Janganlah
desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau;
sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana
engkau bermalam, di situ jugalah aku ermalam: bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku (Rut 1:16)
"Ada uang abang disayang, tidak ada
uang abang ditendang." Inilah sebuah ungkapan yang menyatakan
ketidaksetiaan. Tak mudah memang untuk setia, apalagi jika kesetiaan
tidak hanya untuk diucapkan, tetapi perlu dibuktikan.
Ada
tiga penguji kesetiaan. Pertama, waktu. Seberapa lama kita bisa setia?
Kedua, jarak. Kita bisa setia saat dekat, tetapi bagaimana jika kita
terpisah jauh? Ketiga, keadaan. Kalau lagi senang kita akan setia,
tetapi bagaimana jika dalam keadaan yang sulit?
Rut
adalah seorang yang setia. Waktu Naomi dan keluarganya baru datang ke
Moab, mereka adalah keluarga yang memiliki harta. Jadi, boleh dikatakan
Rut menikah dengan anak dari keluarga yang lumayan berada-Alkitab tidak
menyebut berapa banyak kekayaan Naomi, tetapi ada pernyataan bahwa Naomi
"pergi dengan tangan penuh" (1:21). Akan tetapi, setelah Elimelekh dan
kedua anaknya meninggal dunia, Naomi jatuh miskin "tetapi dengan tangan
kosong Tuhan memulangkan aku". Di sinilah kesetiaan Rut diuji dan ia
berhasil. Rut tidak meninggalkan Naomi dalam "kekosongannya".
Mudah
sekali untuk setia kepada orang yang banyak harta benda dan tinggi
kedudukan. Sebaliknya, sulit sekali untuk setia kepada orang yang sedang
jatuh atau tidak punya apa-apa lagi. Rut bisa tetap setia karena dasar
kesetiaannya adalah kasih, bukan harta. Oleh sebab itu, jikalau kita mau
menjadi orang yang setia, baik kepada istri atau suami, pelayanan,
bahkan kepada Tuhan, kita harus mengubah dasar kesetiaan kita. Biarlah
kasih yang selalu menjadi alasan mengapa kita setia -RY
JANGAN BIARKAN KESETIAAN KITA DITENTUKAN OLEH HARTA TETAPI TENTUKANLAH KESETIAAN KITA OLEH KASIH
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar