Rabu, 04 April 2012

PUJIAN SEBELUM TERLAMBAT

Suatu hari seorang guru meminta muridnya membuat daftar semua nama murid di kelas itu pada dua lembar kertas, dan memberikan tempat kosong di setiap nama. Kemudia ia meminta mereka memikirkan hal terbaik mengenai teman mereka dan menuliskannya. Tugas itu ternyata menyita sisa waktu pelajaran untuk diselesaikan. Ketika para murid meninggalkan kelas, setiap orang menyerahkan hasilnya.
Sabtu itu, sang guru menuliskan nama setiap murid di kertas terpisah, lalu membuat daftar apa yang telah dikatakan oleh murid yang lain mengenai murid itu. Pada Senin, ia memberikan daftar itu pada setiap murid. Tidak lama kemudian, seluruh kelas mulai tersenyum. “Sungguh?” ia mendengar suara bisik-bisik. “Aku tidak tahu bahwa aku berarti untuk orang lain!” dan, “Aku tidak tahu kalau yang lain sangat menyukaiku.” Begitulah komentar yang didengar oleh sang guru. Tidak ada orang yang menyinggung daftar itu dikelas lagi.
Ia tidak tahu apakah para murid membicarakannya diluar kelas atau mengatakannya pada orang tua mereka, tetapi itu tidak masalah. Latihan itu telah santai kepada tujuannya. Para murid sangat bahagia dengan komentar itu dan menyukai satu sama lain.
Beberapa tahun kemudian, salah seorang murid itu tewas terbunuh di Vietnam. Sang guru menghadiri pemakamannya. Ia tidak pernah melihat seorang tentara dalam peti jenazah militer sebelumnya. Muridnya sangat tampan dan dewasa. Seluruh gereja dipenuhi oleh teman-temannya.
Satu persatu orang yang mencintainya menghampiri peti jenazah itu. Sang guru adalah orang yang terakhir yang mengucapkan salam perpisahan. Ketika ia berdiri disana, salah seorang tentara yang bertugas sebagai pengangkut peti jenazah itu menghampirinya. “Apakah kamu guru matematika Mark?” tanyanya.
Sang guru mengangguk, “Iya.” Kemudian tentara itu melanjutkan, “Mark banyak membicarakan dirimu.” Setelah pemakaman, bekas teman sekelas Mark bersama-sama pergi ketempat makan siang. Ayah dan ibu Mark ada disana. Sangat jelas terlihat bahwa mereka tidak sabar untuk berbicara dengan guru Mark.
“Kami ingin memperlihatkan sesuatu padamu,” kata ayah Mark, sambil mengambil domper dari sakunya. “Mereka menemukan benda ini pada Mark ketika ia tewas. Kami kira Anda mungkin akan mengenalinya.” Sambil membuka dompet itu, ayah Mark dengan sangat hati-hati mengeluarkan dua lembar kertas yang sudah diisolasi, dilipat berkali-kali. Sang guru langsung mengenalinya. Kertas itu dibuat olehnya, berisi daftar kebaikan Mark yang ditulis oleh teman-teman sekelasnya. “Terima kasih karena telah melakukan hal itu,” kata ibu Mark. “Seperti yang Anda lihat, Mark menyimpannya sebagai salah satu hartanya.”
Semua mantan teman sekelas Mark mulai berkumpul. Charlie tersenyum dengan malu-malu sambil berkata, “Aku juga masih menyimpan daftarku. Daftarku berada dibagian atas laci meja belajarku di rumah.”
Istri Chuck berkata, “Chuck memintaku meletakkannya di album pernikahan kami.”
“Aku juga memilikinya,” kata Marilyn. “Daftarku ada dalam buku harianku.”
Kemudian Vicky, teman sekelas yang lain, mengambil buku sakunya, kemudian mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan daftarnya yang sudah kusam dan lecek kepada yang lain. “Aku membawanya bersamaku setiap waktu,” ujar Vicky. “Aku rasa kita semua menyimpan daftar kita masing-masing.” Sambungnya.
Saat itu, sang guru terduduk dan menangis. Ia menangis karna Mark dan seluruh temannya tidak akan mungkin melihat Mark kembali. Begitu banyak orang yang datang dan pergi dalam kehidupan kita dan kita tidak mengetahui kapan hari itu akan tiba. Jadi katakanlah kepada orang yang Anda kasihi dan cintai, bahwa mereka sangat penting dan spesial dalam kehidupan Anda. Katakanlah kepada mereka sebelum terlambat.

Untuk direnungkan : Pujian yang baik akan membuat orang cenderung akan melakukan apa yang dipujikan kepadanya. Sudahkah Anda memuji diri Anda karena Anda ciptaan Tuhan? Sudahkah Anda memuji orang disekitar Anda karena mereka berharga di mata Anda?

Untuk dilakukan : “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam member hormat” (Roma 12:10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar