Minggu, 22 Mei 2011

Embun bagi bunga bakung

“Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar.” Hosea 14:6

Ada sebuah nyanyian rohani yang liriknya kira-kira begini: “Kupercaya mujizat, kulihat yang telah bebas. Sungguh ajaib diubahkan yang ditebus Tuhan. Bunga bakung yang berkembang di padang yang gersang. Kumendapat mujizat, sebab percaya Allah.” Bila sebatang pohon bunga jenis perdu seperti bunga bakung dapat bertahan hidup bahkan berkembang (mengeluarkan bunga) di padang gurun yang gersang, adalah merupakan mujizat besar. Tantangan hidup bagi sebatang pohon bunga bakung di tengah padang gurun yang gersang bukanlah hal yang mudah. Pada siang hari suhu panas di padang gurun diatas empat puluh derajat Celsius, sedangkan di malam suhu bisa anjlok dibawah nol derajat. Di sisi lain, untuk mendapatkan setetes air bagi pohon bunga bakung, adalah hal yang mustahil. Kesimpulannya, kesempatan hidup bagi bunga bakung di padang gurun adalah suatu kemustahilan.
Demikianlah tantangan yang dihadapi orang percaya di tengah dunia keras dan jahat ini. Secara logika, bukanlah hal yang mudah bagi orang percaya untuk hidup benar sesuai dengan firman Allah di tengah dunia yang kasar, kotor, jahat dan tidak ada kebenaran. Seperti bunga bakung dapat bertahan hidup di tengah padang gurun yang gersang, demikian dengan orang percaya di tengah dunia yang jahat ini. Dunia tidak menjanjikan hidup, karena ekonomi, keuangan, sosial, politik dan keamanan; panas dan dingin seperti suhu di padang gurun. Tetapi orang percaya sanggup bertahan hidup bahkan berbunga seperti bunga bakung, karena Tuhan yang memberi hidup seperti embun kepada bunga bakung, Amin! (JSM)
Doa: Engkaulah yang memegang hidupku. Dalam pemeliharaanMu yang ajaib aku hidup dalam dunia ini. Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar