Rabu, 17 Agustus 2011

BELAJARLAH UNTUK MENGERTI KEHENDAK ALLAH

Hidup tentram, nyaman dan damai serta di berkati Allah adalah dambaan setiap insan. Berbagai cara ditempuh oleh setiap insan untuk meraihnya. Tetapi tidak jarang kita gagal menemukan kebahagiaan, bila diperhadapkan dengan kebahagiaan menurut pandangan Tuhan. Tidak heran kita sering membohongi diri, pura-pura bahagia, tetapi sesungguhnya ketakutan dan kekecewaan lebih banyak kita jumpai.

Secara logis perbuatan kita tidak mampu membalas seluruh Anugerah dan Kasih Karunia Allah. Sehingga sangat tidak benar ketika orang muda itu berkata "apa yang harus aku perbuat?". Dalam benaknya bahwa dengan perbuatan ia akan mendapat hidup kekal. Karena apa yang Yesus perintahkan untuk dilakukan menurut kebiasaan keagamaannya telah ia lakukan. Ia pun menantang Yesus dengan mengatakan "Semua telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang" (ay.20).


Akhirnya satu hal yang Yesus ajukan diluar perkiraannya, yaitu juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku (ay.21). Tantangan ini sungguh berat bagi dirinya, sehingga ia pergi dengan kecewa dan meninggalkan Yesus (ay.22).

Kita selalu takut memberikan yang paling berharga dalam hidup ini untuk sesama. Padahal yang Tuhan minta bukanlah nyawa kita, tetapi sesuatu yang masih dapat kita raih kembali, karena kita seringkali gagal menangkap maksud dan berkat-berkat Tuhan pada masa yang akan datang. Sehingga kita terjebak menjadi manusia munafik. Berbuat sedikit tapi menuntut hak lebih besar kepada Allah. Tanpa kita bisa menyerahkan apa yang akan menjadi milik kita kelak ke dalam keputusan Allah. Kita sadar Allah tidak buta dan tuli; Allah tidak bodoh dan lelah untuk melihat anak-anakNya yang menyerahkan hidupnya secara total kepada Dia. Karena hanya Dia yang akan menambahkan apa yang menjadi harapan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar