Minggu, 30 September 2012

RAKUS

Sepasang pengantin merayakan pesta pernikahan mereka di sebuah restoran mewah di Taipei. Sebagai

bonus, keduanya boleh minum bir dan wine sepuasnya tanpa biaya tambahan. Mumpung gra-tis, Wu, si

pengantin pria, menenggak minuman keras sebanyak-banyaknya. Sepulang dari pesta, wajahnya mendadak

pucat. Segera Wu dilarikan ke rumah sakit. Jantungnya tidak tahan menerima asupan alkohol begitu banyak.

Malam itu juga ia meninggal. Pada hari pernikahannya.Kerakusan berbahaya. Nafsu rakus muncul saat

orang

merasa berhak memperoleh lebih. Umat Israel telah diberi Tuhan cukup makanan. Setiap pagi mereka

menerima mukjizat. Manna tersedia di depan tenda. Tinggal dipungut dan dimasak. Namun, nafsu rakus

membuat mereka tidak puas. Mereka menuntut lebih: minta diberi daging. Tuhan murka, lalu menghukum

dengan menuruti kemauan mereka. Dikirimnya burung-burung puyuh. Banyak sekali. Setiap orang

mengumpulkan minimal 10 homer. Setara dengan 50 ember besar berisi daging puyuh! Setelah diawetkan

dengan cara dikeringkan, daging itu malah jadi makanan beracun yang mematikan.


Nafsu rakus muncul bukan cuma dalam soal makan-minum, melainkan juga dalam soal harta, kuasa, seks,

pengetahuan, pengaruh, dan lain-lain. Gejalanya: kita merasa tidak puas terhadap berkat Tuhan, lalu

menuntut lebih. Lalu segala cara pun kita tempuh. Hati kita berbisik: "Ayo, ambil lebih banyak lagi. Kamu

bisa!" Jika nafsu rakus itu akhirnya bisa tersalurkan karena ada kesempatan, jangan buru-buru berkata: "Itu

berkat Tuhan!" Bisa jadi itu sebuah hukuman!

Gbu all...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar