Benarkah
bahwa kita tak pernah terlalu tua untuk memulai karir baru atau membuat
perubahan dramatis dalam kehidupan kita? Bagaimana jika kita berusia 72
atau bahkan 82 tahun? Apakah seusia itu kita terlambat untuk
mempelajari bahasa baru? Ah, tidak juga. Dua ratus tahun lalu negarawan
Roma, Cato, mempelajari bahasa Yunani pada usia 80 tahun. Bisakah kita
lebih kreatif di usia itu? Bagaimana dengan Goethe? Mahakaryanya,
‘Faust’ belum sempurna hingga ia berusia 80 tahun. Dan Michelangelo
berusia 71 tahuh ketika ia melukis Kapel Sistine.
Butuh
contoh lebih banyak? Luigi Cornaro, seorang terpelajar dari Venesia,
mulai menulis geriatrik pada usia 83 tahun. Risalah klasiknya ‘The Joys
of Old Age’ ditulis [ada tahun 1562 ketika ia berusia 95 tahun! Di era
modern, seorang filosof besar, ahli matematik, dan pecinta perdamaian,
Bertrand Russell, berpartisipasi dan ditahan dalam sebuah demonsttasi
anti nuklir ketika ia berusia 89 tahun. Dan tentu saja kita tak bisa
melupakan Nenek Moses, yang mulai melukis di usia 80. Tahukan anda bahwa
sekitar 25% lukisannya yaitu sebanyak 1,500 lukisan dibuatnya setelah
ia berusia 100 tahun? Kemudian ada Henry Little, seorang Presiden
Direktur dari The Institution for Savings di Newburyport, Massachusetts,
memutuskan untuk pensiun sehingga orang yang lebih muda bisa mengambil
alih. Tuan Little pensiun ketika ia berusia 102 tahun! Orang lebih muda
yang ia maksud ternyata berusia 83 tahun.
Sedikit Pelajaran
Apa
yang bisa kita pelajari dari contoh-contoh di atas? Mereka semua sangat
berhasrat tinggi dalam melakukan apa yang meraka kerjakan. Hasrat atau
passion adalah sumber energi dan membuat seseorang tetap awet muda,
sebagaimana yang ditulis Benjamin Franklin,
“Mereka
dengan cinta mendalam tak pernah tua, mungkin saja mereka meninggal
karena usia tua, tapi sesungguhnya mereka mati muda.”
Mereka
juga menyadari, bahwa lebih baik menjadi 70 tahun lebih muda daripada
berusia 40 tahun, sehingga mereka tidak membiarkan usia menghambat
mereka untuk mengejar mimpi. Mereka memahami bahwa tak ada kata
terlambat untuk mulai mengerjakan sesuatu, dan saat ini lah waktu untuk
bertindak. Tidak seperti King Richard II, mereka tidak pernah berkeluh
kesah,
“Aku menyia-nyiakan waktu, dan sekarang waktu lah yang menyia-nyiakan aku”
Pelajaran
lain yaitu ketika peluang muncul, mereka terjun ke dalamnya. Memang,
pasti ada resiko di dalamnya, tapi mengapa kita takut akan kehidupan?
Kematian, mungkin, tapi tidak dengan kehidupan. Rita Coolidge menyadari
pentingnya hal ini ketika ia berkata,
“Terlalu
sering peluang datang mengetuk, tapi saat kita melepas rantai, melepas
gembok, membuka kunci dan mematikan alarm pencuri, saat itu sudah
terlambat.”
Satu
hal, bahwa obat mujarab untuk tetap awet muda adalah pengalaman dan
pengetahuan baru yang kita dapat setiap hari. Rupanya Henry Ford
merasakan hal serupa, ketika ia berkata,
“Siapapun
yang berhenti belajar adalah kaum tua, tak peduli terjadi di usia 20
atau 80. Siapapun yang tetap belajar tidak cuma awet muda tapi tetap
bernilai, tanpa memperhatikan kapasitas fisiknya.”
Pada akhirnya, ada pepatah yang patut dipertimbangkan,
“Ketika
kau lihat orang tua yang ramah tamah, berwatak halus, mantap, berisi,
dan mempunyai selera humor yang baik, yakinlah bahwa kemudaan, kemurah
hatian, dan kesabaranlah yang mereka miliki. Pada akhirnya mereka tidak
meratapi masa lalu, juga tidak takut pada masa depan; mereka seperti
waktu malam di ujung hari yang menyenangkan.”
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar