Ketika Anda merasa ingin menyerah, mulai merasa kasihan pada diri
sendiri, dan berkecil hati, berhenti dan renungkanlah apa yang Yesus
alami bagi Anda.
Renungkanlah serangan dan kritikan yang Ia alami.
Renungkanlah jika siksaan dan kekejaman yang Ia pikul adalah bukan untuk kepentingan-Nya, tapi untuk Anda.
Anda mungkin menghadapi beberapa tantangan yang sangat nyata dan menakutkan.
Tapi apa yang sesungguhnya sedang Anda alami adalah ujian keimanan.
Sangat mudah untuk percaya kepada Tuhan saat segala sesuatu sesuai dengan keinginan Anda.
Namun, sulit untuk percaya kepada-Nya ketika Anda kehilangan pekerjaan selama satu tahun atau lebih.
Sulit untuk percaya pada-Nya ketika Anda tidak tahu kemana harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan.
Sulit untuk percaya kepada Tuhan ketika seseorang yang Anda andalkan meninggalkan Anda.
Tetapi ini adalah ujian.
Apakah Anda akan bertahan?
Apakah Anda akan bertekun?
Apakah Anda akan sampai pada garis finish?
Apakah Anda akan disiplin?
Apakah Anda akan menyelesaikannya dengan baik?
Ujian apa yang sedang Anda hadapi sekarang?
Apakah Anda akan menyerah atau akan gigih berjuang?
Hal sulit apa yang telah Anda mulai dan harus diselesaikan?
Setahun
sebelum Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus, gereja disana
telah berkomitmen untuk memberi persembahan untuk membantu gereja di
Yerusalem.
Itu adalah masa sulit bagi gereja-gereja, tapi ternyata persembahan yang mereka janjikan, tidak kunjung diberikan.
Paulus
menulis dan mengingatkan mereka, yang intinya berpesan, "Selesaikan apa
yang kamu mulai setahun yang lalu... bawa proyek ini sampai selesai
sama antusiasnya seperti saat kamu memulainya. Berikan apapun yang kamu
bisa sesuai dengan apa yang ada padamu" (2 Korintus 8:10-11)
Gbu all...:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar