MILIKI BELAS KASIHAN
Ayat Pokok: Matius 9:13a
Oleh: Pdt. Stefanus Hadi Prayitno, Malang
Ketika
suatu hari Yesus dan murid-murid duduk makan bersama para pemungut
cukai dan orang berdosa lainnya, orang-orang Farisi mempersoalkannya. “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”
Tetapi jawab Yesus, “... Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan...”
Belas Kasihan
Dalam bahasa Yunani, kata “belas kasihan” ialah “elios” atau “kane” dalam bahasa Ibrani, berarti hati yang penuh rasa iba.
Ketika malaikat Tuhan membawa Lot dan keluarganya keluar dari kota Sodom
dan Gomora, ia merasa telah memperoleh belas kasihan Allah – Kejadian
19:19. Belas kasihan Allah meluputkan Lot sekeluarga dari kebinasaan.
Yesus adalah Sosok yang penuh belas kasih. Sepanjang pelayananNya di
bumi, kitab Injil banyak menulis tentang bagaimana hati Yesus amat mudah
tergerak oleh belas kasihan. Melihat begitu banyak orang yang dengan
setia mengikut dan mendengarkan Dia selama tiga hari, hatiNya tergerak
oleh belas kasihan dan Ia memberi mereka makan sampai kenyang. Jumlah
mereka 4000 orang laki-laki saja – Matius 15:32-38.
Melihat seorang kusta yang datang, hatiNya pun tergerak oleh belas
kasihan, lalu menjamah dan menyembuhkan orang itu – Markus 1:41.
Tiga Gaya Hidup Orang Yang Berbelas Kasih
Di dalam Kristus Yesus ada: “... nasihat, ada penghiburan kasih, ada
persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan” – Filipi 2:1.
Demikianlah ‘belas kasihan’ harus menjadi salah satu ciri yang
membedakan anak-anak Tuhan dengan dunia! Mari, saya ingin kita belajar
dan memiliki hati yang penuh dengan belas kasihan.
Tiga gaya hidup orang yang memiliki belas kasihan:
1. Memiliki Iman & Beban Untuk Berdoa Bagi Orang Lain
Kita harus memiliki iman dan beban untuk berdoa bagi orang lain.
Contoh:
-> Perwira Kapernaum – Matius 8:5-8,10
Ia orang kafir, non-Yahudi, tetapi ia memiliki iman yang besar
serta terbeban untuk kesembuhan hambanya yang lumpuh!
Ia memohon bukan untuk diri, isteri atau anaknya, melainkan
untuk hambanya.
Kata “hamba” dalam bahasa Ibrani:
1. “Fais” = terpaksa menjadi hamba karena keadaan perekonomian;
2. “Dolos” = meski dalam status ekonomi yang cukup, namun rela
menyerahkan diri menjadi hamba. Persis seperti yang telah
dilakukan oleh Yesus.
Ia datang kepada Yesus dengan penuh iman: hambanya akan sembuh
jika Yesus mengucapkan sepatah kata saja! Luarbiasa! Yesus amat
heran dan berkata, “... sesungguhnya iman sebesar ini tidak
pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel...”
-> Abraham – Kejadian 18:16-33
Abraham terbeban untuk berdoa bagi Lot dan keluarganya yang
tinggal di Sodom. Enam kali ia berdoa dan tawar-menawar
dengan Allah. Berkat doa Abraham, Lot sekeluarga selamat!
2. Miliki Beban Untuk Bersaksi Bagi Keselamatan Orang lain
Amanat Agung ditinggalkan Yesus agar saudara dan saya pergi,
“jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus...” – Matius 28:19-20.
Jangan malu bersaksi, atau, Ia pun akan malu mengakui kita
– Lukas 9:26.
Contoh:
-> Perempuan Samaria – Yohanes 4:39
Setelah pertemuannya dengan Yesus di pinggir sumur Yakub dan
menjadi percaya, perempuan Samaria tidak tinggal diam. Ia pergi
dan langsung bersaksi kepada orang-orang sekampungnya. Alkitab
mencatat, “Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi
percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi:
"Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.”
3. Rela Tinggalkan Zona Nyaman
Yesus rela meninggalkan segalanya: mengosongkan diri, mengambil rupa
seorang hamba, menjadi sama dengan manusia, merendahkan diri, bahkan
taat sampai mati disalib – Filipi 2:6-8. Mengapa? Untuk menyelamatkan
saudara dan saya!
Contoh:
-> Musa – Ibrani 11:24-25
Setelah dewasa, karena iman, Musa menolak disebut sebagai anak
puteri Firaun. Ia lebih memilih hidup menderita bersama bangsanya.
“Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu” – Amsal 19:17. Upah bagi yang menaruh belas kasihan pada yang menderita: kebahagiaan – Amsal 14:21b. Itulah kebahagiaan yang sesungguhnya.
Allah menghendaki belas kasihan! Bukan persembahan! Tanpa kasih, semua
perbuatan baik saudara dan saya menjadi sia-sia dan samasekali tak
berarti. Sudahkah saudara memiliki belas kasihan? Apakah saudara
memiliki ketiga gaya hidup di atas? Sebagaimana Allah mengasihi dan
menaruh belas kasihan kepada kita, kiranya Roh Allah melimpahi setiap
saudara untuk berbelas kasihan kepada orang lain. Tuhan Yesus memberkati
saudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar