap, tidak pernah lengah menjaga kita, dan Dia lah sumber pertolongan yang selalu mendengar. Saatnya bagi kita untuk duduk diam dan ganti mendengar apa yang hendak Ia nyatakan dalam hidup kita.


Berikan waktu terbaik anda untuk diam di kakiNya, dan mendengar suaraNya


GBU ALL...

Sabtu, 20 September 2014

Dahulukan Allah

Pernah ada seseorang yang tak punya makanan apapun untuk keluarganya. Ia masih punya bedil tua dan tiga butir peluru. Jadi, ia putuskan untuk keluar dan menembak sesuatu untuk makan malam. Saat menelusuri jalan, ia melihat seekor kelinci dan ia tembak kelinci itu tapi luput. Lalu ia melihat seekor bajing, dia tembak tapi juga luput lagi. Ketika ia jalan lebih jauh lagi, dilihatnya seekor kalkun liar diatas pohon dan ia hanya punya sisa sebutir pelor, tapi terdengar olehnya suatu suara yang berkata begini "berdoalah dulu, bidik keatas dan tinggallah tetap terfokus." Namun, pada saat bersamaan, ia melihat seekor rusa yang adalah lebih menguntungkan. Senapannya ia turunkan dan dibidiknya rusa itu. Tapi lantas ia melihat ada ular berbisa diantara kakinya, siap-siap untuk mematuknya, jadi dia turunkan lebih kebawah lagi, mengarah untuk menembak ular itu. Tetap, suara itu masih berkata kepadanya, "Aku bilang 'berdoalah dulu, bidik keatas dan tinggallah tetap terfokus.'" Jadi orang itu memutuskan untuk menuruti suara itu. Ia berdoa, lalu mengarahkan senapan itu tinggi keatas pohon, membidik dan menembak kalkun liar itu. Peluru itu mental dari kalkun itu dan mematikan rusa. Pegangan senapan tua itu lepas, jatuh menimpa kepala si ular itu dan membunuhnya sekali. Dan, ketika senapan itu meletus, ia sendiri terpental kedalam kolam. Saat ia berdiri untuk melihat sekelilingnya, ia dapatkan banyak ikan didalam semua kantungnya, seekor rusa, dan, seekor kalkun untuk bekal makanannya. Ular (Iblis) mati konyol sebab orang itu mendengarkan suara Allah.

- Berdoalah sebelum kau lakukan apapun, bidik dan arahkan keatas pada tujuanmu, dan tinggallah terpusat pada Allah. Sebar luaskan ini agar ada seseorang lain yang bakal terberkati.

- Jangan kau dikecilhatikan oleh siapapun mengenai masa lampaumu. Masa
lampau itu memang tepatnya begitu - "sudah lewat, sudah lampau." Hidupilah setiap hari sehari demi sehari. Dan ingatlah bahwa hanya Allah yang tahu masa depan kita dan bahwa Ia tidak akan membiarkanmu melewati daya tahanmu.

- Janganlah memandang pada sesamamu untuk meminta berkat melainkan lihat dan bergantungkah pada Tuhan. Ia bisa membuka pintu2 bagimu yang cuma Ia saja yang bisa lakukan. Pintu2 yang bukan kau masuki dengan menyelinap, melainkan yang hanya Ia yang sudah persiapkan bagi dan demi kamu. Jadi, tunggulah, tenanglah, sabarlah: dahulukan Allah dan lain-lainnya akan nyusul dengan sendirinya.


GBU ALL...

Jumat, 19 September 2014

Kisah Gideon

Ayat bacaan: Hakim Hakim 7:11
=============================
"..engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan itu." ("..your hands shall be strengthened to go down against the camp.")

gideon, 300
Masih ingat film 300, tentang kisah perjuangan heroik raja Leonidas dengan 300 pasukannya melawan puluhan ribu pasukan Persia di Thermopylae yang berakhir tragis? Kisah ini punya perbandingan langsung dengan kisah yang dicatat Alkitab mengenai Gideon.

Pada suatu masa bangsa Israel ditindas oleh suku Midian dan sekutunya Amalek. Orang-orang Midian dan Amalek menghancurkan ternak dan tanaman mereka terus menerus sehingga mereka hidup melarat dan hanya mampu bersembunyi di balik gunung-gunung maupun gua-gua. (Hakim Hakim 6:1-6). Tuhan lalu mengutus MalaikatNya untuk menemui Gideon, menyampaikan pada Gideon bahwa Tuhan memilih dirinya untuk mengalahkan orang Midian dan Amalek.(ay 11-12). Gideon bukanlah seorang panglima perang yang gagah berani, dia bukan pula seorang pemimpin. Gideon hanyalah seorang yang paling muda dari suku yang paling kecil diantara suku-suku yang ada. (ay 15). Dengan serangkaian tanda dari Tuhan, Gideon pun akhirnya tidak ragu lagi dan percaya penuh bahwa dirinya memang diutus Tuhan untuk mengalahkan Midian dan Amalek. (ay 17-40).

Sekarang tiba saatnya membaca peta kekuatan lawan. Alkitab mencatat: "Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya (like locusts for multitude), dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya.(as the sand on the seashore for multitude)" (Hakim Hakim 7:12). Jumlah pasukan yang dikumpulkan Gideon berjumlah 32.000 orang, yang sebenarnya masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pasukan Midian dan Amalek. Tapi Tuhan berkata bahwa itu terlalu banyak. Tuhan tidak membutuhkan jumlah pasukan yang besar, karena Dia ingin orang Israel tahu bahwa yang menyelamatkan mereka bukanlah kuat perkasa mereka, melainkan tangan Tuhan. (ay 2). Jumlah ini kemudian menyusut menjadi 10.000, tapi tetap jumlah ini dianggap Tuhan terlalu banyak. (ay 2-4). Dan melalui seleksi unik sesuai perintah Tuhan, jumlah akhir yang disetujui adalah 300.(ay 5-7) Gideon dan 300 pasukan, melawan pasukan sebegitu banyak seperti wabah belalang dan butiran pasir di pantai? Itu faktanya, dan itulah yang terjadi. Gideon taat karena ia tahu bahwa Tuhan ada bersama dirinya dan 300 pasukan yang dipimpinnya.

Pada malam hari Gideon dibangunkan Tuhan, dan diminta untuk masuk menyerbu perkemahan Midian dan Amalek. Gideon turun menuju perbatasan perkemahan musuh, dimana ia kemudian mendengar seorang prajurit bercerita pada temannya tentang sebuah mimpi. Mimpinya berbunyi bahwa ada sekeping roti yang terguling masuk ke perkemahan orang Midian dan menghancurkan kemah mereka sampai habis runtuh. (ay 13). Cerita ini semakin memperteguh semangat Gideon. Kemudian Gideon membagi pasukannya atas 3 bagian, dengan dilengkapi sangkakala dan buyung (tempayan) kosong. Nantinya dengan dipimpin oleh Gideon, mereka akan serempak meniup sangkakala sambil memecahkan tempayan-tempayan di tangan mereka, dan berseru "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!" (ay 18). Ternyata strategi mereka ini membuat pasukan-pasukan Amalek dan Midian panik, kacau balau dan melarikan diri. Tidak seperti kisah raja Leonidas yang berakhir tragis di film 300, kali ini 300 pasukan pimpinan Gideon meraih kemenangan mutlak dengan adanya Tuhan dipihak mereka.

Seperti Gideon, kita pun menghadapi peperangan setiap saat. Peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, melainkan melawan tipu muslihat iblis, melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:11-12). Tipu muslihat kuasa gelap akan terus berupaya mempengaruhi dan melemahkan kita. Bukan itu saja, kita pun terus melakukan peperangan dengan dosa-dosa kedagingan yang berasal dari dalam diri kita, menyerang kita lewat kelemahan, kekhawatiran dan keraguan kita (Roma 7:15-25). Jika kita hanya membiarkan diri kita diserang cepat atau lambat kita bisa kehilangan kekuatan dan semangat. Tapi lihatlah kisah Gideon, dan bagaimana Tuhan menyatakan kekuatanNya, dan apa yang terjadi jika Tuhan langsung turun tangan. Bahkan dalam kondisi yang kelihatannya tidak mungkin sekalipun, jika Tuhan menyertai, kita akan memukul kalah apapun yang ingin menghancurkan diri kita. Kuncinya adalah ketaatan dan penyerahan sepenuhnya pada kuasa Tuhan dalam menghadapi peperangan demi peperangan untuk memperoleh kemenangan demi kemenangan. Kemudian yang tak kalah penting, lihatlah bagaimana sangkakala dan puji-pujian bagi Tuhan mampu memporak-porandakan pertahanan musuh. Ada kuasa di atas pujian dan penyembahan, karena Tuhan bertahta di atas puji-pujian (Mazmur 22:4). Ketika kita menghadapi begitu banyak peperangan, jangan takut,jangan gentar, dan jangan putus asa, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang ajaib!


Di tengah kecilnya kemungkinan menurut logika dan ditengah kelemahan kita, Tuhan menunjukkan kekuatanNya untuk mengatasi peperangan seperti apapun


GBU ALL...

Kamis, 18 September 2014

MENGAPA TUHAN MEMBERIKAN KITA MASALAH ?

Masalah-masalah yang kita hadapi bisa membuat kita jatuh atau bertumbuh, tergantung dari bagaimana cara kita menanggapinya. Sangat disayangkan banyak orang gagal untuk melihat bagaimana Tuhan menggunakan masalah untuk kebaikan mereka. Mereka lebih memilih untuk
bertindak bodoh dan membenci masalah-masalah mereka daripada menghadapi dan merenungkan kebaikan apa yang bisa mereka dapat dari masalah-masalah tersebut. Ada lima cara Tuhan menggunakan masalah-masalah dalam kehidupan kita untuk menjadi sesuatu
kebaikan bagi kita:

1. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGARAHKAN kita. Kadang-kadang Tuhan harus menyalakan api di bawah kita untuk membuat kita tetap bergerak. Sering kali masalah yang kita hadapi akan mengarahkan kita ke arah yang baru dan memberikan kita motivasi untuk berubah. Ada kalanya masalah menjadi cara yang Tuhan pakai untuk menarik perhatian kita.

2. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGUJI kita. Manusia bagaikan teh celup... jika anda ingin tahu apa yang ada di dalamnya, celupkan saja ke dalam air panas! Tuhan kadang ingin menguji kesetiaan kita melalui masalah-masalah yang kita hadapi.

"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3).

3. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGOREKSI kita. Ada pelajaran-pelajaran yang hanya dapat kita pelajari melalui penderitaan dan kegagalan. Mungkin waktu kita masih kecil orang tua kita mengajar kita untuk tidak boleh menyentuh kompor yang panas. Tetapi mungkin kita baru benar-benar belajar justru setelah tangan kita terbakar. Kadang-kadang kita baru bisa menghargai sesuatu... kesehatan, teman, hubungan..., saat kita sudah kehilangan.

"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:71).

4. Tuhan menggunakan masalah untuk MELINDUNGI kita. Suatu masalah bisa menjadi berkat jika masalah tersebut menghindarkan kita dari bahaya. Tahun lalu ada seorang Kristen yang diberhentikan dari pekerjaannya karena ia menolak untuk melakukan sesuatu yang tidak etis bagi bossnya. Ia menjadi mengganggur, tetapi justru dari masalah itulah ia terhindar dari ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara, karena setahun kemudian tindakan boss itu
terbongkar.

"Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan..." (Kejadian 50:20).

5. Tuhan menggunakan masalah untuk MENYEMPURNAKAN kita. Jika kita menanggapi masalah dengan cara dan pandangan yang benar, masalah tersebut bisa membentuk kita. Tuhan lebih memperhatikan karakter kita daripada kenyamanan kita. Hanya hubungan kita
dengan Tuhan yang akan kita bawa sampai kekal. " ... Kita malah bermegah dalam
kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:3-4) 


GBU ALL..

Rabu, 17 September 2014

BERKORBAN ITU INDAH

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

"Apa kabar daun hijau!!!" katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.

"Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau.

"Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil.

"Tentu ... tentu ... mendekatlah ke mari."

Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah.

Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.

Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.

Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah.

Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita.

Bagi "daun hijau", berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.

Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban.

Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan. Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya dari Yesus hingga kita bisa diselamatkan seperti sekarang ini.


GBU ALL...

Selasa, 16 September 2014

DOA NYA YANG TERAKHIR

Tentara komunis telah menemukan kelompok pemahaman Alkitab yang mereka anggap ilegal. Ketika sang pendeta sedang membaca Alkitab, tiba-tiba tentara komunis mendobrak pintu sambil menteror orang yang berkumpul untuk mengadakan persekutuan itu dengan menggunakan pistol. Mereka meneriakkan ancaman dan hinaan, mereka mengancam akan membunuh semua orang Kristen. Komandan tentara komunis itu mengarahkan pistolnya ke arah sang pendeta sambil berteriak, "Serahkan kepadaku Alkitabmu."

Dengan penuh keengganan, Alkitab itu diserahkannya karena itu adalah benda yang paling berharga yang dimilikinya. Dan dengan tawa mengejek, si komandan melemparkan firman Allah itu ke lantai dekat kakinya. Ia melotot kepada kelompok kecil itu sambil berkata, "Kami akan melepaskan kalian jika kalian mau meludahi buku yang berisi kebohongan ini. Siapa pun yang tidak mau meludahi buku itu, akan ditembak." Orang-orang itu tidak memiliki pilihan lain kecuali menuruti apa yang menjadi perintah komandan.

Seorang tentara mengacungkan pistol kepada salah seorang dari kelompok itu, "Kamu duluan." Pria itu perlahan berdiri dan berlutut di samping Alkitab itu, dengan berdoa "Bapa, tolong ampuni aku," ia meludah dan berjalan ke pintu. Tentara mundur dan memperbolehkannya keluar. Tentara itu kemudian menyuruh seorang wanita, sambil berurai air mata, ia nyaris tidak sanggup melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Ia meludah hanya sedikit, tetapi itu sudah cukup dan ia pun diizinkan pergi.

Dengan tenang, seorang gadis muda maju. Dan dengan penuh kasih pada Tuhannya, ia berlutut lalu mengangkat Alkitab itu. Disekanya ludah-ludah itu dengan gaunnya, sambil berdoa, "Ampunilah apa yang telah mereka lakukan kepada firman-Mu ya Tuhan." Dan seketika itu pula tentara komunis itu memuntahkan peluru menembus kepala gadis itu.


GBU ALL...

Senin, 15 September 2014

Percakapan di depan Salib

" Tuhan aku bertanya, kenapa engkau tidak lari saja ketika sedang berdoa di Zaitun. Bukankah saat itu para serdadu masih jauh. Bukankah pula di depanmu ada padang gurun luas di mana banyak residivis atau para penjahat zaman itu melarikan diri dan bersembunyi?

Kenapa pula tidak kau biarkan Petrus melanjutkan saja aksinya setelah memotong telinga Maltus? Tentu kau ingat bagaimana 5000 orang laki-laki - yang kau beri makan - tapi sebenarnya datang untuk memaksamu melakukan pemberontakan. Bukankah berjuang bersama orang-orang itu adalah pilihan yang lebih menguntungkan dari pada memecahkan roti dan membagi-bagikannya kepada mereka?
Tuhan Yesus aku tahu kamu hanya diam saja saat ini. Diam mu adalah jawabanmu. Matimu dengan cara demikian ini mengatakan banyak hal padaku. Aku jadinya tidak kuatir, apakah aku sedang bicara denganmu atau sedang bicara dengan diriku sendiri. Engkau sungguh-sungguh berbicara padaku dengan cara yang sama sekali lain, memandangku dalam diam-mu itu.


Pada palang hina itu, aku mengerti bahwa Engkau memilih memakukan tangan-tanganmu yang perkasa, meski engkau sebenarnya juga punya pilihan untuk mencengkeram prajurit-prajurit yang buas itu. Apalagi tanganmu selalu penuh kuasa. Bukankah dari tangan yang sama telah lahir kuasa penyembuhan bagi banyak orang?


Keinginanmu untuk lari kau pakukan bersama kaki-kaki kokoh yang terpaku.
Aku tahu perasaanmu saat itu: sakit, perih, pedih. Bukan hanya oleh luka-luka itu atau bukan karena hampir semua yang kau miliki dijarah; juga bukan hanya karena martabatmu diinjak-injak, tapi bahwa kua ditinggakan oleh sahabat-sahabatmu, dikhianati oleh orang-orang dekatmu. Aku tak heran jika kau merintih: " Ya Allah, mengapa Engkau tinggalkan Aku?" Itu puncak kesepian dan kesendirianmu, mewaliki derita, perih, pedih dan kesepian-kesepian kami.


Tapi kesepianmu lain dengan kesepian kami, deritamu lain dari derita kami. Kami tak tahan sepi, apalagi sendiri, hadap-hadapan dengan diri kami. Apalagi jika ada masalah dalam kerjaan atau relasi kami. Kami selalu ingin lari sejauh-jauhnya dari masalah kami, entah dengan handphone, dengan minuman dan hiburan-hiburan lainnya. Kami tidak rela dikhinianati, ditinggalkan dan ditolak. Uang, dan macam-macam sogokan lain rela kami pertaruhkan asal kami tidak lenyap dalam persaingan kerja, tidak dikucilkan dalam pergaulan.
Sepi dan sendirimu kau sempurnakan dengan iman yang teguh pada kasih Sang Bapa yang menunggu dan menyambutmu dengan pelukan kasihmu. "Ke dalam tanganmu kuserahkan hidupku". Dengan tangan yang terbuka dan terbentang bebas itu kau menyatakan penyerahan dirimu. Dengan kata-kata itu aku membayangkan Sang Bapa yang Berbelaskasih, yang kau ceritakan dalam perumpamaan anak yang hilang. Tanganmu yang terbentang itu melahirkan bayangkan akan tangan-tangan Bapa yang juga selalu akan menyambut kami, orang berdosa ini. Aku tahu kau tidak berdosa sedikitpun, tapi kau yang pertama membuka jalan bagi kami untuk percaya akan kasih sang Bapa yang tanpa syarat.


Tuhan aku hanya minta agar aku hidup sepertimu, dalam keadaan apa saja, selalu dengan tangan terbuka dan hati yang lapang menerima rencana Allah dalam diriku; menerima dan memahami laku dan sikap setiap orang dan tentu saja menghadapi kesulitan-kesulitan dalam tugas atau pekerjaanku. Semoga dengan senyum, tutur kata, kerja tangan, dan semua yang kukerjakan aku menjadi perpanjangan tanganmu untuk merangkul sebanyak mungkin orang bagimu. Tuhan tidak ada jawaban yang lebih indah dari salib suci nan mulia dan Engkau yang bergantung padanya.


GBU ALL...

Minggu, 14 September 2014

KURSI BAPAK YANG KOSONG

Anak perempuan dari seseorang telah meminta pendeta dari gereja setempat untuk datang berdoa dengan bapaknya. Ketika pendeta itu tiba di rumah itu dia dapati orang itu sedang terbaring di tempat tidurnya diatas dua bantal yang tersusun. Sebuah kursi yang kosong terletak di samping ranjang itu.

Si pendeta tadi berpikir tentu orang itu sudah diberitahukan akan kunjungannya kerumah itu.

Saya pikir tentu anda sedang menunggu kedatangan saya, dia berkata. 'Tidak, siapakah anda?' tanya bapak itu. Pendeta tadi memberitahukan namanya kemudian melanjutkan, "Saya melihat kursi yang kosong itu, jadi saya sangka anda sudah tahu bawa saya akan datang berkunjung." "Oh, ya, mengenai kursi itu,"kata orang yang kelihatan sakit payah tak dapat berdiri dari ranjangnya itu. "Bolehkah anda tolong menutup pintu itu?"

Merasa sedikit keheranan, pendeta itu menutup pintu kamar itu. "Saya tidak pernah menceritakan hal ini kepada siapa pun, kepada anak perempuanku pun tak pernah," kata si orang itu. "Tetapi sepanjang umur hidup saya, saya tidak pernah tahu bagaimana caranya berdoa. Di gereja saya selalu mendengar pendeta berkhotbah tentang berdoa, tapi itu hanya lalu saja begitu melampaui kepala saya." Saya berhenti berusaha berdoa sama sekali," orang tua itu melanjutkan, "sehingga pada suatu hari kira-kira empat tahun yang lalu, seorang sahabat baikku berkata kepadaku, "Johnny, doa itu adalah suatu hal yang sederhana yaitu anda mengadakan percakapan dengan Yesus. Inilah anjuran saya. Anda duduklah disatu kursi, kemudian di depan anda letakkan satu kursi yang kosong, kemudian dalam iman anda lihatlah Yesus sedang duduk dikursi itu. Ini bukan satu pikiran yang aneh, karena Dia berjanji, 'Aku akan beserta dengan kamu selamanya.' "Kemudian anda bercakap dengan dia seperti caranya anda berbicara dengan saya sekarang." Jadi saya coba itu dan saya sangat menyukainya sehingga saya telah melakukan itu selama dua jam setiap hari. Saya sangat berhati-hati dalam soal ini. Kalau anak perempuan saya melihat saya berbicara kepada kursi yang kosong, pasti dia akan jadi senewen atau gegawang dan akan mengirim saya ke rumah sakit jiwa."

Si pendeta sangat terharu mendengar cerita itu dan menganjurkan supaya meneruskan pengalaman ini. Kemudian dia berdoa dengan orang itu dan setelah itu mengurapinya dengan minyak dan kembali ke gerejanya. Dua malam kemudian anak perempuan itu menelpon pendeta tadi dan menyampaikan bahwa bapaknya sudah meninggal pada sore hari itu.

"Apakah dia meninggal dengan tenang?" dia bertanya. "Ya, pada waktu saya akan meninggalkan pada jam dua sore, dia memanggil saya kesamping tempat tidurnya, mengatakan bahwa dia mencintai saya dan kemudian mencium pipi saya. Waktu saya kembali dari toko sejam kemudian, saya dapati bahwa dia sudah meninggal. Tapi ada sesuatu yang aneh dalam kematiannya itu. Kelihatannya, sebelum bapak meninggal, dia telah mengangkat kepalanya lalu membaringkan itu diatas kursi di samping ranjangnya. Menurut Anda apa yang telah terjadi?" Si pendeta menyeka linangan air matanya dan berkata, "Betapa aku harapkan kalau kita semua bisa meninggal dengan cara demikian."

01. Aku minta air dari Tuhan, dan Ia berikan aku sebuah samudera.
02. Aku minta kembang dari Tuhan, dan Ia berikan aku sebuah taman.
03. Aku minta teman dari Tuhan, dan Ia berikan ENGKAU kepadaku.


GBU ALL...

Sabtu, 13 September 2014

Pesan Sang Ayah

Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Ketika ayahnya meninggal sebelumnya berpesan dua hal: pertama jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu, dan kedua, jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka.Jawab anak yang bungsu : Inilah karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak.

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun bertanya hal yang sama.Jawab anak sulung : Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama.

Bagaimana dengan anda?
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda jika kita melihat dengan positif attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita ..pilihan ada di tangan anda.

"Berusaha melakukan hal biasa yang dikerjakan dengan cara yang luar biasa."


GBU ALL....

Jumat, 12 September 2014

Kisah Karpet

Sebuah kisah nyata...

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki.
Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.

Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.
Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.

Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak.

Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya
"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

Saya BERSYUKUR;
1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup
10. Untuk dst...


GBU ALL..

Kamis, 11 September 2014

Allah mempunyai fotomu

Seorang artis pencandu obat-obatan dan divonis oleh dokter bahwa dia terkena virus HIV, kini tergolek sekarat di rumahnya. Seorang teman datang untuk menghibur dan mencoba menguatkan imannya. Namun dosa-dosa yang telah diperbuat sang artis ini telah membutakan nya sehingga dia merasa sangat putus asa. "Aku berdosa', katanya. "Aku telah menghancurkan hidupku sendiri dan kehidupan banyak orang di sekelilingku. Sekarang aku tersiksa dan tidak ada lagi yang bisa aku perbuat untuk memperbaikinya. Aku akan masuk neraka."

Temannya ini meihat ada sebuah potret gadis kecil yang cantik dan lucu dengan figura indah di atas meja kecil di samping tempat tidur sang artis. Lalu dia bertanya,"Foto siapa ini?"

Mendengar pertanyaan itu, si artis bangkit semangatnya dan menjawab dengan antusias, " Itu putriku. Dia adalah mutiara hidupku. Satu-satunya yang terindah yang aku miliki."

"Apakah kamu akan menolongnya jika dia mendapat kesulitan atau apakah kamu memaafkannya apabila dia melakukan kesalahan. Apakah kamu masih menyayanginya?", tanya sang teman.

"Tentu saja," jawab sang artis. "Aku akan melakukan apapun demi dia. Mengapa kamu bertanya seperti ini?"

"Saya ingin kamu tahu bahwa Allah juga punya foto dirimu di atas mejanya."

Sang artis tersentak. Sudah lama ia tidak mendengar kata Allah dan bahkan tidak pernah mengucapkannya.

Saudara, mengapa kita sering menghakimi diri kita sendiri dengan tuduhan-tuduhan yang kejam, dengan pikiran-pikiran yang jelek? Kalau kita saja mengahkimi diri sendiri seperti itu, bagaimana dengan orang lain? Apakah kita lupa, bahwa kita ini milik kepunyaan Allah? Apakah kita lupa pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuktikan kepada kita bahwa kita ini berharga dan mulia. Kita sangat sangat dikasihi-Nya. Seburuk apapun kesalahan dan pelanggaran kita, Allah mau mengampuninya. Kasih-Nya menutupi semuanya. Kasih-Nya tulus, yang dibuktikanNya dengan datang sebagai Bayi kecil, kemudian Dia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya. Dia bukan hanya mempunyai foto diri kita, tapi juga keseluruhan hidup kita. Kita harus bersyukur karena kita terpahat ditanganNya.
 
GBU ALL...

Rabu, 10 September 2014

BERSEPEDA BERSAMA YESUS

Pada awalnya, aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat; seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan ke dalam neraka pada saat aku mati. Dia terasa jauh sekali, seperti seorang raja. Aku tahu Dia melalui gambar-gambar-Nya, tetapi aku tidak mengenal-Nya. Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku berubah. Hidupku menjadi bagaikan sebuah arena balap sepeda, tetapi sepedanya adalah
sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku mengayuh pedal sepeda.

Aku tidak tahu sejak kapan Yesus mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah. Saat aku pegang kendali, aku tahu jalannya. Terasa membosankan, tetapi lebih dapat diprediksi ...biasanya, hal itu tak berlangsung lama. Tetapi, saat Yesus kembali pegang kendali, Ia tahu jalan yang panjang dan menyenangkan. Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Saat-saat seperti itu, aku hanya bisa menggantungkan diriku sepenuhnya pada-Nya! Terkadang rasanya seperti sesuatu yang 'gila', tetapi Ia berkata, "Ayo, kayuh terus pedalnya!"

Aku takut, khawatir dan bertanya, "Aku mau dibawa ke mana?" Yesus tertawa dan tak menjawab, dan aku mulai belajar percaya. Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru yang mencengangkan. Dan ketika aku berkata, "Aku takut!" Yesus menurunkan kecepatan, mengayuh santai sambil menggenggam tanganku.

Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan ... orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekaliku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan ... perjalananku bersama Tuhanku. Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami.

Kemudian, Yesus berkata, "Berikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang membutuhkannya; jika tidak, hadiah-hadiah itu akan menjadi beban bagi kita." Maka, aku pun melakukannya. Aku membagi-bagikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai kebutuhan mereka. Aku belajar bahwa ternyata memberi adalah sesuatu yang membahagiakan.Pada mulanya, aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepadaNya. Aku takut Ia menjadikan hidupku berantakan; tetapi Yesus tahu rahasia mengayuh sepeda. Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, Ia tahu bagaimana melompati batu karang yang tinggi, Ia tahu bagaimana terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan.

Aku belajar untuk diam sementara terus mengayuh ... menikmati pemandangan dan semilir angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama Sahabatku yang setia: Yesus Kristus.

Dan ketika aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan, Yesus akan tersenyum dan berkata ... "Mengayuhlah terus, Aku bersamamu."


GBU ALL...

Selasa, 09 September 2014

Dia tahu yang terbaik

Jadi mengapa kita selalu mengeluh?
Kita selalu ingin matahari bersinar tapi Dia tahu bahwa hujan harus turun.
Kita menyukai suara tawa dan sorak keceriaan, tapi hati kita akan hilang kelembutannya jika kita tidak pernah menitikan air mata
Tuhan sering menguji kita dengan penderitaan dan kepedihan. Dia menguji kita bukan untuk menghukum kita melainkan untuk menolong kita menghadapi hari esok…

Karena pohon yang sedang tumbuh akan menjadi kuat apabila tahan terhadap terpaan badai, dan sayatan tajam sebuah pahat akan mebuat marmer jadi lebih indah dan berbentuk…

Tuhan tidak pernah menyakiti kita tanpa tujuan dan Dia tidak pernah menyia-yiakan kita karena setiap kehilangan yang Dia ijinkan selalu diikuti dengan berkat..

Dan ketika kita hitung berkat yang melimpah yang Tuhan berikan tidak ada alasan bagi kita untuk menggerutu dan meratap. Karena Tuhan mengasihi umat-Nya dan bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tersembunyi..

Maka Dia tidak memberikan kesenangan bila kebutuhan jiwa kita yang terdalam adalah penderitaan..

Jadi apabila kita berada dalam kesulitan dan apabila segala sesuatu berjalan tidak lancar adalah Tuhan yang bekerja pada diri kita untuk membuat roh kita menjadi kuat.


 GBU ALL...

Senin, 08 September 2014

DAFTAR KEKURANGAN

Ams. 10:12
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran
Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah.
Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan” katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.

“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita.
Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia…..”

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. “Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman… Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir…..

“Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya. “Oh tidak, lanjutkan…” jawab suaminya.
Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia “Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu”.

Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang…. ”

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya… Ia menunduk dan menangis…..
Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan.

Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita ? Kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.


GBU ALL...

Minggu, 07 September 2014

HARUSKAH HATI MENCIPTAKAN JARAK ?

Mazmur 37 : 8
8. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat.
Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda.


Gbu all...

Sabtu, 06 September 2014

DIMANA DAMAI SEJAHTERA ITU ?

“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah- Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pemah berhenti,” Yesaya 48:18.

Banyak orang berpikir damai sejahtera dapat diperoleh ketika ia memiliki harta melimpah, jabatan/kedudukan yang tinggi atau meraih kesuksesan tertentu dalam hidup ini, sehingga mereka berusaha sedemikian rupa agar harapan untuk merasakan damai sejahtera itu benar-benar terwujud. Mereka berpikir asal punya uang yang cukup, apa saja yang diinginkan pasti akan terlaksana, lalu mereka pergi menghibur diri ke tempat-tempat hiburan malam, hang out sampai pagi. Keinginannya hanya satu yaitu supaya hati terhibur dan stres hilang. Mungkin saja di tempat itu mereka bisa tertawa lepas sepanjang malam, tapi bukan berarti mendapatkan damai sejahtera sejati. Itulah damai sejahtera sesaat yang ditawarkan dunia, di mana banyak orang Kristen terjerat di dalamnya.

Di manakah kita bisa menemukan damai sejahtera sejati itu? Tidak ada yang lain, selain hanya dalam cinta kasih Kristus. Dunia boleh menjanjikan apa pun, tapi semuanya itu hanya sesaat dan berujung kepada kebinasaan kekal. Bila saat ini kita sudah mulai kehilangan damai sejahtera dan merasakan kehampaan hidup, itu tandanya kita sedang jauh dari Sang Sumber damai itu. Kunci utama agar kita menikmati damai sejahtera adalah selalu tinggal dalam hadirat Tuhan dan hidup dalam ketaatan. Ketika kita membangun keintiman dengan Tuhan serta menyediakan waktu untuk merenungkan firman-Nya siang dan malam, maka kasih-Nya akan selalu mengalir memenuhi hati kita. Firman Tuhan sarat dengan perintah, namun juga janji, dan janji Tuhan itu: “Ya dan Amin!” Setiap perintah dari Tuhan bukanlah suatu beban yang mengekang hidup kita.

Pilihan tetap ada pada kita. Dia memberikan kehendak bebas (free will) kepada kita untuk memilih. Memang bukanlah pekerjaan yang mudah untuk menjadi seorang yang taat, karena daging kita akan terasa sakit. “...roh memang penurut, tetapi daging Iemah.” (Matius 26:41). Namun damai sejahtera-Nya tersedia bagi orang-orang yang setia dan taat kepada-Nya.

Firman-Nya dengan tegas menyatakan bahwa “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” Yesaya 48:22 


GBU ALL...

Jumat, 05 September 2014

DAHULUKAN ALLAH

Pernah ada seseorang yang tak punya makanan apapun untuk keluarganya. Ia masih punya bedil tua dan tiga butir peluru. Jadi, ia putuskan untuk keluar dan menembak sesuatu untuk makan malam. Saat menelusuri jalan, ia melihat seekor kelinci dan ia tembak kelinci itu tapi luput. Lalu ia melihat seekor bajing, dia tembak tapi juga luput lagi. Ketika ia jalan lebih jauh lagi, dilihatnya seekor kalkun liar diatas pohon dan ia hanya punya sisa sebutir pelor, tapi terdengar olehnya suatu suara yang berkata begini "berdoalah dulu, bidik keatas dan tinggallah tetap terfokus." Namun, pada saat bersamaan, ia melihat seekor rusa yang adalah lebih menguntungkan. Senapannya ia turunkan dan dibidiknya rusa itu. Tapi lantas ia melihat ada ular berbisa diantara kakinya, siap-siap untuk mematuknya, jadi dia turunkan lebih kebawah lagi, mengarah untuk menembak ular itu. Tetap, suara itu masih berkata kepadanya, "Aku bilang 'berdoalah dulu, bidik keatas dan tinggallah tetap terfokus.'" Jadi orang itu memutuskan untuk menuruti suara itu. Ia berdoa, lalu mengarahkan senapan itu tinggi keatas pohon, membidik dan menembak kalkun liar itu. Peluru itu mental dari kalkun itu dan mematikan rusa. Pegangan senapan tua itu lepas, jatuh menimpa kepala si ular itu dan membunuhnya sekali. Dan, ketika senapan itu meletus, ia sendiri terpental kedalam kolam. Saat ia berdiri untuk melihat sekelilingnya, ia dapatkan banyak ikan didalam semua kantungnya, seekor rusa, dan, seekor kalkun untuk bekal makanannya. Ular (Iblis) mati konyol sebab orang itu mendengarkan suara Allah.

- Berdoalah sebelum kau lakukan apapun, bidik dan arahkan keatas pada tujuanmu, dan tinggallah terpusat pada Allah. Sebar luaskan ini agar ada seseorang lain yang bakal terberkati.

- Jangan kau dikecilhatikan oleh siapapun mengenai masa lampaumu. Masa
lampau itu memang tepatnya begitu - "sudah lewat, sudah lampau." Hidupilah setiap hari sehari demi sehari. Dan ingatlah bahwa hanya Allah yang tahu masa depan kita dan bahwa Ia tidak akan membiarkanmu melewati daya tahanmu.

- Janganlah memandang pada sesamamu untuk meminta berkat melainkan lihat dan bergantungkah pada Tuhan. Ia bisa membuka pintu2 bagimu yang cuma Ia saja yang bisa lakukan. Pintu2 yang bukan kau masuki dengan menyelinap, melainkan yang hanya Ia yang sudah persiapkan bagi dan demi kamu. Jadi, tunggulah, tenanglah, sabarlah: dahulukan Allah dan lain-lainnya akan nyusul dengan sendirinya.


GBU ALL...

Kamis, 04 September 2014

BANGKIT DARI KEGAGALAN

Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
Amsal 24:16

Setiap kita pasti pernah mengalami kegagalan, tentunya setiap kita tidak menyukai dengan kegagalan Sehingga banyak orang yang tidak bisa menerima kenyataan kalau ia harus mengalami kegagalan. Banyak reaksi yang ditunjukkan ketika seseorang sedang dalam kegagalan mungkin ia mulai merasa pesimis serta putus asa .Padahal kita harus selalu ingat bahwa ketika kita mengalami kegagalan itu bukanlah akhir segalanya. Kalau kita menanggapi kegagalan ini dengan pikiran positif maka kegagalan merupakan langkah awal kita untuk belajar melangkah dalam mencapai kesuksesan.

Dalam hidup ini saat kita tidak pernah gagal maka kita tidak akan pernah untuk belajar lebih lagi. Sebab itu milikilah selalu semangat untuk terus bangkit karena di dalam Tuhan masih ada harapan bagi kita. Di dalam Tuhan tidak selamanya kita mengalami hal yang buruk.

Tuhan kita selalu turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).

Jadi sebenarnya Allah tidak pernah merencanakan kegagalan bagi setiap kita dan untuk itu jangan pernah berpikir bahwa kegagalan itu datangnya dari Allah. Karena rancangan Allah adalah rancangan yang penuh dengan damai sejahtera. Dia adalah Allah yang tidak pernah gagal. Sebagai umat Allah sekalipu kita pernah mengalami kegagalan jangan pernah kita terlalu terpuruk dalam kegagalan itu, jangan pernah kita terus menyesali kegagalan kita tetapi mari kita bangkit dari yang kita alami, Hal yang seharusnya kita lakukan adalah mari kita mencari wajah Tuhan karena pada saat kita bertemu dengan Tuhan maka Tuhan akan mengubah kegagalan kita menjadi kemenangan.

Tuhan tidak pernah memandang seberapa besar kegagalan diri kita karena Ia adalah Allah yang baik dan Ia mau memulihkan keadaan kita. Jadikanlah kegagalan itu sebagai pelajaran yang berharga dan jadikanlah sebagai batu loncatan kita untuk kita menuju keberhasilan. Amin.

GBU ALL...

Rabu, 03 September 2014

PIANO

Kisah ini terjadi di Rusia. Seorang ayah yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukan putranya tersebut kesekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal. Selang beberapa waktu kemudian,di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu yang sangat singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya. Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser mulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada disampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak inipun tidak bisa betah duduk diam terlalu lama, tanpa pengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai di redupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada disampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut. Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa rasa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, Twinkle2 Little Star.


Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba2 lebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke arah panggung. Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan seorang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis juga terkejut, bergegas naik keatas panggung. Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata "Teruslah bermain", dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.


Sang pianis lalu duduk, disamping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.


Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ketengah panggung. Sang anak jadi GR, pikirnya "Gila, baru belajar sebulan saja sudah hebat!". Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.


Teman2, apa implikasinya dalam hidup kita??? Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan2 besar yang telah kita lakukan, tapi kita lupa...bahwa semua itu terjadi karena TUHAN ada disamping kita. Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada TUHAN disamping kita,KITA ADALAH SIA-SIA. tapi apabila TUHAN ada disamping kita....sesederhana apapun yang kita lakukan hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi orang di sekitar kita.


Kiranya kita tidak pernah lupa bahwa ada TUHAN disamping kita. Amin.


"If GOD fixes a fix to fix you, and you fix a fix before you are fixed, then HE will fix another fix to fix you."
 
GBU ALL...