Senin, 14 Maret 2011

Kekuatan Pujian

Seorang penyanyi di Eropa bersuamikan musisi dan pengarang lagu.  Begitu piawainya sang suami di bidang musik, membuatnya selalu menemukan hal yang harus dikoreksi ketika isterinya menyanyi.  Selalu saja ada komentar dan kritik: bagian depan kurang tinggi, kurang pelan, bagian akhir harusnya naik sedikit, dan  komentar pedas lainnya.  Akhirnya wanita itu menjadi malas bernyanyi. Suatu hari karena suatu musibah, sang suami meninggal dunia.  Lama setelah itu si wanita menikah lagi dengan seorang tukang ledeng yang sama sekali buta soal musik.  Yang ia tahu, isterinya bersuara indah dan ia selalu memuji isterinya kalau bernyanyi.
Suatu ketika isterinya bertanya, “Pak, bagaimana laguku?”  Dia menjawab antusias, “Ma, saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau dengar engkau menyanyi.”  Lain kali dia berkata, “Ma, kalau saya tidak menikah dengan engkau, mungkin saya sudah tuli karena bunyi dentuman, gergaji, bunyi cericit drat pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lain yang saya dengar sepanjang hari.  Sebelum menikah denganmu, saya sering bermimpi dan terngiang-ngiang suara gergaji yang amat memekakkan telinga.  Sekarang setelah menikah dan sering mendengarmu menyanyi, suaramulah yang selalu terngiang di telingaku”
Isterinya sangat bersukacita dan tersanjung.  Ini membuatnya kian bersemangat bernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi.  Apapun yang ia kerjakan, dilakukannya sambil menyanyi.  Tanpa disadari, suaranya semakin bagus karena sering bernyanyi.  Suaminya mendorongnya untuk rekaman.  Album pertamanya ternyata disambut baik oleh masyarakat.  Wanita itu akhirnya menjadi penyanyi terkenal.  Dia terkenal bukan saat bersuamikan seorang musisi piawai, tetapi ketika bersuamikan seorang tukang ledeng yang selalu memberikan pujian.
Mari kita saling memuji. Sedikit pujian memberikan rasa diterima, dorongan, semangat untuk melakukan yang lebih baik lagi. 
(email)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar