Sabtu, 30 April 2011

Mamma mia

Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia. Amsal 31 : 28

Kata tersebut mungkin tidak asing lagi buat kita, karena kerap terdengar dalam komentar iklan televesi tentang produk ‘Gery Chocolatos’. Bahkan kata yang dalam bahasa Italia ini berarti “Goodness”, juga menjadi judul acara realty show yang pernah ditayangkan Indosiar, yang menyajikan performance atas bakat-bakat anak yang dioptimalkan oleh orang tuanya (dalam hal ini mama), sebagai figure yang berpengaruh besar atas kemajuan penampilan sang buah hati. Selain diberi waktu untuk unjuk kebolehan, mama juga harus mempromosikan anaknya, agar mendapat simpati pemirsa, sehingga polling suara dapat diraih maksimal.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa peran mama tidak bisa dianggap remeh. Figure yang identik dengan kerja keras dan kerja kasar ini, seolah tidak pernah kehabisan tenaga untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya, bahkan ia seperti memiliki waktu kerja lebih dari 24 jam sehari. Peran yang secara kodrati ini dipercayakan Allah kepada “Mama”, melahirkan filosofi bangsa China. Dalam caligrafinya huruf “MA” pada Mama, ditulis dengan huruf yang sama yang digunakan untuk menulis kata “Kuda”. Dalam filosofinya bangsa China mengakui bahwa “Mama” adalah sosok yang memiliki tenaga dua kali lebih banyak dari kuda. Luar biasa!!
Kebaikan yang telah dilakukan “Mama” ini, mau tidak mau mempengaruhi kebahagiaan keluarga, sekalipun ukuran kebahagiaan tidak hanya itu. Aristoteles, seorang filsuf terkemuka pernah berucap bahwa sumber kebahagiaan (eidomonia - Eng: eudemon: good supernatural being) adalah aktualisasi diri yang dinyatakan dalam menjalankan aktifitas spesifik, dengan mengembangkan pemikiran dan spiritualitas. Dengan kata lain peran yang membuat orang lain maju, bersemangat, percaya diri dan berhasil, adalah inti kebahagiaan.
Jadi agar keluarga kita bahagia, marilah tiap-tiap anggota keluarga memikirkan dan melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna & membangun, baik untuk diri sendiri maupun untuk kepentingan sesama anggota keluarga, bahkan juga keluar kepada sesama manusia. Peran ini tidak harus dimonopoli oleh ibu rumah tangga (mama), tetapi semua anggota dengan kesadaran “Being love” yaitu membuka kesempatan orang untuk berkembang dan memberi perhatian bukan ingin diperhatikan. Pujian bukan hanya datang dari manusia, tetapi Tuhan juga.(HJVDK)
Doa: Tuhan aku berterima kasih kepadaMu telah memberikanku seorang ibu yg mengasihiku dengan tulus, yang selalu ada untukku apapun situasi yang menimpaku. amin.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar