Ayat bacaan: 1 Timotius 6:10
============================
"Karena
akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah
beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka."
Seorang
jaksa yang terlibat kasus korupsi baru-baru ini menangis di persidangan
ketika tengah membacakan pledoi di hadapan majelis hakim Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi. Dia dituntut hukuman 15 tahun, tuntutan yang
membuatnya syok hingga tidak bisa makan dan tidur. Dia pun menangis
membayangkan bagaimana nasib istri dan anak-anaknya jika ia harus
dipenjara selama 15 tahun. Baginya hukuman 15 tahun itu sama saja dengan
hukuman mati bagi anak-anak, istri, orang tua dan mertuanya. "Bagaimana nasib kedua anak saya yang masih balita, dan yang akan lahir.."
katanya. Istri sang jaksa memang tengah hamil tua. Anehnya, walaupun
jelas-jelas terbukti korupsi, ia masih menganggap hukumannya tidak adil.
Lho, apakah ketika melakukan korupsi dia tidak memikirkan bahwa hal
tersebut tidaklah adil bagi masyarakat umum? Mendapatkan uang dengan
cara kotor kini membawa konsekuensi serius tidak saja bagi dirinya
sendiri, tapi bagi keluarganya. Vonis sudah dijatuhkan bagi dirinya,
yang ternyata lebih berat dari tuntutan diatas. Dia akhirnya mendapat
vonis 20 tahun penjara. Saya membayangkan keluarganya akan sulit hidup
normal sebagai keluarga koruptor. Bentuk hukuman dari penilaian
masyarakat dalam gerak gerik mereka sehari-hari akan sangat menyakitkan.
Ketika mungkin tadinya ia membayangkan bahwa uang yang ia peroleh dapat
membuat dia tertawa terbahak-bahak kini berubah menjadi syok, ratapan
kesedihan yang tak kunjung usai.
Harta kekayaan tentu menjadi
keinginan hampir semua orang. Saya rasa tidak akan ada yang mau hidup
miskin dan kekurangan. Orang bekerja keras agar mampu membiayai hidupnya
beserta keluarga dan meningkatkan taraf hidup mereka. Tapi rasa cinta
berlebihan terhadap uang akan membuat orang tergoda untuk mengambil
jalan pintas yang salah, lewat cara-cara jahat, penipuan, penggelapan,
suap dan sebagainya. Dan lihatlah akibatnya.
Berusaha untuk
mendapatkan penghasilan tidaklah salah jika dilakukan lewat cara-cara
benar atas hasil jerih payah kita. Banyak orang yang salah mengartikan
ayat bacaan hari ini sebagai larangan untuk mengumpulkan uang. Yang
menjadi akar kejahatan bukanlah "uang", tapi "cinta uang", menjadikan uang sebagai yang paling utama di dalam hidup. Hal ini sama artinya dengan menomor duakan Tuhan. Yesus mengatakan, "Tak
seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia
akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia
kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat
mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (dewa uang)." (Matius 6:24).
Selanjutnya kita lihat firman Tuhan mengenai orang yang memperkaya
dirinya dengan apa yang bukan menjadi haknya. "Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya..."(Habakuk
2:6). Kejahatan cinta uang, mencari keuntungan lewat jalan pintas dan
menguasai apa yang bukan menjadi hak adalah sebuah kejahatan serius di
mata Tuhan. Daud pun mengingatkan bahwa "lebih baik yang sedikit pada
orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik, sebab
lengan orang-orang fasik dipatahkan, tetapi TUHAN menopang orang-orang
benar." (Mazmur 37:16-17).
Tuhan adalah Allah yang peduli
pada kita, yang tidak akan membiarkan siapapun yang terus dekat padaNya
menderita sendirian. Tuhan Yesus pun menjabarkan dengan jelas dalam
Matius 6:25-34 bahwa kita tidak perlu khawatir akan kesusahan hidup,
karena Allah mengetahui segalanya yang kita butuhkan. Menggaruk uang
lewat jalan salah memang sepintas terlihat nikmat, korupsi memang bisa
mendatangkan kekayaan dengan instan, tapi semua itu adalah kejahatan di
mata Allah. Dengan alasan apapun, kita tidak dibenarkan untuk mengambil
jalan pintas demi mengumpulkan harta. Doakan setiap pekerjaan anda agar
diberkati Tuhan. Biarkan Tuhan bertahta di atas segala usaha anda,
tetaplah mengucap syukur dan jangan lupa kewajiban untuk membayar apa
yang menjadi hak Tuhan lewat persembahan persepuluhan, maka lihatlah
Tuhan mencukupkan segala sesuatu dalam hidup anda.
Bukan tawa bahagia, tapi ratapan tak kunjung akhir-lah yang dituai orang yang mengeruk keuntungan dengan cara kotor
GBU ALL...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar