Selasa, 15 Maret 2011

Pasangan Hidup

Keputusan untuk menikah dengan seseorang jangan hanya didasari cinta dan keinginan hidup bersama semata, tetapi juga harus didasari oleh suatu pertimbangan yang matang.  Apakah nantinya dia bisa menjadi orangtua yang baik; dimana tidak ada kekuatiran dalam diri Anda bahwa suatu hari kelak anak-anak yang lahir dari hasil pernikahan Anda berkarakter seperti dia?  Apakah dia adalah orang yang bisa membangun keluarga dalam iman kepada Kristus?




Dalam memilih pasangan hidup, ada lima pertanyaan yang harus Anda ajukan kepada diri sendiri sebelum mengambil keputusan menikah:
  1. Apakah dia adalah orang yang bisa diajak berbagi? Hal ini penting karena mungkin anda akan hidup bersama dia selama 20 atau 30 tahun atau bahkan lebih. Apa yang akan anda lakukan dalam kurun waktu itu? Apakah cukup sekedar jalan-jalan atau makan bersama? Tentu tidak bukan? Anda perlu berbagi sesuatu yang lebih berarti. Karena itu, Anda berdua perlu mengetahui apa yang diinginkan dalam kehidupan perkawinan tersebut.
  2. Apakah dia adalah orang dimana Anda bisa  mengemukakan perasaan dan pikiran secara terbuka? 
  3. Apakah dia adalah orang yang sopan dan halus  budi bahasanya?
  4. Bagaimana sikap dia dalam memperlakukan orang lain?   
    Pertimbangkan ini: 
    • Bagaimana sikap dia terhadap orang-orang kecil, seperti pelayan, supir taxi, dan lain-lain?   
    • Bagaimana sikap dia terhadap orangtua dan
      saudara-saudaranya? Apakah dia adalah orang yang  tahu berterima kasih dan menghargai? Kalau tidak, jangan berharap dia bisa menghargaimu.
    • Apakah dia adalah orang yang suka berkata-kata kasar dan menjelek-jelekkan orang lain? Orang seperti ini tidak akan bisa mengasihi orang lain.
  5. Apakah ada sesuatu yang anda harapkan bisa mengubah  dia setelah menikah? Banyak orang membuat keputusan  yang salah karena berharap dia akan berubah setelah  menikah. Kalau Anda tidak bisa menerima dia sebagaimana  adanya dia sekarang, berarti Anda tidak siap  menikah dengan dia.
Keputusan untuk menikah dengan seseorang jangan hanya didasari cinta dan keinginan hidup bersama semata, tetapi juga harus didasari oleh suatu pertimbangan yang matang.  Apakah nantinya dia bisa menjadi orangtua yang baik; dimana tidak ada kekuatiran dalam diri Anda bahwa suatu hari kelak anak-anak yang lahir dari hasil pernikahan Anda berkarakter seperti dia?  Apakah dia adalah orang yang bisa membangun keluarga dalam iman kepada Kristus?
Pikirkanlah!
e-mail

Tidak ada komentar:

Posting Komentar