Selasa, 31 Oktober 2023

The Greatest Come Back

Yohanes 21:15

Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaku."

Kisah Petrus menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok adalah salah satu kisah paling popular di Alkitab. Petrus, dengan gagah berani dan penuh semangat dan emosi yang meluap-luap mengumumkan janji dan tekadnya. Petrus bahkan dengan tegas menyahuti Yesus ketika diingatkan bahwa dia akan menyangkal Yesus, "Aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" Namun sejarah mencatat bahwa Petrus kemudian menyangkal Yesus, sampai tiga kali.

Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menguatkan dan menghibur Petrus. Apakah Dia mencerca Petrus akan kegagalannya? Akan janji-janjinya? Apakah Dia menuntut akan hasil dan pencapaian Petrus?

Tidak! Karena yang Dia rindukan adalah hatinya. Yang Dia tanyakan sederhana, "Simon, apakah engaku mengasihi Aku?" Dua kali Dia bertanya menggunakan kata ‘Agape' untuk ‘mengasihi' dan Petrus kini menjawab dengan ‘Phileo', saat ia menjawab, "...aku mengasihi Engkau..."

Berapa kali kita tidak setia pada Tuhan? berapa kali kita lupa dan lalai pada janji-janji kita pada-Nya? Kita bisa tenggelam dalam kegagalan atau dapat berpaling pada kasih karunia Allah yang meneguhkan kita. Kita dapat percaya dalam segala kelemahan, ketekunan Allahlah yang menjaga kita, yang terus-menerus mencari, sampai kita semua yang gagal berhasil membuat ‘the greatest come back'. Ingatlah, kasih karunia-Nya menanti kita.

Jangan biarkan Ia menunggu Ada, sebaliknya berlarilah kembali kepada-Nya.

Gbu all...

Senin, 30 Oktober 2023

Kepastian

Yeremia 17:5

Beginilah firman Tuhan: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"

Sejak dulu sampai sekarang salah satu misteri bagi manusia adalah ketidakpastian akan masa depan. Dalam kegelisahannya manusia berusaha mereka-reka kalau-kalau nasib masa depan mereka bisa ditentukan oleh bintang-bintang di langit, atau hari, bulan, dan tahun saat mereka lahir. Atau lewat bola kristal. Singkatnya manusia cenderung mengandalkan dirinya sendiri.

Kepastian apa bagi Musa selama 40 tahun di padang pasir? Setiap hari hanya memandang hamparan pasir hampa, tanpa tahu kapan ini akan berakhir. Kepastian apa bagi Daud ketika hidup sebagai seorang pelarian, yang hidup sehari-hari pun tanpa jaminan, sampai-sampai harus minta roti ke Bait Allah? Kepastian apa bagi Yusuf di penjara bawah tanah di bawah segel Firaun, penguasa negara adikuasa? Secara logika mustahil baginya untuk dapat melihat alam bebas lagi.

Para pahlawan iman di atas telah membuktikan bahwa Tuhan sepenuhnya, di atas segala kekuatan dan kelemahan kita, di atas segala mudah dan sukarnya keadaan. Kepastian pada akhirnya ada dalam genggaman tangan Tuhan, dan jalan ke sana adalah mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Jalan ke sana adalah sepotong iman percaya, bahwa tangan kita sungguh tidak sanggup menggenggam masa depan, hanya tangan-Nya yang sanggup.

Kepastian masa depan Anda sungguh ada, ketika Anda mengandalkan Tuhan sepenuhnya.

Gbu all...

Minggu, 29 Oktober 2023

The Purpose Driven Career Life

Mazmur 139:16

Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.

Satu kali dalam kelas sekolah Minggu, sang guru menyuruh anak-anak untuk membuat bentuk apa saja sekehendak mereka dengan bahan yang diberikan. Setelah selesai, sang guru berusaha menebak bentuk apa yang mereka buat.
"Joel, bikin tongkat ya?" tebak sang guru.
"Lho bukan, ini kan pedang!" protes sang anak.

Inilah masalahnya, hanya yang membuat tahu apa tujuan dari buatannya. Dan seperti halnya tiap-tiap bahan jadi bentuk yang berbeda-beda di tangan anak-anak, Allah telah menciptakan kita masing-masing dengan tujuan spesial dan unik. "Masing-masing kita ini ‘costum made'," kata Rick Warren.

Alkitab menuliskan dengan indah, "Engkau melihat aku sebelum aku dilahirkan dan telah menjadwalkan hari-hari hidupku sebelum aku mulai bernafas. Setiap hari-hariku sudah tercatat dalam bukuMu!" (terj. Bebas Mzm 138:16). Dia telah menetapkan sebuah destiny untuk masing-masing kita, dan tujuan hidup kita adalah untuk memenuhi destiny tersebut. Bagaimana kita tahu destiny apa yang harus kita penuhi? Allah akan menuntun kita! Mungkin tidak selalu dalam bentuk ramalan masa depan seperti "Tahun depan kamu akan jadi manajer", atau "Kamu akan jadi insinyur". Tapi, asal kita sungguh-sungguh menyerahkan hidup kita bagi tujuan-Nya, adakan mimpi-Nya, Allah akan menuntun kita untuk memenuhi destiny-Nya.

Tuhan menenun Anda dengan satu tujuan, menjadi pribadi yang berharga, unik, dan spesial.

Gbu all...

Sabtu, 28 Oktober 2023

Berhenti Sejenak

Kejadian 2:2 (NIV)

Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaannya; dan pada hari ketujuh Ia berhenti dari segala pekerjaan-Nya.

Dalam renungan hari ini, Allah memberikan teladan bahwa Ia menjadikan hari ketujuh hari di mana Ia berhenti dari segala pekerjaannya. Dan Ia juga mengingatkan kita untuk tidak melalaikan hari sabat untuk kita dapat beristirahat.

Bagi kaum profesi, seringkali pekerjaan kita menuntut kita untuk dapat terus beraktivitas dalam jam kerja yang sangat padat dan panjang. Namun jika kita tidak berhati-hati, kita dapat terjerumus dalam pola hidup yang merusak. Tuhan mendesain kita untuk bertumbuh dan berkembang. Namun Ia juga telah menetapkan bahwa kita memerlukan pemulihan dan masa untuk beristirahat.

Ambillah contoh praktis, mata. Jika kita bekerja di depan komputer dengan jangka waktu lama dan berkonsentrasi penuh pada apa yang sedang kita kerjakan, maka lambat laun otot-otot mata kita akan makin lemah dan dalam jangka panjang akan menimbulkan gangguan mata permanent yang sulit dipulihkan. Apa yang seringkali kita lupakan adalah mata perlu untuk berkedip secara berkala. Demikian juga roh dan jiwa kita.

Ambillah waktu jeda di sela-sela kesibukan kita untuk menaikkan doa atau pujian singkat ke hadapan Allah. Ambillah waktu untuk menyapa atau bergurau dengan rekan kerja kita. Ambillah waktu untuk menggeliat dan menguap. Ambil waktu untuk mengalihkan mata dari komputer. Dengan demikian kita telah memelihara kesehatan dan kekuatan hidup kita baik jasmani dan rohani.

Di sela-sela kesibukan Anda, cobalah mengijinkan diri Anda untuk beristirahat sejenak.

Gbu all...

Jumat, 27 Oktober 2023

Menjaga Hati

Amsal 4:23

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancarlah kehidupan.

Perjalanan hidup kita dipenuhi dengan pergumulan hati. Dari hati kita itulah keputusan-keputusan diambil. Sesungguhnya mengikuti Tuhan tidak berhenti pada momen pertama di mana kita mengambil keputusan untuk menyerahkan hidup kita pada-Nya. Entah dulu keputusan itu diambil dengan linangan air mata, dengan emosi bergolak, atau dengan kepala dingin dan tenang - sama saja - semua harus menghadapi kenyataan. Bahwa perjalanan kita semua kemudian akan dipenuhi dengan tantangan sepanjang jalan untuk menjaga hati.

Salah seorang nabi yang penuh dengan pergumulan hati adalah Yeremia. Isi bukunya benar-benar ‘melelahkan'. Lelah Yeremia, menelan segala amarah Tuhan untuk disampaikan kepada bangsa Israel yang telah meninggalkan-Nya. Sampai-sampai Yeremia menulis, "Betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu..." untuk menggambarkan kekejian hati manusia yang melawan Allah dengan sengaja.

Menjaga hati, itulah tantangan kita senantiasa, sepanjang jalan dalam segala keadaan. Entah kita merasa sudah dewasa, merasa sedang kuat atau apapun. Apakah hati kita dapat merasakan pergumulan hati Allah seperti Yeremia merasakan hati-Nya? Atau sudah mengeras seperti bangsa Israel yang tanpa malu berzinah rohani dengan tidak memperdulikan sakit hati Allah? Biarlah hati kita senantiasa melekat pada hati Allah, mendengar dan merasakan apa yang Ia gumulkan.

Menjaga hati merupakan tantangan Anda setiap waktu. Berjaga jagalah senantiasa!

Gbu all...

Kamis, 26 Oktober 2023

No Compromise

Galatia 5:13

Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

Bulan Juni lalu, di keluarga besar saya sedang heboh-hebohnya pemeriksaan kesehatan. Awalnya karena salah satu anggota keluarga ternyata divonis hampir terkena jantung koroner sehingga seluruh keluarga dimaklumkan untuk periksa darah. Dan hasilnya sungguh mengagumkan, hampir semua orang memiliki penyakit sama yaitu kolesterol tinggi dan asam urat.

Sejak hari itu, dimulailah hari-hari diet. Banyak sekali makanan yang diharamkan di rumah, dibuat jadwal berolahraga dengan bantuan treadmill dan terapi air putih. Masalahnya saya dan suami sering sekali melanggar diet itu karena kami lebih sering makan di luar ketimbang di rumah karena harus pergi ke kantor, sehingga diet kamipun berantakan. Jika kami memakan makanan haram, sering sekali kami berkata ‘sekali-kali tidak apa-apalah'. Dan ketika merenung justru lebih sering kami makan makanan haram ketimbang makanan sehat.

Menjalani kehidupan sehat dan berdiet boleh saja berantakan. Tapi, tidak boleh demikian dengan kehidupan rohani. Tidak boleh ada kompromi dalam kehidupan rohani kita karena Tuhan sama sekali tidak menyukai dosa. Kita semua tahu bahwa tidak mudah menjaga roh kita supaya tetap menyala-nyala. Tapi kita harus berjuang dengan keras menjaga hidup tetap kudus dan tidak bercacat cela di hadapan-Nya. Syukurlah kita punya Roh Kudus yang akan selalu mendampingi dan menolong kita.

Manakah yang lebih sering Anda lakukan, setia kepada-Nya atau berkompromi dengan dosa?

Gbu all...

Rabu, 25 Oktober 2023

Citra Diri Plus

2 Korintus 3:18

Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

Tyra Banks, seorang model internasional dan juri pada acara America's Next Top Model pernah bercerita, "Di sebuah bar, saya melihat seorang wanita dengan wajah tidak secantik wanita-wanita lain yang ada di situ, namun dia satu-satunya wanita yang paling banyak dihampiri dan dikagumi pria-pria yang datang. Saya lalu mencari tahu kenapa dia bisa seperti itu. Dan wanita itu menjelaskan pada saya bahwa dia berpikir dirinya wanita yang paling menarik serta tercantik di bar itu."

Orang yang berpikir dirinya buruk, lepas dari kualifikasi yang sebenarnya akan menjadikan dirinya buruk. Karena cara kita berpikir menentukan bagaimana kita bertindak. Nilai yang diberikan dunia atas diri kita ditentukan oleh harga yang kita berikan pada diri kita sendiri.

Penampilan sama pentingnya dengan pikiran. Self-confidence comes naturally when your inner life and your outer life are in harmony. Bagaimana kita tampak dari luar akan mempengaruhi cara kita berpikir dan merasa di dalam. Tampillah dengan penampilan yang terbaik dan kita pun akan berpikir dan bertindak dengan cara yang terbaik. Tapi ingatlah bahwa dasar citra diri yang baik bukanlah menanggapi setiap kata-kata negatif dari orang lain maupun diri sendiri, melainkan mendengarkan apa kata Tuhan mengenai siapa kita sesungguhnya, yang diciptakan serupa gambaran-Nya.

Mulailah berpikir tentang siapa Anda, seperti bagaimana Tuhan berpikir tentang Anda!

Gbu all...

Selasa, 24 Oktober 2023

Bukan Superman

1 Korintus 13:3

Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

Banyak orang kadang kagum akan kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki seorang rekan kerja yang serba bisa. Mengerjakan sistem, managing produksi, ketrampilan berbahasa asing dan melobi, dikuasai dengan sangat baik. Hampir tiap pekerjaan yang ada di tempat kerja dapat ia kerjakan. Sepertinya ia tidak membutuhkan orang lain. Hasil pekerjaannya sering dibilang orang almost perfect. Tapi suatu ketika beban pekerjaannya menumpuk, ia kelelahan, rekan kerja juga enggan membantu karena biasanya ia lebih suka bekerja sendiri. Akhirnya alur pekerjaan terhambat di bagiannya, antri untuk dikerjakan. Ketrampilannya bagai superman yang segala bisa kali itu menciut dan tidak lagi mengundang kagum.

Memiliki berbagai kemampuan itu pasti berkat Tuhan, namun IA memberikannya bukan supaya kita menjadi seorang superman, tapi untuk saling bekerja sama. Bukan juga untuk saling mengunggulkan diri atau merendahkan orang lain, tapi untuk menggunakannya dalam kasih. Seorang yang memiliki keyakinan diri tidak akan takut untuk mengajari orang lain atau merasa tersaingi. Dengan membangun rekan kerja yang lain, kita sedang membagi diri dan berbagi kasih bahkan mengasah karakter kita. Selain itu, kita akan memiliki bantuan saat diperlukan dan pekerjaan menjadi lebih ringan.

Jadikanlah kemampuan dan ketrampilan kita sebagai sarana untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Apakah kemampuan yang Anda miliki dapat terealisasi, jika hanya menyimpannya untuk diri Anda sendiri?

Gbu all....

Senin, 23 Oktober 2023

Control Your Anger

Amsal 29:11

Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.

Apakah Anda pernah berada dalam suasana yang mengarah pada pertengkaran dengan rekan, pasangan atau siapa pun? Anda bicara cukup keras, dia juga begitu dan suasana semakin memanas. Kata-kata yang tidak mengenakkan diluncurkan kepada satu sama lain, dan tiba-tiba suara telepon berbunyi. 

Sesungguhnya Anda sedang benar-benar marah saat itu, tapi tiba-tiba Anda menjawab telepon dengan suara normal, "Halo?" Saat itu Anda memilih untuk mengontrol amarah. Mengapa? Karena Anda pikir itu saat yang tepat untuk tidak menunjukkan amarah.

Apa maksud ilustrasi di atas? Kita memiliki banyak kontrol atas kemarahan daripada yang kita pikir dapat dilakukan. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan kita dapat mencari cara untuk mengontrolnya. Alkitab mengatakan, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Artinya, kita dapat mengontrol amarah dengan pertolongan Allah. 

Jadi kita bisa berhenti mencari alasan dan mulai menerima tanggung jawab atas reaksi Anda sendiri. Amsal 29:11, "Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya." Daripada melampiaskannya, kita diminta untuk meredakannya. Hal ini menunjuk kepada kemauan, sesuatu yang kita pilih untuk dilakukan. Jika masih tidak mengerti, pahami ini: Menjadi marah adalah sebuah pilihan, seperti setiap emosi lainnya.

Anda dapat mengontrol amarah dengan pertolongan Allah, jangan hanya mengandalkan kekuatan Anda.

Gbu all....

Minggu, 22 Oktober 2023

Work For Love

Kolose 3:23

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Ketika berada di Amerika beberapa tahun yang lalu, saya melihat seorang pria berdiri di tepi jalan sambil menanti respon dari orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya. Pada leher orang tersebut tergantung seutas tali dengan selembar karton besar bertuliskan "Will Work For Money". Waktu terus berlalu dan ia tetap setia berdiri menunggu untuk mendapatkan sebuah pekerjaan.

Pemandangan di atas mengingatkan saya akan perjalanan cinta Yakub dalam memperoleh Rahel, kekasih hatinya. Yakub rela menanti dan bekerja keras selama 14 tahun untuk mendapatkan Rahel. Cintanya kepada Rahel telah menjadi sebuah kekuatan dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari.

Yakub dapat memilih untuk marah dan malas bekerja karena ia tidak memperoleh apa yang menjadi upahnya. Namun demikian, ternyata cinta menjadi sebuah daya dorong yang luar biasa bagi Yakub dalam berkarya dan memperoleh pujaannya. Waktu kerja tidak terasa karena hari-hari kerjanya dipenuhinya dengan cinta.

Saya percaya ketika hati kita dipenuhi dengan kasih akan Tuhan, pekerjaan kita akan menjadi yang paling produktif. Sebagaimana Yesus bekerja sekuat tenaga karena kasih-Nya kepada kita, mari kita mulai hari ini untuk bekerja dengan kekuatan kasih-Nya.

Jadikan kasih Tuhan untuk memotivasi diri Anda dalam melakukan setiap pekerjaan yang Anda miliki.

Gbu all...

Sabtu, 21 Oktober 2023

MASALAHNYA ADALAH DOSA

Nats: Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9)


Seberapa besar kemampuan manusia dalam menyelesaikan masalah? Manusia memang memiliki kepintaran, sehingga sanggup menyelesaikan banyak permasalahan yang ada di dunia. Buktinya adalah kemajuan teknologi. Teknologi muncul karena ada masalah yang dihadapi manusia. Namun, jika kita bertanya seberapa besar kemampuan manusia dalam menyelesaikan dosa, jawabannya adalah tidak ada. Hanya Tuhan yang sanggup menyelesaikan dosa manusia.

Nehemia sangat menyadari hal tersebut ketika ia harus menyelesaikan permasalahan bangsanya. Nehemia tahu bahwa bangsanya bukan hanya emiliki masalah secara politis, melainkan dosalah yang menjadi akar persoalan dari kehidupan bangsanya tersebut. Oleh sebab itu, hal ertama yang dilakukannya adalah datang kepada Tuhan dan berdoa. Ia mengakui bahwa dirinya serta bangsanya telah berbuat dosa, mengakibatkan mereka dibuang ke Babel . Ia lalu memohon pengampunan dosa. Nehemia sadar bahwa yang sanggup memulihkan kondisi bangsanya adalah Allah sendiri. Ia memohon agar Tuhan mengampuni dan memulihkan Yerusalem.

Berbagai masalah dalam hidup kita tak jarang berakar pada dosa. Jangan hanya berfokus pada masalah itu sendiri, lihatlah lebih dalam kepada dosa yang menyebabkannya. Sebelum kita "membereskan" masalah kita, baiklah terlebih dahulu kita membereskan dosa kita di hadapan Tuhan. Bertobatlah, dan mintalah ampun kepada-Nya. Pemulihan relasi dengan Tuhan ini dapat menjadi dasar dan sumber kekuatan bagi kita untuk menghadapi masalah yang ada.

REKONSILIASI DENGAN TUHAN ADALAH DASAR HIDUP YANG KOKOH

Gbu all...

Jumat, 20 Oktober 2023

Jadilah Padaku Menurut Kehendak-Mu

Lukas 1:38

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 82; Lukas 3; Yeremia 7-8

Pernahkan Anda membayangkan kondisi yang dialami oleh Maria saat itu? Gadis ini baru saja bertunangan, dan sebentar lagi akan menikah dengan seorang pria bernama Yusuf. Keduanya dikenal dari keluarga baik-baik. Namun di hari-hari mendekati pernikahannya dengan Yusuf, Maria mendapatkan pesan dari Tuhan yang disampaikan oleh malaikat bahwa ia akan mengandung dan melahirkan sang Juru Selamat.

Tentu Maria terkejut, baginya hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Kalaupun itu terjadi, dia tentu tahu akibatnya.Bayangkan, seorang gadis hamil diluar nikah. Dia mungkin membayangkan bahwa Yusuf akan memutuskan pertunangan mereka, dan kemungkinan paling buruk jika tidak seorangpun mempercayainya adalah dia di buang dari keluarga atau bahkan bisa dituduh melakukan perzinahan dengan hukuman rajam.

Namun sikap hati Maria sungguh luar biasa. Dia berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Maria tahu bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, dan keberadaannya di dunia ini bertujuan agar kehendak Tuhan digenapi di bumi ini sama seperti di sorga, bahkan sekalipun karenanya ia harus menghadapi resiko terburuk.

Hari ini, apakah kita memiliki sikap hati seperti yang dimiliki oleh Maria ini? Hidup dalam kehendak Tuhan bukan berarti tanpa kesulitan dan tanpa resiko. Bahkan bisa dikatakan sangat beresiko. Jika Anda berani memikul salib itu, mari katakan, “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di dalam hidupku seperti di sorga.”

Melayani Tuhan menuntut seluruh hidup Anda, bersediakah Anda?

Gbu all...

Kamis, 19 Oktober 2023

Orang Tua Yang Penuh Sukacita

Kerinduan setiap keluarga adalah mengalami keharmonisan, kebahagiaan dan sukacita. Namun sayangnya banyak keluarga-keluarga Kristen yang tidak mengalami hal ini. Justru keadaan di dalam adalah kebalikan dari apa yang diharapkan. Yang ada di dalam banyak rumah tangga adalah pertengkaran, tidak ada rasa damai serta tidak dirasakannya sukacita. Padahal memiliki sukacita adalah kunci untuk memperoleh kekuatan bagi setiap keluarga.


Sukacita (joy) adalah unsur penting yang harus dimiliki di dalam keluarga. Sukacita itu menular, jadi jika orang tua mampu menciptakan suasana sukacita, maka atmosfir keluarga pun akan dipenuhi oleh sukacita. Anak-anak akan melihat dan mencontoh apa yang orang tuanya kerjakan. Bilamana orang tua mereka mudah bersungut-sungut di dalam menghadapi masalah dalam hidup, maka anak-anak pun akan mengikuti jejak dari orang tuanya. Tetapi jika orang tua memberikan contoh teladan bahwa mereka terus bersukacita sekalipun banyak masalah silih berganti, maka hal ini akan menular kepada anak-anak sehingga roh sukacita tersebut akan mereka miliki.

Mengapa kita harus bersukacita ? Karena itulah perintah Tuhan di dalam Filipi 4:4, bersukacitalah senantiasa. Apabila kita percaya penuh kepada Tuhan, maka kita akan berani menghadapi pergumulan hidup tanpa ketakutan, kekuatiran yang tentunya menghilangkan sukacita. Pegang erat Firman Tuhan, maka kita akan semakin percaya bahwa IA punya 1001 jalan keluar bagi masalah keluarga kita.

Jadilah agent sukacita !!! Itulah yang sering kami ajarkan kepada anak-anak kami, Rachel & Jacob. Dimana pun saja kami berada, kami selalu berusaha menciptakan suasana sukacita, kami berusaha selalu bersyukur sekalipun harus menghadapi ujian-ujian dalam hidup. Di dalam mezbah keluarga, kami doakan pergumulan kami sehingga anak-anak tahu dan mengerti. Lalu setelah berdoa, kami tersenyum dan berkata, “Nah … kita tunggu saja tangan Tuhan menolong kita”. Kami ajarkan mereka untuk percaya Tuhan, karena IA adalah Tuhan yang peduli, Tuhan yang melindungi. Ketika kami lakukan hal tersebut, maka tertanam di dalam hidup mereka bahwa masalah boleh datang tetapi orang tua mereka tetap bersukacita karena percaya kepada Tuhan, sehingga hal ini tertransfer pada keduanya. Ketika mereka menghadapi masalah-masalah kecil, mereka tetap bersyukur dan bersukacita.

Keluarga harmonis bisa dimiliki setiap orang. Mulailah dengan menjadi pribadi yang penuh dengan menjadi pribadi yang penuh sukacita. Suami istri yang penuh sukacita akan mentransferkan hal tersebut kepada anggota keluarga lainnya, maka perlahan-lahan awan kelabu persungutan di dalam rumah tangga akan tersingkir oleh sinar mentari sukacita.

Gbu all.,..

Ps.Edward Supit & Ps.Levi Samodro Supit

Rabu, 18 Oktober 2023

Dipilih Menjadi Keluarga Allah

Roma 3:23-24

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 104; Yakobus 1; Yehezkiel 11-12

Keselamatan yang Anda alami bukanlah sebuah kebetulan. Tuhan telah memilih Anda jauh sebelum Anda memilih-Nya. Dialah inisiator pertama. Dalam Alkitab terjemahan Kabar Baik dikatakan seperti ini: “Anda dipilih sesuai dengan tujuan Allah.”

Mengapa Tuhan memilih Anda dan saya untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya? Karena Dia adalah Tuhan yang hakekatnya adalah kasih. Dia adalah Tuhan yang penuh kasih karunia. Semakin Anda menyelami kasih-Nya, Anda akan semakin terkagum-kagum kepada-Nya. Apakah Anda layak untuk diselamatkan? Tidak sama sekali. Apakah Anda layak masuk sorga? Tidak mungkin. Apakah Anda cukup baik untuk menjadi bagian dari keluarga Allah? Tidak. Namun sekalipun demikian, Dia tetap memilih Anda. Dan hal itu adalah sebuah kabar baik bagi kita.

Atas dasar apakah Tuhan memilih kita? 1 Petrus 1:3 berkata, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” Tuhan memilih kita berdasarkan kasih dan rahmat-Nya yang besar, bukan berdasarkan apa yang kita lakukan.

Dengan kekuatan kita, maka kita tidak mungkin diselamatkan. Kita tidak akan cukup baik, kita tidak akan pernah mencapai standar kesempurnaan-Nya. Keselamatan yang kita terima hanya karena kasih karunia Tuhan saja. Tuhan sang Pencipta Alam Semesta berkata, “Aku ingin kamu menjadi bagian dari keluarga-Ku.” Jika hal ini tidak membuat Anda bersemangat, maka Anda harus memeriksa urat nadi Anda. Tapi jika Anda masih hidup dan bernafas hari ini, maka bersukacitalah atas keselamatan yang telah Ia karuniakan dalam hidup Anda.

Karena pengorbanan Kristus, Anda telah dilayakkan untuk menjadi anak Allah.

Gbu all...

Selasa, 17 Oktober 2023

Mengendalikan Diri

Amsal 25:28

Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 103; Lukas 24; Yehezkiel 9-10

Salah satu hal yang paling sulit dalam hidup ini adalah mengendalikan diri. Kita sering menjadi amat serakah dan memiliki keinginan yang tidak terkendali.

Ibu Teresa pernah berkata, “Jauh lebih mudah mengalahkan suatu negara daripada mengalahkan diri sendiri. Setiap sikap ketidaktaatan akan melemahkan kehidupan rohani. Hal ini sama seperti sebuah luka yang terus menerus mengucurkan darah!”

Mengatakan cukup pada diri sendiri memang tidak mudah, namun hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil. Jika Anda menundukkan diri Anda kepada Tuhan, maka Anda tidak akan tunduk kepada keinginan daging.

Jadi jalan keluarnya sangat jelas, seperti yang dikatakan Ibu Teresa, ketidaktaatan akan melemahkan kehidupan Anda, namun sebaliknya jika Anda taat kepada Allah dan menundukkan diri Anda kepada-Nya, maka manusia roh Anda yang akan bangkit.

Tanpa pengendalian diri, hidup Anda mudah diserang dan tanpa perlindungan. Sebaliknya penundukan diri adalah pagar perlindungan yang aman.

Gbu all...

Senin, 16 Oktober 2023

Belajar Dari Anak Kecil

Lukas 18:16

Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 105; Yakobus 2; Yehezkiel 13-14

Karena beberapa alasan, anak-anak suka dengan tantangan. Mereka tidak takut dengan kesulitan, karena terkadang mereka tidak tahu apa arti “kesulitan.” Dengan pola pikir mereka yang sederhana, mereka tidak memperumit keadaan. Hal inilah yang perlu kita pelajari dari anak-anak, mereka memiliki kesederhanaan, bahkan dalam iman.

Sebagai contoh, ketika seorang anak dijanjikan oleh ayahnya besok ia akan dibelikan sepeda, dia percaya begitu saja dengan sepenuh hati. Tidak ada keraguan sedikitpun dalam hatinya.

Kepercayaan yang sama ini mereka terapkan dalam segala aspek hidup mereka. Sehari-hari mereka menikmati keriangan, bermain dan tertawa. Bahkan saat mereka menemukan hal yang harus dilakukan namun tidak mereka sukai, mereka akan menemukan cara menyenangkan untuk menyelesaikan tugas itu.

Namun kita yang telah bertumbuh dewasa, seringkali kehilangan sukacita anak-anak itu. Kita dipusingkan dengan “kesulitan” karena kita menganggap semakin sulit suatu hal, maka semakin bernilai. Namun karenanya malah kita kehilangan kesederhanaan iman, sehingga kita sulit mempercayai Tuhan.

Saat ini mari kita datang kepada Tuhan seperti anak kecil, dengan iman yang sederhana dan kepercayaan yang penuh bahwa dalam segala perkara Bapa Sorgawi pasti menyertai dan menolong kita. Setelah itu, jalanilah hari Anda dengan sukacita dan kreativitas. Sesulit apapun keadaan yang Anda hadapi, temukan cara menyenangkan untuk menyelesaikannya.

Jangan kehilangan sukacita hanya karena kesulitan, jadilah seperti anak kecil yang selalu menemukan cara menyenangkan dalam mengatasi masalah.

Gbu all...

Minggu, 15 Oktober 2023

SAAT JANJI TUHAN TERTUNDA

“Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku (Sara – red.) telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya.” Kejadian 21:7


Mengalami penundaan karena suatu hal pasti menimbulkan rasa bosan, jenuh dan juga kecewa. Dalam kehidupan terdapat banyak penundaan yang terjadi tiba-tiba atau mengejutkan: jadwal penerbangan yang tertunda, pernikahan ditunda, kenaikan gaji ditunda. Bagaimana perasaan kita? Pasti jengkel, kecewa, bosan, karena ditunda berarti membuat kita menunggu lebih lama. Kalau ditunda 10 menit mungkin masih bisa ditoleransi; ditunda 1 jam membuat kita mulai kesal dan gelisah, ditunda sehari, seminggu, sebulan dan seterusnya merupakan mimpi buruk! Coba bayangkan bila penundaan itu berlangsung 39 tahun. Apa yang akan kita lakukan dan bagaimana perasaan kita?

Itulah yang dialami Abraham. Suatu ketika Tuhan berjanji kepadanya, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya. Maka firmanNya kepadanya: ‘Demikianlah banyakknya nanti keturunanmu.’” (Kejadian 15:5). Namun, Sara tetap tidak memiliki anak selama bertahun-tahun, bahkan saat usia keduanya sudah sangat tua, belum juga ada tanda. Secara manusia kita pasti akan kecewa, pahit hati dan menyerah keada keadaan. Kita akan berhenti berharap kepada Tuhan dan mulai memakai logika, lalu kita mencari pertolongan kepada manusia dan ilah lain. Padahal, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!” (Yeremia 17:5).

Tetapi selama 39 tahun Sara dan Abraham menantikan penggenapan janji Tuhan atas mereka. Pada akhirnya “Tuhan memperhatikan Sara, seperti yang difirmankanNya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak-anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.” (Kejadian 21:1-2). Abraham berumur 100 tahun saat Ishak lahir, sedangkan Sara 90 tahun. Tidak ada kata terlambat bagi Tuhan! Dia mebuat segala sesuatu indah pada waktuNya.

Apa yang dianggap mustahil oleh manusia, kuasa Tuhan memungkinkan hal itu terjadi! Halleluya!

Gbu all...

Sabtu, 14 Oktober 2023

Motif Yang Benar

Mazmur 46:2-3

“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung guncang di dalam laut”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 99; Lukas 20; Yehezkiel 1

Seorang pendeta pernah berkata kepada saya, “yang membedakan orang yang benar-benar pengikut Kristus atau tidak adalah pada motifnya”. Memang motif ada di dalam diri manusia dan hal ini tidak dapat diketahui oleh orang lain, namun waktu akan berbicara.

Mereka yang mengikut Kristus hanya karena ingin melihat mukjizat dalam hidupnya akan kecewa di kemudian hari begitu ia melihat salah seorang anggota keluarganya meninggal karena sakit. Begitu juga mereka yang terus mengharapkan berkat-berkat secara finansial. Suatu waktu ia mendapatkan penghasilan besar karena berada di posisi yang baik di dalam sebuah perusahaan, tapi di lain hari ia akan mengalami masalah ekonomi karena ia telah dipecat dari kantornya.

Ada tiba saatnya di mana Anda tidak akan melihat mukjizat, kesenangan-kesenangan yang didapatkan karena mengiring-Nya pun hilang. Semua ketika itu akan terasa berat dan Anda melihat Dia sepertinya jauh dari Anda.

Alasan kita mengikut Kristus seharusnya bukanlah karena kita menginginkan sesuatu dari-Nya, tetapi benar-benar karena kita beriman bahwa Dialah Tuhan dan Raja segala sesuatu, dan kesetiaan kita harus diberikan kepada-Nya. Jika hal ini Anda terus pegang maka biar pun ikan dan roti telah habis, Anda akan tetap mengiring-Nya.

Mengikut Kristus dengan motif yang benar menghasilkan kesetiaan.

Gbu all....

Sumber: A Gift of Love; Charles Stanley; Penerbit Immanuel

Jumat, 13 Oktober 2023

Berjalan Dalam Ketaatan

Keluaran 3:4

Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 89; Lukas 10; Yeremia 23-24

Tim Dreamworks di Hollywood telah menemukan bintang baru. Bintang baru itu diorbitkan sebagai “the Prince of Egyp”, tapi kita sudah mengenalnya sejak lama sebagai Musa. Ceritanya penuh dengan drama, aksi dan konflik, dan telah menjadi subjek lebih dari satu film. Tetapi pada intinya, itu adalah cerita yang sangat mendasar dari satu orang yang belajar untuk mengikuti, percaya dan mentaati Allah.

Musa mengawali hidupnya dengan jalan yang berbatu. Dia hampir terbunuh pada saat lahir, tetapi diadopsi ke dalam rumah tangga keluarga Firaun. Ia dibesarkan seorang pangeran Mesir, tapi ia benar-benar anak seorang budak Ibrani. Dia tinggal di dua dunia sampai ia empat puluh tahun, kemudian memutuskan untuk member lebih banyak waktu bagi teman-teman sebangsanya... tapi yang malah menjadi bumerang. Niat Musa baik - tetapi Musa berusaha untuk melakukan apa yang dia yakini sebagai pekerjaan Tuhan dengan caranya sendiri. Apakah hal ini terdengar akrab ditelinga Anda? Dia membunuh seorang Mesir yang telah memukuli seorang Ibrani, kemudian tubuhnya dikubur dengan pasir. Dia pikir tidak ada yang melihat, tapi kejadian itu ternyata terungkap. Mungkin dia tidak menggali cukup dalam, dan angin gurun mungkin bertiup keras sehingga jari kaki korban-nya segera mencuat keluar dari pasir!

Ketika kita mencoba untuk mengubur dosa kita dengan cara kita sendiri, hal tersebut tidak akan pernah berhasil. Dosa itu akan terus datang kembali. Kita akhirnya akan terus berbohong, terus menipu, jika kita ingin menutupi dosa-dosa kita. Kemudian takut untuk menampakkan diri kita dihadapan orang lain. Ketika dosa datang ke dalam hidup Anda maka ketakutan akan dengan cepat mengikuti. Seorang pria pernah berkata kepadaku, "Aku tidak pernah rasanya dicekat ketakutan, dilumpuhkan oleh ketakutan, sampai aku mulai selingkuh. Dikemudian hari aku hidup dalam terror dan ketakutan bahwa istriku akan mengetahui rahasia tersebut.”

Ketika Musa memukul dan membunuh orang Mesir, ia melihat ke timur dan barat ... tapi ia tidak melihat ke atas. Dia kuatir tentang apa yang manusia bisa melihat, tetapi tidak ingat bahwa mata Allah melihat. Dihadapkan dengan dosa dan ditolak oleh rakyatnya, dia melakukan satu-satunya hal yang ia tahu, ia lari. Hingga akhirnya Musa bertemu dengan Tuhan di padang gurun, dimana dia siap untuk percaya, mentaati dan mengikuti Tuhan, saat itulah ia mulai dipakai Tuhan untuk mengubah bangsanya.

Ingatlah hal ini, jika kita belum siap untuk percaya, menaati dan mengikuti Tuhan, kita belum siap untuk digunakan oleh Tuhan, tidak peduli seberapa besar niat baik kita!

Gbu all...

Kamis, 12 Oktober 2023

Pembeli Istimewa

Pada suatu hari, ketika Jepang belum semakmur sekarang, datanglah seorang peminta-minta ke sebuah toko kue yang mewah dan bergengsi untuk membeli manju (kue Jepang yang terbuat dari kacang hijau dan berisi selai). Bukan main terkejutnya si pelayan melihat pelanggan yang begitu jauh sederhana di tokonya yang mewah dan bergengsi itu. Karena itu dengan terburu-buru ia membungkus manju itu. Tapi belum lagi ia sempat menyerahkan manju itu kepada si pengemis, muncullah si pemilik

Rata Penuhtoko berseru, “Tunggu, biarkan saya yang menyerahkannya”. Seraya berkata begitu, diserahkannya bungkusan itu kepada si pengemis.

Si pengemis memberikan pembayarannya. Sembari menerima pembayaran dari tangan si pengemis, ia membungkuk hormat dan berkata, “Terima kasih atas kunjungan anda”.

Setelah si pengemis berlalu, si pelayan bertanya pada si pemilik toko, “Mengapa harus anda sendiri yang menyerahkan kue itu? Anda sendiri belum pernah melakukan hal itu pada pelanggan mana pun. Selama ini saya dan kasirlah yang melayani pembeli”.

Si pemilik toko itu berkata, “Saya mengerti mengapa kau heran. Semestinya kita bergembira dan bersyukur atas kedatangan pelanggan istimewa tadi. Aku ingin langsung menyatakan terima kasih. Bukankah yang selalu datang adalah pelanggan biasa, namun kali ini lain.”

“Mengapa lain,” tanya pelayan.

“Hampir semua dari pelanggan kita adalah orang kaya. Bagi mereka, membeli kue di tempat kita sudah merupakan hal biasa. Tapi orang tadi pasti sudah begitu merindukan manju kita sehingga mungkin ia sudah berkorban demi mendapatkan manju itu. Saya tahu, manju itu sangat panting baginya. Karena itu saya memutuskan ia layak dilayani oleh pemilik toko sendiri. Itulah mengapa aku melayaninya”, demikian penjelasan sang pemilik toko.

Konosuke Matsushita, pemilik perusahaan Matsushita Electric yang terkemuka itu, menutup cerita tadi dengan renungan bahwa setiap pelanggan berhak mendapatkan penghargaan yang sama. Nilai seorang pelanggan bukanlah ditentukan oleh prestise pribadinya atau besarnya pesanan yang dilakukan. Seorang usahawan sejati mendapatkan sukacita dan di sinilah ia harus meletakkan nilainya.

(Dikutip dari artikel, Konosuke Matsushita, Food For Thought)

Gbu all...

Rabu, 11 Oktober 2023

Mikroskop dan Teleskop Kehidupan

Lukas 6:41

Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 108; Yakobus 5; Yehezkiel 19-20

Apakah Anda pernah menggunakan mikroskop? Mungkin Anda meilihat selembar daun atau mikroorganisme, tapi tujuan menggunakan mikroskop adalah untuk memperlihat hal-hal kecil menjadi terlihat lebih besar.

Lalu apakah Anda pernah memandang bintang menggunakan teleskop? Tampaknya sesuatu yang besar menjadi dekat, dan kecil bukan?

Apakah Anda menyadari bahwa setiap hari Anda menggunakan cara pandang teleskop dan mikroskop ini? Mari kita lihat Lukas 6:41-42, “Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

Kita seringkali cepat menggunakan mikroskop untuk memperbesar kesalahan dan kelemahan orang lain, sementara kita memandang dengan teleskop ketika melihat kesalahan kita sendiri.
Yesus dengan keras menegur murid-murid-Nya tentang hal ini dan menyebut mereka “munafik” karena hal ini. Kata munafik dalam bahasa Yunani menggunakan kata hypocrite yang diartikan dalam bahasa Inggris sebagai kepura-puraan, aktor, dan munafik.

Seharusnya kita menggunakan mikroskop dan teleskop secara benar, yaitu melihat kesalahan orang lain dengan teleskop sehingga kecil dan melihat kesalahan kita sendiri dengan mikroskop sehingga kita bisa membenahi diri. Dengan cara demikian kita dapat hidup sebagai mana yang dituntut Allah, “berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah.” (Mikha 6:8).

Gunakan teleskop untuk kesalahan orang lain dan mikroskop untuk kesalahan diri sendiri, dengan demikian Anda mengeluarkan balok dari mata Anda.

Gbu all...

Selasa, 10 Oktober 2023

Menaklukan Kehidupan Dengan Satu Kaki

Filipi 4:13

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Namanya adalah Roger Crawford dan bekerja sebagai konsultan dan pembicara motivator bagi banyak perusahaan fortune 500 di penjuru Amerika. Ketika masih di universitas, ia adalah pemain tennis untuk Marymount Layola University dan menjadi pemain tennis professional. Apakah hal itu tidak membuat Anda terkesan? Tunggu dulu, jika saya katakan bahwa dia tidak punya tangan dan hanya punya satu kaki, bagaimana?

Roger dilahirkan dengan kondisi yang disebut ectrodactylism. Ketika masih dalam kandungan, dokter hanya melihat seperti ada jari jempol keluar dari lengan kanannya dan jari-jari tumbuh di lengan kirinya, namun ia tidak memiliki telapak tangan. Kaki kirinya terus menyusut hanya memiliki tiga jari, kaki ini diamputasi saat ia berumur lima tahun. Orangtuanya diberitahu bahwa Roger tidak akan pernah memiliki kehidupan yang normal

Namun orangtua Roger tidak menyerah, mereka membentuk Roger menjadi manusia normal dan mengajarinya hidup mandiri. Ketika Roger telah siap, ia disekolahkan di sekolah umum. Mereka mengajarinya berpikir positif, dan jadilah Roger menjadi pribadi yang positif.

Roger tidak membiarkan kekurangannya menghambatnya untuk berhasil dan menikmati kehidupan yang telah Tuhan karuniakan. Ia menjalani hidupnya dengan maksimal, karena ia mempercayai bahwa Allah memberikan kelebihan unik dalam dirinya dibalik semua kekurangan yang ada dalam dirinya.

Hari ini apa yang menjadi penghalang bagi Anda untuk maju? Datanglah kepada Allah dan mintalah kekuatan dari-Nya untuk menaklukan kelemahan itu. Karena setiap orang, Allah telah karuniakan sebuah berkat yang unik dimana Anda bisa nikmati secara maksimal di dalam Yesus Kristus.

Kekurangan Anda bukanlah kelemahan, itu hanyalah berkat tersembunyi dari Allah dalam bungkus yang lusuh.

Gbu all...

Senin, 09 Oktober 2023

Panik? Sudah Bertanya Pada Tuhan Belum

1 Samuel 30:8

Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 90; Lukas 11; 2 Raja-raja 22-23

Dalam 1 Samuel 30, dikisahkan bahwa orang Amalek menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag, dan perempuan-perempuan serta semua orang dikota itu ditawan oleh orang Amalek, termasuk anak dan istri Daud.

Ketika Daud dan pasukannya sampai di kota itu dan tahu bahwa anak dan istri mereka telah ditawan Amalek, mereka sangat sedih dan marah. Bahkan dalam kemarahan mereka, rakyat Israel hendak melempari Daud dengan batu. Namun dalam keadaan terjepit seperti ini, Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan.

Daud kemudian berdoa, “Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Sebelum bertindak, Daud bertanya apakah yang ia lakukan adalah rencana Tuhan. Dia menunggu jawaban Tuhan, baru kemudian bertindak.

Daud tidak bertindak gegabah dalam usahanya untuk menyelamatkan mereka yang tertawan dan menenangkan rakyat yang bersama dia. Yang pertama kali ia lakukan adalah menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, dan meminta petunjuk dari Tuhan tentang apa yang harus ia lakukan.

Seberapa sering kita berdoa seperti Daud? Ketika keadaan menekan hidup kita, apakah kita lari dari Tuhan atau kita lari kepada Tuhan?

Mari belajar kepada Daud, kita lari kepada Tuhan memohon petunjuk dari-Nya atas segala permasalahan kita. Tuhan adalah solusi kehidupan Anda, Dia dapat Anda percaya.

Saat masalah menerpa hidup Anda, jangan lari menjauh dari Tuhan namun larilah kepada Tuhan.

Gbu all...