Bacaan : Yohanes 6:1-14
Suatu
Minggu pagi, salju menyelimuti Colchester di Inggris. Semula John
Egglen berniat tinggal di rumah, sebab berjalan kaki hampir 10 kilometer
ke gereja dalam cuaca bersalju tidaklah mudah. Namun, tanggung jawab
sebagai diaken membuatnya berubah pikiran. Di gereja, hanya 12 jemaat
yang hadir dan satu jiwa baru -- seorang remaja 13 tahun. Pendeta tidak
bisa datang karena rumahnya tertimbun salju. Sebagian jemaat menyarankan
kebaktian ditiadakan. Namun, Egglen tetap mengadakan kebaktian. Karena
pendeta tidak hadir, Egglen pun berkhotbah. Khotbahnya begitu buruk,
sebab ia memang tak bertalenta di situ dan baru pertama kali berbicara
di depan banyak orang. Namun, setelah mendengar khotbah itu, remaja
tersebut menyerahkan diri kepada Tuhan.
Tahukah
Anda, siapa remaja itu? Charles Haddon Spurgeon! Seorang pengkhotbah
legendaris di Inggris. Andai Egglen memutuskan tinggal di rumah dan
meniadakan kebaktian, mungkin Inggris atau bahkan kekristenan takkan
pernah memiliki Spurgeon. Pada Minggu pagi yang dingin itu, Egglen
mencatat sejarah.
Sesungguhnya,
setiap hari kita punya kesempatan mencipta sejarah. Mungkin Anda
seorang guru Sekolah Minggu yang menghadapi murid-murid bandel. Namun,
tetaplah setia, sebab siapa tahu kelak seorang dari mereka akan dipakai
Tuhan dengan luar biasa. Ingat pula kisah Agustinus. Setiap hari --
selama 14 tahun -- ibunya berdoa bagi Agustinus hingga ia bertobat dan
mengguncang dunia dengan pelayanannya. Anak kecil dalam Yohanes 6 juga
adalah anak biasa, yang bahkan namanya tidak dikenal. Namun lewat
kemurahan hatinya, mukjizat Yesus tercatat dalam Alkitab -PK
SETIAP ADA KESEMPATAN, LAKUKANLAH YANG TERBAIK
MAKA KITA AKAN BERKESEMPATAN UNTUK MENCIPTA SEJARAH
GBU ALL..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar