Sabtu, 05 Mei 2012

KARENA IMAN. . .

KARENA IMAN. . .
Ayat Pokok: Ibrani 11:24
Oleh: Pdt. Johannis Polke Suwuh, Seattle, USA


pdt_johannis_polke_suwuh.jpgKarena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun… Puji Tuhan!  Iman adalah sesuatu yang sangat penting.  “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” – Ibrani 11:1.
Seperti kita ketahui, perjalanan hidup Musa terbagi dalam tiga fase.  Ia melewatkan fase 40 tahun pertama hidupnya, bergelimang kemewahan dan kemapanan istana raja Firaun di Mesir.  Empat puluh tahun berikutnya dilakoninya sebagai pelarian di Midian.  Sampai akhirnya tiba waktunya Allah memanggil dan memakainya untuk membawa bangsanya keluar dari perhambaan di Mesir menuju tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madu.

IMAN ~> Sebuah Proses
Sebagaimana sebuah proses panjang dan berliku dibutuhkan bagi seorang bayi untuk bertumbuh menjadi dewasa, demikian pula dengan Iman.  Sekedar percaya dan beriman saja tidak cukup!  Iman harus bertumbuh, terus bertumbuh sampai mencapai kedewasaan penuh!
Perjalanan hidup Musa menggambarkan proses iman yang hidup dan bertumbuh.  Iman yang tak kandas meski badai menerpa silih berganti.
Ketika berusaha membela saudara sebangsanya yang tengah dianiaya orang Mesir, Alkitab mencatat, “Ia [Musa] menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir” – Keluaran 2:12.  Sikapnya yang “menoleh ke sana sini” – menunjukkan Musa memperhitungkan untung rugi, sebelum bertindak membela saudaranya.  Saat itu, tak terbayangkan apa jadinya jika ada yang melihat perbuatannya.  Tentu ia akan dihukum dan diusir dari istana raja!
Namun kemudian kita melihat pertumbuhan iman Musa dalam paruh kedua perjalanan hidupnya, sampai akhirnya ia siap menerima panggilan Tuhan untuk membawa bangsanya ke luar dari Mesir.  Bahkan kelimpahan harta, kuasa, dan pendidikan tinggi yang dikecapnya di Mesir, tak mampu menggoyahkan iman seorang Musa.  “Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun.”

Ciri Kedewasaan Iman
Ciri kedewasaan iman, antara lain:
1. Berani Meninggalkan Segala Sesuatu
Paulus berkata, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.  Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” – Filipi 3:7-8.  
Apa yang menjadi kebanggaan, yang berat saudara tinggalkan dan lupakan?  Harta?  Jabatan?  Pangkat?

2. Membawa Orang Pada Keselamatan
Perempuan yang dicap bermoral bejat, datang ke sumur Yakub pada tengah hari untuk menghindari pertemuan dengan orang lain.  Tapi perjumpaannya dengan Tuhan siang itu mengubah segalanya.  Alkitab mencatat, “Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat" – Yohanes 4:1-42.
Musa begitu mengasihi bangsanya, hingga satu ketika ia berani bertukar tempat demi keselamatan umat yang dipimpinnya.  “Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu--dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis” – Keluaran 32:32.
Saudara diselamatkan karena kesaksian orang lain.  Apa yang telah saudara lakukan setelah berjumpa dengan Sang Juruselamat?  Amanat Agung Tuhan: “… pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” – Matius 28:19.

3. Ibadah Yang Sesungguhnya
Mikha 6:6-8 memberi gambaran ibadah macam apa yang baik dan berkenan.  “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik.  Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"
Mari bertumbuh dalam iman.  Terus bertumbuh sampai mencapai kedewasaan penuh.  Surga nan indah dan kekal menanti saudara dan saya di ujung perjalanan.  Puji Tuhan!  Tuhan Yesus memberkati saudara!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar