Sepasang pengantin merayakan pesta pernikahan mereka di sebuah restoran
mewah di Taipei. Sebagai
bonus, keduanya boleh minum bir dan wine
sepuasnya tanpa biaya tambahan. Mumpung gra-tis, Wu, si
pengantin pria,
menenggak minuman keras sebanyak-banyaknya. Sepulang dari pesta,
wajahnya mendadak
pucat. Segera Wu dilarikan ke rumah sakit. Jantungnya
tidak tahan menerima asupan alkohol begitu banyak.
Malam itu juga ia
meninggal. Pada hari pernikahannya.Kerakusan berbahaya. Nafsu rakus
muncul saat
orang
merasa berhak memperoleh lebih. Umat Israel telah
diberi Tuhan cukup makanan. Setiap pagi mereka
menerima mukjizat. Manna
tersedia di depan tenda. Tinggal dipungut dan dimasak. Namun, nafsu
rakus
membuat mereka tidak puas. Mereka menuntut lebih: minta diberi
daging. Tuhan murka, lalu menghukum
dengan menuruti kemauan mereka.
Dikirimnya burung-burung puyuh. Banyak sekali. Setiap orang
mengumpulkan
minimal 10 homer. Setara dengan 50 ember besar berisi daging puyuh!
Setelah diawetkan
dengan cara dikeringkan, daging itu malah jadi makanan
beracun yang mematikan.
Nafsu rakus muncul bukan cuma dalam
soal makan-minum, melainkan juga dalam soal harta, kuasa, seks,
pengetahuan, pengaruh, dan lain-lain. Gejalanya: kita merasa tidak puas
terhadap berkat Tuhan, lalu
menuntut lebih. Lalu segala cara pun kita
tempuh. Hati kita berbisik: "Ayo, ambil lebih banyak lagi. Kamu
bisa!"
Jika nafsu rakus itu akhirnya bisa tersalurkan karena ada kesempatan,
jangan buru-buru berkata: "Itu
berkat Tuhan!" Bisa jadi itu sebuah
hukuman!
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar