Sabtu, 15 Oktober 2011

Tanggung Jawab Moral

Tanggung Jawab MoralPDFPrintE-mail
bebas.jpgSemuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. 1 Korintus 10:11
HUT Kemerdekaan RI ke 66, 17 Agustus 2011, memang telah berlalu di belakang kita; namun euforia peringatan pembebasan dari penjajahan itu tetap dapat dinikmati bahkan sampai kapan pun.  Pertanyaan genting yang muncul kemudian, what shall we do next?  Apa yang selanjutnya kita akan kerjakan?
Sejarah selalu berulang!  Deja Vu!  Sejarah keluaran bangsa Israel dari Mesir, 1320 SM, suatu peristiwa fenomenal masa lampau yang patut menjadi contoh dan peringatan bagi kita yang bangga mengistilahkan diri dengan “Israel rohani”.  Perasaan gembira yang berlebihan seiring eksodus nan bersejarah itu telah membuat orang-orang Ibrani tersebut cenderung mengabaikan tanggungjawab moral mereka untuk menyenangkan hati TUHAN.  Israel belum siap berperang untuk mewarisi tanah perjanjian yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
They were ill prepared for war!  Persiapan Israel amburadul, dan karena itu mungkin nampak ragu-ragu dan termangu-mangu ketika harus menghadapi peperangan di jalan yang mereka lalui. Rute tersingkat dari Mesir ke Kanaan adalah menyusuri pesisir Laut Tengah, tetapi di sana berdiam orang-orang Filistin, keturunan Kasluhim (I Tawarikh 1:12) anak dari Misraim yang masih memiliki pertautan dengan Mesir (Kejadian 10:13,14).  Dan itulah juga sebabnya, umat Allah zaman Perjanjian Lama itu diarahkan mengambil rute lain (Keluaran 13:17,18). Secara figuratif, Allah menjauhkan kita dari semua dosa kita terdahulu agar kita LUPA dan tidak kembali BERKUBANG di dalamnya. Mazmur 103:12, “sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.”
Penghargaan terhadap kemerdekaan yang sesungguhnya yang telah dikerjakan Kristus (Galatia 5:1), sewajibnya menggairahkan serta memotivasi kita untuk hidup kudus berkenan kepada-Nya.
Sebuah ‘trilogi’ dalam pergumulan filsafat/teologi kita, dapatlah diingat-ingat: 1. Kemerdekaan tanpa hukum (arahan, instruksi, kebijakan), hanya akan menimbulkan kekacauan  -Hosea 4:6; Yeremia 8:7. 2. Tanggungjawab moral tanpa menghargai kemerdekaan sejati, hanya akan mengembalikan kita kepada perhambaan (dunia, daging, dosa)  -Yehezkiel 14:14,16,20. 3. Kemerdekaan dengan tanggungjawab tanpa hak, hanya akan membuat kita kehilangan motif dan makna  -Keluaran 19:4-6.(NVDK)
Doa: Aku sadar ya Tuhan, kemerdekaanku atas dosa membawa implikasi aku harus hidup bertanggung jawab di hadapanMu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar