Selasa, 05 April 2011

PROSES PEMURNIAN IMAN

PROSES PEMURNIAN IMAN
Ayat Pokok : Matius 16:21-28
Oleh : Pdt. Henry J. Lolaen, Ambon


Setelah sekian lama memberi pengajaran berisi hikmat dan pengetahuan yang luarbiasa, mengadakan banyak mujizat, dan berbagai hal lain, untuk pertama kalinya Yesua mengucapkan sesuatu yang tidak biasa didengar murid-murid.  Ia memasuki tahap akhir dari pengertian yang benar tentang rencana Allah bagi manusia, termasuk Petrus. 

Pernyataan Kontras
Berita tentang penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus, sulit diterima oleh murid-murid, termasuk Petrus.  Kematian adalah tahap akhir yang harus dijalani oleh Yesus – tidak boleh tidak - supaya saudara dan saya diselamatkan.  Namun dalam kapasitasnya sebagai manusia, Petrus tidak mengerti.  Petrus tidak rela Gurunya mengalami hal yang buruk!  “Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!  Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.”

Yesus langsung memberi teguran keras: “Enyahlah Iblis.  Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Pernyataan yang sangat kontras dengan pernyataan Yesus sebelumnya tentang Petrus.  Belum lama berselang, Yesus memuji Petrus, “"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” – Matius 16:17.  Dari semua murid, hanya Petrus yang dapat menjawab dengan benar tentang Siapakah Yesus.  Dengan ilhaman Roh Kudus, Petrus berkata, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

Proses Pemurnian
Penderitaan, pencobaan, dan berbagai masalah yang Tuhan ijinkan kita alami adalah suatu proses pemurnian iman.  Mazmur 4:2 berkata, “Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku.  Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku.  Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku.”  Terjemahan bahasa Inggris: “....thou hast enlarged me when I was in distress,...” = Di dalam kesesakan Engkau memperbesar kapasitasku

Haleluya!  Kita memiliki Allah yang jauh lebih besar dan lebih dahsyat dari segala persoalan dan penderitaan yang kita hadapi.  Dia memperbesar kapasitas kita, sehingga segala masalah dan pencobaan menjadi kecil.  Dan kita akan mampu mengatasi segalanya, dan keluar sebagai pemenang!

Allah bisa mengerjakan kebaikan di tengah hal-hal buruk (krisis, penyakit, dll.) yang kita alami.   “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” – Roma 8:28.  Yang dimaksud dengan “segala sesuatu” ialah perkara yang baik dan yang tidak baik!  Ayub memegang teguh prinsip ini: “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” – Ayub 2:10.

Yusuf mempunyai pengalaman hidup yang sukar kita pahami.  Namun ia berkata, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” – Kejadian 50:20.

Yusuf dibuang, dijual, difitnah, dipenjarakan, tidak dipedulikan oleh orang yang pernah ditolongnya.  Tetapi Allah mengangkat dia untuk memelihara keluarga dan bangsanya.  Orang mereka-reka yang jahat terhadapnya, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan.  Puji Tuhan! 

Yesaya 38:17 – “Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan.  Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.”  Tantangan terberat kita sebagai manusia ialah: Jika Tuhan memproses kita melalui penderitaan yang pahit.  Tetapi ketahuilah, di akhir penderitaan yang pahit, ada keselamatan buat saudara dan saya. 

Percaya Saja
Kita tidak akan pernah mengerti rancangan dan cara Allah bekerja.  Tidak jarang Ia mengijinkan perkara-perkara buruk terjadi dalam hidup kita.  Saya tidak tahu apa yang tengah saudara alami secara pribadi: dalam rumah tangga, pekerjaan, dalam menatap masa depan.  Tetapi satu perkara saya percaya: Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak pernah berubah.  Dia adalah Tuhan yang terus melakukan banyak mujizat dalam hidup kita.  Dan kita akan tetap berpegang dan miliki komitmen untuk terus percaya kepadaNya dalam segala kondisi!

Pencobaan adalah hal yang biasa.  Dia mau memproses kita begitu rupa supaya Ia bisa memperbesar kapasitas kita!  Apapun yang kita hadapi, percayalah, Tuhan Yesus tidak pernah berubah.  Dia ajaib, penuh kuasa, dan Dia mau menolong saudara dan saya.  Maka kita akan berjalan dari kemenangan sampai pada kemenangan

Mari tatap hari esok dengan penuh iman.  Dunia dan segala isinya, termasuk orang percaya, adalah milik Allah.  Saat kita berdoa dan berseru kepadaNya, Dia akan memperbesar kapasitas kita, sehingga kita sanggup mengalahkan setiap persoalan. Yesus sudah mati, tetapi Ia tidak dikalahkan oleh kematian.  Ia telah bangkit.  Dan Petrus berkata, Dialah satu-satunya yang mati dan dibangkitkan, dan tidak pernah mati lagi.  Puji Tuhan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar