Kamis, 31 Desember 2020

Resolusi Diri

Mazmur 90:12

"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 92; Mazmur 114

Memasuki tahun yang baru ini, ada satu pertanyaan yang hampir akan ditanyakan oleh orang-orang kepada kita, "resolusi apa yang sudah dibuat untuk dilakukan di tahun depan?" Bagi orang-orang yang memiliki prinsip hidup let it flow akan kesulitan menjawabnya karena mereka tidak merancangkan dengan detail apa yang akan mereka kerjakan bagi hidup mereka ke depannya. Namun, bagi yang terencana sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan itu karena mereka sudah mengetahui apa yang menjadi target yang harus diraih ke depannya.

Allah dalam Kemahakuasaan-Nya mengetahui setiap detail kehidupan kita karena Dia telah merancangkan hal itu sebelum manusia dijadikan. Dia sudah menggoreskan tinta perjalanan hidup kita dengan sungguh indah. Walaupun begitu, Allah tidak menginginkan kita hanya diam dan tidak berbuat apa-apa alias pasrah. Allah ingin Anda membuat perencanaan-perencanaan bagi hidup Anda.

Mungkin di tahun yang akan terlewati ini banyak target yang belum tercapai, namun janganlah menjadi putus asa dan ragu. Tetaplah melakukan resolusi. Mintalah bimbingan Allah untuk memberi pengertian akan hal-hal yang perlu Anda perbaiki ke depannya dan juga target-target kehidupan apa yang akan di raih dalam satu tahun mendatang. Percayalah, Dia tidak akan diam ketika Anda menanyakan hal itu. Dia justru akan memberitahukan jalan-jalanNya kepada Anda.

Mari gunakan kesempatan ini untuk mengetahui isi hati Allah bagi masing-masing kita di tahun mendatang. Biarlah doa Daud menjadi doa kita juga di hari ini, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Merenung sejenak akan apa yang telah kita lewati dan memikirkan hal apa yang akan dilakukan di tahun mendatang adalah langkah bijak membuka lembaran hidup yang baru.

Gbu all...

Rabu, 30 Desember 2020

Ketika Semua Orang Menahan Anda

Empat puluh hari setelah Yesus di cobai di padang gurun oleh iblis, Dia memulai pelayanannya. Di kota bernama Kapernaum ini Yesus melakukan berbagai mukjizat dan juga mengajar dengan penuh kuasa. Orang-orang Kapernaum begitu terpukau oleh-nya, sehingga ingin menahannya agar berada lebih lama di kota itu. Tapi apakah jawab Yesus?


Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." (Lukas 4:43).
Yesus melawan arus, Dia menolak apa yang diinginkan oleh orang banyak karena Dia tahu pasti apa yang menjadi tujuan hidupnya. Dia sedang mengemban tugas yang sangat penting, sehingga Dia tidak bisa membiarkan sesuatupun menghalangi untuk menggenapi rencana Bapa-Nya.

Bukankah Anda bersyukur Dia membuat pilihan itu? Apa jadinya jika Dia tetap berada di Kapernaum? Mungkin Dia tidak pernah menemui murid-muridnya, atau mungkin tidak pernah ada karya salib. Namun tidak, Yesus tahu prioritasnya. Dia mengasihi orang-orang Kapernaum, namun Dia tahu tujuan yang lebih besar telah menantinya. Mungkin Dia berkata, "Menurutku tujuanku adalah menyelamatkan seluruh dunia, dan salib adalah tujuan hidupku. Tetapi seluruh kota ini memintaku untuk tinggal di Kapernaum. Apakah mungkin semua orang ini salah?"

Ya... orang-orang itu salah. Yesus menolak sesuatu yang baik agar Dia bisa melakukan hal yang benar. Dia menggenapi panggilan-Nya, Kayu Salib.

Dua hari menjelang tahun baru ini, apakah Anda mengalami hal yang sama seperti yang Yesus alami. Adakah hal-hal baik yang menahan Anda untuk melangkah maju? Jika "Ya" adalah jawaban Anda. Lakukan seperti yang Yesus lakukan. Tolaklah, dan lakukanlah yang benar. Genapi panggilan Anda! Genapi rancangan yang telah Tuhan tetapkan bagi Anda.

Hal yang baik, tidaklah selalu merupakan hal yang benar untuk dilakukan. Salib sepertinya adalah sesuatu yang buruk bagi semua orang saat itu, namun Yesus tahu pasti panggilan-Nya. Dia terus maju. Bagaimana dengan Anda? Siapkah Anda menuju salib Anda sendiri. Sebuah panggilan sorgawi yang hanya Anda bisa menggenapinya bahkan saat semua orang berusaha menahan Anda untuk melakukan sesuatu yang baik bersama mereka. Maukah Anda meninggalkan mereka? Ingatlah, jawaban Anda hari ini akan berdampak atas masa depan yang akan Anda jalani di tahun 2021 nanti.

GBU ALL...

Selasa, 29 Desember 2020

Yesus Yang Terutama

Matius 6:33

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 91; Filipi 4; Mazmur 111, 113

Ini adalah sebuah kisah yang nyata dimana ada seorang seorang pria bernama Kurt Warner. Nama ini mungkin terasa asing bagi Anda, namun coba tanyakan kepada masyarakat Amerika Serikat. Tidak ada satu pun yang tidak mengetahui siapakah dirinya.

Kurt merupakan olahragawan AS. Ia adalah pemain Football yang aktif sampai saat ini. Berbagai penghargaan telah ia raih dari cabang olahraga favorit masyarakat negara berjulukan "Pam Sam" tersebut. Di tahun 2008 ketika ia membawa timnya, Arizona Cardinals sebagai juara liga Football AS (NFL), di tahun yang sama itu pula Kurt menerima penghargaan Walter Payton NFL Man of the Year Award.

Dalam sebuah wawancaranya dengan sebuah media Kristiani Amerika Serikat, pria berbadan tegap ini membuka rahasia mengenai kesuksesan yang ia raih. Ia katakan bahwa apa yang ia dapatkan selama ini adalah karena ia menempatkan Tuhan sebagai tempat paling pertama di dalam hidupnya. Setiap hari, ia bersama dengan istri dan anak-anaknya mengambil saat teduh dan mempraktikkan apa yang telah mereka baca pada hari itu. Hal itu terus dilakukan oleh Kurt dan keluarga sampai hari ini.

Kita pun bisa mengalami apa yang diterima Kurt dan keluarga. Namun, kuncinya adalah kita harus menjadikan Tuhan sebagai yang paling utama dalam kehidupan kita. Kesuksesan dan kebahagiaan adalah bonus ketika kita setia dan jujur membangun hubungan dengan-Nya.

Ketika Kristus ditempatkan ke posisi semestinya dalam hidup kita maka segala anugerah dan berkat yang Dia curahkan menjadi milik kita.

Gbu all....

Senin, 28 Desember 2020

Kehidupan yang Tentram

Matius 25:23

"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 30; Filipi 2; Ayub 40-41

Siapa di dunia ini yang tidak menginginkan kehidupan yang aman dan tentram? Bila itu ditanyakan kepada masing-masing pribadi, setiap orang berkata pasti menginginkan keadaan itu. Namun, apakah hal tersebut dapat ditemukan di dalam dunia yang sudah semakin jahat? Jawabannya tentu bisa, tetapi bila Anda tinggal di dalam Allah.

Dia memberikan ketenangan bagi Anda melalui setiap perkataan-perkataan yang disampaikan-Nya bagi Anda. Suara-Nya yang lembut namun memiliki kuasa memberikan rasa tentram di kala kita sedang dalam kesusahan, frustasi, dan kebimbangan. Bahkan dalam keadaan yang "biasa-biasa" saja dalam ukuran kita, penyertaan-Nya tetaplah nyata dan sempurna.

Bersama dengan Allah, tidak perlu ada lagi kekuatiran-kekuatiran. Kasih dan sukacita yang dicurahkan kepada setiap kita membuat hidup yang kita jalani pun terasa ringan. Ketentraman bukanlah menjadi sebuah angan-angan ketika Yesus tinggal di dalam hati kita. Apakah Anda hari-hari ini sudah melekat dengan-Nya?

Jika Anda hidup dalam penyertaan Allah maka ketentraman akan Anda nikmati hari demi hari.

Gbu all....

Minggu, 27 Desember 2020

Selaras Dengan Allah

Mazmur 32:7

"Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 1; Matius 1; Kejadian 1-2

Di suatu negara di Barat hiduplah seorang gembala yang memiliki sebuah biola. Karena ia bukanlah seorang pemusik maka setiap kali memainkannya, nada-nada itu terasa sumbang terdengar. Ia tidak tahu bagaimana cara menyelaraskan nadanya sampai pada akhirnya ia pun menuliskan sebuah surat ke salah satu stasiun radio. Di dalam isi suratnya, ia meminta orang radio untuk tersebut untuk memperdengarkan kunci nada "A" pada hari dan jam yang telah ditentukan.

Pengelola radio ini merasa begitu tersentuh dengan kata-kata yang ditulis oleh sang gembala dan memutuskan untuk mewujudkan harapan orang tersebut. Pada hari yang ditetapkan, diperdengarkanlah kunci nada dasar "A" lewat siaran radio. Dan benar setelah diputar, gembala itu bisa menyelaraskan dawai biolanya. Rumah yang ia diami bersama keluarga pun akhirnya dapat dipenuhi dengan musik yang riang gembira.

Ketika kita hidup terpisah dari Allah, kehidupan kita menjadi sumbang; tidak selaras dengan sesama dan juga Allah. Namun, jika kita hidup dengan-Nya maka kita pun akan mendapati diri kita dilingkupi oleh musik-Nya yang indah.

Di awal tahun yang baru ini, minta Allah menyelaraskan kehidupan Anda setiap hari dengan firman-Nya, sehingga Anda dapat membawa keharmonisan dan sukacita bagi mereka yang ada di sekitar Anda.

Ketika langkah kita sudah seirama dengan kehendak Allah maka lingkungan sekitar kita pun akan mengikuti irama tersebut.

Gbu all....

Sabtu, 26 Desember 2020

MENGAPA ADA PENDERITAAN ?

“Murid-muridNya bertanya kepadaNya: ‘Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?’ ” Yohanes 9:2
Puji syukur kepada Tuhan, kita beroleh kekuatan menjalani hari demi hari sepanjang bulan November ini. Sungguh kita akui tanpa Tuhan kita tidak akan mampu menjalaninya. Namun seringkali timbul pertanyaan dalam benak kita: “Mengapa Tuhan mengijinkan persoalan terjadi dalam hidup kita? Mengapa Tuhan sepertinya membiarkan anak-anakNya mengalami penderitaan, padahal kita sedang berusaha menjalani hidup sesuai kehendakNya?”

Ayub mengalami hal serupa, dia bertanya kepada Tuhan setelah penderitaan yang begitu hebat mendera: anak-anak dan para pelayannya mati, ternak-ternaknya habis, kemudian isteri dan teman-temannya pun meninggalkan dia justru saat ia sangat membutuhkan mereka. Keluh Ayub, “Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?” (Ayub 3:11), padahal Ayub adalah seorang yang “...saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:1).

Persoalan dan penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang tidak dapat dielakkan, “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.” (Roma 8:22). Tetapi bukan tanpa tujuan jika Tuhan mengijinkan itu terjadi. Tuhan tidak bertujuan membuat kita semakin terpuruk, putus asa atau untuk menghukum kita; Dia memiliki tujuan yang jauh lebih tinggi dari pada itu, seperti dikatakan Yesus, “ ...karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan.. .” (Yohanes 9:3) di dalam kehidupan kita. Jadi selalu ada rencanaNya yang indah di balik penderitaan yang kita alami! Bila perjalanan hidup kita mulus tanpa ada 'kerikil-kerikil tajam', kita akan memilih hidup tidak bergantung kepada Tuhan. Kita akan merasa mampu dengan kepintaran dan kekuatan sendiri. Itulah sebabnya Tuhan terlebih dahulu membawa bangsa Israel melewati ' padang gurun' sebelum mereka mencapai Tanah Perjanjian. Tuhan ingin menjadi 'oasis' bagi mereka saat berada di padang gurun. Jadi jangan mengeluh dan menyalahkan Tuhan saat berada dalam masalah.

Inilah kesempatan bagi kita melihat perbuatan-perbuatan ajaibNya dinyatakan atas kita 

GBU ALL....

Jumat, 25 Desember 2020

Kekuatan Cinta Kasih

'Mengapa ada beberapa orang yang mampu melewati badai cobaan paling dahsyat dalam hidupnya dan tetap berdiri tegar. Sementara beberapa lainnya selalu mengeluh, complain terus tentang setiap gangguan kecil dalam hidupnya dan akhirnya semakin terpuruk?'

Ramesh menjelaskan-nya dalam kisah yang sangat indah ini.

'Suatu saat, hidup seorang yang sangat dipenuhi oleh roh kasih dalam hidupnya. Ketika ia meninggal, semua orang mengira bahwa manusia sepertinya pasti langsung masuk ke Surga.

Tetapi karena sesuatu dan lain hal, malaikat di Surga berbuat kesalahan. Ia kelewatan nama orang itu dan berpikir karena orang tersebut tidak terdaftar di Surga, tempatnya adalah di 'tempat satunya lagi' dan ia langsung mengirimnya ke Neraka!

Dan di Neraka, tidak ada yang men-cek reservasi anda. Semua yang dibuang di sana adalah penghuni abadi. Jadi begitulah, orang tersebut tinggal tanpa membantah karena ia berpikir mungkin dia belum layak untuk tinggal di surga.

Hanya seminggu kemudian, Raja Iblis pergi ke Surga. Marah-marah menuduh bahwa Kerajaan Surga telah melakukan terorisme di Neraka.

'Ada apa?', tanya malaikat Surga.

Sang Raja Iblis berteriak dengan murka.

"Apa maksud kalian mengirim orang ini ke Neraka. Dia benar-benar merusak tempatku. Sejak awal, dia tidak pernah membalas siapa pun yang menyakitinya. Malahan ia selalu mendengarkan, mengasihi dan menghibur yang lain. Sekarang semua penghuni di sekeliling orang ini mulai saling memeluk dan mengasihi satu dengan lainnya. Ini bukan Neraka yang ku-kehendaki. Ini orangnya aku kembalikan, aku tidak perduli. Pokoknya aku tidak bisa menerimanya di kerajaan-ku!"

Dan Ramesh menutup ceritanya dengan berkata,

"Maka hiduplah dengan penuh cinta dan kasih dalam hatimu. Sehingga apa pun yang terjadi denganmu, sampai sekalipun malaikat melakukan kesalahan dan mengirim-mu ke Neraka, Sang Iblis sendiri yang akan mengantarmu kembali ke Surga."

GBU ALL.....

Kamis, 24 Desember 2020

TENTUKAN PILIHAN DALAM HIDUP ANDA SECARA BIJAK

Hidup terbentuk oleh pilihan-pilihan, terbentang dari yang biasa-biasa sampai yang memeras otak. Mau jadi apa saya nanti, mau pakai baju apa saya hari ini? Mau makan apa hari ini dan hari esok? Harus menikah dengan siapa? Apakah karir masa depanku? Pilihan...

Besar dan kecil, pilihan-pilihan kitalah yang menata hari-hari kita, menetapkan siapa diri kita, dan sebagian besar menentukan level kebahagiaan dan kepuasan hidup kita. Ironisnya, pilihan-pilihan sepele (bayangkan berapa jam anda menghabiskan waktu untuk menentukan baju apa yg dibeli, mau pake apa besok) sering memperoleh sebagian besar porsi waktu dan perhatian kita, sedangkan untuk pilihan-pilihan krusial, penting, besar yang menentukan dampak / perubahan besar sering terabaikan bahkan tersisihkan.

Apakah yang Anda inginkan dari kehidupan? Ingin menjadi orang seperti apakah Anda? Mungkin saja sekedar menjalani hidup tanpa mengurusi pertanyaan besar demikian – seperti dilakukan jutaan orang — tapi cara hidup demikian kebanyakan berakhir mengecewakan dan penuh penyesalan daripada kebahagiaan dan pencapaian sejati.

Jika Anda tak jelas kemana harus melangkah, Anda mungkin saja berlabuh dimana saja. Jangan biarkan hal itu terjadi pada diri Anda. Temukan apa yang paling berharga bagi hidup Anda dan kejarlah itu. “Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

Berapa banyak orang pernah menemukan mutiara tersebut sebelumnya, namun tidak menyadari nilai sesungguhnya? Berapa banyak orang pernah mengingini mutiara tersebut, tapi malah menghamburkan sumber dayanya pada hal-hal yang jauh lebih rendah nilainya? Apakah mutiara berharga kehidupanmu? Hal-hal lain apa yang Anda siap korbankan untuk menukarkannya dengan mutiara berharga tersebut?

Keputusan-keputusan itu hanya Anda yang bisa membuatnya dengan pertolongan Allah, karena Anda tidak bisa berjalan sendiri tanpa-NYA. Di hadapan Anda terbentang beberapa pilihan Jalan… Seorang John Oxenham, berucap, "di depan setiap orang terbentang, jalan yang luhur dan rendah, dan tiap orang menentukan jalan yang harus ditempuh jiwanya".

Saudara-saudariku, saya ingatkan lagi bahwa Anda tidak bisa bekerja sendiri dalam menentukan pilihan itu, sertakan Tuhan dalam penentuan pilihan Anda, dan yakinlah bahwa DIA akan membantu Anda dalam menentukan pilihan yang terbaik untuk Anda. Mereka yang berjiwa luhur menempuh jalan yang luhur, dan yang berjiwa kerdil menjelajahi jalan yang rendah. Dan di antara keduanya, pada lereng berkabut, orang selebihnya berkeliaran kesana-kemari tanpa tujuan. 

GBU ALL...

Rabu, 23 Desember 2020

BERSERAH

Seorang anak kecil sedang bermain sendirian dengan mainannya. Sedang asyik-asyiknya bermain tiba-tiba mainannya itu rusak. Dia mencoba untuk mebetulkannya sendiri, tapi rupanya usahanya itu dari tadi sia sia saja. Maka dia mendatangi ayahnya untuk minta ayahnya itu yang membetulkannya.

Tapi sambil memperhatikan ayahnya dia terus memberikan instruksi kepada ayahnya, "Ayah, coba lihat bagian sebelah kiri, mungkin di situ kerusakannya." Ayahnya menurutinya, tapi ternyata belum betul juga mainannya.

Maka dia memberi komentar lagi," Oh, bukan di situ Yah, mungkin yang sebelah kanan, coba lihat lagi deh Yah." Kali ini ayahnya juga menurutinya, tapi lagi-lagi mainannya itu belum betul.

"Kalau begitu coba yang di bagian depan Yah, kali aja masalahnya ada di situ." Kali ini ayahnya marah," Sudah, kalau kamu memang bisa, mengapa tidak kamu kerjakan sendiri saja? Jangan ganggu Ayah lagi. Ayah banyak kerjaan lain."

Tapi setelah dia mencoba beberapa saat untuk membetulkan sendiri dan masih belum berhasil, maka akhirnya dia kembali kepada ayahnya sambil merengek. "Tolonglah Yah, aku suka sekali mainan ini, kalau rusak begini bagaimana? Tolong Ayah betulkan supaya bisa jalan lagi ya"

Karena tidak tega mendengar rengekan anaknya, si ayah akhirnya menyerah," Baiklah Nak. Ayah akan membetulkan mainanmu asal kamu berjanji tidak boleh memberitahu Ayah apa yang harus dilakukan. Kamu duduk saja dan perhatikan Ayah bekerja. Tidak boleh mencela."

Ketika ayahnya sedang memperbaiki mainannya, si anak mulai berkomentar lagi," Jangan yang itu Yah, kayaknya bagian lain yang rusak."

Tapi kali ini ayahnya berkata, " Kalau kamu berkomentar lagi, mainan ini akan ayah lepaskan dan silahkan kamu berusaha sendiri." Akhirnya karena takut ayahnya akan benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, anak itu diam dan duduk manis melihat ayahnya membetulkan mainannya sampai bisa berjalan lagi tanpa mengeluarkan komentar apa pun.

Seperti anak kecil itu, kita pun sering kali berserah kepada Tuhan tapi masih ingin mengatur Tuhan bagaimana sebaiknya jalan hidup kita. Bila kita sungguh-sungguh pasrah kepada kehendak Tuhan, maka niscaya Tuhan yang adalah Maha Tahu dan sangat mencintai kita akan melakukan yang terbaik, lebih dari apa yang bisa kita pikirkan dan doakan, sesuai dengan kehendak-Nya. Biarlah Tuhan menjadi Tuhan, banyak manusia mengalami kegagalan dan ketidak seimbangan dalam hidup, karena sering mengambil alih pekerjaan Tuhan.

GBU ALL....

Selasa, 22 Desember 2020

Hidupmu Berharga

Bagaimana mungkin kursi goyang yang harganya $3,000 bisa laku $453,000. Sebuah mobil bekas yang ditaksir bernilai $18,000 laku dilelang seharga $79,500. Gelas biasa yang ditaksir bernilai $500 ternyata bisa laku seharga $38,000. Sebuah kalung yang bernilai $700 bisa laku $211,500 atau mengalami peningkatan 302.000% dari harga normal! Sudah bayar sedemikian mahal, mereka masih mengucapkan beribu-ribu terima kasih. Gila, bukan? Tetapi semua kegilaan itu bisa dimaklumi karena barang-barang yang dilelang tersebut adalah milik Jacqueline Kennedy Onassis. Yang membuat barang-barang tersebut laku mahal tentu saja bukan karena barang itu sendiri, tetapi karena siapa yang memilikinya.

Bagaimana dengan hidup kita? Sama seperti barang-barang lelangan tersebut, hidup kita sungguh berharga. Yang membuat kita berharga karena Dia yang memiliki kita, kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.

Ada dua kebenaran yang bisa kita petik melalui renungan hari ini. Pertama, jangan pernah sombong sebab yang membuat kita bernilai dan berharga bukan karena diri kita, tapi karena Tuhan. Kedua, ketika kita depresi karena merasa tidak berharga, ingatlah bahwa nilai kita ditentukan oleh Tuhan Yesus. Dia bersedia membayar dengan darah yang mahal hanya untuk menyelamatkan kita. Kita begitu berharga dan bernilai. Jangan pernah memiliki cara pandang yang miskin tentang diri kita sendiri.

Miliki rasa percaya diri, bukan karena diri kita, tetapi karena Tuhan Yesus yang memiliki kita. Hidup kita berharga bukan karena diri kita sendiri tapi karena Dia yang memiliki kita. " Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus ... bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal ... "(1 Petrus 1 : 18 - 19)

GBU ALL.....

Senin, 21 Desember 2020

DIATUR OLEH TUHAN

“pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya” Amsal 31:26b

Untuk mempersatukan dua manusia sebagai suami isteri, Allah telah mengatur bahwa haruslah ada ketaatan dan kasih dalam rumah tangga mereka. Dia tidak meminta suami atau isteri mencari kesalahan masing-masing. Dia tidak menetapkan suami-suami untuk menjadi instruktur isteri-isteri, atau isteri-isteri
untuk menjadi guru suami mereka. Seorang suami tidak perlu mengubah isterinya, demikian juga halnya dengan isteri. Bagaimanapun sifat dan keadaan pasangan hidupmu, hendaklah kau mengharap hidup dengannya selamanya. Mereka masing-masing harus belajar menutup mata akan kekurangan masing-masing. Mereka harus belajar mencintai, bukan mencoba mencari kesalahan masing-masing.

Sebagai orang Kristen kita harus belajar menyangkal diri. Menyangkal diri berarti melengkapi seorang terhadap yang lain. Keluarga butuh disiplin, berarti harus belajar mau menyisihkan pendapatnya sendiri dalam memberikan pertimbangan pasangan hidupnya. Pengajaran yang lemah lembut harus ada di lidah para isteri, baik terhadap anak-anaknya, maupun terhadap suami atau sesamanya.

Demikian pula sebagai mempelai Kristus, harus taat dan hidup setia kepada mempelai laki-laki, yaitu Kristus Yesus, tanpa mempedulikan keadaan dan situasi kita. Kita harus mempersembahkan kehidupan kita seutuhnya kepada Kristus, dan tidak hidup separuh buat ilah-ilah lain. Kata Tuhan, “Berpegangkah pada perintahKu, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu” (Amsal 7:2)

Isteri yang cakap lebih berharga dari pada permata.

GBU ALL....

Minggu, 20 Desember 2020

BUATLAH LEBiH DAHULU BAGiKU !

“…sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung … dan sedikit minyak…” (1 Raja-Raja 17:12a)

Pada saat kekeringan, Elia pergi ke Sarfat. Dia bertemu seorang janda dan berkata padanya. “Cobalah ambil bagiku sedikit air… ambil juga bagiku sepotong roti” (1 Raja-Raja 17:10c, 11). Jawab perempuan itu, “…sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli.” Lanjutnya: “… kemudian aku mau…. mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami makan, maka kami akan mati”. Tetapi kata nabi Allah itu, “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kau katakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kau buat bagimu dan bagi anakmu”. Sebab Firman Tuhan mengatakan: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu Tuhan memberi hujan ke atas muka bumi” (1 Raja-Raja 17:12-14).

Apakah kau mengalami keadaan seperti perempuan janda ini ? Jangan takut, kata Tuhan, “Buatlah lebih dahulu bagiku… !” Sebelum Tuhan memberkati kita terlebih dahulu kita memperhatikan Tuhan, persembahkan lebih dahulu kepada Tuhan.

Mengapa Elia minta roti bundar? Bundar berarti seutuhnya. Serahkan hatimu seutuhnya kepada Yesus, tidak berbagi pada ilah-ilah lain. Dia sanggup memberkatimu, mengubah keadaan hidupmu; Dia ajaib ! Dia berkata, “… barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (Yohanes 4:14)

Dahulukan Tuhan, maka Tuhan juga akan memperhatikan engkau !

GBU ALL....

Sabtu, 19 Desember 2020

DOA YANG SIA-SIA

“… Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya ” 1 Yohanes 5:14

Salah satu kerugian yang terbesar bagi umat Kristen ialah doa yang tak berguna dan tak ada artinya. Kita selalu berdoa minta perkara-perkara yang Tuhan telah janjikan. Seharusnya kita berterimakasih untuk segala perkara yang Dia sudah nyatakan akan dilakukan Nya bagi kita.

Alkitab adalah suatu buku ajaib yang berisi ribuan janji Allah. Ibaratkan saja setiap janji itu berupa cek yang telah ditandatangani Allah. Janganlah meminta Tuhan untuk menepati janji Nya seolah-olah Ia tak mau memenuhinya dan kita memaksa Dia berbuat demikian. Sebaliknya isilah cek yang belum tertulis rincian kebutuhan tadi dengan Iman, percayalah dan kemudian bersyukurlah kepada Nya untuk jawaban yang sedang diperjalanan itu ! Jangan minta lagi agar Tuhan memenuhi janji Nya. Dia pasti memenuhinya ! Dia bukan Allah yang pembohong ! Ingat akan Firman Nya yang berbunyi: “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta, bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukan Nya, atau berbicara dan tidak menepati Nya ?” ( Bilangan 23:19 ).

Berdoalah saja sesuai kehendak Nya, dan pujilah Dia untuk berkat yang telah disediakan Nya. Engkau harus yakin bahwa permohonanmu sudah dijawab, hanya tunggu kiriman itu tiba di tanganmu. Sesuai dengan janji Nya: “ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu…” Ucapkan syukur kepada Nya atas jawaban itu, yakinlah dan tak usah gelisah lagi ! Hanya imanlah yang dapat menyebabkan kuasa Allah bekerja, bukan doa yang sia-sia tanpa iman.

Allah tak perlu didobrak untuk mengingatkan Dia memenuhi janji Nya !

GBU ALL....

Jumat, 18 Desember 2020

APAKAH KITA TAKUT AKAN TUHAN?

“Dalam takut akan Tuhan ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anakNya.” Amsal 14:26

Secara kodrat manusia memiliki kecenderungan memberontak, tidak taat, senang melanggar dan secara sembunyi-sembunyi melakukan hal-hal yang justru dilarang Tuhan. Manusia pertama, Adam dan Hawa, telah memulainya dengan melanggar perintah Tuhan. Mereka memakan buah dari pohon yang berada di tengah-tengah taman Eden, padahal hal itu dilarang Tuhan untuk dimakan. Namun mereka memakan buah itu walau dengan alasan mereka menjadi korban tipu muslihat si Iblis. Sebenarnya apabila rasa takut akan Tuhan melebihi keinginan hatinya, tak mungkin terjadi pelanggaran itu. Setelah peristiwa itu mereka mulal tidak tenteram dan sejak itu muncullah perasaan takut yang pertama kali dalam hati manusia pertama itu sehingga “Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-joian dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.” (Kejadian 3:8). Saat Tuhan memanggil dan bertanya di mana mereka berada, mereka menjadi takut baca Kejadian 3:9-10).

Rasa ‘takut’ yang dimiliki Adam dan Hawa saat itu berbeda arti dengan ‘takut’ yang tertulis dalam ayat nas di atas. Kata ‘takut’ dalam Amsal 14:26 menunjukkan suatu rasa respek, hormat dan segan kepada Tuhan sehingga seseorang berusaha untuk taat. Sebaliknya kata ‘takut’ yang tertulis dalam Kejadian 2:10 menunjukkan ketakutan dalam diri seseorang karena ada dosa jang disembunyikan akibat pelanggaran terhadap firman Tuhan. Dengan keadaan ini timbullah rasa ketidaktenangan dalam batin karena dihantui terus oleh nasa bersalah.

Orang yang takut akan Tuhan akan bebas dari ketakutan karena padanya tidak ada dosa yang disembunyikan. Selalu ada penlindungan bagi keturunannya! Sekali pun mata manusia tak melihat, ia tetap memilih untuk hidup taat dan tidak melakukan kejahatan karena telah mengerti bahwa “. . . tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” (Ibrani 4:13).

Hidup dalam ketaatan dan kekudusan adalah bukti seseorang takut akan Tuhan!

GBU ALL....

Kamis, 17 Desember 2020

MODEL KEHIDUPAN

Yesus menunjukkan relasi manusia dengan Allah yang diabdi-Nya. Ada dua macam model, pertama model orang-orang yang akrab dengan kitab suci, kata-kata Allah yang sering diucapkan dalam kitab suci, seperti Puji Tuhan, Alleluya. Kata-kata itu bukan Allah yang dituju, tetapi untuk kepentingan sendiri, supaya dipuji orang. Model yang kedua orang-orang seperti pemungut cukai, pelacur, orang-orang yang banyak salah, namun dalam hatinya ada kerinduan akan belas kasih Allah. Dalam diri Yesus ada belas kasih, pemungut cukai dan pelacur itu datang kepada Yesus.

Dalam hidup kita, kira-kira model mana yang kita pilih, seperti orang yang kenal ilmu teologi, filsafat, tapi maunya dipuji. Atau kita sadari dengan melihat kedosaan dalam diri kita seperti pemungut cukai dan pelacur yang rindu belas kasih Allah?. Karena kerinduan itu, maka belas kasih Allah akan turun. Marilah kita sungguh-sungguh minta belas kasih Allah yang hadir dalam dunia ini.

Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya. (Mat 21:28-32).

Mahkota mulia akan diberikan kepadamu dengan adil, kepada orang-orang yang memohon belas kasih Allah.

GBU ALL....

Rabu, 16 Desember 2020

Menjaga Hati

Dalam suatu acara retreat pemuda, setiap peserta diberi sebutir telur oleh panitia dengan pesan supaya telur itu dijaga agar jangan pecah atau hilang dan selalu dibawa setiap saat selama retreat berlangsung sampai akhir acara. Entah mereka mengikuti session, makan, tidur, bahkan ke kamar mandi, telur itu tidak boleh mereka tinggalkan. Barangsiapa yang kehilangan telur atau sampai memecahkannya, maka ia akan mendapatkan "hukuman" dari Panitia.


Dua hari kemudian, tepatnya ketika acara retreat selesai, legalah mereka semua, kecuali beberapa orang yang harus menanggung hukuman karena memecahkan telur mereka. Seperti halnya menjaga sebutir telur yang mereka lakukan, demikian juga kita harus menjaga hati.

Persoalan terbesar yang dihadapai oleh semua manusia di dunia ini adalah persoalan hati. Dari hati muncul motivasi. Dari hati muncul rencana. Dari hati timbul perasaan. Dari hati kemarahan diungkapkan. Dari hati keluarlah pikiran-pikiran, perkataan dan tindakan. Hati adalah area yang penting dalam kehidupan kita, yang mengatur dan mengarahkan setiap hal yang kita kerjakan. Dan dari menjaga hati inilah akan terpancar kehidupan manusia yang serupa dengan Allah. Dari hati juga akan terpancar kehidupan yang memuliakan Allah.

Tuhan mau kita mengasihi Dia dengan sungguh-sungguh, dan menaruh Firman Tuhan ke dalam hati kita. Jaga hati dan hidup benar di dalam Firman maka apa yang kita inginkan pasti terjadi.

Menjaga hati adalah menjaga hidup.

" Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. "
( Amsal 4:23 )

GBU ALL....

Selasa, 15 Desember 2020

KUNCI MUJIZAT: TAAT DAN MAU BERUBAH

“Dan sete!ah mereka (para nelayan) melakukannya, mereka menangkap sejum!ah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak” Lukas 5:6

Suatu ketika Tuhan Yesus berada di tepi danau Genesaret dan mengajar orang banyak tentang firman, termasuk di antaranya para nelayan yang telah turun dari laut. Lalu Tuhan Yesus naik ke dalam salah satu perahu milik Simon Petrus. Yesus memerintahkan Petrus untuk bertolak ke tempat dalam, menebarkan jala dan menangkap ikan di situ, padahal hari sudah siang dan Petrus sedang berkemas-kemas hendak pulang, sebab sudah semalaman dia melaut dan tidak beroleh apa-apa.

Siang hari bukanlah saat yang biasa bagi nelayan untuk menangkap ikan. Perihal menangkap ikan Petrus adalah ahlinya karena dia seorang nelayan yang sangat berpengalaman, di mana sebagian besar hidupnya ia habiskan di laut. Meskipun demikian Petrus melakukan apa yang diperintahkan Tuhan dan akhirnya mujizat terjadi: hasil tangkapannya sangat banyak, jala sampai terkoyak dan perahunya hampir tenggelam. Secara logika Petrus punya alasan menolak perintah Tuhan Yesus, tetapi dia tetap taat dan berani mengambil resiko meninggalkan kenyamanannya dan melakukan sesuatu yang tidak biasa. Petrus melakukan tindakan iman; dia mengabaikan semua pengalaman dan juga kemampuan yang selama ini ia andalkan. Sekalipun perintah Tuhan Yesus itu tidak masuk akal, dia mentaatinya! Bila Petrus tidak mau melangkah dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, dia tidak akan pernah melihat mujizat itu terjadi.

Bila kita tetap tinggal dalam kenyamanan dan tidak mau ‘bayar harga’ untuk berubah, kita pun tidak akan pernah melihat perkara-perkara besar dari Tuhan; kehidupan kekristenan kita tetap biasa-biasa saja, tidak luar biasa, Tuhan berkata, “Bertolaklah ke tempat yang dalam...” (ayat 4). Melangkah ke tempat yang dalam berarti membuat perubahan, melakukän sesuatu yang tidak biasa. Perubahan memang menyakitkan daging kita, kita lebih suka melakukan sesuatu yang menyenangkan daging. Camkan ini: adalah mustahil mengharapkan hasil yang berbeda bila kita terus-menerus melakukan hal yang sama! Oleh karena itu milikilah keberanian untuk melakukan perubahan hidup.

Ingin menikmati mujizat dan berkat-berkat Tuhan? Berubahlah dan miliki hati yang taat!

GBU ALL...

Senin, 14 Desember 2020

OH TUHAN, PEGANGLAH TANGANKU !

“...Aku tetap di dekatMu; Engkau memegang tangan kananku..” Mazmur 73:23

Saat perpisahan antara manusia yang saling mengasihi adalah saat yang sangat mengharukan. Tapi bila kita tahu kekasih yang meninggalkan kita ini seorang yang beriman dalam Kristus, kita mempunyai pengharapan bahwa kita pasti bertemu kelak di Surga.
Penulis teringat seorang hamba Tuhan waktu isterinya sedang menunggu ' jam Tuhan '; dia berseru di telinga isterinya, “El, El, panggil nama Yesus, biar Dia membimbingmu pulang.” Benar isterinya masih bisa dengar, di saat yang termanis si isteri berseru sekuat-kuatnya: “ Yesus, Yesus, Yee...suus... Ye...” Sunyi senyap sudah tiada suara lagi, hening... Yesus telah memegang tangannya ke rumah Bapa. Damai terpancar di wajah si isteri.

Ketika kakak tertua penulis sakit parah, dalam beberapa hari dia sudah menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Waktu kakak itu hampir putus nyawa, penulis peluk dia dan penulis juga berseru, “ Kak, kak, ingat Yesus, ingat Yesus, dia mencintaimu !” Kakak sudah tak dapat mengeluarkan suara, tapi dia mengangguk dan airmatanya keluar... sebentar lagi nafas lenyap, kehidupan sirna; dengan tenang sekali dia pergi seperti orang tidur.. Tak banyak yang dapat dibuatnya untuk Yesus, tapi beruntung sekali dia masih sempat menerima Yesus di akhir hidupnya. Hanya karena gengsi sajalah dia malu mengakui Yesus sebab semua saudara laki-lakinya belum menerima Yesus.

Suatu saat tiba giliran kita untuk menghadap pencipta kita. Di saat kehidupan kita hampir padam, sudah yakinkah kita akan persekutuan kita dengan Juruselamat kita ? Sehingga dengan pasti Dia akan memegang tangan kita membimbing ke Surga dan kita berseru, “ Oh, Tuhan peganglah tanganku, pimpinku pulang !”

Bukan langkah pertama yang penting, tapi langkah akhir yang menentukan !

GBU ALL...

Minggu, 13 Desember 2020

Ajarilah Anak-anak Arti Natal yang Sebenarnya

Satu minggu sebelum Natal, saya kedatangan tamu. Begini ceritanya, Saya sedang bersiap-siap untuk tidur ketika terdengar suara berisik di ruang tamu. Saya membuka pintu kamar Dan saya amat terkejut, sinterklas tiba-tiba muncul dari balik pohon natal.


Sinterklas tidak tampak gembira seperti biasanya malahan saya pikir saya melihat air Mata disudut matanya."Apa yang sedang anda lakukan?" saya bertanya." Saya datang untuk mengingatkan kamu... AJARILAH ANAK-ANAK!" kata Sinterklas. Saya menjadi bingung apa yang dimaksudkannya?

Kemudian dengan satu gerak cepat Sinterklas memungut sebuah tas mainan dari balik pohon. Sementara saya berdiri dengan bingung, Sinterklas berkata,"Ajarilah anak-anak! Ajarilah mereka arti natal yang sebenarnya, arti yang sekarang ini telah dilupakan oleh banyak anak".

Sinterklas merogoh kedalam tasnya Dan mengeluarkan sebuah POHON NATAL mini "Ajarilah anak-anak bahwa pohon cemara senantiasa hijau sepanjang tahun, melambangkan harapan abadi seluruh umat manusia, semua ujung daunnya mengarah keatas, mengingatkan Kita bahwa segala pikiran Kita di masa Natal hanya terarah pada surga."

Kemudian IA memasukan tangannya kedalam tas Dan mengeluarkan sebuah BINTANG cemerlang "Ajarilah anak-anak bahwa bintang adalah tanda surgawi akan janji Allah berabad-abad yang silam. Tuhan menjanjikan seorang Penyelamat bagi dunia, Dan bintang adalah tanda bahwa Tuhan menepati janji-Nya."

Ia memasukkan tangannya lagi kedalam tasnya Dan mengeluarkan sebatang LILIN "Ajarilah anak-anak bahwa kristus adalah terang dunia, Dan ketika Kita melihat terang lilin, Kita diingatkan kepada-Nya yang telah mengusir kegelapan"

Sekali lagi IA memasukkan tangannya ke dalam tasnya, mengeluarkan sebuah LINGKARAN lalu memasangnya di pohon natal,"Ajarilah anak-anak bahwa lingkaran melambangkan Cinta Sejati yang tak akan pernah berhenti. Cinta adalah kasih sayang yang terus-menerus tidak hanya saat Natal , tetapi sepanjang tahun."

Kemudian dari tasnya IA mengeluarkan hiasan SINTERKLAS."Ajarilah anak-anak bahwa saya, Sinterklas, melambangkan kemurahan hati Dan segala niat baik yang Kita rasakan sepanjang bulan Desember."

Selanjutnya IA mengeluarkan sebuah HADIAH Dan berkata,"Ajarilah anak-anak bahwa Tuhan demikian mengasihi umatnya sehingga Ia memeberikan anaknya yang tunggal...."

"Terpujilah Allah atas hadiah-Nya yang demikian mengagumkan itu. Ajarilah anak-anak bahwa para majus datang menyembah sang bayi kudus Dan mempersembahkan emas, kemenyan Dan mur. Hendaklah Kita memberi dengan semangat yang sama dengan para majus."

Sinterklas kemudian mengambil tasnya, memungut sebatang PERMEN coklat berbentuk tongkat Dan menggantungkannya di pohon Natal. "Ajarilah anak-anak bahwa batangan permen ini melambangkan para gembala. Sekali waktu seekor domba berkelana pergi meninggalkan kawanannya Dan tersesat maka gembala datang Dan menuntun mereka kembali. Batang permen ini mengingatkan Kita bahwa Kita adalah penjaga saudara-saudara Kita, sekali waktu orang-orang yang telah lama pergi meninggalkan geraja membutuhkan pertolongan untuk kembali ke pangkuan Gereja. Selayaknyalah Kita berdaya supaya untuk menjadi gembala-gembala yang baik Dan menuntun mereka pulang kerumah."

Ia memasukan tangannya lagi kedalam tas Dan mengeluarkan sebuah boneka MALAIKAT." Ajarilah anak-anak bahwa para malaikatlah yang mewartakan kabar sukacita kelahiran Sang Penyelamat. Para malaikat itu bernyanyi,"Kemuliaan bagi Allah di surga Dan damai di bumi bagi manusia." Sama seperti para malaikat di Betlehem, Kita patut mewartakan kabar gembira tersebut kepada keluarga Dan teman-teman: Immanuel - Tuhan beserta Kita!

Sekarang Sinterklas kelihatan gembira. Ia memandang saya Dan saya melihat matanya telah bersinar kembali. Ia berkata,"Ingat, ajarilah anak-anak arti Natal yang sebenarnya. Jangan menjadikan saya pusat perhatian karena saya hanyalah hamba dari Dia yang adalah arti Natal yang sebenarnya - Immanuel -Tuhan beserta Kita. Kemudian, secepat datangnya, Sinterklas tiba-tiba pergi.

Dan seperti biasa - Sinterklas telah datang untuk membawa hadiah bagi saya Dan anak-anak saya - suatu hadiah yang luar biasa. Sinterklas telah membantu saya mengingat kembali arti Natal yang sebenarnya - Dan arti kedatangan Yesus ke dunia. Dan saya tahu, bagi saya Dan anak-anak, Natal ini akan menjadi Natal yang terindah - karena IMMANUEL ~ Tuhan beserta Kita!


Gbu all....

Sabtu, 12 Desember 2020

Kasih Bapa

Beberapa tahun yang lalu, ada seorang duda yang sangat kaya. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang sangat ia kasihi dan memiliki kegemaran yang sama dengannya yaitu mengkoleksi lukisan-lukisan terkenal. Mereka berkeliling dunia untuk mencari dan mengumpulkan lukisan-lukisan itu. Karya-karya tak ternilai dari Picasso, Van Gogh, Monet dan banyak lainnya menghiasi dinding rumah mereka. Duda itu sangat bangga dengan keahlian anaknya memilih karya-karya bermutu.


Ketika musim dingin tiba, perang melanda negeri mereka. Anak muda itu pergi untuk membela negerinya. Setelah beberapa minggu, ayahnya menerima telegram bahwa anaknya telah hilang. Kolektor seni itu dengan cemas menunggu berita berikutnya, dan ternyata yang dicemaskan terjadi, anaknya telah tewas ketika sedang merawat seorang temannya yang terluka. Keinginan untuk merayakan Natal bersama anaknya sirna sudah. Ia merasa sedih dan kesepian.

Pada hari Natal pagi hari, terdengar ketokan di pintu yang membangunkan orang tua itu. Ketika ia membuka pintu, seorang serdadu berdiri di depannya dengan membawa bungkusan besar. Serdadu itu memperkenalkan diri, "Saya adalah teman anak bapak. Saya adalah orang yang sedang diselamatkannya ketika ia tewas. Bolehkah saya masuk sebentar? Ada sesuatu yang ingin saya perlihatkan." Serdadu itu menuturkan bahwa anak orang tua itu telah menceritakan padanya kecintaannya, juga ayahnya, pada barang-barang seni.

"Saya adalah seorang seniman," kata serdadu itu, "dan saya ingin memberikan pada Anda barang ini." Dibukanya bungkusan yang dibawanya itu dan ternyata di dalamnya ada lukisan foto anak orang tua itu. Memang bukan karya yang sangat bagus dibandingkan dengan lukisan-lukisan yang telah dimilikinya. Tetapi lukisan itu cukup rinci menggambarkan wajah anaknya. Dengan terharu orang tua itu memajang lukisan itu di atas perapian, menyingkirkan lukisan-lukisan lain yang bernilai ribuan dolar.

Pada hari-hari berikutnya, orang tua itu menyadari bahwa walaupun anaknya tak berada lagi di sisinya ia tetap hidup dihatinya. Ia bangga mendengar anaknya telah menyelamatkan puluhan serdadu yang terluka sampai sebuah peluru merobek jantungnya. Lukisan foto anaknya itu menjadi miliknya yang paling berharga.

Pada musim semi berikutnya, orang tua itu sakit dan meninggal. Koleksi lukisannya akan dilelang. Dalam surat wasiatnya orang tua itu mengatakan bahwa lukisan-lukisan itu akan dilelang pada hari Natal, hari orang tua itu menerima lukisan yang paling disayanginya itu. Penggemar seni di seluruh dunia menunggu saat pelelangan itu.

Saat yang dinantikan itu pun tiba. Penggemar seni berdatangan dari berbagai penjuru dunia. Lelang dimulai dengan lukisan yang tak ada dalam daftar di museum di seluruh dunia, yaitu lukisan anak orang tua itu. Juru lelang bertanya, "Siapa yang akan mulai dengan penawaran?" Ruangan itu sunyi. Juru lelang melanjutkan, "Siapa yang akan mulai penawaran dengan $100?" Menit-menit berlalu dan tak ada seorang pun yang berbicara. Terdengar suara protes, "Siapa yang berminat pada lukisan tak bermutu itu? Itu hanya lukisan foto anak orang tua itu. Lupakan saja lukisan itu dan lanjutkan dengan lukisan-lukisan lain yang bermutu." Terdengar suara-suara yang menyetujui usul itu. "Tidak, kita harus menjual ini terlebih dahulu," kata juru lelang. Akhirnya, seorang tetangga orang tua itu berkata, "Bagaimana kalau saya menawarnya sepuluh dolar. Saya hanya punya uang sebanyak itu. Karena saya kenal baik anak itu, saya ingin memilikinya." Juru lelang itu bertanya, "Ada yang menawar lebih tinggi?" Kembali ruangan sunyi. "Kalau begitu saya hitung, satu, dua, . tiga, jadilah." Tepuk tangan terdengar riuh di ruangan itu, dan terdengar suara, "Nah, akhirnya kita sampai pada pelelangan harta yang sebenarnya." Tetapi juru lelang itu mengumumkan pelelangan telah selesai. Seseorang memprotes dan bertanya, "Apa maksud Anda? Di sini ada koleksi lukisan yang bernilai jutaan dolar dan Anda mengatakan telah selesai. Kita datang kesini bukan untuk lukisan anak orang tua itu. Saya ingin ada penjelasan." Juru lelang itu menjawab, "Ini sangat sederhana. Menurut surat wasiat orang tua itu, siapa yang memilih anaknya . akan mendapat semuanya."

Memang, pesan pada hari Natal itu sama seperti yang disampaikan pada kita selama berabad-abad: Kasih seorang Bapa pada Anak-Nya yang telah mengorbankan diri untuk menyelamatkan orang lain. Dan karena kasih Bapa itu, siapa yang menerima Anak-Nya akan menjadi ahli waris-Nya dan menerima seluruhnya.

Yohanes 1:12 - Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

Galatia 4:7 - Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

Gbu all...

Jumat, 11 Desember 2020

BEBAN BERAT DI SAAT NATAL

Bacaan: Lukas 4:14-21

Dalam perjalanan menuju Museum Seni Metropolitan di New York pada bulan Desember, saya berhenti sejenak untuk mengagumi pohon Natal yang menakjubkan. Pohon itu dihiasi boneka malaikat dan dasarnya dikelilingi oleh patung-patung dari abad ke-18 yang menggambarkan kelahiran Kristus. Jumlahnya hampir 200 patung. Di antaranya terdapat para gembala, orang majus, dan penduduk kota. Mereka memandangi palungan dengan penuh harap atau menatap para malaikat dengan takjub.

Namun, ada satu patung yang tampak berbeda dari yang lainnya, yaitu patung pria tanpa alas kaki, yang membawa beban berat di punggungnya dan menundukkan kepala. Hati saya tersentak. Pria ini seperti kebanyakan orang saat ini, yang sangat berbeban berat sehingga tidak dapat melihat Sang Mesias.

Natal dapat menjadi saat yang tidak menyenangkan bagi mereka yang menderita karena beban kerja yang berat, ketegangan dalam keluarga, dan kehilangan. Namun, patut diingat bahwa Kristus datang ke dunia ini untuk mengangkat kepala orang yang tertunduk karena beban berat. Yesus mengutip perkataan Yesaya untuk memberitahukan misi yang diberikan Allah kepada-Nya bagi dunia: "Untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; ... untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas." (Lukas 4:18,19)

Yesus datang untuk mengangkat beban kita sehingga kita dapat mengangkat kepala kita untuk menyambut-Nya saat Natal tiba.

AGAR DAPAT MERASAKAN SUKACITA NATAL PANDANGLAH YESUS

Gbu all...

Kamis, 10 Desember 2020

Malam Saat Lonceng Berdentang

Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga daripada mendapat perak. Amsal 16:16

Suatu hari, dahulu kala, sebuah gereja yang mengagumkan berdiri di sebuah bukit yang tinggi di sebuah kota yang besar. Jika dihiasi lampu-lampu untuk sebuah perayaan istimewa, gereja itu dapat dilihat hingga jauh di sekitarnya. Namun demikian ada sesuatu yang jauh lebih menakjubkan dari gereja ini ketimbang keindahannya: legenda yang aneh dan indah tentang loncengnya.

Di sudut gereja itu ada sebuah menara berwarna abu-abu yang tinggi, dan di puncak menara itu, demikian menurut kata orang, ada sebuah rangkaian lonceng yang paling indah di dunia. Tetapi kenyataannya tak ada yang pernah mendengar lonceng-lonceng ini selama bertahun-tahun. Bahkan tidak juga pada hari Natal. Karena merupakan suatu adat pada Malam Natal bagi semua orang untuk datang ke gereja membawa persembahan mereka bagi bayi Kristus. Dan ada masanya di mana sebuah persembahan yang sangat tidak biasa yang diletakkan di altar akan menimbulkan alunan musik yang indah dari lonceng-lonceng yang ada jauh di puncak menara. Ada yang mengatakan bahwa malaikatlah yang membuatnya berayun. Tetapi akhir-akhir ini tak ada persembahan yang cukup luar biasa yang layak memperoleh dentangan lonceng-lonceng itu.

Sekarang beberapa kilometer dari kota, di sebuah desa kecil, tinggal seorang anak laki-laki bernama Pedro dengan adik laki-lakinya. Mereka hanya tahu sangat sedikit tentang lonceng-lonceng Natal itu, tetapi mereka pernah mendengar mengenai kebaktian di gereja itu pada Malam Natal dan mereka memutuskan untuk pergi melihat perayaan yang indah itu.

Sehari sebelum Natal sungguh menggigit dinginnya, dengan salju putih yang telah mengeras di tanah. Pedro dan adiknya berangkat awal di siang harinya, dan meskipun cuaca dingin mereka mencapai pinggiran kota saat senja. Mereka baru saja akan memasuki salah satu pintu gerbang yang besar ketika Pedro melihat sesuatu berwarna gelap di salju di dekat jalan mereka.

Itu adalah seorang wanita yang malang, yang terjatuh tepat di luar pintu kota, terlalu sakit dan lelah untuk masuk ke kota di mana ia dapat memperoleh tempat berteduh. Pedro berusaha membangunkannya, tetapi ia hampir tak sadarkan diri. "Tak ada gunanya, Dik. Kau harus meneruskan seorang diri."

"Tanpamu?" teriak adiknya. Pedro mengangguk perlahan. "Wanita ini akan mati kedinginan jika tak ada yang merawatnya. Semua orang mungkin sudah pergi ke gereja saat ini, tetapi kalau kamu pulang pastikan bahwa kau membawa seseorang untuk membantunya. Saya akan tinggal di sini dan berusaha menjaganya agar tidak membeku, dan mungkin menyuruhnya memakan roti yang ada di saku saya."

"Tapi saya tak dapat meninggalkanmu!" adiknya memekik. "Cukup salah satu dari kita yang tidak menghadiri kebaktian," kata Pedro. "Kamu harus melihat dan mendengar segala sesuatunya dua kali, sekali untukmu dan sekali untukku. Saya yakin bayi Kristus tahu betapa saya ingin menyembahNya. Dan jika kamu memperoleh kesempatan, bawalah potongan perakku ini dan saat tak seorangpun melihat, taruhlah sebagai persembahanku."

Demikianlah ia menyuruh adiknya cepat-cepat pergi ke kota, dan mengejapkan mata dengan susah payah untuk menahan air mata kekecewaannya.

Gereja yang besar tersebut sungguh indah malam itu; sebelumnya belum pernah terlihat seindah itu. Ketika organ mulai dimainkan dan ribuan orang bernyanyi, dinding-dinding gereja bergetar oleh suaranya.

Pada akhir kebaktian tibalah saatnya untuk berbaris guna meletakkan persembahan di altar. Ada yang membawa permata, ada yang membawa keranjang yang berat berisi emas. Seorang penulis terkenal meletakkan sebuah buku yang telah ditulisnya selama bertahun-tahun. Dan yang terakhir, berjalanlah sang Raja negeri itu, sama seperti yang lain berharap ia layak untuk memperoleh dentangan lonceng Natal.

Gumaman yang keras terdengar di seluruh ruang gereja ketika sang Raja melepaskan dari kepalanya mahkota kerajaannya, yang dipenuhi batu-batu berharga, dan meletakkannya di altar. "Tentunya," semua berkata, "kita akan mendengar lonceng-lonceng itu sekarang!" Tetapi hanya hembusan angin dingin yang terdengar di menara.

Barisan orang sudah habis, dan paduan suara memulai lagu penutup. Tiba-tiba saja, pemain organ berhenti bermain. Nyanyian berhenti. Tak terdengar suara sedikitpun dari siapa saja di dalam gereja. Sementara semua orang memasang telinga baik-baik untuk mendengarkan, terdengarlah dengan perlahan-tetapi amat jelas-suara lonceng-lonceng di menara itu. Kedengaran sangat jauh tetapi sangat jelas, alunan musik itu terdengar jauh lebih manis daripada suara apapun yang pernah mereka dengar.

Maka mereka semuapun berdiri bersama dan melihat ke altar untuk menyaksikan persembahan besar apakah yang membangunkan lonceng yang telah berdiam sekian lama. Tetapi yang mereka lihat hanyalah sosok kekanak-kanakan adik laki-laki Pedro, yang telah perlahan-lahan merangkak di sepanjang lorong kursi ketika tak seorangpun memperhatikan, dan meletakkan potongan kecil perak milik Pedro di altar.

Gbu all...

Chicken Soup for the Christian Soul