Rabu, 31 Juli 2019

Terkenal dan Dihormati

Kisah Para Rasul 14:12
“Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena dialah yang berbicara”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 6; Matius 6; 2 Raja-Raja 1-2

Menjadi terkenal dan dihormati adalah impian hampir sebagian besar manusia di bumi. Tidak hanya mereka yang bergelut di dunia keartisan, para pejabat, pemimpin perusahaan, atau pun tokoh masyarakat sekalipun pasti sangat senang ketika orang banyak menyanjung nama mereka dan memberikan penghormatan.

Paulus dan Barnabas adalah dua tokoh di Alkitab yang dicatat pernah begitu terkenal dan dihormati semasa mereka hidup. Mereka mendapat kedua hal itu karena mukjizat yang Tuhan adakan melalui mereka (Kisah Para Rasul (KPR) 14:8-10). Kedua rasul Tuhan tersebut bahkan begitu dipuja layaknya dewa (ayat 11-13). Bisa dibayangkan prospek kenikmatan yang bisa mereka nikmati jika mereka menerima pemujaan itu. Namun, Paulus dan Barnabas tidak tergoda dan tidak lupa diri (ayat 14-15a). Mereka ingat siapakah mereka dan apa tugas mereka. Oleh karena itu, mereka segera memakai kesempatan tersebut untuk menunaikan tugas memberitakan injil (ayat 15b-17).

Adalah manusiawi kalau kita ingin terkenal dan dihormati. Adalah alami juga kalau kita menjadi tenar dan dihormati karena keberanian dan kesuksesan kita. Akan tetapi, janganlah sampai ketenaran dan penghormatan itu membuat kita lupa diri. Ingatlah, segala keberhasilan kita adalah anugerah Tuhan sehingga sudah seharusnya kita menggunakannya untuk memuliakan Dia dan memberkati orang lain.

Ketenaran dan penghormatan diberikan Tuhan bagi kita untuk memuliakan Dia dan mendatangkan berkat bagi sesama.
 
Gbu all...

Selasa, 30 Juli 2019

Orang yang Tak Pernah Keliru

Pengkhotbah 9:18
“Hikmat lebih baik daripada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 5; Matius 5; 2 Tawarikh 20-21

Suatu kali seorang teman saya pernah mengingatkan saya tentang kekeliruan. Menurut dia, saat ini banyak orang yang kebablasan menanggapi kekeliruan. Kekeliruan dianggap sebuah hal yang biasa dilakukan oleh semua manusia dan itu sah-sah saja bila terjadi dalam kehidupan mereka. Padahal seorang manusia sebenarnya bisa saja tidak pernah melakukan kekeliruan sedikit pun sepanjang hidupnya.

Waktu saya mendengar hal ini, awalnya saya tidak saya tidak setuju dengan apa yang ia ungkapkan. Namun, ketika saya merenungkan kembali kata-kata teman saya itu dalam hati dan pikiran saya, saya menjadi mengerti bahwa apa yang dikatakannya adalah benar.

Harus diakui, kita kerap memberikan porsi yang lebih kepada kekeliruan. Ini terlihat pada saat kita melakukan suatu kekeliruan. Ketika kita telah melakukan satu kekeliruan di dalam kehidupan kita pada hari ini, kita bukannya belajar dari kekeliruan yang pernah kita perbuat tersebut dan memperbaikinya, malah kita justru cenderung melakukan kekeliruan demi kekeliruan yang sama lagi di kemudian hari.

Tuhan mengetahui “kelemahan” kita ini. Terbukti pada waktu Dia menciptakan kita ke bumi, Dia memperlengkapi kita dengan hikmat. Hikmat inilah yang mampu menjauhkan kita dari kekeliruan yang akan kita perbuat. Akan tetapi, hikmat manusia belum lah cukup. Kita perlu sesuatu yang lebih kuat menopang diri kita agar tidak terus masuk ke dalam lubang kekeliruan dan itu hanya dapat diberikan oleh Tuhan sendiri.

Hanya hikmat Tuhan yang sanggup membuat Anda tidak berlaku keliru di dunia ini. Bukan hanya itu, dengan hikmat-Nya, Anda juga akan semakin bijaksana ketika menjalani hidup. Setiap perbuatan dan perkataan Anda akan semakin serupa dengan-Nya.

Apakah Anda mau memiliki hikmat Tuhan ini di dalam kehidupan Anda? Cara mendapatkannya sangatlah mudah: Bangunlah kehidupan pribadi dengan-Nya setiap waktu dan bacalah firman-Nya setiap hari. Hanya lewat dua hal inilah Anda bisa menjadi orang yang tidak pernah keliru.

Bersama Allah, Anda tidak akan pernah melakukan kekeliruan.
 
Gbu all...

Senin, 29 Juli 2019

Pengampunan yang Melimpah

Mazmur 32:1
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 3; Matius 3; 1 Raja-Raja 19-20

Suatu hari ada seorang anak laki-laki sensitif di abad ke delapan belas yang bergabung dalam ketentaraan Inggris. Ia terlihat begitu semangat ketika menjalani latihan pertama kali. Setiap instruksi pelatih, ia lakukan dengan penuh semangat. Hingga tibalah waktu latihan dengan menggunakan senjata api.

Ia mulai gelisah begitu melihat satu per satu rekannya mulai menembakkan senjata ke target yang telah ditentukan oleh atasannya. Belum sampai waktunya untuk maju, anak laki-laki ini kabur dari kesatuan tanpa ada pemberitahuan kepada atasannya.

Bertahun-tahun kemudian ia menjadi seorang astronom besar, bahkan menemukan sebuah planet. Tanpa disangka-sangka, Raja George mengirimkan surat undangan datang ke Istana kepada anak laki-laki yang telah bertumbuh menjadi seorang pria gagah ini. Ia pun memenuhi undangan raja dengan perasaan takut mengingat ia pernah kabur dari kemiliteran.

Dalam pikiran pria ini adalah ia akan mendapat hukuman dari raja karena perbuatannya di masa lalu. Namun, perkiraannya salah. Saat Raja George tiba dan bertemu dengannya, ia diperlakukan dengan sangat hangat. Tak ada kesan bahwa raja marah kepadanya. Bahkan, sebelum raja berpisah dengannya, ia diberikan sebuah amplop dimana di dalamnya berisi mengenai pengampunan kerajaan kepadanya dan pengangkatan dirinya sebagai anggota rumah tangga kerajaan.

Inilah yang Allah janjikan juga pada setiap manusia di bumi bahwa Dia memberikan pengampunan kepada kita yang mau mengakui dosa-dosa kita di hadapan-Nya. Dia melakukannya bukan karena perbuatan baik yang kita lakukan, tetapi karena Dia sangatlah mengasihi kita.

Maukah Anda menerima anugerah pengampunan-Nya yang melimpah ini? Anugerah yang tidak akan dapat dinikmati apabila Tuhan Yesus telah datang kembali ke muka bumi. Oleh karenanya, sebelum semua terlambat, ambillah kesempatan ini sekarang juga !

Sebesar apapun dosa yang Anda perbuat, ketika Anda mau mengakuinya dan mau bertobat maka pengampunan Allah tersedia bagi Anda.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
 
Gbu all...

Minggu, 28 Juli 2019

Tiga Kata Ajaib

Efesus 4:29
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 2; Matius 2; 1 Raja-Raja 17-18

Seorang dosen beragama Kristen di kampus saya pernah memberikan wejangan kepada kami, para mahasiswanya, sebelum memberikan mata kuliah. Beliau mengatakan, bahwa ada tiga kata ajaib yang harus diingat oleh setiap kami sebagai bagian dari kelompok masyarakat, yakni tolong, maaf, dan terima kasih. Menurutnya, meskipun pendek, ketiga kata itu sangatlah bermanfaat saat kami menjalin relasi dengan orang lain.

Salah satu nasihat yang diberikan oleh Paulus untuk jemaat di Efesus adalah agar mereka memerhatikan dengan seksama perkataan yang mereka ucapkan. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia” (Efesus 4:29).

Membiasakan diri untuk mengucapkan kata ‘tolong’, ‘maaf’, dan ‘terima kasih’ merupakan bagian dari perkataan baik yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus. Selain dapat membangun diri setiap orang yang mendengarnya, kata-kata tersebut dengan ajaib dapat menambah jumlah sahabat, mempererat hubungan dalam keluarga, meningkatkan rasa hormat, bahkan dapat menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Maukah Anda mengalami keajaiban dari perkataan baik yang Anda ucapkan? Jika iya, mulailah hari ini memakai tiga kata tersebut ketika Anda bertemu dengan orang-orang di sekitar Anda. Lihatlah ketika Anda melakukannya, keajaiban demi keajaiban akan Anda alami. Percayalah !

Hidup Anda adalah buah dari perkataan Anda


Gbu all...

Sabtu, 27 Juli 2019

Keputusan Yang Mengubah Hidup Anda

Setiap kita membuat pilihan setiap hari. Bahkan, salah satu cara untuk melihat hidup Anda di masa depan melalui pilihan-pilihan yang Anda buat saat ini. Sangat mudah untuk memikirkan pilihan ini dalam gambaran besar, misalnya apakah akan menyelesaikan sekolah atau tidak, melanjutkan ke perguruan tinggi atau tidak, kampus mana yang akan dipilih, pekerjaan seperti apa yang kita mau, dengan siapa kita akan menikah, dimana kita akan menetap, apakah kita akan memiliki anak dan kapan.

Tentu saja ini adalah ‘keputusan besar’ dan siapapun akan berkata bahwa pilihan itu memberikan dampak pada satu titik dalam kehidupan Anda. Tapi sebenarnya, semua hal itu bukanlah keputusan terpenting yang kita buat. Saya percaya bahwa keputusan yang paling penting adalah keputusan yang kita buat setiap hari dengan kesadaran penuh.

Pilihan besar yang tercantum di atas telah dilakukan di masa lalu. Ya, Anda dapat memilih untuk kembali ke sekolah, memiliki anak, dll. Tapi bagi sebagian besar orang, keputusan besar tersebut adalah bagian dari masa lalu dan tidak dapat diubah lagi. Tetapi ada ribuan keputusan yang akan Anda buat dalam setiap menit kehidupan Anda. Banyaknya keputusan kecil yang harus Anda ambil membuat keputusan-keputusan itu menjadi penting.

Ada lima hal yang saya yakin akan berdampak besar pada masa depan Anda – yang berarti pilihan Anda akan mempengaruhi hasil masa depan Anda. Setelah membaca ini, saya yakin Anda akan memikirkan orang lain. Berikut adalah lima pilihan penting yang bisa Anda mulai:

Mendengar lebih banyak dan berbicara lebih sedikit. Mendengar membuat Anda belajar. Mendengar memungkinkan Anda untuk membangun hubungan. Dan memilih untuk mendengar bukannya berbicara atau melakukan sesuatu yang lain ketika seseorang sedang berbicara adalah pilihan yang bisa kita lakukan sepanjang hari.

Mengharapkan yang terbaik bagi diri Anda dan juga orang lain. Pikirkan hal ini, Anda cenderung mendapatkan apa yang Anda harapkan – dalam hal hasil, respon dan kinerja dari apa yang dilakukan orang lain. Harapan biasanya didasarkan pada pengalaman, tapi semua pengalaman itu terjadi di masa lalu. Pada kenyataannya harapan Anda adalah pilihan. Jika saya berkata bahwa Anda dapat membuat pilihan yang dapat meningkatkan hasil secara konsisten meskipun Anda tidak melakukan apa-apa, apakah Anda akan tertarik? Anda pasti akan tertarik dan harapan Anda persis seperti itu. Pilihlah untuk berharap lebih banyak dan Anda akan menerima apa yang Anda harapkan.

Mempercayai orang lain lebih lagi. Jika Anda ingin lebih dipercaya dalam hidup Anda baik di tempat kerja, rumah atau di mana saja, maka pilihlah untuk percaya orang lain lebih lagi. Anda dapat membuat pilihan ini dengan setiap orang yang Anda temui. Bukankah itu beresiko? Benar sekali, tapi dengan membuat keputusani ini secara sadar, maka Anda akan meningkatkan respek orang terhadap Anda dan Anda pun akan semakin menjadi orang yang dapat dipercaya dalam setiap hubungan di dalam hidup Anda.

Selaraskan tindakan Anda dengan tujuan. Jika tujuan Anda adalah menurunkan berat badan, maka jangan sering ke dapur dan biarkan pintu kulkas tetap tertutup. Jika Anda ingin siap saat menghadapi meeting, maka persiapkan dari sekarang. Jika Anda mengatakan bahwa keseimbangan hidup adalah hal yang penting, maka pulanglah tepat waktu dari kantor. Jika tujuan Anda adalah lebih banyak membaca, maka matikan televisi. Ini hanyalah contoh keputusan yang Anda buat sehari-hari, walaupun sebenarnya ini adalah keputusan yang Anda buat setiap menit. Jika Anda memilih untuk menyelaraskan tindakan dengan niat Anda, Anda dapat menciptakan mukjizat.

Pilihlah sekarang. Masa depan Anda dimulai saat ini. Buatlah pilihan yang akan menciptakan masa depan yang Anda inginkan. Buatlah pilihan dan ambillah tindakan.

Og Mandino menulis dalam bukunya yang luar biasa, The Greatest Miracle In The World, kita harus menggunakan kekuatan pilihan kita dengan bijak. Lima pilihan di atas adalah pilihan-pilihan yang kita buat sepanjang hari. Ketika kita mengambil keputusan secara bijak, kita akan menciptakan hasil yang lebih banyak dari apa yang kita inginkan. Hidup dan keberhasilan Anda terdiri dari pilihan dan keputusan yang Anda buat.
 
GBu all...

Jumat, 26 Juli 2019

Belajar Dari Kesalahan

Bila Anda melakukan suatu tindakan, ada kemungkinan Anda akan membuat kesalahan. Jangan patah semangat dulu, karena ketahuilah bila Anda membuat kesalahan, itu adalah suatu hal yang hebat. Anda memiliki kesempatan untuk belajar sesuatu.

Akui kesalahan Anda, teliti dan pelajari secara mendalam mengapa Anda melakukan kesalahan tersebut. Berpikirlah untuk mencari jalan keluar bagi kesalahan Anda. Kesalahan adalah guru yang luar biasa. Dengan mengenal apa yang salah, Anda dibantu untuk menemukan apa yang benar.

Tom Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai dari sebuah kesalahan. Suatu saat, salah seorang pegawainya membuat kesalahan besar yang merugikan IBM senilai jutaan dolar. Sang pegawai yang dipanggil ke kantor Watson berkata, “Anda pasti menginginkan agar saya mengundurkan diri.” Menanggapi perkataan pegawainya, Watson malah berkata, “Anda pasti bercanda. Saya baru saja menghabiskan 10 juta dolar untuk mendidik Anda...”

Orang yang memiliki bakat sukses akan belajar dari apapun yang terjadi, termasuk kesalahan. Bila Anda membuat sebuah kesalahan, hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mengumpulkan kembali keping-keping yang terserak dan memperhatikan bagaimana hal itu bisa terjadi.

Jangan menangisi kesalahan. Periksa dan pelajari kesalahan. Selanjutnya manfaatkanlah pengetahuan baru yang Anda dapatkan dari kesalahan yang telah Anda perbuat.
 
GBu all...

Kamis, 25 Juli 2019

Pujian Bagi Tuhan untuk Rancangan-Nya

Sebuah puisi tua menggambarkan seorang wanita yang pada suatu hari berjalan melewati padang rumput. Pada saat dia berjalan sambil menikmati keadaan alam sekitarnya, dia tiba pada sebuah ladang labu emas. Di ujung ladang tersebut berdiri sebatang pohon ek besar.

Wanita itu duduk di bawah pohon ek tadi dan mlai merenungkan keanehan-keanehan yang ada di alam. Mengapa biji ek yang kecil berada pada dahan yang besar dan labu raksasa pada ranting kecil. Dia berpikir bahwa Tuhan telah melakukan kesalahan dalam penciptaan! Seharusnya Dia meletakkan biji kecil pada ranting yang kecil sedangkan labu besar pada dahan yang besar.

Tak lama kemudian, wanita itu tertidur di bawah hangatnya sinar matahari musim gugur. Dia terbangun pada saat sebuah biji kecil jatuh menimpa hidungnya. Dengan tertawa geli, dia mengubah pola pemikiran sebelumnya, Tuhan benar juga!

Bagaimana kalau tadi biji / buah sebesar labu emas yang jatuh menimpa dirinya? Apa yang akan terjadi kalau begitu? Mungkin dia akan kembali ‘tertidur’ buat kedua kalinya. Itulah pemikiran Tuhan yang jauh melebihi pemikiran manusia, bagaimana kita terkadang tidak dapat menyelami pikiran-Nya namun kita hanya perlu percaya semua rancangan-Nya sempurna buat kita.

Dalam setiap situasi, Tuhan jauh lebih tahu tentang manusia dan situasi yang terkait dibandingkan apa yang kita ketahui. Dia sendiri melihat segala sesuatu dari awal sampai akhir. Dia sendiri tahu bagaimana menciptakan sebuah Rencana Agung yang membawa kebaikan bagi semua yang melayani-Nya.

Betapa ajaibnya Tuhan yang kita sembah. Dia bisa mengerti hati kita yang paling dalam tapi juga paling mengetahui setiap apa yang terjadi di dunia ini dan sudah mengatur segala sesuatu di tempat yang baik. Wow, kami memuji Engkau ya Pencipta yang Agung dan luar biasa.
 
Gbu all...

Rabu, 24 Juli 2019

BILA ALLAH TERASA JAUH

TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia (Ratapan 3:25)

Dalam pelayanan selama lima dekade, saya telah banyak berbicara dengan orang yang bermasalah karena Allah terasa jauh. Mereka tidak merasakan bahwa Dia peduli dengan kebutuhan-kebutuhan mereka secara pribadi, sehingga mereka pun mengalami kesukaran dalam berdoa.

Kadang-kadang alasannya cepat ditemukan -- dosa yang belum diakui, dendam, kesombongan, ketergantungan pada sesuatu dan hal-hal semacam itu. Tetapi bila alasannya bukan dosa dan orang tersebut hidup dalam penyerahan kepada Yesus sebagai Tuhannya setiap hari, membaca Alkitab, berdoa dengan sungguh-sungguh, nasihat paling baik yang dapat saya berikan adalah, "Katakanlah kepada Allah persoalan Anda dan tetaplah memelihara hubungan yang harmonis dengan Allah."

Alkitab memaparkan orang-orang yang menghadapi persoalan yang sama. Nabi Yeremia mengalami saat-saat ketika Allah tampak seperti musuh baginya (Ratapan 3:1-18). Dengan menggunakan bahasa kiasan, ia menggambarkan kepedihannya terhadap Allah yang "tidak mendengarkan doaku" (ayat 8). Ia merasa seolah Allah memburunya (ayat 10-12). Tetapi ketika ia menyatakan perasaannya, Yeremia melihat secercah sinar yang menerangi kegelapan dan memulihkan harapannya kepada Tuhan (ayat 21-26).

Jika Allah terasa jauh dari Anda, meskipun Anda mempercayai Dia dan berusaha melakukan kehendak-Nya, janganlah putus asa. Katakanlah pada-Nya. Dan tetaplah melakukan kebenaran. Terang pasti akan menembus kegelapan. Dan bila hal itu terjadi, Anda akan mengalami hal yang jauh lebih baik dari saat ini [HVL]


Lift up your eyes, discouraged one,
The Lord your help will be;
New strength will come from Him who said,
"For rest come unto me." --Anon.JIKA ANDA BERADA DI DALAM KEGELAPAN YANG AMAT PEKAT, TETAPLAH BERJALAN MENUJU TERANG
Gbu all...

Selasa, 23 Juli 2019

Rencana Allah

Bacaan kita hari ini dari Roma 8: 26-30

Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

True Story: Setelah peristiwa 11 September 2001, sebuah perusahaan mengundang karyawan dari perusahaan lain yang selamat dari serangan atas WTC – untuk menceritakan pengalamannya. Seorang kepala keamanan selamat karena harus mengantar anaknya ke sekolah sebab istrinya sedang sakit. Seorang wanita terlambat datang karena alarm jamnya tidak berbunyi tepat waktu. Seorang karyawan ketinggalan bus. Seorang karyawan menumpahkan makanan dibajunya sehingga perlu waktu untuk berganti pakaian. Seorang karyawan mobilnya tidak bisa dihidupkan. Seorang lainnya memakai sepatu baru pagi itu dan berangkat kerja dengan bersemangant. Namun sepatu itu menyebabkan luka di tumit dan membuatnyya berhenti disebuah toko obat untuk membeli plester.

Firman Tuhan berkata bahwa Allah turut bekerja dalam segaa hal, termasuk ketika sepertinya segala hal tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita hanya dengan maksud untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. Perhatikan bahwa Tuhan berkata semua ini akan terjadi bagi orang yang mengasihi Dia, yaitu yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah, bukan rencana kita! Yang perlu kita lakukan adalah berusaha mengerti akan setiap karya Tuhan didalam hidup ini. Hari ini, ketika banyak hal tidak sesuai dengan rencana kita, semuanya terlihat sangat kacau, atau bahkan hal-hal kecil seperti anda tidak bisa menemukan kunci mobil, lampu merah mati dan membuat macet; jangan terburu-buru marah atau frustasi, karena TUHAN sesungguhnya sedang bekerja untuk menjaga kehidupan anda!

Motivasi: Mari belajar bersyukur atas segala hal yang telah, sedang dan akan terjadi dalam hidup kita. Ini karena kita percaya bahwa Tuhan tetap memegang kendali atas segala hal yang terjadi dan semuanya terjadi hanya dengan maksud agar rencana-Nya dapat digenapi dalam hidup kita ini.


GBu all...

Senin, 22 Juli 2019

Tergesa Membawa Celaka

Amsal 16:32
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 19; Matius 19; Amos 6-7

Alkisah pada masa dinasti Song ada seorang petani yang tidak pernah sabar. Ia merasa padi di sawahnya tumbuh sangat lambat. Akhirnya ia berpikir, “Jika saya menarik-narik padi itu ke atas, bukankah saya membantunya bertumbuh lebih cepat?” Lalu ia menarik-narik semua padinya. Sampai di rumah, dengan bangga ia bercerita kepada istrinya bahwa ia baru saja membantu padinya bertumbuh lebih cepat.

Keesokkan harinya ia pergi ke sawah dengan bersemangat, tetapi betapa kecewanya ia ketika melihat bahwa semua padi yang kemarin ditariknya ke atas sudah mati. Karena tidak sabar, “usahanya untuk membantu” malah membuatnya rugi besar.

Demikian pula dengan Saul, raja Israel. Sebelum Saul berperang ke Gilead melawan bangsa Filistin, Samuel sudah berpesan bahwa ia akan datang kepada Saul untuk mempersembahkan korban. Samuel meminta Saul menunggu ia datang untuk memberi instruksi (I Samuel 13:8). Namun, Saul tidak mengindahkan perintah Samuel maupun hukum Tuhan. Ia tidak sabar menunggu Samuel. Ia lebih takut ditinggalkan rakyatnya dari pada takut pada Tuhan. Ketidaksabarannya membawa dampak yang fatal, Tuhan menolaknya sebagai raja (ayat 14).

Dalam hidup ini, kita juga kerap tidak sabar menunggu waktu Tuhan. Ketika pertolongan Tuhan rasanya tak kunjung tiba, jangan tergesa mengambil jalan. Bukannya menyelesaikan masalah, malah sering kali mendatangkan masalah baru yang justru lebih besar! Akar ketidaksabaran adalah tidak percaya. Jika kita sungguh-sungguh percaya Allah mampu menolong, kita akan menanti Dia dengan sabar.

Dalam hidup orang yang sabar selalu ada banyak kesempatan untuk Allah bekerja.
 
Gbu all...

Minggu, 21 Juli 2019

BELAJAR MELEPASKAN

Tetapi istri Lot, yang berjalan mengikutinya, menoleh ke belakang,lalu menjadi tiang garam (Kejadian 19:26)

Walaupun tidak selalu setuju dengan produknya, saya tertarik pada beberapa ide iklan di televisi. Salah satunya adalah iklan yang menceritakan seorang lelaki yang diberhentikan dari pekerjaannya sebagai pegawai. Dengan sedih ia membereskan semua barangnya yang penuh kenangan, lalu kembali ke rumahnya. Saat membereskan beberapa barang, ia justru menemukan ide untuk membangun bengkel. Dari seorang pegawai yang diberhentikan, ia menjadi seorang pengusaha yang membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Sodom dan Gomora terletak di lembah Yordan yang berlimpah air, sehingga Lot memilihnya ketika akan berpisah dengan Abram. Namun, karena kejahatan penduduk kota tersebut, Sodom dan Gomora hendak dimusnahkan. Meski demikian, Tuhan memberi kesempatan kepada Lot untuk menyelamatkan diri dengan berlari ke Zoar. Sayangnya, istri Lot tak menuruti petunjuk malaikat Tuhan. Ia menoleh ke belakang-seakan- akan ia tidak rela meninggalkan kota tempat tinggalnya yang nyaman tersebut. Dan ia pun menjadi tiang garam.

Hal-hal pada masa lalu kita mungkin sudah nyaman dan menyenangkan bagi kita. Akan tetapi, sebagaimana kehidupan Lot, ada kalanya Allah melihat sesuatu yang takkan berakibat baik apabila kita terus ada di tempat atau situasi yang sama. Dan, mempertahankan semuanya hanya akan membuat kita terhambat dan tidak akan maju. Karena itu, penting sekali bagi kita untuk memiliki hati pasrah bersandar kepada Tuhan; kemudian menata hati, bersiap menyambut hal-hal baru yang mungkin akan hadir. Dia jauh lebih tahu mana yang paling penting dan berharga dari hidup kita --SL

ALLAH SELALU BEKERJA UNTUK KEBAIKAN BAHKAN KETIKA TAMPAKNYA SAYA HARUS KEHILANGAN
 
Gbu all...

Sabtu, 20 Juli 2019

Andalah Yang Menentukan

Kejadian 27:39-40 - Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: "Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas. Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu." Kejadian 29:20 - Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Yosua 14:13 - Lalu Yosua memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya. Yosua 15:14 - Dan Kaleb menghalau dari sana ketiga orang Enak, yakni Sesai, Ahiman dan Talmai, anak-anak Enak.

Dalam Ensiklopedi Umum dijelaskan bahwa fatalisme adalah sebuah ajaran atau sebuah paham yang percaya bahwa semua keadaan atau perbuatan seseorang sudah dipastikan lebih dahulu oleh nasib (fatum). Manusia tidak dapat atau tidak akan berhasil mengubah jalannya keadaan atau perbuatannya, walaupun ia atau orang lain berusaha kearah itu. Sisi positif dari paham ini adalah membuat orang tidak ngotot dan tidak serakah dalam memperjuangkan sesuatu dan menjadikannya ”nrimo” dengan apa yang diperolehnya. Tetapi, sisi negatifnya yang sangat fatal adalah tidak ada usaha untuk mengubah keadaan dirinya atau tidak ada usaha untuk lebih maju karena semua dipandang sudah ”ditentukan”.

Berbeda dengan para penganut fatalisme, Martha Tilaar, seorang pendiri sekaligus CEO Martha Tilaar Group berpendapat bahwa nasib atau perjalanan hidup seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri. Seandainya, Martha Tilaar menyerah pada nasib, maka ia akan tetap menjadi guru, walaupun guru juga profesi yang mulia. Tetapi Martha Tilaar ingin lebih dari itu. Sekarang, siapa yang tidak kenal Sariayu Martha Tilaar. Sejalan dengan Martha Tilaar, bertahun-tahun sebelumnya, Miguel de Unamuno, seorang penulis dari Spanyol yang hidup tahun 1864-1936, berkata, ”Roda kehidupan tidak mudah ditebak. Jika kita percaya padanya tanpa sedikit pun keraguan, sama saja dengan bunuh diri.” Tentu yang dimaksud oleh Miguel de Unamuno adalah supaya kita menjadi semakin siap dalam mengarungi kehidupan ini, tidak hanya menyerah pada ”perputaran roda” tersebut.

Pendapat Martha Tilaar dan Miguel de Unamuno sebenarnya sudah lebih dahulu dikatakan oleh seorang tokoh dalam Alkitab, yaitu Ishak. Dikatakan, Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu." (Kej. 27:40). Sejarah tokoh-tokoh dalam Alkitab yang lainpun dipenuhi dengan usaha keras, sebut saja Yakub, yang untuk mendapatkan Rahel ia harus bekerja keras selama 14 tahun kepada Laban. Lalu Kaleb, ”orang tua” yang tetap berjuang untuk mendapatkan tanah pusaka (Yos 14:13; 15:14). Dan akan sangat banyak jika disebutkan satu persatu dari mereka yang mau berusaha untuk mendapat yang terbaik dalam hidupnya dan tidak begitu saja menyerah pada nasib.

Mungkin saat ini Anda mengalami nasib yang kurang menguntungkan, Anda orang yang tidak berharta banyak, Anda tergolong pas-pasan dalam kepandaian atau termasuk ”rakyat jelata” yang tersingkirkan dalam persaingan kehidupan ini. Yakinilah, jika Anda berusaha sungguh-sungguh, maka Anda akan melemparkan kuk itu dari tengkuk Anda. Tetapi, jangan lupa bahwa Tuhanlah yang memberikan kekuatan bagi Anda untuk berusaha, oleh sebab itu tetaplah mengandalkan Tuhan dalam setiap usaha Anda.

DOA:
Bapa, mampukan aku untuk terus berusaha mengubah kehidupanku menjadi lebih baik lagi. Dalam nama Tuhan Yesus aku memohon. Amin.
 
Gbu all...

Jumat, 19 Juli 2019

MEMPERKATAKAN FIRMAN DENGAN IMAN

“Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.” Ulangan 30:14.

Kita mengungkapkan pikiran, perasaan dan gagasan melalui perkataan atau bahasa. Perkataan kita akan membentuk hidup kita, karena hal itu mempengaruhi jalan pikiran, pola hidup dan tindak-tanduk kita. Firman Tuhan merupakan dasar bahasa iman yang dapat membangun kehidupan rohani kita. Bila rohani kita kuat berakar dalam Kristus, kita dapat dengan yakin merasakan kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita; dan dimana kuasa Tuhan bekerja, di situ pasti ada berkat dan mujizat.

Alkitab menasihati, “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu,…” (Kolose 2:7). Dikatakan bahwa firman Tuhan tidak jauh dari jangkauan kita, melainkan sangat dekat yaitu di dalam mulut dan di dalam hati kita. Jadi kita harus menggunakan perkataan Tuhan atau memperkatakan firmanNya setiap kali sesuai dengan apa yang kita butuhkan agar berkat, kasih serta mujizatNya dilimpahkan atas kita. Dikatakan pula bahwa firman itu sangat dekat di dalam hati, artinya harus ada iman di dalam hati sewaktu kita memperkatakan firman itu.

Adalah sia-sia sekalipun kita memperkatakan firmanNya seribu kali sehari jika hati kita tidak yakin dan tidak ada iman; semuanya hanya merupakan rentetan kalimat yang kosong, tidak ada kuasa Tuhan bekerja. Firman Tuhan jangan hanya digunakan waktu kita dalam masalah saja, tetapi di segala keadaan. Adalah Daud, yang selalu menggunakan bahasa iman meski keadaan normal: “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1). Daud mengakui Tuhan adalah gembalanya yang sanggup mencukupkan segala yang ia perlukan. Daud bersyukur dan memuji Tuhan atas berkat-berkatNya yang melimpah. Daud memakai bahasa iman: mengijinkan kemuliaan dan berkat Tuhan mengalir terus dalam hidupnya. Perkataan firmanNya dengan iman setiap saat dan jangan beri kesempatan kuasa jahat membisikkan hal-hal negatif di telinga kita.

“Awasi mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku!” (Mazmur 141:3) supaya firmanMu saja yang kuucapkan!
 
Gbu all...

Kamis, 18 Juli 2019

ROH KUDUS SELALU MENGINGATKAN

“Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.” Mazmur 19:13

Adakalanya perjalanan hidup kita ini ibarat sebuah kendaraan. Beberapa waktu yang lalu tim Air Hidup melakukan pelayanan ke luar kota. Kendaraan kami berada tepat di belakang sebuah truk besar yang sarat muatan. Truk itu seolah-olah melaju tanpa ada gangguan sedikit pun. Kemudian perjalanan kami harus melewati jalan yang tidak rata, naik turun, berbatu-batu serta jalannya penuh dengan lubang-lubang yang besar. Kendaraan kami masih berada tepat di belakang truk besar itu. Tiba-tiba truk itu berhenti sambil mengeluarkan suatu bunyi yang sangat keras. Ada pun posisi truk dalam keadaan miring. Si pengemudi segera turun dan memeriksanya. Ternyata as truk itu patah. As yang telah retak sejak semula sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan dan truk tetap dapat berjalan melalui jalan yang mulus. Tetapi ketika harus melewati jalan yang kasar serta berbatu, as itu tidak tahan lagi dan akhirnya patah.

Tak ubahnya kehidupan kita. Beberapa dosa dan kelemahan mungkin secara rapi dapat kita sembunyikan dari sorotan mata orang lain. Selama tidak mengalami gelombang dan badai, selama tak ada beban dan masalah, kehidupan kita tampaknya begitu teguh dan tak terpatahkan. Tetapi secepat godaan itu datang dan kebiasaan untuk berbuat dosa belum kita bereskan, secepat itu pula kita akan jatuh. Batu-batu sandungan mungkin secara tiba-tiba menjerumuskan kita dalam waktu yang singkat sehubungan ketidaktaatan yang sering terjadi dalam diri kita. Apapun penyebabnya, ‘cacat’ yang kita sembunyikan pada saatnya akan tersingkap, cepat atau lambat. Hanya ada satu cara mencegahnya yaitu menyerahkan diri sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus.

Melalui pembacaan firman Tuhan setiap hari dan bersekutu denganNya Roh Kudus akan menegur kita akan segala sesuatu yang tidak beres. Kalau kita berani membuka hati tanpa segala selubung dan mengundang Roh Kudus menyelidiki hidup kita, Dia akan mengingatkan kita selalu.

Beranikah kita berdoa seperti Daud ini? “Selidiki aku, ya Allah, dan kenalilah hatiku, ujilah aku dan kenalilah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” Mazmur 139:23-24.
 
Gbu all...

Rabu, 17 Juli 2019

Mengapa Keluar Dari Masalah?

16:24. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid- Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Secara manusiawi setiap kita akan berusaha menghindarkan diri dari masalah, baik masalah ekonomi, sakit-penyakit, rumah tangga yang berantakan, dan sebagainya melalui usaha dan kerja keras yang bertanggung jawab. Namun apakah usaha itu ditujukan untuk menikmati damai kita sendiri dan bukannya untuk TUHAN? Banyak orang berkata, “Kami mau hidup damai-damai saja, pokoknya cari aman.” Pernyataan ini pasti berarti menginginkan suatu kehidupan yang tidak bermasalah. Segalanya berjalan lancar, sehingga kita bisa menikmati apa yang disangkakan sebagai kebahagiaan. Dalam hal ini, bahkan seseorang ber-TUHAN pun hanya dalam rangka menghindarkan diri dari masalah.

Kalau kita menghindarkan diri dari masalah hanya untuk menikmati kebahagiaan bagi kita sendiri atau hanya untuk keluarga, orang dekat dan bukannya untuk TUHAN, maka kita menjadi orang yang egois. Kita tidak dapat membagi diri kita dengan orang lain. Maka sebenarnya kita tidak melayani TUHAN, bahkan sebaliknya kita memanfaatkan TUHAN untuk kesenangan kita sendiri. Inilah yang TUHAN Yesus jelaskan sebagai orang yang “menyelamatkan nyawanya” (ay. 25). TUHAN Yesus tegas mengatakan bahwa orang seperti ini akan kehilangan nyawanya.

Orang yang mencari kebahagiaan bagi dirinya sendiri tidak mungkin mengabdi kepada TUHAN. Baginya, TUHAN pun diharapkan dapat mengabdi kepadanya. Kalaupun ia mengambil bagian dalam pelayanan sosial atau kegiatan gereja, sebetulnya itu bukan karena dorongan kasih kepada TUHAN, tetapi usaha “menyuap” TUHAN agar hidupnya diberkati atau setidaknya agar terhindar dari api neraka. Pelayanan seperti ini tidak akan berkualitas, sebab yang diserahkannya kepada TUHAN bukan segalanya, melainkan sekadar “remah-remah” dalam rangka investasi, agar TUHAN memberikan lebih banyak berkat jasmani kepadanya. Orang-orang seperti ini bergereja tetapi tidak ber-TUHAN, tampak ber-TUHAN padahal tidak rohani.

Kita harus selalu menguji, apakah kita berusaha untuk menghindar dari masalah semata, atau sudahkah kita menyadari bahwa bila ingin efektif bagi TUHAN, kita harus tidak bermasalah. Jika hidup kita tidak bermasalah, kita dapat melayani TUHAN tanpa gangguan. Ini semua adalah pelayanan bagi TUHAN secara tidak langsung. Seharusnya kita ber-TUHAN bukan dalam rangka menghindarkan diri dari masalah, tetapi karena TUHAN adalah satu-satunya ALLAH yang benar, yang dikenal dalam pribadi Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Kita menikmati damai sejahtera dari diri-NYA sendiri, dan bukan mencari berkat atau pertolongan- NYA semata.
 
Gbu all...

Selasa, 16 Juli 2019

Menyerahkan Kendali

Mazmur 48:15
“Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 11; Matius 11; 2 Tawarikh 22

Diceritakan ada seorang gadis kecil yang ayahnya berprofesi sebagai seorang pilot pesawat. Ketika mereka melintasi lautan Atlantik tiba-tiba datanglah badai. Mengetahui cuaca sekitar begitu buruk, awak pesawat pun membangunkan gadis kecil itu dan menyuruhnya mengenakan sabuk pengaman. Gadis kecil tersebut akhirnya terbangun dan membuka matanya. Saat ia melihat kilatan petir di sekeliling pesawat, bertanyalah ia kepada awak kapal yang membangunkannya, “Apakah Ayah memegang kendali?’ Awak pesawat menjawab, “Ya, ayahmu ada di ruang kokpit.” Begitu mendengar jawaban tersebut, gadis kecil itu tersenyum, menutup matanya, dan kembali tidur.

Allah memegang kendali atas hidup kita, namun Dia memberi kita kebebasan untuk menjadi pilot atas diri kita sendiri seperti yang kita inginkan. Masalahnya sekarang adalah waktu kita memegang kendali atas diri kita sendiri, kita sering menabrak sesuatu, seperti halnya seorang pilot yang belum diajarkan cara menerbang, tetapi diberi tanggung jawab memegang kendali pesawat terbang.

Allah mengenal kita. Dia mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan kita, dan Dia tahu apa yang terbaik untuk kita. Jika kita bersedia menyerahkan kendali hidup kita kepada-Nya, Dia akan membawa kita ke tempat yang telah dijanjikan-Nya dengan keadaan selamat.

Anda akan merasakan ketenangan di dalam dunia ini bila Tuhan Yesus lah yang menjadi pengendali kehidupan Anda.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
Gbu all...

Senin, 15 Juli 2019

Pernikahan Bukan Peternakan

"TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Beberapa minggu yang lalu ada salah seorang siswa yang sudah berkeluarga berbincang-bincang dengan saya selepas kuliah. Obrolan akhirnya sampai kepada keluarga, dan dia bercerita bahwa ia menceraikan istrinya dan kemudian menikah lagi. Alasannya apa? "karena tidak bisa punya anak.." katanya ringan sambil tertawa kecil. Saya merasa kaget, tapi sebenarnya itu adalah sebuah potret kehidupan. Begitu banyak orang yang akhirnya mengalami kegagalan rumah tangga karena kekecewaan akan pasangannya yang belum juga mampu menghadirkan keturunan. Ketika usia terus bertambah, namun tidak juga mendapat keturunan, apalagi setiap hari ditanyai "kapan punya anak" dari keluarga atau teman-teman, mereka pun mulai berpikir bahwa pernikahan mereka telah gagal. Sebagian lagi akan memakai hal ini sebagai alasan untuk menikah lagi untuk kedua kalinya. Apakah saya merasa tidak butuh keturunan? Sama sekali tidak. Saya masih terus berdoa agar Tuhan berkenan memberkati kami dengan keturunan. Saya, sama seperti pasangan lainnya, tentu mengharapkan keluarganya dilengkapi dengan anak-anak. Wajar jika kita berharap akan lahirnya anak-anak dari pernikahan kita. Namun yang ingin saya sampaikan adalah, tujuan utama sebuah pernikahan bukanlah untuk mempunyai anak. Pernikahan bukanlah peternakan.


Dari contoh siswa saya di atas tadi, dan banyak kasus lain mengenai kegagalan rumah tangga akibat tidak mendapat keturunan, saya melihat adanya salah kaprah mengenai tujuan utama mendirikan lembaga pernikahan. Mereka memandang pernikahan layaknya sebuah peternakan, dimana kita bisa mengembangbiakkan keturunan kita. Sekali lagi, pernikahan bukanlah peternakan. Sebuah pernikahan, dimana Tuhan sendiri yang memateraikan pembentukannya, punya tujuan yang jauh lebih penting daripada sekedar memiliki keturunan. Apalagi jika dasarnya hanyalah "kejar tayang" atau takut disebut "bujang lapuk/perawan tua", akibat nafsu, gengsi, desakan orang tua dan lain-lain. Itu semua bukanlah tujuan utama sebuah pernikahan menurut firman Tuhan. Ayat bacaan hari ini menyatakan dengan jelas tujuan Allah menciptakan pasangan buat manusia, yaitu sebagai penolong. Tuhan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam (ay 21), yang menunjukkan sebuah hubungan erat, bahwa istri adalah bagian hidup suami, bukan sekedar alat pemuas nafsu dan "pabrik" pembuat anak.Tapi Tuhan melengkapi kita dengan seorang pasangan agar kita bisa saling melengkapi, saling menyempurnakan dan saling menolong. Dalam sebuah pernikahan yang diberkati Tuhan, kita bisa mengalami, menikmati dan saling berbagi sukacita dan cintakasih. Kita bisa saling support ketika salah satu tengah mengalami kesulitan. Kita bisa menghidupkan sebuah persekutuan dengan memuliakan Allah diatas segalanya. Janji pernikahan yang kita ucapkan pun menyatakan hal itu, bukan menyatakan bahwa kita menikah untuk membuat anak. Memiliki penerus garis keturunan adalah penting dan merupakan dambaan hampir setiap orang, namun itu bukanlah yang terutama.

"Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN.." (Mazmur 127:3). Anak adalah pemberian dan anugerah dari Tuhan. Jangan tawar hati jika hingga saat ini anda masih seperti saya yang belum saatnya dikaruniai anak. Biarlah itu terjadi sesuai kehendak Tuhan, Sang Pencipta. Yang penting adalah kita menyadari hakekat dari sebuah pernikahan sesuai apa yang difirmankan Tuhan. Jangan merasa bahwa tanpa anak, lembaga pernikahan yang anda bangun sebagai sebuah kegagalan. Karena ada Allah yang bertahta di atasnya, yang telah memberkati dan mengikat penyatuan hubungan antara suami dan istri. Jadikan pernikahan sebagai tempat dimana anda bisa bersinergi dengan pasangan untuk memuliakan Tuhan, dan bersama-sama seiring sejalan melakukan kehendak Allah atas kehidupan kita. Pernikahan yang gagal bukanlah pernikahan yang tidak melahirkan anak, melainkan pernikahan yang tidak berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ada anak atau tidak, tetaplah miliki pernikahan yang sukses penuh dengan kebahagiaan


Gbu all...

Minggu, 14 Juli 2019

Jangan pernah lupakan ini!

Ulangan 31:8
“”Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30; Kolose 3; 2 Tawarikh 16-17

Suatu kali, kira-kira beberapa tahun yang lalu, Billy Graham mengalami masa-masa yang gelap dalam hidupnya. Meskipun ia telah berdoa kepada Tuhan mengenai apa yang ia alami, namun ia merasa langit seperti menjadi tembaga baginya. Tuhan seolah-olah telah menghilang dari hidupnya dan ia sendirian bersama pencobaan dan bebannya.

Billy Graham akhirnya menulis surat pada ibunya mengenai pengalamannya itu. Beberapa hari kemudian, ia pun mendapat surat balasan dari ibunya yang isinya sebagai berikut: “Nak, ada saatnya ketika Allah menarik diri-Nya untuk menguji imanmu. Dia ingin kau mempercayai Dia dalam kegelapan. Sekarang, raihlah dengan iman melewati kabut dan kau akan menemukan bahwa tangan-Nya ada di sana.”

Selesai membaca surat dari ibunya tersebut, tiba-tiba air mata keluar dari mata Billy Graham. Sambil berlutut di sisi tempat tidur, ia pun mulai menangis dan hadirat Allah yang melimpah dengan sekejap ia rasakan. Hari itu sungguh menjadi hari yang tidak pernah ia lupakan hingga saat ini.

Entah kita merasakan atau tidak merasakan hadirat Allah di saat jalan kita gelap, namun tetap berimanlah bahwa Dia ada disana. Jangan ragukan firman-Nya yang berkata, “Aku tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” karena memang itulah kebenaran yang sesungguhnya.

Allah selalu ada bersama Anda dan dalam keadaan apapun Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda seorang diri.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
Gbu all...

Sabtu, 13 Juli 2019

Patuh Pada Pemerintah

Roma 13:1
“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 1; Matius 1; 1 Raja-Raja 15-16

Pemerintahan setiap negara di dunia ini selalu memiliki kebijakan masing-masing dalam mengatur rakyatnya. Mungkin ada aturan-aturan yang sama, tetapi tidak jarang juga ada yang berbeda. Secara universal, tujuan dari dibuatnya suatu peraturan atau peraturan-peraturan di dalam suatu negara yakni agar orang-orang yang ada di sana dapat hidup lebih tertib dan teratur.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma berpesan agar mereka taat kepada pemerintah. Ia mengingatkan bahwa keberadaan sebuah pemerintahan tidak terlepas dari perkenanan Tuhan. Pemerintah adalah wakil Allah sehingga kepatuhan kepadanya juga berarti kepatuhan kepada Allah. Namun dalam kenyataannya, tidak setiap pemerintah mampu bersikap adil. Bisa saja terjadi pembedaan seperti yang dialami oleh Nabi Daniel.

Ketika pemerintah tempatnya mengabdi menjatuhkan sanksi - yang boleh dipandang sebagai pemerintah yang sedang menjalankan kebijakannya, Daniel tidak melakukan perlawanan. Ia justru menjalani setiap sanksi yang ditimpakan kepadanya tanpa keluar kata-kata keluhan sedikit pun dan Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai sebuah kebenaran. Tuhan akhirnya memberikan pertolongan kepada Daniel lewat cara-Nya yang ajaib dan luar biasa.

Apakah Anda selama ini sudah menjalankan tugas sebagai seorang warga negara yang baik? Jika belum, marilah berubah dan mulai lakukan apa yang sudah diatur pemerintah kita dengan hati yang rela dan tanpa bersungut-sungut.

Orang beriman menyatakan imannya melalui kehidupan dalam ketaatan yang nyata.
Gbu all...

Jumat, 12 Juli 2019

Peran Dalam Cerita Keluarga

II Korintus 5:18
“Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 31; Kolose 4; 2 Tawarikh 18-19

Banyak orang menyukai cerita mengenai keluarga. Selain karena menyentuh hati, hal yang diceritakan sangat nyata dengan kehidupan manusia.

Pengarang Henri Nouwen, di dalam bukunya yang berjudul The Return of The Prodigal Son, mengatakan bahwa semua orang Kristen, pada titik tertentu dalam perjalanan iman mereka, diwakili oleh salah satu dari ketiga karakter utama dalam cerita tersebut. Kadang-kadang kita menjadi anak yang memberontak, yang membutuhkan pertolongan dan pengampunan. Pada kesempatan lain, kita adalah sang kakak yang ingin menyimpan kemarahan dan tidak mau mengampuni. Namun, apabila kita semakin dewasa, kita akan menjadi seperti sang bapak, yang rindu melihat semua anaknya diperdamaikan.

Dalam akhir bukunya, Nouwen menuliskan kata-kata berikut ini: “Pada saat saya memperhatikan tangan saya yang menua, saya kemudian menyadari bahwa kedua tangan itu diberikan untuk menjangkau mereka yang menderita, untuk menepuk bahu-bahu mereka yang datang, dan untuk menawarkan berkat dari kebesaran kasih Allah.”

Peran apakah yang Anda mainkan di dalam cerita keluarga Anda? Apakah Anda membutuhkan keberanian untuk bertobat dan memohon pengampunan? Atau apakah Anda membutuhkan belas kasihan untuk memberikan pengampunan?

Allah telah memberikan kepada anak-anak-Nya “pelayanan pendamaian” (I Korintus 5:18,19). Sekarang adalah waktu untuk memulainya.

Sikap yang benar terhadap keluarga dimulai dengan sikap yang benar terhadap Allah.


Gbu all....

Kamis, 11 Juli 2019

Meraih Tangan-Nya

Ulangan 31:8
“”Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30; Kolose 3; 2 Tawarikh 16-17

Suatu kali, kira-kira beberapa tahun yang lalu, Billy Graham mengalami masa-masa yang gelap dalam hidupnya. Meskipun ia telah berdoa kepada Tuhan mengenai apa yang ia alami, namun ia merasa langit seperti menjadi tembaga baginya. Tuhan seolah-olah telah menghilang dari hidupnya dan ia sendirian bersama pencobaan dan bebannya.

Billy Graham akhirnya menulis surat pada ibunya mengenai pengalamannya itu. Beberapa hari kemudian, ia pun mendapat surat balasan dari ibunya yang isinya sebagai berikut: “Nak, ada saatnya ketika Allah menarik diri-Nya untuk menguji imanmu. Dia ingin kau mempercayai Dia dalam kegelapan. Sekarang, raihlah dengan iman melewati kabut dan kau akan menemukan bahwa tangan-Nya ada di sana.”

Selesai membaca surat dari ibunya tersebut, tiba-tiba air mata keluar dari mata Billy Graham. Sambil berlutut di sisi tempat tidur, ia pun mulai menangis dan hadirat Allah yang melimpah dengan sekejap ia rasakan. Hari itu sungguh menjadi hari yang tidak pernah ia lupakan hingga saat ini.

Entah kita merasakan atau tidak merasakan hadirat Allah di saat jalan kita gelap, namun tetap berimanlah bahwa Dia ada disana. Jangan ragukan firman-Nya yang berkata, “Aku tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” karena memang itulah kebenaran yang sesungguhnya.

Allah selalu ada bersama Anda dan dalam keadaan apapun Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda seorang diri.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
 
Gbu all...

Rabu, 10 Juli 2019

Sahabat Sampai Akhir

Amsal 18:24
“Ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 28; Kolose 1; 2 Tawarikh 12-13

Biasanya di setiap sekolah kedokteran, para mahasiswa telah dilatih untuk menolong pasien agar tetap hidup, sementara itu mereka diberi sedikit instruksi untuk membantu pasien menghadapi kematian. Namun, hal ini kemudian berubah dengan ditambahnya mata kuliah tentang pendampingan orang yang mendekati ajal. Kini para dokter diajarkan bahwa apabila mereka telah mengerahkan seluruh kemampuan medis tetapi tidak menghasilkan kesembuhan, mereka harus memanfaatkan kesempatan untuk mendampingi pasien yang sekarat dengan penuh belas kasih dan menjadi sahabat baginya.

Kematian mungkin dapat menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar kita dan membuat kita merasa canggung menghadapi seorang pasien yang sudah sekarat. Namun, kesempatan terbesar kita untuk menolong seseorang dalam nama Yesus dapat datang selama hari-hari terakhirnya di dunia ini.

Alkitab berbicara tentang persahabatan yang tidak memiliki batasan. Orang bijak berkata, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu” (Amsal 17:17). Dan “ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara” (Amsal 18:24). Yesus berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13).

Tuhan Yesus yang kita sembah adalah Tabib Yang Agung sekaligus Sahabat kita. Dia berjanji tidak akan meninggalkan ataupun mengabaikan kita (Ibrani 13:5). Untuk itu Dia pun meminta kita untuk mendampingi sahabat dan keluarga kita di dalam namaNya, saat mereka hampir di penghujung perjalanan mereka di dunia. Inilah yang akan dilakukan seorang sahabat sejati.

Seorang sahabat sejati akan setia sampai akhir.
 
Gbu all...

Selasa, 09 Juli 2019

Ditolong Oleh Buaya

Mazmur 119:71
“Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 29; Kolose 2; 2 Tawarikh 14-15

Pada masa perang dunia II, ada sebuah metode menarik yang diterapkan dalam sebuah kamp pelatihan tentara di Amerika Serikat. Metode yang pertama kali diterapkan di Florida ini disebut dengan “gator aid” atau pertolongan buaya. Materi pelatihan yang diberikan kepada prajurit itu sebenarnya sama saja dengan kebanyakan materi-materi di tempat pelatihan lainnya, di dalamnya termasuk berlari melewati daerah yang penuh rintangan.

Namun yang membedakan adalah pada akhir tes yang tujuannya menguji daya tahan, para prajurit itu harus bergelayut pada seutas tali dan kemudian melintasinya. Tali itu sendiri dipasang diatas sebuah kolam yang lebar namun tidak terlalu dalam.

Di bawah sinar matahari, permukaan kolam sungguh berkilauan, sangat menarik hati sehingga banyak prajurit hanya menyebrang separuh kolam lalu menceburkan diri ke dalamnya dan kemudian berenang sampai ke seberang kolam. Tiba-tiba seorang Letnan yang berani memasukkan seekor buaya besar ke dalamnya. Sejak itu, setiap prajurit yang hendak melompat sudah mengambil ancang-ancang hampir lima meter dari tepi kolam dan melintasi kolam yang lebar itu tanpa mau menceburkan diri ke dalamnya dan akhirnya mereka mendarat di seberang dengan bergulingan.

Demikian pula sifat kita sebagai orang Kristen, terkadang harus dipacu oleh “dorongan” situasi yang tidak kita harapkan. Tanpa koreksi penuh kasih dari Allah dan disiplin yang sungguh-sungguh, daya tahan rohani dan kemampuan kita untuk menanggung segala sesuatu tak akan pernah bertumbuh. Jika Tuhan tidak mengizinkan kita mengalami keadaan sulit, kita akan segera terjebak dalam perasaan puas diri dan terlalu percaya diri.

Saat ini, jika Anda sedang mengalami kepedihan karena keadaan yang menekan, ingatlah perkataan Daud, “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu” (Mazmur 119:71).

Tantangan dalam hidup bukanlah untuk menghancurkan kita melainkan mengarahkan kita kepada Allah.
 
Gbu all...

Senin, 08 Juli 2019

Indahnya Sebuah Kebersamaan

Filipi 2:5
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 27; Filipi 4; 2 Tawarikh 10-11

Bagi Wendri, jam istirahat kantor adalah waktu yang ia nanti-nantikan karena disitu ia bisa makan bersama-sama dengan teman kantornya. Kebersamaan yang terjadi ketika itu, menurutnya sangatlah menyenangkan. Hal yang sama ia inginkan ketika berada dalam satu komunitas orang-orang muda di gerejanya, atau ketika ia meluangkan waktu untuk pulang ke rumah dan bertemu dengan orangtuanya. Makan bersama, meski terkadang dengan lauk sederhana, tidak menjadi masalah oleh karena ada kebersamaan yang dirasakan.

Firman Tuhan mengajar kita agar mengedepankan kebersamaan. Hal itu menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Mengapa? Karena kebersamaan membuat kita rela melebur menjadi satu sehingga tidak ada lagi keinginan untuk menonjolkan diri. Kebersamaan juga membuat kita mampu memperkaya nilai-nilai yang diyakini orang lain. Bertambahnya wawasan juga membuat kita semakin berdaya. Kebersamaan juga dapat membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Dalam kebersamaan berlaku prinsip sinergi- kekuatan besar yang dihasilkan ketika dua unsur atau lebih menghasillkan kerjasama. Kebersamaan dalam kehidupan orang percaya dilahirkan dari kesatuan pikiran dan perasaan di dalam Yesus Kristus.

Berlawanan dengan kebersamaan yang Tuhan ajarkan adalah kebersamaan yang diajarkan dunia. Jika ada kebersamaan, terkadang masing-masing orang dipancing untuk saling bersaing. Bukan dengan cara baik dan mengutamakan spiritualitas, melainkan agar masing-masing pribadi bersedia menempuh segala upaya demi kemenangan diri. Tidak jarang, sinergi yang terbentuk bukan untuk mencapai tujuan mulia, melainkan untuk tujuan yang tercela. Di dalam Tuhan, kebersamaan denga motivasi semacam itu tidak boleh terjadi.

Setiap kita berpeluang untuk membangun dan mengisi kebersamaan yang membuahkan manfaat, guna memberdayakan diri sendiri maupun orang sekitar. Sediakan diri kita untuk bekerja sama dengan orang lain, demi menghasilkan sesuatu yang maksimal sepanjang hari ini. Kiranya Tuhan dan mereka yang satu tujuan dengan kita berkenan akan hal tersebut.

Kerjasama yang baik membuat kita memperoleh hasil yang prima.
 
Gbu all...

Minggu, 07 Juli 2019

Give the Best For Him

II Korintus 9:6
“Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 25; Filipi 2; 1 Raja-Raja 11-12

Ayat diatas merupakan salah satu kebenaran alkitab yang mengajarkan prinsip tabur tuai. Jika kita menabur, maka pasti akan menuai dengan apa yang kita tabur. Tanpa mengurangi pengertian diatas, yang ingin saya sampaikan saat ini bukan soal menuai “sedikit atau banyak”, tetapi kesediaan kita untuk memberi menurut kerelaan hati masing-masing memberi dengan rasa syukur dan sukacita, tanpa rasa sedih dan paksa.

Tuhan mau kita memberi bukan karena hal kebiasaan atau rutinitas, tetapi Dia mau kita memberi dengan tulus dan ikhlas. Pemberian yang Tuhan kehendaki adalah bagaimana cara kita memberi dan apa motivasi kita dalam memberi kepada-Nya. Milikilah nilai dan makna yang benar agar pemberian kita berbau harum di hadapan Tuhan.

Banyak orang Kristen yang berorientasi kepada “berkat yang akan mereka terima” ketika mereka memberi untuk Tuhan. Mereka percaya bahwa kalau mereka memberi kepada Tuhan, maka Tuhan akan balas memberkati mereka. Hal ini tidaklah salah, tetapi jika orang Kristen memberi dengan motivasi seperti itu, justru mereka menjadi kecewa dan menyalahkan Tuhan. Ketika mereka belum mendapatkan berkat, mereka akan berkata, “Saya kan sudah banyak memberi kepada Tuhan, kok sampai sekarang hidup saya masih begini-begini saja?” dan masih banyak lagi nada ungkapan kekecewaan pada Tuhan.

Tuhan mengasihi orang-orang yang memberi dengan sukacita sebagai persembahan yang keluar dari hati yang tulus, sebagai wujud kasih kepada-Nya yang telah begitu baik bagi kita semua, tanpa mengharapkan balasan apapun dari Tuhan dan kita wajib memberi persembahan yang terbaik bagi Tuhan.

Bagian kita adalah memberi dengan tulus, dan bagian Tuhanlah yang akan memberkati kita seturut kasih dan kemurahan-Nya. Jangan kita pernah berpikir bagaimana saya memberi supaya Tuhan membalas, tetapi mulailah kita berpikir bagaimana cara saya memberi sehingga Tuhan berkenan atas pemberian saya. Marilah kita memberi dengan tidak termotivasi oleh berkat, tetapi oleh kesadaran, bahwa memberi kepada Tuhan adalah bagian dari ibadah kepada Tuhan.

Memberi yang terbaik kepada Tuhan adalah sesuatu yang seharusnya setiap orang Kristen lakukan. 


Gbu all...

Sabtu, 06 Juli 2019

Mantapnya Percaya

Mazmur 50:15
“Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 24; Filipi 1; 2 Tawarikh 8-9

Suatu hari seorang pria dari suku Indian yang telah bertobat ditanya oleh sahabatnya, “Mengapa kamu selalu membicarakan dan menyebut nama Yesus?” Mendapat pertanyaan tersebut, pria Indian ini terdiam sebentar. Bukan langsung menjawab, ia malah mengambil sejumlah ranting dan rumput yang kering dan dibuatnya menjadi lingkaran. Setelah jadi, ia pun membakarnya. Namun sebelum itu, ia sudah meletakkan seekor ulat di tengah-tengah api.

Api semakin besar, tetapi belum ada satu patah kata pun keluar dari pria Indian tersebut. Justru ia dan sahabatnya menyaksikan bagaimana ulat yang ditaruh di tengah-tengah api itu menggeliat dan ingin segera keluar dari sana. Tidak lama kemudian, ia pun lalu mengeluarkan jari tangannya dan dengan segera si ulat merambat naik dengan selamat.

“Seperti itulah yang dilakukan Tuhan Yesus ketika saya tidak berdaya, berada di tengah-tengah bahaya, saya berseru mohon pertolongan pada-Nya. Dia mendengarkan saya dan memberi pertolongan,” kata pria Indian setelah menolong ulat keluar dari lingkaran api.

Dalam hidup ini, yakinlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita, tangannya senantiasa terulur untuk menolong dan menyelamatkan kita. Dia adalah menara perlindungan, kota benteng, gunung batu dan perisai keselamatan umat-Nya. Sudah selayaknya untuk kita memercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya. Namun sayangnya, kadang kala kita mendapati orang-orang percaya mengharapkan pertolongan di luar Tuhan, meski sebenarnya mengerti siapa yang dapat menolongnya. Hanya Allah yang menjadi sandaran dan kepercayaan kita.

Di saat segala sesuatu tampaknya sulit, bahkan seakan tembok tebal menghalangi kita, jawabannya hanya satu, berserah penuh kepada kuasa Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Ingatlah bahwa tangan kasih-Nya senantiasa terulur untuk menolong, memberi jalan keluar dan memimpin seluruh hidup kita. Mari berserah pada-Nya.

Disaat Anda merasa tidak berdaya dan memiliki kekuatan apa-apa, Allah justru menunjukkan kuasa-Nya. 


Gbu all...

Jumat, 05 Juli 2019

Kesalehan di Dalam Rumah

Yohanes 15:5
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 22; Efesus 5; Pengkhotbah 8-9

Bagaimana kita hidup di rumah merupakan ujian bagi orang Kristen baik pria maupun wanita. Jauh lebih mudah mempraktikkan hidup yang sempurna di antara teman-teman kita, ketika kita menyajikan makanan yang terbaik dan menantikan komentar publik, daripada hidup untuk Kristus di dalam rumah sendiri.

Lingkup keluarga kita melihat kita setiap saat. Mereka melihat kita saat keletihan dan stres menekan. Lingkup keluarga kita mengetahui apakah Kristus hidup di dalam dan mengalir melalui kita.

Jika saya adalah Kristen sejati, maka saya tidak akan bertingkah gusar, tidak sabar, salah sangka, kasar, tidak ramah, curiga, egois, atau malas di rumah. Sebaliknya, setiap hari hidup saya akan mengeluarkan buah Roh, yaitu, “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri” (Galatia 5:22-23). Bagaimana perbedaan suasana rumah Anda jika secara konsisten mempraktikkan kesalehan-kesalehan yang menyerupai Kristus ini?

Perilaku yang Anda tunjukkan sehari-hari di dalam rumah adalah Anda yang sebenarnya.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia 


Gbu all...

Kamis, 04 Juli 2019

Istirahat Bagi yang Lelah

Matius 11:28
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 21; Efesus 4; Pengkhotbah 6-7

Sedikit orang yang tahu bagaimana cara beristirahat di hari-hari ini. Bahkan di saat liburan, banyak orang memaksakan diri sedemikan rupa sebelum mereka kembali bekerja, dimana mereka menghabiskan dua kali lipat energi untuk menyelesaikan pekerjaan dan surat-surat yang sudah menumpuk selama mereka tidak masuk. Banyak dari kita membutuhkan liburan hanya untuk beristirahat dari liburan kita! Mungkin kita telah mencari istirahat di tempat-tempat yang salah.

Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku....Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Seperti halnya kedamaian, istirahat dan kelegaan hanya dapat ditemukan di satu tempat, dari satu sumber, dan itu adalah Tuhan Yesus Kristus.

Yesus memberi kita istirahat yang sesungguhnya, kepercayaan diri yang kita perlukan, untuk keluar dari rasa frustasi dan kekacauan di sekekeling kita. Beristirahatlah di dalam Dia dan jangan khawatir dengan apa yang akan terjadi di depan. Yesus Kristus sudah mengurus hari esok.

Ketika Anda merasa lelah dengan segala rutinitas Anda sehari-hari, datanglah kepada Yesus karena Dia adalah pemberi kelegaan yang handal.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
Gbu all...

Rabu, 03 Juli 2019

Fokus Pada Kebaikan Tuhan

Amsal 23:18
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 20; Efesus 3; Pengkhotbah 3-5

Motivator terkenal asal Amerika Serikat, Zig Ziglar dalam bukunya ‘Breaking To The Next Level” menyatakan bahwa bila kita terus terfokus pada kegagalan-kegagalan di masa lalu, masalah-masalah yang kita hadapi pada hari ini dan kecemasan akan apa yang akan terjadi di esok hari maka kita akan bersikap negatif. Menurutnya, pendekatan kehidupan seperti ini akan memperpendek umur kita dan membuat waktu terasa seakan lama berputar.

Zig Ziglar memberikan solusi agar seseorang tidak bersikap negatif: “mulailah dengan fakta bahwa Anda masih hidup sekarang ini. Kemudian, konsentrasikan pikiran pada pengalaman- pengalaman Anda yang positif dan menyenangkan”. Dengan pergantian fokus ini, tambahnya, maka kita akan mendapat manfaat yang sangat mengagumkan.

Apakah hari-hari ini ini Anda selalu bersikap negatif kepada orang lain atau bahkan kepada kehidupan yang Anda sedang jalani? Bila iya, mulailah terapkan apa yang dianjurkan Zig Ziglar di atas, yakni memfokuskan pada pengalaman positif dan menyenangkan yang pernah Anda alami. Ketika Anda mulai melakukannya, bukan hanya orang lain yang akan diberkati karena sikap Anda, tetapi juga diri Anda sendiri. Percayalah !

Fokuslah pada kebaikan Tuhan dan masa depan yang indah yang telah Dia sediakan maka Anda tidak akan mudah kecewa dengan kehidupan Anda.
 
Gbu all...

Selasa, 02 Juli 2019

Monumen Kehidupan

Matius 23:31
“Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 12; Galatia 1; Kidung Agung 7-8

Rumah kelahiran Tan Malaka di Padang Gadang, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, tidak banyak berubah dibandingkan dengan beberapa tahun silam. Kondisi rumah yang dijadikan museum itu masih relatif sama dan koleksi buku tidak banyak bertambah. Museum juga tidak mempunyai pemasukkan karena tidak ada pungutan pengunjung museum. Koleksi buku di museum ini tidak banyak bertambah sejak diresmikan pada 21 Februari 2008.

Tuhan mengajar bangsa Israel untuk menghargai campur tangan Tuhan dan jasa para leluhur yang terjadi dalam kehidupan mereka. Salah satu bukti tentang hal itu antara lain ketika bangsa itu melawan bangsa Filistin pada zaman Yosua. Hamba Tuhan ini menegakkan kedua belas batu yang diambil dari Sungai Yordan. Tugas para orangtua ketika anak-anak mereka bertanya tentang bangunan itu adalah menceritakan pengalaman mereka ketika menyebrangi Sungai Yordan. Dengan begitu anak-anak tersebut akan belajar menghargai keteladanan para leluhur mereka. Bangunan itu menjadi saksi bisu tentang keperkasaan Tuhan dan sikap bakti manusia yang percaya kepada-Nya.

Berbeda dengan itu adalah sindiran Tuhan Yesus kepada orang Israel yang melabur makam para nabi yang hidup pada zaman leluhur mereka. Tuhan menegur keras karena makam itu menjadi bukti pemberontakkan nenek moyang bangsa tersebut kepada Tuhan. Para nabi itu mati dibunuh oleh tangan-tangan kotor yang memberontak kepada Tuhan.

Setiap orang memiliki monumen perjalanan hidupnya masing-masing. Monumen kehidupan seperti apakah yang sedang kita bangun? Perhatikanlah kehidupan kita, dan biarlah semakin banyak monumen ketaatan yang kita bangun di kehidupan ini.

Monumen kehidupan kita berkisah tentang kenyataan siapa kita sebenarnya.
 
Gbu all...

Senin, 01 Juli 2019

Bebas Untuk Memilih

Yosua 24:15
“Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 11; Yohanes 21; Kidung Agung 4-6

Di dalam alkitab berkali-kali diceritakan, dua negara atau dua individu harus mengambil keputusan yang berdampak pada masa depan mereka. Kadang kala mereka membuat pilihan-pilihan yang salah dan menimbulkan penderitaan.

Di saat kita menghadapi keputusan-keputusan, kita perlu mengingat bahwa Allah tidak meninggalkan kita di dalam gelap, atau Dia tidak peduli. Allah mengasihi kita dan Dia menginginkan yang terbaik untuk kita. Dia memiliki rencana yang sempurna dalam kehidupan kita dan Dia ingin supaya kita memilihnya dan tidak memilih jalan-jalan yang salah seperti yang ditawarkan iblis untuk diikuti.

Bahkan ketika jalan kita sepertinya tidak jelas, Allah memberikan kita terang. Dia memberikan kita firman-Nya sehingga banyak keputusan kita akan jauh lebih mudah karena kita mengetahui prinsip-prinsip moral dan prinsip-prinsip rohaninya. Dia juga memberikan kita hikmat (kadang-kadang melalui orang lain) untuk memahami keadaan kita, dan Dia memberikan Roh Kudus untuk menuntun kita.

Oleh karenanya, jangan pernah mengambil keputusan tanpa menyerahkan dahulu kepada Allah dan mencari kehendak-Nya.

Mengikutsertakan Tuhan dalam keputusan-keputusan yang hendak Anda buat adalah langkah tepat yang tidak perlu dipertimbangkan.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia 
 
Gbu all...