Sudah lebih dari 20 abad lamanya sejak peristiwa yang luarbiasa di Hari
Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudus dicurahkan ke atas orang-orang
percaya abad pertama di kotaYerusalem (Baca Kis. Ras 2: 1-2, 4, 17).
Orang-orang Pantekosta pada masa kini, mereka yang mengalami jamahan
yang sama dari Roh Kudus dan percaya kepada karunia-karunia rohani yang
menyertainya, adalah para anggota dari gerakan pertumbuhan yang paling
cepat dalam kekristenan. Paling sedikit seperempat dari mereka yang
beragama Kristen di seluruh dunia yang berjumlah 2 miliar orang adalah
mereka yang beraliran Pentakosta. Ada sekitar 80 juta orang Amerika
dewasa yang mengaku sebagai orang Pentakosta atau karismatik,
berdasarkan survey yang dilakukan oleh Barna Group.
Dalam gereja-gereja Foursquare, kuasa dari Roh Kudus yang dicurahkan
merupakan dasar utama yang sangat penting. Hal itu merupakan sebuah
warisan rohani, jika mengenang kembali pada peristiwa kebangunan rohani
yang hebat yang dipimpin oleh Aimee Semple McPherson di Oakland,
California setahun sebelum ia membuka gereja Angelus Temple. Jika kita
beralih ke tahun 2012, dengan bekerjasama untuk menyerukan kembali suara
kita, bagaimanakah kita akan memelihara api rohani yang sangat penting
ini agar tetap menyala dan terus bercahaya?
Foursquare Leader mengajukan pertanyaan itu kepada beberapa orang
Gembala dan Pemimpin dalam Gereja Foursquare. Mereka semua setuju untuk
melakukannya, yaitu bahwa kita harus memiliki kembali karunia-karunia,
kuasa dan bimbingan Roh Kudus dalam kehidupan kita, dalam kehidupan
jemaat yang dilayani dan juga dalam gereja kita.
Roh Kudus Dalam Kita
Jerry Stott sangat sibuk sekali. Ada 22.000 alasan karena itu adalah
jumlah gereja-gereja yang harus diperhatikan olehnya sebagai Missionaris
Gereja Foursquare di wilayah Pasifik Selatan yang meliputi 12 negara.
Ia tidak dapat menggembalakan dengan tanggung jawab yang sangat besar
ini tanpa pekerjaan adikodrati dari Roh Kudus dalam hidupnya, yang
sering kali ia alami lewat berdoa dalam bahasa roh.
“Dimanapun saya berada dan dalam hal apapun yang saya kerjakan, saya
berdoa di dalam Roh,” katanya. “Seringkali, sebagai Gembala jemaat, kita
merasa sangat sibuk sehingga kita tidak memiliki waktu untuk berdoa.”
Tetapi Stott percaya bahwa Allah bekerja dengan cara yang adikodrati
untuk menggantikannya, karena ia melatih untuk menggunakan karunia
bahasa lidah itu sesering mungkin. “Kita melihat dalam kitab Kisah Para
Rasul bahwa hal itu juga terjadi demikian. Saya tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan semuanya itu. Tetapi Dia dapat melakukan apa yang saya
tidak dapat lakukan.”
Salah seorang guru dan utusan dari Foursquare, penginjil Sonya Decker
mengatakan bahwa dalam hidupnya Roh Kudus memberikan kepadanya karunia
untuk berkata-kata dalam pengetahuan dan hikmat, karunia untuk
membedakan roh dan karunia nubuat. Semua itu sangat berharga bagi
pelayanannya, termasuk “pelatihan pelayanan bagi para gembala dan
pemimpin gereja, dalam jemaaat lokal Ministry Training Institute dan
dalam kelompok kecil yang diadakan di rumah kami,” katanya.
“Persekutuan yang Erat” adalah cara yang digambarkan oleh Chris
Manginelli, gembala dari Mill Creek Foursquare Church di Lynnwood,
Washington untuk menggambarkan karya Roh Kudus dalam kehidupannya.
“Karunia karunia itu telah bekerja dengan baik di dalam atau melalui
saya saat saya rindu untuk membangun yang lainnya di dalam Yesus,” kata
Manginelli.
Seorang Guru dan Penginjil, John Decker, suami dari Sonya Decker
menyatakan hal yang serupa dari pekerjaan Roh Kudus dalam hidupnya bagi
kebaikan orang lain. “Bilamana saya melihat adanya suatu keperluan yang
nyata dalam kehidupan orang lainnya, saya seringkali merasakan kepastian
dari Roh Kudus untuk berusaha memenuhi keperluan tersebut,” kata John.
Saya bersandar pada fakta bahwa ada karunia Roh untuk memenuhi setiap
keperluan dalam kehidupan orang lainnya.
Roh Kudus Melalui Kita
Beberapa orang pemimpin yang berbicara dengan kami memberikan contoh
bagaimana Roh Kudus bekerja melalui hubungan pribadi kita dan
persahabatan kita untuk mencapai mereka yang memerlukan Kristus. Liz
Doyle, seorang penginjil dari Foursquare International dan yang bersama
dengan suaminya Syd dari Nations Light, sebuah pelatihan pelayanan
lintas budaya ibu rumah tangga masyarakat di kota Dearborn, Michigan,
sedang berada di rumahnya saat hari Natal. Banyak dari para tamunya
adalah imigran yang tinggal di sekitarnya. Dalam bulan Desember, ada 52
orang wanita yang berkunjung, separuh dari mereka beragama Muslim, dan
ia menceritakan tentang kelahiran Yesus, dimana ia meminta agar Roh
Kudus yang berbicara melalui dirinya.
“Kami mendapatkan umpan balik yang baik dari para wanita itu,” katanya.
“Itu hanya hal sederhana untuk mengizinkan Roh Kudus memakai kita dalam
menjalin hubungan dengan yang lainnya.”
Chris Manginelli percaya bahwa tidak ada cara membina hubungan yang
lebih baik selain lewat kelompok rumah tangga sebagai tempat untuk
belajar melatih karunia-karunia Roh. “Saya telah seringkali melihat
seseorang yang sedang melakukan karunia Roh telah menularkan kepada
orang lainnya, sehingga ia juga dapat melakukan karunia Roh yang
dimiliki,” katanya. “Hal itu telah mendorong orang banyak untuk
mengetahui apa yang mereka dengar dari Tuhan dan dapat membagikannya.”
Pastor Russel Schlecht dari Living World Fellowship (Oak Harbor
Foursquare Church) di dekat Seattle memiliki pandangan yang sama.
“Pembentukan kelompok kecil merupakan sebuah lingkungan yang ideal untuk
berbicara kepada mereka yang hadir,” katanya. “Di sana ada rasa aman,
ada kepercayaan yang timbul dan suatu hubungan dinamis yang kuat, yang
merupakan keadaan yang kondusif bagi penerapan karunia-karunia Roh.”
Roh Kudus Di Antara Kita
Memperkenalkan Roh Kudus dalam jemaat yang lebih besar, seringkali
memerlukan sensitifitas, ketajaman dan hikmat yang lebih besar juga. Di
jemaat Theophilus (Hawthorne Foursquare Church) di Portland, Oregon, AJ
Swoboda, seorang gembala dari sekitar 150-200 orang dengan alternative
budaya yang berbeda-beda, mengatakan bahwa kebanyakan dari jemaatnya
mengetahui hanya sedikit, bahkan ada beberapa orang yang tidak
mengetahui sama sekali tentang Roh Kudus.
Swoboda memperkenalkannya melalui kotbah-kotbah yang disampaikan tentang
Allah Tritunggal. Ia memberikan ruang bagi Roh Kudus untuk bekerja
melalui karunia-karunia adikodrati, tetapi ia menekankan bahwa tindakan
untuk mengasihi dan melayani sesama adalah perwujudan yang sama dari Roh
Kudus yang memberikan kepada kita karunia-karuniaNya yang bersifat
adikodrati.
Para Gembala jemaatlah yang mula-mula harus menentukan bagi diri mereka
mengapa karya Roh Kudus dalam jemaat adalah penting, kata Steve Schell,
gembala senior dari Northwest Foursquare Church di Federal Way,
Washington. Setelah itu mereka harus mempelajari cara yang praktis untuk
mengijinkan karunia-karunia roh itu bekerja, sehingga mereka dapat
membantu jemaat untuk bertumbuh tanpa menjadi penghalang bagi mereka,
seperti misalnya mengatur karya karunia-karunia Roh itu, membuat jadwal
yang berbeda dari pelayanan, mengorbitkan pemimpin pilihan mereka
sendiri, menghadapi masalah-masalah yang timbul dan membiarkan
terjadinya kesalahan-kesalahan.
Mengikatnya Bersama
Pada akhirnya, hal yang nyata itu tidak dapat diabaikan, yaitu alasan
mengapa kita masih memerlukan kehadiran yang adikodrati dari Roh Kudus
di antara kita. John Stott menjelaskan tentang hal itu: “Kuasa itu
diberikan kepada kita agar kita dapat pergi dan memberikan suatu
pengaruh yang kuat.”
Tetapi memiliki kembali karunia-karunia Roh Kudus memerlukan suatu hal
penting lainnya yang seringkali diabaikan, yaitu adanya ‘bimbingan’ dari
Roh Kudus itu sendiri.
“Memiliki kembali karunia-karunia Roh Kudus adalah sebuah proses, dan
bimbinganNya sangat diperlukan,” kata National Church Office Missional
Coach bernama Bill Gross, seorang konsultan yang bekerja bersama
perwakilan daerah dari Foursquare untuk membantu menerapkan visi
eksekutif. Di tahun 2012… kita harus merasa pasti dengan apa yang Roh
Kudus sampaikan.
(Dikutipdanditerjemahkandari “Foursquare Leader Magazine” – Edisi May 2012) phm/EMC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar