Kamis, 30 Juni 2016

Danau Galilea dan Laut Mati

Apakah persamaan dan perbedaaan antara Danau Galilea dan Laut Mati?
Ok, perbedaan yang paling utama adalah Danau Galilea adalah sebuah danau, sedang Laut Mati adalah sebuah laut. Tapi ada perbedaan penting yang dapat menjadi pelajaran bagi kita para manusia.

Mungkin Anda perlu mengetahui persamaannya terlebih dahulu. Persamaannya adalah Danau Galilea dan Laut Mati mendapat air dari sumber yang sama yaitu sungai Yordan.

Perbedaannya?
Danau Galilea sangat indah yang sekelilingnya ditumbuhi berbagai jenis tanaman dan banyak orang yang bermukim disekitarnya. Dan didalam danau nya banyak jenis ikan hewan air yang hidup dan berkembang. Sebaliknya, Laut Mati adalah tempat yang tidak bisa ditinggali. Tak ada tumbuhan atau spesies yang dapat hidup didalam maupun disekeliling laut mati karena kadar garamnya yang begitu tinggi. Bukan itu saja bau pada daerah laut mati ini juga sangat tidak sedap.

Mengapa keduanya bisa sangat berbeda? Padahal sumber airnya sama. Hal ini dikarenakan danau galilea “menerima dan memberi”. Danau Galilea meneruskan airnya ke danau lain yang juga memanfaatkannya. Sedangkan Laut Mati? Laut mati “menerima dan menyimpan” untuk dirinya sendiri, air yang masuk ke Laut mati tidak pernah keluar lagi.

Kita sebagai orang kristen jangan hanya bisa menerima saja, tapi kita juga harus bisa memberi bagi orang lain. Tuhan Yesus mengajar kita untuk memberi, memberi semua yang kita punya kepada Bapa di sorga. Apa saja yang telah kita terima baik berkat, talenta, kekayaan, kepintaran, jangan hanya dinikmati sendiri, tapi bagilah agar dapat menjadi berkat bagi orang-orang lain dan kemuliaan nama Tuhan.


Gbu all....

Rabu, 29 Juni 2016

BUAH ROH: KESABARAN

“...Kalau kami (Paulus dan rekan-rekan) dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar;” 1 Korintus 4:12

Kesabaran berasal dari kata Yunani MACROTHUMIA yang merupakan gabungan dari dua kata: macro yang berarti panjang, dan thumos yang artinya temperamen. Jadi kesabaran itu menunjuk pada pengertian tentang kemarahan yang memerlukan waktu yang sangat panjang untuk membangkitkannya sebelum kemarahan itu dinyatakan; amarah yang terkendali. Tidak sedikit dari kita yang memiliki temperamen pendek, artinya mudah sekali kehilangan kesabaran dan menjadi marah; tersinggung dengan kata-kata yang kurang mengenakkan saja amarah kita langsung meledak dan tak terkendali. Pemazmur mengingatkan, “Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” (Mazmur 37:8). Namun ada juga orang-orang yang mampu mengendalikan amarah dan bisa sabar terhadap orang lain.

Kesabaran adalah lawan dari kemarahan yang tidak pada tempatnya, kemampuan untuk menahan diri dalam menghadapi situasi-situasi sulit. Musa, sebagai seorang pemimpin yang juga manusia biasa, terkadang tidak bisa menahan amarahnya terhadap orang-orang Israel karena ketidaktaatan mereka kepada Tuhan. Ketika Tuhan menyuruh Musa untuk berbicara kepada batu agar batu itu mengeluarkan air, Musa malah memukul batu itu. Ketidaksabarannya menyebabkan Musa tidak diijinkan Tuhan untuk memasuki Tanah Perjanjian. Bisa disimpulkan bahwa orang yang sabar sekali pun ada batasnya. Maka kita sangat membutuhkan Roh Kudus agar kita memiliki kesabaran di segala situasi, karena cepat atau lambat kita akan sampai pada batas kesabaran kita.

Begitu pentingnya kesabaran dalam hidup orang percaya sehingga firman Tuhan menempatkannya pada urutan tertentu. Bila kita sudah memiliki kasih, sukacita dan damai sejahtera, kesabaran akan hadir. Tuhan Yesus sendiri telah memberi teladan hidup kepada kita, bagaimana Ia tetap sabar terhadap orang-orang yang menganiaya dan menyalibkan Dia di kayu salib, tidak ada amarah sama sekali. Dan sabar adalah sifat Allah; Dia sabar terhadap setiap orang. Sebagai anak-anakNya, sudah seharusnya kita mewarisi sifat-sifat Bapa kita. Jika tidak, lalu kita ini anak siapa?

Milikilah kesabaran, karena “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,...” Amsal 16:32


Gbu all.....

Selasa, 28 Juni 2016

BAHAGIA

John C. Maxwell suatu ketika pernah menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya, Margaret, di minta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya.

Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan. Suatu ketika sang istri Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan.

Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini " Miss Margaret, apakah suami Anda mebuat Anda bahagia?"

Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."

Seluruh rungan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell (terbayang malunya Maxwell saat itu).

Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, atau main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa mebuat saya bahagia."

Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"

"Karena," Jawabnya, "Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."

Dengan kata lain, maksud dari Margaret, adalah tidak ada orang lain yang bisa membuat Anda bahagia. Baik itu pasangan Anda, sahabat Anda, uang Anda, atau bahkan hobi Anda. Semua itu tidak bisa membuat Anda bahagia. Karena yang bisa membuat Anda bahagia adalah Tuhan dan pilihan diri Anda sendiri.

Kalau Anda sering merasa berkecukupan, tidak mempunyai perasaan minder, selalu percaya diri, maka Anda tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar. Contohnya rasul Paulus. Ketika itu rasul Paulus sedang dihimpit oleh keadaan. Ia disiksa dan dipenjara, ditolak kanan kiri. Tapi coba lihat surat-suratnya. Apakah berisi keluh kesah? Justru sebaliknya!

Sebagian besar surat-surat Paulus justru berisikan motivasi, berita gembira dan inspirasi. Rasul Paulus bahagia. Meskipun keadaan sekelilingnya bisa membuatnya tidak bahagia, namun ia memilih untuk berbahagia.

Bahagia atau tidaknya hidup ANda tidak ditentukan oleh seberapa kaya Anda, seberapa cantik istri Anda, atau sesukses apa hidup Anda. Ini masalah pilihan: apakah Anda memilih untuk bahagia atau tidak. Kita bisa mengendalikan diri kita sendiri dalam memilih respon yang akan kita berikan terhadap kondisi luar.

Gbu all....

Senin, 27 Juni 2016

Kesedihan

Menikah adalah saat indah yang ditunggu-tunggu oleh sebagian orang. Apalagi jika menikah dengan orang yang tepat, kebahagiaan terasa lengkap. Beberapa waktu lalu, kita membaca berita dari media massa tentang seorang mantan model yang melarikan diri dari suaminya, yang notabene seorang bangsawan kerajaan. Hal ini menjadi berita yang menghebohkan.

Banyak orang ingin menikah dengan orang yang sukses, kaya dan berdarah biru dengan harapan memiliki masa depan yang mapan, terjamin dan nyaman. Tetapi tidak semua keinginan kita bisa terpenuhi. Apa yang menurut kita terbaik belum tentu benar-benar yang terbaik. Kenyataan bisa tidak sesuai dengan harapan. Alih-alih kenyamanan, mantan model tersebut justru diperlakukan layaknya "properti" sang suami. Bahkan menurut penuturannya, ia kerap disiksa secara mental dan fisik. Hal-hal itulah yang membuatnya melarikan diri dari suaminya. Orang yang dikira kekasihnya justru menyakitinya. Sangat pedih dan menyayat hati. Apa akibat sedih berkepanjangan? Bagaimana mengatasi kesedihan.

Hadapi kenyataan
Dalam kitab Samuel kita membaca kisah Daud mengalami pengkhianatan yang paling menyakitkan dalam hidupnya. Absalom, anak dan darah dagingnya sendiri, merebut tahtanya. Saat tentara Daud berperang melawan tentara Absalom, Absalom mati ditangan Yoab, panglima Daud. Daud sangat sedih mendengar kematian anaknya. Lalu Yoab mencoba untuk mendekati dan menenangkan Daud.

Kendati Daud meratapi kesedihannya, ia perlu mendengarkan nasihat Yoab. Paling tidak ada tiga hal yang disampaikan Yoab kepada Daud. Pertama hadapi kenyataan. "Jangan biarkan kesedihan atas kematian itu menutupi kebenaran." Kenyataan kadang sangat menyedihkan dan mengecewakan, tetapi kita tidak bisa membiarkan kenyataan itu mengendalikan seluruh hidup dan masa depan kita. Kenyataan tidak bisa dihindari dan harus dihadapi.

Kedua, jangan mengasihani diri sendiri. "Semua pikiran tertuju pada dirimu sendiri, kehilanganmu, anakmu. Rasa kasihan pada diri sendiri yang disebabkan oleh rasa bersalah tidak bisa menghapuskan kenyataan bahwa engkau tidak pernah memiliki hubungan yang baik dengan anakmu." Sikap mengasihani diri sendiri sering kali membuat seseorang tidak menghargai dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang berharga. Jika kita terus mengasihani diri sendiri maka kita tidak punya waktu untuk mengasihani orang lain.

Ketiga, teguhkanlah mereka yang dekat denganmu. "Para pejuang yang berperang melawan Israel lebih dekat denganmu dari pada anakmu sendiri. Kesedihanmua atas kehilangan Absalom tidak adil bagi keluarga mereka yang sedang bersedih. Beberapa diantaranya bahkan mati membela Daud." (2 Samuel 19:5-7). Kesedihan bisa menular dan menurunkan semangat orang lain, apalagi jika yang sedih itu adalah pemimpin. Kita tidak bisa memungkiri bahwa respon kita terhadap kesedihan mempengaruhi orang lain, apakah itu akan melemahkan atau membangkitkan semangat orang lain.

Bisa dipikul
Beban berat itu bisa dipikul. Bagaimana caranya? Pertama, kita membutuhkan teman yang benar-benar jujur dan bisa mendorong kita untuk berjalan maju dalam hidup ini. Teman-teman seperti ini perlu waktu untuk ditemukan, dan jika sudah ada, hubungan itu harus dipelihara. Apakah Anda sudah mempunya teman seperti itu?

Kedua, kita membutuhkan sang Penyelamat yang bisa diandalkan. Setiap orang tidak mungkin bisa memahami dan menjalani beban yang berat tanpa bantuan Tuhan. Ketiga. kita membutuhkan keyakinan yang tidak bisa digoyahkan apapun. Penekanan adalah pada kata "TIDAK BISA". Bahkan ketika kita tidak mengetahui mengapa, kita bisa menjalaninya dengan keyakinan seperti itu.

Helen Rosevere adalah seorang misionaris medis Inggris selama bertahun-tahun. Ia terperangkap dalam pemberontakan yang terjadi di Kongo. Ketika para revolusioner Mau-Mau diserbu, dia menjadi korban. Wanita saleh yang tidak berdosa ini kemudian diserang, diperkosa dan dilecehkan.

Kehidupannya bertahan pada keyakinannya yang tidak tergoyahkan. Sementara memulihkan diri dari peristiwa yang sungguh berat itu, Helen dengan Tuhannya menjadi semakin dekat dibandingkan sebelumnya. Ia menulis pernyataan dalam bentuk sebuah pertanyaan yang harus dibaca oleh setiap orang dan dirinya sendiri: "Helen, bisakah engkau berterima kasih kepadaKu karena mempercayaimu untuk mengalami peristiwa itu, kendati Aku tidak pernah mengatakan kepadamu mengapa?"

Kesedihan akibat kenyataan yang tidak sesuai harapan bisa muncul sewaktu-waktu, bahkan kesedihan yang disebabkan oleh orang yang dikasihi. Tetapi yang menentukan masa depan kita bukanlah kesedihan itu tetapi respon kita terhadapnya. Hal itu tidak akan berdampak bagi kita yang mengalaminya saja, tetapi juga orang lain disekitar kita. Selamat dipulihkan dari kesedihan. Tuhan Yesus memberkati.

Sumber : Warta jemaat Gereja Mawar Sharon

Gbu all....

Minggu, 26 Juni 2016

Dosis kasih yang Sehat

“ Kasih …tidak mudah tersinggung atau jengkel atau marah; tidak memperhitungkan kejahatan yang diterima – tidak menaruh perhatian atas kesalahan yang dideritanya “ ( 1 Korintus 13:5 terjemahan Amplifie Bible)

Berjalan dalam kasih itu baik untuk kesehatan Anda, tahukan Anda akan hal itu?.

Itu benar!, Ilmu kedokteran telah membuktikannya, para peneliti telah menemukan bahwa permusuhan menghasilkan strees yang menghasilakan Tukak lambung, sakit kepala yang menegangkan dan sejumlah sakit lainnya.

Bila anda berfikir tentang permusuhan, anda mungkin berfikir tentang jenis kemarahan yang anda rasakan tentang sesuatu yang serius terjadi. Tetapi menurut para pakar, jenis itu bukanlah penyebab masalah yang terburuk, Justru hal hal kecil : Bila Pembatu merusakkan busana anda ketika mencuci atau bila pramusaji mencampur sambal pada makanan anda padahal anda tidak suka pedas, hal itu lazim bukan..??

Pikirkanlah berapa banyak ketegangan yang dapat anda hindari dengan bersikap lekas memaafkan , dengan menghayati hidup anda menurut 1Korintus 13 dan tidak memperhitungkan kejahatan yang dilakukan terhadap anda. Bayangkan manfaaat fisik dan emosi dari kehidupan seperti itu!

Jika anda membiarkan diri terbiasa dibelenggu oleh permusuhan, itu mungkin terdengar seperti impian yang mustahil, tetapi sebenarnya tidak!, Karena sebagai orang yang percaya yang dilahirkan baru, anda memiliki kasih Tuhan dalam diri anda.

Jika anda pasrah pada kasih itu, maka itu akan memerdekakan anda, ingatlak ketika Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kuburnya?, Lazarus hidup tetapi masih terikat dengan kain kafan. Tuhan Yesus memerintahkan agar ikatannya dilepas sehingga dia dapat bebas berjalan.

Yesus menginginkan kebebasan yang sama bagi anda. Jadi, bersepakatlah dengan Dia. Katakanlah pada kebiasaan maut yang mengikat anda , “ Dalam nama Yesus lepaskan aku dan biarkan aku pergi! Aku menaruh sikap permusuhan, sikap tidak memaafkan dan keserakahan di belakangku. Aku akan menghayati Kehidupan Kasih!”.

Ingatlah : Tidak diperlukan suatu mujizat pengobatan untuk mengubah kehidupan anda. Yang diperlukan hanyalah sebuah keputusan untuk pasrah pada kekuatan Kasih. Lakukan hal itu hari ini ! Amin.

Gbu all....

Sabtu, 25 Juni 2016

JANGAN BERHENTI BERDOA

“mereka (semua yang taat pada Tuhan) akan Kubawa ke gunungKu yang kudus dan akan Kuberi kusukaan di rumah doaKu. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbahKu, sebab rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.” Yesaya 56:7

Doa adalah nafas hidup orang Kristen. Kita tidak akan mampu menjalani hidup tanpa doa karena doa adalah kekuatan bagi orang percaya. Apakah yang bisa kita andalkan di dunia ini? Uang, kekayaan atau jabatan? Bisakah semuanya itu memberikan kebahagiaan, rasa aman dan damai sejatera sejati, apalagi jaminan keselamatan? Maka kekristenan dan doa merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Berdoa adalah pernyataan ketergantungan kita kepada Tuhan dalam segala hal. Bukan saja waktu berada di situasi sulit dan menghadapi masalah yang berat baru kita mencari Tuhan, namun yang Dia kehendaki adalah di dalam segala keadaan kita melibatkan dan bergantung padaNya secara penuh.

Berdoa bukan sekedar memberikan laporan tentang kebutuhan kita secara terperinci. Sesungguhnya berdoa ialah mencari wajah Tuhan. FirmanNya mengingatkan, “Carilah Tuhan selagi Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!” (Yesaya 55:6). Seringkali kita berdoa namun tidak beroleh jawaban karena kita tidak merindukan PribadiNya, kita hanya menyampaikan keluh kesah yang disertai seabrek permintaan. Berdoa itu berkenaan dengan hubungan (relationship). Tuhan ingin bersekutu dengan anak-anakNya untuk menyatakan kasihNya supaya terjalin suatu hubungan yang karib, Dia ada di dalam kita dan kita di dalam Dia seperti tertulis: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.” (Yohanes 15:4a). Jadi, selagi Tuhan masih berkenan untuk kita ditemui jangan pernah berhenti untuk berdoa. Itulah sebabnya Daud senantiasa rindu berada dekat dengan Tuhan, “Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya.” (Mazmur 27:4).

Ada berkat-berkat yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang senantiasa dekat denganNya, seperti: menikmati kemurahanNya dan mendapatkan perlindungan pada saat yang tepat (baca Mazmur 27:5). Kita pun memiliki keberanian untuk menghadapi musuh dengan kepala tegak oleh karena iman kita kepadaNya (baca Efesus 3:12).

Sungguh! Doa orang yang benar itu sangat besar kuasaya! Baca Yakobus 5:16b


Gbu all...

Jumat, 24 Juni 2016

7 TIPS KERJA SUKSES DARI AMSAL SALOMO

1. ANDALKAN BERKAT TUHAN (Amsal 3: 5-6)
Sertakan Tuhan di dalam segenap pekerjaanmu karena banyak yang harus kita kerjakan tetapi tidak diajarkan di bangku sekolah dan banyak yang terjadi yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

2. CARILAH PENGETAHUAN (Ams 19: 20)
Ilmu pengetahuan, cara bekerja yang benar & efisien perlu kita cari.Tanpa pengetahuan, kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah". Jangan sungkan belajar dan meminta petunjuk jika tidak mengerti.

3. RAJIN & CEKATAN (Ams 10: 4)
Hanya orang rajin dan cekatan yang akan diingat oleh pimpinannya, terutama waktu menetapkan promosi jabatan & kenaikan gaji.

4. BERLAKU JUJUR & BENAR (Ams 16: 8)
Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa

5. JAGA PEMBICARAAN (Ams 10: 19)
Mengerjakan tugas-tugas adalah suatu pekerjaan yang berat, jangan ditambahi lagi dengan masalah lain karena mulut kita yang bocor. Siapa yang memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri daripada kesukaran.

6. SABAR & TENANG (Ams 16: 32)
Hati yang sabar dan tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

7. JANGAN INGIN CEPAT KAYA (Ams 13:11)
Menjadi kaya adalah impian kebanyakan orang dan sah-sah saja. Yang harus diperhatikan adalah: Menjadi kaya, bukanlah tujuan utama di dalam hidup ini, Ingin cepat kaya seringkali menjebak orang-orang ke dalam perbuatan yang berdosa; Menikmati hidup lebih penting dari menjadi kaya tetapi mempunyai banyak masalah.


Gbu all....

Kamis, 23 Juni 2016

Kristen NATO

Written by : Triana Eva Christine

"Jadi bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar :"Jangan mencuri", mengapa engkau sendiri mencuri?Engkau yang berkata : "Jangan berzinah", mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?" Roma 2 : 21-23

Kecaman rasul Paulus ini ditujukan kepada orang-orang yang menyebut dirinya orang Yahudi, bersandar pada hukum Taurat, bermegah dalam Allah, tahu kehendak Tuhan : yang baik dan tidak, bahkan yakin telah menuntun orang buta dan menjadi terang, pendidik orang bodoh dan pengajar orang yang belum dewasa dan (bahkan) memiliki segala kepandaian dan kebenaran, namun tidak melakukan apa yang mereka ajarkan dan yakini sebagai kebenaran. Mereka mengajarkan orang lain untuk tidak mencuri, tidak berzinah, dan benci kepada berhala, tetapi justru menjadi pelaku utamanya. Orang-orang seperti itu mengikat beban-beban berat lalu meletakkannya di bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Kristen NATO = No Action Talk Only.

Dalam persekutuan pendoa syafaat di gereja semalam ( Jumat,12/06/ 09 ), salah seorang tim penggembalaan mengingatkan kami para pendoa untuk tidak memakai topeng dimanapun kami berada, karena Allah maha tahu. Beliau mengatakan seringkali para hamba Tuhan mengenakan topeng ketika berada di gereja atau persekutuan orang percaya. Di gereja atau persekutuan terlihat begitu rohani, begitu suci, begitu manis-tutur katanya, namun begitu kembali ke rumah, kantor atau tempat lain, mulai kelihatan lagi wajah aslinya, yang bertolak-belakang dengan apa yang ia tampilkan di gereja. Tetap korupsi, tetap selingkuh, free sex, menipu, menggelapkan data pajak, menjalankan bisnis dengan kotor dan bahkan menggunakan kuasa gelap, serta berkarakter dan berkelakuan seperti orang dunia.

Dalam Matius 23 : 1-36 Yesus mengecam orang-orang demikian dengan mengucapkan 8 kali kata "Celakalah kamu" dan menyebut mereka sebagai orang munafik dan pemimpin buta; yang merintangi orang untuk masuk kerajaan Sorga (13) ; mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang (14); menobatkan orang untuk menjadikannya dua kali lebih jahat alias orang neraka (15); memberi perpuluhan namun mengabaikan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan (23), bersih di luar namun kotor di dalam (25), tampak benar dari luar namun di dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan (26).

Tuhan tahu semua kelakuan kita. Kalau manusia melihat apa yang kita lakukan, tetapi Tuhan melihat mengapa kita melakukannya. Apakah itu tulus atau bulus? Untuk kemuliaan Allah atau untuk penghormatan diri? Sebab Tuhan Allah maha tahu. Dia tahu dan mengenal kita lebih daripada kita mengenal diri kita sendiri. Tidak ada suatupun yang tersembunyi di hadapanNya.

"Celakalah orang yang menyembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap TUHAN, yang pekerjaan-pekerjaan nya terjadi dalam gelap sambil berkata: Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?" Yesaya 29 : 15

Tuhan tahu sedalam atau serapat apapun kita menyembunyikannya. Dia tahu karena Dia Allah. Setiap kita pasti pernah jatuh, namun sedalam apapun kita telah jatuh, segeralah bangkit. Datanglah kepada Yesus. Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepadaNya selama ia dekat ( Yesaya 55:6 ), Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu (Amsal 3:6-8 ).

Bersyukurlah kepada Tuhan karena Firman Tuhan ini mengingatkan kita semua untuk berhati-hati pada setiap tindakan dan perkataan yang kita ambil, karena kita ini hamba Tuhan. Apabila kita melakukan kesalahan, segeralah berbalik dari jalan kita yang jahat dan minta ampun kepadaNya. Karena ngeri benar jatuh di tangan Yang Maha Kuasa dan jangan sampai karena perbuatan kita yang tidak baik nama Allah dihujat ( Roma 2 : 24 ). Mari menjadi pelaku jangan hanya menjadi pendengar atau pembicara saja. Tuhan Yesus memberkati

Gbu all....

Rabu, 22 Juni 2016

IMAN YANG TULUS IKHLAS

“Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” 2 Timotius 1:5

Dengan latar belakang keluarga yang cinta Tuhan, kehidupan rohani Timotius terbentuk. Melalui didikan nenek dan juga kedua orangtuanya Timotius tumbuh menjadi pemuda yang takut akan Tuhan dan punya hati melayani. Sungguh, peranan orangtua terhadap perkembangan anak sangat menentukan masa depan anak tersebut. Penulis Amsal mengatakan, “Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,” (Amsal 6:23), oleh sebab itu “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6).

Rasul Paulus mengucap syukur kepada Tuhan melihat iman Timotius yang begitu tulus ikhlas. Itulah sebabnya dalam kisah itu Paulus selalu ingat padanya dan ingin segera bertemu dengannya. Tidak mudah menemukan iman yang tulus ikhlas seperti yang ada dalam diri Timotius ini. Iman yang tulus ikhlas adalah iman yang murni, tidak bercampur dengan kekecewaan, kekuatiran atau ketidakpercayaan kepada Tuhan. Iman semacam ini tidak munafik! Artinya iman terlibat dalam setiap aspek kehidupan seseorang, yang lahir dari ketaatan dan kedekatannya dengan Tuhan, bukan hanya untuk diperlihatkan kepada orang lain atau untuk membuat orang lain terkesan dan kagum. Iman akan terlihat saat seseorang mengalami tantangan terhadap iman, ketekunan atau pelayanannya. Dalam pelayanannya Timotius harus menghadapi berbagai karakter orang; ada yang tidak suka, iri hati dan juga tidak mendukung karena kemudaannya, tapi hal ini tidak membuatnya lemah dan kecewa. Bila seseorang tidak memiliki iman yang tulus ikhlas, bukan tidak mungkin ia akan mundur dari pelayanan karena merasa diragukan kemampuannya.

Sekarang ini banyak orang Kristen yang juga mudah kecewa dan imannya tidak lagi murni kepada Tuhan hanya karena menghadapi masalah dan kesulitan hidup. Ada yang ingin terlibat dalam pelayanan karena berharap ingin dihormati dan dihargai orang lain, atau mengharapkan Tuhan membalas dengan kenyamanan hidup.

Iman yang tulus ikhlas membuat seseorang tetap fokus mengasihi dan melayani Tuhan di segala keadaan! 

Gbu all....

Selasa, 21 Juni 2016

Pekerjaan atau Pengabdian

Bacaan hari ini: 1 Korintus 9:16-23
Ayat mas hari ini: 1 Korintus 9:18
Bacaan Alkitab Setahun: 1
Raja-raja 5-7

Tiap minggu, seorang perangkai bunga menyiapkan rangkaian bunga untuk dipajang di altar. Gereja hanya memberinya dana sedikit. Tidak jarang ia harus menombok demi mendapat bunga terbaik. Tak heran, rangkaian bunganya selalu tampak elegan dan berselera tinggi. Dari sudut bisnis, ia rugi. Dengan dana minim, buat apa bersusah payah? Namun, baginya ini merupakan pengabdian, bukan pekerjaan. Rangkaian bunganya adalah persembahan, bukan sekadar barang jualan.

Dalam bekerja, umumnya orang mementingkan hak. Kerja keras harus dibayar dengan upah pantas dan aneka fasilitas. Pengabdian lebih dari itu. Melibatkan loyalitas dan pengorbanan. Rasul Paulus, contohnya. Ketika memberitakan Injil, ia tidak mau bergantung pada orang lain, meski biasanya jemaat memang mendukung penghidupan para rasul. Uang yang menjadi haknya tidak diambil karena ia tidak mau membebani jemaat. Akibatnya, ia harus berjualan tenda sebagai usaha sampingan. Repot! Namun, semua itu ia jalani dengan sukacita. Sedikit pun tidak merasa terpaksa. Paulus tidak hitung-hitungan karena iamemandang pekerjaannya sebagai pengabdian..

Pada zaman modern ini, kata “mengabdi” kian menjadi usang. Para pebisnis berusaha mendapat untung maksimal dengan upaya minimal. Karyawan kerap menuntut kenaikan upah dan fasilitas, tetapi bekerja tanpa loyalitas. Pelayanan di gereja pun kerap dilakukan orang ala kadarnya, tanpa pengorbanan. Andai kita memandang pekerjaan sebagai kesempatan dan berkat, seperti Paulus, pasti cara kita bekerja akan berbeda. Dengan sepenuh hati. Seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia.

PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DENGAN SEPENUH HATI MEMBERI KEPUASAN LEBIH DARI SEKADAR MENERIMA GAJI


Gbu all...

Senin, 20 Juni 2016

FROM NOTHING BECOME SOMETHING

Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. (Lukas 2:52)

Serombongan turis mancanegara sedang mengunjungi sebuah desa wisata. Desa itu tampak terpencil dan masih sangat tradisional dan sederhana. Ketika melihat seorang Bapak sedang bersantai di depan rumahnya, seorang turis mendatanginya dan langsung bertanya, "Adakah orang-orang besar yang dilahirkan di sini?" dengan tersemyum bijak, kakek itu menjawab, "Tentu saja tidak ada, Tuan. Orang-orang di sini dilahirkan dalam bentuk bayi kok!"
Para Sahabat Seiman boleh tertawa geli. Namun, bukankah kita sering menganggap bahwa Orang-orang besar itu dilahirkan secara takdir menjadi Berhasil sebagai orang berprestasi ketimbang dibentuk? Tak terkecuali Yesus. Karena sangat mengasihi kita, maka Yesus tidak turun dari langit dalam kondisi dewasa, tetapi berupa bayi mungil tak berdaya. Dia membutuhkan Proses untuk menjadi besar. Yang luar biasa, Dia tidak hanya dikasihi Allah, tetapi juga manusia. Saat ini siapa orang di kolong langit yang tidak mengenal nama Yesus? Dia dikasihi orang yang yang mengenal-Nya dan disegani oleh orang-orang yang belum mau menerima-Nya.
Para Sahabat Seiman, dengan belajar dari keteladanan Yesus, kita bisa memproses dan memoles diri kita untuk menjadi orang-orang besar yang berhati hamba. Yesus dilahirkan di kandang domba, bukan rumah sakit bersalin berskala internasional. Dia pun dibungkus kain lampin dan bukan kain satin. Dia Mahatinggi rela menghampakan Diri-Nya agar sama dengan orang yang dipimpin-Nya. Jadi, jika lain kali ada orang yang bertanya, "Adakah orang-orang besar yang dilahirkan di sini?", jawab saja dengan: "Di sini hanya ada orang-orang kecil yang diberi anugerah besar oleh Tuhan Yesus Kristus!" Setuju?


Gbu all....

Minggu, 19 Juni 2016

Tuhan Membebaskan Anda

“ Walau seribu orang rebah disisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu “ ( Mazmur 91: 7, 10).

Berbicara secara wajar, inilah dunia mengerika tempat kita tinggal kini. Sebuah dunia yang sempoyongan karena pengaruh dari satu bencana ke bencana lain. Hampir setiap hari kita mendengar tentang peperangan, bahaya senjata nuklir dan perang senjata kimia, tumpahan minyak, dan gempa serta banjir, penyakit yang mewabah dan kejahatan yang melanda kota-kota kita.

Tetapi ditengah itu semua, Tuhan sedang berjanji menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan kepada orang – orang yang mau percaya dan tinggal didalam DIA.

Anda mungkin berkata, “ DIA membuat janji ribuan tahun yang lalu ketika keadaannya tidak separah sekarang!”. Itu mungkin demikian, tetapi tahukan anda? Janji itu justru berlaku sekarang, itu dibuat untuk generasi kita. Renungkanlah, ketika Mazmur 91 ditulis, manusia belum menemukan senjata yang dapat membinasakan sepuluh ribu orang sekaligus. Kitalah generasi yang dapat melakukan hal itu. Jadi, bila Dia berkata “ Malapetaka tidak akan menimpamu,” Dia mencantumkan kita juga.

Malapetakan tidak akan menimpamu, Alangkah indahnya pernyataan itu!.Anda perlu memahaminya dan mempercayainya hari ini. Percayalah bahwa Tuhan mau menjadi Tuhan dalam hidup anda. Dia mau menjadi perlindungan anda, Dia mau menjadi keamanan anda. Dia mau menjadi Nama Pertama yang anda panggil bila kesukaran menimpa anda. Dia mau menjadi Pribadi yang anda percayai dan harapkan untuk mengamankan anda, Dia mau menjadi Andalan dalam setiap pergumulan hidup anda.

Dan jika anda melakukan hal itu, Dia tidak akan mengecewakan anda, Dia sanggup menangani semua bahaya yang mengelilingi anda. Betapa pun gawatnya bahaya itu, Dia dapat menanganinya! Dia telah membuktikan itu pada Sadrakh, Mesakh dan Abednego.Mereka diikat dan dilemparkan di tanur yang membara sedemikian panasnya sehingga orang – orang yang melemparkan ketiga pemuda itu ikut binasa oleh panasnya. Tetapi Tuhan menyelamatkan mereka dan ketika mereka keluar dari perapian itu, tiada bau sangit atau hangus tercium pada mereka.

Jadi betapapun dahsyatnya keadaan sekitar anda, Percayalah kepada TUHAN, Dia selalu setia. Dia takkan pernah melakukan hal lain ketika anda membutuhkan bantuan. Dia akan hadir tepat di tempat anda untuk membebaskan anda dari masalah, malapetaka, atau kehancuran apapun.

Izinkanlah Dia membuktikan dalam hidup anda, kebenaran yang telah dibuktikanNYA dalam hidup Sadrakh, Mesakh, dan Abednego : Tiada pribadi yang dapat membebaskan, melindungi, memberkati dan menyelamatkan anda seperti Dia ( TUHAN YESUS KRISTUS ), Amin.


Gbu all...

Sabtu, 18 Juni 2016

P E R C A Y A

(Matius 6:25-34)
Jangan kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. (Matius 6-25)

Masa pension suami saya bukan lagi jauh dimasa depan tapi hanya tiga minggu lagi. Mulanya reaksi saya terhadap perubahan penting dalam hidup kami ini positif semuanya. Kemudian rasa kuatir mulai bercampur dengan rasa sukacita saya. Diantara banyak ketidak pastian yang meresahkan mengenai masa pensiun, yang paling menjadi bayangan yang menakutkan adalah ketidakpastian mengenai keuangan .

Saya membawa kekuatiran ini kepada Allah. Dan Allah menjawab saya antara lain melalui ayat Alkitab diatas. Seperti minyak gosok yang nyaman firman itu meresapi roh saya yang dipenuhi rasa kuatir, dan saya terhibur. Saya tidak tahu apakah ada orang2 yang tua diantara orang banyak yang berkerumun di bukit itu waktu Yesus mengucapkan kata2 itu. Sekiranya ada, apakah mereka pulang dengan besar hati dan dikuatkan dengan harapan baru seperti yang saya rasakan sekarang?

Saya tahu kata2 Tuhan ini berlaku untuk setiap orang. Tetapi untuk orang2 yang memasuki masa pensiun, kata2 ini mempunyai arti yang baru dan khusus.

DOA: Allah pengasih, berkat dan pemeliharaanMu berlaku sepanjang hiidup kami, juga akan terus berlangsung pada masa tua kami. Kiranya saya tidak menyingkirkan dari hidup yang aktif, karena takut kepada ketidakpastian. Tapi sebaliknya, tolonglah saya mempercayai Engkau. Amin

Pemeliharaan Allah kepada kita tak pernah goyah, tetap sama setiap hari sepanjang hidup kita.

Tetaplah berusaha semampu sesuai kemampuan yg ada, Tuhan tdk akan biarkan pintu pintu berkatnya tertutup buat anda!


Gbu all....

Jumat, 17 Juni 2016

RAHMAT PENGAMPUNAN BAGI LUKA BATIN

Allah itu penjunan yang rancangan-Nya indah dan tak terselidiki. Namun bagaimana dengan mereka yang merasa terlantar atau abuse? Mereka yang batinnya tidak tenang dan bahkan memendam suatu bahaya yang berdaya ledak tinggi, pastilah tergolong dalam jiwa yang terluka. Endapan emosinya sewaktu-waktu akan mengganggu irama hidupnya. Bagai luka yang menganga, penuh nanah bahkan menuju pada proses amputasi, karena kepahitan, rasa sakit dan kepedihan yang disimpan dalam waktu lama akan menjadi monster hidupnya.

Putri anak bungsu dari sebuah keluarga, sangat dimanja ibunya. Intensitas relasi itu berdampak, ketika ibunya menghadap Tuhan, putri mengalami shock tanda lara yang tak terkira. Benih yang berbulir pun menyebar ke seluruh tubuhnya. Sayangnya sebaran rasa sakit dan perasaan tak berharga menyayat tiap tunasnya. Daya menyimpan duka ke dalam tak mampu diemban. Sehingga perhatian dan kasih yang mengalir dari para sanaknya pun tak mampu mengobati luka batinnya. Padahal Yakobus 1:21 berkata, Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

Secara pribadi putri tak mampu menanggung secara imbang; rasa kegagalan, rasa menilai diri ditolak dan itu masuk lekat sampai ke alam bawah sadarnya yang berpengaruh buruk pada pola lakunya. Saat ia rindu akan indahnya warna netral, putri hanya dapat memandangi langit tanpa bintang, menatap kebiruan cakrawala yang tak terjangkau. Kesanalah hati yang murni pergi untuk menemukan Jamahan Allah, dan berharap dibebaskan dari belenggu konflik diri.

Tuhan, El Shadai bekerja dan menuntun para sanak terdekat untuk bertindak dalam kasih. Proses kejutan yang satu mewarnai aliran deras terangkatnya beban masa lalu dan terbukanya gerbang jalan baru. Suasana yang dikondisikan pun kadang melalui bisikan, arahan dan tuntunan agar cakrawala pandang tentang hidupnya menjadi cerah. Seperti madah Santo Paulus kepada umat di Roma: 8:22-25 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

Sehingga pada suatu saat Putri mendengarkan sapaan Tuhan yang lembut sayup-sayup. ”Aku ingin memberikan diri-Ku kepada jiwa-jiwa dan memenuhi mereka dengan kasih-Ku, tetapi hanya sedikit jiwa yang mau menerima semua rahmat yang telah dikhususkan kasih-Ku bagi mereka. Rahmat-Ku lenyap, kalau jiwa yang seharusnya menerimanya, tidak menerimanya; rahmat itu diambil oleh jiwa lain.” Dengan rendah hati Putri pun mendengar bisikan Tuhan. Bagai mekarnya bunga, kesadaran akan perhatian keluarganya pun menjadi tampak nyata di matanya. Sinar dan pancar kegembiraan hatinya pun muncul seketika tatkala Putri berada di tengah mereka. Kasih Ilahi telah melakukan karyanya dikedalaman jiwa Putri. 

Ya Yesus, Engkau telah memulihkan luka batin Putri, berilah dia kekuatan untuk berjuang, sebab tanpa-Mu dia tak mampu berbuat apapun. Sebab Engkau mampu melakukan segalanya, dan Engkau akan memberi dia semuanya yang diperlukan oleh anak-Mu yang lemah ini. Persis seperti kata Paulus dalam II Kor 5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Pesan moral orang yang merasa bisa adalah orang yang jiwanya kerdil, namun orang yang bisa merasa, adalah orang yang jiwanya matang. Mazmur 34:19 Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Ampunilah maka kamu akan diampuni juga

Semoga Roh Kudus mengurapi kita semua.


Gbu all....

Kamis, 16 Juni 2016

Pasanganku Mendengkur!

Bacaan hari ini: Bilangan 11:4-9
Ayat mas hari ini: 1Korintus 10:10
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-raja 14-16

Sebuah surat pembaca di koran berisi keluhan seorang istri yang tak dapat tidur karena suaminya mendengkur saat tidur. Lalu, muncul banyak surat tanggapan. Ada yang memberi tips supaya tidak mendengkur. Ada yang bersimpati. Ada juga yang ikut mengeluh. Sampai suatu hari, sebuah surat tanggapan berbunyi, “Mendengkur adalah musik terindah di dunia. Jika tak percaya, bertanyalah kepada para janda.” Sejak itu, tidak ada lagi surat berisi keluhan tentang pasangan mendengkur. Ya, para istri tetap lebih senang mendengar dengkuran suaminya daripada tidur sendiri dengan hati sunyi.

Mengeluh bukan hal asing bagi bangsa Israel. Dalam perjalanan ke Kanaan, mereka mengeluh tentang apa yang mereka makan. Mereka mengeluh tidak bisa makan daging, ikan, mentimun, semangka, bawang prei! Mereka tidak bersyukur bahwa setiap pagi, Tuhan memberi mereka manna dari surga, roti malaikat (Mazmur 78:25). Mereka malah menganggap bawang merah lebih berharga. Sepintas mengeluh, bersungut-sungut, itu biasa. Namun, sadarkah kita bahwa sikap itu sangat merugikan bahkan menghancurkan kita? Mengeluh membuat kita tidak bisa merasakan damai sejahtera. Mengeluh membuat kita tidak mampu menghitung berkat Tuhan. Sibuk mengeluhkan hal-hal kecil, bisa membuat kita tidak bersyukur atas hal-hal besar yang Tuhan sediakan.

Demikian juga dalam pernikahan dan keluarga. Daripada berfokus pada kelemahan pasangan, mengapa kita tidak bersyukur untuk kelebihannya? Bersyukurlah untuk pasangan yang mendengkur, cerewet, suka lupa, tidak rapi. Bersyukurlah karena ia adalah salah satu berkat terbesar yang Tuhan berikan!
HATI YANG BERSYUKUR MELIHAT MAWAR YANG INDAH DI TENGAH DURI-DURI 

Gbu all...

Rabu, 15 Juni 2016

Andaikan engkau cepat bangga.

Andaikan engkau cepat bangga, karena engka memiliki kesempatan luas untuk berbicara dalam berbagai kesempatan di lingkungan kerjamu atau di masyarakat, namun janganlah engkau terlambat untuk membiarkan dirimu dikritik dan dinilai oleh banyak orang!

Andaikan engkau cepat merasa puas karena engkau sudah berbuat baik banyak sekalipun, janganlah terlambat untuk mencari kepuasan, karena perbuatan baik itu tidak menentukan harga dirimu. Hanyalah sikap batin yang tulus, itulah yang mendewasakan dirimu!

Andaikan engkau cepat merasa bahagia karena engkau bisa mengerjakan hampir semua pekerjaan tanpa bantuan orang lain, janganlah terlambat berpikir juga bahwa engkau bukanlah "tuhan baru", melainkan hanya manusia, yang masih membutuhkan orang lain dan juga Tuhan!

Andaikan jantungmu berdebar cepat karena ada banyak orang menaruh simpati padamu, janganlah terlambat untuk melihat bahwa engkau masih ada orang yang belum diperhitungkan dalam hatimu.

Andaikan hatimu terasa berbunga bunga karena orang begitu memuja kepribadianmu, janganlah engkau terlambat berpikir juga, bisa jadi orang itu memujamu karena ia membutuhkan engkau sebagai penghibur.

Andaikan engkau merasa berbahagia karena banyak orang menyediakan berbagai fasilitas yang serba lengkap, cepatlah engkau bertanya pada dirimu, masihkah aku bisa hidup, juga kalau tidak ada fasilitas yang serba lengkap dan mewah itu?

Andaikan engkau tergoda untuk memiliki segala sesuatu yang kelihatannya bagus, apakah engkau pernah berpikir, bahwa segala sesuatu yang bagus dan indah itu dapat menjadi "topeng-topeng" baru, sehingga kita tidak mampu menjadi "ORANG BIASA".

Andaikan engkau mau melepaskan apapun yang menyenangkan dan memuaskan hatimu, di situlah engkau mulai berusaha keras untuk HIDUP BIASA.

Semoga ada banyak kesempatan yang kita temukan untuk hidup "SERBA BIASA" karena HIDUP YANG BIASA itulah yang menantang kita untuk hidup tanpa topeng, tanpa sandiwara, namun ada banyak "mutiara mutiara" kehidupan.

Mutiara hidup itulah Roh Kudus yang dapat kita alami kehadiran-Nya kalau kita mempersiapkan diri dengan melepaskan segala "topeng" dan "hiasan diri" yang menghambat relasi kita dengan-Nya. Karena itu, utuslah Roh-Mu ya Tuhan, maka semuanya akan menjadi baru!


Gbu all....

Selasa, 14 Juni 2016

Dua Buah Kutub

Saat kembali ke kota kelahiran, saya menyempatkan diri untuk berjumpa dengan beberapa kawan lama diantaranya adalah dua bersaudara yang salah satunya berada di panti rehabilitasi narkoba sedangkan saudara lainnya adalah seorang pengusaha otomotif yang terbilang sukses.

Diantara kawan-kawan seumur, hal ini sering menjadi bahan pergunjingan mengapa dua bersaudara yang berasal dari orang tua yang sama, dibesarkan dalam lingkungan yang sama, dapat menjadi sangat berbeda.

Kunjungan saya ke panti rehabilitasi dimana kawan saya itu berada cukup membuat dia terhibur. Dalam salah satu perbincangan dia menjawab pertanyaan klise saya "Ya, semua ini gara-gara Ayah saya"

Dengan lirih dia meneruskan ucapannya "Ayah saya seorang pemabuk dan penjudi, keluarga saya bangkrut dan berantakan, dia hanya memikirkan dirinya sendiri, sama sekali tak pernah memikirkan saya"

Masih tertunduk lesu dan katanya lagi "Apa yang bisa diharapkan dari saya hasil dari sebuah keluarga yang berantakan ini?"

Sehari sebelum kembali ke Jakarta , saya masih sempat menemui saudaranya yang siang itu berada di show-room-nya yang cukup besar dengan aneka mobil terpajang.

Ditengah kegembiraan karena lama tidak berjumpa, salah satu pembicaraan kami adalah tentang saudaranya yang ada di panti rehabilitasi narkoba.

Pertanyaan spontan pun mengalir dari bibir saya "Apa yang membuat kamu berbeda dengan saudaramu dan bisa sukses seperti sekarang ini?"

Nampak dia menghela nafas kemudian dia berkata "Sudah terlalu banyak penderitaan dalam kehidupan saya dan keluarga kami, saya hanya bertekad untuk mengakhirinya"

"Saya benar-benar tidak ingin bernasib seperti Ayah saya dan ingin membahagiakan Ibuku, itulah tekad saya selama ini"

Keduanya mendapatkan kekuatan dan motivasi dari sumber yang sama, bedanya adalah yang seorang memanfaatkannya secara positif, dan seorang lainnya menggunakannya secara negatif.

"Mereka yang positif tak peduli segelap apapun keadaannya, kepalanya selalu tegak serta menengadah melihat semua kemungkinan dan semua itu ada dihadapannya."

Gbu all....

Senin, 13 Juni 2016

ESENSI DIRI

Alkisah di suatu desa, ada kabar yang menggembirakan. Orang-orang di desa itu gembira mendengar bahwa putra sulung sang kepala desa akhirnya akan pulang ke desanya setelah meraih gelar sebagai seorang dokter. Rencananya, ia pulang untuk mencari istri alias pendamping hidupnya.

Mendengar si putra sulung kepala desa akan mencari seorang calon istri, Orang-orang di desa sibuk memikirkan putri siapa yang pantas disandingkan dengan putra sulung kepala desa. Ketika berkumpul di aula desa, diputuskanlah bahwa ada 3 orang gadis yang menurut mereka paling sesuai disandingkan dengan putra sulung kepala desa.

Yang pertama adalah putri seorang juragan beras yang kaya di desa. Selain kaya, putri juragan ini sangat cantik dan molek. Perawakannya bak peragawati. Ramping, langsing dan singset. Menurut mereka, inilah pasangan yang cocok bagi putra sulung kepala desa. Yang satu cantik, dan yang lainnya ganteng.

Yang kedua adalah putri bendahara desa. Bendahara desa adalah seorang yang terpelajar, semua anaknya terpelajar. Putri sulung bendahara adalah seorang yang sangat pintar. Ia sangat jeli dan banyak membantu ayahnya. Nantinya ia diharapkan bisa menjadi pengganti ayahnya sebagai bendahara desa. Lagi-lagi, menurut orang-orang desa, inilah pasangan yang ideal. Sama-sama pintar, bendahara pintar dan dokter hebat.

Yang ketiga adalah putri seorang dokter desa. Menurut orang-orang desa, pasangan ini ideal ‘wong sama-sama dokter. Apalagi yang kurang?

Lalu, tibalah saat yang mendebarkan bagi seluruh isi desa. Putra sulung kepala desa akhirnya tiba di desa. Untuk membuktikan pilihan siapa yang paling tepat. Maka bergiliranlah putri si juragan, putri bendahara desa, dan putri dokter desa bertandang ke rumah Pak kepala desa untuk berkenalan dengan putra sulung pak kepala desa. Tiga hari berturut-turut mereka berdatangan. Tetapi, tidak ada satupun dari mereka yang dipilih oleh putra sulung kepala desa menjadi istrinya. Orang-orang di desa terheran-heran akan kenyataan ini.

Satu bulan kemudian, putra sulung kepala desa meminang putri seorang tukang kayu. Setelah melangsungkan pernikahan, mereka langsung meninggalkan desa, menuju ke kota tempat praktek si putra sulung sebagai dokter.

Setelah kepergian mereka, orang-orang desa yang penasaran bertanya kepada Pak kepala desa. “Bapak, kenapa anak bapak malah memilih anak seorang tukang kayu menjadi istrinya?” Dengan tersenyum pak kepala desa menjawab,”Ia sudah memilih yang terbaik. Ia memilih apa yang ada di dalam, bukan apa yang tampak di luar.”

“Maksud bapak?” Tanya orang-orang desa yang penasaran.

Lalu pak kepala desa menjelaskan dengan bijaksana “Benar, bukan putri juragan yang cantik, molek, dan langsing yang dipilih anakku. Karena, ia tidak melihat fisik seseorang. Wajah yang cantik, tubuh yang langsing tidak akan bertahan lama. Ia akan pudar seiring waktu. Bukan juga, putri bendahara desa yang pintar. Karena, kepintaran tidak menjamin apapun. Ia juga tidak memilih putri dokter desa. Karena, profesi hanyalah bagian dari pekerjaan seseorang. Bukan menentukan bagaimana sebenarnya orang itu”

“Kalau akhirnya anakku memilih putri si tukang kayu, itu lebih karena esensi diri yang baik. Putri si tukang kayu setiap sore selalu menyempatkan diri memberi minum pada beberapa kelinci yang tidak ia pelihara. Meskipun ia telah lelah membantu ayahnya bekerja. Esensi dirinya yang sederhana, tulus, dan rela melakukan pekerjaan yang sekecil apapun membuat anakku memilihnya sebagai pendamping hidupnya. Itu adalah hal yang terpenting bagi anakku.”

Tuhan tidak memerlukan seorang worship leader yang cantik luar biasa atau langsing luar biasa di dalam pelayanan-Nya. Tuhan juga tidak memerlukan seorang yang luar biasa pintar mengatur di dalam pelayanan-Nya. Bahkan, Tuhan juga tidak memerlukan seseorang yang punya jabatan luar biasa tinggi di perusahaannya untuk pelayanan-Nya.

Ia hanya melihat esensi diri kita. Hati kita yang tulus, rela dalam melakukan pelayanan-Nya. Itu saja.

Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan apa yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” ( 1 Samuel 16:7)


Sumber : Email

Gbu all...

Minggu, 12 Juni 2016

Setiap Langkah adalah Anugerah

Seorang professor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana , ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, Ralph, penjemputnya di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju tempat pengambi lan bagasi.

Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka, kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas.

Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi sang professor dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. 

Dari mana Anda belajar melakukan semua hal itu ? tanya sang professor.

Melakukan apa ? tanya Ralph.

Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu ? desak sang professor.

Oh, kata Ralph, selama perang ..... Saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal.

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah. katanya ......

Saya tidak pernah tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki serta mensyukuri langkah sebelumnya.

Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini. Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain.

Nilai manusia ......
tidak ditentukan dengan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup.
Kekayaan manusia bukan apa yang ia peroleh, melainkan apa yang telah ia berikan.
Selamat menikmati setiap langkah hidup Anda dan BERSYUKURLAH SETIAP SAAT .......
Banyak orang berpikir bagaimana mengubah dunia ini.
Hanya sedikit yang memikirkan bagaimana mengubah dirinya sendiri.

Gbu all...

Sabtu, 11 Juni 2016

Berhasil dan Gagal

Rani sangat tidak puas ketika bulan ini Andi kembali menjadi juarapertama lagi. Masalahnya dulu mereka diterima bekerja di bagian penjualan bersama-sama. Mereka telah bekerja selama tujuh bulan. Tapi sejak empat bulan yang lalu prestasi Andi tiba-tiba meningkat. Kini Andi telah empat bulan berturut-turut menjadi juara karena hasil penjualannya paling tinggi. 
Sungguh, Rani sangat kesal. Motivasinya menurun karena merasa tak mungkin mengalahkan Andi. Untuk apa bersusah payah menjual kalau selalu Andi yang menang? Ia kehilangan harapan. Ia merasa apapun yang dilakukannya pasti gagal.

Iman juga merasa kesal melihat Andi menang terus. Ia merasa gagal. Iman lalu mencari apa penyebab keberhasilan Andi. Ia ingin
mempelajarinya. Ternyata Andi bisa menelepon minimal dua puluh tujuh orang perhari, sedangkan Iman hanya sempat menelepon dua belas orang. Catatan data pelanggan yang dimiliki Andi sangat lengkap. Andi tahu kapan si A pulang dari luar negeri, kapan si B tiba dikantor, dan sebagainya. Andi selalu siap membantu setiap calon pelanggan meskipun mereka terkadang merepotkan. Rupanya Andi sangat serius dalam bekerja. Ia tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Dari hasil analisanya, Iman mencoba memperbaiki dirinya dalam bekerja. 


Pelan tapi pasti, prestasi Iman mulai menunjukkan peningkatan. Iman memperoleh hasil dari usahanya.

Deffi yang bekerja di perusahaan lain juga memiliki prestasi penjualan yang bagus. Ia hampir selalu mencapai hasil tertinggi
setiap bulan. Anehnya rekan-rekan kerjanya kurang menyukainya. Selidik punya selidik, rupanya mereka melihat atasannya sangat menyukai Deffi. Jelas dong, hasil penjualannya paling tinggi. Tapi semua rekan kerjanya menjadi iri hati. Ketika Deffi akan 

diangkat menjadi supervisor, hampir semua orang menentang. Alasannya karena mereka tidak menyukai Deffi. Tapi untunglah atasannya cukup bijaksana, ia tetap mempromosikan Deffi, tapi ia juga menasehati Deffi untuk membagikan ilmunya pada yang lain. Deffi dengan senang hati membagikan semua yang diketahuinya.

Hasil perjuangan Setahun kemudian, Deffi dan rekan-rekannya menjadi tim penjualan yang paling berprestasi di perusahaan.

Sayangnya Rani tidak dapat memetik manfaat dari keberhasilan Andi. Ia lupa bahwa keberhasilan Andi yang gemilang dibangun dari perjuangannya tiap hari yang tidak selalu mulus. Kadang-kadang gagal, kadang-kadang berhasil, kadang-kadang kesal, kadang-kadang gembira. Bagi Andi, itulah hidup. Yang penting baginya adalah tidak pernah berhenti belajar, baik dari keberhasilan maupun dari kegagalan.

Paul Galvin, pendiri Motorola, pernah mengatakan: " Jangan takut terhadap kesalahan. Kebijaksanaan biasanya lahir dari kesalahan". Rani lupa bahwa semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Begitu juga Andi dan Iman. Bedanya hanyalah, Andi dan Iman memanfaatkan kesalahan dan kegagalan itu untuk belajar menjadi lebih baik, sedangkan Rani malah iri, kesal pada diri sendiri dan berhenti berusaha.

Ketika Elvis Presley mengadakan show Opry pertamanya pada 1954, Jim Denny, manajer Grand Ole Opry berkata padanya: 

"Kamu takkan berhasil menjadi penyanyi...Kamu harus kembali menjadi sopir truk!" Apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu? Jim Denny bukan orang bodoh. Ia manajer Grand Ole Opry. Ia berpengalaman. Ia ahli di bidang musik. Tak mungkin ia salah menilai orang hingga separah itu. Kemungkinan besar yang terjadi adalah penampilan Elvis Presley memang buruk pada waktu itu. Untunglah Elvis tidak putus asa. Ia terus berusaha untuk maju. Ia mencapai sukses bukan karena kebetulan, tapi karena ia terus berusaha menjadi lebih baik.

Harris ingin menjadi pemain tenis yang hebat seperti para idolanya. Setiap kali melakukan kesalahan, ia mengatakan pada dirinya bahwa hal yang sama pasti telah dialami juga oleh para bintang pemain tenis. Tak ada manusia yang sempurna. Tidak ada 

orang yang tidak pernah gagal. Dari setiap kesalahan pukulan, kesalahan langkah, dan sebagainya, lahirlah pengalaman yang sangat berharga. Mereka belajar dari kesalahan. Dari bulan ke bulan permainan Harris makin sempurna. Tak lama lagi ia akan maju ke tingkat Kabupaten. 

Noni berjualan aksesoris rambut di sebuah plaza. Ketika ia mulai berjualan, ia memasang tulisan "Jepit Rambut. Rp10.000 dapat 7". Selama beberapa hari tulisan itu dipasang tapi tak ada orang yang tertarik untuk membelinya. Memasuki minggu ketiga ia mulai menganalisa apa yang harus dilakukannya. Ia kemudian mengganti tulisan itu menjadi "Jepit Rambut. Rp10.000 dapat 3". Betul! Segera ia memperoleh banyak pembeli. Rupanya orang kurang tertarik mendapat tujuh jepit rambut karena terasa terlalu banyak. Untuk apa membeli tujuh buah jepit rambut? Tapi untuk membeli tiga buah jepit rambut, rupanya banyak orang merasa masih mau. Noni belajar dari kesalahan dan kegagalannya sendiri. 

Iman belajar dari kegagalannya sendiri dan keberhasilan orang lain. Keduanya memanfaatkan kesalahan dan kegagalan untuk 

mencapai keberhasilan.

Never stop learning! You will succeed!


Gbu all...