Kamis, 23 Agustus 2012

MILIKI KEMBALI KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

Sudah lebih dari 20 abad lamanya sejak peristiwa yang luarbiasa di Hari Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudus dicurahkan ke atas orang-orang percaya abad pertama di kotaYerusalem (Baca Kis. Ras 2: 1-2, 4, 17).

Orang-orang Pantekosta pada masa kini, mereka yang mengalami jamahan yang sama dari Roh Kudus dan percaya kepada karunia-karunia rohani yang menyertainya, adalah para anggota dari gerakan pertumbuhan yang paling cepat dalam kekristenan. Paling sedikit seperempat dari mereka yang beragama Kristen di seluruh dunia yang berjumlah 2 miliar orang adalah mereka yang beraliran Pentakosta. Ada sekitar 80 juta orang Amerika dewasa yang mengaku sebagai orang Pentakosta atau karismatik, berdasarkan survey yang dilakukan oleh Barna Group.

Dalam gereja-gereja Foursquare, kuasa dari Roh Kudus yang dicurahkan merupakan dasar utama yang sangat penting. Hal itu merupakan sebuah warisan rohani, jika mengenang kembali pada peristiwa kebangunan rohani yang hebat yang dipimpin oleh Aimee Semple McPherson di Oakland, California setahun sebelum ia membuka gereja Angelus Temple. Jika kita beralih ke tahun 2012, dengan bekerjasama untuk menyerukan kembali suara kita, bagaimanakah kita akan memelihara api rohani yang sangat penting ini agar tetap menyala dan terus bercahaya?

Foursquare Leader mengajukan pertanyaan itu kepada beberapa orang Gembala dan Pemimpin dalam Gereja Foursquare. Mereka semua setuju untuk melakukannya, yaitu bahwa kita harus memiliki kembali karunia-karunia, kuasa dan bimbingan Roh Kudus dalam kehidupan kita, dalam kehidupan jemaat yang dilayani dan juga dalam gereja kita.

Roh Kudus Dalam Kita


Jerry Stott sangat sibuk sekali. Ada 22.000 alasan karena itu adalah jumlah gereja-gereja yang harus diperhatikan olehnya sebagai Missionaris Gereja Foursquare di wilayah Pasifik Selatan yang meliputi 12 negara. Ia tidak dapat menggembalakan dengan tanggung jawab yang sangat besar ini tanpa pekerjaan adikodrati dari Roh Kudus dalam hidupnya, yang sering kali ia alami lewat berdoa dalam bahasa roh.

“Dimanapun saya berada dan dalam hal apapun yang saya kerjakan, saya berdoa di dalam Roh,” katanya. “Seringkali, sebagai Gembala jemaat, kita merasa sangat sibuk sehingga kita tidak memiliki waktu untuk berdoa.”

Tetapi Stott percaya bahwa Allah bekerja dengan cara yang adikodrati untuk menggantikannya, karena ia melatih untuk menggunakan karunia bahasa lidah itu sesering mungkin. “Kita melihat dalam kitab Kisah Para Rasul bahwa hal itu juga terjadi demikian. Saya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan semuanya itu. Tetapi Dia dapat melakukan apa yang saya tidak dapat lakukan.”

Salah seorang guru dan utusan dari Foursquare, penginjil Sonya Decker mengatakan bahwa dalam hidupnya Roh Kudus memberikan kepadanya karunia untuk berkata-kata dalam pengetahuan dan hikmat, karunia untuk membedakan roh dan karunia nubuat. Semua itu sangat berharga bagi pelayanannya, termasuk “pelatihan pelayanan bagi para gembala dan pemimpin gereja, dalam jemaaat lokal Ministry Training Institute dan dalam kelompok kecil yang diadakan di rumah kami,” katanya.

“Persekutuan yang Erat” adalah cara yang digambarkan oleh Chris Manginelli, gembala dari Mill Creek Foursquare Church di Lynnwood, Washington untuk menggambarkan karya Roh Kudus dalam kehidupannya. “Karunia karunia itu telah bekerja dengan baik di dalam atau melalui saya saat saya rindu untuk membangun yang lainnya di dalam Yesus,” kata Manginelli.

Seorang Guru dan Penginjil, John Decker, suami dari Sonya Decker  menyatakan hal yang serupa dari pekerjaan Roh Kudus dalam hidupnya bagi kebaikan orang lain. “Bilamana saya melihat adanya suatu keperluan yang nyata dalam kehidupan orang lainnya, saya seringkali merasakan kepastian dari Roh Kudus untuk berusaha memenuhi keperluan tersebut,” kata John. Saya bersandar pada fakta bahwa ada karunia Roh untuk memenuhi setiap keperluan dalam kehidupan orang lainnya.

Roh Kudus Melalui Kita

Beberapa orang pemimpin yang berbicara dengan kami memberikan contoh bagaimana Roh Kudus bekerja melalui hubungan pribadi kita dan persahabatan kita untuk mencapai mereka yang memerlukan Kristus. Liz Doyle, seorang penginjil dari Foursquare International dan yang bersama dengan suaminya Syd dari Nations Light, sebuah pelatihan pelayanan lintas budaya ibu rumah tangga masyarakat di kota Dearborn, Michigan, sedang berada di rumahnya saat hari Natal. Banyak dari para tamunya adalah imigran yang tinggal di sekitarnya. Dalam bulan Desember, ada 52 orang wanita yang berkunjung, separuh dari mereka beragama Muslim, dan ia menceritakan tentang kelahiran Yesus, dimana ia meminta agar Roh Kudus yang berbicara melalui dirinya.

“Kami mendapatkan umpan balik yang baik dari para wanita itu,” katanya. “Itu hanya hal sederhana untuk mengizinkan Roh Kudus memakai kita dalam menjalin hubungan dengan yang lainnya.”

Chris Manginelli percaya bahwa tidak ada cara membina hubungan yang lebih baik selain lewat kelompok rumah tangga sebagai tempat untuk belajar melatih karunia-karunia Roh. “Saya telah seringkali melihat seseorang yang sedang melakukan karunia Roh telah menularkan kepada orang lainnya, sehingga ia juga dapat melakukan karunia Roh yang dimiliki,” katanya. “Hal itu telah mendorong orang banyak untuk mengetahui apa yang mereka dengar dari Tuhan dan dapat membagikannya.”

Pastor Russel Schlecht dari Living World Fellowship (Oak Harbor Foursquare Church) di dekat Seattle memiliki pandangan yang sama. “Pembentukan kelompok kecil merupakan sebuah lingkungan yang ideal untuk berbicara kepada mereka yang hadir,” katanya. “Di sana ada rasa aman, ada kepercayaan yang timbul dan suatu hubungan dinamis yang kuat, yang merupakan keadaan yang kondusif bagi penerapan karunia-karunia Roh.”


Roh Kudus Di Antara Kita

Memperkenalkan Roh Kudus dalam jemaat yang lebih besar, seringkali memerlukan sensitifitas, ketajaman dan hikmat yang lebih besar juga. Di jemaat Theophilus (Hawthorne Foursquare Church) di Portland, Oregon, AJ Swoboda, seorang gembala dari sekitar 150-200 orang dengan alternative budaya yang berbeda-beda, mengatakan bahwa kebanyakan dari jemaatnya mengetahui hanya sedikit, bahkan ada beberapa orang yang tidak mengetahui sama sekali tentang Roh Kudus.

Swoboda memperkenalkannya melalui kotbah-kotbah yang disampaikan tentang Allah Tritunggal. Ia memberikan ruang bagi Roh Kudus untuk bekerja melalui karunia-karunia adikodrati, tetapi ia menekankan bahwa tindakan untuk mengasihi dan melayani sesama adalah perwujudan yang sama dari Roh Kudus yang memberikan kepada kita karunia-karuniaNya yang bersifat adikodrati.

Para Gembala jemaatlah yang mula-mula harus menentukan bagi diri mereka mengapa karya Roh Kudus dalam jemaat adalah penting, kata Steve Schell, gembala senior dari Northwest Foursquare Church  di Federal Way, Washington. Setelah itu mereka harus mempelajari cara yang praktis untuk mengijinkan karunia-karunia roh itu bekerja, sehingga mereka dapat membantu jemaat untuk bertumbuh tanpa menjadi penghalang bagi mereka, seperti misalnya mengatur karya karunia-karunia Roh itu, membuat jadwal yang berbeda dari pelayanan, mengorbitkan pemimpin pilihan mereka sendiri, menghadapi masalah-masalah yang timbul dan membiarkan terjadinya kesalahan-kesalahan.


Mengikatnya Bersama

Pada akhirnya, hal yang nyata itu tidak dapat diabaikan, yaitu alasan mengapa kita masih memerlukan kehadiran yang adikodrati dari Roh Kudus di antara kita. John Stott menjelaskan tentang hal itu: “Kuasa itu diberikan kepada kita agar kita dapat pergi dan memberikan suatu pengaruh yang kuat.”

Tetapi memiliki kembali karunia-karunia Roh Kudus memerlukan suatu hal penting lainnya yang seringkali diabaikan, yaitu adanya ‘bimbingan’ dari Roh Kudus itu sendiri.
“Memiliki kembali karunia-karunia Roh Kudus adalah sebuah proses, dan bimbinganNya sangat diperlukan,” kata National Church Office Missional Coach bernama Bill Gross, seorang konsultan yang bekerja bersama perwakilan daerah dari Foursquare untuk membantu menerapkan visi eksekutif. Di tahun 2012… kita harus merasa pasti dengan apa yang Roh Kudus sampaikan.

(Dikutipdanditerjemahkandari “Foursquare Leader Magazine” – Edisi May 2012) phm/EMC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar