Rabu, 30 September 2020

Kata motivasi buat pengusaha dan profesional muda

Banyak orang mengeluhkan tidak enaknya beban pekerjaan, dan lebih merindukan istirahat dan liburan.
Mengeluhlah dalam perjalanan naik Anda menuju keberhasilan, tapi sadarilah bahwa keluhan Anda akan lebih hebat lagi jika Anda gagal.
Kesulitan hidup bukanlah ijin untuk tidak berhasil.
Lebih baik kita bekerja keras untuk berhasil, daripada harus menjelaskan mengapa kegagalan bukanlah salah kita.

Alasan utama yang menjadikan orang tidak berhasil, adalah tidak adanya hubungan antara apa yang dikerjakannya, dengan apa yang akan membuatnya berhasil.
Maka, janganlah hanya mengerjakan yang Anda senangi, tetapi yang jauh dari menyenangkan orang lain.
Ingatlah, kegembiraan sesama adalah tanda kegembiraan Tuhan.
Jika Anda merindukan kebahagiaan, bahagiakanlah orang lain melalui pekerjaan Anda.

Ada orang yang mengumpulkan dan membawa puing-puing kegagalannya di masa lalu, untuk menghalangi perjalanannya ke masa depan.
Yang terjadi di masa lalu adalah pelajaran bagi penguatan Anda, dan tidak boleh digunakan sebagai beban dan pelemah upaya Anda hari ini.
BERDAMAILAH DENGAN MASA LALU ANDA.
Jadilah pribadi yang damai, jujur, dan bekerja keras bagi masa depan yang baik.

LIMA TANDA KEEFEKTIFAN PRIBADI ANDA
1. Besarnya rasa terima kasih orang lain atas kontribusi Anda
2. Tulusnya rasa syukur mereka atas keikhlasan Anda
3. Besarnya permintaan orang lain untuk kehadiran Anda
4. Baiknya imbalan yang disediakan untuk waktu Anda
5. Dalamnya rasa syukur Anda kepada Tuhan atas semua itu
Sesungguhnya, KITA TIDAK BISA BERHASIL TANPA MEMBERHASILKAN ORANG LAIN.

Apa pun yang ingin Anda nikmati dengan mudah, selalu mengharuskan Anda untuk bekerja keras mengatasi kesulitan.
KESULITAN ADALAH SYARAT UNTUK MENCAPAI KEMUDAHAN.
Maka bersyukurlah jika Anda menemui kesulitan, jangan mengeluh, bekerjalah dengan tulus, bersabarlah dalam menantikan hasil, selalu kenakan wajah ramah Anda, lalu perhatikan apa yang terjadi.

Seseorang yang belum berhasil, tidak bisa disebut orang gagal.
Selama dia berupaya, dia adalah seorang petarung yang berada dalam perjalanan menuju kemenangan hidupnya. Tidak ada orang yang bisa disebut gagal, selama dia berupaya dan selama dia tidak menyerah.
Tuhan sangat mengasihi jiwa yang ikhlas meyakini, bahwa:
BELUM BERHASIL TIDAK SAMA DENGAN GAGAL.


ANDA AKAN MENCAPAI APA PUN jika Anda bersedia melakukan yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Tetapi, berapa banyakkah orang yang kesibukannya betul-betul berhubungan dengan yang akan dicapainya?
Berapa banyakkah orang yang ingin menjadi kaya, yang kesibukannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan berhemat dan memperbesar pendapatan?
Apa pun yang Anda inginkan, mungkinkan!

SEMUA ORANG INGIN BERHASIL, TETAPI TIDAK SETIAP ORANG BERSEDIA BERUBAH.
Sebagian besar dari janji yang memenuhi langit adalah janji untuk berubah, tetapi yang diucapkan oleh orang-orang yang tersinggung dan marah jika dianjurkan untuk mengubah sikap dan cara-caranya.
MEMANG PERUBAHAN TIDAK MENJAMIN KEBERHASILAN, TETAPI TIDAK ADA KEBERHASILAN YANG BISA DICAPAI TANPA PERUBAHAN.

BEKERJALAH SEPERTI ANDA TIDAK MUNGKIN GAGAL.
Jangan tolak anjuran itu, karena sikap itu lebih baik daripada bekerja seperti tidak ada kemungkinan berhasil.
Hidup Anda terlalu penting untuk digunakan melakukan yang kecil-kecil.

Mencapai kemampuan besar untuk membiayai kehidupan, dimulai dengan MELAKUKAN YANG PALING MUDAH bagi kita.
Jika yang paling mudah sekarang adalah malas, maka malaslah menjadi pribadi yang tak berguna, atau tundalah menunda yang penting.
Perhatikanlah, semua kelemahan hidup selalu bersumber dari hal-hal baik yang kita tunda karena mengutamakan rasa malas.

Apa pun yang Anda lakukan, lakukanlah dengan sebaik mungkin.
Karena, keahlian apa pun datang dari melakukannya. Dan keahlian adalah yang menjadikan Anda pribadi yang dihargai tinggi.
Saya ulangi ya?
1. Keahlian Anda datang dari melakukan.
2. Harga Anda ditentukan oleh keahlian Anda.
Apakah kemalasan dan kebiasaan menunda, akan menjadikan Anda ahli dalam sesuatu?
 

Gbu all....

Selasa, 29 September 2020

Tuhan, Mengapa Engkau Meninggalkan Aku?

Mazmur 42:12
Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 84; Lukas 5; Yeremia 14-15

Apakah Anda tahu bahwa Anda boleh mengajukan pertanyaan kepada Tuhan? Benar! Anda boleh bertanya pada Tuhan. Beberapa orang berpikir jika ia mengajukan pertanyaan pada Tuhan, artinya dia sedang meragukan Tuhan, tapi tidak demikian sebenarnya.

Mari lihat Yesus Kristus saat Ia menjalani penderitaan di kayu salib. Dia berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Bahkan Daud, pria yang berkenan di hati Tuhan ini berani berseru kepada Tuhan dalam ketakutan dan kecemasannya dan mengungkapkan rasa sakit hati yang dialaminya. Dalam Mazmur 42:10, Daud berkata: Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?" Hal ini bisa Daud lakukan karena ia sangat jujur kepada Tuhan. Anda dan saya bisa beralih ke pada Mazmur untuk menemukan penghiburan, ketenangan dan kekuatan.

Anda bisa jujur kepada Tuhan tentang rasa sakit Anda, pergumulan dan penderitaan Anda. Anda bisa mencurahkan isi hati Anda kepada-Nya. Kita semua mengalami ketidak pastian dalam hidup dan banyak pertanyaan muncul dalam hati dan pikiran kita yang membutuhkan jawaban. Datanglah pada Tuhan. Dia dapat menerima pertanyaan yang kasar dan jujur dari hati Anda. Dia menyambut Anda dalam hadirat-Nya. Ya, berserulah kepada Tuhan ketika hati Anda sakit, tapi jadilah seperti Daud yang tetap memegang janji Tuhan dalam keadaan apapun seperti yang ia lakukan di Mazmur 42:12, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”

Bangkitkan iman Anda dan ingatkan diri Anda sendiri tentang cinta serta kasih karunia yang ada dalam Tuhan. Dia adalah tempat perlindungan yang aman dan kekuatan bagi hidup Anda.

Tuhan dapat menerima pertanyaan yang kasar dan jujur dari hati Anda. Dia selalu menantikan kedatangan Anda.

Gbu all.... 

Senin, 28 September 2020

Doa Tak Bersyarat

Barangkali kita sudah sering mendengar tentang kasih tanpa syarat. Kasih tanpa syarat ditunjukkan oleh orang tua kita kepada kita anak-anaknya. Mereka tetap mengasihi dan merawat kita tidak peduli seperti apa keadaan kita. Kasih tanpa syarat juga ditunjukkan oleh Bapa kita di Sorga. Anugerah keselamatan-Nya diberikan bukan karena kebaikan kita, namun semata-mata karena kemurahan-Nya. Tapi, pernahkah kita mendengar tentang doa tak bersyarat? Itulah doa yang dinaikkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Ketika ancaman dapur api sudah di depan mata, dengan lantang mereka berkata,”Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Dan. 3:17-18) Bayangkan betapa tersentuhnya hati Tuhan mendengar pengakuan iman seperti itu. Saya membayangkan Sorga langsung gempar! Para malaikat menggeleng-gelengkan kepala dan bersorak sorai, air mata haru Bapa di Sorga menitik di pipi-Nya.

Beranikah kita mengucapkan doa seperti yang diucapkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Bisakah kita tetap mengucap syukur seandainya jawaban doa Tuhan enggak sesuai dengan harapan kita? Mampukah kita tetap berkata “Tuhan itu baik” meski kenyataannya pahit bagi kita? Kita patut bersyukur memiliki Bapa yang begitu baik. Tuhan tidak pernah meremehkan iman sebesar biji sesawi sekalipun. Ketika kita sungguh-sungguh berdoa dengan iman, mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati - maka lihatlah Tuhan justru bekerja dengan cara-Nya yang ajaib menolong dan menyelamatkan kita. Di akhir cerita kita tahu Sadrakh dkk. selamat dari dapur api. Terjemahan King James menyebutkan pengakuan Nebukadnezar ,”Lo, I see four men loose, walking in the midst of the fire, and they have no hurt; and the form of the fourth is like the Son of God.” (Dan.3:25) Orang yang keempat yang dilihat Nebukadnezar dalam perapian itu rupanya seperti Anak Allah. Yesus sendiri hadir menyertai mereka, berjalan di dalam api untuk menyelamatkan mereka. Haleluya!

Gbu all... 

Minggu, 27 September 2020

Aku Adalah Bapa Yang Sempurna

Matius 5:48

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Seorang ayah dapat mengingat ketika anak-anaknya masih kecil, mereka akan membual bahwa ayah mereka adalah ayah terkuat di dunia. Mereka sangat yakin akan hal itu. Mereka juga percaya bahwa ayahnya adalah ayah terpintar, tertampan dan lain-lain. Namun ketika anak-anaknya mulai bertumbuh, mereka diperhadapkan dengan kenyataan yang keras bahwa ayahnya bukanlah pahlawan super seperti yang pernah mereka pikir sebelumnya.

Ia bukanlah ayah yang terkuat atau terpintar atau tertampan didunia. Ia hanyalah ayah mereka saja. Ketika anak-anaknya mengasihi dia terlepas dari semua kekurangan-kekurangan dan ketidak-sempurnaannya, ayahnya yakin bahwa ia tidak menghidupkan pengharapan- pengharapan masa kecil mereka dengan menjadi ayah yang sempurna.

Kita semua telah datang ke dunia ini dengan pengharapan untuk dikasihi tanpa syarat. Hanya saja ketika kita mulai bertumbuh, kita mulai menyadari bahwa kita mungkin tidak akan dikasihi dan dipedulikan seperti yang telah kita harapkan karena kasih orang tua kita yang bersyarat. Ketika kenyataan akan keterbatasan manusiawi orang tua menerpa kita, maka ada rasa ketidak-puasan dan kekecewaan yang mengikutinya. Di atas semuanya, kita telah diciptakan untuk dikasihi secara sempurna. Namun jika menempatkan diri kita di posisi orang tua kita, maka kita akan memahami bahwa mereka juga membawa pengharapan-pengharapan masa kecil untuk dikasihi seperti yang kita miliki. Dan seperti halnya kita, mereka juga merasa tidak puas terhadap orang tua mereka dan mereka hanya dapat meneruskan kasih dan penerimaan yang mereka terima pertama kali.

Ketidak-puasan ini dapat menjadi batu sandungan bagi kita untuk dapat mengenal Allah sebagai Bapa. Sebab sudah merupakan kecenderungan bahwa kita akan berhubungan dengan Allah seperti halnya kita berhubungan dengan bapa duniawi kita. Namun Allah tidak seperti bapa duniawi kita, sebab Matius 5:48 mengatakan bahwa Dia adalah Bapa yang sempurna dan Dia mengasihi kita dengan sempurna.

Jika kita bersedia untuk menanggalkan luka dan ketidak-puasan yang telah kita alami dengan orang tua kita, maka itu akan membawa kebebasan baru untuk menerima kasih yang selalu kita impikan dari Bapa yang sempurna. Jika kita dapat mengampuni orang tua kita untuk semua rasa sakit yang telah mereka timbulkan, dan memandang kepada Allah yang selalu akan memenuhi kebutuhan kita akan kasih. Ia tidak akan membiarkan engkau, Ia tidak akan mengecewakanmu, sebab Ia sempurna dalam segala hal dan Ia mau menjadi Bapamu dengan sempurna.
 
Gbu all....

Sabtu, 26 September 2020

Mengampuni Itu Penting!

Matius 6:14-15
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.

Berbicara tentang seseorang yang penuh pengampunan, kita bisa perhatikan kisah Yusuf. Saudara-saudara Yusuf melakukan hal-hal yang begitu kejam terhadapnya. Suatu hari, saudara-saudaranya yang pernah mengkhianatinya dibawa ke hadapannya. Dalam kondisi Yusuf pegang kendali (kala itu ia seorang penguasa), hanya dengan satu kata saja dari mulutnya, mereka bisa dipenggal kepalanya. Saat itu bisa jadi saat yang tepat bagi Yusuf untuk membalaskan dendamnya. Tapi ia berkata kepada mereka bahwa ia bukanlah pengganti Allah dalam hal penghukuman.

Apakah saudara-saudara Yusuf layak untuk diampuni? Tidak. Namun apabila kita merenungkan kembali hal tersebut, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya layak diampuni oleh Tuhan?" Tidak. Jadi kita harus mengampuni seperti Tuhan telah mengampuni kita. Lepaskan - ampuni - lupakan - letakkan di belakangmu - maju ke depan.

Jika kita menolak untuk mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita, kita akan menjadi orang yang pahit. Masalah dengan kepahitan selalu mempengaruhi sekitar kita. Bahkan juga terhadap pekerjaan kita.

Apabila ada orang yang bersalah, sesegera mungkin kita harus belajar mengampuni. Ini bukanlah hal yang mudah, saya akui itu. Namun jika kita mengampuni seseorang, sebenarnya kita sedang membebaskan seorang tahanan - yaitu diri kita sendiri.

Jika kita selalu menghakimi seseorang, kita tidak akan pernah bisa mengasihinya.

Gbu all...

Jumat, 25 September 2020

Do Your Part

Matius 7:21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-ku yang di sorga.

Pernah membayangkan bagaimana perasaan orang tua Anda, jika Anda adalah tipe anak yang hanya tahu menuntut hak tanpa mau melakukan kewajiban? Atau mungkin bagi Anda yang sudah punya anak, apa yang dirasakan jika anak Anda hanya datang ketika dia perlu dan ingin sesuatu, namun setiap Anda meminta dia melaksanakan kewajibannya, dia selalu menolak? Pasti Anda akan kecewa.

Lalu bagaimana dengan Ayah kita di surga? Apakah Anda di mata Dia, merupakan sosok anak yang hanya tahu meminta, tapi tidak tahu melaksanakan kewajiban? Banyak orang baru ingat Tuhan ketika mereka memiliki masalah. Mereka menjadikan doa sebagai sarana protes dan merengek minta berkat. "Tuhan gimana, sih? Masa gaji enggak naik-naik?" atau "Tuhan saya sudah capek nih hidup begini terus, tolong dirubah."

Bagaimana mungkin kita bisa berdoa pada Tuhan supaya dapat gaji yang lebih baik kalau tidak bekerja dengan lebih baik, tidak pernah memberikan persepuluhan atau kalau kita tidak pernah melaksanakan perintah-Nya? Bagaimana mungkin kita minta Tuhan merubah hidup kita, jika kita sendiri tidak pernah mau berusaha untuk itu? Jika kita melakukan terlebih dahulu apa yang menjadi bagian kita, maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya.

Tuhan tidak tertarik pada mereka yang hanya tahu berseru, tetapi pada mereka yang mau melakukan kehendak-Nya.

Gbu all...

Kamis, 24 September 2020

Masa Lalu

Filipi 3:13
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.

Banyak orang masih terbelenggu dengan apa yang dialami di masa lalu. Karena itu mereka tidak bisa mengungkapkan potensi mereka secara maksimal, sehingga gagal menjadi orang sukses.

Kadang masa lalu itu memang terlalu menyakitkan atau kadang terlalu menyenangkan, sehingga membuat kita sulit untuk melupakannya. Membuat kita tergoda untuk melihat lagi kebelakang, padahal seharusnya kita terus melangkah dan menatap ke depan.

Beberapa hal yang bisa kita lupakan tentang masa lalu di antaranya,
Kegagalan. Jangan pernah menyerah kalau Anda sekarang sedang atau baru saja mengalami kegagalan.

Dosa dan pelanggaran. Banyak orang merasa tidak layak untuk menerima Tuhan di dalam kehidupannya, karena terus menerus melihat dosa dan pelanggaran di masa lalu.


Kepahitan. Belajar mengampuni dan melupakan orang-orang yang pernah menyakiti kita di masa lalu.


Dan yang paling penting yang harus dilupakan yaitu keberhasilan. Banyak orang cepat puas dengan keberhasilan yang diperoleh, sehingga ia malas untuk melangkah, ingin tinggal dan memeluk erat keberhasilan tersebut.


Lupakan apa yang telah Anda alami di masa lalu, baik yang menyakitkan maupun yang menyenangkan, tapi jadikanlah itu pelajaran dan bekal untuk meniti kesuksesan Anda menuju masa depan.

Jadikan pengalaman masa lalu pendorong, bukan menjadi penghalang kesuksesan di masa depan.

Gbu all...

Rabu, 23 September 2020

Berpikir Bijaksana

Yakobus 1:5
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Seorang pemburu pergi ke hutan membawa busur dan tombak. Di balik pohon dia menunggu sasarannya sambil berkhayal pulang membawa seekor rusa. Tak lama menunggu, seekor kelelawar besar yang kesiangan hinggap di pohon di depan si pemburu, namun ia mengabaikannya. Tidak lama, seekor babi lewat dan berhenti di sampingnya. Pemburu itu menggerutu berharap babi itu segera pergi.

Setelah agak lama pemburu menunggu, tiba-tiba terdengar langkah kaki binatang. Ia mulai siaga, tapi ternyata... hanya seekor kijang. Iapun membiarkannya lewat. Baru setelah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tapi sang pemburu sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, "Rusa!" sehingga rusapun kaget dan lari sebelum ia menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh yang diinginkannya. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu berharga. Tidak jarang orang-orang seperti itu akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

Berpikir sederhana, bukan berarti tanpa logika yang sehat. Tapi ingatlah bahwa Tuhan mengajarkan kita setia pada perkara-perkara kecil lebih dulu sebelum dipercayakan perkara yang besar. Dengan penuh hikmat, marilah kita belajar berpikir bijak sebelum mengambil keputusan.

Orang bijak dapat melihat sesuatu yang berharga dalam setiap kesempatan yang ada.

Gbu all....

Selasa, 22 September 2020

Sahabat Sejati

Amsal 18:24
Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.

Sahabat sejati adalah aset yang sangat baik, tapi apakah anda memilikinya? Mari kita gali lagi arti menjadi sahabat baik itu.

Seorang sahabat yang baik selalu menjagai kita. Dengan memiliki seorang sahabat, kita bisa mengajaknya mendiskusikan hal-hal tertentu yang membutuhkan pemikiran mendalam. Masukan dan pemikiran sahabat dapat memperluas wawasan sehingga menolong saat pengambilan keputusan bisa akurat. Karenanya, orang yang kita ‘incar' untuk menjadi sahabat seharusnya adalah seorang yang memiliki kualitas hidup tertentu.

Janganlah tergoda untuk bersahabat dengan orang-orang yang punya pengalaman hidup serupa dengan kita (apalagi jika pengalaman hidup yang negatif karena biasanya kita akan lansung merasa senasib). Jika untuk berteman saja kita melakukan seleksi, apalagi jika ingin membangun persahabatan! Pilihlah sahabat-sahabat anda. Hanya mereka yang memiliki hidup teruji yang dapat menjaga kehidupan sahabatnya.

Seorang sahabat yang baik adalah mereka yang dengan tulus ikut bersukacita saat kita sedang diberkati. Ia tidak akan pernah memanipulasi hubungan demi kepentingannya sendiri. Kecenderungannya bahkan rela mengorbankan diri demi kepentingan sahabatnya. Itu sebabnya ketulusan, keterbukaan, dan kemampuan untuk berempati harus dimiliki setiap orang yang ingin membangun sebuah persahabatan yang langgeng.

Jangan hanya sekedar memiliki sahabat, tapi temukanlah sahabat yang memiliki kualitas hidup yang teruji.

Gbu all...

Senin, 21 September 2020

Wise When You Speak

Amsal 10:19
Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.

Firman Tuhan ini selalu mengingatkan saya untuk bijak dalam berbicara. Beberapa kali saya menyesal telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dikatakan pada saat-saat tertentu. Beda kepentingan, beda status sosial, beda keyakinan, beda pendidikan dan beda pola pikir dapat menimbulkan salah paham.

Saya belajar banyak dari cara Yesus berbicara. Ia kadangkala menolak untuk mengungkapkan kebenaran tentang diri-Nya sendiri, bahkan di saat yang kelihatannya bagi kita merupakan 'kesempatan untuk bersaksi'. Dia tidak selalu mengatakan siapa diriNya. Dia menyuruh beberapa orang yang disembuhkanNya untuk tidak menyebarkan mujizat yang terjadi. Ia tahu waktu yang tepat kapan Ia harus menutup dan membuka mulutNya. Ia tidak perlu menyesal untuk apa yang telah Ia katakan, karena sepanjang waktu Ia bijak dalam menggunakan mulut-Nya.

Sebagai manusia, seringkali kita tidak bijak dalam berkata-kata. Tapi hal tersebut bisa didapat dalam doa dan praktik sehari-hari. Minta kebijakan untuk berdiam diri ketika hal tersebut merupakan hal yang tepat untuk dilakukan. Minta untuk diingatkan bahwa kita tidak perlu mengatakan segala sesuatu dan hanya ada sedikit hal yang perlu dikatakan. Dan di sisi lain mintalah kata-kata yang tepat ketika harus berbicara.

Berhikmatlah dalam berkata-kata! Membangun atau menjatuhkan itu merupakan pilihan Anda.  

Gbu all...

Minggu, 20 September 2020

Di Tangan Penjunan

Yeremia 18:4
Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.

Momen apa yang paling menggelisahkan bagi seorang pendaki gunung? Kehilangan tujuan. Mungkin dia memeriksa peta atau kompasnya baik-baik, tapi mulai bertanya-tanya, "Aneh, rute sudah benar, tapi tujuan tidak juga kelihatan. Keadaan medan malah lebih sukar dari yang diperkirakan... atau sama sekali tidak seperti yang anda bayangkan."

Di Yeremia 18:1-6, Allah menyuruh Yeremia, "Pergilah dengan segera ke rumah seorang penjunan." Seorang penjunan memulai pekerjaannya dengan meraup tanah liat. Tanah liat yang biasa diinjak-injak, dia bawa dan dicuci. Lalu tiba saat sang penjunan mulai melakukan sesuatu. Tanah liat itu ditaruh di atas pelarikan. Dibanting... dipotong... ditekan... dipadatkan... terus... dan terus...

Seperti halnya dalam hidup kita, tiba-tiba kita merasa seperti tersudut dan terpojokkan. Seperti sang pendaki gunung, kita kehilangan motivasi dan tujuan. Alkitab menceritakan peragaan itu kepada Yeremia dengan indah. Tentang kesetiaan Sang Penjunan. Ketekunan-Nya, bahwa Dia terus dan terus mengerjakan kembali tanah liat itu sampai menjadi bejana yang layak. Saat kita berontak dan bentuk kita menjadi buruk, tangan Allah yang sabar tidak pernah berhenti. Lewat semua detail perkara dalam hidup kita, Dia masih memegang kendali dan mengerjakan segala sesuatu dalam rencana-Nya untuk kebaikan kita. Kasih-Nya terlalu besar sehingga Ia terus menerus membentuk kita dengan tangan-Nya sendiri.

Dengan kasih dan anugerah-Nya Ia membentuk anda, menjadi bejana yang indah dan bisa dinikmati oleh banyak orang.

Gbu all...

Sabtu, 19 September 2020

Belajarlah Dari Burung

Amsal 12:27

Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.

Tuhan menjanjikan kepada kita semua pemeliharaan-Nya, burung-burung saja dipelihara apalagi kita yang diciptakan serupa gambar-Nya (Matius 6:26). Tapi itu tidak berarti kita tidak perlu bekerja keras dalam hidup dan mengandalkan berkat Tuhan secara ajaib semata.

Burung-burung memang tidak menabur dan menuai, namun mereka bekerja keras sepanjang hari. Tidak percaya? Berikut sebuah penelitian terhadap aktivitas kehidupan burung-burung:

- Burung Murai, bangun pukul 02.30 pagi kemudian mencari makanan hingga pukul 21.30 (total 19 jam), bolak-balik ke sarang sekitar 200 kali sehari memberi makan kepada anak-anaknya.
- Burung Tikus, bangun pukul 03.00 pagi dan bekerja hingga pukul 21.00 (18 jam). Mereka bisa mengumpulkan 400 ekor ulat sehari.
- Burung Hitam, bangun pukul 04.00 pagi dan bekerja hingga pukul 21.00 (17 jam). Bolak-balik ke sarang 100 kali sehari untuk memberi makan anak-anaknya.

Berapa banyak waktu kita bekerja sehari? Apa yang anda tabur, itulah yang dituai. Kita tidak bisa berpangku tangan dan berdoa minta Tuhan menurunkan berkat-Nya dari surga secara ajaib. Ada bagian yang harus kita lakukan dan Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Belajarlah dari semangat dan keuletan dari burung-burung.

Diam dan tidak melakukan apa-apa hanya mendatangkan kesia-siaan. Berusahalah, maka berkat akan mengikuti anda.
 
Gbu all...

Jumat, 18 September 2020

Hidup Sesuai Panggilan Allah

1 Petrus 1:16
Sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Istilah ‘jaman sekarang jaman edan' itu memang benar. Hal-hal yang tabu dibuka, yang melanggar etika sopan santun, justru sekarang laku dijual di pasar. Media massa menyoroti mereka yang terlibat sebagai ‘tokoh' dalam film porno. Mulai dari mahasiswa/i sampai artis terkenal diduga kuat sebagai ‘tokoh' tersebut. Bahkan ada sumber yang menjelaskan bahwa di salah satu negara barat setelah diedarkan angket, didapati lebih dari 70% pengisi angket tersebut pernah ‘masuk' ke situs internet berbau porno. Dan sekitar 50% diantaranya jadi kecanduan dengan situs tersebut. Seakan-akan tidak hidup jika sehari tidak membuka situs tersebut. Ironisnya, justru data tersebut adalah hasil angket yang diisi oleh para pelayan Tuhan.

Kondisi yang sangat menyedihkan bukan? Tidak ada orang yang kebal ‘pencobaan' di dunia ini. Itu sebabnya kita sebagai anak-anak Tuhan bahkan hamba-hamba Tuhan HARUS wapada dan terus tergantung kepada kuasa Allah sehingga tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak kudus di hadapan Allah. Mungkin kita tidak pernah membuka situs porno, atau melihat gambar dan film tersebut, tapi apakah pikiran atau perkataan kita sudah kudus di hadapan-Nya? Jangan lupa, Allah memanggil kita untuk hidup kudus.

Kekudusan merupakan jembatan yang dapat membawa anda dekat dengan Allah, jangan pernah memutuskannya.  

Gbu all....

Kamis, 17 September 2020

Sejauh Mana Kita Mengasihi Sesama?

Markus 12:31

Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.

Seorang guru besar mengajar di tiga universitas terkenal di negaranya. Kita pasti yakin bahwa ia adalah seorang yang pandai, terhormat dan memiliki penghasilan tinggi sebagai hasil dari kedudukannya. Tapi yang mengagetkan, dia meninggalkan semua kehormatan dan profesinya untuk mengabdikan diri pada pelayanan sosial. Dia mengurus seorang muda yang cacat, mulai dari menyuapi, memandikan, sampai membuang kotorannya. Ketika ditanya oleh seseorang: "Mengapa Bapak melakukan semua ini, hanya demi seorang cacat?" Guru besar ini melontarkan jawaban yang mengharukan: "Bagi saya, walaupun dia cacat, dia seorang yang sangat berharga di hadapan Allah, maka layak bagi saya memberikan waktu saya untuk mendampinginya. Dia sangat berharga bagi saya."

Sanggupkah kita menyampaikan kalimat yang sama seperti guru besar tersebut? dia memandang seorang yang cacat sebagai pribadi yang berharga, sama seperti Allah memandangnya. Atau kita hanya mau mengasihi, menghargai orang yang sehat, pandai dan kaya? Hukum kedua yang Tuhan Yesus ajarkan adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Sudahkah hati kita tersentuh melihat yang kekurangan, tangan kita terulur memberi bantuan dengan penuh kasih, apapun kondisi mereka? Sudahkah mulut kita berdoa bagi sesama yang sedang mengalami musibah?
KASIH jangan hanya disimpan dalam kotak hati kita, tetapi bukalah kotak tersebut dan bagikan bagi mereka yang membutuhkannya.
 
Gbu all...

Rabu, 16 September 2020

Ujian Air Panas

Yakobus 1:2-3
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Ketika kemalangan datang menenggelamkan hidup, apa reaksi anda? Mungkin anda pernah mendengar ilustrasi berikut: kentang, telur, dan bubuk kopi baru saja mengalami kemalangan yang sama. Yaitu, sama-sama dimasukkan dalam air mendidih. Yang berbeda adalah reaksi mereka masing-masing. Kentang mula-mula keras, kuat dan tidak mau tunduk, tapi setelah melewati waktu yang cukup lama, ia menjadi lunak dan lemah. Telur yang awalnya mudah pecah dan rapuh, akhirnya ia menjadi keras dan padat. Lain halnya dengan bubuk kopi, semula ia tidak menarik, tapi ketika ia dimasukkan ke air panas, ia justru mampu mengubah air panas sekelilingnya menjadi kopi yang harum dan memikat.

Masuk ke kelompok mana anda dalam ilustrasi tersebut? Apa persoalan anda hari ini? Pengkhianatan, sakit penyakit, kegagalan. Selamat! Itu berarti anda masuk dalam panasnya air mendidih. Seperti ilustrasi di atas, hasil akhir ada di tangan anda, karena hal itu bergantung pada cara anda bereaksi terhadap masalah dan penyelesaiannya. Maju dan keluar sebagai pemenang atau mundur sebagai pecundang. Firman Tuhan dalam Yakobus 1:12 menegaskan orang yang bertahan dalam pencobaan akan menerima upahnya. Dan semua ujian itu akan menghasilkan ketekunan.

Respon positif dalam menghadapi masalah dapat menjadikan anda lebih dari seorang pemenang.

Gbu all...

Selasa, 15 September 2020

Aku Lemah Tapi Dia Kuatkan

1 Korintus 10:12
Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.

Adalah fakta bahwa setiap manusia memiliki kelemahan-kelemahan, apakah kita menyadarinya atau tidak. Tapi seringkali kita tidak mau tahu kalau kita lemah. Kita menganggap diri kita kuat dan berkata: "Aku sanggup melakukannya sendiri, aku tidak perlu siapa-siapa!" Kita sombong dan mengandalkan kekuatan kita untuk melewati pencobaan-pencobaan, akibatnya kita seringkali stres dan jatuh, jatuh dan jatuh lagi untuk masalah yang sama.

Tuhan terkadang mengijinkan kita untuk diuji di tempat-tempat di mana kita lemah. Bukan karena Ia ingin kita jatuh dalam dosa, tetapi karena Ia ingin kita menyadari kebutuhan rohani kita dan datang kepada-Nya minta pertolongan. Kalau kita mengalami situasi seperti itu, ingatlah suatu kebenaran dalam I Korintus 10:13, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Akuilah kelemahan-kelemahan kita dan bergantunglah kepada-Nya. Andalkan Dia untuk setiap masalah kita karena Ia akan memberikan jalan keluar, sehingga bersama Dia kita menjadi pemenang, bahkan lebih dari pemenang. Ingatlah bahwa pencobaan adalah alat yang dipakai Tuhan untuk membuat kita menyadari akan kelemahan kita sehingga kita terus bergantung dan mengandalkan Dia.

Tuhan memberikan kekuatan di saat masalah menghampiri hidupmu.

Gbu all....

Senin, 14 September 2020

Be Your Self

Titus 2:7a
Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.

Hidup adalah seperti sebuah koin. Anda dapat menggunakan hidup anda menurut cara apa pun yang anda inginkan; Tetapi, anda hanya dapat menggunakannya satu kali. Hidup adalah seperti uap yang sebentar kelihatan lalu lenyap.

Beberapa hari sebelum meninggal dunia, George Bernard Shaw diwawancarai oleh seorang reporter. Reporter itu bertanya, "Tuan Shaw, dalam hidupmu kau telah berjumpa dengan beberapa orang terkenal di dunia. Kau telah bersahabat dengan para raja, penulis kenamaan, seniman, dan guru. Seandainya kau dapat hidup kembali dan kau dapat memilih sosok seorang terkenal yang kau kenal atau sosok seorang pribadi dalam sejarah, siapakah yang akan kau pilih?"

George Bernard Shaw menjawab dengan mantap,"Aku akan memilih menjadi George Bernard Shaw dengan segala keinginanku yang belum tercapai."

Bagaimana sikapmu jika diberi kebebasan untuk menjadi tokoh terkenal? Seorang pengusaha besar, bintang film, olahragawan, atau politisi besar?

Jangan pernah berpikir untuk menjadi orang lain. Bertekadlah menjadi diri anda sendiri, dengan menggunakan secara maksimal semua potensi diri anda.

Gbu all...

Minggu, 13 September 2020

Pemeriksaan Rohani

Mazmur 26:2
Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.

Jika boleh memilih, kemungkinan besar anda akan merasa berat jika disarankan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan fisik. Anda cenderung menganggap bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak mau merepotkan dokter anda tentang itu. Namun, karena saran dokter, seringkali anda tidak punya pilihan lain. Anda harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur.

Jika boleh memilih, kebanyakan dari kita juga takut dengan pemeriksaan kesehatan rohani. Lagi pula, jika memeriksa roh kita dengan sangat cermat, kita mungkin perlu mengubah satu atau dua kebiasaan. Kita mungkin membutuhkan semacam ‘pemotongan perilaku'.

Saya menyarankan agar kita mengatasi keengganan. Dengan tuntunan Allah, marilah kita menjalani pemeriksaan kesehatan rohani. Pakailah Amsal 4:20-27 sebagai daftar pemeriksaan.

1 Telinga: Apakah kita mendengar firman Allah dengan jelas dan memahaminya? Apakah kita menjalankan apa yang dikatakan di dalamnya?

2 Mata: Apakah kita senantiasa memperhatikan ajaran yang akan menuntun kita menuju kebenaran?

3 Hati: Apakah kita menjaga hati dari yang jahat?

4 Lidah: Apakah mulut kita jujur dan murni?

5 Kaki: Apakah kita sedang berjalan lurus menuju kebenaran Allah tanpa ragu?

Bagaimanakah hasil pemeriksaan rohani Anda? Apakah dari pemeriksaan itu Anda melihat ada bagian-bagian yang perlu dibenahi? Pemeriksaan rohani yang teratur akan membantu memulihkan vitalitas rohani Anda.

PEMERIKSAAN KESEHATAN ROHANI MERUPAKAN KUNCI MENUJU KESEHATAN ROHANI

1 Amsal 4:20 - Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
2 Amsal 4:21,25 - janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
3 Amsal 4:23 - Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
4 Amsal 4:24 - Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.
5 Amsal 4:26 - Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.

Gbu all...

Sabtu, 12 September 2020

Tuhan, Mengapa Engkau Meninggalkan Aku?

Mazmur 42:12
Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 84; Lukas 5; Yeremia 14-15

Apakah Anda tahu bahwa Anda boleh mengajukan pertanyaan kepada Tuhan? Benar! Anda boleh bertanya pada Tuhan. Beberapa orang berpikir jika ia mengajukan pertanyaan pada Tuhan, artinya dia sedang meragukan Tuhan, tapi tidak demikian sebenarnya.

Mari lihat Yesus Kristus saat Ia menjalani penderitaan di kayu salib. Dia berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Bahkan Daud, pria yang berkenan di hati Tuhan ini berani berseru kepada Tuhan dalam ketakutan dan kecemasannya dan mengungkapkan rasa sakit hati yang dialaminya. Dalam Mazmur 42:10, Daud berkata: Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?" Hal ini bisa Daud lakukan karena ia sangat jujur kepada Tuhan. Anda dan saya bisa beralih ke pada Mazmur untuk menemukan penghiburan, ketenangan dan kekuatan.

Anda bisa jujur kepada Tuhan tentang rasa sakit Anda, pergumulan dan penderitaan Anda. Anda bisa mencurahkan isi hati Anda kepada-Nya. Kita semua mengalami ketidak pastian dalam hidup dan banyak pertanyaan muncul dalam hati dan pikiran kita yang membutuhkan jawaban. Datanglah pada Tuhan. Dia dapat menerima pertanyaan yang kasar dan jujur dari hati Anda. Dia menyambut Anda dalam hadirat-Nya. Ya, berserulah kepada Tuhan ketika hati Anda sakit, tapi jadilah seperti Daud yang tetap memegang janji Tuhan dalam keadaan apapun seperti yang ia lakukan di Mazmur 42:12, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”

Bangkitkan iman Anda dan ingatkan diri Anda sendiri tentang cinta serta kasih karunia yang ada dalam Tuhan. Dia adalah tempat perlindungan yang aman dan kekuatan bagi hidup Anda.

Tuhan dapat menerima pertanyaan yang kasar dan jujur dari hati Anda. Dia selalu menantikan kedatangan Anda.

Gbu all... 

Jumat, 11 September 2020

Lebih Dari Yang Diharapkan

Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah ... - I Korintus 2:9

Salah satu kunci meraih kebahagiaan di dalam dunia ini adalah dengan memberikan lebih dari yang diharapkan. Untuk bisa melakukan hal ini, jelas kita harus bebas dari sifat egois dan kikir. Ini semakin mempertegas mengapa orang yang pelit tidak akan pernah merasa berbahagia di dalam hidupnya. Kita mulai dari Allah. Seandainya Dia hanya memberikan kepada kita anugerah keselamatan, saya rasa itu lebih daripada cukup. Namun tak hanya itu, berkat-berkat lain juga diberikan kepada kita. Bahkan, apa yang tidak pernah kita lihat, apa yang tidak pernah kita dengar, dan apa yang tidak pernah timbul dari hati kita, itu semua disediakan Allah bagi kita. Jelas Dia memberikan lebih dari yang kita butuhkan dan lebih dari yang kita harapkan.

Perusahaan yang sukses biasanya selalu memberi “nilai tambah” kepada klien atau konsumennya. Yang jelas, mereka tidak hanya memberi seperti yang diharapkan, tapi memberi lebih dari itu. Pekerja yang sukses dalam karir juga selalu memberi kontribusi lebih dari yang diharapkan perusahaan. Pasangan yang sukses membangun rumah tangga juga pasangan yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian lebih dari yang diharapkan oleh pasangannya. Prinsip ini juga berlaku dalam pelayanan. Jika Anda adalah pemimpin rohani, atau sebut saja pendeta, sudahkah Anda memberikan yang terbaik kepada domba-domba Anda? Tidak hanya sekedar rumput untuk makanan rohani mereka, tapi benar-benar padang rumput yang hijau untuk mereka.

Michael Jordan, legendaris basket dunia, pernah ditanya kunci keberhasilannya, dan dia menjawab seperti ini, “Saya memiliki harapan yang lebih besari daripada harapan orang lain terhadap diri saya. Ketika pelatih meminta saya berlatih tiga kali seminggu, saya akan berlatih lima kali. Ketika pelatih berharap saya dapat mencetak 15 angka dalam setiap pertandingan, saya akan mencetak 36 angka! Itu sebabnya saya menjadi yang terbaik di dunia.” Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memberi lebih dari yang diharapkan?

Gbu all....
 

Kamis, 10 September 2020

Doa Tak Bersyarat

Barangkali kita sudah sering mendengar tentang kasih tanpa syarat. Kasih tanpa syarat ditunjukkan oleh orang tua kita kepada kita anak-anaknya. Mereka tetap mengasihi dan merawat kita tidak peduli seperti apa keadaan kita. Kasih tanpa syarat juga ditunjukkan oleh Bapa kita di Sorga. Anugerah keselamatan-Nya diberikan bukan karena kebaikan kita, namun semata-mata karena kemurahan-Nya. Tapi, pernahkah kita mendengar tentang doa tak bersyarat? Itulah doa yang dinaikkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Ketika ancaman dapur api sudah di depan mata, dengan lantang mereka berkata,”Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Dan. 3:17-18) Bayangkan betapa tersentuhnya hati Tuhan mendengar pengakuan iman seperti itu. Saya membayangkan Sorga langsung gempar! Para malaikat menggeleng-gelengkan kepala dan bersorak sorai, air mata haru Bapa di Sorga menitik di pipi-Nya.

Beranikah kita mengucapkan doa seperti yang diucapkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Bisakah kita tetap mengucap syukur seandainya jawaban doa Tuhan enggak sesuai dengan harapan kita? Mampukah kita tetap berkata “Tuhan itu baik” meski kenyataannya pahit bagi kita? Kita patut bersyukur memiliki Bapa yang begitu baik. Tuhan tidak pernah meremehkan iman sebesar biji sesawi sekalipun. Ketika kita sungguh-sungguh berdoa dengan iman, mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati - maka lihatlah Tuhan justru bekerja dengan cara-Nya yang ajaib menolong dan menyelamatkan kita. Di akhir cerita kita tahu Sadrakh dkk. selamat dari dapur api. Terjemahan King James menyebutkan pengakuan Nebukadnezar ,”Lo, I see four men loose, walking in the midst of the fire, and they have no hurt; and the form of the fourth is like the Son of God.” (Dan.3:25) Orang yang keempat yang dilihat Nebukadnezar dalam perapian itu rupanya seperti Anak Allah. Yesus sendiri hadir menyertai mereka, berjalan di dalam api untuk menyelamatkan mereka. Haleluya!

Gbu all... 

Rabu, 09 September 2020

Lahir Untuk Menjadi Pencipta

Ibrani 11:3
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 85; Lukas 6; Yeremia 16-17

“Konsep ini menarik dan disajikan dengan baik, tetapi untuk mendapatkan nilai “C” harus lebih baik dari ini,” kalimat penolakan ini disampaikan oleh Profesor Universitas Yale pada Fred Smith, pendiri Federal Express Corp.

Kini layanan Fed Ex merupakan layanan pengiriman nomor satu di dunia dengan 260.000 karyawan dan nama Fred Smith sinonim dengan kata “inovasi”.

Banyak inovator besar di dunia ini yang mencapai sukses berkat ide-ide yang bagi orang lain mustahil. Wald Disney adalah salah satunya, dia pernah berkata, “Adalah hal yang menyenangkan dapat melakukan sesuatu yang mustahil.”

Tahukah Anda bahwa Allah adalah sumber inovasi itu. Dia adalah sumber segala kreativitas dan inovasi yang ada di dunia ini. Jika Allah menaruh sebuah gagasan dalam hati Anda, maka mintalah pertolongan Roh Kudus untuk mewujudkannya dalam realita. Allah sang pencipta dunia ini menaruh potensi untuk menciptakan hal-hal baru itu dalam diri manusia. Dia ingin agar manusia menciptakan hal-hal baru agar dapat melayani kebutuhan umat manusia dan membawa kemuliaan bagi Tuhan.

Disinilah memainkan peranan penting, ketika Anda melangkah untuk mewujudkan impian-impian yang Tuhan taruh dalam hati Anda. Penulis kitab Ibrani berkata seperti ini, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1).

Mungkin Anda pernah gagal di masa lalu dan ada rasa takut untuk kembali mencoba. Ingatlah seseorang yang sukses mengalami berkali-kali kegagalan sebelum mencapai satu keberhasilan. Jangan biarkan rasa takut Anda menghalangi Anda melangkah.

Anda dilahirkan untuk menjadi pencipta. Anda diciptakan untuk berhasil. Jangan menyerah dengan tantangan.
 

Gbu all...

Selasa, 08 September 2020

Firman Tuhan yang Hidup

Baca: Yohanes 5:31-40

Kalian mempelajari Alkitab sebab menyangka bahwa dengan cara itu kalian mempunyai hidup sejati dan kekal. Dan Alkitab itu sendiri memberi kesaksian tentang Aku. -Yohanes 5:39 (BIS)
Bacaan Untuk Setahun:

Mazmur 135-136 * 1 Korintus 12

Dalam suatu konferensi para pemimpin gereja di Seattle Pacific University, seorang pendeta berpengalaman, Earl Palmer, teringat akan suatu pengalaman yang telah membentuk pengajaran dan khotbahnya selama setengah abad.

Sebagai seorang mahasiswa seminari, ia memimpin satu kelompok pendalaman Alkitab di mana ia mendorong para anggota kelompoknya untuk merenungkan dengan sungguh firman Allah yang ada di dalam Kitab Suci. "Saya menjadi yakin," kata Palmer, "bila saya dapat membuat seseorang membaca ayat- ayat itu, cepat atau lambat mereka akan menghargainya, dan ayat-ayat itu selalu akan menuntun mereka kepada pusatnya yang hidup: Yesus Kristus. Ketika Anda mulai menghormati Yesus Kristus, Anda mulai pula beriman kepada-Nya."

Kepada sekelompok pemimpin agama yang sangat memahami Perjanjian Lama, tetapi yang mati-matian menentang-Nya, Yesus berkata, "Kalian mempelajari Alkitab sebab menyangka bahwa dengan cara itu kalian mempunyai hidup sejati dan kekal. Dan Alkitab itu sendiri memberi kesaksian tentang Aku. Tetapi kalian tidak mau datang kepada-Ku untuk mendapat hidup kekal" (Yoh. 5:39-40 BIS).

Dibutuhkan hati yang terbuka dan sekaligus pikiran yang ingin tahu dalam mempelajari Alkitab. Ketika kita menemukan Yesus sebagai Pribadi yang menjadi pusat utama dari keseluruhan isi Alkitab, kita harus memutuskan apa tanggapan kita terhadap diri-Nya.

Tersedia sukacita besar bagi siapa pun yang membuka hati bagi Kristus dan menemukan hidup di dalam Dia. -DCM

Firman Tuhan bagaikan hujan yang menyegarkan
Yang menyirami panenan dan benih;
Membawa hidup baru bagi hati yang terbuka,
Dan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan kita. -Sper
Firman yang tertulis menuntun kita kepada Kristus, sang Firman Hidup. 
 
Gbu all....

Senin, 07 September 2020

Dibebaskan Dan Hidup Bebas

Roma 8 : 2 " Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut "


Saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus, pernahkah anda berpikir bahwa kebebasan itu mahal harganya ? coba anda renungakan kalimat berikut ini " Hidup dalam Kristus Yesus akan memberikan kebebasan sejati dalam kehidupan anda "

Suatu hari setelah diculik dan disandera selama 13 hari, lalu akhirnya dilepaskan, juru kamera berita dari Selandia Baru, Olaf Wiig, sambil tersenyum lebar berkata, " Kini saya merasa lebih hidup dibandingkan sepanjang hidup saya yang lalu " Untuk beberapa alasan yang sulit dimengerti, dibebaskan ternyata lebih menggembirakan daripada hidup bebas. Atau mungkin itu mempunyai arti yang berbada dalam setiap individu yang merasakannya.

Dalam hal ini, untuk mereka yang menikmati kebebasan setiap hari, sukacita merupakan peringatan yang baik tentang bagaimana kita begitu mudah melupakan betapa kita sangat diberkati. Hal ini juga berlaku dalam hidup rohani. Siapa pun di antara kita yang sudah lama menjadi orang kristiani sering lupa bagaimana rasanya menjadi hamba dosa. Kita dapat berpuas diri dan bahkan kurang bersyukur. Namun, Allah mengirimkan peringatan melalui seseorang yang baru bertobat. Ia dengan sukacita memberi kesaksian yang menggugah tentang apa yang sudah Allah lakukan di dalam hidupnya. Dan, kesaksian itu sekali lagi mengingatkan kita tentang sukacita yang kita rasakan saat kita dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut. Dan itu tertulis jelas dalam Kitab.

Apabila kebebasan telah menjadi hal yang biasa bagi Anda, atau bila Anda cenderung memusatkan perhatian pada apa yang tidak dapat Anda lakukan, pikirkanlah hal ini: Anda bukan hanya tidak lagi menjadi hamba dosa, tetapi Anda juga dibebaskan agar menjadi kudus dan menikmati hidup kekal di dalam Kristus Yesus (Roma 6 : 22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal)

Anda telah dibebaskan dan mendapakan kehidupan yang bebas dari Allah, jadi rayakanlah kebebasan Anda di dalam Kristus dengan menyediakan waktu untuk mengucapkan syukur kepada Allah atas hal-hal yang dapat dan bebas Anda lakukan sebagai pelayan Anda kepada-Nya.
 
Gbu all....

Minggu, 06 September 2020

Hati Yang Penuh Syukur Akan Terima Kasih

Lukas 17 : 15 " Salah seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring "

Saat itu Yesus sedang dalam perjalanan ke Yerusalem ketika sepuluh orang kusta mendekati Dia. Sambil berdiri jauh-jauh, sebagaimana yang seharusnya dilakukan penderita kusta, mereka berseru kepada-Nya: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" (Lukas 17:13). Namun ketika Yesus melihat mereka, Dia memberikan perintah, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam" Dan dalam perjalanan, mereka sembuh.

Salah seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali, tersungkur di kaki Yesus, dan bersyukur kepada-Nya. "Di manakah yang sembilan orang itu?" tanya Yesus. Pertanyaan yang bagus.

Yesus menunjuk pria yang penuh ucapan syukur itu sebagai seorang Samaria orang luar mungkin untuk menekankan perkataan-Nya bahwa "anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang" Kata "cerdik" dalam bahasa aslinya berarti "penuh perhatian". Kadang kala orang-orang dunia memiliki tata krama yang lebih baik daripada para pengikut Yesus.

Saudaraku yang terkasih, Dalam kesibukan hidup, kita mungkin lupa untuk mengucapkan terima kasih. Seseorang telah melakukan sesuatu bagi kita memberi hadiah, melakukan suatu tugas, menyampaikan khotbah yang tepat, memberikan perkataan nasihat atau penghiburan. Namun, kita lalai untuk memberikan penghargaan, penghormatan dan berterima kasih.

Apakah ada seseorang yang telah melakukan sesuatu untuk Anda minggu ini? Teleponlah teman Anda itu atau kirimkan sebuah SMS ucapan terima kasih. Lagi pula, kasih "tidak melakukan yang tidak sopan" (1Korintus 13:5) Karena sesungguhnya kita tidak membutuhkan banyak hal lain untuk dapat berterima kasih, karena kata terima kasih terucap dari hati yang selalu bersyukur. Bersyukurlah dan Berterima Kasihlah.

Gbu all...

Sabtu, 05 September 2020

Sebuah Pengorbanan

Ayat Bacaan: Kejadian 22:1-19

Berkorban rasanya hal yang paling sulit dilakukan, terkadang berkorban bukan hanya harta, tapi perasaan. Harta bisa dicari tapi perasaan mudah luka dan terkadang membekas sampai selamanya. Apakah saat ini anda merasa harus memilih salah satu diantara dua, sehingga salah satu harus ada yg dikorbankan, ataukah anda dihadapkan pada hal yg anda kasihi dan harus anda lepaskan, artinya berkorban. Dan kenapa seringkali hal yang harus kita korbankan itu adalah hal yang paling penting dalam hidup kita? Jawabannya adalah karena kalau kita berkorban hal yang tidak penting, bisa dikatakan itu bukan berkorban namanya, itu hal biasa saja.
Jadi, ketika kita harus berkorban, apakah kita harus melakukannya?

Saya pernah membaca cerita sebuah kisah nyata mengenai seorang wanita yang sedang hamil. Ia adalah salah seorang aktifis yg menentang adanya aborsi. Ternyata ia sendiri dihadapkan pada keadaan yg mengharuskan dirinya mengaborsi kandungannya, sebab bayinya didiagonsa memiliki ketahanan tubuh yang rapuh, jika anak itu dilahirkan, umurnya hanya 2 hari saja. Dan bukan hanya itu saja, ada resiko yang akan mengakibatkan kematian si ibu kalau dia melahirkan anak tsb. Dokter menyarankan ia untuk mengugurkan kandungannya. Ia merasa terjepit diantara keadaan bahwa ia adalah seorang penentang aborsi sementara nyawanya terancam kalau ia tidak mengaborsi anak tsb. Namun ia berdoa dan ia mengambil suatu keputusan bahwa ia akan melahirkan anaknya. Ia berkata bahwa anak itu layak untuk hidup walaupun hidupnya hanya sebentar. Suaminya pasrah dan menerima keputusan tsb. Akhirnya ketika bayi itu lahir, ibunya meninggal. Pengorbanan si ibu ternyata tidak sia-sia, anak itu ternyata bertahan hidup selama 2 minggu dan ketika anak bayi itu meninggal, ia mendonorkan ginjal dan jantungnya untuk 2 nyawa bayi lain yang terancam meninggal. Ibu itu mengorbankan dirinya, agar bayi tersebut bisa menghidupkan nyawa bayi-bayi lain. Ternyata dalam suatu pengorbanan yg harus kita pilih, Tuhan memiliki rencanaNya sendiri, hanya tinggal maukah kita menjalaninya, maukah kita mengorbankan harta kita, perasaan kita, bahkan nyawa kita sekalipun? Untuk sesuatu yang lebih besar.

Maka ketika kita dihadapkan kepada pengorbanan, berdoalah kepada Tuhan, apakah yang menjadi kehendakNya, seperti ketika Abraham harus mengorbankan anak tercintanya, Ishak. Ketika Abraham pasrah kepada Tuhan dan ia mengorbankan anaknya, Allah memberikan berkat berlimpah-limpah dan berkali-kali lipat kepadanya. Jika Allah melakukan hal yang sama kepada Abraham, maka Ia-pun pasti akan melakukan hal yang sama kepada kita anak-anakNya juga.

Dalam pengorbanan, ada rencana Tuhan yang amat besar. Maukah kita berkorban untuk sesuatu yang akan kita dapatkan lebih besar?

Gbu all... 

Jumat, 04 September 2020

Jadilah Bijak

Yeremia 2:30
“Sia-sia Aku telah memukuli anak-anakmu, hajaran tidaklah mereka terima”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 7; Matius 7; 2 Raja-Raja 3-4

Bangsa Israel berkali-kali mengabaikan didikan Allah (Yeremia 2:30). Tuhan merasa sedih karena bangsa Israel tidak mau mengakui kesalahan dan mengubah cara hidup mereka.

Saya pernah bertemu dengan para orangtua yang patah hati melihat perilaku anak-anak mereka. Karena itu, sungguh melegakan ketika mendengar seorang pendeta muda yang pada upacara pemakaman ayahnya mengungkapkan ucapan syukur dan hormat atas koreksi-koreksi kesalahan yang pernah dilakukan orangtuanya.

Pendeta muda itu menceritakan bahwa ketika masih remaja, ia pernah ditangkap polisi karena melempar batu ke sebuah tempat yang dapat mencelakakan dirinya sendiri. Polisi itu memberitahu ayahnya jika ia mampu mendisiplinkan anaknya, maka anak itu tidak perlu dimasukkan ke lembaga pengawasan anak nakal.

Pendeta muda itu masih ingat, dari wajah sang ayah tersirat bahwa sebenarnya ayahnya lebih suka menyerahkannya ke lembaga tersebut. Namun, hal itu tidaklah menyakiti hatinya karena ia tahu bahwa ayahnya sungguh-sungguh mencintainya. Ketika semakin dewasa, pendeta muda itu mulai menunjukkan perubahan ke arah yang baik. Bahkan, ia mengaku kini telah menjadi orang yang bertanggung jawab dan perubahan yang terjadi dalam hidupnya semua berkat didikan sang ayah yang dikasihinya.

Tidak jadi masalah apakah koreksi itu berasal dari Tuhan, orangtua, atau dari pihak lain, karena hasilnya nanti ditentukan oleh respon kita. Ingatlah, “Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi” (Amsal 15:32).

Terimalah koreksi dari orang-orang di sekitar Anda karena lambat laun koreksi untuk Anda akan terus berkurang.

Sumber: Kingdom Magazine Juni 2010

Gbu all..... 

Kamis, 03 September 2020

Iman Seorang Anak Kecil

“Tuhan sayang,” putra kecilku berbisik, “Aku berdoa kepada-Mu berikanlah papa dan mama seorang bayi.”

Setelah berdoa selama 4 tahun meminta kepada Tuhan agar diberikan anak kedua, kami kemudian menyadari mungkin Tuhan tidak berkehendak agar kami memiliki anak lagi. Namun, setiap malam putra kecil kami Steven berdoa tanpa henti meminta seorang adik. Apa yang bisa kami lakukan untuk memintanya berhenti berdoa?

Ketika doa Steven menjadi dilema bagiku, Tuhan menunjukkan jalan-Nya kepadaku. Tepat sebelum ulang tahunnya yang ke-5, saya dan Steven sedang duduk di meja makan kecil miliknya sambil menikmati selai kacang dan sandwich jelly. Steven kemudian melihat ke arahku, dan dengan tampang serius penuh kebijaksanaan ia kemudian bertanya, “Ma, pernahkah terpikir oleh mama kalau Tuhan mungkin menginginkan supaya mama hanya memiliki satu anak saja?”

“Ya, anakku. Mama sudah memikirkan hal itu,” jawabku. “Dan jika memang harus seperti itu, mama senang karena Tuhan telah memberikan mama segalanya dalam satu paket ketika Tuhan memberikan kamu, putra kecil mama.”

“Well, saya pikir yang harus kita lakukan adalah terus berdoa sampai mama sudah terlalu tua untuk memiliki bayi lagi. Dan saat itulah kita akan tahu jawabannya.”

Steven belum mengerti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berdoa sampai saya “terlalu tua”. Yang dia tahu Sarah dalam kisah Alkitab berumur 90 tahun ketika ia melahirkan Ishak. Tapi apapun hasilnya, Steven tidak mempermasalahkan jika Tuhan pada akhirnya mengatakan tidak. Putraku tahu saya juga sering berkata tidak kepadanya, namun itu tidak berarti bahwa saya tidak mengasihinya. Namun hal itu justru menunjukkan, “Kami orangtuamu, dan kami tahu apa yang terbaik bagimu.”

Tuhan telah memberikan sebuah pelajaran besar kepada saya hari itu. Melalui iman seorang anak kecil seperti Steven, Tuhan memberikan contoh kepada saya bagaimana saya harus bersikap untuk mempercayai Bapa surgawi yang begitu mengasihiku dan tahu dengan persis apa yang terbaik bagiku... dan terkadang itu berarti tetap menerima ketika jawaban yang diberikan-Nya atas doa kita adalah tidak.

Gbu all.... 

Rabu, 02 September 2020

KEMBALI KEPADAMU

Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu
(Yohanes 14:18)

Tahun 1914 Ernest Shackleton memimpin ekspedisi pelayaran ke Antartika, dilanjutkan berjalan ke Kutub Selatan. Ekspedisi itu berjalan sesuai rencana sampai kapal itu terjebak es dan lambung kapal itu hancur. Para awak kapal berhasil mencapai pulau kecil dengan perahu penolong. Setelah berjanji akan datang kembali, Shackleton dan rombongan kecil penyelamat berangkat melintasi 1.280 kilometer lautan berbahaya ke Pulau South Georgia.

Berbekal sekstan [alat pengukur sudut astronomis untuk menentukan posisi kapal di laut] sebagai pemandu, mereka berhasil mencapai pulau itu. Shackleton lalu memimpin rombongannya melintasi medan berbukit curam menuju pelabuhan kapal penangkap ikan paus di sisi lain pulau itu. Di sana, ia mendapatkan kapal untuk menyelamatkan awak kapalnya. Sang pemimpin memegang perkataannya dan kembali menjemput mereka. Tak ada seorang pun yang tertinggal.

Ketika Yesus hendak meninggalkan para murid-Nya, Dia berjanji akan kembali. Dia berkata, “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Yohanes 14:3). Setelah menanggung sengsara salib, Yesus bangkit dari maut untuk memberi hidup kekal kepada tiap orang yang memercayai-Nya sebagai Juru Selamat. Kini Dia tinggal di dalam kita oleh Roh Kudus, tetapi kelak Dia akan kembali dan mengumpulkan kita dalam hadirat-Nya (1 Tesalonika 4:15-18). Ucapan Yesus dapat dipercaya. - Jika Anda milik-Nya, Dia akan kembali untuk Anda! - HF

KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA SEPASTI KEDATANGAN-NYA YANG PERTAMA
 
Gbu all...

 

Selasa, 01 September 2020

Perjuangan Cinta yang Dialami Yakub

Jika Anda dihadapkan pada dua pilihan berikut, mana yang menjadi pilihan Anda? Anda memilih menikah dengan orang yang Anda cintai tetapi tidak mencintai Anda atau orang yang tidak Anda cintai tetapi mencintai Anda? Pilihan yang sulit bukan? Idealnya sih, kita pasti memilih menikah dengan orang yang kita kasihi sekaligus mengasihi kita. Namun, kalau pilihannya seperti di atas, mana yang Anda pilih?

Sekarang, apa yang ada di benak Anda ketika ditanya, “Kisah klasik apa yang Anda ingat?” Sebagian dari Anda pasti menjawab, “Romeo dan Juliet”! Romeo dan Juliet hanyalah drama percintaan tragis besutan dramawan terkenal William Shakespeare. Mau “Drama in real life?” Baca di Alkitab! Di Alkitab ada kisah kasih klasik yang menarik.

“Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya. Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: ”Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu"” sahut Laban: “Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku”. Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel!” (Kej 29:16-20).

Namun, saat pernikahan berlangsung, Laban ternyata menukar Rahel dengan Lea. Yakub marah sekali, tetapi karena cintanya kepada Rahel, ia rela bekerja tujuh tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Jadi, ia bekerja 14 tahun untuk mendapatkan orang yang ia kasihi.

Bagaimana dengan kisah klasik masa kini? Banyak anak muda yang tidak lagi berjuang keras untuk mencari pasangan hidup. Bukan berarti pula mereka terlalu religius sehingga meyerahkan calon pasangan hidupnya kepada Tuhan, tetapi karena mereka tidak mau bersusah payah seperti Yakub. Jika ditolak orang yang ditaksirnya, orang zaman sekarang lebih memilih langkah pragmatis, yaitu mencari yang lain.

Yang lebih luar biasa, mereka berani pacaran dengan dua orang atau lebih sekaligus. Seorang karyawan perusahaan swasta bahkan dengan entengnya berkata, “Jika yang satu putus, aku tidak sampai brokenheart karena masih punya ban serep!” Ketika ditanya apa dia setuju jika pacarnya juga punya cowok lain di saat yang sama, ia menolak keras.

Kalau kita renungkan, mengapa bisa terjadi pergeseran yang demikian besar? Saya pikir, jangan-jangan semua itu terjadi bersamaan dengan budaya instan. Karena kita bisa menikmati mie, kopi, susu, bahkan nasi instan, maka kitapun mencari pasangan hidup yang instan juga.

Kalau terlalu lama, kita merasa menghambur-hamburkan waktu kita. Karena pertimbangan itu pulalah, maka orang zaman sekarang begitu kenal dalam waktu relatif singkat sudah berani “NEMBAK”. Kalau gagal? Cari lagi! Semudah itu? Sebenarnya tidak! Namun, ada orang-orang tertentu yang “menebar ranjau pesona” sehingga kalau ada yang kena, ya beruntung. Kalau tidak, sebar lagi!

Mari belajar dari kebijaksanaan klasik karena apa yang didapat dengan mudah, biasanya akan terlepas dengan mudah juga. Mintalah hikmat Tuhan di dalam menemukan pasangan hidup yang seiman, sepadan, dan sepanggilan.
 

Gbu all...