Senin, 30 November 2015

Hati-Hati Bahaya Mengancam Anda

Yesaya 40:11
Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 118; 1 Yohanes 2; Yehezkiel 40-41

Jika Anda tinggal di daerah pedesaan, mungkin Anda pernah mendengar tentang hewan ternak yang diganggu oleh hewan liar. Musang adalah salah satu contoh predator yang sering kali membunuh hewan ternak para petani. Musang dikenal licik dan buas, bahkan kandang yang telah dibuat para petani pun seringkali tidak dapat menghalangi mereka.

Dalam kehidupan ini, tanpa sadar kehidupan kita juga terancam oleh pemangsa yang siap mencuri, merampok dan membunuh kehidupan spiritual kita. Yohanes 10:10a berkata, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;.” Pencuri itu adalah iblis yang berkeliling mencari kesempatan di mana kita lengah dan siap diterkamnya. Dia dapat menyelinap kapan saja saat kewaspadaan kita turun dan siap membinasakan kehidupan kita. Ancaman ini serius, namun sedikit dari kita yang menyadarinya.

Jalan keluarnya untuk masalah ini sangat mudah, datanglah pada Yesus, Gembala Agung kita yang siap untuk membela dan melindungi kita dari bahaya. Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” (Yohanes 10:11). Pastikan Anda terhubung terus dengan Yesus. Jadilah seperti seekor domba yang mengenal suara gembalanya. Karena selama Anda berada di dekat dengan gembala itu, maka bahaya seperti apapun yang mengancam Anda dipastikan aman karena gada-Nya dan tongkat-Nya itu akan melindungi Anda.

Tanpa Yesus, hidup Anda dalam bahaya. Namun di dalam Yesus, Anda dijamin aman hingga kekekalan.


Gbu all....

Minggu, 29 November 2015

Doa Yang Ampuh

Matius 6:9-10
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 116; 2 Petrus 3; Yehezkiel 36-37

Saat itu aku pulang dari wawancara kerja, jaraknya beberapa ratus kilometer dari rumahku. Lewat tengah malam, mobil tua yang kukemudikan mogok. Aku baru sampai di sebuah kota kecil. Sendirian, mencium uap oli panas yang keluar dari kap mobil, aku bingung harus berbuat apa. Tindakan pertamaku adalah berdoa, “Bapa Kami.” Kata-kata dalam doa yang diajarkan waktu aku kecil itu, masih ku ingat dengan baik. Aku pun tahu bahwa aku ada ditangan Allah.

Saat menunggu dalam gelap di tepi jalan, datang polisi yang menolongku. Kami dapat menstater mobilku dan ia mengantarku ke motel sehingga aku dapat bermalam. Keesokannya, pemilik motel menunjukkan arah apotek tempat saudara perempuanku dapat mengirim uang. Aku berjalan kaki lebih dari satu kilometer. Saat uangnya tiba, pemilik apotek menutup apoterknya dan mengantarkanku kembali ke bengkel.

Ketika kita berjuang untuk menemukan kalimat yang tepat dalam doa, kita dapat menggunakan kalimat Yesus dalam Doa Bapa Kami, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” (Matius 6:11). Dengan doa ini, Roh Kudus bekerja dalam setiap orang yang ku temui untuk menyediakan segala keperluanku.

Tuhan mengetahui dengan jelas kebutuhan Anda, bahkan ketika Anda tak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata yang tepat. 


Gbu all...

Sabtu, 28 November 2015

Selalu Bersyukur

1 Tawarikh 16:34 – Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Mazmur 9:2 - Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib.

Tidak semua orang mampu mensyukuri apa yang mereka miliki. Betapa sering kita bersungut-sungut dan mempersalahkan Tuhan ketika doa-doa kita belum dikabulkan atau ketika kita tidak menerima sesuai yang kita minta. Bagaimanapun keadaannya, Tuhan mengingatkan kita untuk mengucap syukur senantiasa didalam segala perkara karena itulah yang dikehendaki Tuhan. Mengucap syukur dalam segala perkara berarti tidak hanya mengucap syukur dalam situasi-situasi yang menyenangkan saja, melainkan dalam setiap situasi, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah. Mengapa? Seperti yang Tuhan janjikan bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan kita dan Ia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.

Ada kalanya Tuhan mengizinkan kita untuk mengalami situasi-situasi yang sangat tidak memungkinkan untuk mengucap syukur, tetapi sebenarnya kita akan selalu menemukan alasan untuk tetap mengucap syukur kepada Allah. Saya pernah membaca kalimat, “Jika engkau tidak memiliki apa yang engkau inginkan, mengucap syukurlah untuk sesuatu yang tidak engkau inginkan namun engkau memilikinya.” Lihatlah betapa banyak pemberian didalam hidup kita yang mungkin tidak pernah kita minta atau bahkan tidak kita inginkan, tetapi Tuhan mengaruniakannya. Kalau kita selalu membandingkan diri dengan orang lain, maka kita tidak akan sanggup bersyukur bahkan untuk perkara-perkara besar sekalipun.

Orang-orang yang menyadari bahwa mereka telah menerima banyak yang baik dari Tuhan dan meyakini bahwa kasih setia Tuhan tidak pernah berubah sekalipun sekeliling mereka berubah, merekalah yang dapat senantiasa mengucap syukur. Daripada bersungut-sungut dan menyesali diri, lebih baik bersyukur karena ada kekuatan didalam pengucapan syukur. Pernahkah kita merasakan bahwa semakin kita mengucap syukur, semakin kita merasa lega dan semakin kita bersungut-sungut semakin terasa berat beban kita?

Hari ini bagaimanapun keadaan Anda, kuatkanlah hati Anda untuk mengucap syukur kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya dengan segenap hati. Kita mengucap syukur bukan agar hati Tuhan senang lalu Ia memberkati dan memberikan jalan keluar bagi kita, tetapi karena sudah sepatutnya kita mengucap syukur kepadaNya karena Ia setia dan baik.

Untuk membawa kita pada rencana agungNya, mungkin saja Allah memakai cara-cara yang tidak kita inginkan. Ketika kita menilai itu dari sudut pandang kita yang penuh keterbatasan, kita akan bersungut-sungtu dan tidak bersyukur. Tetapi cobalah memandang segala sesuatunya dari sudut pandang Allah, maka kita akan dimampukan untuk mengucap syukur dalam segala perkara.

DOA: Tuhan, mampukan aku untuk bersyukur senantiasa sekalipun aku menghadapi masa-masa yang sulit karena aku percaya bahwa ada kekuatan didalam pengucapan syukur. Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus aku bersyukur. Amin.

KATA-KATA BIJAK: Ucapan syukur memampukan kita bertahan menghadapi suatu keadaan. 
 
Gbu all... 

Jumat, 27 November 2015

Jangan pernah berhenti bermain karena Tua

Jangan pernah berhenti bermain karena Tua, justru akan menjadi tua karena berhenti bermain. Rahasia agar tetap awet muda adalah tetap menemukan humor setiap hari dan mempunyai mimpi. jika kehilangan mimpi, kamu akan mati.
Ada banyak sekali orang yang berjalan disekitar kita yang mati namun mereka tak menyadarinya.

Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa. Seseorang berumur sembilan belas tahun
dan berbaring ditempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, orang tersebut tetap akan akan berubah menjadi dua puluh tahun. Bila anda berusia delapan puluh lima tahun dan tinggal ditempat tidur selama satu tahun, tidak melakukan apa-apa, anda tetap akan menjadi delapan puluh enam tahun.
Setiap orang pasti menjadi tua, hal itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat. Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan dan jangan pernah menyesal, karena orang yang sudah tua usianya biasanya tidak menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak diperbuatnya. Dan orang yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan.

Sadarilah….
Tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa kita lakukan.

Ingatlah ….
Menjadi tua adalah kepastian, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan.

Sediakanlah waktu untuk….
Berpikir, karena itulah sumber kekuatan
Bermain, itulah rahasia awet muda
Membaca, menjadi landasan kebijaksanaan
Berteman, jalan menuju kebahagiaan
Bermimpi, itulah yang akan membawa anda ke bintang
Mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa Tuhan
Lihat sekeliling anda, hari anda terlalu singkat untuk mementingkan diri sendiri.
Dan sediakan waktu untuk tertawa, karena itulah musik jiwa.
 
Gbu all...

Kamis, 26 November 2015

CERMIN YANG TERLUPAKAN

Pada suatu ketika, sepasang suami istri, katakanlah nama mereka Smith, mengadakan 'garage sale' untuk menjual barang-barang bekas yang tidak mereka butuhkan lagi. Suami istri ini sudah setengah baya, dan anak-anak mereka telah meninggalkan rumah untuk hidup mandiri.

Sekarang waktunya untuk membenahi rumah, dan menjual barang-barang yang tidak dibutuhkan lagi.

Saat mengumpulkan barang-barang yang akan dijual, mereka menemukan benda-benda yang sudah sedemikian lama tersimpan di gudang. Salah satu di antaranya adalah sebuah cermin yang mereka dapatkan sebagai hadiah pernikahan mereka, dua puluh tahun yang lampau.

Sejak pertama kali diperoleh, cermin itu sama sekali tidak pernah digunakan. Bingkainya yang berwarna biru aqua membuat cermin itu tampak buruk, dan tidak cocok untuk diletakkan di ruangan mana pun di rumah mereka. Namun karena tidak ingin menyakiti orang yang menghadiahkannya, cermin itu tidak mereka kembalikan.

Demikianlah, cermin itu teronggok di loteng. Setelah dua puluh tahun berlalu, mereka berpikir orang yang memberikannya tentu sudah lupa dengan cermin itu. Maka mereka mengeluarkannya dari gudang, dan meletakkannya bersama dengan barang lain untuk dijual keesokan hari.

Garage sale mereka ternyata mendapat banyak peminat. Halaman rumah mereka penuh oleh orang-orang yang datang untuk melihat barang bekas yang mereka jual. Satu per satu barang bekas itu mulai terjual. Perabot rumah tangga, buku-buku, pakaian, alat berkebun, mainan anak-anak, bahkan radio tua yang sudah tidak berfungsi pun masih ada yang membeli.

Seorang lelaki menghampiri Mrs. Smith. "Berapa harga cermin itu?" katanya sambil menunjuk cermin tak terpakai tadi. Mrs. Smith tercengang. "Wah, saya sendiri tidak berharap akan menjual cermin itu. Apakah Anda sungguh ingin membelinya?" katanya.
"Ya, tentu saja. Kondisinya masih sangat bagus." jawab pria itu. Mrs. Smith tidak tahu berapa harga yang pantas untuk cermin jelek itu. Meskipun sangat mulus, namun baginya cermin itu tetaplah jelek dan tidak berharga.

Setelah berpikir sejenak, Mrs. Smith berkata, "Hmm ... anda bisa membeli cermin itu untuk satu dolar."
Dengan wajah berseri-seri, pria tadi mengeluarkan dompetnya, menarik selembar uang satu dolar dan memberikannya kepada Mrs. Smith.

"Terima kasih," kata Mrs. Smith, "Sekarang cermin itu jadi milik Anda. Apakah perlu dibungkus?"
"Oh, jika boleh, saya ingin memeriksanya sebelum saya bawa pulang." jawab si pembeli..

Mrs. Smith memberikan ijinnya, dan pria itu bergegas mengambil cerminnya dan meletakkannya di atas meja di depan Mrs. Smith. Dia mulai mengupas pinggiran bingkai cermin itu. Dengan satu tarikan dia melepaskan lapisan pelindungnya dan muncullah warna keemasan dari baliknya.

Bingkai cermin itu ternyata bercat emas yang sangat indah, dan warna biru aqua yang selama ini menutupinya hanyalah warna dari lapisan pelindung bingkai itu!

"Ya, tepat seperti yang saya duga! Terima kasih!" sorak pria itu dengan gembira. Mrs. Smith tidak bisa
berkata-kata menyaksikan cermin indah itu dibawa pergi oleh pemilik barunya, untuk mendapatkan tempat yang lebih pantas daripada loteng rumah yang sempit dan berdebu.

Kisah ini menggambarkan bagaimana kita melihat hidup kita. Terkadang kita merasa hidup kita membosankan, tidak seindah yang kita inginkan. Kita melihat hidup kita berupa rangkaian rutinitas yang harus kita jalani. Bangun pagi, pergi bekerja, pulang sore, tidur, bangun pagi, pergi bekerja, pulang sore, tidur. Itu saja yang kita jalani setiap hari.

Sama halnya dengan Mr. dan Mrs. Smith yang hanya melihat plastik pelapis dari bingkai cermin mereka, sehingga mereka merasa cermin itu jelek dan tidak cocok digantung di dinding. Padahal dibalik lapisan itu, ada warna emas yang indah.

Padahal di balik rutinitas hidup kita, ada banyak hal yang dapat memperkaya hidup kita.

Setiap saat yang kita lewati, hanya bisa kita alami satu kali seumur hidup kita. Setiap detik yang kita jalani, hanya berlaku satu kali dalam hidup kita. Setiap detik adalah pemberian baru dari Tuhan untuk kita.

Akankah kita menyia-nyiakannya dengan terpaku pada rutinitas?

Akankah kita membiarkan waktu berlalu dengan merasa hidup kita tidak seperti yang kita inginkan?

Setelah dua puluh tahun, dan setelah terlambat, barulah Mrs. Smith menyadari nilai sesungguhnya dari cermin tersebut. Inginkah kita menyadari keindahan hidup kita setelah segalanya terlambat? Tentu tidak.

Sebab itu, marilah kita mulai mengikis pandangan kita bahwa hidup hanyalah rutinitas belaka. Mari kita mulai mengelupas rutinitas tersebut dan menemukan nilai sesungguhnya dari hidup kita.

Marilah kita mulai menjelajah hidup kita, menemukan hal-hal baru, belajar lebih banyak, mengenal orang lebih baik.

Mari kita melakukan sesuatu yang baru.

Mari kita membuat perbedaan!
Gbu all...

Rabu, 25 November 2015

Kesombongan Tersembunyi

Amsal 16:18 – Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.

Yesaya 5:15 - Maka manusia akan ditundukkan, dan orang akan direndahkan, ya, orang-orang sombong akan direndahkan.

Ketika bertemu dengan orang yang kita kenal dan ia tidak menegor atau pura-pura tidak kenal, maka kita menyebutnya orang yang sombong. Ketika ada orang yang suka berbicara besar serta memamerkan keberhasilan- keberhasilan yang diraihnya, maka kita menyebutnya orang yang sombong. Orang kaya yang tidak mau bergaul dengan orang miskin juga biasanya disebut sebagai orang yang sombong. Kesombongan- kesombongan seperti ini memang sangat mudah kita ketahui, tetapi sesungguhnya sifat sombong bisa bersembunyi jauh didalam hati dah tidak langsung kelihatan. Berikut ini adalah perwujudan dari kesombongan yang ada didalam hati kita:

Selalu merasa lebih baik dari orang lain. Sikap ini biasanya diwujudkan melalui tindakan dimana kita tidak bisa memberikan kepercayaan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kita beranggapan bahwa mereka tidak akan bisa melakukan sesempurna apa yang kita lakukan. Sungguh berbahaya kebiasaan seperti ini, karena akhirnya kita menjadi “buta” terhadap kelebihan atau kemampuan orang lain yang mungin saja jauh melebihi kemampuan kita. Kita tidak lagi bisa menilai sesuatu secara obyektif, kita menilai diri kita lebih baik dan lebih mampu, padahal mungkin saja kemampuan kita berada jauh dibawah kemampuan orang lain. Buanglah kesombongan seperti ini dan akuilah bahwa kita adalah manusia yang terbatas.

Merasa memiliki jawaban untuk semua pertanyaan. Orang yang sombong merasa malu dan rendah jika harus bertanya kepada orang lain. Akibatnya orang seperti ini akan mengerjakan segala sesuatunya seorang diri tanpa melibatkan orang lain. Ia akan berusaha membuktikan bahwa ia mampu melakukan sendiri sekalipun ia tahu bahwa ada orang yang lebih mampu darinya dan bisa diajak kerja sama. Sebagai akibat dari rasa tidak membutuhkan orang lain, maka ia akan dijauhi orang lain.

Merasa direndahkan ketika orang lain melakukan sesuatu lebih baik dari apa yang ia lakukan. Ada rasa sakit didalam hati orang yang sombong ketika apa yang orang lain lakukan jauh lebih baik dari apa yang telah ia lakukan. Ia berpikir bahwa sanjungan dan pujian hanya pantas diberikan kepadanya dan ia tidak rela jika orang lain yang menerima itu.


Jika masih terselip kesombongan didalam hati kita, mintalah agar kuasa Tuhan memampukan kita untuk terbebas dari kesombongan yang hanya akan menghancurkan hidup kita. Sebaliknya marilah kita mengejar kerendahan hati dengan cara melatih diri setiap hari.

DOA: Bapa, aku mengakui bahwa masih banyak kesombongan didalam hidupku. Mampukan aku untuk membuang kesombongan itu. Dalam Nama Tuhan Yesus aku minta. Amin.

KATA-KATA BIJAK: Orang yang sombong tidak dapat melihat siapa dirinya yang sesungguhnya.
 
Gbu all...

Selasa, 24 November 2015

DIKHIANATI ORANG TERDEKAT

“Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia.” Mazmur 55:13

Bila memperhatikan liku-liku perjalanan hidup Daud, yang melakukan pengkhianatan dan berbuat jahat terhadapnya bukan orang jauh atau musuh yang sesungguhnya, melainkan orang-orang terdekat yang makan sehidangan dengan dia.

Bukankah hal ini seringkali terjadi dalam kehidupan kita? Bukankah pengkhianatan, gosip, fitnahan, iri hati atau umpatan datangnya bukan dari musuh, melainkan dari orang-orang yang kita anggap sebagai teman, sahabat dan orang yang kita kasihi? Daud mengatakan, “Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia. Tetapi engkau orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku: kami yang bersama-sama bergaul dengan baik, dan masuk rumah Allah di tengah-tengah keramaian.” (ayat 13-15). Ini adalah fakta dan mungkin kita pernah mengalaminya juga. Rekan kerja di kantor, teman satu sekolah, keluarga terdekat, suami atau isteri yang kita kasihi, bahkan saudara seiman satu gereja, di mana kita bersekutu dan beribadah bersama-sama, di luar dugaan malah menyakiti dan mengkhianati kita seperti musuh. Para pelayan Tuhan yang tampaknya dari luar begitu kompak dalam pelayanan, satu sama lain saling menjatuhkan. “Orang itu mengacungkan tangannya kepada mereka yang hidup damai dengan dia, janjinya dilanggarnya; mulutnya lebih licin dari mentega, tetapi ia berniat menyerang; perkataannya lebih lembut dari minyak, tetapi semuanya adalah pedang terhunus.” (ayat 21-22).

Jangankan Daud, Yesus pun mengalami hal yang sangat menyakitkan. Ia dikhianati oleh salah satu muridNya sendiri yaitu Yudas Iskariot, yang setiap hari makan semeja dengan Dia. Ketika Yesus ditangkap musuh-musuhNya, murid-muridNya justru meninggalkan Dia sendirian. “Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.” (Matius 26:56b). Betapa pedih dan sakitnya dikhianati orang-orang terdekat!

Jangan bersedih hati, ada satu Pribadi yaitu Yesus yang senantiasa mengasihi kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita sendiri.


Gbu all...

Senin, 23 November 2015

Kata-Kata Bijak Mengatasi Kekhawatiran

Apakah anda pernah/sedang khawatir ??, saya rasa setiap orang pernah mengalaminya, mungkin sebagian dari kata kata bijak ini bisa membantu menenangkan pikiran anda :

"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"
Matius 6:25

Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Matius 6:27

Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?
Lukas 12:26

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Matius 6:33

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Matius 6:34

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Filipi 4:6

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
1 Petrus 5:7

Biasanya, orang lebih kuatir tentang hal yang tak dapat dilihatnya daripada yang dapat dilihatnya.
Julius Caesar

Kekuatiran tak akan melenyapkan kesedihan esok, tetapi akan menghilangkan kegembiraan hari ini.
Leo Buscaglia

Kita lebih banyak menderita oleh khayalan daripada oleh kenyataan.
Seneca

Bodoh. Itulah kekuatiran. Buang-buang energi mental secara bodoh. Telah dihitung bahwa kira-kira sembilan puluh dua persen dari kekuatiran tidak pernah terjadi. Anda bisa menangani sisa 8 persennya.
Norman Vincent Peale

Mereka yang kuatir sudah menderita akan hal yang mereka kuatirkan.
Montaigne, Essays, 1588

Saya banyak mengalami kekuatiran, tetapi kebanyakan tak pernah terjadi.
Mark Twain

Kuatir sama seperti membayar bunga untuk uang yang mungkin tak pernah Anda pinjam.
William Ralph Inge

Tak ada gunanya membuka payung sebelum hujan.
Alice Caldwell Rice

Pegangan hidup saya adalah: Berjagalah untuk hal yang terburuk, berharaplah akan hal yang terbaik dan terimalah apapun yang datang.
Robert E. Speer

Bila Anda percaya bahwa merasa sedih atau kuatir dalam waktu cukup lama dapat mengubah masa lalu dan masa depan, maka Anda berada di planet dengan realitas yang beda.
William James

Mari kita tingkatkan rasa kuatir menjadi pemikiran sehat dan perencanaan.
Winston Churchill

Tak ada yang menguras tubuh seperti kekuatiran, dan orang yang mempunyai iman pada Tuhan harus malu untuk kuatir tentang apapun.
Mahatma Gandhi

Tak ada orang akan tenggelam oleh beban suatu hari. Tetapi bila beban esok ditambah ke beban hari ini, tak ada orang yang sanggup menanggungnya.
George Macdonald

Kuatir adalah siklus pikir yang tidak efisien yang berputar disekeliling suatu pusat ketakutan.
Corrie Ten Boom


Bila saya menoleh ke belakang menengok segala kekuatiran saya, saya ingat cerita seorang tua di ranjang kematiannya bahwa ia mengalami berbagai kekuatiran dalam hidup, yang sebagian besar tak pernah terjadi.
Winston Churchill

Mengatasi kuatir dapat dilakukan dengan hidup satu hari setiap kali bahkan sesaat setiap kali. Kekuatiran Anda akan tumbang tak ada artinya.
Robert Anthony

Bila orang yang kuatir akan kekurangannya mau mensyukuri kekayaan yang mereka miliki, mereka akan berhenti kuatir.
Dale Carnegie


Kekuatiran mirip orang – akan tumbuh menjadi besar bila Anda memeliharanya.
Penulis tak dikenal


Bila Anda ingin mengetes ingatan Anda, cobalah untuk mengingat kembali yang Anda kuatirkan setahun yang lalu pada hari ini.
E. Joseph Cossman

Banyak orang mengumpulkan berkas kayu untuk membangun jembatan yang tak pernah mereka seberangi.
Penulis tak dikenal

Kuatir seperti kursi goyang, yang memberikan sesuatu untuk Anda lakukan namun Anda tak pernah sampai kemanapun.
Glenn Turner

Kekuatiran sering memberikan bayangan yang besar untuk sesuatu yang kecil.
Pepatah Swedia

Kita dapat dengan mudah mengatasi bila kita mau mengambil hanya beban hari ini. Tetapi beban menjadi terlalu berat bagi kita bila kita harus memikul beban hari kemarin pada beban hari ini ditambah beban hari esok sebelum kita perlu menanggungnya.
John Newton

Jangan membawa hari esok ke tempat tidur bersama Anda.
Norman Vincent Peale

Sehari kuatir lebih melelahkan daripada seminggu kerja.
John Lubbock

Betapa besar kepedihan yang harus kita bayar, untuk keburukan yang tak pernah terjadi.
Thomas Jefferson

Kesedihan mempunyai batas, sedang kecemasan tidak ada batasnya. Kita sedih hanya untuk hal yang telah terjadi, tetapi cemas untuk semua hal yang mungkin terjadi.
Pliny the Younger

Kesulitan yang nyata dapat diatasi, tetapi yang kita bayangkan tak dapat ditaklukkan.
Theodore N. Vail

Kesedihan melihat ke belakang. Kekuatiran melihat ke sekeliling. Iman melihat ke atas.
Anonim (Guidepost)

Saya juga punya ilustrasi singkat mengenai Kekhawatiran yang sudah terlalu jauh....ceritanya begini :

Pada suatu malam seorang pendeta menerima telepon dari seorang ibu.
"Ada apa bu?" Tanya pendeta itu.
"Begini pak, saya ini selalu kuatir," jawab ibu itu.
"Kuatir apa bu?"
"Saya ini seorang janda pak, anak saya dua, laki-laki."
"Apa yang ibu kuatirkan?"
"Saya kuatir kalau nanti anak saya sudah menikah dan menantu saya tidak sayang pada saya, sedang saya sakit-sakitan, saya akan ikut siapa?"
"Apakah ibu sekarang sakit?"
"Tidak."
"Jadi ibu sehat. Apakah anak ibu sudah punya pacar?"
"Belum pak,"
"Sudah berapa tahunkah umur mereka, dan dimanakan mereka sekarang bekerja ??"
"Mereka masih kecil kecil pak, Ini mereka tidur di sebelah saya."
"Astaga!" kata pendeta itu.

Memang kekuatiran sering menyakitkan, menyusahkan, menghilangkan sukacita yang seharusnya ada. Kalau Anda sering diliputi kekuatiran, barangkali kata-kata bijak di atas tadi ini bisa membantu Anda melenyapkan kekuatiran Anda.
 
Gbu all....

Minggu, 22 November 2015

BERKOMITMEN KEPADA TUHAN YESUS

“Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.” 1 Korintus 2:2

Sebagai orang percaya, kita tidak bisa seenaknya menjalani kehidupan keKristenan kita. Menjadi seorang Kristen berarti pula menjadi pengikut Kristus dan “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6). Dituntut sebuah komitmen dalam mengiring Kristus!

Akhir-akhir ini banyak orang Kristen tidak mengerti apa arti komitmen yang benar. Komitmen yang benar bukanlah berdasarkan apa yang manusia kehendaki dari kita, melainkan apa yang Tuhan kehendaki. Tuhan Yesus berkata, ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memilul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24). Jadi, komitmen utama kita bukanlah pada diri sendiri, kepada pendeta, atau kepada suatu organisasi, melainkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Orang yang memiliki komitmen kepada Tuhan Yesus akan berusaha melakukan yang terbaik bagi Dia dalam keadaan apa pun. Paulus adalah contoh orang yang memiliki komitmen luar biasa kepada Kristus; dia memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa selain tentang Kristus. Bahkan dengan tegas dia berkata, “....segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,” (Filipi 3:8).

Kalau kita berkata bahwa Yesus adalah segala-galanya bagi kita, apakah benar-benar sudah terefleksi di dalam kehidupan kita sehari-hari? Ataukah hanya sekedar lips service? Kita mengaku berkomitmen penuh pada Tuhan Yesus, tetapi masih mencintai dunia ini dengan segala keinginannya; kita masih 'menggenggam' kuat-kuat harta kita dan tidak tergerak hati untuk memberi atau terbeban bagi pekerjaan Tuhan; kita melakukan segala sesuatu menurut keinginan kita sendiri dan ambisi pribadi lebih dari pada apa yang menjadi keinginan Tuhan. Berkomitmen pada Tuhan berarti harus menyerahkan segala sesuatu yang kita miliki dan seluruh hidup kita kepada kehendak dan rencana Tuhan.

Hendaklah kita melayani Tuhan dengan sepenuh hati, karena “...kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.” 1 Korintus 6:20a 
 
Gbu all...

Sabtu, 21 November 2015

Pintu Yang Sama

Seorang pria yang sedang mengalami masalah dengan keadaan keuangannya memutuskan untuk menghubungi seorang ahli keuangan terkenal. Mereka membuat janji untuk bertemu. Pada hari yang ditentukan, pria tersebut memasuki ruang tunggu kantor sang penasihat keuangan. Anehnya, ia tidak disambut oleh seorang resepsionis pada umumnya. Justru di hadapannya ada dua pintu. Pintu pertama tertulis: merasa payah dalam pekerjaan, sedangkan di pintu kedua tertulis: enjoy dalam pekerjaan.

Karena ia merasa payah, maka ia masuk ke pintu yang bertuliskan: merasa payah dalam pekerjaan. Namun ketika ia masuk ke ruangan tersebut, ia dihadapkan dua pintu lagi. Pintu yang satu bertuliskan: berpenghasilan kurang dari 30 juta per tahun, dan pintu yang kedua bertuliskan; berpenghasilan diatas 30 juta per tahun. Masuk pintu tersebut, ia kembali dihadapkan dua pintu lain; menabung lebih dari 5 juta per tahun, dan pintu yang satunya bertuliskan: menabung kurang dari 5 juta per tahun. Tetapi ketika ia memauki pintu tersebut ternyata ia malah kembali lagi di ruang tunggu yang sebelumnya ia sudah masuki.

Pintu yang sama akan membawa kita kepada hasil yang sama pula. Pria dalam cerita di atas tidak akan pernah bisa keluar dari masalah keuangan, selama ia tidak mau mencoba masuk melalui pintu yang lain. Hidupnya ingin berubah, tapi sayang hal tersebut tidak diimbangi dengan tindakan yang juga berubah. Jika kita terus saja melakukan hal-hal yang sama seperti yang biasa kita lakukan, maka kita juga akan terus mendapatkan hasil yang sama dengan yang selama ini kita dapatkan. Jika ingin hidup kita berubah, tidak ada pilihan lain kecuali kita juga mau mengubah sikap, cara berpikir, dan tindakan kita.

Adalah hal yang mustahil jika kita ingin mendapat hasil berbeda padahal kita selalu melakukan cara yang sama.

"namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," Demikianlah Firman Tuhan
( Amos 4 : 6 )
 
Gbu all...

Jumat, 20 November 2015

Upah Kesetiaan

Seekor anjing bernama Dasher dengan setia menemani bocah cilik berusia 4 tahun bernama Millie Kwast yang tinggal di GlenRock, sebuah stasiun di kawasan penghasil anggur, Hunter Valley di utara Sidney. Suatu ketika Millie tersesat saat ia berjalan bersam anjingnya itu, ia lantas berlindung di balik semak dan memeluk anjingnya agar tetap hangat di malam hari. Millie ditemukan seorang teman keluarganya, tengah duduk dalam parit yang berjarak 2 km dai rumahnya. Sepanjang bertahan 24 jam, Millie mengaku melihat beberapa kangguru dan helikopter kuning, dan ia juga mendengar namanya dipanggil-panggil. Hal yang mengagumkan adalah, Millie selamat tanpa luka sedikitpun. Begitu setianya sang anjing menemani tuannya, bahkan sampai saat yang tidak mengenakkan.

Bagaimanakah kesetiaan kita terhadap Tuhan dan sesama? Kalau anjing saja bisa setia kepada tuannya, masakan kita tidak bisa setia? Kesetiaan merupakan sifat ilahi di dalam diri orang percaya dan merupakan buah dari pekerjaan Roh dalam diri orang percaya. Jika kita mencerminkan sifat-sifat kesetiaan dalam hidup kita, maka itu berarti kita hidup di dalam Roh Kudus.Jika kita setia, maka kesetiaan akan memimpin kita dalam mengiring dan melayani-Nya, kendatipun kesulitan dan kesukaran mewarnai hidup.

Tuhan mencari orang-orang yang berlaku setia. Tidak sekadar setia kepada sesama, tetapi terlebih kepada Tuhan. Berlakulah setia kepada sesama juga pada Dia sampai kapanpun.

Kesetiaan sejati adalah kesetiaan yang mampu bertahan sekalipun di dalam pelaksanaannya banyak mengalami rintangan dan tantangan.
Tuhan berjanji bahwa bagi orang-orang yang setia, Dia akan memberikan upah atas kesetiaan kita dan akan membrikan kita Mahkota Kehidupan.

Kesetiaan harus diwujudkan dalam tindakan dan ketulusan bukan sekadar teori belaka.

" Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya."
( Amsal 19 : 22 )


Gbu all...

Kamis, 19 November 2015

MENGAMPUNI DAN MELUPAKAN

“Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Matius 18:21

Jika disuruh memilih antara mengampuni atau membalas kejahatan seseorang, banyak orang pasti akan lebih memilih melakukan pembalasan terhadap kejahatan yang dilakukan orang lain. Jika ini dilakukan orang yang dunia, kita maklum. Namun bagi orang Kristen mengampuni adalah sebuah keharusan (wajib), bukan pilihan.

Mengapa demikian? Sesungguhnya oleh karena pengampunan Tuhan bagi kitalah yang memungkinkan kita dapat mengampuni orang lain. Tertulis demikian: “...dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,.. . Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yesaya 53:5-6). Hukuman dosa yang seharusnya kita tanggung telah dibayar penuh oleh Yesus Kristus di kayu salib. Murka Allah ditimpakan kepadaNya, Dialah yang menggantikan tempat kita. Darah Yesus membasuh dan menyucikan kita dari dosa.

Ketika ada kesalahan atau kejahatan dilakukan oleh pihak lain, kitalah yang harus berinisiatif terlebih dulu untuk mengampuni mereka. Sebagaimana Allah di dalam Kristus Yesus telah mengampuni kita, hendaklah kita juga punya hati yang mau mengampuni kesalahan orang lain. “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,” (Efesus 4:31-32a). Bagaimana kita bisa melakukannya? Pertama, kita harus memusatkan pikiran kita sepenuhnya kepada pengampunan yang telah Tuhan kerjakan bagi kita. Renungkan betapa besar rahmat yang sudah dilimpahkan Tuhan kepada kita seperti kata Daud, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu,” (Mazmur 103:2-3a). Kedua, selesaikan dengan jujur semua kemarahan yang kita rasakan terhadap orang lain, lalu melupakannya. Memang tidak mudah! Namun Tuhan akan tolong.

Mengampuni tanpa melupakan itu seumpama kasih yang bersyarat, namanya bukan pengampunan !
 
Gbu all...

Rabu, 18 November 2015

Gagal

Sejarah mencatat bahwa Wright bersaudara adalah orang yang pertama sekali berhasil menerbangkan pesawat. Meski demikian, mereka berdua sebenarnya bukanlah pelopor penelitian pesawat terbang. Pelopor pesawat terbang yang sebenarnya adalah Dr Samuel Langley yang sudah meneliti kemungkinan manusia terbang sejak tahun 1890 ( 13 tahun sebelum Wright menerbangkan pesawat ).

Mengapa Dr. Samuel Langley justru tidak dikenal orang? Ternyata, setelah melakukan penelitian dan berulang kali mengalami kegagalan selama 13 tahun, akhirnya Langley menghentikan penelitiannya. Keputusan itu diambil Langley ketika tgl 8 Oktober 1903 setelah untuk kesekian kalinya percobaannya gagal. Tahukah kita, bahwa hanya selang dua bulan dari sikap putus asa Langley tersebut, pada tanggal 17 Desember 1903, Wright bersaudara berhasil menerbangkan pesawatnya!

Patut disayangkan, bukan? Sedikit lagi Dr. Langley meraih kesuksesan, tapi sayang ia buru-buru berhenti karena tidak tahan menghadapi kegagalan.

Jatuh bukan berarti gagal. Jatuh dan tidak berani bangkit, itulah gagal yang sebenarnya! Jangan pernah putus asa dan menyerah kalah. Kita tidak pernah tahu bahwa sebenarnya tinggal selangkah lagi kita meraih keberhasilan, jangan sampai hal tersebut urung terjadi hanya gara-gara kita memutuskan untuk berhenti lebih awal. Seorang juara bukanlah mereka yang tidak pernah jatuh, melainkan dia yang selalu bangkit setiap kali gagal.

Kita semua pernah jatuh, yang membedakan hanyalah beberapa diantaranya menyerah kalah sementara yang lainnya berani bangkit kembali.

Banyak orang gagal karena mereka tidak tahu betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan -- Thomas Alfa Edison

" Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana."
( Amsal 24 : 16 ) 

Gbu all...

Selasa, 17 November 2015

EMPAT PRINSIP BERKAT

Kejadian 12:2
By: Pdt. Sapta J. Tandi (Gembala Sidang GBI MPI, Palembang)

Alkitab mengajarkan bahwa kita seharusnya menggunakan "berkat-berkat kita" untuk memberkati orang lain:

1. Berkat-berkat yang diberikan Tuhan kepada kita harus mengalir ke orang lain

Alkitab mengajarkan bahwa kita diberkati bukan cuma sekedar agar kita merasa lebih baik, bukan cuma sekedar agar kita lebih bahagia dan lebih nyaman, tetapi supaya kita bisa memberkati atau menolong orang-orang lain.

Allah berkata kepada Abraham: "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan MENJADI BERKAT." (Kejadian 12:2)

Allah memberkati Abraham supaya Abraham mengalirkan berkata itu kepada orang lain ...

Itulah yang disebut: "Masterpiece for Masterplan"
Anda dijadikan sebagai Maha Karya ciptaan-Nya untuk tujuan mewujudkan Rencana-Nya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa; menolong orang lain mewujudkan impian mereka; menjadikan semua bangsa murid Kristus ...

Prinsip pertama dari berkat Tuhan adalah berkat itu harus mengalir keluar ...

2. Ketika kita memberkati orang lain, Tuhan akan memelihara hidup kita

Prinsip kedua dari berkat Tuhan adalah apabila kita menaruh perhatian penuh untuk memberkati atau menolong orang lain, maka Tuhan akan mencukupi semua kebutuhan kita.

Tuhan Yesus berkata, "Sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, istrinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa itu juga dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal." (Lukas 18:29-30)

Ketika kita memperhatikan kebutuhan orang lain, Tuhan akan mengambilalih semua masalah dan kesulitan hidup kita. Dia mengatasi masalah dan kesulitan kita jauh lebih baik dibanding kita sendiri yang mengatasinya.

Ketika kita menaruh perhatian untuk memberkati hidup orang lain, maka Tuhan akan memberikan imbalannya sekarang ini juga dan kita akan menerima hidup yang kekal. Itulah yang berkat sejati.

Alkitab berkata, "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri ..." (Amsal 11:17)

3. Ketika kita memberkati orang lain maka kita diberkati kembali

Semakin banyak kita memberkati orang lain; semakin banyak kita menolong orang lain; semakin banyak pula Tuhan akan memberkati hidup kita.

Di dalam Lukas 6:38 Tuhan Yesus berkata, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncangkan dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Prinsip berkat yang ketiga adalah Semakin banyak kita mencoba untuk memberkati orang lain di sekitar kita, maka semakin Tuhan akan berkata: "Aku akan mencurahkan berkat ke atas hidupmu dengan berlimpah-limpah."

4. Semakin banyak kita diberkati Tuhan, Dia mengharapkan kita menolong lebih banyak lagi orang lain

Yesus berkata, "... Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." (Lukas 12:48)

Prinsip berkat Tuhan keempat adalah semakin banyak kita diberikan, semakin banyak kita dipercayakan maka sesungguhnya semakin besar tanggung jawab yang dituntut oleh Tuhan.

Kita harus mempertanggungjawab kan semua pemberian Tuhan, kita harus mengerti bahwa jika kita telah diberkati lebih banyak dari pada orang lain di sekitar kita, hal itu berarti bahwa Tuhan punya tujuan agar kita peduli dan memperhatikan orang lain ...

"Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat." (2 Korintus 5:10).
 
Gbu all...

Senin, 16 November 2015

KUNCI PERTAMA BERKAT

Manusia berusaha mendapatkan.

Allah berusaha memberi. Memberi adalah caraNya Tuhan.

Hidup dalam jalanNya Tuhan berarti menjadi seorang pemberi.

Cara dunia untuk mengumpulkan dan meningkatkan uang, pakaian, harta miliki, rumah, tanah dan bisni adalah dengan MENDAPATKAN.

Matius 6:31-33
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. TETAPI CARILAH dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka SEMUANYA ITU AKAN DITAMBAHKAN KEPADAMU.

Dalam kerajaan Allah, Yesus Kristus kelihatannya tidak punya masalah kalau kita mempunyai segala hal yang di sebut di atas. Akan tetapi Dia memberikan pernyataan bagaimana caranya untuk memperoleh semua itu, bukan dengan MENDAPATKAN tetapi dengan MEMBERI.

Memberi adalah memberi.

Memberi itu bukan membayar seseorang untuk apa yang sudah dikerjakannya.

Memberi itu bukan menaruh sesuatu di tangan seseorang dengan ketentuan dia harus melakuan sesuatu.

Memberi itu bukan meminjamkan.

Memberi itu adalah melepaskan sama sekali kendali tentang sesuatu hal kepada orang lain, sehingga mereka bisa melakukan apa pun yang mereka suka kepada barang yang diberikan.

Kekayaan sejati tidak diukur dari apa yang yang dipunyai seseorang, tetapi bagaimana mereka memberi dibanding apa yang mereka miliki.

Semua orang bisa memberi sesuatu. Kita termasuk orang kaya kalau kita bisa memberi sesuatu. Bahkan benda yang paling sederhana pun bisa menjadi suatu pemberian bagi orang lain. Kalau kita bertemu dengan orang yang tidak bisa tersenyum, kita bisa memberikan senyum kita kepadanya.

Hidup kita akan menjadi petualangan dalam memberi, bukannya pergumulan untuk mendapat.


Gbu all...

Minggu, 15 November 2015

Orang Besar Berpikir Besar

Anda besar dengan berpikir besar. Anda kecil bila berpikir kecil. Keterbatasan anda adalah pikiran Anda. Mimpi dianugerahkan agar anda bisa berpikir besar. Mulailah dari pikiran Anda. Keberhasilan semata-mata bagaimana Anda meletakkannya dalam pikiran. Tidak ada yang salah pada lingkungan sekitar. Tidak pula salah pada waktu Anda. Semua memberikan tempat dan kesempatan bagi Anda untuk meraih keberhasilan. Tinggal Anda mengambil langkah pertama, yaitu berpikir besar.

Tak ada yang salah pada katak yang merindukan bulan. Tak ada yang salah pada kera yang ingin menjadi dewa. Jangan hiraukan ucapan orang lain. Bergaulah dengan orang-orang yang berkepribadian besar. Perlakukanlah diri anda dengan penuh rasa hormat, maka orang lain akan menghormati anda sebagai orang besar.

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak, Anda akan menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan daripada tidak bergerak sama sekali.

Dalam hidup kita sering merasa buntu hanya karena kita ingin mengambil satu langkah yang terlalu besar, langkah raksasa. Akibatnya, masalah kita jadi terlihat besar sekali, kompleks dan tak terselesaikan. Hasilnya, Anda hanya termenung dan tidak bergerak.

Sabar dan coba mundur sebentar. Perhatikan tantangan Anda. Tidaklah lebih memungkinkan bagi Anda untuk mengambil langkah-langkah pendek terus menerus, ketimbang berusaha menelan semua maslah seklaigus. Satu langkah kecil demi langkah kecil, asalkan Anda masih memiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju. Dan bukan berhenti.
 
Gbu all.....

Sabtu, 14 November 2015

APAKAH ANDA SUDAH DEWASA?

Yang lebih mencerminkan kedewasaan seseorang adalah sikap. Jadi sikap kita mewarnai cara berpikir dan tindakan kita dalam menghadapi hidup ini. Kedewasaan dapat diukur dengan berapa matangnya sikap kita ini dalam menghadapi hidup.
Sudah tentu kedewasaan sangat dipengaruhi oleh :
Pengalaman hidup, jadi orang yang mau belajar dari hidup ini, dari apa yang dialaminya akan lebih mudah dewasa.

Tempaan hidup, kesusahan, penderitaan. Hal ini akan sangat mempercepat atau mematangkan seseorang menjadi lebih dewasa. Kedewasaan bertunas dari jiwa yang telah mengalami tempaan.


Kita dapat belajar dari kisah Yusuf yang dicatat dalam Kejadian 50:15-21. Kita bisa memetik beberapa pelajaran atau ciri kedewasaan seseorang yaitu:


Orang yang dewasa ialah orang yang menghadapi tantangan hidup dan tidak lari dan menghindarinya. Yusuf dibuang pada usia yang relatif muda sebagai seorang remaja dijadikan budak, difitnah oleh istri majikannya dan dipenjarakan, namun ia menghadapi semuanya itu.


Orang yang dewasa adalah orang yang tidak cepat menyalahkan orang lain termasuk Tuhan atas kemalangan yang dideritanya. Kemalangan atau penderitaan menjadi ukuran yang sangat baik untuk menilai kedewasaan kita. Kalau kita semuanya cukup, tidak ada masalah, kita hidup dalam kemakmuran, sukar untuk mengukur kedewasaan kita. Yusuf tidak menyalahkan Tuhan sewaktu dia menderita dan setelah bebas dari penjara ia pun tidak menyalahkan saudara-saudaranya.


Orang yang dewasa adalah orang yang tabah dan sabar karena tahu bahwa Tuhan mengatur segalanya untuk kebaikan. Kalau Yusuf membatasi matanya hanya pada apa yang dilihat dan dirasakannya dia akan hanya melihat penderitaannya, betapa malang hidup yang harus dilewatinya. Tapi Yusuf berhasil melebarkan perspektifnya dan melihat semua permasalahan hidupnya dari kaca mata Tuhan bahwa Tuhan mempunyai rencana dan bahwa dia adalah bagian kecil dari rencana Tuhan yang besar. Nah, itulah tanda orang yang dewasa, sabar dan tabah.


Orang yang dewasa ialah orang yang mampu membebaskan diri dari kepahitan hidup ini. Dengan kata lain orang yang dewasa tidak menyimpan dendam dan tidak mengingat-ingat kekurangan orang. Kita lihat contoh Yusuf, Yusuf tidak mendendam, dia malah memilih melihat hidup dari sisi baiknya yakni ia dapat bersama lagi dengan keluarganya. Kenapa Yusuf bisa begitu baik membalas kejahatan dengan kebaikan, sekali lagi adalah dia orang yang mampu membebaskan diri dari kepahitan hidup. Kalau orang terus memelihara kepahitan hidup dia tidak mungkin dewasa, karena kepahitan itu akan mewarnai sikapnya dalam mengambil tindakan atau dalam mengeluarkan reaksi sehingga sikapnya itu akan sangat mengotori apa yang dia lakukan.


Orang yang dewasa adalah orang yang tidak menempatkan diri di posisi Tuhan. Dia tidak menganggap dirinya tahu segala hal dan sadar bahwa dia tidak mempunyai hak untuk berbuat semaunya. Jadi orang yang dewasa orang yang tahu batasnya, tahu dirinya. Orang yang juga mengerti batas antara benar dan tidak benar, kehendak Tuhan dan dosa, sehingga dia tidak memasuki daerah yang berdosa yang Tuhan larang.


Orang yang dewasa ialah orang yang melihat fakta apa adanya. Orang yang dewasa adalah orang yang memikul tanggung jawab atas tindakannya. Yusuf bisa menjadi orang yang sinis dan jahat karena hidup telah begitu menyakitkan dan tidak adil untuknya. Namun Yusuf memilih menjadi pekerja yang baik sewaktu di rumah Potifar, dia menjadi tahanan yang baik tatkala di penjara karena difitnah.



Gbu all....

Jumat, 13 November 2015

SAAT DALAM MASALAH

“Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” Keluaran 14:14

Bangsa Israel adalah umat pilihan Allah dan mereka ada di dalam rancanganNya. Meskipun demikian bukan berarti perjalanan hidup mereka tanpa masalah atau rintangan seperti jalan tol. Adakalanya Tuhan ijinkan situasi-situasi sulit atau permasalahan terjadi untuk melatih otot-otot iman dan mengajar mereka untuk bergantung kepada Dia sepenuhnya. Apa yang dialami oleh bangsa Israel ini menjadi suatu pelajaran berharga bagi kita. Kepada jemaat di Korintus, Paulus pun mengatakan bahwa perjalanan hidup bangsa Israel itu sebagai suatu peringatan bagi kita (baca 1 Korintus 10).

Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari sikap atau reaksi bangsa Israel saat berada dalam pergumulan dan masalah:

1. Mereka takut. Saat orang-orang Mesir yaitu Firaun dan pasukan berkudanya mengejar mereka, “…sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada Tuhan,” (Keluaran 14:10b). Itu adalah hal yang manusiawi, tetapi bila rasa takut itu terus dipelihara akan berdampak buruk pada diri kita sendiri. Kita akan semakin terpuruk, seperti yang dikatakan oleh Ayub bahwa apa yang kita takutkan itulah justru yang akan menimpa kita (baca Ayub 3:25). Yang harus kita lakukan adalah segera datang kepada Tuhan, percayalah bahwa Dia selalu memberi jalan keluar untuk setiap permasalahan. Bukankah firmanNya menyatakan bahwa “…Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (2 Timotius 1:7)?

2. Mereka saling menyalahkan. Orang yang selalu mengkambinghitamkan /menyalahkan orang lain bisa disebut sebagai pengecut. Bukankah hal ini seringkali kita lakukan? Bila ada masalah, kita selalu berpikir bahwa hal ini terjadi oleh karena kesalahan orang lain, bahkan sering kita menyalahkan Tuhan. Bangsa Israel beranggapan bahwa yang menjadi penyebab penderitaan atau masalah itu adalah Musa, sehingga mereka selalu mengungkit-ungkit dan membandingkan masa lalunya saat masih berada di Mesir: “Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.” (Keluaran 14:12b). Berhentilah untuk selalu menyalahkan orang lain! Dan jangan sampai kesalahan bangsa Israel ini terulang dalam perjalanan hidup kita sebagai orang percaya.

Milikilah iman dan penyerahan diri total kepada Tuhan, pasti Dia bertindak!
 
Gbu all...

Kamis, 12 November 2015

Butir Padi Pertanda Kasih

Dua bersaudara bekerja bersama-sama di ladang milik keluarga mereka. Yang seorang telah menikah dan memiliki sebuah keluarga besar. Yang lainnya masih lajang. Ketika hari mulai senja, kedua bersaudara itu membagi sama rata hasil yang mereka peroleh.

Pada suatu hari, saudara yang masih lajang itu berpikir, "Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku masih lajang dan kebutuhanku hanya sedikit." Karena itu, setiap malam ia mengambil sekarung padi dari lumbung miliknya dan menaruhnya di lumbung milik saudaranya.

Sementara itu, saudara yang telah menikah itu berpikir dalam hatinya, "Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku punya istri dan anak-anak yang akan merawatku di masa tua nanti, sedangkan saudaraku tidak memiliki siapa pun dan tidak seorang pun akan peduli padanya pada masa tuanya." Karena itu, setiap malam ia pun mengambil sekarung padi dari lumbung miliknya dan menaruhnya di lumbung milik saudara satu-satunya itu.

Selama bertahun-tahun kedua bersaudara itu menyimpan rahasia itu masing-masing, sementara padi mereka sesungguhnya tidak pernah berkurang, hingga suatu malam keduanya bertemu, dan barulah saat itu mereka tahu apa yang telah terjadi. Mereka pun berpelukan.

Jangan biarkan persaudaraan rusak karena harta, justru pereratlah persaudaraan tanpa memusingkan harta.

Bagaimanakah kita mampu membangun persaudaraan yang diwarnai kasih seperti kisah di atas tadi? Kedua orang saudara tadi belajar memahami kebutuhan satu sama lain. Yang masih lajang, dapat melihat tentulah lebih banyak kebutuhan saudaranya yang sudah berkeluarga daripada kebutuhannya sendiri. Sementara yang sudah berkeluarga mampu memahami saudaranya yang masih lajang itu tidak memiliki siapa-siapa, dia lebih membutuhkan kekayaan daripada dirinya. Kemampuan untuk memahami itu bisa menjadi kenyataan dalam perbuatan kalau mereka tidak lagi menjadikan kekayaan sebagai satu-satunya sumber kehidupan. Mereka lebih menomorsatukan bagaimana orang lain bisa hidup layak di dunia ini, dengan konsekuensi, diri merekapun lalu dinomorduakan. Apakah kaitannya renungan ini dengan bacaan-bacaan yang baru saja kita dengar tadi?

Dalam Bacaan I, Abram mempersembahkan sepersepuluh dari hasil jarahannya (kekayaan hasil perebutan dalam perang) kepada Melkisedek sebagai Imam Agung waktu itu. Kerelaan untuk memberikan sepersepuluh bukanlah hal yang mudah untuk dibuat, padahal sepersepuluh itu bukan aturan maksimal, tapi minimal. Orang sulit mempersembahkan kekayaannya karena menganggap kekayaannya sebagai satu-satunya sumber hidup dan andalan masa depan hidupnya. Demikianlah juga dikisahkan Matius dalam bacaan Injil, para rasul malah meminta kepada Yesus untuk menyuruh orang banyak itu pergi untuk mencari penginapan dan makanan, padahal mereka dalam kondisi tidak memiliki penginapan dan tidak memiliki makanan. Aneh bukan? Orang yang sudah tidak punya rumah dan tidak punya makanan malah diminta pergi. Pendeknya, "Jangan ganggu kami, kami ini repot! Memikirkan kebutuhan sendiri saja pusing kok memikirkan kebutuhanmu! Ah..EGP (Emangnye Gue Pikirin)!!”

Apa reaksi Yesus? Yesus meminta para murid untuk memberi mereka makan!! "Kamu harus memberi mereka makan!!" Padahal bekal yang ada hanya lima roti dan dua ikan! "Bagaiamana mungkin!!" pikir para murid-Nya? Di situlah letak "kekurang percayaan para murid pada Yesus!" Siapakah Yesus itu? Sudah sekian lama bergaul dan bersama Yesus, mereka toh juga belum menaruh kepercayaan penuh kepada-Nya. Karena itu dibenak para rasul yang ada itu "Kemustahilan” untuk memberi 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan. Dalam keraguan dan kebimbangan karena "jalan buntu", Yesus mengajak para murid-Nya untuk memohon kepada Allah Bapa, "Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan mengucap berkat, kemudian membagi-bagi roti dan memberikannya kepada para murid supaya dibagikan kepada orang banyak!"

Dengan mengajak para murid bersyukur dan mengucapkan berkat, Yesus mau mengubah gaya berpikir mereka dari kesempitan cinta diri menjadi sikap murah hati. "Kelaparan" manusia bukanlah sekedar kelaparan makanan dalam arti soal makan nasi dsb. Lebih dari itu, ada banyak orang yang "memiliki kekayaan yang berlimpah" tetapi tidak mampu membagikan kepada orang lain karena dirinya sendiri masih "lapar", yakni lapar rohani...Dia masih merasa kurang dicintai Allah dan sesamanya. Bagaimana orang akan yang kering cinta itu bisa berbagi kepada sesama.

Dengan mengucapkan berkat, para murid dan orang banyak itu diajak Yesus untuk menyadari diri mereka masing-masing bahwa kita itu diambil dan diciptakan Allah karena dicintai. Harga diri dan nilai martabat kita tidak ditentukan oleh "segala milik" kita, melainkan ditentukan oleh cinta Allah. Orang yang mengalami dirinya sungguh diterima dan diperhatikan Allah, dia akan mudah untuk tergerak berbagi dengan sesama. Keyakinan "dicintai Allah” itulah yang senantiasa diperbaharui oleh Roh Kudus setiap kali kita ikut dalam perayaan Ekaristi.

Demikianlah juga orang banyak yang diajak Yesus berdoa, akhirnya mereka menyadari dicintai Allah walau hidup tanpa penginapan. Tetapi orang bepergian, pastilah dari sekian banyak orang mereka membawa bekal. Namun, siapa orang yang tidak cemas dan kuatir kalau diminta membagikan kepada sesama yang lebih kurang padahal bekal mereka sendiri sedikit. Nah doa Yesus kepada Bapa, meneguhkan iman mereka supaya mereka tidak cemas dan kuatir akan masa depan mereka melainkan tetap penuh pengharapan berbagi bekal dengan sesama. Apa yang terjadi kemudian? Ada 12 bakul penuh makanan tersisa.

Itulah sebabnya, setiap kali kita merayakan Ekaristi kita diajak untuk hidup seturut gaya hidup Kristus yang mau berbagi hidup-Nya bagi sesama, bahkan dengan resiko kematian sekalipun. "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" .... "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" (1 Kor 11:25-26)

Marilah kita mohon Roh Kudus, agar kita yang "masih lapar" karena belum merasa dicintai Tuhan dan sesama, kita pun akan mengalami kasih Allah itu, sehingga akhirnya kita juga mau berbagi hidup dengan sesama.


Gbu all...

Rabu, 11 November 2015

Delapan Kado Indah

Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.

Kehadiran. Kehadiran orang yang dikasihi adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir lewat surat , telepon, foto, atau fax. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

Mendengar. Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasih pun akan terdengar manis baginya.

Diam. Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalaya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur, mengkritik, bahkan mengomel.


Kebebasan. Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupannya. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "kamu bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.


Keindahan. Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.


Tanggapan Positif. Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap, atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya ada pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir Anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya? Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.


Kesediaan Mengalah. Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.


Senyuman. Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi
 
Gbu all...

Selasa, 10 November 2015

HAL KECIL YG MENJENGKELKAN

Setelah peristiwa 11 September, sebuah perusahaan mengundang karyawan dari perusahaan lain yang selamat, sedangkan sebagian besar meninggal saat terjadinya serangan atas WTC - untuk menceritakan pengalamannya.

Pada pertemuan pagi itu, pimpinan keamanan menceritakan kisah bagaimana mereka bisa selamat. Dan semua kisah itu adalah hanyalah mengenai : HAL-HAL YANG KECIL.

Kepala kemanan perusahaan selamat pada hari itu karena mengantar anaknya hari pertama masuk TK.

Karyawan yang lain masih hidup karena hari itu adalah gilirannya membawa
kue untuk murid di kelas anaknya.
Seorang wanita terlambat datang karena alarm jamnya tidak berbunyi tepat waktu.
Seorang karyawan terlambat karena terjebak di NJ Turnpike saat terjadi kecelakaan lalu lintas.
Seorang karyawan ketinggalan bus.

Seorang karyawan menumpahkan makanan di bajunya sehingga perlu waktu untuk
berganti pakaian.

Seorang karyawan mobilnya tidak bisa dihidupkan.


Seorang karyawan masuk ke dalam rumah kembali untuk menerima telpon yang
berdering.

Seorang karyawan mempunyai anak yang bermalas-malasan sehingga tidak bisa
siap tepat waktu untuk berangkat bersama-sama.
Seorang karyawan tidak memperoleh taxi.

Sedangkan satu hal yang menahan saya sendiri adalah : sebuah sepatu baru. Saya memakai sepatu baru pagi itu, dan berangkat kerja dengan bersemangat. Tetapi sebelum sampai di kantor (WTC), sepatu itu menyebabkan luka di tumit. Saya berhenti di sebuah toko obat untuk membeli plester. Inilah yang menyebabkan saya bisa tetap hidup sampai hari ini.

Sekarang, jika saya terjebak dalam kemacetan lalu lintas, ketinggalan lift, harus masuk ke rumah lagi untuk menjawab telpon ... dan semua HAL KECIL yang mengganggu - sekarang ini saya sangat memahami, bahwa Tuhan benar-benar menginginkan saya berada di sini untuk saat ini

Suatu pagi jika saudara merasa semuanya terlihat sangat kacau, anak-anak
lambat berpakaian, saudara tidak bisa menemukan kunci mobil, selalu sampai di perempatan saat lampu merah menyala; jangan terburu-buru marah atau frustrasi, karena TUHAN sedang bekerja untuk menjaga kehidupan anda!

Kiranya Tuhan selalu memberkati saudara dengan semua hal-hal kecil yang tampaknya mengganggu dan semoga saudara mengingat akan maksud dari semua peristiwa kecil itu terjadi.


Gbu all...

Senin, 09 November 2015

JALAN PULANG

Kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia
(Filipi 2:15)

Penulis Anne Lamott mengisahkan seorang gadis kecil berusia 7 tahun yang tersesat di sebuah kota besar. Dengan cemas anak itu berlari mondar-mandir di beberapa ruas jalan, mencari tempat yang ia kenal. Seorang polisi melihatnya, menyadari kesulitan anak itu, dan menawarkan bantuan. Anak itu masuk ke mobil, dan sang polisi menjalankan mobilnya pelan-pelan menyusuri daerah itu. Tiba-tiba si anak menunjuk sebuah gereja dan minta turun dari mobil. Ia meyakinkan polisi itu, "Ini gereja saya. Saya selalu bisa menemukan jalan pulang dari sini."

Banyak orang berpikir gereja adalah lembaga kuno yang tak lagi relevan dengan dunia modern. Namun, saya yakin gereja yang setia mengajarkan Alkitab dan mewartakan kabar baik keselamatan melalui Kristus benar-benar memberi apa yang semua kita butuhkan untuk "menemukan jalan pulang".

Apabila gereja kita menjalankan fungsi yang diberikan Allah, maka para jemaatnya akan dengan rendah hati melayani dan memerhatikan satu sama lain, saling mendorong untuk mengikuti teladan Kristus (Filipi 2:1-11). Kelompok jemaat ini, lewat kata-kata dan hidupnya, juga menjadi penunjuk jalan bagi dunia yang tersesat menuju Yesus. Mereka melayani "seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan" (ayat 15,16).

Gereja yang mengajarkan kebenaran tentang Kristus tak hanya relevan, tetapi juga sangat dibutuhkan dalam dunia kita ini. Gereja ini dapat menolong orang-orang dari sepanjang zaman untuk menemukan jalan pulang ke rumah mereka - VG

GEREJA MENOLONG ORANG TERSESAT MENEMUKAN
JALAN PULANG APABILA CAHAYANYA BERSINAR TERANG

Gbu all...

Minggu, 08 November 2015

5 Tips Menghadapi Godaan

Ketika mempercayakan hidup kepada Kristus, karena anugerah-Nya secara posisional kita menjadi orang kudus (positional sanctifiction). Maksudnya, kita menjadi orang kepunyaan-Nya dengan segala tugas, panggilan dan tanggungjawabnya. Sebuah pengalaman hidup terindah! Namun demikian, kita dituntut untuk menjalani hidup kudus, bertumbuh menjadi serupa dengan Dia dalam karakter, sifat, kelakuan hidup kita (progressive sanctification). Pada akhirnya dalam sekejap mata kita diubahkan menjadi seperti Kristus (final sanctification).

Dalam proses penyucian, kita harus menghadapi godaan, yakni dorongan-dorongan di dalam batin kita untuk memenuhi keinginan-keinginan indah yang berlawanan dengan firman-Nya. Misalnya, dorongan untuk korupsi, karena ingin hidup mewah; dorongan untuk sombong, karena ingin dihormati sesama; dorongan untuk melakukan extra marital sex, karena sedang ingin bercinta, dstnya.

Ketika godaan datang, Yakobus memberikan tips untuk mengatasinya ;
1. INGATLAH MAHKOTA KEHIDUPAN BAGI SANG PEMENANG (Yak. 1:12)
Allah menjanjikan mahkota kehidupan, bagi orang yang mengasihi Dia, yakni bagi orang yang memilih untuk menolak godaan dan melakukan firman-Nya. Mahkota kehidupan bukanlah kehidupan kekal, namun ini merupakan kuasa dan otoritas untuk memerintah bersama Kristus dalam kekekalan kelak (2Tim. 2:12) yang dipercayakan kepada hamba-Nya yang baik dan setia. Mahkota ini adalah harta terindah dan terbaik yang akan kita persembahkan bagi kemuliaan Anak Domba Allah (Why. 4:10).

2. INGATLAH SUMBER GODAAN ITU BUKAN DARI ALLAH (Yak. 1:13)
Tulis Yakobus, ketika seseorang dicobai, janganlah ia berkata "Pencobaan ini datang dari Allah!" Alasannya adalah karena sifat-Nya, Allah tidak pernah sedikitpun hendak menjerumuskan kita ke dalam dosa. Datangnya godaan itu adalah dari keinginan-keinginan kita sendiri. Dosa terjadi ketika kita memenuhi keinginan itu dengan motif, cara, dan tujuan yang berlawanan dengan firman-Nya.

3. INGATLAH KONSEKUENSI PERBUATAN DOSA (Yak. 1:15)
Kata Yakobus, apabila keinginan itu dibuahi, maka menghasilkan dosa, dan apabila dosa itu sudah matang, maka ia melahirkan maut. Jadi, godaan itu arahnya menuju kematian. Maksudnya adalah kematian jasmani, fisik, bukan kematian rohani. Untuk kematian rohani manusia tidak perlu berbuat dosa sampai matang; cukup makan buah terlarang saja. Namun untuk kematian fisik, yah dosa itu harus sampai matang.

Sebagai contoh, pernah ada seorang anak Tuhan yang meninggalkan isterinya yang sah, hidup dan menikah lagi dengan perempuan yang lebih muda. Untuk sementara dia bisa menikmati isteri mudanya. Tapi tidak berlangsung terlalu lama, saya diberitahu bahwa anak Tuhan itu sudah mati dengan cara yang tragis. Menjelang kematiannya, dia ditempatkan di ruang isolasi rumah sakit, karena kalau udah muntah, baunya amat busuk dan menyengat.


Contoh lain, seorang Ibu muda, masih cantik dan kaya. Namun dia mengingkari perjanjian pernikahannya, hidup selingkuh seenaknya. Suaminya merana terhina. Untuk sementara, dia bisa menikmati dosanya. Namun tidak berselang lama, tiba-tiba saja ada benjolan di payudaranya, dan itu berkembang sampai menjadi kanker payudara stadium ke empat. Dokter ternama dari luar negeri pun tidak bisa mengatasi meskipun ketika baru sekedar benjolan. Akhirnya dia mati juga.

4. INGATLAH KEBAIKAN TUHAN PADA KITA (Yak. 1:16-17)
"Saudara-saudara yng kukasihi," tulis Yakobus, "janganlah sesat!" Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang." Maksudnya, Allah itu baik bagi kita, janganlah membalas kebaikan-Nya dengan melukai hati Bapa kita.

5. INGATLAH STATUS KITA SEBAGAI ANAK SULUNG (Yak. 1:18)
Ya, kita adalah ciptaan baru, dijadikan oleh benih firman-Nya. Tujuannya adalah supaya pada tingkat tertentu kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. Dengan status sebagai ciptaan baru oleh firman-Nya, kita memiliki kehidupan baru, kehidupan persekutuan personal penuh kasih dengan Allah. Sepantasnya kita hidup menurut firman-Nya. Tidak ada cara lain.

Sebagai anak sulung kita adalah pengelola harta Bapa kita; kita adalah pemimpin atas segala ciptaan-Nya. Kalau tidak, kita akan seperti Esau yang menyesal karena telah menjual berkat-berkat hak kesulungan dari TUHAN. Jadi, jangan pernah menyerah.

Gbu all...

Sabtu, 07 November 2015

Saat-saat Indah

Terkadang ada saat-saat dalam hidup ketika engkau merindukan seseorang begitu dalam, hingga engkau ingin mengambilnya dari angan-anganmu, lalu memeluknya erat-erat!

Ketika pintu kebahagiaan tertutup, dan pintu lain terbuka; sering kali kita memandang terlalu lama pada pintu yang tertutup hingga kita tidak melihat pada pintu lain yang telah terbuka bagi kita.

Jangan percaya penglihatan; penglihatan dapat menipu. Jangan percaya kekayaan; kekayaan dapat sirna. Percayalah pada Dia yang dapat membuatmu tersenyum, sebab hanya senyumlah yang dibutuhkan untuk mengubah hari gelap menjadi terang. Carilah Dia, yang membuat hatimu tersenyum.

Angankan apa yang engkau ingin angankan; pergilah kemana engkau ingin pergi; jadilah seperti yang engkau kehendaki, sebab hidup hanya satu kali dan engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan. Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum, cukup percobaan untuk membuatmu kuat, cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi, dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia.

Mereka yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki yang terbaik dari segala sesuatu; mereka hanya mengoptimalkan segala sesuati yang datang dalam perjalanan hidup mereka.

Masa depan yang paling gemilang akan selalu dapat diraih dengan melupakan masa lalu yang kelabu; engkau tidak akan dapat maju dalam hidup hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu.

Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis. Sementara semua orang disekelilingmu tersenyum. Jalani hidupmu sedemikian rupa, hingga pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum, sementara semua orang di sekelilingmu menangis.

Gbu all...