Kamis, 24 November 2011

Seperti Petani

Seperti PetaniPDFPrintE-mail
petani.jpg“Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.” 2 Timotius 2:6

Kita tinggal di Indonesia yang merupakan sebuah negara agraris. kehidupan seorang petani sangat melekat dalam pengetahuan kita karena sebagian besar rakyat kita hidup dalam bidang pertanian. Seorang petani bekerja dengan tekun dalam mengolah tanah dan menanaminya dengan bibit tanaman terbaik yang menjadi pilihannya, apakah itu padi, jagung, sayuran, tebu, maupun tanaman hortikultura lainnya.
Kegigihan seorang petani yang di waktu siang hari kepanasan dan di malam hari kedinginan merawat dan menjaga tanamannya dengan harapan bahwa suatu hari kelak ia akan menuai hasil dari apa yang diusahakannya. Harapan itulah yang membuat dia rela bekerja keras membanting tulang dan sabar menantikan hasil tuaiannya (Yak 5: 2). Karena itu Rasul Paulus menyatakan bahwa seorang petani haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
Dalam menjalani kehidupan kekristenan kita, diperlukan ketekunan, kerja keras, kesabaran dalam menantikan hasil dari apa yang kita tabur dalam mengikut Tuhan. Ada kalanya kita tidak sabar menantikan hasil tuaian kita. Selain itu, hasil tuaian kita seringkali tidak sesuai dengan benihnya maupun usaha yang dikeluarkan untuk menanam dan mengolah ladang kita. (2 Kor 9: 6)
Bukankah demikian juga seringkali dengan Tuhan terhadap kita. Kita tidak dapat menghasilkan tuaian yang dikehendaki oleh Tuhan seperti bangsa Israel. (Yes 5: 1-7) Tuhan menghendaki agar kita menjadi kebun anggurNya Tuhan yang menghasilkan buah anggur yang baik, bukan buah anggur yang masam, apalagi yang rasanya pahit.
Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk bersabar seperti seorang petani yang menantikan hasil tuaiannya. Jangan biarkan kepahitan hati, kekuatiran, ketakutan, kekecewaan, ketidaksabaran menguasai diri kita. Berharaplah kepada Tuhan sebagai Penolong dalam menghadapi masalah dan kesukaran saudara. Ia akan membuat muka saudara berseri-seri dan bersukacita pada waktu tuaian itu tiba. (Mzm 126: 5-6)
Firman Tuhan juga mengingatkan kita bahwa saat ini ladang telah menguning dan siap untuk dituai. Banyak jiwa-jiwa bagaikan benih yang telah ditabur oleh para pendahulu dan senior kita dalam ladang Tuhan yang telah siap untuk dituai. Bersiaplah menghadapi waktu tuaian Tuhan untuk membawa jiwa-jiwa ke lumbungNya Tuhan. Haleluyah. (PHM)

Doa:  Ajarku Tuhan untuk bersabar dalam menantikan waktu tuaian besar itu. Aku percaya jerih lelahku tidak akan sia-sia di dalam Engkau. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar