Rabu, 10 Oktober 2012

Kesemek Yang Bikin kesengsem


Kesemek Yang Bikin kesengsem

Kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; (13) kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini (1 Kor.4:12-13)
Kesemek, mungkin kalah populer dibandingkan dengan buah Apel, walaupun keduanya mirip.  Namun Kesemek bukanlah Apel, sering orang menyebutnya “Apel Jawa” sebagai olok-olokan bahwa Kesemek bukanlah Apel yang sebenarnya.
Tumbuh di daerah pegunungan dengan iklim sejuk, Kesemek memiliki khasiat yang hebat. Tapi sayang buah ini termasuk yang paling merana diantara buah lainnya. Anda tidak akan mudah mendapatkannya di toko-toko buah, ataupun supermarket, bahkan tidak semua pasar tradisional memperdagangkannya, sekalipun buah ini kerap dijuluki “Buah Rakyat”.  Dari luar saja, Kesemek walaupun berwarna merah kekuningan, selalu dihiasi dengan serbuk putih yang membuatnya menjadi tidak enak dipandang (tidak heran ia juga dijuluki “Si genit yang berbedak”). Namun Rasa buah ini sebenarnya enak, lebih dari itu, kandungan didalamnya memiliki senyawa-senyawa antioksidan, pencegah kebanyakan Penyakit.
Dari luar (dalam sudut pandang kelompok sosial), orang Kristen mungkin terkesan “inklusif” karena kerap memisahkan diri dengan komunitas sosial heterogen. Namun itu bukanlah hambatan untuk menegaskan citra sebagai Anak Terang, karena memang kita harus cermat memilih & menentukan pergaulan (1 Kor15:33). Justru sebagai bagian dari kelompok sosial, “Pagar inklusifitas” itu harus bisa memberi perbedaan kepada dunia. Hidup kita harus mampu menjadi “Obat Antioksidan” bagi lingkungan yang tengah sakit ini, melalui kejujuran, integritas, kewaspadaan & kebijaksanaan.
Memang pekerjaan tersebut berat (sebagaimana diakui Paulus), bahkan dimata dunia cara hidup kita terkesan normative, textbook dan kuno (seperti Kesemek yang tak semarak). Namun jika beberapa orang pada akhirnya harus mencari & mengkonsumsi buah ini untuk alasan terapi kesehatan, maka keberadaan kita pasti juga dibutuhkan. Bukankah dunia sendiri akan malu jika harus mencari jawaban hidup dari sesuatu yang dianggap tidak layak dan kuno. Maka tetaplah menjadi berkat.
Doa: Tuhan Yesus apapun keadaanku, aku mau jadi berkat. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar