Rabu, 30 Juni 2021

Pemeliharaan Tuhan

Habakuk 3:17-18

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon angur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, ...namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 23; Efesus 6; 2 Tawarikh 8-9

Sepanjang yang saya alami, Tuhan senantiasa campur tangan dalam memelihara kehidupan saya, bahkan untuk hal-hal yang sepele sekalipun. Suatu kali, saya membutuhkan sebuah jaket. Jaket lama saya sudah usang dan menunggu diganti. Sayang, uang di kantong belum mencukupi meskipun sudah ada sebuah jaket yang kuincar di factory outlet. Jadilah keinginan itu terpendam dalam hati dan terucap dalam bait-bait doa pribadi.

Selang beberapa bulan, saya melupakan kebutuhan itu karena berbagai kesibukan. Tetapi Tuhan mendengar doa saya. Suatu kali, saya berkesempatan memimpin ibadah. Selesai melayani, seseorang mendekati saya. Saya tidak mengenalnya karena memang dia tidak tergabung dalam gereja kami. Ia memberi sebuah bungkusan. "Ini untuk saya Pak?" tanya saya ingin memastikan. "Ya, ini untuk Anda. Maaf, saya buru-buru, sampai ketemu..." jawabnya sambil melangkah pergi.

Penuh penasaran saya buka bungkusan itu. Isinya sebuah jaket, persis seperti yang saya inginkan di factory outlet itu. Bahkan merek dan warnanya pun sama. Bertahun-tahun kemudian, saya bertemu lagi dengan orang yang memberi saya jaket itu. "Sepulang kantor, seperti ada yang menuntun saya untuk membeli jaket itu. Hari Minggunya saya juga tergerak untuk ikut ibadah dan kuat sekali pesan dalam hati saya untuk memberi jaket itu kepada Anda." Kisahnya mengenang. Ternyata Tuhan punya 1001 macam cara untuk memelihara anak-anakNya. Percayalah kepada Dia yang sanggup memelihara, meski di saat yang sulit sekalipun.

Tuhan punya 101 macam cara untuk memelihara anak-anakNya.

Gbu all...

Selasa, 29 Juni 2021

Biji Mata Tuhan

Baca: Mazmur 17:1-15


"Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu" Mazmur 17:8

Mata adalah bagian tubuh manusia yang sangat vital dan berharga. Alkitab menulis, "Mata adalah pelita tubuh." (Matius 6:22a). Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga dan melindungi mata dari segala macam gangguan: debu atau tangan jahil orang; tak satu pun orang kita ijinkan menyentuh mata kita. Jadi tak terbayangkan bila kita disebut 'biji mata' Tuhan, pastilah kita ini orang yang sangat istimewa bagiNya dan diperlakukan secara khusus olehNya seperti tertulis, "...siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya-:" (Zakharia 2:8).
Tidak sembarang orang berani berkata kepada Tuhan agar memeliharanya seperti biji mataNya apabila ia tidak memiliki hubungan karib dengan Dia. Daud berani berkata demikian karena ia memiliki kedekatan dengan Tuhan sehingga Daud senantiasa mempersilahkan Tuhan menyelidiki dan mengoreksi hatinya; tidak ada sesuatu pun yang ia sembunyikan. Daud menyadari bahwa setiap organ tubuhnya tidak yang tersembunyi bagi Tuhan, termasuk hatinya. Ia berkata, "Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur 139:1,13,16). Daud tidak takut bila hatinya terus dikoreksi dan diselidiki Tuhan sehingga dia sendiri mengundang Tuhan untuk melakukannya, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;" (Mazmur 139:23).
Kita harus menyadari bahwa mata Tuhan tak dapat dikelabui. Dia dapat melihat keberadaan hidup kita sampai ke relung-relung hati yang terdalam. Jadi jangan menyembunyikan sesuatu dari Tuhan. Bila ada sesuatu yang tidak benar, berkatalah jujur pada Roh Kudus, maka Dia akan memimpin kita ke jalan yang benar. Bila Roh Kudus memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu, kita harus taat. Namun untuk menjadi biji mata Tuhan kita harus memiliki kehidupan yang berkenan dan senantiasa menyenangkan hatiNya.

Taat melakukan kehendak Tuhan adalah langkah untuk menjadi biji mataNya!

Gbu all...

Senin, 28 Juni 2021

The Lord Is Our Helper

Ester 4:14

Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.

Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 10; Yohanes 20; Kidung Agung 4-6

Anda ingat saat-saat di mana Anda ‘benar-benar' butuh ditolong? Mungkin karena perubahan drastis dalam pekerjaan jauh dari rencana semula, dalam keuangan atau harus mengambil keputusan seketika, padahal berdampak dalam jangka panjang dan lain-lain. Seberapa seringkah Anda langsung mencari ‘sosok manusia' dengan harapan bahwa Dia mampu menolong? Tidak sedikit yang panik atau kecewa ketika mendapati orang itu tidak merespon atau bereaksi sesuai harapan.

Saya pernah mengalami hal seperti itu, sampai Tuhan mengingatkan saya akan perkataan Mordekhai kepada Ester dengan dia berdiam diri, bagi orang Yahudi tetap akan datang pertolongan dan kelepasan dari pihak-pihak lain. Ingatlah Allah yang memegang kendali di sana. Ia tidak habis akal saat Ester berdiam diri. Ia mampu menolong bangsa Yahudi dengan mudah tanpa bantuan Ester.

Tidak mudah menepis harapan kita pribadi untuk ditolong oleh seseorang dengan cara-cara kita seperti ini atau itu. Tapi di situlah saya diuji, apakah saya memang membiarkan Tuhan untuk menolong saya dengan cara dan waktu-Nya atau sebenarnya saya malah justru berusaha ‘menolong' Allah dengan cara dan waktu saya.

Bagaimana dengan Anda? Maukah Anda melepaskan kendali pada-Nya? Maukah Anda benar-benar menunggu Dia bertindak menolong Anda dengan cara dan waktu-Nya?

Saat kita angkat tangan, Dia akan turun tangan.

Gbu all.....

Minggu, 27 Juni 2021

Planning & Praying

Amsal 19:21

Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.

Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 5; Yohanes 15; 1 Tawarikh 23-24

Perencanaan adalah menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam mencapai suatu tujuan. Tujuan keseluruhan suatu proyek, kegiatan apa yang harus dilakukan, urutan pelaksanaan serta sumber daya yang diperlukan, semuanya merupakan rangkaian yang saling terkait dalam suatu perencanaan. Dibutuhkan pemikiran seksama dan wawasan yang luas untuk menyusun suatu perencanaan yang matang. Syukurlah Allah mengaruniakan akal budi untuk itu semua.

Bagi orang percaya, titik tolak dari segala macam perencanaan adalah rencana dan tujuan Allah atas pribadi kita, keluarga, perusahaan, komunitas dll. "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,... yaitu rancangan damai sejahtera untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yeremia 29:11). Maka langkah pertama dalam perencanaan adalah mengakui dan mencari petunjuk Allah. Ini yang dinamakan beriman.

Ada dua sikap ekstrim. Pertama, tidak membuat rencana sama sekali dengan alasan "bukankah Allah yang mengatur segalanya? Maka saya tinggal menanti-nantikan Dia saja". Kedua, sebaliknya! Seorang pemimpin berusaha membuat perencanaan sampai hal yang sekecil-kecilnya. Bahkan hasil akhirnya pun sudah masuk dalam perencanaan.

Perencanaan dan doa adalah kesatuan. Gunakanlah akal budi semaksimal mungkin dalam perencanaan, dilandasi iman dan penyerahan sepenuhnya kepada Allah dalam doa.

Allah mengaruniakan akal budi supaya kita memiliki iman yang teruji. Allah mengaruniakan iman supaya kita dapat memuliakan-Nya dengan akal budi.

Gbu all...

Sabtu, 26 Juni 2021

Karunia Memilih

Ulangan 30:19-20a

Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 4; Yohanes 14; 1 Tawarikh 20-22

Menjadi dewasa. Seringkali merupakan dambaan seseorang merasa selalu dianggap anak kecil, atau mereka yang merasa kurang dewasa. Tapi menuju kedewasaan bukan proses instan, tapi dalam prosesnya seseorang perlu banyak melangkah. Langkah pertama dalam kedewasaan adalah menerima tanggung jawab sebagai siapa kita. Kepribadian kita tidak dibentuk sepenuhnya oleh apa yang terjadi pada kita, tetapi pada bagaimana kita meresponinya.

Kalau ada kebencian ditujukan kepada kita, bagaimana kita bereaksi? Kalau ada kata-kata yang tajam dan menyakitkan ditusukkan kepada kita, bagaimana kita bereaksi? Kalau ada perlakuan tidak adil diberikan kepada kita, bagaimana kita bereaksi? Banyak bentuk-bentuk emosi diperlihatkan sebagai pilihan reaksi. Beberapa di antaranya tampak benar dan wajar-wajar saja. Marah, kecewa dan sakit hati adalah reaksi alami dan paling umum dari seorang manusia.

Akan tetapi kita selalu punya pilihan lain. Allah memberikan sebuah karunia yang sangat besar kepada makhluk bernama manusia ini, yaitu kuasa untuk memilih. Ini karunia besar yang patut selalu kita sadari.

Biarlah kita belajar menerima tanggung jawab, bahwa kita punya kuasa untuk memilih, dan apa yang kita pilih akan menentukan menjadi apakah kita di masa mendatang.

Karunia Allah terbesar bagi kita adalah karunia untuk memilih.

Gbu all...

Jumat, 25 Juni 2021

Pertanyaan Masa Depan

2 Petrus 3:18

Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.

Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 2; Yohanes 12; 1 Tawarikh 16-17

Suatu program televisi dikemas dalam bentuk blog TV mengajak para penonton turut aktif menanyakan pertanyaan sehubungan masa depan. "Apa yang Anda lakukan di masa pensiun Anda?" tanya mereka. Tentu saja penonton bebas menjawabnya karena akan ditayangkan di TV. Kebanyakan dari mereka memikirkan jawabannya baik-baik. Banyak di antara mereka yang menjawab menggeluti hobi sebagai pilihan jawaban, misalnya memancing, menulis dsb. Menanyakan hal yang berkaitan dengan masa depan itu menantang, karena waktu itu sifatnya tidak pasti. Tapi toh waktu itu tetap akan datang, dan kita semua sebetulnya benar-benar harus memikirkannya - dari sekarang.

Tidak ada kepastian di masa depan. Jarang, jika pernah, seseorang dapat mengetahui secara tepat apa yang akan terjadi. Mengajukan pertanyaan sehubungan masa depan dapat menolong kita menyambut masa itu. Untuk seorang mahasiswa misalnya, dengan aktif mengajukan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan, membantu menemukan apa yang harus dilakukan setelah lulus nanti. Bagaimana Anda akan memilih pekerjaan? Di mana Anda akan bekerja? Apa yang akan Anda lakukan berkaitan dengan perkembangan karir dan peningkatan kompetensi pribadi? Bagaimana mengantisipasi langkah seiring dengan dunia yang terus-menerus berubah demikian cepat? Jenis pertanyaan yang cenderung menanyakan hal-hal seperti "Apa yang perlu saya lakukan" ketimbang "Apa yang ingin saya lakukan".

Kita tahu Alkitab juga mengajarkan tentang berfokus ke masa depan, disebut Kekekalan. Dengan menggunakan kata-kata seperti orang asing, pendatang, perantau, ini semua mengingatkan bahwa kita tidak dimaksudkan tinggal di sini. Kekekalan adalah tujuan kita, jadi konsep berpikr kita seharusnya mengarah ke sana. Kita perlu belajar mengembangkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai masa itu. Bagaimanapun suatu hari nanti kita akan menghadapinya, jadi sambutlah dengan sebaik-baiknya.

Tujuan dari hidup adalah hidup yang memiliki tujuan.

Gbu all...

Kamis, 24 Juni 2021

Seperti Rajawali

Yesaya 40:30-31

Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 148; Yohanes 8; 2 Samuel 23-24

Pernahkah Anda mendengar kisah ini? Ketika Allah menciptakan tiram, Allah memberikan suatu jaminan sehubungan dengan ekonomi dan tunjangan sosial. Bahkan Allah membuat sebuah rumah bagi tiram untuk melindunginya dari serangan musuhnya. Apabila tiram lapar, maka ia hanya membuka rumahnya dan segera mendapatkan makanannya.

Tetapi lain halnya dengan burung rajawali. Ketika Allah menciptakan burung rajawali, Allah berkata kepada burung ini, "Bangunlah rumah bagimu, tetapi ingat bahwa langit yang biru adalah batas jangkauanmu." Akhirnya burung rajawali memilih untuk membuat sarangnya di bukit-bukit dan gunung batu yang tinggi dimana badai selalu mengancam setiap saat. Untuk mendapatkan makanan, burung ini harus terbang jauh dimana hujan, angin, badai dan salju tidak dapat dihindari.

Rajawali yang sering kita lihat dalam bentuk lukisan, gambar atau patung, kali ini dijadikan sebagai ilustrasi di kitab Yesaya 40:30-31, yang menunjuk kepada suatu karakter ilahi, karakter yang kuat dalam setiap tantangan - apapun itu. Burung rajawali tidak menghindari bahaya, mereka malah menyambut badai. Dengan sayap jauh lebih besar daripada tubuhnya, ia memiliki aerodinamika yang paling sempurna. Oleh karenanya rajawali memiliki stabilitas ketika sedang melayang-layang di udara dan tidak takut akan pergolakan arus udara yang tidak teratur.

Stres akibat pekerjaan sampai tingkat tertentu wajar saja. Tetapi tekanan yang berlebih seringkali memicu seseorang menjadi stres berat. Dalam pekerjaan, kita tidak lepas dari stres. Tapi syukurlah, bagi mereka yang menantikan Allah ada janji kelepasan dan kekuatan baru. Kita akan naik dan tidak menjadi lelah.

Jadilah rajawali yang selalu siap menghadapi badai dan tetap kuat.

Gbu all...

Rabu, 23 Juni 2021

Patuh Pada Pemerintah

Roma 13:1

“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 1; Matius 1; 1 Raja-Raja 15-16

Pemerintahan setiap negara di dunia ini selalu memiliki kebijakan masing-masing dalam mengatur rakyatnya. Mungkin ada aturan-aturan yang sama, tetapi tidak jarang juga ada yang berbeda. Secara universal, tujuan dari dibuatnya suatu peraturan atau peraturan-peraturan di dalam suatu negara yakni agar orang-orang yang ada di sana dapat hidup lebih tertib dan teratur.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma berpesan agar mereka taat kepada pemerintah. Ia mengingatkan bahwa keberadaan sebuah pemerintahan tidak terlepas dari perkenanan Tuhan. Pemerintah adalah wakil Allah sehingga kepatuhan kepadanya juga berarti kepatuhan kepada Allah. Namun dalam kenyataannya, tidak setiap pemerintah mampu bersikap adil. Bisa saja terjadi pembedaan seperti yang dialami oleh Nabi Daniel.

Ketika pemerintah tempatnya mengabdi menjatuhkan sanksi - yang boleh dipandang sebagai pemerintah yang sedang menjalankan kebijakannya, Daniel tidak melakukan perlawanan. Ia justru menjalani setiap sanksi yang ditimpakan kepadanya tanpa keluar kata-kata keluhan sedikit pun dan Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai sebuah kebenaran. Tuhan akhirnya memberikan pertolongan kepada Daniel lewat cara-Nya yang ajaib dan luar biasa.

Apakah Anda selama ini sudah menjalankan tugas sebagai seorang warga negara yang baik? Jika belum, marilah berubah dan mulai lakukan apa yang sudah diatur pemerintah kita dengan hati yang rela dan tanpa bersungut-sungut.

Orang beriman menyatakan imannya melalui kehidupan dalam ketaatan yang nyata.

Gbu all...

Selasa, 22 Juni 2021

Peran Dalam Cerita Keluarga

II Korintus 5:18

“Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 31; Kolose 4; 2 Tawarikh 18-19

Banyak orang menyukai cerita mengenai keluarga. Selain karena menyentuh hati, hal yang diceritakan sangat nyata dengan kehidupan manusia.

Pengarang Henri Nouwen, di dalam bukunya yang berjudul The Return of The Prodigal Son, mengatakan bahwa semua orang Kristen, pada titik tertentu dalam perjalanan iman mereka, diwakili oleh salah satu dari ketiga karakter utama dalam cerita tersebut. Kadang-kadang kita menjadi anak yang memberontak, yang membutuhkan pertolongan dan pengampunan. Pada kesempatan lain, kita adalah sang kakak yang ingin menyimpan kemarahan dan tidak mau mengampuni. Namun, apabila kita semakin dewasa, kita akan menjadi seperti sang bapak, yang rindu melihat semua anaknya diperdamaikan.

Dalam akhir bukunya, Nouwen menuliskan kata-kata berikut ini: “Pada saat saya memperhatikan tangan saya yang menua, saya kemudian menyadari bahwa kedua tangan itu diberikan untuk menjangkau mereka yang menderita, untuk menepuk bahu-bahu mereka yang datang, dan untuk menawarkan berkat dari kebesaran kasih Allah.”

Peran apakah yang Anda mainkan di dalam cerita keluarga Anda? Apakah Anda membutuhkan keberanian untuk bertobat dan memohon pengampunan? Atau apakah Anda membutuhkan belas kasihan untuk memberikan pengampunan?

Allah telah memberikan kepada anak-anak-Nya “pelayanan pendamaian” (I Korintus 5:18,19). Sekarang adalah waktu untuk memulainya.

Sikap yang benar terhadap keluarga dimulai dengan sikap yang benar terhadap Allah.

Gbu all...

Senin, 21 Juni 2021

Meraih Tangan-Nya

Ulangan 31:8

“”Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30; Kolose 3; 2 Tawarikh 16-17

Suatu kali, kira-kira beberapa tahun yang lalu, Billy Graham mengalami masa-masa yang gelap dalam hidupnya. Meskipun ia telah berdoa kepada Tuhan mengenai apa yang ia alami, namun ia merasa langit seperti menjadi tembaga baginya. Tuhan seolah-olah telah menghilang dari hidupnya dan ia sendirian bersama pencobaan dan bebannya.

Billy Graham akhirnya menulis surat pada ibunya mengenai pengalamannya itu. Beberapa hari kemudian, ia pun mendapat surat balasan dari ibunya yang isinya sebagai berikut: “Nak, ada saatnya ketika Allah menarik diri-Nya untuk menguji imanmu. Dia ingin kau mempercayai Dia dalam kegelapan. Sekarang, raihlah dengan iman melewati kabut dan kau akan menemukan bahwa tangan-Nya ada di sana.”

Selesai membaca surat dari ibunya tersebut, tiba-tiba air mata keluar dari mata Billy Graham. Sambil berlutut di sisi tempat tidur, ia pun mulai menangis dan hadirat Allah yang melimpah dengan sekejap ia rasakan. Hari itu sungguh menjadi hari yang tidak pernah ia lupakan hingga saat ini.

Entah kita merasakan atau tidak merasakan hadirat Allah di saat jalan kita gelap, namun tetap berimanlah bahwa Dia ada disana. Jangan ragukan firman-Nya yang berkata, “Aku tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” karena memang itulah kebenaran yang sesungguhnya.

Allah selalu ada bersama Anda dan dalam keadaan apapun Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda seorang diri.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all...

Minggu, 20 Juni 2021

Sahabat Sampai Akhir

Amsal 18:24

“Ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 28; Kolose 1; 2 Tawarikh 12-13

Biasanya di setiap sekolah kedokteran, para mahasiswa telah dilatih untuk menolong pasien agar tetap hidup, sementara itu mereka diberi sedikit instruksi untuk membantu pasien menghadapi kematian. Namun, hal ini kemudian berubah dengan ditambahnya mata kuliah tentang pendampingan orang yang mendekati ajal. Kini para dokter diajarkan bahwa apabila mereka telah mengerahkan seluruh kemampuan medis tetapi tidak menghasilkan kesembuhan, mereka harus memanfaatkan kesempatan untuk mendampingi pasien yang sekarat dengan penuh belas kasih dan menjadi sahabat baginya.

Kematian mungkin dapat menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar kita dan membuat kita merasa canggung menghadapi seorang pasien yang sudah sekarat. Namun, kesempatan terbesar kita untuk menolong seseorang dalam nama Yesus dapat datang selama hari-hari terakhirnya di dunia ini.

Alkitab berbicara tentang persahabatan yang tidak memiliki batasan. Orang bijak berkata, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu” (Amsal 17:17). Dan “ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara” (Amsal 18:24). Yesus berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13).

Tuhan Yesus yang kita sembah adalah Tabib Yang Agung sekaligus Sahabat kita. Dia berjanji tidak akan meninggalkan ataupun mengabaikan kita (Ibrani 13:5). Untuk itu Dia pun meminta kita untuk mendampingi sahabat dan keluarga kita di dalam namaNya, saat mereka hampir di penghujung perjalanan mereka di dunia. Inilah yang akan dilakukan seorang sahabat sejati.

Seorang sahabat sejati akan setia sampai akhir.

Gbu all...

Sabtu, 19 Juni 2021

Ditolong Oleh Buaya

Mazmur 119:71

“Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 29; Kolose 2; 2 Tawarikh 14-15

Pada masa perang dunia II, ada sebuah metode menarik yang diterapkan dalam sebuah kamp pelatihan tentara di Amerika Serikat. Metode yang pertama kali diterapkan di Florida ini disebut dengan “gator aid” atau pertolongan buaya. Materi pelatihan yang diberikan kepada prajurit itu sebenarnya sama saja dengan kebanyakan materi-materi di tempat pelatihan lainnya, di dalamnya termasuk berlari melewati daerah yang penuh rintangan.

Namun yang membedakan adalah pada akhir tes yang tujuannya menguji daya tahan, para prajurit itu harus bergelayut pada seutas tali dan kemudian melintasinya. Tali itu sendiri dipasang diatas sebuah kolam yang lebar namun tidak terlalu dalam.

Di bawah sinar matahari, permukaan kolam sungguh berkilauan, sangat menarik hati sehingga banyak prajurit hanya menyebrang separuh kolam lalu menceburkan diri ke dalamnya dan kemudian berenang sampai ke seberang kolam. Tiba-tiba seorang Letnan yang berani memasukkan seekor buaya besar ke dalamnya. Sejak itu, setiap prajurit yang hendak melompat sudah mengambil ancang-ancang hampir lima meter dari tepi kolam dan melintasi kolam yang lebar itu tanpa mau menceburkan diri ke dalamnya dan akhirnya mereka mendarat di seberang dengan bergulingan.

Demikian pula sifat kita sebagai orang Kristen, terkadang harus dipacu oleh “dorongan” situasi yang tidak kita harapkan. Tanpa koreksi penuh kasih dari Allah dan disiplin yang sungguh-sungguh, daya tahan rohani dan kemampuan kita untuk menanggung segala sesuatu tak akan pernah bertumbuh. Jika Tuhan tidak mengizinkan kita mengalami keadaan sulit, kita akan segera terjebak dalam perasaan puas diri dan terlalu percaya diri.

Saat ini, jika Anda sedang mengalami kepedihan karena keadaan yang menekan, ingatlah perkataan Daud, “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu” (Mazmur 119:71).

Tantangan dalam hidup bukanlah untuk menghancurkan kita melainkan mengarahkan kita kepada Allah.

Gbu all...

Jumat, 18 Juni 2021

Indahnya Sebuah Kebersamaan

Filipi 2:5

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 27; Filipi 4; 2 Tawarikh 10-11

Bagi Wendri, jam istirahat kantor adalah waktu yang ia nanti-nantikan karena disitu ia bisa makan bersama-sama dengan teman kantornya. Kebersamaan yang terjadi ketika itu, menurutnya sangatlah menyenangkan. Hal yang sama ia inginkan ketika berada dalam satu komunitas orang-orang muda di gerejanya, atau ketika ia meluangkan waktu untuk pulang ke rumah dan bertemu dengan orangtuanya. Makan bersama, meski terkadang dengan lauk sederhana, tidak menjadi masalah oleh karena ada kebersamaan yang dirasakan.

Firman Tuhan mengajar kita agar mengedepankan kebersamaan. Hal itu menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Mengapa? Karena kebersamaan membuat kita rela melebur menjadi satu sehingga tidak ada lagi keinginan untuk menonjolkan diri. Kebersamaan juga membuat kita mampu memperkaya nilai-nilai yang diyakini orang lain. Bertambahnya wawasan juga membuat kita semakin berdaya. Kebersamaan juga dapat membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Dalam kebersamaan berlaku prinsip sinergi- kekuatan besar yang dihasilkan ketika dua unsur atau lebih menghasillkan kerjasama. Kebersamaan dalam kehidupan orang percaya dilahirkan dari kesatuan pikiran dan perasaan di dalam Yesus Kristus.

Berlawanan dengan kebersamaan yang Tuhan ajarkan adalah kebersamaan yang diajarkan dunia. Jika ada kebersamaan, terkadang masing-masing orang dipancing untuk saling bersaing. Bukan dengan cara baik dan mengutamakan spiritualitas, melainkan agar masing-masing pribadi bersedia menempuh segala upaya demi kemenangan diri. Tidak jarang, sinergi yang terbentuk bukan untuk mencapai tujuan mulia, melainkan untuk tujuan yang tercela. Di dalam Tuhan, kebersamaan denga motivasi semacam itu tidak boleh terjadi.

Setiap kita berpeluang untuk membangun dan mengisi kebersamaan yang membuahkan manfaat, guna memberdayakan diri sendiri maupun orang sekitar. Sediakan diri kita untuk bekerja sama dengan orang lain, demi menghasilkan sesuatu yang maksimal sepanjang hari ini. Kiranya Tuhan dan mereka yang satu tujuan dengan kita berkenan akan hal tersebut.

Kerjasama yang baik membuat kita memperoleh hasil yang prima.

Gbu all...

Kamis, 17 Juni 2021

Give the Best For Him

II Korintus 9:6

“Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 25; Filipi 2; 1 Raja-Raja 11-12

Ayat diatas merupakan salah satu kebenaran alkitab yang mengajarkan prinsip tabur tuai. Jika kita menabur, maka pasti akan menuai dengan apa yang kita tabur. Tanpa mengurangi pengertian diatas, yang ingin saya sampaikan saat ini bukan soal menuai “sedikit atau banyak”, tetapi kesediaan kita untuk memberi menurut kerelaan hati masing-masing memberi dengan rasa syukur dan sukacita, tanpa rasa sedih dan paksa.

Tuhan mau kita memberi bukan karena hal kebiasaan atau rutinitas, tetapi Dia mau kita memberi dengan tulus dan ikhlas. Pemberian yang Tuhan kehendaki adalah bagaimana cara kita memberi dan apa motivasi kita dalam memberi kepada-Nya. Milikilah nilai dan makna yang benar agar pemberian kita berbau harum di hadapan Tuhan.

Banyak orang Kristen yang berorientasi kepada “berkat yang akan mereka terima” ketika mereka memberi untuk Tuhan. Mereka percaya bahwa kalau mereka memberi kepada Tuhan, maka Tuhan akan balas memberkati mereka. Hal ini tidaklah salah, tetapi jika orang Kristen memberi dengan motivasi seperti itu, justru mereka menjadi kecewa dan menyalahkan Tuhan. Ketika mereka belum mendapatkan berkat, mereka akan berkata, “Saya kan sudah banyak memberi kepada Tuhan, kok sampai sekarang hidup saya masih begini-begini saja?” dan masih banyak lagi nada ungkapan kekecewaan pada Tuhan.

Tuhan mengasihi orang-orang yang memberi dengan sukacita sebagai persembahan yang keluar dari hati yang tulus, sebagai wujud kasih kepada-Nya yang telah begitu baik bagi kita semua, tanpa mengharapkan balasan apapun dari Tuhan dan kita wajib memberi persembahan yang terbaik bagi Tuhan.

Bagian kita adalah memberi dengan tulus, dan bagian Tuhanlah yang akan memberkati kita seturut kasih dan kemurahan-Nya. Jangan kita pernah berpikir bagaimana saya memberi supaya Tuhan membalas, tetapi mulailah kita berpikir bagaimana cara saya memberi sehingga Tuhan berkenan atas pemberian saya. Marilah kita memberi dengan tidak termotivasi oleh berkat, tetapi oleh kesadaran, bahwa memberi kepada Tuhan adalah bagian dari ibadah kepada Tuhan.

Memberi yang terbaik kepada Tuhan adalah sesuatu yang seharusnya setiap orang Kristen lakukan.

Gbu all...

Rabu, 16 Juni 2021

Mantapnya Percaya

Mazmur 50:15

“Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 24; Filipi 1; 2 Tawarikh 8-9

Suatu hari seorang pria dari suku Indian yang telah bertobat ditanya oleh sahabatnya, “Mengapa kamu selalu membicarakan dan menyebut nama Yesus?” Mendapat pertanyaan tersebut, pria Indian ini terdiam sebentar. Bukan langsung menjawab, ia malah mengambil sejumlah ranting dan rumput yang kering dan dibuatnya menjadi lingkaran. Setelah jadi, ia pun membakarnya. Namun sebelum itu, ia sudah meletakkan seekor ulat di tengah-tengah api.

Api semakin besar, tetapi belum ada satu patah kata pun keluar dari pria Indian tersebut. Justru ia dan sahabatnya menyaksikan bagaimana ulat yang ditaruh di tengah-tengah api itu menggeliat dan ingin segera keluar dari sana. Tidak lama kemudian, ia pun lalu mengeluarkan jari tangannya dan dengan segera si ulat merambat naik dengan selamat.

“Seperti itulah yang dilakukan Tuhan Yesus ketika saya tidak berdaya, berada di tengah-tengah bahaya, saya berseru mohon pertolongan pada-Nya. Dia mendengarkan saya dan memberi pertolongan,” kata pria Indian setelah menolong ulat keluar dari lingkaran api.

Dalam hidup ini, yakinlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita, tangannya senantiasa terulur untuk menolong dan menyelamatkan kita. Dia adalah menara perlindungan, kota benteng, gunung batu dan perisai keselamatan umat-Nya. Sudah selayaknya untuk kita memercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya. Namun sayangnya, kadang kala kita mendapati orang-orang percaya mengharapkan pertolongan di luar Tuhan, meski sebenarnya mengerti siapa yang dapat menolongnya. Hanya Allah yang menjadi sandaran dan kepercayaan kita.

Di saat segala sesuatu tampaknya sulit, bahkan seakan tembok tebal menghalangi kita, jawabannya hanya satu, berserah penuh kepada kuasa Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Ingatlah bahwa tangan kasih-Nya senantiasa terulur untuk menolong, memberi jalan keluar dan memimpin seluruh hidup kita. Mari berserah pada-Nya.

Disaat Anda merasa tidak berdaya dan memiliki kekuatan apa-apa, Allah justru menunjukkan kuasa-Nya.

Gbu all...

Selasa, 15 Juni 2021

Kesalehan di Dalam Rumah

Yohanes 15:5

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 22; Efesus 5; Pengkhotbah 8-9

Bagaimana kita hidup di rumah merupakan ujian bagi orang Kristen baik pria maupun wanita. Jauh lebih mudah mempraktikkan hidup yang sempurna di antara teman-teman kita, ketika kita menyajikan makanan yang terbaik dan menantikan komentar publik, daripada hidup untuk Kristus di dalam rumah sendiri.

Lingkup keluarga kita melihat kita setiap saat. Mereka melihat kita saat keletihan dan stres menekan. Lingkup keluarga kita mengetahui apakah Kristus hidup di dalam dan mengalir melalui kita.

Jika saya adalah Kristen sejati, maka saya tidak akan bertingkah gusar, tidak sabar, salah sangka, kasar, tidak ramah, curiga, egois, atau malas di rumah. Sebaliknya, setiap hari hidup saya akan mengeluarkan buah Roh, yaitu, “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri” (Galatia 5:22-23). Bagaimana perbedaan suasana rumah Anda jika secara konsisten mempraktikkan kesalehan-kesalehan yang menyerupai Kristus ini?

Perilaku yang Anda tunjukkan sehari-hari di dalam rumah adalah Anda yang sebenarnya.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all....

Senin, 14 Juni 2021

Istirahat Bagi yang Lelah

Matius 11:28

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 21; Efesus 4; Pengkhotbah 6-7

Sedikit orang yang tahu bagaimana cara beristirahat di hari-hari ini. Bahkan di saat liburan, banyak orang memaksakan diri sedemikan rupa sebelum mereka kembali bekerja, dimana mereka menghabiskan dua kali lipat energi untuk menyelesaikan pekerjaan dan surat-surat yang sudah menumpuk selama mereka tidak masuk. Banyak dari kita membutuhkan liburan hanya untuk beristirahat dari liburan kita! Mungkin kita telah mencari istirahat di tempat-tempat yang salah.

Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku....Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Seperti halnya kedamaian, istirahat dan kelegaan hanya dapat ditemukan di satu tempat, dari satu sumber, dan itu adalah Tuhan Yesus Kristus.

Yesus memberi kita istirahat yang sesungguhnya, kepercayaan diri yang kita perlukan, untuk keluar dari rasa frustasi dan kekacauan di sekekeling kita. Beristirahatlah di dalam Dia dan jangan khawatir dengan apa yang akan terjadi di depan. Yesus Kristus sudah mengurus hari esok.

Ketika Anda merasa lelah dengan segala rutinitas Anda sehari-hari, datanglah kepada Yesus karena Dia adalah pemberi kelegaan yang handal.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all...

Minggu, 13 Juni 2021

Fokus Pada Kebaikan Tuhan

Amsal 23:18

“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 20; Efesus 3; Pengkhotbah 3-5

Motivator terkenal asal Amerika Serikat, Zig Ziglar dalam bukunya ‘Breaking To The Next Level” menyatakan bahwa bila kita terus terfokus pada kegagalan-kegagalan di masa lalu, masalah-masalah yang kita hadapi pada hari ini dan kecemasan akan apa yang akan terjadi di esok hari maka kita akan bersikap negatif. Menurutnya, pendekatan kehidupan seperti ini akan memperpendek umur kita dan membuat waktu terasa seakan lama berputar.

Zig Ziglar memberikan solusi agar seseorang tidak bersikap negatif: “mulailah dengan fakta bahwa Anda masih hidup sekarang ini. Kemudian, konsentrasikan pikiran pada pengalaman- pengalaman Anda yang positif dan menyenangkan”. Dengan pergantian fokus ini, tambahnya, maka kita akan mendapat manfaat yang sangat mengagumkan.

Apakah hari-hari ini ini Anda selalu bersikap negatif kepada orang lain atau bahkan kepada kehidupan yang Anda sedang jalani? Bila iya, mulailah terapkan apa yang dianjurkan Zig Ziglar di atas, yakni memfokuskan pada pengalaman positif dan menyenangkan yang pernah Anda alami. Ketika Anda mulai melakukannya, bukan hanya orang lain yang akan diberkati karena sikap Anda, tetapi juga diri Anda sendiri. Percayalah !

Fokuslah pada kebaikan Tuhan dan masa depan yang indah yang telah Dia sediakan maka Anda tidak akan mudah kecewa dengan kehidupan Anda.

Gbu all...

Sabtu, 12 Juni 2021

Monumen Kehidupan

Matius 23:31

“Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 12; Galatia 1; Kidung Agung 7-8

Rumah kelahiran Tan Malaka di Padang Gadang, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, tidak banyak berubah dibandingkan dengan beberapa tahun silam. Kondisi rumah yang dijadikan museum itu masih relatif sama dan koleksi buku tidak banyak bertambah. Museum juga tidak mempunyai pemasukkan karena tidak ada pungutan pengunjung museum. Koleksi buku di museum ini tidak banyak bertambah sejak diresmikan pada 21 Februari 2008.

Tuhan mengajar bangsa Israel untuk menghargai campur tangan Tuhan dan jasa para leluhur yang terjadi dalam kehidupan mereka. Salah satu bukti tentang hal itu antara lain ketika bangsa itu melawan bangsa Filistin pada zaman Yosua. Hamba Tuhan ini menegakkan kedua belas batu yang diambil dari Sungai Yordan. Tugas para orangtua ketika anak-anak mereka bertanya tentang bangunan itu adalah menceritakan pengalaman mereka ketika menyebrangi Sungai Yordan. Dengan begitu anak-anak tersebut akan belajar menghargai keteladanan para leluhur mereka. Bangunan itu menjadi saksi bisu tentang keperkasaan Tuhan dan sikap bakti manusia yang percaya kepada-Nya.

Berbeda dengan itu adalah sindiran Tuhan Yesus kepada orang Israel yang melabur makam para nabi yang hidup pada zaman leluhur mereka. Tuhan menegur keras karena makam itu menjadi bukti pemberontakkan nenek moyang bangsa tersebut kepada Tuhan. Para nabi itu mati dibunuh oleh tangan-tangan kotor yang memberontak kepada Tuhan.

Setiap orang memiliki monumen perjalanan hidupnya masing-masing. Monumen kehidupan seperti apakah yang sedang kita bangun? Perhatikanlah kehidupan kita, dan biarlah semakin banyak monumen ketaatan yang kita bangun di kehidupan ini.

Monumen kehidupan kita berkisah tentang kenyataan siapa kita sebenarnya.

Gbu all...

Jumat, 11 Juni 2021

Bebas Untuk Memilih

Yosua 24:15

“Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 11; Yohanes 21; Kidung Agung 4-6

Di dalam alkitab berkali-kali diceritakan, dua negara atau dua individu harus mengambil keputusan yang berdampak pada masa depan mereka. Kadang kala mereka membuat pilihan-pilihan yang salah dan menimbulkan penderitaan.

Di saat kita menghadapi keputusan-keputusan, kita perlu mengingat bahwa Allah tidak meninggalkan kita di dalam gelap, atau Dia tidak peduli. Allah mengasihi kita dan Dia menginginkan yang terbaik untuk kita. Dia memiliki rencana yang sempurna dalam kehidupan kita dan Dia ingin supaya kita memilihnya dan tidak memilih jalan-jalan yang salah seperti yang ditawarkan iblis untuk diikuti.

Bahkan ketika jalan kita sepertinya tidak jelas, Allah memberikan kita terang. Dia memberikan kita firman-Nya sehingga banyak keputusan kita akan jauh lebih mudah karena kita mengetahui prinsip-prinsip moral dan prinsip-prinsip rohaninya. Dia juga memberikan kita hikmat (kadang-kadang melalui orang lain) untuk memahami keadaan kita, dan Dia memberikan Roh Kudus untuk menuntun kita.

Oleh karenanya, jangan pernah mengambil keputusan tanpa menyerahkan dahulu kepada Allah dan mencari kehendak-Nya.

Mengikutsertakan Tuhan dalam keputusan-keputusan yang hendak Anda buat adalah langkah tepat yang tidak perlu dipertimbangkan.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all...

Kamis, 10 Juni 2021

Luar Biasa Menakjubkan

Mazmur 102:26

“Langit adalah buatan tangan-Mu”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 10; Yohanes 19; Kidung Agung 1-3

Pada tahun 1977, Amerika Serikat meluncurkan roket ke Angkasa. Di dalamnya ada kapal kecil bernama Voyager I, sebuah satelit yang diluncurkan ke angkasa untuk menjelajahi planet-planet. Setelah Voyager selesai mengirimkan kembali foto-foto dan data dari planet Jupiter dan sekitarnya, kapal itu tidak berhenti bekerja. Voyager masih tetap beredar.

Sampai hari ini, 33 tahun kemudian, wahana kecil itu masih tetap beredar, menempuh kecepatan 60,800 km per jam, dengan jarak sekitar 14,4 milyar km dari matahari. Sungguh luar biasa! Para ilmuwan cemerlang itu telah mengirimkan kapal sampai ke tepi tata surya kita. Benar-benar mencengangkan. Benar-benar menakjubkan.

Namun, keberhasilan ini masih tergolong kecil dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan Allah. Kita sebenarnya belum menjelajahi luasnya ciptaan-Nya. Oleh karena itu, setiap langkah kecil yang telah dicapai manusia di luar angkasa haruslah tetap membuat kita tunduk dalam kekaguman mutlak akan kuasa dan kreativitas-Nya.

Mempunyai kesempatan untuk menjelajahi alam semesta memang menakjubkan. Namun, menjelajahi Allah yang menciptakan semuanya itu: sungguh luar biasa menakjubkan!

Kasih Allah dalam hidup kita adalah hal luar biasa yang tidak terbantahkan.

Gbu all....

Rabu, 09 Juni 2021

Sikap Egois

Lukas 6:31

“Dan Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 9; Yohanes 19; I Raja-raja 3-4

Di sebuah seminar wiraniaga, seorang pendeta mengeluhkan usahanya yang selalu gagal. Ia mengaku pusing dengan keadaan tersebut dan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Selepas sang pendeta mengeluarkan unek-uneknya, pembicara seminar itu pun akhirnya memberikan tanggapan. Namun, kali ini ia merespon dengan cara yang tidak biasa, yaitu dengan menceritakan mengenai hobinya:

“Saya mempunyai hobi bermain catur. Setiap kali saya kalah dalam permainan, saya akan berdiri di belakang lawan serta melihat papan catur dari sisinya. Kemudian saya mulai menemukan langkah bodoh yang saya buat dan mengakibatkan kekalahan. Hal itu karena saya ingin melihat dari sudut pandangnya. Tantangan bagi wiraniaga adalah melihat dunia dari sudut pandang calon pembeli.”

Dalam kehidupan ini ada begitu banyak permasalahan yang terjadi hanya karena tidak mau memahami orang lain. Berbagai kasus dapat kita saksikan setiap hari: keluarga yang tidak harmonis, perpecahan dalam rumah tangga, usaha yang gagal, persahabatan yang retak, bahkan yang paling ekstrim sampai terjadi pertumpahan darah. Jika kita tidak egois, hubungan komunikasi dengan orang lain pasti berjalan dengan baik. Ketika hubungan komunikasi sudah baik, apa yang ingin kita sampaikan kepada orang lain akan lebih mudah diterima.

Yesus memberikan contoh bagaimana menjalin komunikasi dengan memahami kebutuhan orang lain. Dalam Lukas 6:31, Yesus memberikan kunci untuk mengatasi sikap egois kita yang cenderung muncul. Jika kita mencoba melihat segala sesuatu dari perspektif orang lain, maka kita akan tahu bagaimana harus bersikap benar dan tepat.

Dalam berbagai hal yang kita lakukan, mengabarkan kebenaran tentang Yesus pun, hal ini akan sangat menjadi salah satu kunci yang penting. Mengatasi sikap egois kita sendiri akan menjadi kunci keberhasilan kita dalam hubungan pribadi, keluarga, dan kerja. Marilah kita kalahkan sikap egois dengan menganggap orang lain lebih utama. Bahkan, sesekali cobalah memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain.

Keegoisan tidak akan pernah membawa kita pada keadaan dan situasi yang lebih baik.

Gbu all...

Selasa, 08 Juni 2021

Janji Baik Allah

I Raja-raja 8:56

“Terpujilah TUHAN yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 7; Yohanes 17; 1 Tawarikh 27-29

Ketika kita membeli sesuatu yang nilainya tinggi, misalnya sebuah rumah, biasanya kita diminta untuk memberikan uang muka sebagai tanda kesungguhan dan janji bahwa kita berniat serius. Uang muka itu adalah bentuk dari asuransi, sebuah jaminan yang menambah makna dari perkataan kita.

Allah telah membuat sejumlah janji yang luar biasa untuk kita. Dia telah berjanji bahwa kita dapat memiliki hubungan dengan-Nya melalui Putera-Nya. Dia telah berjanji tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikan kita dan selalu bersama kita selamanya. Dia telah berjanji membawa kita ke surga bila kita mati. Alkitab penuh dengan janji-janji Allah.

Seseorang mungkin berkata, “Apa jaminannya bahwa Allah serius? Bagaimana kita tahu janji-janji-Nya dapat dipercaya?” Uang muka Allah adalah investasi paling berharga yang dapat dibuat oleh siapa pun juga: Putera-Nya, yang melalui kematian dan kebangkitan-Nya membeli keselamatan kita. Yesus Kristus bukan saja “uang muka” yang cukup untuk janji-janji Allah, sebenarnya, Dia adalah Bayaran yang lunas !

Allah tidak pernah sembarangan berjanji dan Dia juga tak pernah mengingkari apa yang telah diucapkan-Nya.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all....

Senin, 07 Juni 2021

Belajar Sportif

I Samuel 18:18

“Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa..”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 5; Yohanes 15; 1 Tawarikh 23-24

Sportivitas adalah sebuah prinsip yang sangat dipegang oleh setiap olahragawan. Kemenangan besar tetapi apabila diraih dengan cara yang curang maka semuanya itu adalah sia-sia. Tak ada kebanggaan waktu kita mengangkat piala atau dikalungkan medali jika dalam prosesnya kita berlaku licik.

Sportivitas tidak hanya berlaku dalam dunia olahraga saja, tetapi juga diperlukan dalam berbagai segi kehidupan. Dalam tingkatan tertentu, ketidakmampuan untuk bersikap sportif bisa berakibat fatal, membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Raja Saul tidak cukup sportif untuk mengakui bahwa Daud, penggantinya kelak, lebih baik darinya. Prestasi Daud mengalahkan berlaksa-laksa musuh membuatnya iri hati, bahkan dicatat dalam Alkitab bahwa ia berusaha untuk membunuh menantunya itu. Lebih dari sekali Raja Saul mencoba untuk membunuh Daud, namun hal tersebut selalu gagal karena Allah sendiri yang menyertai serta melindungi Daud. Seandainya Saul dapat bersikap sportif dan tidak memusuhi Daud, mungkin hidupnya tidak akan berakhir dengan Tragis (I Samuel 31).

Sikap tidak sportif dalam pekerjaan dapat menimbulkan keinginan untuk menjatuhkan karir sesama karyawan karena iri hati dengan prestasi yang diraih orang lain. Sikap sportif juga dapat menambah sahabat karena kita mau mengakui keunggulan orang lain. Sikap sportif selalu berdampak positif.

Ingatlah selalu, sportivitas mendatangkan dua hal besar dalam kehidupan seseorang: yang pertama, kehidupan akan semakin berhasil, dan yang kedua adalah kasih dan dukungan dari manusia akan menjadi bagian kita (I Samuel 18:15-16). Apakah Anda mau mengalaminya?

Jabatlah tangan orang yang lebih baik daripada Anda, kemudian belajarlah darinya.

GBu all..