
Ramah dan dengan iba kolonel menatap wajah si prajurit, yang menanti hukuman yang lebih berat dari sebelumnya; tetapi yang didengarnya ialah: “Kami telah mencoba segala cara dengan anda, dan sekarang kami memutuskan – mengampunimu!” Awalnya laki-laki itu diam membisu, namun kemudian tetesan air mata mengalir keluar dan ia mulai menangis seperti anak kecil. Dengan rendah hati ia berterimakasih kepada komandan, lalu pergi – tetap sebagai pembangkang, orang yang keras kepala seperti sebelumnya? Oh, tidak! Kasih telah memenangkannya! Orang yang menceritakan kisah ini, masih melihatnya untuk beberapa tahun ke depan, tetapi ia tetap berkelakuan baik.
Di sini kita memperoleh contoh sederhana dari cara, bagaimana Allah menangani orang-orang berdosa. Manusia berulang kali diuji, namun selalu gagal. Apa yang harus terjadi dengan mereka? Kasih Karunia sedang memanggil: “Pengampunan.” Tetapi Hukum berkata: “Tidak”, karena “upah dosa ialah maut”. Ibrani 9:22, “ …, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” Sebagai hukuman atas dosa, kematian pun mengikuti. Kasih dan Kemurahan Tuhan mencari penyelamatan bagi orang berdosa, tetapi Kebenaran-Nya – sama tak berkesudahan sebagaimana Anugerah-Nya – menuntut pelunasan/pemuasan. Roma 5:8, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”(nvdk)
Kita mengasihi DIA, karena DIA yang lebih dulu mengasihi kita!
GBU ALL...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar