Salah satu kebutuhan penting manusia adalah “kebutuhan dimiliki dan cinta (belonging and love)”, bahkan Abraham Maslow membagi cinta dalam dua jenis yaitu Deficiency love (D-love) dan Being love (B-Love). Ketika manusia merasakan kekurangan atau bahkan kehilangan, dorongan untuk mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, itulah yang disebut D-love. Prinsipnya cinta jenis ini lebih berorientasi pada ‘apa yang bisa diperoleh’ daripada apa yang bisa ia berikan (egocentrism). Dalam tingkat pemenuhan kebutuhan yang wajar, kondisi ini tidak menimbulkan masalah, tetapi jika hati sudah dikuasai oleh hawa nafsu, maka situasi ini bisa menyebabkan dosa (Yak.1:14-15 ; 1 Tim.6:9

Jadi apabila firman Tuhan diatas datang kepada kita hari ini, sadarilah bahwa mengontrol niat harus terus dilakukan, karena Allah tidak pernah salah memberi, baik dari segi waktu maupun porsi. Tindakan memiliki lebih dari apa yang sewajarnya kita terima, selain merusak hubungan kita dengan Tuhan, juga secara horizontal merusak hubungan kita dengan sesama. Padahal Allah menciptakan manusia dengan kelengkapan cinta bukan dengan orientasi egocentric (D-Love), melainkan B-love, yaitu cinta yang tidak memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita, tetapi yang sebaliknya didasarkan oleh penilaian mengenai orang lain apa adanya, mementingkan hubungan baik, dan yang dalam bahasa Alkitab disebut dengan cinta yang bisa memberi serta berbagai.
Maka kita tidak akan menderita kerugian dengan harus menambah seperlima sebagai biaya denda, sebaliknya Jumlah itu mungkin menjadi bagian berkat yang Tuhan berikan untuk kita.(HJVDK)
Doa: Tuhan ajarku untuk terus dapat mengontrol diri sehingga aku tidak mengambil lebih dari apa yang sewajarnya aku terima. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar