“Berserulah Simson kepada TUHAN,
katanya: "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku
kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga
kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin." Hak. 16:28
Hampir
semua gambar tentang Simson yang kita lihat melukiskan seorang yang
berbadan tegap berotot yang sedaang memukul orang Filistin dengan tulang
rahang keledai atau pun sedang mengangkat pintu gerbang yang berat.
Tetapi jika memang Simson berbadan besar berotot, mengapa musuhnya
berusaha mencari tahu rahasia kekuatannya? Simson sendiri tahu bahwa
kekuatannya berasal dari Tuhan.
Akhir hidup Simson mengingatkan kita bahwa ada konsekwensi dosa. Selama
sekitar dua puluh tahun Simson beranggapan bahwa ia dapat mengabaikan
kesalahan-kesalahan yang ia lakukan secara tersembunyi, tetapi ia salah.
Ia berpikir bahwa ia dapat terus melangkah dengan
kecerobohan-kecerobohan ‘kecil’ yang selalu dilakukannya. Tetapi
kenyataanya tidaklah demikian. Kita percaya bahwa suatu saat mungkin
kita bisa melupakan kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan. Tetapi
kesalahan-kesalahan itu yang justru tidak akan melupakan kita.
Dengan tenaganya yang terakhir, Simson memeluk tiang rumah berhala yang
ada di dekatnya. Dia sekarang buta, tetapi sebenarnya ia dapat ‘melihat’
lebih baik dibanding apa yang telah dilihatnya seumur hidupnya. Simson
mendengar bagaimana orang Filistin mengolok-olok Tuhan. Dalam situasi
tersebut Simson berdoa, “Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan
buatlah aku kuat sekali ini saja…” Pada akhirnya Simson menyadari
benar-benar bahwa kekuatan yang pernah dimilikinya bukan berasal dari
dirinya sendiri, melainkan dari Tuhan. Ia kemudian berkata, “Biarlah
kiranya aku mati…”
Melalui semua perkara besar yang pernah dialaminya, Simson akhirnya
mulai mengerti; ia menyerahkan seluruh hidupnya kepada kehendak dan
tujuan Allah baginya. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali.
Saudara, mungkin kita pernah melakukan banyak kesalahan. Tetapi tidak
pernah ada kata terlambat untuk membereskan kesalahan-kesalahan
tersebut, kemudian kita belajar darinya dan akhirnya melakukan hal
terbaik dengan apa yang kita miliki sekarang. Ingatlah bahwa selalu ada
kesempatan bagi kita untuk berubah, dan Tuhan pasti mendengarkan kita.
Doa: Terimakasih Tuha, Engkau berikan aku kesempatan untuk bertobat & berubah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar