Sabtu, 30 Juni 2018

JANGKAR YANG KOKOH

Pengharapan itu sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita (Ibrani 6:19)

Dua minggu setelah gempa besar mengguncang Haiti , tim SAR pesimis. Mana mungkin masih ada orang yang bisa bertahan hidup, setelah lebih dari 10 hari tidak makan, tidak minum, dengan tubuh terjepit reruntuhan? Mereka keliru! Emanuel Buteau ditemukan masih hidup.
Segera pemuda ini dilarikan ke Rumah Sakit darurat. Setelah pulih, wartawan bertanya, "Apa yang membuatmu bisa bertahan?" Ia menjawab: "Selama terjepit, saya terus berseru memohon pertolongan Tuhan. Pengharapan saya tidak sia-sia. Kuasa-Nya bekerja!"

Pengharapan itu bagai jangkar. Begitu ditancapkan ke dasar laut, kapal menjadi mantap. Punya pegangan. Tidak diombang-ambingkan ombak. Pengharapan membuat orang beriman bisa berjalan mantap, walau janji Tuhan belum genap. Rasul Paulus berkata, kita sudah "beroleh jalan masuk" menuju keselamatan, walau belum sepenuhnya "menerima kemuliaan Allah" (ayat 2). Apa yang meyakinkan kita bahwa kelak kemuliaan Allah itu akan kita terima? Pengharapan! 

Dengan pengharapan, biar jalan di depan sulit, hati tidak menjadi pahit. Malahan makin tekun dan tahan uji, karena yakin yang terbaik pasti akan datang (ayat 4,5).

Harapan kita sering keliru. Kadang kita mengharapkan jalan yang mudah. Atau, berharap hidup berjalan sesuai skenario kita. Harapan seperti itu bisa mengecewakan. Namun, pengharapan bahwa kita akan menerima kemuliaan Allah adalah jangkar yang kokoh. Marabahaya bisa datang. Usaha bisa kandas. Cita-cita bisa tidak kesampaian. Namun, pengharapan membuat kita yakin: ini bukan akhir segalanya. Yang terbaik masih akan datang! --JTI

KETIKA ANDA DIOMBANG-AMBINGKAN ANEKA PERSOALAN JANGAN LUPA TANCAPKAN JANGKAR PENGHARAPAN KEPADA TUHAN

Ayat Alkitab: 
Roma 5:1-5
1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.


Gbu all...

Jumat, 29 Juni 2018

JANGAN LUPAKAN KEBAIKAN TUHAN

“Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya!” Mazmur 103:2

Kita seringkali terpaku pada keadaan dan penderitaan yang kita alami: sakit-penyakit atau persoalan rumah tangga yang pelik. Kita begitu cemas, kuatir dan takut, rasanya hari-hari yang ada begitu gelap. Wajah kita terus murung tiada tawa. Jangankan memuji-muji Tuhan, tersenyum pun berat rasanya. Masalah yang ada laksana gunung yang besar menindih kita, kita jadi lupa segala kebaikan Tuhan dan juga perbuatan-perbuatan Nya yang ajaib.

Raja Daud mengajak kita untuk mengingat-ingat apa yang sudah Tuhan perbuat: “Dia (Tuhan) yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lubang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.” (ayat 3-5). Mari renungkan sejenak: berapa kali kita melanggar firmanNya dan Tuhan selalu mengampuni? Berapa kali kita dalam kondisi lemah tak berdaya karena sakit dan Tuhan menyembuhkan? Bukankah kita ini orang-orang yang semestinya dimurkai dan binasa, tetapi karena kasihNya Ia rela mati di atas kayu salib menyelamatkan kita? Kenangkan betapa besar kasih setia dan rahmatNya atas kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita walaupun kita sering meninggalkanNya. Berapa kali kita diluputkan dari segala marabahaya? Daud mengakui, “Dalam kesesakan aku telah berseru kepada Tuhan, Tuhan telah menjawab aku dengan memberi kelegaan.” (Mazmur 118:5).

Siapakah seperti Tuhan, setiap saat tak jemu-jemu memberi pertolongan? Saat menghadapi jalan buntu, pertolongan manusia tak mungkin diperoleh, Tuhan tetap mengulurkan tanganNya dan dengan caraNya yang ajaib menolong kita. Ingat kasih kita yang mula-mula waktu bertemu Yesus dan kita diselamatkan. Mungkin kasih itu telah padam oleh segala kesibukan dan masalah sehari-hari, namun kembalilah dan ingatlah kebaikanNya selama ini, yang dengan perbuatan baik kita tak cukup membalasNya.

Sungguh, aku berkata kepada Tuhan: “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau.” Mazmur 16:2 


Gbu all...

Kamis, 28 Juni 2018

ROH KUDUS YANG DIJANJIKAN ITU DIGENAPI

“Maka penuhlah mereka (para rasul) dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” Kisah 2:4

Rencana Allah adalah sempurna, tidak seperti rencana manusia yang seringkali tiba-tiba atau mendadak. Dan yang pasti rencanaNya tidak pernah gagal, Ayub pun mengakui: “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal.” (Ayub 42:2).

Seperti halnya kelahiran Kristus ke dunia yang telah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya oleh para nabi, demikian pula pencurahan Roh Kudus. Ratusan tahun sebelum Kristus dilahirkan, Allah telah berfirman kepada nabi Yoel tentang pencurahan Roh Kudus yang kita kenal dengan Pentakosta, demikian firmanNya, “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan- penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu.” (Yoel 2:28-29). Sebagaimana diperintahkan Tuhan Yesus, para rasul dengan setia berkumpul di Yerusalem menanti-nantikan Roh Kudus yang dijanjikan itu. Janji Tuhan adalah ya dan amin! “Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” (Mazmur 12:7). Nubuat itu digenapiNya; Roh Kudus hadir demikan dahsyatnya seperti bunyi deru angin yang keras dan seperti nyala api yang bertebaran. “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”

Kuasa Roh Kudus adalah kuasa Roh Allah sendiri yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan; Ia bukan roh yang statis dan mati. Karena itu barangsiapa dipenuhi Roh Kudus, di dalam dirinya ada sesuatu kekuatan baru dan semangat yang besar untuk menghasilkan Injil. Setelah Roh Kudus memenuhi hidup para murid, mereka memiliki keberanian dan tak takut akan rintangan yang menghambat untuk memuliakan Tuhan.

Kuasa Roh Kuduslah yang sanggup memulihkan dan mengubahkan kehidupan! 


Gbu all...

Rabu, 27 Juni 2018

ALLAH Peduli

Keluaran 3:7-10 – Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."

Seorang warga Perancis yang bernama Charney telah membuat ketidaksenangan Napoleon, oleh sebab itu dia dimasukkan ke dalam penjara. Dia merasa telah ditinggalkan oleh teman-temannya dan dilupakan oleh setiap orang diluar penjara. Dalam kesendirian dan keputusasaanya, Charney mengambil sebuah batu dan menggoreskannya pada dinding selnya serta menulis kata-kata, ”Tak seorangpun peduli”.

Suatu hari sebuah tunas hijau tumbuh menembus lantai penjara ditempat bekas sebuah batu yang telah diambilnya tersebut. Tunas itu menjulur kearah terang yang masuk melalui jendela kecil di selnya. Setiap hari saat ada kesempatan keluar sel, Charney membawa air untuk menyirami tunas itu. Tunas itu terus bertumbuh dan akhirnya menjadi sebah tanaman. Beberapa hari kemudian tanaman itu mengeluarkan sebuah kuncup bunga indah berwarna biru. Hari berganti hari, kuncup bunga itu akhirnya mekar dengan sangat indahnya. Di tengah-tengah kesendiriannya, Charney menghayati pertumbuhan tunas itu menjadi sebuah tanaman yang berbunga indah dan kemudian diatas goresan yang pertama, ia menggores dinding itu lagi dengan batu yang sama dengan sebuah tulisan, ”Allah peduli”.

Tulisan itu bukan sekedar tulisan tanpa makna, tetapi Allah benar-benar mempunyai berkat bagi ”tahanan itu”. Di sel yang lain, seorang tahanan mempunyai anak perempuan yang diizinkan mengunjungi para tahanan. Dia juga menengok kearah sel dimana Charney ditempatkan. Perempuan ini juga mendengar kasih Charney kepada sebuah tanaman yang tumbuh di selnya. Berita tersebut kemudian disampaikan kepada Ratu Josephine yang terkenal ramah itu. Ratu berkata, ”Seorang yang mengasihi dengan sungguh dan memelihara sebuah bunga tidak akan menjadi seorang yang jahat.” Sang Ratu kemudian membujuk Napoleon unntuk membebaskan Charney dan Charney pun dibebaskan. Charney membawa bunganya kerumahnya dan dengan hati-hati memelihara bunga tersebut. Hal itulah yang mengajarnya untuk percaya kepada Allah dan kepedulianNya terhadap orang lemah.

Mungkin saat ini Anda sedang mengalami pergumuan yang berat, Anda sedang mengalami kejatuhan dan Anda merasa tidak ada orang yang peduli terhadap Anda, ingatlah bahwa Allah peduli kepada Anda. Allah peduli akan pergumulan yang Anda alami. Allah yang tidak berubah itu, yang telah mempedulikan umat Israel dalam penderitaan mereka di Mesir, Ia juga akan mempedulikan Anda. Belajarlah akan kepedulian Allah terhadap alam semesta. Burung pipit dan bunga bakung pun dipedulikan Allah, masakan Allah tidak mempedulikan Anda? Jangan berharap pada manusia, tetapi percayalah kepada Allah dan kepedulianNya kepada Anda, serta nantikan pertolongan dan berkatNya.

DOA: Bapa, ampuni aku jika aku kurang percaya kepadaMu. Sekarang aku bertambah yakin bahwa Engkau peduli terhadap umatMu yang mengalami pergumulan berat, termasuk kepadaku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa dan memohon ampun. Amin.

KATA-KATA BIJAK: Kepedulian Allah seringkali berwujud sesuatu yang kita anggap remeh

Sumber: Manna Sorgawi


Gbu all...

Selasa, 26 Juni 2018

MERENCANAKAN MASA DEPAN

“maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.” Kejadian 41:48

Setiap orang pasti memiliki ribuan angan atau rencana untuk masa depannya; pekerjaan mapan, keluarga bahagia, punya kendaraan dan rumah tinggal yang layak dan sebagainya. Tidak peduli apakah akan terwujud atau tidak, yang penting harus usaha terbebih dahulu dan merencanakan segala sesuatunya sebaik mungkin.

Apabila kita tidak mempunyai rencana, bagaimana kita akan tahu kapan kita berhasil? Tanpa ada sasaran atau target di kepala kita, bagaimana mungkin kita tahu bahwa kita sedang melangkah ke arah yang tepat atau benar? Selagi kita dianugerahi kesehatan yang baik dari Tuhan berarti kita juga memiliki kesempatan untuk berusaha dan bekerja. Jangan pernah bermalas-malas atau menyia-nyiakan waktu yang ada untuk hal-hal yang tidak berguna. Dikatakan: “Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.” (Amsal 20:4). Maka kita harus hidup dengan persiapan dan perencanaan yang baik, agar kita tidak terpuruk dan siap terhadap kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Yusuf adalah contoh orang yang memiliki perencanaan yang baik dalam hidupnya. Ketika ia dipercaya menjadi penguasa di Mesir seperti dikatakan Firaun kepadanya, “Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu... Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.” (Kejadian 41:40-41), Yusuf mengerjakan tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan dengan hikmat yang luar biasa, karena Roh Tuhan menyertainya. Ia memerintahkan rakyat Mesir untuk mempersiapkan diri menyongsong kelaparan yang akan terjadi. Selama tahun-tahun kelimpahan ia mengumpulkan semua kelebihan dan menyimpannya untuk persediaan kelak. “Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.” (Kejadian 41:49).

Ketika kelaparan hebat terjadi tujuh tahun, di Mesir ada persediaan makanan melimpah.


Gbu all...

Senin, 25 Juni 2018

TANGGUNG JAWAB ORANGTUA

“ Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan.” 1 Samuel 8:3

Di zaman sekarang ini, lebih-lebih di kota besar, kenakalan anak-anak muda kian menjadi-jadi: terlibat dengan obat-obatan terlarang (narkoba), pergaulan bebas (free sex), perkelahian antarpelajar, geng motor, geng nero dan masih banyak lagi. Banyak anak muda bersikap manis dan penurut saat berada di rumah, namun berubah 180 derajat menjadi anak-anak yang brutal ketika bergaul dengan teman-temannya di luar rumah. Hal ini harus benar-benar menjadi perhatian yang serius bagi para orangtua. Kita harus tahu dengan siapa anak-anak kita bergaul, buku apa yang mereka baca, tontonan apa yang mereka lihat dan sebagainya.

Firman Tuhan mengingatkan, “ Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33). Penulis Amsal juga berkata, “ Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang .” (Amsal 13:20).

Keberadaan anak-anak adalah tanggung jawab penuh orangtua. Anak-anak yang nakal dan hidup seenaknya sendiri akan menimbulkan kepedihan hati orangtua. Samuel, nabi dan juga hakim Israel yang dipakai Allah secara luar biasa, di masa tuanya melihat fakta yang menyedihkan, anak-anaknya hidup dalam ketidakbenaran; mereka tidak hidup seperti ayahnya; “...mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan.” (1 Samuel 8:3). Contoh lain adalah imam Eli, yang juga memiliki anak-anak yang memberontak, bahkan Alkitab menulis: “ Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan Tuhan,” (1 Samuel 2:12).

Reputasi baik orangtua tidak menjadi jaminan anak-anaknya akan menjadi baik pula, terkadang malah sebaliknya. Bukankah banyak kasus terjadi, anak-anak 'bermasalah' justru berasal dari kalangan orang berada, yang berlimpah uang dan kekayaan ?

Sebelum semuanya terlambat, hai para orang tua, “ Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6)

Didiklah dengan baik sesuai firman Tuhan sejak dini, maka anak-anak kita akan menjadi orang yang takut akan Tuhan di kemudian hari !



Gbu all...

Minggu, 24 Juni 2018

SEUMUR HIDUP TAPI SEMENTARA

Kita tak akan menjumpai penderitaan disurga melainkan sukacita yang kekal

(silahkan baca Alkitab) I - Korintus 15:42-43 

Ketika Paul Schneider berusia dua tahun, seorang Dokter Specialist berkata bahwa Ia tidak akan dapat berjalan atau berbicara dengan jelas, akibat kelainan otak saat lahir.

(Orangtuanya menyerahkan kedalam tanganNYA)

Paul membuktikan bahwa ahli itu salah. Ia tidak hanya belajar berjalan, tetapi juga berhasil meraih gelar Sarjana dan berbicara didepan umum lebih dari 300 kali.

Didalam hatinya yang paling dalam terdapat Kasih Kristus , pribadi yang menyelamatkannya dari dosa-dosanya dan diberi keberanian untuk tabah menghadapi segala kesulitan yang menghadang. Dan pengharapan didalam Kristuslah yang mengilhami kalimat yang sering ia gunakan untuk melukiskan kelumpuan otaknya: “SEUMUR HIDUP TETAPI SEMENTARA”.-

Pandangan Paul Schneider ini didasarkan pada I Korintus 15. Karena Yesus mengalahkan dosa dan maut , serta bangkit dari kematian, Dia menjanjikan suatu “tubuh rohani” yang baru bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Tubuh itu akan bebas dari segala kecemaran karena keberadaan kita saat ini. Tubuh itu merupakan tubuh yang telah diubahkan, dan memiliki kemampuan melampaui segala sesuatu yang kita ketahui (Filipi 3:21)

Pada tahun 1995 Paul Schneider dipanggil oleh Kristus.

Akhirnya ia bebas dari kelumpuan otak. Semua orang Kristen memiliki janji untuk menerima tubuh yang baru pada saat kebangkitan. Kita mungkin memiliki keterbatasan fisik, mental, emosi, atau ketiga tiganya seumur hidup, tetapi semuanya itu hanyalah sementara.- (DJD)

Bila kita mengikutiNya, mau hidup dalam FirmanNya, setiap permohonan kita akan dikabulkan walaupun tidak sesuai kehendak kita tapi kebutuhan kita, dengan kata lain kita tidak dapat yang kita inginkan tetapi yang kita butuhkan pasti terpenuhi walaupun itu semua harus melalui suatu proses. (mungkin kita lupa bahwa DIA menciptakan manusia manusia di Bumi ini melalui suatu proses dan waktu untuk itu kesabaran diperlukan dalam kehidupan kita)

Seorang wanita cantik tidak dapat berjalan karena sejak lahir kakinya lumpuh dan mengecil, DIA menjamahnya sehingga dapat berjalan seperti normal tapi kakinya tetap kecil. Pasti semua orang dapat melihat kemuliaanNYA melalui kakinya dan mungkin sekalian menjaukan wanita tadi dari dosa dunia yang baru. 

Orang dapat melihat kemuliaanNYA pada diri pribadi Paul Schneider, padahal banyak manusia yang lahir dengan Otak dan Fisik yang Prima sebagai berkat yang DIA berikan tapi sayang karena terlalu jauh dari tanganNya sehingga setelah dewasa otaknya Rusak dan Fisiknya hancur sebelum lanjut usia. 

Marilah kita bertobat, memohon pengasihanNYa agar supaya walaupun otak dan fisik kita rusak,tapi jiwa kita masih diselamatkanNya.

Waktu untuk hidup sangat singkat dibandingkan dengan waktu untuk orang yang telah mati. Mari kita selamatkan jiwa kita masing masing karena kehidupan sesudah dalam kematian sangat panjang waktunya dan agar supaya bahagia kelak, mulai sekarang carilah tempat duduk di sisiNYA. Amin


Gbu all...

Sabtu, 23 Juni 2018

Akses yang Sama

Ibrani 4:16
“Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 2; Yohanes 12; 1 Tawarikh 16-17

Suatu kali seorang pendeta yang sedang ikut dalam sebuah penerbangan bertanya kepada pilot kapal yang tak lain merupakan sahabatnya sejak kecil, “pesawat kamu kan ini berukuran kecil, apakah kamu pernah mempunyai masalah ketika mengudarakan dan mendaratkan pesawat kecil kamu di bandara yang didominasi pesawat berukuran besar?” Dengan santai, pilot ini menjawab, “Pesawat saya mungkin kecil, tetapi saya mempunyai hak, kesempatan, dan akses yang sama di bandara itu dengan orang lain bahkan sama dengan pesawat jumbo jet!”

Begitu halnya dengan doa, seperti orang percaya yang menghampiri takhta kasih karunia. Tidak peduli siapa kita, atau betapa kecilnya kita dibandingkan orang lain, atau betapa kecilnya kita dibandingkan orang lain, atau betapa rendahnya lingkungan kehidupan kita, kita tidak mengantre di belakang orang lain. Tak ada yang mendapat perlakuan utama.

Di dunia yang menawarkan perlakuan istimewa kepada orang kaya, orang terkenal, dan orang yang berpengaruh, sungguh kita disemangati karena mengetahui bahwa setiap anak Allah mempunyai jalan masuk yang sama menuju Bapa di surga. Pemazmur berkata, “TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan” (Mazmur 145:18).

Dengan jaminan ini, kita semua dapat “dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia” dalam doa, karena mengetahui bahwa Allah yang penuh kasih tak akan pernah membuang kita.

Doa adalah suatu jalur terbuka menuju surga.

Sumber: Kingdom Magazine Februari 2010


Gbu all...

Jumat, 22 Juni 2018

Kesempatan Menjalani Hidup

I Tesalonika 5:18
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 1; Yohanes 11; 1 Tawarikh 13-15

Dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang selalu mengeluh setiap harinya. Ada saja hal-hal yang membuat mulut mereka mengucapkan kata-kata yang sia-sia setiap harinya. Pekerjaan yang berat, keluarga yang terlalu banyak menuntut, sahabat-sahabat yang kurang solider, anak-anak yang sulit diajar merupakan beberapa contoh dari banyak problema yang dihadapi manusia.

Orang-orang yang mengaku dirinya kristen pun tak terlepas dari sikap suka mengeluh. Kata-kata yang tertulis di dalam Alkitab seringkali dipakai ketika berdoa untuk melegalkan tindakan bersungut-sungut yang kita lakukan. Namun, kabar baiknya hati Tuhan tidak pernah tersentuh dengan perkataan-perkataan kita seperti itu. Hati-Nya justru tergerak ketika melihat anak-anak-Nya hidup dengan ucapan syukur.

Tuhan bukanlah tidak mengetahui keadaan kita seperti apa sekarang ini atau masalah besar apa yang sedang kita hadapi. Dia tahu semuanya. Bahkan Dia tahu seberapa besar kekuatan kita ketika rintangan datang menghadang.

Tuhan memang Mahabesar dan Mahadahsyat, tetapi Dia tidak mau umat-Nya menjadi umat yang bermental tempe yang sebentar-bentar mengeluh, sebentar-sebentar bersedih dan akhirnya lupa untuk mengucap syukur. Dia ingin kita menjadi orang-orang yang kuat di dalam-Nya yang tidak gampang bersungut-sungut ketika ada masalah dan selalu menghargai setiap pemberian dari-Nya dengan hati yang tulus dan ucapan terima kasih.

Kehidupan ini suatu saat akan berakhir. Ketika itu tiba maka tidak ada lagi waktu untuk menyesali diri dan berangan-angan untuk kembali ke masa lalu. Selagi masa ada kesempatan, mari kita menjalani hidup dengan ucapan syukur kepada Tuhan dan mengerjakan apa yang menjadi bagian kita di dunia ini dengan sebaik mungkin.

Orang yang mengucap syukur adalah orang yang dapat menikmati setiap pemberian Tuhan dalam hidupnya. 


Gbu all...

Kamis, 21 Juni 2018

Jalan yang Bergelombang

Filipi 1:29
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga menderita untuk Dia.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 150; Yohanes 10; 1 Tawarikh 11-12

Ketika orang-orang mengatakan kepada saya bahwa hidup itu susah, saya selalu menjawab demikian, “Tentu saja.” Saya rasa jawaban tersebut lebih memuaskan daripada jawaban lain yang dapat saya utarakan. Penulis Charles Williams berkata, “Dunia ini memang menyengsarakan dalam segala hal. Akan tetapi sungguh tak tertahankan apabila seseorang mengatakan bahwa kita diciptakan untuk menyukai hal tersebut.”

Jalan yang ditunjukkan kepada kita, kerap kali, tampaknya menjauhkan kita dari apa yang dianggap baik, sehingga kita percaya bahwa kita salah jalan dan tersesat. Hal itu terjadi karena banyak di antara kita telah diajar untuk memercayai bahwa jika kita berada di jalur yang benar, maka kebaikan Allah itu sama artinya dengan hidup yang tanpa masalah.

Namun, itu merupakan angan-angan yang sangat berbeda dengan pandangan alkitab. Kasih Allah sering memimpin kita melalui jalan yang menjauhkan kita dari kenyamanan duniawi. Paulus berkata, “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Filipi 1:29). Apabila kita telah sampai di ujung lembah kekelaman, kita akan mengerti bahwa setiap keadaan diizinkan terjadi demi kebaikan kita.

“Tidak ada jalan yang seaman dan sepasti jalan yang telah kita lewati,” kata seorang pengajar Alkitab, F.B Meyer. “Jika saja kita dapat melihat jalan tersebut sebagaimana Allah selalu melihatnya, maka kita pun pasti akan memilih jalan yang dipilih Allah bagi kita.”

Tidak ada pencobaan yang dapat membuat kita putus asa jika kita memahami alasan Allah mengizinkannya terjadi.


Gbu all...

Rabu, 20 Juni 2018

Semangat Keberhasilan

Amsal 21:25
“Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 149; Yohanes 9; 1 Raja-Raja 1-2

Jika Anda termasuk orang yang malas dan enggan menghadapi tantangan, selayaknya malu kepada kakek ini. Min Bahadur Sherchan (76), mencapai puncak Gunung Everest di ketinggian 8.850 meter di atas permukaan laut, sekaligus menjadi pria tertua yang mampu melakukannya. Tak tanggung-tanggung, Sherchan mengalahkan kakek asal Jepang yang sebelumnya memegang rekor, yaitu Katsusuke Yanagisawa, yang melakukan itu pada usia 71 tahun.

Untuk meraih keberhasilan, setiap orang harus memaksimalkan setiap kemampuan yang dimilikinya dengan etos kerja yang tinggi. Namun adalah suatu kesia-siaan bila kemampuan yang baik tak didukung etos kerja yang baik pula. Karena tuntutan semakin lama semakin tinggi, maka kita pun juga dituntut untuk meningkatkan kompetensi kita, dari melakukan hal-hal biasa, kini kita harus mampu melakukan hal-hal yang lebih dari itu. Ketika kita tetap ingin melakukan sesuatu dengan biasa-biasa saja, ada kemungkinkan untuk tertinggal dalam usaha dan pekerjaan kita.

Melakukan sesuatu dengan biasa saja tidak jauh berbeda dengan pemalas, yang seringkali mengharapkan sesuatu yang besar tanpa mau berusaha keras. Orang-orang seperti inilah yang akan dibunuh oleh keinginannya sendiri. Ingin punya penghasilan banyak, usahanya menjadi besar, dipromosikan dalam jabatan yang lebih tinggi, dan lain sebagainya tapi tidak mau melakukan hal yang seimbang dengan apa yang diharapkan. Ketika seseorang menginginkan hasil yang luar biasa, maka orang itu harus melakukan hal yang luar biasa pula.

Hari ini kita diingatkan kembali bahwa kita tidak boleh malas. Dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, maka keberhasilan itu pasti akan hadir dalam kehidupan kita di segala bidang.

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, Anda harus melakukannya dengan cara yang terbaik pula. 


Gbu all...

Selasa, 19 Juni 2018

Menemukan Kepuasan

Yesaya 55:2
“Kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 148; Yohanes 8; 2 Samuel 23-24

Ketika iblis berusaha menjebak Yesus di awal pelayanan-Nya, ia memakai pencobaan yang sama dengan yang dipakainya hari ini. Salah satunya adalah dengan benda.

Yesus sudah berpuasa selama empat puluh hari, dan iblis berusaha mengambil keuntungan dari rasa lapar-Nya dengan mendesak-Nya untuk menggunakan kuasa adikodrati-Nya yaitu mengubah batu menjadi roti. Tetapi Yesus menjawab, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari firman Allah” (Matius 4:4). Bukan dari mulut setan, tapi dari mulut Allah!

Roti memang penting, tetapi tidak sepenting yang disarankan iblis. Kesenangan dan rekreasi memang penting, tetapi tidak boleh menduduki tempat pertama. Uang memang penting, tetapi uang harus melayani kita; bukan kita yang melayani uang.

Yesaya berkata, “Dengarkanlah Aku...dan kamu akan menikmati sajian yang paling penting” (Yesaya 55:2). Ya, menikmati sajian yang paling lezat - kelimpahan yang Allah berikan kepada Anda, baik jasmani maupun rohani. Khususnya bersuka dalam kelimpahan sukacita yang berasal dari hadirat-Nya. Iblis akan selalu menawarkan pengganti kepada Anda. Oleh karenanya, tetaplah arahkan hati dan pikiran Anda kepada Allah. Ketika Iblis mulai menggoda Anda, tolaklah segera !

Hanya di dalam Tuhan Yesus, Anda dapat merasakan kepuasan yang sejati.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia


Gbu all...

Senin, 18 Juni 2018

Bersahabat Karena Status

Yakobus 4:10
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 147; Yohanes 7; 2 Samuel 21-22

Di sebuah perusahaan advertising, ada seorang gadis bernama Mira. Dia bertugas mendistribusikan surat untuk para staf di perusahaan itu. Pekerjaannya terlihat sangat sederhana. Apa lagi jika dibandingkan dengan copywriter, art design, marketing yang dianggap penting karena memberi kontribusi lebih nyata pada perusahaan. Mungkin karena itu, keberadaannya sering diabaikan. Tak banyak yang tahu namanya. Mereka hanya mengenalnya sebagai si gadis pembawa dokumen. Hingga suatu kali, Mira tidak masuk selama beberapa hari. Tak urung, kantor jadi kacau karena surat tidak dapat terdistribusikan dengan baik. Dalam keadaan seperti itu, barulah orang merasakan betapa pentingnya kehadiran seorang Mira.

Ya, tanpa disadari, kita seringkali kurang memperhatikan rekan kerja yang bagiannya lebih rendah. Mungkin, karena kita menganggap bergaul dengan mereka tidak banyak membawa keuntungan. Manusia sering kali menghargai seseorang karena statusnya. Padahal status itu hanyalah buatan manusia dan tidak kekal. Sedangkan di hadapan Tuhan status kita adalah sama, yaitu anak-anak-Nya yang berhak menerima keselamtan karena cinta dan belas kasihan Allah.

Jadi, rasanya tidak layak jika kita tidak menghargai orang lain hanya karena statusnya lebih rendah dari kita. Tuhan senang dengan orang yang rendah hati. Marilah kita mengasihi dan memperhatikan sesama kita, tanpa memandang statusnya.

Memandang orang lain hanya sebatas kulit luar adalah kebodohan yang sangat memalukan.

Gbu all...

Minggu, 17 Juni 2018

Telur dan Balon

I Samuel 16:7
“Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:”Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”"

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 146; Yohanes 6; 2 Samuel 19-20

Telur dan balon adalah dua hal yang tidak asing dalam kehidupan manusia. Dari muda sampai tua, pria atau pun wanita pasti mengenal keduanya. Namun, siapa yang mengetahui bahwa telor dan balon bisa digunakan sebagai bahan refleksi kehidupan kita sehari-hari?

Tahukah Anda bahwa telur dan balon walaupun memiliki bentuk yang sama, tetapi ada perbedaan tajam antara keduanya? Balon kelihatannya indah dan menarik, coraknya meriah dan berwarna-warni,lincah dan riang bergerak kesana-kemari. Namun, itu hanya penampilan dari luar saja, sedangkan di dalamnya kosong. Hanya angin. Berbeda dengan telur, dari luar memang tidak semenarik dan secantik balon, tetapi di dalamnya terkandung potensi kehidupan.

Perbandingan diatas mengingatkan kita bahwa ternyata penampilan yang di dalam lebih penting daripada yang diluar. Dan kebenarannya, Tuhan memang lebih tertarik pada kualitas hati dan karakter kita, daripada memperhatikan bagi luar kita. Namun, ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu berpenampilan menarik atau asal-asalan. Apalagi bila pekerjaan kita berhubungan dengan orang banyak. Ada banyak mata yang melihat kita. Bila kita seorang sales lalu mengenakan pakaian yang tidak disetrika, tidak harum, bisa Anda bayangkan bagaimana respon pembeli? Apakah konsumen akan respek dan tertarik untuk membeli produk atau jasa Anda? Saya rasa tidak.

Oleh karena itu, hendaklah penampilan di dalam hati kita berpadanan dengan yang di luar. Bila karakter dan sikap kita baik, bukankah akan lebih baik lagi dan sempurna, jika kita juga memiliki penampilan luar yang baik? Saya percaya apabila yang luar dan dalam sudah excellent, kita akan disukai tidak hanya oleh Allah tetapi juga manusia.

Kecantikan hati yang didukung dengan penampilan fisik yang menarik merupakan perpaduan yang sempurna dalam kehidupan Anda.

Sumber: Renungan Bulanan Profesional Desember 2009 


Gbu all...

Sabtu, 16 Juni 2018

Menata Berkat

Amsal 16:16
“Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 145; Yohanes 5; 2 Samuel 17-18

Haiti dan Republik Dominika merupakan dua negera bertetangga di sebuah pulau tropis. Meski bersebelahan, keadaan alamnya sangatlah bertolak belakang. Di Republik Domonika, hamparan hutan hijau menjanjikan alam eksotik yang menarik banyak turis dari seluruh penjuru dunia. Pemerintah Republik Dominika pun memperoleh banyak devisa sehingga kesejahteraan rakyatnya terjamin. Namun, tidak demikian di Haiti. Maraknya penebangan hutan secara liar selama bertahun-tahun telah menggersangkan alam Haiti. Hutan-hutan gundul, bencana alam selalu terjadi, dan kemiskinan merajalela.

Tuhan memberkati kita, anak-anak-Nya, dengan berlimpah. Segala segi kehidupan kita tak luput dari curahan berkat-berkat-Nya. Dengan kata lain, Tuhan tidak menginginkan kita hidup berkekurangan. Namun kenyataannya banyak orang yang seharusnya hidup dalam limpahan berkat Tuhan ternyata masih berkesusahan. Mengapa? Karena mereka diberkati tetapi tidak tahu bagaimana harus menggunakan berkat-berkat itu dengan bijaksana.

Tuhan Yesus menggambarkan ironi ini dengan perumpamaan tentang anak yang hilang. Tokoh si anak bungsu adalah gambarang orang-orang yang tidak dapat mengelola apa yang diterimanya dengan baik. Hal ini semakin dipertegas dengan apa yang terjadi dengannya setelah meninggalkan rumah bapanya. Dengan cepat ia menjadi miskin, kelaparan, dan tak berpengharapan. Akibatnya, keadaanya sekarang tidak berbeda dengan orang yang tidak pernah mengalami hidup berkelimpahan berkat.

Jika hari ini Anda berdoa kepada Tuhan, janganlah hanya meminta berkat kepada-Nya. Mintalah juga hikmat untuk mengelola berkat-berkat tersebut. Bukan hanya keuangan, tetapi pekerjaan dan rumah tangga pun harus kita kelola dengan bijaksana. 

Orang yang tahu mengelola berkat sedang menjauhkan dirinya dari jerat kesusahan.

Sumber: Renungan Siang Agustus 2009


Gbu all...

Jumat, 15 Juni 2018

KEPAHITAN MERUGIKAN DIRI SENDIRI

Pernahkah Anda dilukai oleh orang lain dimasa lalu?

Jika ya, sudahkah Anda telah terlepas dari rasa sakit ?


atau luka tersebut terus tertoreh di dalam hati Anda?

Disakiti atau diperlakukan tidak adil merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita menyikapi diri kita bila hal tersebut terjadi dalam kehidupan kita.


Saat disakiti kita dapat memilih untuk terus mencengkeram rasa sakit dan menjadi pahit hati. Hidup kita menjadi menderita, kita membenci dan menyalahkan orang yang menyakiti kita. Satu hal yang pasti bila pilihan ini yang kita ambil, maka orang yang menyakiti kita tidak akan tersakiti, tapi kita sedang menyakiti diri kita sendiri. Dan bila dibiarkan terus menerus akan menjadi akar pahit dalam hidup kita.


Kepahitan bisa menjadi sesuatu yang mematikan, tidak hanya merusak diri sendiri, tetapi juga ke orang lain (bahkan mungkin orang yang kita kasihi).


Adolf Hitler adalah contoh orang yang mempunyai luka batin dimasa lalu, dan seperti yang kita tahu akibat luka tersebut banyak orang yang menderita bahkan mati.


Jangan biarkan kehidupan kita dikotori oleh kepahitan, mulailah untuk mengampuni dan percaya bahwa Tuhan akan memulihkan Anda dan memberi keadilan bagi Anda. Hapus setiap kepahitan dihati Anda hingga ke akar-akarnya dan rasakan kelepasan sejati dari Tuhan.

Ibrani 12:15
"Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan dan mencemarkan banyak orang."


Gbu all...

Tidak Bisa Direbut

Yohanes 10:28
“Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka tidak akan binasa sampai selama-lamanya”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 143; Yohanes 3; 2 Samuel 13-14

Pada pertengahan tahun 1950-an, General Motors (GM) tidak hanya memajang mobil dalam pameran mereka. Pada suatu pameran yang diadakan di kota Miami, GM menampilkan pajangan yang terdiri dari satu juta lembar uang pecahan senilai satu dolar dan Hope Diamond, yaitu berlian biru yang paling besar di dunia.

Pada suatu sore, badai melanda kota tersebut, petir menyambar, dan listrik padam. Para pengemudi truk kemudian bergegas menghampiri pajangan khusus itu sambil membawa lampu senter dan membentuk lingkaran di sekeliling penjaga keamanan bersenjata yang sudah ada di sana. Berlian dan uang tunai itu kini aman dalam penjagaan dua lapis petugas keamanan.

Di dalam kitab Yohanes pasal 10, Yesus menjelaskan keamanan umat-Nya, ”Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (ayat 28). Apabila kita mengenal Yesus sebagai Juru Selamat, kita akan aman dalam tangan-Nya; kita tidak dapat kehilangan keselamatan kita. Akan tetapi, ada lapis keamanan yang lain. Yesus mengatakan, “Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (ayat 29).

Hope Diamond dan uang tunai yang banyak itu cukup aman dalam dua lapis penjagaan. Namun, betapa kita jauh lebih aman selamanya dalam tangan Yesus dan Bapa-Nya, Allah yang Mahakuasa!

Tidak ada yang benar-benar dapat menjaga kehidupan kita dengan sangat sempurna, selain Allah sendiri. 

Sumber: Kingdom Magazine Februari 2010


Gbu all...

Kamis, 14 Juni 2018

Tidak Bisa Direbut

Yohanes 10:28
“Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka tidak akan binasa sampai selama-lamanya”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 143; Yohanes 3; 2 Samuel 13-14 

Pada pertengahan tahun 1950-an, General Motors (GM) tidak hanya memajang mobil dalam pameran mereka. Pada suatu pameran yang diadakan di kota Miami, GM menampilkan pajangan yang terdiri dari satu juta lembar uang pecahan senilai satu dolar dan Hope Diamond, yaitu berlian biru yang paling besar di dunia. 

Pada suatu sore, badai melanda kota tersebut, petir menyambar, dan listrik padam. Para pengemudi truk kemudian bergegas menghampiri pajangan khusus itu sambil membawa lampu senter dan membentuk lingkaran di sekeliling penjaga keamanan bersenjata yang sudah ada di sana. Berlian dan uang tunai itu kini aman dalam penjagaan dua lapis petugas keamanan. 

Di dalam kitab Yohanes pasal 10, Yesus menjelaskan keamanan umat-Nya, ”Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (ayat 28). Apabila kita mengenal Yesus sebagai Juru Selamat, kita akan aman dalam tangan-Nya; kita tidak dapat kehilangan keselamatan kita. Akan tetapi, ada lapis keamanan yang lain. Yesus mengatakan, “Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (ayat 29). 

Hope Diamond dan uang tunai yang banyak itu cukup aman dalam dua lapis penjagaan. Namun, betapa kita jauh lebih aman selamanya dalam tangan Yesus dan Bapa-Nya, Allah yang Mahakuasa! 

Tidak ada yang benar-benar dapat menjaga kehidupan kita dengan sangat sempurna, selain Allah sendiri. 

Sumber: Kingdom Magazine Februari 2010


Gbu all...

Rabu, 13 Juni 2018

Ketika Banjir Melanda

Matius 7:25
“Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 141; Yohanes 1; 2 Samuel 9-10

Suatuhari ketika mengikuti arung jeram, pemandu yang menemani kami selama mengarungi sungai sempat bercerita mengenai apa yang terjadi setiap banjir besar melanda sungai tersebut. Setiap kali banjir besar melanda, keadaan sungai sampai lekuk-lekuknya bisa berubah drastis dalam semalam. Hal ini membuat para pemandu harus menyusuri sungai sekali lagi untuk mengetahui perubahan yang sedang terjadi. Jika tidak, mereka akan mengalami kesulitan ketika harus memandu peserta yang akan mengarungi sungai setelah banjir terjadi.

Dalam mengarungi sungai kehidupan ini, ada kalanya “banjir besar” melanda hidup kita. Hal itu bisa berupa masalah keuangan, PHK, kematian orang-orang yang kita sayangi, kegagalan dalam pelayanan, atau anggota keluarga kita yang terlibat tindak kriminal. Keadaan tersebut dapat mengubah banyak hal dalam hidup kita: menjadi lebih baik atau hancur, semakin mengenal Tuhan atau meninggalkan, memperkuat karakter atau melemahkan karakter, membuat nama Tuhan dimuliakan atau membuat nama Tuhan dilecehkan karena respon kita terhadap hal-hal tersebut.

“Banjir besar” atau masalah-masalah dalam hidup kita menjadi penguji seperti apa kualitas hidup kita, dan seberapa kuat pondasi kehidupan kita tertanam. Hanya ketika kita belajar untuk mendengar, memahami, dan melakukan firman, maka hidup kita ibarat rumah yang didirikan di atas batu karang, permasalahan atau pergumulan hidup tidak akan merobohkan atau menghancurkan hidup kita. Malah lekuk-lekuk karakter, iman, dan pengharapan yang makin teguh dapat disaksikan oleh orang lain karena pekerjaan Allah yang dahsyat dalam hidup kita. Jadi, hadapilah dan jalanilah apa pun yang sedang terjadi, sebab Allah menyertai kita.

Hari ini, sementara kita menyediakan waktu untuk bersekutu secara pribadi melalui doa, membaca dan merenungkan firman Tuhan, yakinilah bahwa pondasi hidup kita sedang semakin dikokohkan oleh Tuhan. Dialah Sumber kekuatan dan pertolongan kita yang sejati. Hidup kita tidak akan mudah digoyahkan oleh permasalahan dan tekanan hidup. Jadilah kuat, dalam kasih karunia Tuhan.

Allah adalah pemandu yang terbaik dalam hidup kita, oleh karenanya dengarkanlah Dia!


Gbu all...