Minggu, 22 April 2012

Penjara Membawa Nikmat

Penjara Membawa Nikmat PDF Print E-mail
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan Mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu Mereka semua (Kisah 16:25-26)
paulusnsilas.jpgJika kita bicara tentang visi, maka itu bukan hanya  sebatas impian atau cita-cita yang diupayakan implementasinya secara metodologis dan sistematis. Jauh lebih luas dari itu, Visi adalah konsep imajinasi dan imajinasi yang disebut disini melibatkan kemampuan, kreatifitas dan resourcefulness: keberanian (men-design) experimen dalam memecahkan persoalan untuk memperoleh jalan keluar.
Dalam konteks tersebut, Paulus dan Silas dapat disebut sebagai visioner, karena selalu berusaha mencari jalan keluar dalam permasalahan yang dihadapinya. Keadaan terbelenggu tidak membatasi kebebasan mereka untuk memuji Tuhan. Selama jiwa tidak terbelenggu maka seseorang dapat melakukan apa saja dalam keadaan yang tidak mendukung dan tidak memungkinkan sekalipun. Karena kekuatan manusia sebenarnya bukan terletak pada apa yang bisa mereka lakukan, melainkan pada apa yang mereka mau lakukan. Paulus menyadari bahwa keadaan terbelenggu hanya membatasi anggota tubuh tetapi tidak membatasi keinginan. Inilah point kebebasan bagi Paulus, dari keinginannya ia bisa melakukan apa yang ia mau.
Dari harta terpendam inilah (yaitu keinginan yang tidak terbelenggu), muncul kreatifitas dan kemampuan resourcefulness. Alkitab mencatat bahwa pujian Paulus dan Silas menghasilkan reaksi narapidana lain untuk mendengarkan mereka. Kata yang dipakai Alkitab dalam bahasa Yunani untuk “mendengarkan” ini berarti: mendengar dengan mengambil perhatian/ menyimak. Situasi ini sungguh mengherankan karena mereka tidak memperlihatkan reaksi yang normal (seperti bosan atau kesal, karena kegaduhan).
Pujian Paulus dan Silas telah merebut perhatian mereka, sehingga mereka tidak lagi merasa terbelenggu, sebaliknya merasakan kebebasan dalam jiwa mereka. Sehingga ketika kuasa Allah membuka semua pintu penjara, mereka tidak lari; suasana tidak chaos/ kacau. Sebaliknya situasi terkendali sebagaimana tergambar dari perkataan Paulus “…kami semuanya masih ada disini” (ay.28)
Pengalaman Paulus dalam penjara ini, memberi motivasi kuat bagi kita bahwa semua orang punya kemampuan untuk menyelesaikan masalah hidupnya, jika mempunyai visi yang jelas tentang apa yang ia ingin lakukan. Visi bukan hanya obyek pengamatan atau penglihatan supranatural saja, namun juga kemampuan untuk melihat peluang dalam semua kesempatan. Seperti Paulus yang selalu melihat peluang untuk memenangkan banyak orang kepada Tuhan, sekalipun menjalani berbagai pembatasan-pembatasan.
Mungkin kita bukan Paulus, atau pribadi yang tidak lebih hebat darinya dalam hal karunia Roh dan pelayanan, tetapi bukan berarti kita harus menjadi lebih kerdil darinya. Hanya karena takut melihat peluang hidup dalam berbagai kesempatan yang kita miliki, kita kehilangan pengalaman berharga bersama dengan Tuhan. Hanya satu hal yang masih bisa dilakukan manusia dalam keadaan tidak dapat berbuat apa-apa: menyanyi dan berharap. Kiranya Tuhan menolong kita semua.
Doa: Dalam kesulitanku aku tahu Tuhan, Engkau pasti menyediakan jalan keluar bagiku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar