Minggu, 21 Agustus 2011

"Allah Perduli."

Suatu saat.

aku sedang menikmati senja

dalam perahu keselamatanku yang sedang berlabuh Kulihat Tuhan di ruang

pengemudi, Ia menatapku dan berkata "Lepaskanlah tambatan tali itu, dan

biarkan Aku membawa engkau ke seberang.

Sebab bukan rancangan-Ku engkau tertambat disini".

Gelisah dan kuatir aku menjawab,

"Tuhan, bukankah lebih baik aku tetap di sini?.

Aku tidak akan melihat taufan dan badai.

Dan aku dapat kembali ke darat kapan pun aku mau".

Dengan lembut, Ia memegang tanganku, menatap mataku dan berkata:

"Engkau tidak akan mengalami taufan dan badai, tapi engkau juga tidak

pernah melihat bagaimana Aku mengatasi semua itu.

Engkau juga tidak akan pernah melihat, bahwa Aku berkuasa atas semua itu".

Dalam pergumulanku,

Aku memandangi tali yang mengikat perahu Di tali itu, ku lihat ada rasa

kuatir akan Keuangan, Pekerjaan, Kehidupan, Dan masa depanku.

Dalam hatiku aku bertanya,

Tahukah Ia apa yang aku inginkan?

Mengertikah Ia apa yang aku rindukan?

Tuhan memelukku dan berkata lembut,

"Memang tidak semuanya akan sesuai dengan apa yang kau inginkan, Bahkan

mungkin kebalikannya yang akan engkau dapatkan.

Tapi maukah kau percaya, bahwa rancangan-Ku adalah rancangan damai

sejahtera, Dan masa depanmu adalah masa depan yang penuh harapan?".

Ia memeluk dan menangis bersamaku

Lalu dengan berat aku melepas tali perahuku Ku lepaskan semua rasa

kuatir itu dari hatiku Ku taruh hak atas masa depanku di tangan-Nya Aku

tidak tahu bagaimana nanti masa depanku, tapi aku percaya Ia sudah ada di sana.

Sambil menangis aku menatap-Nya dan berkata, "Jadilah nahkoda dalam

hidupku Dan marilah kita berlayar Bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar