Rani
sangat tidak puas ketika bulan ini Andi kembali menjadi juarapertama
lagi. Masalahnya dulu mereka diterima bekerja di bagian penjualan
bersama-sama. Mereka telah bekerja selama tujuh bulan. Tapi sejak empat
bulan yang lalu prestasi Andi tiba-tiba meningkat. Kini Andi telah empat
bulan berturut-turut menjadi juara karena hasil penjualannya paling
tinggi.
Sungguh,
Rani sangat kesal. Motivasinya menurun karena merasa tak mungkin
mengalahkan Andi. Untuk apa bersusah payah menjual kalau selalu Andi
yang menang? Ia kehilangan harapan. Ia merasa apapun yang dilakukannya
pasti gagal.
Iman juga merasa kesal melihat Andi menang terus. Ia merasa gagal. Iman lalu mencari apa penyebab keberhasilan Andi. Ia ingin
mempelajarinya.
Ternyata Andi bisa menelepon minimal dua puluh tujuh orang perhari,
sedangkan Iman hanya sempat menelepon dua belas orang. Catatan data
pelanggan yang dimiliki Andi sangat lengkap. Andi tahu kapan si A pulang
dari luar negeri, kapan si B tiba dikantor, dan sebagainya. Andi selalu
siap membantu setiap calon pelanggan meskipun mereka terkadang
merepotkan. Rupanya Andi sangat serius dalam bekerja. Ia tidak pernah
menyia-nyiakan waktu. Dari hasil analisanya, Iman mencoba memperbaiki
dirinya dalam bekerja.
Pelan tapi pasti, prestasi Iman mulai menunjukkan peningkatan. Iman memperoleh hasil dari usahanya.
Deffi yang bekerja di perusahaan lain juga memiliki prestasi penjualan yang bagus. Ia hampir selalu mencapai hasil tertinggi
setiap
bulan. Anehnya rekan-rekan kerjanya kurang menyukainya. Selidik punya
selidik, rupanya mereka melihat atasannya sangat menyukai Deffi. Jelas
dong, hasil penjualannya paling tinggi. Tapi semua rekan kerjanya
menjadi iri hati. Ketika Deffi akan
diangkat
menjadi supervisor, hampir semua orang menentang. Alasannya karena
mereka tidak menyukai Deffi. Tapi untunglah atasannya cukup bijaksana,
ia tetap mempromosikan Deffi, tapi ia juga menasehati Deffi untuk
membagikan ilmunya pada yang lain. Deffi dengan senang hati membagikan
semua yang diketahuinya.
Hasil perjuangan Setahun kemudian, Deffi dan rekan-rekannya menjadi tim penjualan yang paling berprestasi di perusahaan.
Sayangnya
Rani tidak dapat memetik manfaat dari keberhasilan Andi. Ia lupa bahwa
keberhasilan Andi yang gemilang dibangun dari perjuangannya tiap hari
yang tidak selalu mulus. Kadang-kadang gagal, kadang-kadang berhasil,
kadang-kadang kesal, kadang-kadang gembira. Bagi Andi, itulah hidup.
Yang penting baginya adalah tidak pernah berhenti belajar, baik dari
keberhasilan maupun dari kegagalan.
Paul
Galvin, pendiri Motorola, pernah mengatakan: " Jangan takut terhadap
kesalahan. Kebijaksanaan biasanya lahir dari kesalahan". Rani lupa bahwa
semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan.
Begitu juga Andi dan Iman. Bedanya hanyalah, Andi dan Iman memanfaatkan
kesalahan dan kegagalan itu untuk belajar menjadi lebih baik, sedangkan
Rani malah iri, kesal pada diri sendiri dan berhenti berusaha.
Ketika Elvis Presley mengadakan show Opry pertamanya pada 1954, Jim Denny, manajer Grand Ole Opry berkata padanya:
"Kamu
takkan berhasil menjadi penyanyi...Kamu harus kembali menjadi sopir
truk!" Apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu? Jim Denny bukan orang
bodoh. Ia manajer Grand Ole Opry. Ia berpengalaman. Ia ahli di bidang
musik. Tak mungkin ia salah menilai orang hingga separah itu.
Kemungkinan besar yang terjadi adalah penampilan Elvis Presley memang
buruk pada waktu itu. Untunglah Elvis tidak putus asa. Ia terus
berusaha untuk maju. Ia mencapai sukses bukan karena kebetulan, tapi
karena ia terus berusaha menjadi lebih baik.
Harris
ingin menjadi pemain tenis yang hebat seperti para idolanya. Setiap
kali melakukan kesalahan, ia mengatakan pada dirinya bahwa hal yang sama
pasti telah dialami juga oleh para bintang pemain tenis. Tak ada
manusia yang sempurna. Tidak ada
orang
yang tidak pernah gagal. Dari setiap kesalahan pukulan, kesalahan
langkah, dan sebagainya, lahirlah pengalaman yang sangat berharga.
Mereka belajar dari kesalahan. Dari bulan ke bulan permainan Harris
makin sempurna. Tak lama lagi ia akan maju ke tingkat Kabupaten.
Noni
berjualan aksesoris rambut di sebuah plaza. Ketika ia mulai berjualan,
ia memasang tulisan "Jepit Rambut. Rp10.000 dapat 7". Selama beberapa
hari tulisan itu dipasang tapi tak ada orang yang tertarik untuk
membelinya. Memasuki minggu ketiga ia mulai menganalisa apa yang harus
dilakukannya. Ia kemudian mengganti tulisan itu menjadi "Jepit Rambut.
Rp10.000 dapat 3". Betul! Segera ia memperoleh banyak pembeli. Rupanya
orang kurang tertarik mendapat tujuh jepit rambut karena terasa terlalu
banyak. Untuk apa membeli tujuh buah jepit rambut? Tapi untuk membeli
tiga buah jepit rambut, rupanya banyak orang merasa masih mau. Noni
belajar dari kesalahan dan kegagalannya sendiri.
Iman belajar dari kegagalannya sendiri dan keberhasilan orang lain. Keduanya memanfaatkan kesalahan dan kegagalan untuk
mencapai keberhasilan.
Never stop learning! You will succeed!
Gbu all..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar