“Karena iman ia diam di tanah
yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia
tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris
janji yang satu itu.” Ibrani 11:9
Abraham
meninggalkan Haran, kota kediaman keluarganya, menuju ke suatu tempat
yang belum diketahuinya hanya karena janji Tuhan bahwa tanah yang akan
ditujunya akan diberikan Tuhan menjadi milik pusaka keturunannya. Bahkan
di tempat yang asing tersebut, Abraham bertahan sekalipun harus melalui
banyak pengalaman yang tidak mengenakkan, karena ia mau supaya
keturunannya bisa mewarisi tanah Kanaan.
Tuhan memberikan kepada setiap orang kemampuan sebagai kelengkapan
untuk mencapai tujuan hidupnya. Pencapaian-pencapaian yang berhasil
diraih seseorang merupakan hasil dari pengembangan kemampuan yang
dilakukan dengan memfokuskannya pada tujuan yang ingin dicapai.
Kesuksesan yang diraih haruslah dapat dipertahankan, bahkan tetap
terjaga walaupun orang tersebut sudah tidak ada, sebagai warisan yang
berharga bagi generasi sesudahnya.
Banyak contoh orang-orang yang
sukses dengan warisan-warisan mereka yang bermanfaat yang dapat kita
lihat sampai hari ini. Kesuksesan mereka bisa dalam bidang politik,
ekonomi, pendidikan ataupun kerohanian dll. Kesuksesan biasanya dicapai
dengan usaha yang tidak kenal lelah dan penuh pengorbanan. Dalam Alkitab
kita bisa menemukan beberapa contoh orang yang meninggalkan warisan
yang berharga bagi generasi sesudah mereka.
Di zamannya, Daud
menaklukkan dan mengikat perjanjian dengan bangsa-bangsa di
sekelilingnya untuk memastikan bahwa kerajaan yang akan diwariskan
kepada penerusnya adalah suatu kerajaan yang kuat dan aman (2 Sam. 8).
Bahkan ia mengumpulkan banyak kekayaan yang nantinya akan digunakan
untuk pembangunan Bait Allah (2 Taw. 22). Ia juga mengatur pola
pelayanan yang harus dilakukan di dalam Bait Allah (2 Taw. 23-26).
Lois
adalah nenek dari Timotius. Iman yang dimilikinya ‘diwariskan’-nya
kepada anaknya, Eunike, dan diteruskan kepada cucunya, Timotius (2 Tim.
1:5-6). Timotius yang kemudian menjadi gembala di Efesus (1 Tim. 1:3),
pasti meninggalkan warisan iman itu juga kepada orang-orang percaya.
Manusia
dikenang oleh sesamanya bukan pada saat dia masih hidup, tetapi justru
pada saat dia sudah tidak ada lagi. Itu sebabnya, apa yang akan kita
wariskan kepada generasi yang akan datang harus dipersiapkan sekarang,
saat kita masih hidup! Sudahkah kita mempersiapkan warisan yang akan
kita tinggalkan untuk generasi sesudah kita? Tuhan memberkati.
Doa: Tuhan Yesus, aku mau hidup berkenan kepada-Mu. Agar orang diberkati karena melihat ketaatanku. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar