Kamis, 31 Maret 2011

RAKSASA KEHIDUPAN

RAKSASA KEHIDUPAN
Ayat Pokok : 1 Samuel 17:41
Oleh : DR. Stefan Sos, Kanada


Dalam perjalanan menuju tanah perjanjian, dalam pelayanan yang menggebu-gebu kepada Tuhan, setiap anak Tuhan pasti berhadapan dengan banyak raksasa dalam hidup ini.  Dan kita bertanya-tanya, mengapa Allah mengijinkan raaksasa-raksasa ini datang dan menghalangi perjalanan kita?  Bukankah jauh lebih baik bila mereka tidak ada?  Dan dengan demikian, banyak orang akan dengan senang hati menjadi orang Kristen?

Raksasa Kehidupan
Setelah 400 tahun bangsa Israel tinggal dan hidup menderita sebagai budak di Mesir, Tuhan akhirnya membawa mereka keluar.  Namun, begitu mereka memulai perjalanan, berbagai tantangan dan rintangan menghadang.
Empat puluh tahun lamanya mereka berjalan di padang gurun dan akhirnya akan segera tiba di tanah perjanjian.  Para pengintai yang diutus Musa membawa kabar baik: “Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya” – Bilangan 13:27. 

Namun sayang, laporan tidak berakhir di situ.  “Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami” – Bilangan 13:33. 

Tak peduli apa profesi dan apa yang saudara lakukan, saudara pasti bertemu dengan banyak raksasa!  Tak ada tanah perjanjian, tanpa terlebih dulu menghadapi raksasa.  Tak ada mahkota, tanpa harus berhadapan dengan raksasa.

Melarikan diri dan menghindari raksasa-raksasa kehidupan, bukan jalan keluar dan tidak akan melenyapkan mereka.  Kemanapun saudara pergi, engkau harus berhadapan dengan raksasa!  Lalu bagaimana kita bisa mengatasi dan mengalahkan mereka? 

Kiat Menghadapi Raksasa
Apa yang harus kita lakukan saat menghadapi raksasa?  Daud memberikan pelajaran berharga bagi saudara dan saya:
1. Sudut Pandang Berbeda1 Samuel 17:26
   Saul memandang Goliat sebagai raksasa besar yang akan mengalahkan dia.  Tetapi Daud memandangnya dari sudut
   pandang berbeda. Ia memandang raksasa yang sama sebagai “orang yang tak bersunat” = orang di luar perjanjian
   Allah = tidak memiliki perlindungan Allah = bukan sahabat Allah!  Sedangkan Daud ada dalam perjanjian Allah;
   Allah ada di pihaknya! 
2. Tuhan Yang Akan Melepaskan1 Samuel 17:37
   Bukan Daud yang berperang, tetapi Tuhan sendiri yang akan berperang dan melepaskan kita dari raksasa yang
   menghadang.
3. Datang Dengan Nama Tuhan1 Samuel 17:45
   Goliat/raksasa datang dengan berbagai persenjataan perang. Tetapi Daud datang dengan nama Tuhan semesta alam. 
   Artinya, Daud datang bersama dengan Tuhan!  Jika kita datang dengan nama Tuhan, tak ada satupun raksasa yang
   memiliki kesempatan untuk menang!
4. Hari Ini Juga1 Samuel 17:46
   “Hari ini juga” – bukan besok, minggu depan, atau nanti pada hari kedatangan Tuhan kembali! Tanpa keraguan
   sedikitpun, dengan iman dan penuh percaya diri, Daud berkata” “Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau
   ke dalam tanganku...”


Kriteria Seorang Pemenang
Sifat apa yang dimiliki Daud – yang tidak dimiliki Saul atau tentara Israel lainnya – yang membuatnya sanggup mengalahkan raksasa Goliat? 
1. Daud sangat mengasihi & berapi-api untuk Tuhan
   Daud begitu mengasihi Allah, sehingga segala sesuatu dilakukannya untuk kemuliaan Allah. Kalau tentara Israel maju
   berperang untuk mempertahankan hidup, Daud melihatnya sebagai kesempatan untuk memuliakan Allah. Ia melihat bahwa
   seluruh kerajaan Israel dan kemuliaan Allah sedang dipertaruhkan. Itu sebabnya ia begitu bersemangat untuk
   mengalahkan sang raksasa.
2. Daud lebih mendengarkan suara Tuhan
   Kebanyakan kita, sama seperti orang-orang Israel, lebih mendengarkan suara raksasa yang terus menerus mengintimidasi
   kita. Ketimbang menjadi kecut dan ciut mendengarkan suara raksasa, mari belajar mendengarkan suara Tuhan, yang
   berkata “Aku akan melepaskan engkau.” Itulah yang dilakukan Daud.
3. Daud memiliki perspektif yang beda
   Tentara Israel memandang Goliat sebagai raksasa yang tinggi, besar, kuat, dan bersenjata lengkap. Akibatnya, bagi
   mereka Allah menjadi kecil.  Sebaliknya, Daud memandang Allah sebagai Yang Maha Besar dan Kuasa, sehingga
   raksasa terlihat sangat kecil. Itulah sebabnya Daud memperoleh kekuatan, kuasa dan keberanian!

Raksasa apa yang tengah saudara hadapi?  Penyakit?  Krisis keluarga, keuangan?  Saudara memiliki dua peluang: meraih kemenangan, atau menjadi budak!  Pilihan ada di tangan saudara!

Kabar baik bagi jemaat Yesus Kristus saat ini adalah raksasa-raksasa sedang berjatuhan dan runtuh, oleh sebab saudara dan saya memiliki ALLAH yang BESAR – jauh lebih besar dari semua raksasa yang kita hadapi!  Datanglah dengan nama Yesus, dan katakan pada mereka, “Lihat, betapa besar Allahku!”  Dan seperti Daud, kita akan membuat pernyataan, “Hari ini juga Tuhan akan melepaskan aku!”  Haleluya!

Tiga orang muda Ibrani pernah dihadapkan pada raksasa yang amat besar: dapur api yang dipanaskan 7 kali lebih panas.  Namun mereka tetap tenang dan bersukacita, sebab mereka tahu satu perkara: “Allah mereka sanggup melepaskan dan menyelamatkan mereka!”
Tuhan Yesus memberkati saudara.

 

Terlebih dahulu mengampuni

Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Matius 6:12

Kepada kita yang telah menerima anugerah keselamatan dalam Kristus, Tuhan Yesus mengajarkan doa ini: ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Kita yang telah menerima pengampunan dosa ketika lahir baru adalah tetap orang yang terus menerus membutuhkan pengampunan Allah. Sebab faktanya walaupun kita telah lahir baru, kita belum sepenuhnya terbebas dari kedagingan. Terkadang  perbuatan dosa masih menghadang jalan kita ke surga.  

Doa yang diajarkan Tuhan Yesus memberikan kita jalan kepada pengampunan Allah bila kita jatuh dalam dosa. Akan tetapi pengampunan Allah tersebut bersyarat. Allah mau kita yang telah merasakan pengampunan dosa bila ingin meminta Allah kembali mengampuni dosa, belajar untuk terlebih dahulu mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita.  Mengapa?

Allah tahu dalam interaksi kita dengan orang lain, sering terjadi ‘pergesekan’.  Orang lain disini bisa siapa saja, bisa pula sesama anak Tuhan. Dengan motivasi tertentu ada saja dari perbuatan mereka yang menyakiti kita, membuat kita jadi marah dan terkadang kita membalas perbuatan jahat mereka.

Daripada kita menjadi marah kemudian membalas, Tuhan Yesus menawarkan jalan terbaik: ampuni mereka. Ampuni mereka sekalipun mereka tidak memintanya. Mengampuni kesalahan orang lain membuka jalan bagi kita menerima pengampunan dosa dari Allah. Bukan hanya itu saja, dengan terlebih dahulu mengampuni orang yang bersalah, kita terhindar dari kepahitan dan tidak kehilangan damai sejahtera. Jadi marilah kita belajar mengampuni sesama sebelum meminta Tuhan mengampuni dosa kita.

Doa: Tuhan Yesus, saya tidak mau jatuh dalam kepahitan. Sebab itu saya mau belajar mengampuni kesalahan orang lain, agar Engkau pun mengampuni kelemahanku. Amin.

Rabu, 30 Maret 2011

“BAGAIMANA AKAN KUBALAS KEPADA TUHAN SEGALA KEBAJIKAN-NYA KEPADAKU?”

“BAGAIMANA AKAN KUBALAS KEPADA TUHAN SEGALA KEBAJIKAN-NYA KEPADAKU?”
Ayat Pokok: Mazmur 116:12
Oleh: Pdt. A.H. Mandey

   
  Pertanyaan di atas timbul dalam hati seorang yang telah mengalami begitu banyak kebajikan dan kemurahan Tuhan dalam hidupnya.  Pertanyaan dan kerinduan yang sama seyogyanya timbul juga dalam hati saudara dan saya.  Tapi apa yang dapat kita perbuat untuk membalas segala kebajikan Tuhan? 

Membalas Kebajikan TUHAN
Apa yang harus kita lakukan?  Filipi 2:5 – “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” 
  • Pikiran Allah ialah menjadikan Yesus sebagai Juruselamat umat manusia; menyelamatkan manusia dari kebinasaan;
  • Pikiran Allah = Pikiran Yesus;
  • Allah menghendaki kita mempunyai pikiran dan perasaan yang sama seperti yang terdapat juga dalam Kristus Yesus;
  • Artinya, kita harus memiliki pikiran yang sama: berbuat sesuatu untuk menyelamatkan orang lain!
Melakukan sesuatu untuk menyelamatkan orang lain – itulah yang harus kita lakukan untuk membalas segala kebajikan Tuhan kepada kita.  Haleluya!

Pikiran & Perasaan Kristus Yesus
Sebelum datang dan dilahirkan ke dunia, Yesus terlebih dulu mengosongkan Diri dan meninggalkan segala kemuliaanNya di sorga.  Namun Ia tidak datang dalam keadaan kosong, melainkan diisi dengan pikiran dan perasaan Allah Bapa

Kristus Yesus datang dengan satu tujuan, yaitu menebus manusia dari cara hidup yang sia-sia – 1 Petrus 1:18-19, “... kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,. melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”

Allah menghendaki semua manusia selamat, itu sebabnya Dia telah memilih Yesus jauh sebelum dunia dijadikan – 1 Petrus 1:20.  Namun sayang, tidak semua manusia mau diselamatkan.

Kematian Yesus adalah Pikiran Allah
Kematian Yesus untuk menebus dosa dan menyelamatkan manusia adalah Pikiran Allah.  Dan pikiran yang sama ada pada Kristus Yesus:

  • Matius 16:21-23.  Ketika Petrus mencoba mencegah Yesus mengalami penderitaan dan mati disalib, Yesus segera menegur keras, “"Enyahlah Iblis.  Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
  • Markus 10:45.  Yesus sendiri yang berkata, bahwa Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang!

“Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku”
Setelah menjadi anak-anak Allah, kita harus memiliki pikiran dan perasaan Allah yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yaitu menyelamatkan manusia.  Bagaimana caranya?  Bersaksi!  Ceritakan kepada orang lain tentang segala kemurahan Tuhan yang saudara alami, sehingga mereka pun bisa mengalami hal yang sama.

Saat ini dunia sedang membutuhkan jawaban, solusi atas berbagai krisis dan persoalan.  Mereka perlu mendengar kabar kesukaan: jalan keselamatan hanya ada di dalam Kristus Yesus!  Hanya Dia yang dapat memberikan damai sejahtera dan sukacita!

Dalam Amanat AgungNya, Yesus memerintahkan kita untuk PERGI, beritakan kabar kesukaan, jadikan semua bangsa muridNya, baptis mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajar mereka untuk melakukan segala perintahNya – Matius 28:19-20.

Perintah untuk pergi dan bekerja ditujukan kepada semua orang percaya.  Tetapi tidak semua yang dipanggil, rela berbuat sesuatu untuk membalas kebaikan Tuhan.  Sama seperti hamba yang mendapat satu talenta.  Ia tidak mengerjakannya, dan malah menguburnya dalam tanah.  Apa yang terjadi ketika tuannya pulang?  Apa yang ada padanya diambil, sehingga ia tidak memiliki apa-apa – Matius 25:18-28.

Beritakan Kabar Kesukaan
2 Timotius 2:1-4 –

  • Kasih karunia/kemurahan yang Tuhan berikan adalah untuk menguatkan kita – bukan untuk disia-siakan dan disalah-gunakan;
  • Firman yang kita terima dari Tuhan HARUS diteruskan pada orang lain!  Orang lain juga membutuhkan keselamatan/penghiburan/kekuatan seperti yang telah kita terima dan alami;
  • Selanjutnya orang yang kepadanya kita sampaikan Firman Tuhan, harus meneruskannya lagi kepada orang lain. 
Demikianlah, Injil yang mulai diberitakan oleh Yesus 2000 tahun lalu kepada murid-murid sampai sekarang masih tetap diberitakan!  Mengapa?  Sebab ada orang-orang yang mau bekerja!  Puji Tuhan!

Tetapi “masa kerja” kita di dunia ini ada batasnya!  Masa pelayanan Yesus di dunia adalah sampai pada hari Ia terangkat ke sorga – Kisah Para Rasul 1:1-2.  Demikian pula dengan masa pelayanan kita untuk membalas segala kebajikan Tuhan: sejak saat ini sampai pada hari kita diangkat/ meninggalkan dunia ini.  Waktu yang ada amat terbatas.  Jadi, segera manfaatkan waktu yang tersisa, dan mulailah bekerja!  Jangan terlambat!  Kita harus bekerja selagi hari siang – Yohanes 9:4.

Masing-masing kita mempunyai tanggung jawab, menjalankan tugas menurut panggilan, karunia dan talenta yang Tuhan berikan.  Allah berkenan memakai setiap saudara dan saya. 

Mari jadikan ini visi kita di tahun 2009: Berbuat sesuatu, Bersaksi & Beritakan Injil Keselamatan kepada orang lain guna membalas segala kebajikan Tuhan yang telah kita terima.  Sebab itulah pikiran dan perasaan Allah Bapa dan Kristus Yesus!  Tuhan Yesus memberkati saudara.

Apapun Yang Terjadi Mengucap Syukurlah

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.(1 Tesalonika 5:18)

Mengucap syukur di dalam sikon (situasi dan kondisi) apapun juga, adalah prinsip Allah yang harus kita lakukan. Jika kita suka mengucap syukur berarti kita sedang melakukan kehendak Allah.  Seringkali kita dapat mengucap syukur di saat senang, sehat, enak. Tetapi ketika sakit, susah, banyak pergumulan malah sebaliknya. Marah-marah, mengomel, bersungut-sungut bahkan menyalahkan Tuhan. Hadapilah segala keadaan dengan mengucap syukur kepada Tuhan, bahkan di saat yang paling tidak enak sekalipun. Tahukah Anda, dengan mengucap syukur berarti kita: (1) Melalui semua yang sedang terjadi, suka atau duka, tetap mempermuliakan Tuhan, memuji Tuhan, berterima kasih kepada Tuhan Yesus. (2) Kita tidak mudah menuduh orang lain, melempar kesalahan kepada pihak lain, dapat menghargai kebaikan/ jerih lelah orang lain dan tidak mudah timbul rasa sakit hati. (3) Dapat melatih diri untuk selalu mau menerima semua keadaan, dapat belajar berpada dengan apa yang ada, dan merasa puas dengan apa yang sedang terjadi.
Apapun yang terjadi sepanjang hari ini,  “Bersyukurlah” Ingat ! Orang yang melakukan kehendak Allah (mengucap syukur) disebut sebagai orang yang bijaksana (Efesus 5:17). Dan ada kuasa(mujizat) di dalam pengucapan-syukur(Yohanes 6:11).
Hari ini menjadi hari yang luar biasa sebab anda mengucap syukur kepada Tuhan Yesus, selamat mencoba, dasyat! (SJ)

Doa: Ajarkanlah aku terus mengucap syukur, sehingga mengerti kehendakMu, yaitu masa depan yang lebih baik.  Amin.

Selasa, 29 Maret 2011

Berkat Allah turun waktu kita tidur

Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah; sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. (Mazmur 127 : 2)

Allah tidak pernah tidur, demikian kata Alkitab. Tetapi Dia tahu bahwa kita memerlukan tidur. Itulah cara Dia merancang tubuh kita untuk memulihkan kekuatan kita. Dia bahkan mengajarkan kepada kita ketika Dia menciptakan dunia dalam enam hari dan kemudian meluangkan hari ketujuh untuk istirahat.

Ternyata masih banyak diantara kita yang mengejar harta dengan mengorbankan waktu istirahatNya, bahkan hari minggu dimana waktu kita untuk beribadah. Mungkin mereka lupa bahwa seperti kata Alkitab, bahwa berkat Tuhan turun atas kita pada waktu kita tidur atau sedang beristirahat.

Oleh karena itu dengan hati yang selalu mengucap syukur, cari suatu tempat yang menyenangkan dan waktu yang tepat untuk tidur. Menurut dunia medis, tidur adalah salah satu obat yang manjur untuk mengobati orang yang sedang sakit.
Setiap hari kita bekerja secara fisik, mental, emosional, dan spiritual. Dan setiap malam, kita diperbaharui dan dipulihkan melalui tidur. Tidur adalah terapi yang tepat untuk mengatasi ketegangan, kesedihan, dan stress kita.

Fokuskan pemikiran kita pada semua janji-janji Allah melalui iman kita. Bersyukurlah atas berkat yang Dia berikan pada hari ini. Bahwasanya, tidur itu adalah suatu anugerah atau pemberian Allah yang manusia tidak dapat beli dengan uang, seperti Alkitab katakan bahwa :
“ Sebab Aku akan membuat segar orang yang lelah, dan setiap orang yang merana akan kubuat puas.” Sebab itu aku bangun dan melihat; tidurku menyenangkan (Yeremia 31:25-26)

“Enam harilah lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga”. (Keluaran 34:21)  (WB)
Doa : Rancangan-Mu itu luarbiasa. Engkau perintahkan kami beristirahat, agar tubuh kami pulih dari kelelahan dan stres. Amin.
 

PERLINDUNGAN TUHAN

“Mereka itu berusaha membunuh dia. Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus.” (Kis 9: 29-30)

Saulus yang kemudian disebut Paulus adalah seorang penganiaya jemaat. Dia memburu murid-murid Tuhan untuk dibinasakan, hingga pada suatu waktu Tuhan menemui dia dan menangkapnya menjadi alat pilihan Tuhan untuk memberitakan nama Yesus kepada bangsa-bangsa lain.
Dalam pelayanannya, Paulus seringkali mengalami penderitaan, bahkan banyak kali ia begitu dekat dengan kematian. “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. (2 Kor 4: 8-9). Dalam keadaan yang demikian tangan Tuhan tidak pernah terlepas daripadanya.

Pernahkah Saudara mengalami keadaan yang hampir sama dengan yang dialami oleh Paulus. Pernahkah saudara hampir meninggal karena penyakit atau lolos dari maut karena kecelakaan atau niat jahat orang lain, yaitu suatu keadaan dimana antara hidup dan mati begitu dekat?

Kalau kita pernah mengalami hal tersebut dan kita tetap ada sampai saat ini, percayakah Saudara bahwa Tuhanlah yang sudah menolong kita, yang menanungi dan melindungi kita hingga saat ini?
Seperti perkataan Paulus yang dilindungi oleh Tuhan, biarlah kita juga mau mengatakan: “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang.” (1 Kor 15: 10a)

Doa:  Biarlah kami selalu berlindung dalam naunganMu yang memberikan ketenangan dan kedamaian. Hanya kepadaMu kami melarikan diri kami, karena di bawah kakiMu kami merasa sentosa.

Senin, 28 Maret 2011

Kasih yang Munafik

“Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan  Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan.”   (Filipi  2:1) Apakah benar dan tulus kasihnya? Apa saya  harus  percaya pada kebaikan-kebaikannya yang dia katakan sebagai wujud kasih darinya? Terus terang saya sudah bosan dengan kebaikan orang lain yang tampak terbungkus rapi dengan hiasan kata kasih namun ada motif lain dan cenderung munafik di dalamnya. Itulah kalimat-kalimat yang biasa dilontarkan oleh orang-orang yang merasa ditipu dengan pendekatan kasih yang bermuatan munafik.
Mari kita lihat dari sudut pandang kasih yang munafik. Bukankah kita terkadang mau tersenyum pada orang lain namun tidak tulus?  Atau pura-pura menolong  orang lain  seakan penuh kasih namun mengharapkan imbalan? Atau berlaku baik pada orang lain supaya  dilihat dan dihargai atasan kita? Menjamu orang lain, memberikan sesuatu kepada orang lain namun untuk memamerkan diri kita semata-mata? Atau bahkan dengan kasih yang salah itu, kita menjerumuskan orang lain? Semua yang tampak perbuatan baik itu kita katakan KASIH tapi kita sendiri mengakui dalam hati kita bahwa itu memang bukan kasih yang ada dalam Kristus Yesus.
Coba kita renungkan, bagaimana kalau kasih yang munafik itu dilakukan oleh Tuhan Yesus saat pergumulan di Taman Getsemani? Saat  Ia menyerahkan diriNya di kayu salib? Bagaimana bila Yesus mau berkorban hanya semata-mata agar disayang oleh Bapa dan bukan  karena kasihNya yang tulus kepada manusia? Apa jadinya kehidupan kita bila Yesus lakukan itu hanya karena ingin menunjukkan kesombongan? Maka sia-sialah kepercayaan kita kepada kasihNya yang ajaib itu.
Bersyukur padaNya bahwa Yesus rela mengosongkan diriNya, mengambil rupa seorang hamba dan bahkan taat sampai mati di kayu salib (Filipi 2:6-8). Model kasih Tuhan Yesus kita inilah yang seharusnya kita teladani dan menjadi lifestyle kita. Hanya di dalam Yesus Kristus ada kasih yang tulus. Jadi bila kita di dalam kasihNya maka kita pasti bisa memiliki kasih Yesus untuk semua orang. Roh Kudus  akan memimpin kita untuk mewujudkan kasih yang benar tersebut. Amin.(FK)
Doa: Tuhan Yesus, tolong saya agar tetap dalam persekutuan Roh dan supaya memiliki kasih mesra dan belas kasihan yang tulus seperti Engkau. Amin.

Minggu, 27 Maret 2011

WELCOME HOME

“Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.” (Luk 15: 32)
 
Seorang anak muda yang seminggu lagi akan dibebaskan dari penjara menulis surat kepada keluarganya: “Ayah, saya memang telah melakukan kesalahan yang sangat besar yang mungkin tidak dapat diampuni karena telah mempermalukan nama ayah dan juga keluarga kita. Saya telah menjalani hukuman yang harus saya tanggung, dan seminggu lagi saya akan dibebaskan. Pada hari dibebaskan saya akan naik bis yang lewat di depan rumah kita, dan jika saya melihat ada seutas pita merah tergantung di pintu rumah, itu berarti bahwa saya masih diterima di keluarga kita. Tetapi jika tidak, saya akan meneruskan perjalanan saya dan tidak akan pernah kembali ke rumah kita lagi untuk selamanya.” Di hari ketika anak muda itu dibebaskan, ia naik sebuah bis. Semakin dekat bis itu dengan rumahnya, semakin deg-degan hatinya. Ia takut jika ia tidak akan melihat seutas pita merah tergantung di pintu rumahnya. Tetapi ketika bis hampir sampai di depan rumahnya, ia melihat ayah dan ibunya berdiri di depan rumah mereka sambil membentangkan sebuah spanduk besar bertuliskan “Welcome home, my dear son”. Anak itu tahu, ia diterima oleh orangtuanya. Penyambutan mereka ternyata lebih dari apa yang diharapkannya.
Saudara, bukankah setiap kali kita melakukan suatu kesalahan/dosa, hal yang muncul dalam diri kita adalah rasa takut untuk mendekati Tuhan. Kita takut untuk berdoa, takut untuk beribadat kepadaNya sehingga lama-kelamaan kita akan merasa kering secara rohani. Itu terjadi karena pemahaman kita yang seringkali salah mengenai Tuhan. Kita terlalu sering menganggapNya sebagai raja yang otoriter, pemarah dan senang menghukum setiap kali kita berbuat kesalahan.
Melalui perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32, Tuhan Yesus memperkenalkan aspek yang ‘baru’ mengenai Allah, yaitu sisi ke-Bapa-anNya. Seberapa besarpun dosa yang pernah kita perbuat. Tidak peduli seberapa sering kita menyakiti hatiNya, Ia adalah Bapa yang sangat mengasihi anak-anakNya dan tidak pernah mengingat dosa-dosa kita yang telah diampuniNya. Ia selalu menunggu kita dengan hati yang penuh kerinduan supaya kita kembali kepadaNya sehingga Ia dapat memeluk dan memulihkan kita lagi. Jangan biarkan Ia menunggu terlalu lama. (SRS)

Doa:   Bapa, kasihMu terlalu besar untuk mengampuni semua dosa-dosaku. Tolongku agar jangan aku berdosa lagi kepadaMu. Amin.

Sabtu, 26 Maret 2011

Kebiasaan Bersyukur

Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. (Ibrani 13:15)

Seorang Jenderal Angkatan Darat memiliki kekayaan yang banyak tetapi tidak memiliki anak. Ia berinisiatif untuk memberikan beasiswa sebanyak mungkin kepada orang-orang berbakat yang tidak memiliki biaya. Setelah jumlah mahasiswa yang mendapat beasiswa berjumlah di atas seribu orang ia kedatangan seorang waratawan yang mengetahui aksi sosialnya ini. “Pak Jenderal, apa kesan Anda yang paling mendalam dalam pembiayaan mahasiswa ini?” Dengan nada lirih tetapi jelas dan berat berwibawa sang Jenderal menjawab: “Dari 1009 orang yang telah lulus ternyata yang datang berterima kasih sebanyak sembilan orang.” Sang wartawan mengejar dengan pertanyaan: “Apa penyebabnya Jenderal?” Ia menjawab: “Kebiasaan.” Berterima kasih adalah ungkapan atau cetusan kesadaran yang datang dari kebiasaan hidup. Bila seseorang membiasakan diri berterima kasih maka dengan mudah dan sadar akan menjadi pola hidup sehari-hari.
Daud karena mendapatkan keadilan dari Allah akibat ia hidup mengikuti firman Allah, ia membangun kesadaran berterima kasih dalam bentuk memuji Allah. “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil” (Mazmur 119:164).
Ucapan syukur, memiliki nilai “persembahan” bagi Allah. “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya” (Ibrani 13:15). Penilaian korban persembahan yang berkenan kepada Allah adalah yang menyenangkan Allah. Kualitas ucapan syukur yang kita lakukan kiranya ditingkatkan hingga menyenangkan Allah. (BYT)

Doa: Tuhan mulai hari ini, saya akan belajar menjadikan bersyukur kebiasaan hidup sehari-hari. Amin.

Mengapa Harus Kuatir?

“Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.” (Luk 12: 22-23)

Seorang ahli psikologi yang bernama Abraham H. Maslow mengatakan bahwa manusia pada umunya memiliki 5 tingkatan kebutuhan hidup dimana kebutuhan yang lebih tinggi akan timbul jika kebutuhan yang di bawahnya telah terpenuhi. Kebutuhan manusia yang paling dasar adalah sandang, pangan dan papan. Tanpa pemenuhan kebutuhan yang mendasar ini, maka manusia akan mengalami kesulitan dalam hidupnya, bahkan ia akan berusaha dengan segala macam cara baik dengan tindakan yang positif maupun dengan tindakan yang negatif untuk memenuhi kebutuhan ini.
Tuhan Yesus mengajar kita untuk tidak kuatir akan pemenuhan kebutuhan manusia yang paling mendasar ini karena Bapa di sorga sanggup memberikan semua itu dalam pemeliharaanNya yang ajaib. Sebaliknya, Yesus memberikan nilai yang lebih tinggi kepada hidup manusia yang berarti menyangkut kebutuhan rohani daripada kebutuhan jasmani.

Yesus berbicara tentang esensi dan nilai manusia yang sesungguhnya, dimana tanpa hal itu, maka manusia tidak ada artinya walaupun ia memiliki harta kekayaan yang banyak dan dapat memenuhi semua kebutuhan manusia sesuai dengan teori Maslow sekalipun.
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada Yesus, maka Ia akan bertindak untuk menolong saudara dengan caraNya dan pada waktuNya yang ajaib, Karena itu jangan biarkan diri saudara dikalahkan oleh kekuatiran duniawi dan hal-hal jasmani, tetapi belajarlah untuk berserah, berharap dan percaya kepada janjiNya sesuai dengan Firman Tuhan. Berikanlah nilai dan prioritas yang lebih tinggi untuk pemenuhan kebutuhan rohani saudara. (PHM)

Doa: Bapa, ajarku untuk tidak kuatir akan hidupku. Aku percaya kepada pemeliharaanMu yang ajaib. Amin.

SALING MENGAMPUNI

“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4: 32)

Pernahkah saudara mengira bahwa kata “ramah” dan “marah” hanya berbeda tipis saja. Padahal kedua kata tersebut memiliki arti yang sangat bertolak belakang. Keramahan dapat berubah menjadi kemarahan dalam sekejap saja disebabkan karena berbagai sebab, karena perkataan maupun perbuatan antara satu dengan lainnya, antara suami dan istri, antara anak dengan orang tua, antara saudara seiman maupun dengan orang yang tidak seiman. Seorang ahli psikologi bernama G.S. Gates mengemukakan dalam tulisannya berjudul “An Observational Study of Anger” tentang hasil riset yang dilakukan mengenai penyebab timbulnya kemarahan dalam diri seseorang dan ternyata lebih dari 80% kemarahan yang dialami seseorang disebabkan oleh sikap dan perbuatan orang-orang lain, lebih daripada disebabkan oleh karena keadaan atau peristiwa tertentu.
Ayat Firman Tuhan di atas mengajarkan supaya kita ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni. Ini adalah salah satu tabiat yang harus dimiliki oleh setiap orang setelah ia menjadi manusia yang baru di dalam Kristus. Dalam ayat 26 dari pasal yang sama dikatakan: Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa; janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.
Jadi, bila saat ini saudara sedang marah kepada seseorang, ampunilah dia dan berbuat ramah kepadanya, jangan membiarkan memendam kemarahan tersebut sehingga tanpa saudara sendiri sadari dapat menyebabkan saudara berbuat dosa atau menghujat Tuhan.
Ada beberapa cara untuk mengatasi kemarahan antara lain dengan: menyadari dan mengakuinya, menyadari apa yang menjadi sumber penyebab kemarahan tersebut, mengenal kelemahan diri dan mengetahui bagaimana mengatasinya dalam terang Firman Tuhan. (Rm 12: 2; Flp 4: 8; Kol 3: 1; I Tim 4: 8;  Ams 22: 24-25). Ingatlah kasih Tuhan yang telah mengampuni kesalahan dan dosa saudara. (PHM)

Doa:  Ajarku Tuhan untuk saling mengampuni sebagaimana Engkau telah mengampuni kesalahan dan dosaku. Amin.

Jumat, 25 Maret 2011

Tuhan s'lalu punya cara

a Letter from FATHER

BERPALING DARI KEBENCIAN

“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” ( Markus 11:25 )

Ketika anaknya diculik dan akhirnya dibunuh, Peter merasa dunianya runtuh. Ia sempat dianggap sebagai tersangka karena tak seorangpun kecuali dia yang mendengar percakapan singkat lewat telepon dengan para pembunuh itu. Tak seorangpun mengambil tebusannya. Polisi menduga bahwa bisa saja Peter berusaha untuk mengeruk uang dari rekening banknya sendiri. Namun orang segera mengakui sesuatu yang lain dalam diri Peter yaitu imannya kepada Kristus serta ketabahannya pada saat ia menjalani proses penyidikan, penangkapan para pembunuh yang sesungguhnya, serta proses pengadilan terhadap mereka. Ketika ia ditanya, apakah ia menginginkan hukuman mati bagi para pembunuh anaknya, ia berkata, “Harapan dan doa saya adalah supaya orang-orang ini dapat mengenal Yesus Kristus dan diampuni serta hidupnya berubah. Siapa tahu, suatu hari nanti kita semua berada di sorga bersama-sama.”
Peter belakangan berkata, “Saya menderita kehampaan luar biasa, namun juga sadar terhadap kesadaran rohani yang tadinya tidak saya miliki. Kristus mengisi kekosongan dalam hati dengan kasihNya sebelum hati saya berisi kebencian. Itulah sebabnya mengapa saya tidak dapat tidak mau mengampuni para pembunuh itu dan tidak menampakkan kebencian kepada mereka.”
Saudara, ketika hati kita dipenuhi emosi seperti kebencian, kita memiliki pilihan. Kita bisa menuruti kebencian itu, membiarkannya tumbuh dalam hati kita, dan menggunakannya untuk membalas dendam, atau memilih menolak kebencian itu, mengasihi seperti Yesus mengasihi kita dan mengungkapkan kasih Tuhan kepada mereka yang telah berbuat salah kepada kita. Peter, anaknya direnggut oleh para penjahat. Tak ada alasan baginya untuk memilih mengasihi mereka, kecuali pengetahuan bahwa Tuhan Yesus mengampuni semua dosa, mengasihi anak-anak-Nya, dan bahwa kita semua adalah para pendosa. (SRS)

Doa: Aku tahu Tuhan, mengampuni kesalahan orang lain adalah berat. Hanya karena kasihMu, aku sanggup melalukan semunya itu. Amin.

Seperti Bapa Sayang Anaknya - Jeffry S. Tjandra

Saling Mengampuni

“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:32)

Saya sering teringat akan kata-kata nasehat orang tua saya kepada kami, sebab kami bersaudara banyak. Demikian katanya :” Telur ayam di dalam sarang pun bisa saling bentur dan pecah, apa lagi sebagai manusia hidup.” Manusia adalah mahkluk yang hidup, bergerak dan aktif, sangat aktif di segala bidang – kecuali pemalas, aktifnya tidur saja. Oleh karena manusia itu selama hidupnya tiada berhenti bergerak, mulai dari bayi sampai tua renta, dan lagi manusia itu hidup di dalam kelompok-kelompok, yang kita sebut keluarga, bergereja, bermasyarakat, dunia kerja, dunia usaha dan lain-lain, maka tidak tertutup kemungkinan antara manusia yang satu dengan yang lain bisa terjadi benturan-benturan. Apakah itu anggota keluarga, ayah dan ibu, anak dan anak, orang tua dan anak; atau gesekan-gesekan di dalam gereja, antara jemaat dan jemaat, gembala dan jemaat, dan seterusnya. Begitu pula di dalam masyarakat, terjadi bentrokan dan perkelahian antar warga dan lain sebagainya. Kalau sampai hal-hal ini terjadi, apa yang harus kita lakukan?
Banyak cara dan teori yang dicetuskan oleh manusia berupa metode-metode, rumus-rumus dan lain-lain bentuk cara penyelesaian problem, bahkan pada puncaknya negara mengeluarkan peraturan-peraturan dalam bentuk hukum dan undang-undang.
Tetapi sebagai orang Kristen, apa tindakan kita? Kita tidak punya banyak metode atau rumus atau cara-cara teoritis di dalam penyelesaian masalah. Hanya satu yang Tuhan minta yaitu “saling mengampuni satu sama yang lain”. Kalau ada pengampunan di antara kita – asal saja hal saling mengampuni ini dilakukan, dunia ini aman. Gereja akan mendapat banyak berkat, rumah tangga akan bahagia, negara akan damai.
Renungkanlah ayat ini, Markus 11:25 “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang supaya Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Ayat ini ada hubungan dengan ayat 22,23 dan 24, apa saja yang kamu minta dan doakan kamu harus percaya bahwa kamu telah menerimanya maka hal itu akan diberikan kepadamu, kata Yesus. Tetapi sebelum berdoa akan hal yang ingin didapat itu, terlebih dahulu harus saling mengampuni. Jadi rahasia supaya doa-doa dijawab, saling mengampuni satu sama yang lain terlebih dahulu. Dengan kata lain, kalau Efesus 4:32 benar-benar dipraktekkan, hasilnya luar biasa, ada berkat, damai sejahtera dan hidup di dalam keharmonisan senantiasa. Amin! (ET)
Doa: Tuhan Yesus, ajaib FirmanMu. Aku akan belajar mengampuni & menjauhkan pikiran untuk membalas. Aku mau berkat-berkatMu tercurah atasku. Amin.

Kamis, 24 Maret 2011

SALING MEMBANTU SESAMA

"Bertolong–tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Galatia 6: 2

Mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kita bahwa saling menolong adalah merupakan hukum Kristus. Ayat di atas jelas sekali bahwa kalau kita saling menolong menanggung beban, maka kita telah memenuhi hukum Kristus. Pertanyaannya adalah, sudahkah kita melakukannya? Tentu Anda akan menjawab bahwa Anda sudah melakukannya, tapi apakah itu Anda lakukan dengan konsisten? Dengan sungguh – sungguh? Tanpa pamrih atau punya tujuan lain? Dengan tidak memandang bulu, siapakah yang anda tolong? Dan lain – lain alasan. Ayat di atas jelas dan sederhana sekali, bahwa salah satu cara memenuhi hukum Kristus adalah dengan saling membantu sesama.
Mari kita lihat lebih dalam, apa rahasia dibalik itu semuanya. Perhatikan, bila Anda menawarkan bantuan atau mau menolong orang, maka sebenarnya Anda sedang memperhatikan atau memperdulikan orang lain. Anda melihat bahwa orang itu butuh pertolongan dan menurut Anda, dia tidak akan dapat mengerjakannya sendiri. Kemudian Anda datang dan menolong dia. Ketahuilah, orang itu pasti akan sangat senang sekali karena ada orang yang membantu dia. Tapi lebih dari itu, hatinya senang sekali karena ada orang yang memperhatikan atau memperdulikannya.
Bukankah pada dasarnya manusia sangat senang bila diperhatikan, termasuk Anda tentunya. Oleh karena itu, mari kita mulai hari ini dengan saling membantu sesama. Percayalah Tuhan juga melihat serta memperhatikan Anda dan bila suatu saat nanti Anda memerlukan bantuan atau pertolongan, Tuhan pasti akan mengirimkan seseorang untuk membantu Anda juga. Tuhan Yesus memberkati. (ADS)

Doa: Ajarku melakukan FirmanMu untuk saling mengasihi dan membantu satu sama lain. Terima kasih Tuhan Yesus. Amin.

BAHAYA TAWAR HATI

“Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.” Amsal 24: 10

Tawar hati dapat berwujud dalam bentuk perasaan gundah gulana, putus asa, tanpa harapan, menganggap masa depannya suram, merasa tidak ada yang mengasihi dirinya, menganggap diri dilecehkan dan tidak dihargai sama sekali dan sebagainya. Tawar hati berbahaya karena dapat mengakibatkan terjadinya peristiwa yang lebih buruk seperti pembunuhan, usaha bunuh diri dan kejahatan lainnya. Sebagai contoh, kita melihat apa yang terjadi dalam keluarga Ervin Antonio Lupoe di Amerika Serikat bulan Januari yang lalu. Kejadian yang tragis ini disebabkan karena ia terkena PHK dan dengan tega ia menghabisi istri dan lima orang anaknya yang masih kecil-kecil dan dirinya sendiri dengan senjata api. Harian New York Times memberitakan bahwa kejadian itu terjadi di Los Angeles pada hari Selasa tanggal 27 Januari 2009. Sebelum bunuh diri ia menelepon dan mengirim faks ke KABC-TV yang isinya adalah “dia sangat sedih atas kondisi pekerjaannya dan dia melihat tidak ada jalan keluar”  kata jubir kepolisian Letnan John Romero.
Keadaan yang dialami membuat Ervin Lupoe merasa tertekan jiwanya dan gelap mata sehingga ia mengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab dan tidak manusiawi dengan menghabisi seluruh anggota keluarganya dan dirinya sendiri.
Dalam kesesakan dan tertekan jiwanya, Daud lari kepada Tuhan meminta pertolongan (Mzm 9: 10; 18: 7). Demikian juga doa yang dipanjatkan oleh Raja Yosafat ketika menghadapi ancaman musuh yang menakutkan karena adanya koalisi dari bani Moab dan bani Amon yang hendak menyerang kerajaan Yehuda (2 Taw 20: 9). Jangan mengambil tindakan yang bodoh dan gelap mata seperti yang telah dilakukan oleh Ervin Lupoe.
Orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus memiliki harapan dan masa depan. Dia berjanji untuk menyertai dalam melewati masa kesukaran. Pasti ada jalan keluar di dalam Tuhan atas setiap permasalahan saudara. (Ams 23: 18). Karena itu, jangan tawar hati ketika menghadapi kesesakan. Peganglah janji Tuhan dan jadilah kuat di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepada saudara. (PHM)

Doa: Terima kasih Tuhan, karena Engkau mengetahui kalau kesesakan datang dalam hidupku. Kuatkan aku dengan Roh KudusMu. Amin.

Rabu, 23 Maret 2011

MAKNA ISTERI TUNDUK KEPADA SUAMI

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.”  (Efesus 5: 22-23)

Barangkali banyak isteri yang tidak setuju dengan ayat tersebut di atas. Apalagi kalau hubungan dengan suami sudah tidak harmonis lagi, bila suami dianggap tidak bertanggung jawab, suka nyeleweng, tidak mau mencari nafkah dan berbagai alasan lainnya. Jadi bagaimana isteri dapat menjalankan perintah Tuhan dengan tunduk kepada suami yang seperti itu? Tentunya ada alasan mengapa seorang isteri harus tunduk kepada suami, yaitu:
1. Tunduk adalah pedoman yang Tuhan berikan kepada para istri agar mereka dapat hidup bersama suaminya dengan rukun. Ini bukan perintah yang Tuhan sampaikan kepada para wanita karena seolah-olah ini adalah masalah atau kelemahan wanita. Tanpa terkecuali, kita semua pada umumnya sulit untuk tunduk.
2. Tunduk dibatasi oleh Tuhan sendiri, dalam pengertian ini istri tidak boleh melanggar kehendak Tuhan gara-gara hanya karena ia ingin tunduk kepada suami. Namun, berhati-hatilah untuk tidak menyatakan bahwa segala sesuatunya adalah "kehendak Tuhan." Bahkan kepada seorang suami yang "tidak taat kepada Firman," Tuhan memerintahkan supaya istri tetap "tunduk" (1 Ptr 3: 1).
3. Tunduk tidak berarti tidak boleh memberikan pendapat atau kehilangan keunikan dirinya sendiri. Sebuah pernikahan adalah sebuah penyatuan dua insan bukan akuisisi yang satu terhadap yang lainnya. Dengan perkataan lain, sebagai penolong, istri boleh dan seharusnya mau menyumbangkan saran dan pendapat, tetapi ia harus menyerahkan keputusan akhirnya kepada suami.
4. Tunduk bukan saja jika suami telah mengambil keputusan yang tepat tetapi juga jika suami telah mengambil keputusan yang keliru. Di sinilah ketundukan seorang istri diuji dan di sinilah diperlukan adanya iman, yaitu bahwa masih ada Tuhan yang memelihara kehidupan mereka meskipun suami telah mengambil keputusan yang keliru. Puji Tuhan. (PHM)

Doa: Ajarku Tuhan untuk tunduk kepada suamiku, sebagaimana yang Kau kehendaki dalam FirmanMu. Amin.

SELAMAT PAGI TUHAN

Tuhan pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagiMu, dan aku menunggu-nunggu. Mazmur 5:4 Apa yang kamu lakukan begitu terbangun pada pagi hari? Banyak orang memulai hari baru dalam kehidupannya dengan tergesa-gesa, tanpa terencana atau seperti mesin yang langsung bekerja dengan tombol ON di tekan. Ada juga yang malah bingung mau bikin apa hari itu, sehingga bengong di tempat tidur.
Sebuah stiker Kristiani berbunyi:”Selaraskan jiwamu kepada Tuhan sebelum konser kehidupan hari ini dimulai.” Adakah kita menyadari bahwa hidup kita tiap-tiap hari bagaikan sebuah konser musikal dengan kita terlibat sebagai salah satu pemain musiknya? Biasanya para pemain orkestra dengan sangat teliti dan cermat mempersiapkan diri dengan baik menghadapi hari pementasan konser. Latihan demi latihan pasti telah dijalani. Alat-alat musik diperiksa dan diselaraskan supaya akurat dan harmonis. Bagaimana dengan kita?
Kalau kita mengakui bahwa Tuhan adalah Pencipta, Pengatur dan Pemelihara alam semesta, maka tiap-tiap hari dalam kehidupan kita, tidak terlepas dari pengetahuan dan pemeliharaanNya. Tuhan mempunyai rencana tiap-tiap hari dalam hidup kita. Dan sebagai anak-anakNya kita harus menaati dengan segenap hati. Ibaratnya Tuhan adalah Komposer Agung dan kita adalah para pemain musik. Setiap komando dari Sang Komposer Agung itu harus diketahui dan dilaksanakan demi terciptanya musik yang indah dan merdu.
Kalau kita mau menyelaraskan jiwa kita dengan Tuhan setiap pagi, maka kita akan mengalami bahwa sepanjang hari kita akan mengalami penyertaan yang indah. Dengan bersaat teduh, membaca Firman Tuhan dan berdoa, kita disiapkan oleh Tuhan sebelum mengarungi samudera kehidupan hari itu. Beberapa menit bersama Tuhan di pagi hari akan menentukan kehidupan sepanjang hari itu. Awalilah hari inidengan mengatakan “Selamat pagi Tuhan”. (DR)
Doa: Tuhan pagi hari ini hatiku rindu bersekutu denganMu. Bahkan untuk setiap pagi yang Engkau berikan. Amin.

Selasa, 22 Maret 2011

MENGAMPUNI

Ayat Pokok: Matius 18:21-31
Oleh: Ps. Henry Liew, Malaysia

   
Menyimpan sakit hati, dendam dan sikap tidak mau mengampuni seringkali menjadi penyebab berbagai penyakit dalam tubuh kita.  Pada satu kesempatan, Petrus bertanya kepada Yesus, berapa kali ia harus mengampuni saudaranya yang berbuat dosa kepadanya.  Cukup sampai maksimum tujuh kali saja?  Jawab Yesus, Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”  Mengapa?  Mengapa kita harus mengampuni?

Mengampuni Orang Lain

Harus diakui, dalam hidup ini amatlah sukar bagi kita untuk memberi pengampunan kepada orang lain.  Kalau mau jujur, bahkan bagi sebagian besar anak Tuhan, hal mengampuni merupakan suatu pergumulan tersendiri.  Jujur, sanggupkah kita – bukan sekedar di mulut – benar-benar mengampuni mereka yang telah mengkhianati, meninggalkan, melupakan, menyakiti hati, menuduhkan hal yang jahat, atau yang telah membuat hati kita pahit?
Firman Tuhan dengan jelas mengajar agar kita mengampuni semua orang yang telah bersalah kepada kita!  Mengapa?

Mengampuni Diri Sendiri
Saya punya pengalaman pribadi di masa lampau yang membuat saya bertahun-tahun hidup tersiksa karena tidak bisa mengampuni diri sendiri.  Akibat kenakalan saya saat berusia 11 tahun, tangan kakak saya terluka; yang kemudian menyebabkannya meninggal dunia.
Salah seorang jemaat, seorang wanita yang baik dan saleh.  Berbulan-bulan dengan penuh kasih ia merawat ibunya yang sudah lanjut usia dan sakit-sakitan.  Suatu ketika, karena kesehatan ibunya mulai membaik, ia pun pamit untuk pergi berlibur ke luar kota selama seminggu bersama suaminya.  Tetapi, apa mau dikata, saat menikmati liburan, ibunya meninggal dunia.  Ia pun dirundung rasa bersalah dan penyesalan mendalam.  Ia tak dapat mengampuni dirinya karena telah meninggalkan ibunya.
Banyak orang seperti saya dan salah satu jemaat saya tersebut – tidak bisa mengampuni diri sendiri, dan terus menerus menghukum diri sendiri atas kesalahan fatal yang kita lakukan.  Tetapi Tuhan menghendaki agar kita mengampuni dan melepaskan diri dari rasa bersalah!  Mengapa?

Tuhan Yesus Mengampuni
Mengapa saudara dan saya harus mengampuni, baik orang lain maupun diri sendiri?  Sebab Allah telah mengirimkan Putera TunggalNya untuk mati disalib untuk mengampuni segala dosa dan kesalahan kita!  Dia adalah Allah yang memberi pengampunan!
Di zaman Perjanjian Lama, untuk menebus dan menyucikan dosa bangsa Israel, seorang imam besar harus menyembelih dan mempersembahkan korban anak domba.  Untuk mengampuni segala dosa dan kesalahan saudara dan saya, Tuhan Yesus telah menjadi Anak Domba - menyerahkan nyawaNya di kayu salib, dan mencurahkan darahNya!  Oleh kuasa darah Yesus, kita beroleh pengampunan dosa, dan karenanya bisa menghampiri tahta Allah, dan memanggilNya, “Abba, ya Bapa.”
Tuhan sudah mengampuni segala dosa kita.  Itu sebabnya, kita pun harus juga mengampuni orang lain dan diri sendiri, supaya kita memperoleh kehidupan yang baru.  
Allah mengasihimu.  Dia mau mengampuni dan menyelamatkan saudara.  Saudara hanya perlu menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadimu!  Setelah itu, ampunilah orang lain dan diri sendiri, maka saudara akan beroleh kelepasan! 
Tuhan Yesus memberkati saudara!
PROFIL PEMBICARA
Liew Zoo Yee, yang lebih dikenal dengan nama Henry Liew, meninggalkan karirnya sebagai Sales dan melayani Tuhan sepenuhnya pada tahun 1978, diusianya yang ke 25 tahun. Setelah selesai sekolah Alkitab, mereka melayani di Kuala Lumpur hingga tahun 1991. Kemudian di Emmanuel Assembly of God hingga Desember 1998. Lalu menjadi President of Shekinah Life Bible College. Pada tahun 2002 terpilih menjadi Chairman of Foursquare Malaysia hingga sekarang, didampingi istri terkasih, Jenny.

 

KETIKA BENCI MENJADI KASIH

Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Matius 22 : 39

Saya sangat terharu ketika membaca kisah hidup Rachmiel Fridland lolos dari ancaman maut holocaust dalam bukunya When being Jewish was a Crime. Selanjutnya Fridland menjadi pengikut Kristus dan membaktikan diri dalam pelayanan kepada orang-orang Yahudi untuk percaya kepada Yesus, terlebih kepada mereka yang lolos dari kamp konsentrasi. Dalam resensi buku tersebut turut dikisahkan kesaksian Cecille Rosen, seorang hamba Tuhan pionir pelayanan Jews for Jesus. Di mana Cecille Rosen yang sedang berkhotbah di tengah kerumunan orang banyak di kota New York, oleh seorang wanita tua disuruh berhenti khotbah dengan alasan Cecille ‘mendesak’ orang untuk mengasihi orang lain terlebih kepada mereka membenci kita atau bahkan yang hampir ‘menghilangkan’ nyawa seseorang dengan ancaman pembunuhan sekalipun. Roh Kudus menyuruh Cecille turun dari tumpukan peti di mana dia berdiri atasnya untuk menyampaikan Firman Allah dan dia melihat lewat kuasa Tuhan bahwa wanita tua ini penuh dengan kebencian dan terusik ketika Rosen menyinggung bahwa kita harus mengampuni orang lain. Dengan kasih Rosen merangkul wanita tua itu, penganut Judaisme dan mantan penghuni ghetto, lembut sekali Rosen berkata bahwa seorang pengikut Kristus harus siap DISAKITI dan siap MENGAMPUNI, saat itu juga Roh Kudus bekerja atas wanita itu sehingga dia mau mengampuni orang yang sudah menghilangkan nyawa keluarganya dan nyaris membunuhnya semasa Perang Dunia ke-II.
Rasa benci yang sudah bersarang dalam kehidupan seseorang tumbuh subur di hati ibarat jejaring internet yang dengan mudah dapat di-akses kapan saja dan di mana saja oleh roh kepahitan. Apalah untungnya saudara menyimpan kebencian akan seseorang, inilah waktunya untuk mengampuni dan mengasihi mereka. Mintalah Roh Kudus buang semua kepahitanmu, musuh kita bukanlah orang tua, suami, istri, tetangga, anak atau saudara kita tetapi para penghulu di udara, roh-roh jahat. Berperanglah atas mereka dan bukan dengan sesama kita, terlebih sesama  anak Tuhan, salinglah mengasihi. ( fG)

Doa:  Tuhan Yesus, kepahitan adalah musuhku. Aku mau membuang semua itu demi nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Senin, 21 Maret 2011

Biji Sesawi

Sering kita mendengar pemberitaan Firman Tuhan tentang biji sesawi. Dalam Injil Matius 13:31 dikisahkan perumpamaan Yesus, “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.” Kita jadi bertanya-tanya: Seperti apakah biji sesawi itu? Di bawah ini kita bisa melihat biji sesawi kuning:
sesawi1.gif
Biji sesawi dapat berasal dari tiga jenis tanaman yang berbeda: biji sesawi hitam (nigra), biji sesawi Indian berwarna coklat (juncea), dan biji sesawi putih atau kuning (hirta / sinapis alba). Diameter biji sesawi kurang lebih 1 milimeter. Apabila biji-biji itu ditempatkan dalam botol, maka kita dapat memperkirakan seberapa besarnya:
sesawi4.gif
sesawi2.gif
sesawi3.gif
Biji sesawi biasa dipakai sebagai bahan penyedap makanan. Di bagian benua Indian, biji sesawi bahkan langsung digoreng pada minyak; biji-biji itu cepat masak dalam minyak dan meletus menebarkan aroma dan rasa sedap pada minyak. Biji sesawi mengandung pelbagai macam vitamin: A, Thiamin (B1), Riboflavin (Vit. B2), Niacin (Vit. B3), B6, Folate (Vit. B9), B12, C, E, K; juga mengandung protein, energi, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, magnesium, phosphorus, potassium, sodium, zinc, dll.

Dalam Matius 13:32, Yesus bersabda, “Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” Memang, meski biji sesawi itu sangat kecil sekali ukurannya, namun, jika biji itu bertunas dan bertumbuh, ia akan menjadi sebuah pohon yang besar. Di bawah ini kita bisa melihat pohon sesawi:

sesawi5.gif

Lagi, dalam Matius 17:20, Yesus bersabda kepada kita, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” Apakah iman kita sebesar biji sesawi ?? (Indocell)

MENGUCAP SYUKUR DIMASA SUKAR

“Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepadaNya, dengan hormat dan takut.” Ibrani 12:28
Hampir semua buku dalam Perjanjian Baru memuat anjuran, nasehat atau perintah untuk mengucap syukur. Sebab mengucap syukur harus menjadi tanda bahkan gaya hidup bagi pengikut Kristus yang mendapat predikat anak-anak Allah. Mengucap syukur di saat keberkatan, kesembuhan, pertolongan, pembelaan dan kemajuan itu mudah kita lakukan. Bila membaca Ibrani 12:26-28 mengucap syukur dalam suasana goncangan yang artinya ujian, tantangan, pencobaan dan penderitaan, bukanlah hal yang mudah. Tetapi inilah yang dikehendaki Tuhan dalam hidup orang-orang percaya.
Setiap goncangan yang berarti ujian, tantangan, pencobaan dan penderitaan atau krisis yang dialami orang-orang percaya bukan tanpa tujuan, tetapi atas seijin Tuhan. Suatu saat orang percaya akan menerima dan bertempat tinggal di dalam kerajaan yang tidak tergoncangkan. Tetapi orang percaya yang seperti apakah yang akan menerima dan mendiami kerajaan tak tergoncangkan? Bukan orang percaya biasa-biasa, bukan pula orang percaya yang lemah dan tidak berdaya, tetapi orang percaya yang berkualitas, yaitu orang percaya yang tidak tergoncangkan atau yang berkualitas.
Untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai dan berkualitas, proses yang dijalani adalah goncangan yang dianalogikan sebagai ujian, tantangan, pencobaan dan penderitaan. Sebab itu bila Saudara sedang melewati hari-hari penuh ujian, tantangan, pencobaan dan penderitaan. Jangan pernah menjadi lemah, kecewa dan putus asa. Allah ingin Saudara menjadi bagian dari kerajaan yang tidak tergoncangkan itu. Kuat dan bertahanlah. Amin! (JSM)
Doa:Tuhan oleh Roh KudusMu aku cakap menanggung segala perkara di dalam Engkau. Amin.

Minggu, 20 Maret 2011

DOA TANPA TEKS

Ada seorang pastor merasa terganggu melihat  seorang    lelaki tua berpakaian    lusuh masuk gereja setiap sore dan baru saja    beberapa menit keluar lagi.    Apa yang dilakukannya dalam waktu sedemikian  singkat    itu? Ia menyuruh    penjaga Gereja untuk menanyakan lelaki tua itu.  Ia    khawatir jangan - jangan    ia mencuri sesuatu.       Menjawab pertanyaan penjaga gereja, orang tua  itu    berkata, Saya pergi    berdoa."Ah, mana mungkin", kata penjaga itu,  "Anda    tidak pernah berada cukup    lama di dalam gereja untuk berdoa." "Baiklah,  anda    tau", kata pria tua    berpakaian lusuh. "Saya tidak dapat mengucapkan  doa    yang panjang. Tetapi    setiap sore saya hanya masuk dan berkata, "  Yesus,    inilah Jimmi". Kemudian    saya berdiam diri satu menit dan keluar lagi.  Itu    hanya sebuah doa    sederhana, tetapi saya kira Ia mendengarkan  saya."   Beberapa waktu kemudian, Jimmi terluka dan masuk    rumah sakit.    Ia membawa kecerahan dan kegembiraaan ke seluruh    bangsal rumah sakit itu.    Orang-orang yang biasanya mengeluh menjadi  riang,    dan terkadang tertawa    girang. "Jimmi", Kata seorang perawat pada  suatu    hari, "Orang-orang berkata    bahwa engkaulah yang menyebabkan perubahan  suasana    dalam bangsal ini. Mereka    berkata bahwa engkau selalu bahagia. " "Engkau    benar, suster. Saya tidak    dapat berbuat lain kecuali berbahagia. Engkau  lihat,    pengunjungku setiap    hari membuat saya bahagia." "Pengunjungmu?"  tanya    perawat itu. Ia tidak    pernah melihat seorangpun datang  mengunjunginya."    Kapan mereka datang?"    "Setiap hari", katanya, dan sinar matanya  semakin    cerah. "Ya, setiap hari    pada pukul 12.00 Ia datang dan berdiri di sudut  kaki    tempat tidurku. Aku    memandang Dia dan Ia tersenyum sambil berkata    kepadaku, "Jimmi, ini Aku,    Yesus!"       (dikutip dari buku ' Cerita Bermakna' by Frank  M.)             "The LORD bless you and keep you; the LORD make  his    face shine upon you and    be gracious to you; the LORD turn his face  toward    you and give you peace."       kasih adalah bahasa yang dapat didengar oleh  orang    tuli dan dapat dilihat    oleh orang buta    "Sebab kasihNya hebat atas kita, dan kesetiaan  Tuhan    untuk selama-lamanya.
Haleluya!" Mazmur 117:2

Berdoa

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi, kena stroke, dan koma.  Pada malam dirawat di ruang ICU, seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.
Malaikat memulai pembicaraan, “Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa untuk kesembuhanmu, maka kau akan hidup.  Namun sebaliknya, jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, artinya kau akan meninggal dunia.”
Tepat pukul 23:00, malaikat kembali mengunjunginya.  Dengan antusias, si pengusaha bertanya, ”Apakah besok pagi aku sudah pulih?  Pasti banyak yang berdoa untukku.  Jumlah karyawanku lebih dari 2000 orang, kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit.”  Dengan lembut si malaikat berkata, “Anakku, aku sudah berkeliling mencari hati yang berdoa buatmu, tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa bagimu, yaitu istri dan kedua anakmu yang selama ini kau sia-siakan.  Dengan setengah bergumam dia bertanya, “Apakah di antara karyawanku, kerabat, teman bisnis, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?”
Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si malaikat berkata, “Anakku, Tuhan melihat air mata dan penyesalanmu.  Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00.”  Dengan terheran-heran tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah ke-47 orang itu.  Malaikat menjelaskan, “Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan membaca di koran tentang seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU.  Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu; orang yang pernah menolong mereka, maka anak-anak panti asuhan sepakat berdoa untuk kesembuhanmu.”
Di saat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.
(email)

Sabtu, 19 Maret 2011

AMAZING GRACE

John Newton lahir di Inggris tahun 1725.  Ibunya meninggal ketika John berusia tujuh tahun.  Ayahnya, seorang nakhoda kapal laut.  Berhubung tidak ada yang mengasuh John, maka John ikut berlayar dengan ayahnya.  Bocah kecil yang berperangai lembut ini langsung mengalami kejutan berada di dunia pelaut yang kasar dan suka mabuk-mabukan.  Keadaan menjadi lebih parah ketika beberapa tahun kemudian John bekerja di kapal lain.  Di situ ia sering diliciki dan dipukuli oleh rekan-rekan yang jauh lebih besar dan dewasa.  Pernah ia melarikan diri, tetapi tertangkap dan dipaksa bekerja di kapal lain.  Ia bekerja di kapal yang membeli budak belian di Afrika.
Pada suatu hari, John terkena wabah penyakit dan terkapar hampir mati di Afrika.  Kali lainnya ia nyaris tewas tenggelam ketika kapalnya ditimpa badai sepanjang hari dan malam.  Setelah menderita sakit keras pada usia 29 tahun, ia melepaskan pekerjaannya sebagai nakhoda dan bekerja di kantor pabean pelabuhan.  Sejak itu John mulai membaca banyak buku untuk mengejar ketertinggalan pendidikan masa mudanya.  Salah satu buku yang dipelajarinya adalah Alkitab. Ia merasa terpesona membaca tentang anugerah Allah kepada manusia yang tampak dalam diri dan pekerjaan Yesus.
Setelah sembilan tahun mempersiapkan diri, John Newton menjadi pendeta gereja Anglikan.  Bidang yang banyak ditekuninya adalah pelayanan kepada orang sakit jiwa, pemberantasan perbudakan, diakonia dan musik gereja.  Tidak kurang dari 300 lagu dikarang oleh John. Salah satu diantaranya adalah Amazing Grace yang merupakan ungkapan rasa takjub dan terpesonanya dia akan anugerah Allah.
Allah memberi hidup bukan karena manusia berhak menerimanya, melainkan semata-mata karena anugerah.  Menerima suatu pemberian yang indah, padahal sebenarnya kita tidak berhak menerimanya, adalah anugerah.  John Newton merasakan dan mengakui, bahwa setiap hari sepanjang hidupnya ia menerima banyak anugerah Allah.
Pada usia 80 tahun, John menjadi pikun.  Namun ia berkata, “Tetapi ada dua hal yang saya tidak bisa lupa, bahwa saya orang berdosa, dan bahwa Yesus adalah Juruselamat saya.”   (ai)

Arti Kesetiaan


Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan
menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia
membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan
menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si
sopir. Kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan
tongkatnya pada tungkainya.
Setahun sudah lewat sejak Susan, tiga puluh empat, menjadi buta. Gara-gara
salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar ke dunia yang
gelap gulita, penuh amarah, frustasi, dan rasa kasihan pada diri sendiri.
Sebagai wanita yang sangat independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib
mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya, dan
menjadi beban bagi semua orang di sekelilingnya. "Bagaimana mungkin ini
bisa terjadi padaku ?" dia bertanya-tanya, hatinya mengeras karena marah.
Tetapi, betapa pun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia
mengerti kenyataan yang menyakitkan itu-penglihatannya takkan pernah pulih
lagi.
Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu
seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya
frustasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang
perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus.
Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan
tenggelam dalam keputus asaan. Mark bertekat untuk membantunya menemukan
kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi
mandiri lagi. Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk
menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran
yang paling sulit yang pernah dihadapinya. Akhirnya, Susan merasa siap
bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa sampai ke kantornya? Dulu
Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke kota
sendirian.
Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja
mereka terletak di pinggir kota yang berseberangan. Mula-mula, kesepakatan
itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang
buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana
sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru-membuat
mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi,
Mark menyimpulkan dalam hati. Tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan
rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak. Susan masih
sangat rapuh, masih sangat mudah marah.
Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar
gagasan untuk naik bus lagi.
"Aku buta !" tukasnya dengan pahit.
"Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan
meninggalkanku" Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang
harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus
bersama Susan,selama masih diperlukan,sampai Susan hafal dan bisa pergi
sendiri.
Dan itulah yang terjadi. Selama dua minggu penuh Mark, menggunakan seragam
militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari.
Dia mengajari Susan bagaimana menggantungkan diri pada indranya yang lain,
terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana
beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Dia menolong Susan berkenalan dan
berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan satu kursi kosong untuknya.
Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu
menyenangkan ketika Susan tersandung waktu turun dari bus, atau menjatuhkan
tasnya yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat
bersama-sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya.
Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama,
Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa
dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya
sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya; wanita yang tidak pernah takut
menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.
Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu
seorang diri. Tibalah hari Senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang
pernah menjadi kawannya satu bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya
berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta
Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi
ke arah yang berlawanan.
Senin, Selasa, Rabu, Kamis...Setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum
pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil ! Dia mampu berangkat kerja
tanpa dikawal. Pada hari Jum'at pagi,seperti biasa Susan naik bus ke tempat
kerja. Ketika dia membayar ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata
: "Wah,aku iri padamu". Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya
atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang
sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untuk menjalani hidup?
Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir itu, "Kenapa kau bilang kau iri
kepadaku?"
Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti
itu" Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya,
"Apa maksudmu ?"
"Kau tahu, minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam
militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia
memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus
sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi
hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung",kata sopir itu.
Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik
tidakdapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia
beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh
lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan
matanya untuk menyakinkan diri-hadiah cinta yang bisa menjadi penerang
dimanapun ada kegelapan.dk

Jumat, 18 Maret 2011

HIDUP UNTUK MELAYANI TUHAN

Ayat Pokok: Yohanes 11:24-27
Oleh: Pdt. Sirait, Bantul, Yogyakarta


Puji Tuhan!  Menjadi hamba Tuhan adalah salah satu bentuk pelayanan.  Mendengar lagu-lagu lama yang dinyanyikan, terutama lagu-lagu yang mendorong kita untuk melayani Tuhan, mengingatkan saya pada pengalaman pribadi. 
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota Yogya, niat saya adalah kuliah.  Saya mengambil formulir di salah satu Fakultas, namun karena hujan deras, formulir basah dan robek.  Tuhan berkehendak lain.  Ia ingin menjadikan saya seorang pelayan Tuhan.  Maka jadilah saya pengerja di salah satu gereja GPdI di Yogya sampai saya dipertemukan dengan jodoh saya.  Luarbiasa indah rencana Tuhan bagi setiap anak-anakNya. 
Harta, pangkat, kedudukan, popularitas sifatnya hanya sementara.  Tetapi menjadi pelayan Tuhan sungguh indah dan amat berharga di mata Tuhan!  Upah besar menanti saudara dan saya di ujung perjalanan.  Haleluya!

Menekuni Hidup Untuk Melayani Tuhan
Tak seorang pun di dunia ini yang mengharapkan dan merencanakan sesuatu yang buruk dalam hidupnya.  Semua orang ingin hidup berhasil, meraih cita-cita, mendapatkan pekerjaan dan kedudukan yang baik, menemukan pasangan hidup, sukses membina hidup rumah tangga dan membesarkan anak-anak.
Namun sesungguhnya, hidup tidak selamanya manis bagai madu.  Matahari tak selamanya bersinar terang.  Setiap manusia tak luput dari permasalahan dan pergumulan.  Sekarang, tinggal bagaimana saudara dan saya sebagai orang percaya, melakoni dan meresponinya.
Kita mengenal kisah dua bersaudara Maria dan Marta, yang sama-sama mengasihi Yesus.  Kita banyak mendengar puja-puji atas sikap Maria yang dengar-dengaran, suka duduk diam di kaki Tuhan, mendengarkan perkataanNya.  Yesus sendiri memuji sikap Maria.  KataNya, "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya" - Lukas 10:41-42.
Maria memang telah memilih bagian yang terbaik, yaitu makanan rohani = Firman Tuhan.  Namun, sebagai manusia, kita juga perlu makanan jasmani.  Marta sibuk di belakang layar.  Ia suka bekerja; ia suka melayani untuk memenuhi kebutuhan jasmani orang-orang yang dikasihinya.  Dengan sukacita ia bekerja, mempersiapkan makanan bagi Tuhan Yesus dan murid-muridNya. 

Sisi Positif Marta
Meski di bidang yang berbeda, Maria dan Marta sama-sama suka melayani Tuhan.  Kali ini saya ingin mengajak saudara memandang Marta dari perspektif yang berbeda; melihat sisi positif dari Marta.
Dalam dukacita ketika Lazarus, saudara laki-lakinya meninggal, dan saat Yesus datang dan meyakinkannya tentang kebangkitan bagi mereka yang percaya kepadaNya, Marta menjawab, “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia” – Yohanes 11:27.
Di tengah kesibukannya, Marta yang ingin diperhatikah secara langsung oleh Tuhan Yesus dan ingin dibantu oleh saudaranya, percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat. 
Keselamatan bukan berarti rajin berbuat baik, tidak menyakiti hati orang, dan lain sebagainya.  Lalu orang selamat dan masuk surga.  Tidak sedikit orang yang mengamalkan ajaran ini.  Samasekali bukan demikian!  Keselamatan hanya ada di dalam Kristus Yesus!  Tidak ada yang lain!  Tidak ada pula amal, perbuatan baik yang dapat menyelamatkan manusia.  Berbagai perbuatan baik yang dilakukan orang Kristen di seluruh dunia adalah produk/hasil dari iman kepada Yesus Kristus!  
Meski selalu sibuk, Marta mengakui bahwa Yesus adalah Mesias dan Tuhan!  Rajin beribadah ke gereja bukan jaminan seorang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan!  Tetapi Marta telah menyatakan pengakuan imanNya!
Selanjutnya, kita juga melihat pengakuan iman Marta perihal kebangkitan.  “Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman" – Yohanes 11:24.  Meski selalu sibuk bekerja di dapur, Marta percaya akan adanya kebangkitan di akhir zaman!  Puji Tuhan! 
Apa itu akhir zaman?
Alkitab mencatat, di akhir zaman, dunia akan mengalami krisis iman, deru perang, kabar tentang perang, bangsa bangkit melawan bangsa, bala kelaparan dan gempa bumi dahsyat di berbagai tempat.  “Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru” – Matius 24:5-8.  Selain itu, murtad akan terjadi di antara anak-anak Tuhan, serta kedatangan Antikristus dan aniaya besar!
Jauh-jauh hari, Tuhan Yesus sudah memberi peringatan tentang berbagai hal yang akan terjadi menjelang Hari KedatanganNya Kembali.  Semua itu disampaikanNya agar kita berjaga-jaga dan tidak gelisah. 
Krisis demi krisis akan datang, tetapi percayalah, minyak dan anggur tidak akan dirusakkan!  Saudara dan saya akan aman dalam lindunganNya.  Puji Tuhan!  Di tengah kesibukan, di tengah kedukaan, Marta tetap yakin bahwa Yesus adalah segala-galanya, dan satu-satunya pengharapan. 
Saudara, melangkah di tahun 2011 ini, jangan menjadi lemah dan tawar hati!  Satukan hati dan hadapi semua dengan tekad kuat dan keyakinan teguh, bahwa Firman Tuhan adalah Ya dan Amin.  Tuhan Yesus tidak pernah berubah: dulu, sekarang dan selamanya.  Layani Dia dengan segenap hati dan penuh sukacita.  Dia akan senantiasa beserta dan siap menolong saudara dan saya tepat pada waktunya!
Tuhan Yesus memberkati pelayanan saudara!

Kado Ini Tidak Dijual di Toko

Aneka kado ini tidak dijual di toko.  Anda bisa menghadiahkannya setiap saat dan tak perlu membeli.  Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi. KEHADIRAN orang yang dikasihi adalah kado yang tak ternilai.  Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks.  Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif.
MENDENGAR.  Hanya sedikit orang dapat memberikan kado ini.  Kebanyakan orang lebih suka didengarkan.  Padahal keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan.
DIAM.  Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan.  Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang.  Tapi di atas segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya ‘ruang’.  Terlebih jika sehari-hari kita gemar menasehati, mengatur, mengritik, bahkan mengomel.
KEBEBASAN.  Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan.  Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya?  Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta.
KEINDAHAN.  Siapa yang tak bahagia jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik?  Tampil indah rupawan juga merupakan kado.  Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah.  Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah.
TANGGAPAN POSITIF.  Tanpa sadar kita sering memberi penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi.  Seolah tidak ada yang benar dari dirinya.  Mengucapkan terima kasih, pujian dan permintaan maaf adalah kado indah yang sering terlupakan.
KESEDIAAN MENGALAH.  Tak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran.  Kesediaan mengalah dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.
SENYUMAN yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat, bahkan obat penenang jiwa yang resah.  Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?                               
(email-WJ)

Kamis, 17 Maret 2011

Saat Kehidupan Memukul Anda

Kenyataan bahwa Allah telah memberikan kepada kita banyak janji yang luar biasa dalam Alkitab bukan merupakan sebuah jaminan bahwa kehidupan kita tidak akan ditimpa penyakit atau keadaan-keadaan yang sukar. Faktanya adalah Alkitab mencatat orang-orang kudus juga menderita. Di antaranya adalah Ayub (Ayub 1-2), Rasul Paulus (2 Korintus 12:9), Timotius (1 Timotius 5:23), Epafroditus (Filipi 2:25-27) dan Trofimus (2 Timotius 4:20).

Orang-orang Kristen yang percaya kepada Allah masih akan jatuh sakit, melalui pencobaan dan godaan, dan bahkan mungkin menemukan tragedi. Sementara itu kita membaca Kitab Ayub, "Manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya,seperti bunga api berjolak tinggi" (Ayub 5:7), dan "Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan" (Ayub 14:1).

Tetapi kabar baiknya adalah kita tidak pernah sendirian dalam keadaan-keadaan yang penuh masalah. Allah melalui janji-janji-Nya selalu ada untuk menolong kita melewatinya (Mazmur 46:2; 50:15). Dan terbukti janji-janji Allah yang menyanggupkan kita bertahan dengan sabar melalui keadaan-keadaan sukar kita sampai Allah menyatakan kemenangan bagi kita (2 Petrus 1:4; Roma 8:37).

Jadi temukan janji Allah dari Alkitabmu dan berdoalah atasnya. Tuhan Yesus pasti memberikan kemenangan kepada Anda semua.

Rabu, 16 Maret 2011

KASIH YANG SEBENARNYA

Sejak kuliah, radio merupakan salah satu teman yang selalu menemani saya ketika sedang mengerjakan tugas, belajar, maupun santai. Tidak pernah bosan rasanya mendengarkan acara-acara yang disajikan oleh berbagai macam stasiun radio. Suatu malam, di sebuah stasiun radio, sedang berlangsung acara dimana orang-orang berbagi pengalaman hidup mereka. Perhatian saya yang semula tercurah pada tugas statistik beralih ketika seorang wanita bercerita tentang ayahnya. Wanita ini adalah anak tunggal dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal di pinggiran kota Jakarta. Sejak kecil ia sering dimarahi oleh ayahnya. Di mata sang ayah, tak satupun yang dikerjakan olehnya benar. Setiap hari ia berusaha keras untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan ayahnya, namun tetap saja hanya ketidakpuasan sang ayah yang ia dapatkan. Pada waktu ia berumur 17 tahun, tak sepatah ucapan selamat pun yang keluar dari mulut ayahnya. Hal ini membuat wanita itu semakin membenci ayahnya. Sosok ayah yang melekat dalam dirinya adalah sosok yang pemarah dan tidak memperhatikan dirinya. Akhirnya ia memberontak dan tak pernah satu hari pun ia lewati tanpa bertengkar dengan ayahnya. Beberapa hari setelah ulang tahun yang ke-17, ayah wanita itu meninggal dunia akibat penyakit kanker yang tak pernah ia ceritakan kepada siapapun kecuali pada istrinya. Walaupun merasa sedih dan kehilangan, namun di dalam diri wanita itu masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya. Suatu hari ketika membantu ibunya membereskan barang-barang peninggalan almarhum, ia menemukan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi dan di atasnya tertulis "Untuk Anakku Tersayang". Dengan hati-hati diambilnya bingkisan tersebut dan mulai membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah jam tangan dan sebuah buku yang telah lama ia idam-idamkan. Di samping kedua benda itu, terdapat sebuah kartu ucapan berwarna merah muda, warna kesukaannya. Perlahan ia membuka kartu tersebut dan mulai membaca tulisan yang ada di dalamnya, yang ia kenali betul sebagai tulisan tangan ayahnya. Ya Tuhan, Terima kasih karena Engkau mempercayai diriku yang rendah ini Untuk memperoleh karunia terbesar dalam hidupku Kumohon Ya Tuhan, Jadikan buah kasih hambaMu ini Orang yang berarti bagi sesamanya dan bagiMu Jangan kau berikan jalan yang lurus dan luas membentang Berikan pula jalan yang penuh liku dan duri Agar ia dapat meresapi kehidupan dengan seutuhnya Sekali lagi kumohon Ya Tuhan, Sertailah anakku dalam setiap langkah yang ia tempuh Jadikan ia sesuai dengan kehendakMu Selamat ulang tahun anakku Doa ayah selalu menyertaimu Meledaklah tangis sang anak usai membaca tulisan yang terdapat dalam kartu tersebut. Ibunya menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. Dalam pelukan ibunya, ia menceritakan semua tentang bingkisan dan tulisan yang terdapat dalam kartu ulang tahunnya. Ibu wanita itu akhirnya menceritakan ahwa ayah memang sengaja merahasiakan penyakitnya dan mendidik anaknya dengan keras agar sang anak menjadi wanita yang kuat, tegar dan tidak terlalu kehilangan sosok ayahnya ketika ajal menjemput akibat penyakit yang diderita ........ Pada akhir acara, wanita itu mengingatkan para pemirsa agar tidak selalu melihat apa yang kita lihat dengan kedua mata kita. Lihatlah juga segala sesuatu dengan mata hati kita. Apa yang kita lihat dengan kedua mata kita terkadang tidak sepenuhnya seperti apa yang sebenarnya terjadi. "Kasih seorang ayah, seorang ibu, saudara-saudara, orang-orang di sekitar kita,dan terutama kasih Tuhan dilimpahkan pada kita dengan berbagai cara. Sekarang tinggal bagaimana kita menerima, menyerap, mengartikan dan membalas kasih sayang itu", kata wanita tersebut menutup acara pada malam hari itu.