Kamis, 11 Oktober 2012

Tidak Munafik


Tidak Munafik

“Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya.” (1 Raja-raja 12:8)
Seseorang pernah berkata, “Setiap orang itu sama seperti bulan yang memiliki sisi gelap yang tidak pernah ditunjukkannya kepada siapapun.” Rehabeam cocok sekali dengan gambaran itu. Ia memiliki sisi gelap yang hanya bisa dilihat oleh Tuhan.

Setelah menjadi raja menggantikan ayahnya, rakyat Israel datang menghadap Rehabeam untuk meminta dan mengharapkan keringanan. Setelah mendengar keluhan rakyatnya, Rehabeam menyuruh mereka pulang dan kembali lagi lusa. Ia sendiri kemudian memasuki ruangan dan mengajukan pertanyaan kepada sebuah dewan yang terdiri dari para tua-tua yang telah setia mendampingi ayahnya. Nasihat mereka yang bijaksana adalah agar ia menjadi raja-hamba yang sejati, tidak seperti ayahnya.
Tetapi ayat pokok kita menunjukkan bahwa ternyata semua tindakannya itu hanyalah suatu sikap basa-basi belaka. Rehabeam memoles citranya ketika ia mencari nasihat yang bijaksana saat merumuskan kebijakannya, namun sesungguhnya ia sudah mempunyai ketetapan di dalam hatinya. Mengapa ia berusaha mencari nasihat  dari para tua-tua jika sesungguhnya ia sudah berniat untuk tidak mengikutinya? Ia tidak mencari nasihat, tetapi pembenaran. Keangkuhan dan kebodohan dari seorang raja yang munafik akhirnya menyebabkan kerajaan Israel harus pecah.
Jika saudara membaca 2 Tawarikh 10-11, Rehabeam mempersiapkan tentaranya untuk mengembalikan kerajaan itu sepenuhnya di bawah kekuasaanya. Tetapi Tuhan mengutus Semaya, seorang abdi Allah untuk mencegah tindakan Rehabeam. Dari luar, Rehabeam kelihatannya mentaati perintah Tuhan. Tetapi apakah ia pulang ke istananya kemudian melakukan apa yang Tuhan firmankan? Jelas tidak! Tanpa menunda waktu, ia mempersiapkan kekuatannya untuk berperang.
Apa yang Rehabeam lakukan, seringkali juga muncul dalam diri orang percaya. Bersikap seolah-olah butuh Tuhan, tapi kemudian tidak melakukan apa yang Tuhan minta untuk dilakukan. Di depan orang, terlihat seperti seorang yang penuh kasih, tapi di sisi lain sebenarnya tidaklah demikian. Firman Tuhan mengajak kita untuk hidup “dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;” (2 Kor. 6:6).

Doa: Tuhan Yesus, ajar aku menjadi pribadi yang jujur dengan hatiku sendiri. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar